Naskah Publikasi Ilmiah PERBAIKAN KONDISI KERJA BERDASARKAN PENDEKATAN HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT (HIRA) UNTUK MENGURANGI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

BAB IV HASIL DAN ANALISA

Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment)

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial terhadap risiko

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG)

Analisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA)

BAB IV HASIL PENELITIAN

ANALISIS PENGENDALIAN RESIKO DAN K3 DI DEPARTEMEN BAG MAKING MENGGUNAKAN FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) PADA PT SUPERNOVA FLEXIBLE PACKAGING

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh)

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI BAGIAN PRODUKSI

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

KUISIONER PENELITIAN

Risk Analysis : Severity & Likelihood

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Program keselamatan dan kesehatan kerja yang ditetapkan oleh

Analisis Budaya Kerja UKM Industri Bambu di Cebongan Sleman Yogyakarta

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

BAB III METODE PENELITIAN

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

Dian Palupi Restuputri, Eriko, Andri Sulaksmi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN TINDAKAN PENGENDALIAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

Perumusan Masalah : Tujuan Batasan dan Asumsi LANDASAN TEORI Pengertian Risiko Pengendalian Risiko

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN. Responden yang saya hormati,

PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL (SOP) IDENTIFIKASI, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA RESIKO. No. Dokumen: CTH-HSE.02-SOP-01

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

KECELAKAAN TAMBANG. Oleh : Rochsyid Anggara

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI METAL STAMPING PART

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Seminar Nasional Maritim, Sains, dan Teknologi Terapan 2016 Vol. 01 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, banyak perusahaan yang

Nama : Esa Rahmanda Hardianto NPM : Pembimbing : Rossi Septy Wahyuni, ST.,MT.

Informed Consent. Pesetujuan menjadi Responden

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada. Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Jurnal Teknologi Vol. 7, No. 2, Oktober 2017, Hal E- ISSN : ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang

Created by: Esa Rahmanda H Click to edit Master title style

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja


BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) (Tambusai,

Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control dan Pemilihan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis

BAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

ORIENTASI K3 UNTUK PEKERJA BARU

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM

#10 MANAJEMEN RISIKO K3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I-1

Seminar Nasional IENACO ISSN: IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA KERJA DAN PENGUKURAN FISIK BANGUNAN KERJA DI LABORATORIUM PLTU EMBALUT

Memenuhi Salah Satu. Syarat. Disusun Oleh : J PROGRAM FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. Zaman berkembang semakin pesat seiring dengan kemajuan di sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat,

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

No. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi :

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA 0,8 0,6 0,4 0,2. Ringan Berat Mati 0,69

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA RK3K) FORMULIR PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI

ANALISIS KECELAKAAN DAN KESEHATAN KERJA DAN UPAYA PENCEGAHANNYA DI PT. XYZ SURABAYA DENGAN PENDEKATAN RISK ASSESMENT SKRIPSI.

Usulan Perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Menggunakan Metode Hazard Identification and Risk Assesment (HIRA) *

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber Daya Manusia (SDM) mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pemaparan sebelumnya, dapat diambil simpulan bahwa terdapat

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA API DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 4500 Kg/JAM TEKANAN KERJA 9 kg/cm 2 BAHAN BAKAR AMPAS TEBU

Transkripsi:

Naskah Publikasi Ilmiah PERBAIKAN KONDISI KERJA BERDASARKAN PENDEKATAN HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT (HIRA) UNTUK MENGURANGI KECELAKAAN KERJA KARYAWAN DI UNIT PENGGILINGAN PT MADU BARU YOGYAKARTA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh : NOER SETO MUKTIONO NIM : D 600 070 007 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

