RANCANGAN RIGID PAVEMENT UNTUK OVERLAY JALAN DENGAN METODE BETON MENERUS DENGAN TULANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. cara membandingkan hasil perhitungan manual dengan hasil perhitungan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. : 1 jalur, 2 arah, 2 lajur, tak terbagi

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Data yang digunakan untuk analisa tugas akhir ini diperoleh dari PT. Wijaya

BAB IV ANALISA KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN BETON. genangan air laut karena pasang dengan ketinggian sekitar 30 cm. Hal ini mungkin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkerasan kaku (rigid pavement) atau perkerasan beton semen adalah perkerasan

BAB 3 METODOLOGI. a. Peninjauan pustaka yang akan digunakan sebagai acuan penulisan dan

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

KOMPARASI HASIL PERENCANAAN RIGID PAVEMENT MENGGUNAKAN METODE AASHTO '93 DAN METODE Pd T PADA RUAS JALAN W. J. LALAMENTIK KOTA KUPANG

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU PADA RUAS JALAN LINGKAR MAJALAYA MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA 2002

SEMINAR NASIONAL HAKI Tiara Convention Hall, Medan Mei 2014

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. dalam perencanaan jalan, perlu dipertimbangkan beberapa faktor yang dapat

Dwi Sulistyo 1 Jenni Kusumaningrum 2

PERENCANAAN JALAN RING ROAD BARAT PEREMPATAN CILACAP DENGAN MENGGUNAKAN BETON

Perencanaan perkerasan jalan beton semen

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga memberikan kenyamanan kepada pengemudi selama masa pelayanan

Analisis Desain Perkerasan Kaku Berdasarkan AASHTO Rigid Pavement ARI SURYAWAN (hal. 213)

Pd T Perencanaan perkerasan jalan beton semen

PERENCANAAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA RUAS JALAN BATAS KOTA PADANG SIMPANG HARU

Perkerasan kaku Beton semen

PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA PROYEK PELEBARAN GERBANG TOL BELMERA RUAS TANJUNG MULIA DAN BANDAR SELAMAT-MEDAN LAPORAN

BAB III METODE PERENCANAAN START

PERENCANAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA RIGID PAVEMENT (PERKERASAN KAKU)

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2013 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS JALAN TOL SOLO NGAWI STA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah umum Jalan sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 38 Tahun 2004 tentang JALAN, sebagai berikut :

PERENCANAAN JALAN DENGAN PERKERASAN KAKU MENGGUNAKAN METODE ANALISA KOMPONEN BINA MARGA (STUDI KASUS : KABUPATEN LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG)

Abstrak BAB I PENDAHULUAN

RUANG LINGKUP PENULISAN Mengingat luasnya perencanaan ini, maka batasan masalah yang digunakan meliputi :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PROYEK JALAN

ANALISA TEBAL PERKERASAN KAKU BERDASARKAN METODE BINA MARGA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC SKRIPSI

ANALISIS KERUSAKAN DAN PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN JALAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2003 (Studi Kasus: Jl. Raya Bojonegara Serdang KM 2)

PENGARUH BEBAN BERLEBIH TERHADAP TEBAL PERKERASAN KAKU METODE DEPKIMPRASWIL 2003

ANALISIS PERHITUNGAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK JALAN TOL MEDAN-KUALANAMU KABUPATEN DELI SERDANG LAPORAN

BAB II STUDI PUSTAKA. sarana perhubungan untuk distribusi barang dan jasa. Sistem jaringan ini diatur

TINJAUAN ULANG PERHITUNGAN PERENCANAAN TEBALPERKERASAN KAKU(RIGID PAVEMENT) PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN KEMBALI PERKERASAN JALAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2003 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS RUAS JALAN MAJA-CITERAS)

TUGAS AKHIR ALTERNATIF PENINGKATAN KONSTRUKSI JALAN DENGAN METODE PERKERASAN LENTUR DAN KAKU DI JL. HR. RASUNA SAID KOTA TANGERANG.

