Analisis ekspor minyak kelapa sawit di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pertanian (agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

Analisis impor Indonesia dari Cina

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

Analisis cadangan devisa Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

Analisis ekspor karet dan pengaruhnya terhadap PDRB di Provinsi Jambi

BAB I PENDAHULUAN. sawit, serta banyak digunakan untuk konsumsi makanan maupun non-makanan.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengaruh kurs dan harga ekspor terhadap daya saing ekspor komoditas unggulan Provinsi Jambi

I. PENDAHULUAN. (BPS 2012), dari pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman. bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan dan perikanan.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Harga CPO Fob MDEX Malaysia ( )

Ekspor kopi Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa)

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia

BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA

1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI PROVINSI DKI JAKARTA Tahun

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB 5 ANALISA MODEL PERSAMAAN REKURSIF FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN EKSPOR CPO INDONESIA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen

BAB V PENUTUP. sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

TANTANGAN KEBIJAKAN KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK MINYAK KELAPA SAWIT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling

1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan beberapa temuan dalam penelitian ini, peneliti mengambil. kesimpulan yaitu

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki potensi alamiah yang berperan positif dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara adalah perdagangan internasional. Perdagangan internasional

Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun (juta rupiah)

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB XI UJI HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

Lampiran 1. Data Regresi. 71 Universitas Sumatera Utara

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

PERNYATAAN ORISINALITAS...

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.

Analisis pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pembangunan di Wilayah Sumatera

BAB V PENUTUP. singkat yang didapat dari hasil penelitian. Saran dibuat berdasarkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data pada bab IV didepan, maka pada bab lima

I. PENDAHULUAN. diarahkan pada berkembangnya pertanian yang maju, efisien dan tangguh.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

Surat Keterangan Perubahan Judul

BAB V PENUTUP. terhadap variabel Y (PAD) Kabupaten Kapuas Hulu. signifikan terhadap variabel Y (PAD) Kabupaten Kapuas Hulu.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bertambah seiring dengan peningkatan pembangunan, untuk itu ekspor harus

Harga Minyak Mentah Dunia 1. PENDAHULUAN

DAFTAR PUSTAKA. Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Industri UKM Terhadap Pertumbuhan Sektor Industri di Kabupaten Bantul Tahun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab V. Penutup. 5.1 Kesimpulan

Determinan Ekspor CPO Indonesia. Ratih Rosita, Haryadi, Amril Program Magister Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN BANK UMUM DI RIAU

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sektor pertanian, dan sektor pariwisata. Sektor tersebut cukup memberikan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

LAMPIRAN 1. Total Fertility Rate (TFR) Provinsi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

LINGKUNGAN BISNIS PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

ANALISIS KINERJA EKSPOR 5 KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN INDONESIA TAHUN

Pusat Statistik. Adapun data yang telah di olah terdapat terdapat pada tabel 6.1

ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA BARAT TAHUN Oleh: Ira Fitrotus Syariyah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Produksi CPO di Indonesia

(Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Deskriptif Rata-rata Standar Deviasi

BAB V PENUTUP. Konvergensi antar Provinsi di Indonesia adalah sebagai berikut:

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

Produktivitas Padi, Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Deli Serdang,

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BARANG KONSUMSI DI INDONESIA

Transkripsi:

Analisis ekspor minyak kelapa sawit di Indonesia Ega Ewaldo Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) perkembangan nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia tahun 2000-2013; 2) pengaruh harga ekspor, nilai tukar dan produksi terhadap nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia tahun 2000-2013. Analisis digunakan secara deskriptif serta alat analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menemukan bahwa: 1) Rata-rata perkembangan nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia selama periode Tahun 2000 2013 adalah sebesar 30,81 persen pertahunnya; 2) Secara simultan, harga ekspor, kurs dan produksi minyak kelapa sawit berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspornya. Meskipun demikian, secara parsial kurs tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Keywords: Minyak sawit mentah, nilai ekspor, harga ekspor, nilai tukar PENDAHULUAN Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dan jasa dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain melalui prosedur dan tata cara yang ditetapkan pemerintah. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah impor. Pengutamaan Ekspor bagi Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1983. Sejak saat itu, ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi industrialisasi dari penekanan pada industri substitusi impor ke industri promosi ekspor. Konsumen dalam negeri membeli barang impor atau konsumen luar negeri membeli barang domestik, menjadi sesuatu yang sangat lazim. Persaingan sangat tajam antar berbagai produk. Selain harga, kualitas atau mutu barang menjadi faktor penentu daya saing suatu produk. Salah satu sektor penyumbang ekspor terbesar Indonesia berasal dari sektor pertanian subsektor perkebunan yaitu minyak kelapa sawit. Industri minyak kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis sektor pertanian ( agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand. Hasilnya biasa digunakan sebagai bahan dasar industri lainnya seperti industri makanan, industri kosmetika, dan industri sabun. Prospek perkembangan industri kelapa sawit saat ini sangat pesat, karena terjadi peningkatan jumlah produksi kelapa sawit seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat. Perkebunan industri minyak kelapa sawit menyerap lebih dari 4,5 juta petani dan tenaga kerja serta menyumbang sekitar 4,5 persen dari total nilai ekspor nasional (Suharto, 2007). Hal ini telah menjadikan Indonesia sebagai negara pengekspor Crude Palm Oil (CPO) terbesar di dunia. Tentu saja pencapaian ini berkat dukungan ketersediaan lahan, tenaga kerja yang murah, dan 10