PERBAIKAN KONDISI KERJA BERDASARKAN PENDEKATAN HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT (HIRA) UNTUK MENGURANGI KECELAKAAN KERJA KARYAWAN DI UNIT PENGGILINGAN PT MADU BARU YOGYAKARTA Noer Seto Muktiono 1, Muchamad Djunaidi 2, Indah Pratiwi 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 57102 Telp 0271 717417 2,3 Staf Pengajar Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 57102 Telp 0271 717417 Email : Noer.seto@gmail.com Abstrak PT Madu Baru dalam proses produksinya menggunakan bahan yang kompleks serta peralatan dengan tingkat teknologi terbilang masih lama. Proses produksi yang menggunakan teknologi lama akan berlangsung dengan lambat karena faktor tenaga kerja manusia masih sangat dominan, tetapi disisi lain penggunaan teknologi lama dapat menimbulkan kemungkinan bahaya yang lebih besar adanya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja. Oleh karenanya PT Madu Baru menganggap perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan agar perusahaan tidak kehilangan tenaga kerja yang berakibat menghambat proses produksi yang akan merugikan perusahaan akibat kecelakaan ditempat kerja. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis untuk mengurangi potensi bahaya yang ada di PT Madu Baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab kecelakaan kerja dan upaya untuk memperbaiki kondisi kerja yang ada di PT Madu Baru. Penelitian ini menggunakan metode HIRA untuk menganalisa potensi bahaya yang ada di PT Madu Baru. analisa HIRA yang teelah dilakukan ternyata faktor penyebab kecelakaan kerja yang ada di PT madu baru adalah kelalaian karyawan menggunakan Alat Pelindung diri dan kondisi kerja yang kurang kondusif misalnya ruang panas suhu diruangan mencapai 35 0, kebisingan yang diatas normal mencapai 85dbm dan ruangan terlalu gelap, potensi bahaya yang terbesar pada aktifitas pengoperasian giling. Upaya untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja diantaranya melakukan rekayasa enginering misalnya penambahan sirkulasi udara untuk mengurangi kenaikan suhu melakukan training yang sesuai dengan SOP yang diterapkan oleh manajemen PT Madu Baru, dan memakai Alat Pelindung diri. Kata Kunci : Potensi Bahaya, HIRA, APD,SOP, Kecelakaan Kerja Pendahuluan PT madu baru merupakan perusahaan yang memproduksi Gula tebu, Dalam produksinya PT Madu Baru masih menggunakan - yang lama sehingga bisa menyebabkan kecelakaan kerja. Apabila terjadi kecelakaan kerja yang parah perusahaan bisa kehilangan waktu proses produksi dan mengakibatkan kerugian materi Untuk mengurangi kecelakaan kerja maka perlu untuk dianalisa potensi bahaya yang ada di PT madu baru, pada penelitian ini dianalisa menggunakan metode Hazard Indetification And Risk Assesment Landasan Teori Heinrich (1941) meneliti penyebab-penyebab kecelakaan diantaranya kondisi kerja licin, perilaku kerja yang tidak hati-hati, lingkungan tidak mempelajari Identifikasi bahaya merupakan suatu proses yang dapat dilakukan untukmengenali seluruh situasi atau kejadian yang berpotensi sebagai penyebabterjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin timbul di tempatkerja (Tarwaka,2008). Penilaian Resiko adalah Resiko (Risk) adalah menyatakan kemungkinan terjadinya kecelakaan/kerugian pada periode waktu tertentu atau siklus operasi tertentu (Tarwaka, 2008) Menurut suardi penilaian resiku hasil perkalian antara paparan, peluang dan konsekuensi(sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Suardi, Agustus 2005).