4.4 URAIAN MATERI : METODE ANALISIS PERKERASAN KAKU Metode Analisis Perkerasan Kaku Berbagai cara dan metode analisis yang digunakan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur

PENGARUH NILAI CBR TANAH DASAR DAN MUTU BETON TERHADAP TEBAL PELAT PERKERASAN KAKU METODE BINA MARGA

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN PERENCANAAN PERKERASAN KAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE

BAB IV STUDI KASUS BAB 4 STUDI KASUS

Studi Pengaruh Pengurangan Tebal Perkerasan Kaku Terhadap Umur Rencana Menggunakan Metode AASHTO 1993

PERENCANAAN JALAN LINGKAR UTARA BREBES-TEGAL STA STA Abdullah, Purnomo, YI. Wicaksono *), Bagus Hario Setiadji *)

BAB 3 Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN

T:,#HllT,ffilI. Jil?fl ;lffit. (Rivicw [lcsign) nt) LEMBAGA PENELITIAN TINIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN Yetfv Ririq Rotua Sarasi. ST" MT.

Bina Marga dalam SKBI : dan Pavement Design (A Guide. lalu-lintas rencana lebih dari satu juta sumbu kendaraan niaga.

Jl. Jendral Sudirman KM.3 Kota Cilegon Banten Indonesia

Pelaksanaan Pembangunan Jalan Cisalatri Bandung

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LAHAN PENUMPUKAN CONTAINER DI PT. KBN MARUNDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Studi Perencanaan Tebal Lapis Tambah Di Atas Perkerasan Kaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PERANCANGAN ULANG DETAILED ENGINEERINGUNTUKPERKERASAN KAKU DANPERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN LINGKAR TANGERANG STA STA 2+450

PERBANDINGAN HASIL PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN JALAN TIPE PERKERASAN KAKU ANTARA METODE AASHTO 1993 DENGAN METODE

Selamat Datang. Tak kenal maka tak sayang Sudah kenal maka tambah sayang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN

jalan Jendral Urip Sumoharjo (tipe 4/2 D) DS = 0,67 jalan Walisongo (tipe 4/2 D) DS = 0,67 Khusus untuk jalan Siliwangi karena mempunyai DS = 0,85

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

ANALISIS RANCANGAN PERBANDINGAN METODE (BINA MARGA DAN AASHTO 1993) KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN BETON DENGAN LAPIS TAMBAHAN PADA KONDISI EXISTING

EVALUASI IMPLEMENTASI RIGID PAVEMENT JALAN KABUPATEN DEMAK DAN INDRAMAYU

Perbandingan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku serta Analisa Ekonominya pada Proyek Jalan Sindang Barang Cidaun, Cianjur.

BAB III LANDASAN TEORI. Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan. dalam konfigurasi beban sumbu seperti gambar 3.

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : RATNA FITRIANA NIM : D

METODE PELAKSANAAN DAN ESTIMASI (PERKIRAAN) BIAYA PADA LAPIS PERKERASAN JALAN BETON

BAB III METODA PENELITIAN

PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016

2.4.5 Tanah Dasar Lapisan Pondasi Bawah Bahu Kekuatan Beton Penentuan Besaran Rencana Umur R

ANALISA PERHITUNGAN TEBAL LAPISAN PERKERASAN KAKU DENGAN METODE SNI Pd T PADA PROYEK PELEBARAN JALAN BATAS KOTA MEDAN TEMBUNG LUBUK PAKAM

SKRIPSI PERBANDINGAN PERHITUNGAN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU, DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (STUDI KASUS BANGKALAN-SOCAH)

BAB V ANALISIS DAN PERHITUNGAN RIGID PAVEMENT DENGAN DAN TANPA SERAT POLYPROPYLENE BERDASARKAN UJI LABORATORIUM

Study of Comparative Methods of Flexible Pavement and Rigid Pavement Alfikri 1), Hendra Taufik 2) 1)

Perbandingan Konstruksi Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku serta Analisis Ekonominya pada Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Mojoagung

KOMPUTERISASI PENENTUAN TEBAL PERKERASAN KAKU DENGAN METODE AASHTO 1993

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) JALAN PURWODADI KUDUS RUAS

