ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (II) KADMIUM (II) DAN KROMIUM (VI) PADA KERANG BULU (Anadara Antiquata sp) DI PERAIRAN DUMAI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan pengumpulan dan analisis data yang bertujuan untuk menggambarkan

EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pb, Cd, dan Hg di Pantai perairan Lekok Kabupaten Pasuruan.

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Kota Gorontalo.

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksploratif, untuk mengetahui tingkat pencemaran

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN

PENDAHULUAN. sumber protein hewani. Kandungan protein kerang yaitu 8 gr/100 gr. Selain itu,

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 2 - Juli 2016

ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB 1 PENDAHULUAN. buang tanpa adanya pengolahan limbah yang efesien dan terbuang mengikuti arus

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

II. METODE PENELITIAN

ANALISIS LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DALAM KERANG YANG BEREDAR DI PASAR TRADISIONAL DI KOTA MAKASSAR. Syamsuri Syakri

ANALISIS KONSENTRASI LOGAM KROM (Cr) DAN NIKEL (Ni) DI PERAIRAN PANTAI BARAT KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Oleh:

3. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

BAB III BAHAN DAN METODE

ANALISIS Pb DALAM BEBERAPA JENIS IKAN DARI PERAIRAN SUPPA KABUPATEN PINRANG

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Cara uji kimia Bagian 5: Penentuan kadar logam berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada produk perikanan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Hg DALAM SEDIMEN DI MUARA SUNGAI MATIKABUPATEN BADUNG BALI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Rancangan Acak

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Mahasiswa Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI Pb DAN Cu TERHADAP KESETIMBANGAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAUT KOTA DUMAI

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membentang sepanjang pantai utara antara Cirebon-Subang, Sepanjang

BAB III METODE PENELITIAN

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

BAB I PENDAHULUAN. buangan/limbah yang selanjutnya akan menyebabkan pencemaran air, tanah, dan. h:1). Aktivitas dari manusia dengan adanya kegiatan

ISSN Penetapan Kadar Pencemaran Logam Pb dan Cr Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Muara Sungai Badung

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA AIR, SEDIMEN, DAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PANTAI BELAWAN, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo, karena di

METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dengan meningkatnya pendapatan masyaraka Di sisi lain,

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 51' 30 BT perairan tersebut penting di Sumatera Utara. Selain terletak di bibir Selat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel.

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Fe, Sn DAN Pb DALAM IKAN SARDEN KEMASAN KALENG T. Gunawan 1, S. Anita 2, Itnawita 2

KANDUNGAN LOGAM BERAT TEMBAGA (Cu) PADA SIPUT MERAH (Cerithidea sp) DI PERAIRAN LAUT DUMAI PROVINSI RIAU

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian ini termasuk eksperimen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, untuk mengetahui respon

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT)

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN PELAGIS KECIL YANG DIDARATKAN DI PPS BELAWAN KECAMATAN MEDAN BELAWAN SUMATERA UTARA ABSTRACT

PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus

KANDUNGAN LOGAM BERAT AIR LAUT, SEDIMEN DAN DAGING KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN MENTOK DAN TANJUNG JABUNG TIMUR

KONSENTRASI KANDUNGAN LOGAM BERAT TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI SINGINGI DI DAERAH DESA KOTO BARU KECAMATAN SINGINGI HILIR KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan

Profil Pencemaran Air Sungai di Muara Batang Arau Kota Padang dari Tinjauan Fisis dan Kimia

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM TIMBAL, KADMIUM DAN MERKURI DALAM PRODUK JAMU PEGAL LINU YANG BEREDAR DI KOTA PEKANBARU

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, ( 2

BAB III METODE PENELITIAN

Kentang (Solanum tuberosum L.)

Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada Udang Windu (Panaeus monodon) dan Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Kotabaru Kalimantan Selatan

mendirikan pabrik bertujuan untuk membantu kemudahan manusia. Namun, hal

I. PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan perairan Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota

ANALISIS LOGAM Pb DAN Zn DALAM KERANG HIJAU (Perna viridis L.) DI PESISIR PANTAI MAKASSAR

ANALISA KROM TOTAL DI DAERAH INDUSTRI TENUN SONGKET SUNGAI MUSI KOTA PALEMBANG. Ita Emilia

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

TOTAL LOGAM Pb DAN Cr DALAM TANAH PERTANIAN DAN AIR DANAU BERATAN SERTA BIOAVAILABILITASNYA DALAM TANAH PERTANIAN DI DAERAH BEDUGU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan Chlorella sp. dan waktu kontak) dan empat kali ulangan untuk masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Menurut Palar (1994) pencemaran adalah suatu kondisi yang telah

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN

Lampiran A. Prosedur Analisa Logam Berat Pb dan Cd Dalam Kerang Bulu (Anadara inflata) Diambil daging. Ditambah 25 ml aquades. Ditambah 10 ml HNO 3

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Fe dan Sn DALAM SUSU KENTAL MANIS

Transkripsi:

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (II) KADMIUM (II) DAN KROMIUM (VI) PADA KERANG BULU (Anadara Antiquata sp) DI PERAIRAN DUMAI Rina Hardianti 1, Sofia Anita 2, T. Abu Hanifah 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Kimia 2 Bidang Kimia Analitik Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universits Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia rina93.hardianti@gmail.com ABSTRACT Shellfish Fur (Anadara antiquata sp) is one type of shellfish which often consumed commonly. These type of shellfish is very well to be used as an indicator of water pollution level, because it has the properties of filetring foods and a sedentary life. This study aims to analyze the concentrations of heavy metals Pb, Cd and Cr in shellfish fur (Anadara antiquata sp) and the seawater in Dumai. The method of this research is purposive. The highest concentration of Pb in shellfish fur (Anadara antiquata sp) at station 3 is 3,5116 mg/kg, where as the highest concentration in seawater at Station 3 is 0,1214 mg/ml. Based on the research result which obtains for the highest concentration of Cd in shellfish fur (Anadara antiquata sp) at Station 1 and the seawater at Station 1 are 7,5670 mg/kg and 0,0847 mg/ml, respectively. The highest concentration of heavy metals Cr in shellfish fur (Anadara antiquata sp) at Station 3 and the seawater at station 2 are 1,785 mg/kg and 0,071 mg/ml, respectively. Keywords : Anadara antiquata sp, Water, Heavy Metal, Dumai, UV-Vis, AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) ABSTRAK Kerang Bulu (Anadara antiquata sp) merupakan salah satu jenis kerang-kerangan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Jenis kerang-kerangan ini sangat baik digunakan sebagai indikator tingkat pencemaran suatu perairan, karena kerang mempunyai sifat menyaring makanan dan hidup menetap. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi dari logam berat Pb, Cd dan Cr pada Kerang Bulu (Anadara antiquata sp) dan air laut di perairan Dumai. Metode penelitian ini menggunakan metode purposive.konsentrasi Pb pada Kerang Bulu (Anadara antiquata sp)yang tertinggi terdapat pada Stasiun 3 yaitu sebesar 3,5116 mg/kg, sedangkan konsentrasi pada air laut yangtertinggi terdapat pada Stasiun 3 yaitu sebesar 0,1214 mg/ml. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh untuk konsentrasi Cd pada Kerang Bulu (Anadara antiquata sp) yang tertinggi terdapat pada Stasiun 1 yaitu sebesar 7,5670 mg/kg, 1