Menurut Stewart and Stewart (1983) menjelaskan tentang kondisi kerja merupakan kumpulan kondisi atau keadaan lingkungan tempat kerja dari suatu perusahaan yang menjadi tempat bekerja dari para karyawan yang bekerja didalam lingkungan tersebut. Maksud dari lingkungan kerja yaitu kondisi kerja yang baik yaitu nyaman dan mendukung pekerja untuk dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik. Yang mencakup semua yang ada di lingkungan pekerja yang dapat mempengaruhi kinerja, serta keselamatan kesehatan kerja, temperatur ruangan, kelambapan udara, ventilasi, penerangan, kebersihan dan lain lain. Lembar Penilaian Resiko (Suardi, Agustus 2005) Penilaian resiko No Kegiatan Bahaya Resiko Paparan Peluang Konsekuensi Nilai resiko Tingkatan resiko Tindak lanjut Keterangan Tabel : Paparan Penilaian Resiko Kriteria Penjelasan Nilai Jarang Terpapar beberapa kali dalam setahun 1 Tidak teratur Terpapar satu kali dalam Sebulan 2 Tertentu Terpapar satu kali dalam seminggu 3 Berskala Terpapar satu kali dalam satu hari 6 Terus menerus Terpapar terus menerus, lebih dari 1 kali dalam 1 hari 10 Peluang Penilaian Resiko Kriteria Penjelasan Nilai Sangat sering Terjadi hampir pada semua kejadian dalam setiap hari. 1 Sering Sedang jarang Sangat jarang Sangat mungkin terjadi pada semi terjadi 1 kejadian dalam 1 minggu. Dapat terjadi sewaktu-waktu. Misalnya, terjadi 1 kejadian dalam 1 bulan. Mungkin terjadi sewaktu -waktu. Misalnya, terjadi 1 kejadian dalam 1 tahun. Hanya dapat terjadi pada keadaan tertentu. Misalnya, terjadi 1 kejadian dalam lebih dari 1 tahun. 0,6 0,3 0,1 0,05

Nilai Konsekuensi Penilaian Resiko Kriteria Penjelasan Nilai Insignificant ( tidak bermakna) Minor (kecil) Moderate (sedang) Major ( besar) fatal Tidak ada cidera kerugian Materi sangat kecil Cidera ringan, memerlukan perawatan P3K, langsung dapat ditangani dilokasi kejadian, kerugian materi sedang Hilang hari kerja, memerlukan perawatan medis, kerugian materi cukup besar. Cidera mengakibatkan cacat atau hilang fungsi tubuh secara total, kerugian material besar. Menyebabkan kematian, kerugian materi sangat besar 1 2 5 10 20 Nilai Resiko Nilai resiko diperoleh dari paparan x peluang x konsekuensi. Kemudian tiap nilai dibedakan tingkatan dan cara penangannya. Tingkatan nilai resiko yaitu E,H,M, dan L. Kategori E menunjukan Extrem risk, kategori H menunjukan High risk, kategori M menunjukan Medium risk, dan L menunjukan low risk. untuk lebih jelas dijelaskan tabel berikut. Nilai Tingkatan Keterangan >20 >10 E H Extreme Risk (resiko ekstrim), memerlukan penanggulangan segera atau penghentian kegiatan atau keterlibatan manajemen puncak. Perbaikan sesegara mungkin. High Risk (resiko tinggi), memerlukan pihak pelatihan oleh manajemen, penjadwalan tindakan perbaikan secepatnya. 3-10 <3 M L Moderate Risk (resiko menengah), penangan oleh manajemen terkait. Low Rsik (resiko rendah), kendalikan dengan prosedur rutin. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT madu Baru yogjakarta adapun tahapan penelitiannya: 1. Mengindentifikasan masalah dan merumuskannya 2. Menentukan tujuan penelitan 3. Studi pustaka 4. Pengumpulan Data a. Dengan wawancara di PT madu baru bagian kecelakaan kerja dan bagian b. Observasi atau pengamatan di PT madu baru

Pengolahan Data a. Idenfitikasi Potensi Bahaya Bagian atau unit dengan uturan langkah kerja sebagai berikut: Lori Pancing pengait Meja tebu Chain Cutter Giling Giling Giling Giling Giling V IV III II I Gambar Proses Penggilingan Dari 4 proses produksi memiliki aspek bahaya (hazard) di setiap kegiatannya, adapun untuk mengetahui aspek bahaya dilakukan identifikasi bahaya setiap langkah kerja, antara lain: 1) Pengangkutan dari lori menuju meja tebu (Lori menggunakan pancing pengait diangkut ke meja tebu) potensi bahaya cidera kaki (kaki patah, lecet), tangan kepala (patah, lecer) cidera kepala (tertimpa tebu atau pancing pengait). 2) Meja tebu (mengalirkan tebu menuju cacah) potensi bahaya cidera tangan dan mata (terkena serpihan tebu). 3) Mesin penghancur (menghancurkan tebu yang sudah melewati cacah) potensi bahaya cidera tangan dan mata. 4) Mesin penggiling (tahap proses setelah tebu dihancurkan), pada bagian ini mempunyai potensi bahaya terkena panas, terkena debu, tangan tergencet, kult dan mata berpotensi terkena cairan nira panas.