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA RUAS JALAN TOL KARANGANYAR - SOLO NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL

Jenis-jenis Perkerasan

Gambar Distribusi Pembebanan Pada Perkerasan Kaku dan Perkerasan Lentur

TUGAS AKHIR DIPLOMA III. Disusun oleh : NIM : NIM :

Memperoleh. oleh STUDI PROGRAM MEDAN

PERENCANAAN PELAPISAN TAMBAH PADA PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) BERDASARKAN METODE BINA MARGA 2002 DAN AASTHO 1993 PADA RUAS

PERENCANAAN TEBAL LAPIS PERKERASAN KAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA 2003 DAN METODE BEAM ON ELASTIC FOUNDATION

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016

Teknik Sipil Itenas No. x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015

PERENCANAAN AKSES JALAN UNDERPASS STASIUN KERETA API PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN PERKERASAN KAKU SEPANJANG 1.85 km

PERENCANAAN ULANG DENGAN MENGGUNAKAN PERKERASAN KAKU RUAS JALAN PONCO- JATIROGO STA STA KABUPATEN TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR

ANALISIS KERUSAKAN DAN PENANGANAN RUAS JALAN PURWODADI - GEYER ABSTRAK

PERANCANGAN STRUKTUR KOMPOSIT PERKERASAN DI LENGAN SEBELAH TIMUR PERSIMPANGAN JALAN PALAGAN DAN RING ROAD UTARA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang Diperlukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Disusun Oleh : DEDI SURYAMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

Bab V Analisa Data. Analisis Kumulatif ESAL

Analisa Perbandingan Beberapa Metode Perkerasan Beton 181 untuk Jalan Akses Jembatan Suramadu

BAB III METODE ANALISIS

Transkripsi:

26 RANCANGAN RIGID PAVEMENT UNTUK OVERLAY JALAN ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah melakukan design jalan dengan menggunakan rigid pavement metode Beton Menerus Dengan Tulangan (BMDT) berdasarkan data-data uji daya dukung jalannya melalui CBR Test. Berdasarkan hasil tes pengujian yang telah dilakukan didapat bahwa : Nilai CBR untuk lapisan pondasi macadam terendah adalah 41 % dan tertinggi adalah 45,56%; Nilai CBR untuk lapisan pondasi steen slagh tertinggi 44 % dan terendah 41,67%; NIlai CBR untuk lapisan pasir terendah 17,33 % dan tertinggi 19,67 %; Nilai CBR berdasarkan tes DCP untuk lapisan dasar/tanah terendah 3 % dan tertinggi 8 %.; kesimpulan didapat bahwa daya dukung lapisan cukup memadai rata-rata > 2 % untuk CBR test sehingga membantu untuk melakukan overlay jalan dengan metode BMDT. Dalam penelitian ini, dapat dilakukan lapis overlay untuk jalan Swadaya PLN dengan ketentuan : Tebal pelat beton minimal 25 cm ; Ruji (dowel) digunakan dengan φ 36 mm, panjang 45 cm, jarak 30 cm ; Batang pengikat (Tie bars) digunakan baja ulir φ 16 mm, panjang 70 cm, jarak 75 cm; Untuk Tulangan menerus digunakan φ 12 mm dengan jarak 250 mm. Kata kunci : design jalan, rigid pavement, daya dukung jalan PENDAHULUAN Jalan Swadaya PLN adalah jalan arteri, juga merupakan jalan alternatif menuju kawasan industri Pulo Gadung yang dapat dilalui oleh kendaraan berat mulai dari kendaraan truk kecil hingga truk gandeng. Karena merupakan jalan alternatif maka potensi jalan tersebut sangatlah besar untuk dilalui kendaraan besar guna menghindari jalan-jalan kota yang pada umumnya mengalami hambatan kemacetan. Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Program Studi D III Transportasi Universitas Negeri Jakarta