sedangkan pada air laut yang tertinggi terdapat pada Stasiun 1 yaitu sebesar 0,0847 mg/ml. Konsentrasi logam berat Cr pada Kerang Bulu (Anadara antiquata sp) yang tertinggi terdapat pada Stasiun 3 yaitu sebesar 1,785 mg/kg, sedangkan pada air laut terdapat pada Stasiun 2 sebesar 0,071 mg/ml. Kata kunci : Kerang Bulu (Anadara antiquata sp), Air, Logam Berat, Dumai, UV-Vis, AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) PENDAHULUAN Perairan laut Dumai merupakan salah satu perairan di Sumatera yang padat dengan aktivitas pelayaran dan di pesisir pantainya banyak terdapat aktivitas industri serta pemukiman penduduk. Padatnya aktivitas pelayaran dan perindustrian di sekitar perairan Dumai serta masuknya limbah domestik melalui sungai akan mengakibatkan menurunnya kualitas perairan dan timbulnya pencemaran. Logam berat dalam perairan menjadi masalah yang serius karena sifat toksiknya dan mempunyai kecenderungan untuk terakumulasi dalam rantai makanan. Kerang bulu (Anadara antiquata sp) merupakan salah satu jenis kerang-kerangan yang sering dikomsusi oleh masyarakat. Selain itu, kerang bulu merupakan sumber pendapatan ekonomi dan pangan bagi penduduk di kawasan pantai. Kerang bulu (Anadara antiquata sp) dapat digunakan sebagai indikator bagi lingkungan perairan, apakah lingkungan tersebut tercemar atau tidak oleh bahan-bahan yang dapat merugikan bagi mahkluk hidup di sekitar lingkungan tersebut (Hutagalung, 1993). Jenis kerang-kerangan sangat baik digunakan sebagai indikator tingkat pencemaran suatu perairan, karena kerang ini mempunyai sifat menyaring makanan (filter feeder) dan hidup menetap (sessil). Dengan demikian, akan terjadi akumulasi unsurunsur kimia yang terlarut di dalam air pada tubuh kerang (Prihatini, 2013). Timbal merupakan logam yang sangat beracun terutama terhadap anakanak. Secara alami ditemukan pada tanah, sumber-sumber timbal antara lain cat usang, debu, udara, air dan makanan. Sekitar 99% timbal masuk ke dalam tubuh orang dewasa dapat diekskresikan setelah beberapa minggu, sedangkan untuk anak-anak hanya 32% yang dapat diekskresikan. Pada bayi dan anak-anak, paparan timbal yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan otak, penghambatan pertumbuhan anak-anak, kerusakan ginjal dan gangguan pendengaran. Pada orang dewasa, timbal dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan gangguan pencernaan, gangguan reproduksi dan kerusakan ginjal (Widowati, 2008). Kadmium merupakan logam yang ditemukan secara alami dalam kerak bumi. Kadmium digunakan dalam industri sebagai bahan dalam pembuatan baterai, pigmen, pelapisan logam dan plastik. Dalam kondisi asam lemah, kadmium akan mudah terabsorpsi ke dalam tubuh. Sebanyak 5% kadmium diserap melalui saluran pencernaan dan terakumulasi dalam hati dan ginjal. Kadmium dan senyawanya bersifat karsinogenik dan bersifat racun kumulatif (Darmono, 2001). 2

Kromium merupakan logam yang berada dialam dalam bentuk persenyawaan padat atau mineral dengan unsur-unsur lain. Kromium banyak digunakan sebagai bahan pelapis (plating) pada bermacammacam peralatan, mulai dari peralatan rumah tangga sampai ke mobil. Sumber utama dari masuknya kromium ke lapisan udara yaitu dari pembakaran batubara dan minyak bumi. Kromium dapat ditemukan dalam bentuk debu, yang dapat masuk ke dalam tubuh hewan dan manusia ketika berlangsungnya kegiatan respirasi. Debu-debu kromium yang terhirup manusia lewat rongga hidung, mengikuti jalur-jalur respirasi sampai ke paru-paru dan berikatan dengan darah kemudian dibawa keseluruh tubuh (Palar, 2008). Nilai batas aman mengkonsumsi kerang bulu berdasarkan Standar Nasional (SNI 7387.2009) untuk setiap orang berbeda tergantung berat badan dan kondisi tubuh setiap orang, batas aman maksimum mengkonsumsi kerang bulu sebesar 1,5 mg/kg untuk Pb, 1 mg/kg untuk Cd dan berdasarkan W.H.O (1998) untuk Cr yaitu sebesar 0,5 mg/kg per minggu atau 0,007 mg/kg per harinya. Berdasarkan KepMen LH No.51 Tahun 2004 baku mutu air untuk Pb sebesar 0,008 mg/l, Cd sebesar 0,001 mg/l dan Cr sebesar 0,005 mg/l. METODE PENELITIAN 1. Alat dan Bahan a. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kantong plastik, ice box, thermometer, ph meter, timbangan analitik (Mettler tipe AE200), kertas saring Whatman 42, oven (Gallenkamp Hotbox Oven Size 1), furnace (Gallenkamp Muffle Furnace Size 1), aluminium foil, botol sampel, mortar, hotplate, Spektrofotometer UV-VIS (Thermo Scientific Genesys 20), Spektrofotometer Serapan Atom (AA- 7000 Shimadzu), stopwatch dan peralatan gelas yang umum digunakan di laboratorium. b. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel daging kerang bulu (Anadara antiquata), larutan Pb(NO3)2, Cd(NO3)2.4H2O, K2Cr2O7, HNO3(p), HClO4(p), H2SO4(p), 1,5 dipenilkarbazida, aseton dan akuades. 2. Prosedur Penelitian a. Pengambilan sampel kerang bulu Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah daging kerang bulu yang diambil dengan menggunakan teknik purposive. Kerang yang didapat dibersihkan dari lumpur yang menempel, kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik dan diletakkan ke dalam ice box. b. Pengambilan sampel air Sampel air diambil pada lapisan permukaan secara langsung dan dimasukkan ke dalam botol kaca gelap sebanyak 150 ml tiap stasiun. Sampel air untuk analisis logam diberi larutan HNO3(p) sebagai pengawet, kemudian botol sampel dimasukkan ke dalam ice box dan dibawa ke laboratorium untuk 3