b. Hasil Penelitian Berikut ini adalah analisa HIRA yang ada di PT madu baru Yogjakarta : Penilaian resiko No Kegiatan Bahaya Resiko E L K Nilai resiko Tingkat resiko Tindak lanjut 1 Memantau Pengangkutan tebu dari lori menuju meja tebu) Terserempet lori Patah tangan, patah kaki, tangan kaki lecet atau luka 6 0,1 5 3 L Rambu-rambu kerja, penggunaan APD seperti sarung tangan, sepatu, dan pelindung kepala 2 Memantau Pengangkutan tebu dari lori menuju meja tebu Terkena atau tertimpa tebu yang lepas dari lori Tangan kaki lecet atau luka 1 0,1 2 0,2 L APD seperti sarung tangan, sepatu, dan pelindung kepala 3 Pengoperasian pancing pengait ( mengamati Pengangkutan tebu dari lori menuju meja tebu Tertimpa pancing pengait Luka pada kepala 1 0,05 5 0,25 L Pengecekan alat secara berkala, penggunaan pelindung kepala 4 Pancing pengait atau bagian pongoperasian pengangkat Tertimpa muntahan tebu Luka pada kepala, kaki atau tangan lecet 3 0,3 2 1,8 L Memakai pelindung kepala, sepatu boot dan sarung tangan 5 Meja tebu (aktifitas membenarkan posisi tebu) Tangan terjepit Tangan lecet dan tangan patah 2 0,1 5 1 L alat bantu 7 Pengoperasian Meja Tebu( aktifitas ketika memasang rantai tebu Rantai meja tebu terlepas Luka pada kepala 10 0,05 5 2,5 L pelindung Kepala (Helm) 8 Cain cutter (penyemprotan air ke ) Terjatuh dari tangga penyemprot Luka pada anggota badan 3 0,3. 5 4,5 M memasang pipa air didekat cain carier 9 Cain cutter (Memasukkan kembali tebu yang keluar dari ) Terkena pisau pemotong tebu Tangan lecet dan patah 3 0,3. 5 0,25 L alat bantu berupa tongkat kayu 10 Terkena Air Luka bakar 3 0,3 5 4,5 M Memakai

Nira melepuh wearpack 11 Terjatuh karena ruang terlalu gelap Lecet, luka 2 0,1 5 1 L Menambah lampu penerangan, memasang ramburambu 12 Suhu panas (temperatur ruang naik) meningkat 33-35 0 C Suhu tubuh meningkat, mudah lelah 10 1 2 20 H Memasang turbin ventilator 13 Bising, suara 85 Pendengan terganggu, konsentrasi hilang 10 1 1 10 M earplug 14 Bau dan asap nira yang menyengat Gangguan sistem pernapasan 10 1 1 10 M masker 15 Terjatuh dari ruang kontrol giling Cidera pada anggota tubuh 2 0,1 5 1 L Memasang rambu-rambu bahaya 16 Terkena debu dari sisa ampas tebu Gangguan sistem pernapasan (ISPA) 10 1 1 10 M masker, dan dipasang indikator polusi debu 17 (membersihkan ampas tebu) Jari terkena serpihan sisa tebu Luka sobek kulit dijari tangan 3 0,3 2 1,8 L sarung tangan 18 Mengoperasikan (membersihkan ampas tebu) Sisa tebu masuk kedalam pernafasan Timbul masalah dalam pernafasan 2 0,1 5 1 L masker 19 Mengontrol pelumas Terkena oli panas Luka bakar 2 0,1 5 1 L Memakai sarung tangan