27 Gambar 1. Jalan Swadaya PLN dan Jalan Utama Sebagai pengguna jalan sekaligus sebagai pelaksana Tri Dharma Perguruan Tinggi, Jurusan Teknik Sipil berkeinginan melakukan kajian kekuatan jalan tersebut guna mendukung distribusi barang-barangnya sehingga tidak mengalami gangguan, hal itu disebabkan sebagian besar kondisi jalan sudah rusak disebabkan adanya genangan air saat hujan (permasalahan drainase). Setelah itu dilakukan kajian terhadap kondisi eksisting dan mendesain overlay jalan untuk penggunaan di masa mendatang. Gambar 2. Kondisi Jalan Swadaya PLN Berdasarkan uraian diatas, timbul sejumlah pertanyaan dan masalah yang perlu dijawab dan dicari solusinya; 1. Bagaimanakah desain lapisan jalan yang sesuai untuk kondisi adanya penambahan beban yang diterima pada jalan tersebut? 2. Bagaimanakah daya dukung lapisan jalan eksisting?

28 3. Apakah dengan melakukan overlay dapat menahan beban kapasitas jalan yang semakin lama semakin meningkat secara maksimal? 4. Apakah akan mengubah bentuk lapisan jalan secara keseluruhan? METODE PENELITIAN Guna memberikan arah dan acuan yang jelas tentang penelitian ini, telah kami susun diagram alir penelitian sebagaimana ditunjukkan pada gambar 5. Mulai Pengadaan peralatan pengujian Pencarian Data Desain Rigid Pavement Pengujian Daya Dukung lapisan Jalan Studi Pustaka Standar SNI Olah data di lapangan CBR Test Analisis Daya dukung lapisan jalan Olah data di lab Rancangan Rigid Pavement Rekomendasi Gambar 3. Diagram Alir Penelitian Berikut dibawah ini diuraikan tahapan-tahapan dalam diagram alir penelitian. Dalam pencarian data dicari desain dari rigid pavement serta dilakukan pengumpulan data mengenai desain overlay jalan. Untuk melakukan pengujian daya dukung jalan eksisting dibutuhkan peralatan CBR. Setelah itu dilakukan rancangan yang tepat. Rekomendasi diberikan saat semua rancangan terpetakan.

29 PEMBAHASAN Perhitungan Tebal Pelat Beton Semen Diketahui data parameter perencanaan sebagai berikut : 1. CBR tanah dasar = 3 % (lihat data lampiran hasil uji 1, CBR hasil minimal) 2. Kuat tarik lentur (fcf) = 4,0 Mpa (f c = 285 kg/cm2, silinder) 3. Bahan pondasi bawah = stabilisasi 4. Mutu baja tulangan = BJTU 39 (f y : tegangan leleh = 3900 kg/cm2) untuk BMDT dan BJTU 24 (f y : tegangan leleh = 2400 kg/cm2) untuk BBDT. 5. Koefisien gesek antara pelat beton dengan pondasi (μ) = 1,3 6. Bahu jalan = tidak (beton). 7. Ruji (dowel) = Ya 8. Data lalu-lintas harian rata-rata : - Mobil penumpang : 500 buah/hari (perkiraan) - Bus : 0 buah/hari (perkiraan tidak ada bus yang lewat) - Truk 2as kecil : 100 buah/hari (perkiraan) - Truk 2as besar : 50 buah/hari (perkiraan) - Truk 3 as : 10 buah/hari (perkiraan) - Truk gandengan : 5 buah/hari (perkiraan) - Truk multi axle : 1 buah/hari - Pertumbuhan lalu-lintas (i) : 5 % per tahun - Umur rencana (UR) : 20 th. Direncanakan perkerasan beton semen untuk jalan 1 lajur 2 arah untuk Jalan Arteri. Perencanaan meliputi : 1. Perkerasan beton bersambung tanpa tulangan (BBTT) 2. Perkerasan beton bersambung dengan tulangan (BBDT) 3. Perkerasan beton menerus dengan tulangan (BMDT) Langkah-langkah perhitungan tebal pelat 1. Melakukan survey lalulintas untuk mendapatkan nilai jumlah total beban kendaraan berdasarkan karakteristik kendaraan perjam perhari (lihat tabel 1 dan tabel 2). Tabel 1. Analisis lalu-lintas