pertumbuhan permintaan dunia atas pasokan CPO, terutama untuk memenuhi bahan baku energi alternatif (biodiesel). Industri/perkebunan minyak kelapa sawit sebagai salah satu sektor unggulan Indonesia memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap ekspor nonmigas nasional dan setiap tahun cenderung terus mengalami peningkatan (Tryfino, 2006). Ekspor CPO Indonesia setiap tahunnya juga menunjukkan tren meningkat dengan rata-rata peningkatan adalah 12,97 persen (Tryfino, 2006). Walaupun pemerintah menerapkan tarif pungutan ekspor/pajak ekspor (PE) dan pengenaan kuota untuk komoditas minyak kelapa sawit mentah untuk mendorong industri hilir, namun sejauh ini sawit tetap menjadi primadona di industri perkebunan, disamping isu kartel yang dihembuskan beberapa negara, rencana pembatasan lahan untuk holding company, kenaikan harga patokan ekspor (HPE) hingga soal pabrik pengolahan tanpa kebun. Minyak kelapa sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia. Minyak yang murah, mudah diproduksi dan sangat stabil ini digunakan untuk berbagai variasi makanan, kosmetik, produk kebersihan, dan juga bisa digunakan sebagai sumber biofuel atau biodiesel. Kebanyakan minyak kelapa sawit diproduksi di Asia, Afrika dan Amerika Selatan karena pohon sawit membutuhkan suhu hangat, sinar matahari, dan curah hujan tinggi untuk memaksimalkan produksinya. Efek samping yang negatif dari produksi minyak sawit, selain dampaknya kepada kesehatan manusia karena mengandung kadar lemak yang tinggi adalah fakta bahwa bisnis minyak kelapa sawit menjadi sebab kunci dari penggundulan hutan di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia. Indonesia adalah penghasil gas emisi rumah kaca terbesar setelah Cina dan Amerika Serikat. Produksi minyak kelapa sawit dunia didominasi oleh Indonesia dan Malaysia. Kedua negara ini secara total menghasilkan sekitar 85-90% dari total produksi minyak sawit dunia. Pada saat ini, Indonesia adalah produsen dan eksportir minyak sawit yang terbesar di seluruh dunia. Dalam jangka panjang, permintaan dunia akan minyak sawit menunjukkan kecenderungan meningkat sejalan dengan jumlah populasi dunia yang bertumbuh dan karenanya meningkatkan konsumsi produk-produk dengan bahan baku minyak kelapa sawit. Tabel 1. Ekspektasi produksi minyak kelapa sawit 2014 No. Negara Produksi (metric ton) 1. Indonesia 33,500,000 2. Malaysia 20,350,000 3. Thailand 2,250,000 4. Kolombia 1,025,000 5. Nigeria 930,000 Sumber: United States Department of Agriculture Hanya beberapa industri di Indonesia yang menunjukkan perkembangan secepat industri minyak kelapa sawit dalam 15 tahun terakhir. Pertumbuhan ini tampak dalam jumlah produksi dan ekspor dari Indonesia dan juga pertumbuhan luas area perkebunan kelapa sawit. Didorong oleh permintaan global yang terus meningkat dan untung yang juga naik, budidaya kelapa sawit telah ditingkatkan secara signifikan baik oleh petani kecil maupun para pengusaha besar di Indonesia (dengan imbas negatif pada lingkungan hidup dan penurunan jumlah produksi hasil-hasil pertanian lain karena banyak petani beralih ke budidaya kelapa sawit). 11