dianalisis konsentrasi logam Cd, Pb dan Cr. c. Preparasi dan analisis sampel kerang bulu Sampel kerang bulu yang diambil di pesisir Pelabuhan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Purnama Dumai dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diletakkan ke dalam ice box. Sampel daging kerang bulu dipisahkan dari cangkangnya kemudian dicuci hingga bersih dengan menggunakan akuades. Setelah itu daging kerang bulu dipotong dengan ukuran ± 1 cm dan dikeringkan di dalam oven pada suhu 100 C sampai kering. Daging kerang yang sudah kering kemudian digerus sampai halus. Daging kerang sebanyak 3,000 gram ditimbang. d. Preparasi sampel air Proses preparasi air dilakukan dengan Metode Standart Nasional Indonesia dengan standart SNI 06-6989- 2004. Preparasi sampel dimulai dengan menuangkan sampel sebanyak 100 ml ke dalam beaker glass 250 ml, ditambahkan 5 ml HNO3(p) dan panaskan perlahan-lahan sampai sisa volumenya 25 ml kemudian ditunggu sampai dingin. Kemudian sampel yang sudah dingin di saring dengan menggunakan kertas saring Whatman no. 42 yang telah diletakkan pada corong kaca yang dibawahnya terdapat labu ukur 100 ml, kemudian tambahkan akuades sampai tanda batas dan sampel siap di analisis menggunakan AAS untuk logam Pb dan Cd. Analisis logam Cr menggunakan UV-Vis yaitu setelah disaring kemudian tambahkan 1 tetes H2SO4(p), 1 ml difenilkarbazida dan akuades sampai tanda batas serta homogenkan. e. Analisis kandungan logam berat i. Destruksi basah Analisis kandungan logam berat pada kerang bulu (Anadara antiquata sp) dilakukan dengan menimbang daging kerang sebanyak 3,000 gram. Sampel daging kerang bulu sebanyak 3,000 gram dimasukkan ke dalam beaker glass 250 ml, kemudian ditambahkan HNO3(p) sebanyak 25 ml kemudian dipanaskan hingga sampel menjadi 20 ml setelah itu tunggu sampai sampel dingin. Setelah dingin tambahkan 10 ml HClO4(p), kemudian panaskan kembali sampai muncul uap putih, jika uap yang terbentuk masih berwarna coklat, tambahkan HClO4(p) ke dalam larutan hingga uap berubah menjadi putih dan larutan didinginkan. Larutan disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman no.42 ke dalam labu takar 100 ml, larutan ditambahkan akuades sampai tanda batas, kemudian dihomogenkan. kemudian larutan siap dianalisis dengan menggunakan AAS untuk mengetahui konsentrasi logam Pb dan Cd. Analisis Cr dengan menggunakan UV-Vis cara kerjanya sama dengan analisis Pb dan Cd, hanya di perlakuan terakhirnya yang berbeda. Setelah larutan disaring, tambahkan 1 tetes H2SO4(P) dan 1 ml difenilkarbazida. Kemudian tambahkan akuades sampai tanda batas dan homogenkan, larutan siap dianalisis dengan menggunakan UV-Vis untuk mengetahui konsentrasi logam Cr. 3. Analisis Data Data dari hasil analisis konsentrasi logam berat timbal, kadmium dan kromium pada kerang 4