20 Pengoperasian bagian mengopersikan drag conveyer Jari tangan terjepit Luka memar di jari tangan 2 0,1 5 1 L Memakai sarung tangan 21 Pengoperasian (Memperbaiki Gearbox kran puteran jika rusak) Jari terjepit gearbox Luka memar dijari 1 0,1 2 0,2 L Memakai sarung tangan 22 Pengoperasian ( memperbaiki pompa jika terjadi kerusakan ) Jari tangan terkena luka tusuk Luka sobek di jari tangan 1 0,1 5 0,5 L Memakai sarung tangan Keterangan: E : Paparan L : Peluang K : Konsekuensi

c. Pembahasan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terdapat beberapa potensi bahayanya yaitu: 1) Potensi bahaya tersrempet lori Berdasarkan hasil pengamatan, tersrempet lori beresikoo patah kaki tangan kaki lecet atau luka, nilai dari penilaian resikoonya paparan bernilai 1 dikarenakan pada data yang diambil belum terdapat kecelakaan kerja tersrempet lori, peluang 0,1 karena mungkin bisa terjadi dalam setahun. Karena mempunyai resikoo patah tangan dan kaki serta lecet maka konsekuensi bernilai 5 ( sedang) yang berarti memerlukan perwatan medis 2) Potensi bahaya terkena atau tertimpa tebu. Memiliki resiko tangan kaki lecet, nilai paparan 1, peluang 0,1 dan konsekuensi 5 berdasarkan penilaian dilihat dari kondisi kerja yang setiap hari menggunkan lori sebagai pengangkut dan bisa saja tertimpa tebu yang lepas dari lori 3) Pada bagian pancing pengait memiliki potensi bahaya tertimpa pancing pancing pengait dan tertimpa muntahan tebu, memiliki resikoo luka pada kepala kaki tangan lecet berdasarkan data yang diambil di PT madu baru pernah terjadi karyawan yang tertimpa pancing pengait pada tahun 2013 oleh karena itu potensi bahaya tertimpa pancing pengait, paparan bernilai 1 peluang bernilai 0,05 dan konsekuensi 0,05. 4) Aktifitas memasukkan tebu yang keluar dari meja tebu berpotensi bahaya tangan terjepit. Memiliki tingkat paparan yang tidak teratur (nilai 2), artinya rata-rata terpapar 1 kali dalam 1 bulan dan jarang terjadi tetapi sewaktu-waktu bisa terjadi. Potensi risiko ini ditimbulkan karena kelalaian pekerja yang tidak mematuhi pemnggunaan APD, serta pada waktu tebu keluar memasukkannya kembali secara manual oleh tangan manusia tanpa menggunakan alat bantu. Konsekuensi penilaian risiko yang diakibatkan adalah tidak masuk kerja dan memerlukan perawatan medis. 5) Aktifitas memperbaiki rantai meja tebu, Potensi bahaya rantai meja tebu terlepas. Berdasarakan data yang didapat pada tahun 2011 pernah terjadi rantai meja yang terlepas maka untuk analisa HIRAmemiliki tingkat paparan 10, peluang 0,05 yang artinya terjadi pada keadaan tertentu dan memiliki konsekuensi sedang 6) Aktifitas penyemprotan ke cain cutter, Analisa HIRA yang berdasarkan kondisi kerja yang dapat dilihat pada gambar 4.4 potensi bahaya ini memiliki tingkat paparan tertentu bernilai 3 artinya kejadian ini dapat terpapar satu kali dalam seminggu, kemudian dilihat dari pekerja yang setiap saat menyemprotkan air ke pemotong tebu maka nilai peluang yang didapat 0,3 yang berarti potensi kejadian dapat terjadi sebulan sekali, karena resikoo kecelakaan luka pada anggota badan maka nilai konsekuensi resikoo 5 yang berpotensi untuk kehilangan hari kerja serta memerlukan perawatan medis. Berdasarkan nilai risiko pada proses ini adalah resikoo menengah (moderate risk) yang artinya artinya memerlukan penanganan khusus dari manajemen termasuk memberikan rekomendasi rekayasa enginering. 7) Aktifitas memasukkan tebu yang keluar dari yang berpotensi bahaya Terkena pisau pemotong tebu, berdasarkan analisa HIRA potensi bahaya ini memiliki tingkat keterpaparan jarang, artinya kejadian ini sangat jarang terjadi tetapi dapat terjadi sewaktu-waktu terjadi karena mungkin kelalaian dalam menggunakan alat bantu sehingga paparannya diberi nilai 1, peluang kejadian sangat jarang diberi nilai 0,05 dan apabila terjadi kecelakaan memiliki resikoo tangan lecet dan tangan patah maka konsekuensi resikoo diberi nilai 5. Berdasarkan penilaian tersebut nilai risikonya rendah (low risk) yang artinya hanya memerlukan pengawasan dan pengendalian prosedur secara rutin serta perlu memasang rambu-rambu bahaya 8) Potensi bahaya terjatuh karena ruangan terlalu gelap. Potensi bahaya berdasarkan analisa HIRA dengan tingkat paparan tingkat paparan tidak teratur artinya kejadian ini dapat terpapar satu kali dalam sebulan, potensi kejadian dapat terjadi sewaktu-waktu dan berpotensi untuk kehilangan hari kerja serta memerlukan perawatan medis. Berdasarkan nilai risiko pada proses ini adalah risiko rendah (low risk) yang artinya hanya memerlukan pengawasan dan pengendalian prosedur secara rutin serta perlu menambah lampu penerangan serta rambu-rambu. 9) Potensi bahaya lain adalah kebisingan dari suara, suara bising mencapai 85 db, yang berpotensi dapat menganggu pendengaran. Dampak yang ditimbulkan secara material tidak terlalu besar, menimbulkan risiko kecil memerlukan P3K dan dapat ditangani atau perawatan ditempat. Sedangan nilai risiko adalah menengah (moderate risk) yang artinya artinya memerlukan penanganan khusus dari manajemen terkait termasuk penggunaan earmuff.

Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa hal yang dapat ditarik menjadi kesimpulan sebagai berikut: a. Ada dua Penyebab kecelakaan kerja di PT Madu Baru yaitu faktor lingkungan kerja yang kurang mendukung untuk bekerja yang disebabkan karena banyak alat atau yang sudah tua dan faktor manusia yang lalai. b. Hasil penilaian resiko yang dilakukan PT. Madu Baru Yogyakarta yang paling banyak berpotensi bahaya adalah pada bagian pengoperasian dengan tingkat resiko kategori Low, Moderate dan High Risk. c. Hasil penilaian resiko yang berpotensi paling besar yaitu dibagian pengoperasian giling dengan bahaya suhu panas. Penanggulangannya yaitu dengan melakukan rekayasa enginering dengan memasang turbin ventilator. d. Setelah diadakan pengendalian pada bagian, dengan adanya peremajaan alat, maka nilai resikonya diharapkan menjadi rendah. e. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko yang dilakukan merupakan salah satu dari upaya peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena itu, upaya tersebut dapat meminimalisir nilai resiko yang ada. 2. Saran Berdasarkan analisis dan penarikan kesimpulan, maka ada beberapa hal yang menjadi saran dalam penelitian ini antara lain: a. Diharapkan perusahaan mengembangkan metode identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang lebih detail dan terperinci pada tiap proses kerja. b. Diharapkan perusahaan selalu mensosialisasikan APD serta standar pemakaian kepada karyawan pada bagian di PT. Madu Baru Yogyakarta. Jika masih ada yang melanggar sebaiknya diberi peringatan atau sanksi yang tegas dan yang telah mematuhi diberi reward. c. Mendorong pelatihan yang lebih intensif, tidak hanya pada waktu menjelasng masa produksi, tetapi pada setiap kesempatan. d. Diharapkan perusahaan melakukaan peremajaan, serta melakukan rekayasa untuk meminimalkan risiko yang ditimbulkan. Daftar Pustaka Suardi, Rudi. 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PPM. Stewart, Andrew and Stewart, Valarie. 1983. Managing the poor performer. Wildwood House Tarwaka, 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surakarta. Harapan Press