Sebagian besar produksi minyak kelapa sawit Indonesia diekspor (lihat di tabel di bawah). Negara-negara tujuan ekspor yang paling penting adalah Republik Rakyat Tionghoa, India, Malaysia, Singapura, dan Belanda. Tabel 2. Produksi dan ekspor minyak kelapa sawit Indonesia: Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Produksi 16,8 19,2 19,4 21,8 23,5 26,5 27,0 31,0 Ekspor n.a 14,2 15,5 15,6 16,5 18,1 21,2 20,0 (juta ton metric) Ekspor (USD milyar) n.a 15,6 10,0 16,4 20,2 21,6 19,0 18,4 Sumber: Food and Agriculture Organization of the United Nations, Indonesian Palm Oil Producers Association (Gapki) and Indonesian Ministry of Agriculture Industri perkebunan dan pengolahan kelapa sawit adalah industri kunci bagi perekonomian Indonesia. Ekspor minyak kelapa sawit adalah penghasil devisa yang penting dan industri ini memberikan kesempatan kerja bagi jutaan orang Indonesia. Hampir 70% perkebunan kelapa sawit terletak di Sumatra, tempat industri ini dimulai sejak masa kolonial Belanda. Sebagian besar dari sisanya - sekitar 30% - berada di pulau Kalimantan. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) perkembangan nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia tahun 2000-2013; 2) pengaruh harga ekspor, nilai tukar dan produksi terhadap nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia tahun 2000-2013. METODE Jenis dan sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series (runtun waktu) dari tahun 2000-2013 berupa: nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia, harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika dan volume produksi minyak kelapa sawit Indonesia Adapun sumber data diperoleh berasal dari berbagai instansi-instansi dan sumber lain yang berkaitan, diantaranya: Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia (BI), Kementerian Pertanian Analisis data Metode Deskriptif digunakan untuk membuat gambaran secara sistematis dan faktual mengenai gambaran perkembangan dari setiap variabel di dalam penelitian yaitu harga ekspor, nilai tukar dan volume produksi minyak kelapa sawit terhadap pertumbuhan nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia. Selanjutnya analisis regresi digunakan untuk menganalisis pengaruh harga ekspor, nilai tukar dan volume produksi terhadap total nilai ekspor minyak kelapa sawit dengan persamaan sebagai berikut: logy = β 0 + β 1 logx 1 + β 2 logx 2 + β 3 logx 3 Dimana : Y = Total nilai Ekspor minyak kelapa sawit X 1 = Harga Ekspor minyak kelapa sawit X 2 = Nilai Tukar X 3 = Volume Produksi minyak kelapa sawit Indonesia 12

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia Tabel 3 memberikan perkembangan nilai ekspor minyak kelapa sawit di Indonesia selama periode Tahun 2001 2013. Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa dari tahun 2000 ke tahun 2001 mengalami peningkatan sebesar 0.24% dari U$1.078.300 pada tahun 2000 menjadi U$1.080.900 pada tahun 2001. Perkembangan nilai ekspor minyak kelapa sawit terus meningkat, masing-masing sebesar 93.76% pada tahun 2002, pada tahun 2003 meningkat 17.20%, pada tahun 2004 meningkat 40.22%, pada tahun 2005 meningkat 9.14%, pada tahun 2006 meningkat 28.26%, tahun 2007 meningkat 63.32%, tahun 2008 meningkat 57.28%. Setelah itu perkembangan nilai ekspor Minyak Kelapa Sawit mengalami penurunan pada tahun 2009 sebesar -16.23%, kemudian meningkat kembali pada tahun 2010 dan 2011 masing-masing sebesar 28.16% dan 1.98%. Pada tahun 2013 perkembangan nilai ekspor Minyak Kelapa Sawit berakhir dengan penurunan sebesar -10.02%. Tabel 3. Perkembangan nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia Tahun Nilai Ekspor CPO Perkembangan (US$) (%) 2000 1.078.300-2001 1.080.900 0.24 2002 2.094.400 93.76 2003 2.454.600 17.20 2004 3.441.800 40.22 2005 3.756.300 9.14 2006 4.817.800 28.26 2007 7.868.600 63.32 2008 12.375.600 57.28 2009 10.367.600-16.23 2010 13.469.000 29.91 2011 17.261.200 28.16 2012 17.602.200 1.98 2013 15.838.900-10.02 Rata-rata 30.81 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Pengaruh harga, nilai tukar dan produksi terhadap nilai ekspor minyak kelapa sawit di Indonesia Estimasi model pengaruh harga, nilai tukar dan produksi terhadap nilai ekspor minyak kelapa sawit di Indonesia diberikan pada Tabel 4. Dari hasil estimasi didapatkan nilai F-hitung sebesar 149,04 dengan probabilita 0.0000. Dapat disimpulkan bahwa harga ekspor minyak kelapa sawit, nilai tukar dan produksi minyak kelapa sawit Indonesia secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap volume impor gandum Indonesia. Koefisien Determinasi (R²) sebesar 0,978125 artinya kontribusi harga ekspor, nilai tukar, dan produksi minyak kelapa sawit terhadap nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia sebesar 97 persen. Sementara sisanya 3 persen di pengaruhi oleh variabelvariabel yang tidak termasuk dalam penelitian ini. 13