bulu (Anadara antiquata sp) di perairan Dumai disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel, grafik dan kurva kalibrasi. Analisis konsentrasi logam berat timbal dan kadmium pada kerang bulu dianalisis menggunakan AAS, sedangkan analisis konsentrasi logam berat kromium dianalisis menggunakan UV-Vis. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Konsentrasi logam berat pada air dan kerang a. Konsentrasi logam berat Pb Berdasarkan KepMen LH No.51 Tahun 2004 konsentrasi pada air sudah melewati ambang batas. Konsentrasi Pb pada air yang paling tinggi terdapat pada Stasiun 3, sedangkan konsentrasi Pb yang terendah terdapat pada Stasiun 1. Konsentrasi Pb pada kerang berdasarkan (SNI 7387.2009) pada ketiga Stasiun belum melewati batas baku mutu yang ditetapkan. Konsentrasi Pb pada kerang yang tertinggi terdapat pada Stasiun 3, sedangkan konsentrasi Pb pada kerang yang terendah terdapat pada Stasiun 1. Hasil pengukuran konsentrasi Pb pada air dan kerang dapat dilihat pada Tabel 1. b. Konsentrasi logam berat Cd Konsentrasi Cd pada air sudah melebihi dari baku mutu yang telah ditetapkan oleh KepMen LH No.51 Tahun 2004 yaitu konsentrasi Cd pada air yang tertinggi terdapat pada Stasiun 2, sedangkan konsentrasi Cd pada air yang terendah terdapat pada Stasiun 3. Berdasarkan (SNI 7387.2009) konsentrasi Cd pada kerang belum melewati batas baku mutu yang ditetapkan. Konsentrasi Cd pada kerang yang tertinggi terdapat pada Stasiun 1, sedangkan konsentrasi Cd pada kerang yang terendah terdapat pada Stasiun 2. Hasil pengukuran konsentrasi Cd pada air dan kerang dapat dilihat pada Tabel 2. c. Konsentrasi logam berat Cr Konsentrasi Cr pada air berdasarkan KepMen LH No.51 Tahun 2004 sudah melebihi baku mutu yang ditetapkan yaitu konsentrasi Cr pada air yang tertinggi terdapat pada Stasiun 2, sedangkan konsentrasi Cr pada air yang terendah terdapat pada Stasiun 1. Konsentrsai Cr berdasarkan (SNI 7387.2009) pada kerang belum melewati batas baku mutu yang ditetapkan. Berdasarkan data yang diperoleh konsentrasi Cr pada kerang yang tertinggi terdapat pada Stasiun 3, sedangkan konsentrasi Cr pada kerang yang terendah terdapat pada Stasiun 1. Hasil pengukuran konsentrasi Cr pada air dan kerang dapat dilihat pada Tabel 3 Tabel 1. Konsentrasi timbal (Pb) pada air dan kerang Jenis Sampel Satuan S1 S2 S3 Baku Mutu Air mg/l 0,0938 0,1213 0,1214 0,008 I Kerang mg/kg 2,4016 3,3840 3,5116 1,5 II * I : KepMen LH No.51 Tahun 2004 *II : SNI 7387.2009 5