30 Jenis Kend araan Konfigurasi Beban Sumbu RD RB RGD RGB Jml kend (bh) Jml Sumbu perken d (bh) Jml Sumb u (bh) BS STRT STRG STdRG JS BS JS BS JS MP 1 1 500 Bus 3 5 0 2 0 3 Truk 2 as Kcl 2 4 100 2 200 2 100 4 100 Truk 2 as Bsr 5 8 50 2 100 5 50 8 50 Truk 3 as Td 6 14 10 2 20 6 10 14 10 Truk Gand g 6 14 5 5 5 4 20 6 5 14 5 5 5 5 5 Truk Multi axle 200 1 10 10 200 Total 350 275 250 15 Jumlah sumbu kendaraan niaga (JSKN) selama umur rencana (20 tahun). JSKN = 365 x JSKNH x R x C (R diambil dari pers. 5, C diambil dari tabel 2). = 365 x 350 x 33,07 x 1 = 4,22 x 10 6 JSKN rencana = 4,22 x 10 6 Tabel 2. Perhitungan repetisi sumbu yang terjadi. Jenis Sumbu Beban Sumbu Jumlah Sumbu proporsi Beban proporsi Sumbu lalu Lintas rencana Repetesi yang terjadi STRT 6 15 0.11 0.66 4.22E+06 3.06E+05 5 60 0.3 0.66 4.22E+06 8.36E+05 4 100 0.24 0.66 4.22E+06 6.68E+05 Total 275 1 3 0 0.11 0.66 4.22E+06 3.06E+05 2 100 0.24 0.66 4.22E+06 6.68E+05 STRG 8 50 0.72 0.26 4.22E+06 7.90E+05 5 0 0.28 0.26 4.22E+06 3.07E+05 200 10 1 0.001 4.22E+06 4.22E+03 Total 50 1 STdRG 14 15 1 0.08 4.22E+06 3.38E+05 Total 15 1 Kumulatif 4.22E+06

31 2. Perhitungan tebal pelat beton a. Sumber data beban : Hasil survai b. Jenis perkerasan : BBTT dengan Ruji c. Jenis bahu : beton d. Umur rencana : 20 th e. JSK : 4,22x 10 6 f. Faktor keamanan beban : 1,15 (Tabel 4, jalan ini merupakan route alternatif) g. Kuat tarik lentur beton (f cf) umur 28 hari : 4,0 Mpa h. Jenis dan tebal lapis pondasi : stabilisasi semen 12,5 cm (lihat gambar 2) i. CBR tanah dasar : 3 % j. CBR efektif : 14 % (Gambar 3) k. Tebal taksiran pelat beton : 225 mm 225 mm Gambar 4. Grafik Hubungan Tebal dan CBR Eff Tebal selimut beton 2,5 cm = 25 mm, Total tebal beton yang direncanakan = 225 mm + 25 mm = 250 mm = 25 cm. Perhitungan Tulangan

32 1. Perkerasan beton bersambung tanpa tulangan - Tebal pelat = 25 cm - Lebar pelat = 2 x 3,5 m - Panjang pelat = 5 m. - Sambungan susut dipasang setiap jarak 5 m. - Ruji digunakan dengan diameter 36 mm, panjang 45 cm, jarak 30 cm - Batang pengikat At = 204 x b (jarak sambungan = 5 m) x h (0,25 m) = 204 x 5 x 0,25 = 255 mm2/m. Cek luas penampang ( digunakan φ16 mm jarak 750 mm dan l = (38,3 x φ) + 75 = (38,3 x 16 ) + 75 = 687,5 mm ~ 700 mm = 70 cm. Kesimpulan digunakan baja ulir φ 16 mm, panjang 70 cm, jarak 75 cm. 2. Perkerasan beton bersambung dengan tulangan - Tebal pelat = 25 cm - Lebar pelat = 2 x 3,5 m - Panjang pelat = 15 m - Koefisien gesek antara pelat beton dengan pondasi bawah = 1,3 - Kuat tarik ijin baja = 240 MPa - Berat isi beton = 2400 kg/m3 - Gravitasi (g) = 9,81 m/dt2 a) Tulangan memanjang 1,3 x 15 x 2400 x 9,81 x 0,25 2 x 240 = 239,11 mm 2 /m As min = 0,1% x 250 x 1000 = 250 mm 2 /m > As Dipergunakan tulangan φ10 mm, jarak 30 cm. b) Tulangan melintang 1,3 x 7 x 9,81 x 0,25 2 x 240 = 111,58 mm 2 /m As min = 0,1% x 250 x 1000 = 250 mm 2 /m > As Dipergunakan tulangan φ10 mm, jarak 30 cm.