Tabel 4. Hasil estimasi regresi Dependent Variable: Log Y Method: Least Squares Sample: 2000 2013 Included observations: 14 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. Log X1 0.640336 0.263207 2.432822 0.0353 Log X2-0.728916 0.528927-1.378103 0.1982 Log X3 1.629744 0.272392 5.983087 0.0001 C -13.24708 4.565172-2.901771 0.0158 R-squared 0.978125 Mean dependent var 15.52446 Adjusted R-squared 0.971563 S.D. dependent var 1.000572 S.E. of regression 0.168730 Akaike info criterion -0.486076 Sum squared resid 0.284699 Schwarz criterion -0.303488 Log likelihood 7.402529 Hannan-Quinn criter. -0.502977 F-statistic 149.0486 Durbin-Watson stat 1.521581 Prob(F-statistic) 0.000000 Selanjutnya interpretasi terhadap masing-masing variabel dalam persamaan diberikan sebagai berikut: 1. Variabel X1 ( Harga Ekspor Minyak Kelapa Sawit ) T-hitung sebesar 2,432822 dengan probabilita 0,0353 (< α=0,05) menunjukkan berpengaruh signifikan positif terhadap nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia. Dengan koefisien regresi sebesar 0,64, menunjukkan bahwa jika variabel lain dianggap tetap, maka peningkatan harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia sebesar 1 persen menyebabkan peningkatan nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia sebesar 0,64 persen. 2. Variabel X2 ( Nilai Tukar ) T-hitung sebesar -1,378103 dengan probabilita 0,1982 (> α=0,1) menunjukkan bahwa nilai tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia. 3. Variabel X3 ( Produksi Minyak Kelapa Sawit ) T-hitung sebesar 5,983087 dengan probabilita 0,0001 (< α=0,01) menunjukkan bahwa produksi minyak kelapa sawit Indonesia berpengaruh signifikan positif terhadap nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia. Dengan koefisien regresi sebesar 1,62, menunjukkan bahwa jika variabel lain dianggap tetap, maka peningkatan produksi minyak kelapa sawit Indonesia sebesar 1 persen maka akan menyebabkan peningkatan nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia sebesar 1,62 persen. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Rata-rata perkembangan nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia selama periode Tahun 2000 2013 adalah sebesar 30,81 persen pertahunnya. 2. Secara simultan, harga ekspor, kurs dan produksi minyak kelapa sawit berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspornya. Meskipun demikian, secara parsial kurs tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. 14

Saran Pemerintah melalui berbagai kebijakannya hendaknya dapat menjaga kestabilan harga serta berupaya selalu meningkatkan kualitas serta kuantitas ekspor minyak kelapa sawit. DAFTAR PUSTAKA REFERENCES Agustin, Sinta Dwi. 2010. Ekspor Kopi Indonesia dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya selama periode 1998-2008. Skipsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. UNJA Amir. 2004. Seluk Beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri. PPM. Jakarta Badan Pusat Statistik Indonesia. Ekspor-Impor Bank Indonesia. Nilai Tukar Rupiah terhadap US$ Dollar. Beberapa Edisi Dumairy. 2004. Perekonomian Indonesia. Jakarta Anonim. 2009. http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/05/makalah-ekspor-imporindonesia.html Anonim. 2013. http://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/minyaksawit/item166 Kementerian Pertanian. Jakarta. www.pertanian.go.id Norzeha, Asep. 2013. Analisis Ekspor Industri Kayu Olahan di Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. UNJA Nurjanah, R. 2011. Dampak penghapusan subsidi ekspor pertanian oleh negara maju terhadap keragaman perekonomian negara berkembang. Jurnal Paradigma Ekonomika; 1(3) Rosita,R; Haryadi,H; Amril,A. (2014). Determinan ekspor CPO Indonesia. Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah; 1(4). Samuelson, Paul D dan Nordhaus, William D. 1992. Ekonomi. Edisi 12. Diterjemahkan oleh : Khalid, AQ. Erlangga : Jakarta. Rosita Ratih, Haryadi, Amril. 2014. Determinan Ekspor CPO Indonesia. Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah. Vol. 1, No. 4. Program Magister Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Sukirno, Sadono. 2011. Makroeonomi Teori Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers Tan, Syamsurijal. 1990. Essensi Ekonomi Internasional. Jakarta : Ghallia Indonesia Tan, Syamsurijal. 2013. Ekonomi Internasional. Jambi : Citra Prathama Tan,Syamsurijal. 2014. Perdagangan Internasional (Teori Dan Beberapa Aplikasinya). CV. Bukit Mas. Jambi 15