Tabel 2. Konsentrasi kadmium (Cd) pada air dan kerang Jenis Sampel Satuan S1 S2 S3 Baku Mutu Air mg/l 0,0829 0,0847 0,0428 0,001 I Kerang mg/kg 7,5670 3,6093 1,785 1,0 II * I : KepMen LH No.51 TAHUN 2004 * II : SNI 7387.2009 Tabel 3. Konsentrasi kromium (Cr) pada air dan kerang Jenis Satuan S1 S2 S3 Baku Mutu Air mg/l 0,057 0,071 0,058 0,005 I Kerang mg/kg 1,592 1,709 1,785 0,5 mg/kg per minggu atau 0,07 mg/kg per hari II * I : KepMen LH No.51 Tahun 2004 * II : WHO (1998) c. Pembahasan 1. Konsentrasi logam berat Pb, Cd dan Cr pada air Berdasarkan KepMen LH No.51 Tahun 2004 konsentrasi Pb, Cd dan Cr pada air pada setiap stasiunnya sudah melewati nilai baku mutu yang telah ditetapkan yaitu 0,008 mg/l untuk Pb; 0,001 mg/l untuk Cd dan 0,005 mg/l untuk Cr. Konsentrasi Pb dan Cr pada Stasiun 1 jauh lebih rendah dari pada Stasiun 2 dan 3, sedangkan konsentrasi Cd dan Cr pada Stasiun 2 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Stasiun 1 dan 3 dimungkinkan karena pada area ini banyak aktivitas transportasi kapal, baik kapal penumpang maupun kapal pengangkut barang melalui daerah ini untuk menuju Kota Dumai. Aktivitas transportasi kapal ini kemungkinan menyumbangkan Pb, Cd dan Cr yang kemudian masuk ke dalam perairan dalam jumlah yang cukup banyak. Stasiun 2 ini juga merupakan daerah yang rapat dengan pemukiman penduduk, yang kemungkinan besar membuang segala sisa aktivitas harian mereka ke perairan. Rendahnya konsentrasi Pb, Cd dan Cr yang didapat pada perairan di Stasiun 1 kemungkinan karena daerah ini masih jarang pemukiman penduduk dan aktivitas transportasi kapal juga tidak terlalu padat di stasiun ini. 2. Konsentrasi logam berat Pb, Cd dan Cr pada air laut Berdasarkan KepMen LH No.51 Tahun 2004 tentang baku mutu air laut untuk biota laut untuk konsentrasi Pb, Cd dan Cr pada setiap stasiunnya sudah melewati nilai baku mutu yang telah ditetapkan yaitu 0,008 mg/l untuk Pb; 0,001 mg/l untuk Cd dan 0,005 mg/l untuk Cr. Konsentrasi Pb dan Cr pada Stasiun 1 jauh lebih rendah dari pada Stasiun 2 dan 3, sedangkan konsentrasi Cd dan Cr pada Stasiun 2 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Stasiun 1 dan 3 dimungkinkan karena banyaknya aktivitas transportasi kapal, baik kapal penumpang maupun kapal pengangkut barang untuk menuju Kota Dumai. Stasiun 2 ini juga merupakan daerah yang rapat dengan pemukiman penduduk, yang kemungkinan besar membuang segala sisa aktivitas harian mereka ke perairan dan juga banyaknya pabrik seperti PT.Sinar Mas, Patra SK 6