33 3. Perkerasan beton menerus dengan tulangan - Tebal pelat = 25 cm - Lebar pelat = 2 x 3,5 m - Kuat tekan beton (fc ) = 285 kg/cm² (silinder) - Tegangan leleh baja (fy) = 3900 kg/cm² - Es/Ec = 6 - Koefisien gesek antara beton dan pondasi bawah μ = 1,3 - fcf = 40 kg/cm² Ambil fct = 0,5 fcf = 0,5 x 40 = 20 kg/cm² fy = 3900 kg/cm² - Sambungan susut dipasang setiap jarak 5 m - Ruji digunakan ukuran φ36 mm, panjang 45 cm dan jarak 30 cm Tulangan memanjang 100 x 20 x (1.3-(0,2 x 1,3)) 3900 6 x 20 = 0,55 % As perlu = 0,55 % x 100 x 250 = 137,5 cm 2 Dicoba tulangan φ 6 mm jarak 150 mm (syarat minimal φ 12 mm jarak 250 mm) Digunakan tulangan φ 12 mm jarak 250 mm 4. Perkerasan beton menerus dengan tulangan Wiremesh Dasar tulangan menerus U 39 φ 12 mm jarak 250 mm dengan luas penampang tulangan = 453 cm 2 Rencana digunakan tulangan wiremesh U 50 JKBL Union. A wiremesh = A U39 x 3900/5000 = 453 x 3900/500 = 353,34 cm 2. Didapat φ 7 mm jarak 100 mm ( A=3,83 cm 2 ) Tabel 3. Wiremesh Diameter Area Luas Jumlah Luas Penampang Kawat (CM 2 /M) Menurut Spasinya Setiap Arah

34 Φ Φ Kawat Kawat Spasi (MM) MM CM 2 50 75 100 125 150 175 200 225 250 275 300 325 4 0.126 2.52 1.68 1.26 1.01 0.84 0.72 0.63 0.56 0.5 0.46 0.42 0.39 4.5 0.159 3.18 2.12 1.59 1.27 1.06 0.93 0.8 0.71 0.64 0.58 0.53 0.49 5 0.196 3.93 2.62 1.96 1.57 1.31 1.12 0.96 0.87 0.78 0.71 0.65 0.6 5.5 0.238 4.75 3.17 2.38 1.9 1.58 1.36 1.19 1.06 0.95 0.86 0.79 0.73 6 0.283 5.65 3.77 2.82 2.26 1.88 1.62 1.41 1.26 1.13 1.03 0.94 0.87 6.5 0.332 6.64 4.43 3.31 2.65 2.21 1.9 1.65 1.47 1.33 1.21 1.1 1.02 7 0.385 7.7 5.13 3.85 3.08 2.57 2.2 1.92 1.71 1.54 1.4 1.28 1.18 7.5 0.442 8.84 5.89 4.42 3.53 2.95 2.52 2.2 1.96 1.77 1.61 1.47 1.36 8 0.50. 10.5 6.7 5.03 4.02 3.35 2.87 2.51 2.23 2.01 1.83 1.67 1.55 8.5 0.567 11.35 7.57 5.67 4.54 3.78 3.24 2.84 2.52 2.27 2.06 1.89 1.74 9 0.636 12.72 8.48 6.36 5.09 4.24 3.63 3.18 2.83 2.54 2.31 2.12 1.96 9.5 0.709 14.18 9.45 7.09 5.67 4.73 4.05 3.54 3.15 2.83 2.58 2.36 2.18 10 0.785 15.71 10.47 7.85 6.28 5.24 4.49 3.92 3.49 3.14 2.85 2.61 2.42 10.5 0.866 17.32 11.55 8.66 6.93 5.77 4.95 4.33 3.85 3.46 3.15 2.89 2.66 KESIMPULAN Berdasarkan hasil tes pengujian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa : 1. Nilai CBR untuk lapisan pondasi macadam terendah adalah 41 % dan tertinggi adalah 45,56%. 2. Nilai CBR untuk lapisan pondasi steen slagh tertinggi 44 % dan terendah 41,67%. 3. Nilai CBR untuk lapisan pasir terendah 17,33 % dan tertinggi 19,67 %. 4. Nilai CBR berdasarkan DCP tes untuk lapisan dasar/tanah terendah 3 % dan tertinggi 8 %. 5. Berdasarkan hasil pengujian, nilai CBR rata-rata > 2 % maka overlay jalan dengan metode BMDT dapat dilaksanakan. 6. Rancangan BMDT sebagai berikut: 6.1. Tebal pelat beton minimal 25 cm 6.2. Lebar pelat = 2x 3,5 m 6.3. Panjang pelat = 5 m 6.4. Sambungan susut dipasang setiap jarak 5 m 6.5. Ruji (dowel) digunakan dengan φ 36 mm, panjang 45 cm, jarak 30 cm 6.6. Batang pengikat (Tie bars) digunakan baja ulir φ 16 mm, panjang 70 cm, jarak 75 cm 6.7. Tulangan menerus digunakan φ 12 mm dengan jarak 250 mm (Bila digunakan wiremesh tulangan φ 7 mm dengan jarak 100 mm).