(LBO) disekitar daerah Stasiun 2 ini menyebabkan tingginya pencemaran perairan. Rendahnya konsentrasi Pb, Cd dan Cr yang didapat pada perairan di Stasiun 1 kemungkinan karena daerah ini masih jarang pemukiman penduduk dan aktivitas transportasi kapal juga tidak terlalu padat di stasiun ini. 3. Konsentrasi logam berat Pb, Cd dan Cr pada kerang Dari hasil penelitian yang dilakukan di perairan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Purnama Dumai diperoleh konsentrasi timbal (Pb) tertinggi terdapat pada Stasiun 3 yaitu sebesar 3,5116 mg/kg yang sudah melewati ambang batas baku mutu yang ditetapkan oleh (SNI 7387.2009) yang mengatakan bahwa batas baku mutu maksimum untuk logam berat timbal (Pb) yaitu sebesar 1,5 mg/kg. Tingginya konsentrasi logam berat timbal (Pb) di Stasiun 3 ini dikarenakan banyaknya aktivitas pabrik disekitar area bagian Barat perairan TPI Purnama Dumai yang mengakibatkan tubuh kerang terkontaminasi dengan logam berat tersebut. Konsentrasi logam berat kadmium (Cd) pada kerang bulu (Anadara antiquata sp) yang terendah yaitu sebesar 3,6093 mg/kg yang terletak pada Stasiun 2. Pada Stasiun 2 ini konsentrasi logam berat kadmium (Cd) sudah melewati ambang batas yang ditetapkan oleh (SNI 7387.2009) yaitu sebesar 1,0 mg/kg, sedangkan konsentrasi logam berat kadmium (Cd) yang tertinggi terletak pada Stasiun 1 yaitu sebesar 7,5670 mg/kg. Hal ini disebabkan, kemungkinan pada Stasiun 1 ini asal logam berat kadmium (Cd) berasal dari limbah plastik yang terbuang di perairan, cat pada perahu nelayan serta tumpahan solar di laut. Hal ini seperti yang dikatakan Hutagalung (1993) bahwa kadmium di alam biasanya berasal dari limbah industri logam, plastik, cat, pupuk dan minyak. Konsentrasi logam berat kromium (Cr) pada kerang bulu (Anadara antiquata sp) yang paling tinggi terletak pada Stasiun 3, sama dengan konsentrasi logam berat timbal (Pb) yang memiliki konsentrasi tertinggi pada Staasiun 3. Konsentrasi logam berat kromium (Cr) pada Stasiun 3 yaitu sebesar 1,785 mg/kg, yang mana berdasarkan (WHO.1998) batas baku mutu untuk logam berat kromium (Cr) yaitu sebesar 0,5 mg/kg per minggu atau 0,07mg/Kg per harinya. Hal ini disebabkan karena adanya limbah pertanian dari pemakaian pupuk atau pestisida yang dilakukan para petani. Pada Stasiun 3 ini juga merupakan daerah yang rapat dengan pemukiman penduduk yang memungkinkan besar membuang segala sisa aktivitas harian mereka ke perairan. KESIMPULAN Konsentrasi logam berat Pb, Cd dan Cr pada kerang di setiap stasiunnya berbeda yaitu, konsentrasi logam berat Pb berkisar 2,4016; 3,3840 dan 3,5116 mg/kg. Konsentrasi logam berat Cd yaitu 7,5670; 3,6093 dan 4,8222 mg/kg. Konsentrasi logam berat Cr adalah 1,592; 1,709 dan 1,785 mg/kg. Konsentrasi logam berat Pb, Cd dan Cr pada air laut di setiap stasiunnya berbeda yaitu, konsentrasi logam berat Pb berkisar 0,0938; 0,1213 dan 0,1214 mg/ml. Konsentrasi logam berat Cd yaitu 0,0829; 0,0847 dan 0,0428 mg/ml. Konsentrasi logam berat Cr 7

yaitu sebesar 0,057; 0,071 dan 0,058 mg/ml. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 7387.2009) dan (WHO.1998) nilai batas aman mengkonsumsi kerang bulu (Anadara antiquata sp) untuk logam berat Pb yaitu 0,175 mg/hari; untuk logam berat Cd yaitu 0,35 mg/hari dan untuk logam berat Cr sebesar 16 mg/hari. Pangan. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta. Widowati, W, Sastiono, A dan Rumampuk, R. J. 2008. Efek toksik logam, pencegahan dan penanggulangan pencemaran. Ed. I. Andi Offset. Yogyakarta. Hal. 193-194. DAFTAR PUSTAKA Darmono. 2001. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta (ID): UI-Press. Hutagalung, H.P. 1993. Pencemaran laut oleh logam berat. Puslitbang Oseanology-LIPI, Jakarta. 49-50. KepMen LH. 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No: 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. Deputi Menteri Lingkungan Hidup: Bidang Kebijakan dan Kelembagaan L.H, Jakarta. 11 hlm. Palar, H. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta, Jakarta. 389 hlm. Prihatini, W. 2013. Ekobiologi kerang bulu Anadara antiquata di perairan tercemar logam berat. Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah Suplemen 16(3): 1-10. Siregar, S. 2013. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Bumi Aksara. Jakarta. 538 hal. [SNI] Standar Nasional Indonesia. 2009. Batas Maksimum Cemaran Logam Berat Dalam 8