35 SARAN Adapun saran sebagai bentuk dari pengembangan ilmu dan penelitian yakni: 1. Melakukan studi perbandingan dengan metode lain dengan harapan mendapatkan nilai yang lebih ekonomis. 2. Perlu diperhitungkan faktor drainase air di sisi jalan, kerusakan terbesar dari struktur jalan umumnya oleh air dengan melakukan pengecekan elevasi dan kemiringan saluran serta perhitungkan pula limpasan air. 3. Perhitungkan pula efek dari curah hujan rata-rata tahunan. DAFTAR PUSTAKA AASHTO M - 155 : Granular Material to Control Pumping Under Concrete Pavemant. AASHTO M-30-1990 : Zinc-Coated Steel Wire Rope and Futtings for Highway Guardrail. AASHTO T-128-86 (1990) : Fineness of Hydroulic Cement by the No. 100 (150-μ.m) and No. 200 (75-μ.m). AASTHO T-222-81 : Non repetitive Static Plate Test of Soil and Flaxible Pavement Components, for Use in Evaluation and Designe of Airport and Highway Pavement. ASTM C 78 : Test Method for Flexural Strength of Concrete (Using Simple Beam with Third-Point Loading). Austroads (1992) : Pavement Design., A Guide to the Structural Design of Road Pavements. Design of New Rigid Pavements. Hendarsin Shirley, 2000, Penuntun Praktis Perencanaan Teknik jalan Raya, Politeknik Negeri Bandung, Jurusan Teknik Sipil. H Oglesby Clarkson, Hick R Gary, 1996, Teknik Jalan Raya, PT Gelora Aksara Pratama. SNI Pd T-14-2003 Tentang Perencanaan perkerasan jalan beton semen, DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH, berdasarkan acuan normatifnya : SNI 03-1731-1989 : Pengujian insitu CBR SNI 03-1743-1989 : Metoda pengujian kepadatan berat isi untuk tanah. SNI 03-1744-1989 : Metota pengujian CBR laboratorium SNI 03-1973-1990 : Metode pengujian kuat tekan beton SNI 03-2491-1991 : Metoda pengujian kuat tarik belah beton. SNI 03-4148-1-2000 : Tata cara Pengambilan contoh tanah dengan tabung dinding tipis. SNI 03-6388-2000 : Spesifikasi agregat lapis pondasi bawah, lapis pondasi atas dan lapis penutup.