BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. imajinasi antara pengarang dengan karya sastra. Salah satu bentuk karya sastra yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. ada. Sastra merupakan suatu karya fiksi yang memiliki pemahaman mendalam,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah menganalisis tokoh utama

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan material meliputi kebutuhan pokok, sekunder dan tersier.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB II LANDASAN TEORI. suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. sudah banyak yang meneliti, diantaranya : unsur-unsur intrinsik dalam novel 鸿 三代中国女人的故事

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan karya sastra banyak mengangkat kisah tentang kehidupan sosial,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut disusun telah diperhitungkan segi-segi pementasannya dan sewaktu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya, dengan kata-kata agar tertangkap oleh pembaca (Noor, 2005:31). Salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. rasakan atau yang mereka alami. Menurut Damono (2003:2) karya sastra. selama ini tidak terlihat dan luput dari pengamatan.

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR.

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB II KAJIAN TEORI. cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur instrinsik

d. bersifat otonom e. luapan emosi yang bersifat tidak spontan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia di dunia ini tidak bisa lepas dari problematika kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

II. LANDASAN TEORI. dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sarana untuk menyampaikan pesan tentang kebenaran, tentang apa yang

BAB I PENDAHULUAN. pengarang, lahir melalui proses perenungan dan pengembaraan yang muncul dari

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra adalah sebuah karya imajiner yang bermedia bahasa dan memiliki nilai estetis. Karya sastra juga merupakan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan dan pikiran pengarang terhadap suatu hal. Hasil karya sastra merupakan hasil pengembangan diri dari kreativitas pengarang. Karya sastra dibagi menjadi tiga genre, yaitu; prosa, drama, dan puisi. Prosa juga dapat disebut fiksi (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext). Fiksi merupakan cerita rekaan atau cerita khayalan (Nurgiyantoro, 1998:2). Fiksi merupakan oposisi dari fakta, karena keberadaannya tidak sungguh-sungguh, tetapi suatu temuan, untuk menghibur, atau dengan saran-sarannya tentang kenyataan untuk mengajar (Pujiharto, 2010:6). Novel merupakan salah satu bentuk fiksi. Novel merupakan sebuah karangan yang dibangun dengan berbagai unsur intrinsiknya. Unsur-unsur tersebut dipadukan pengarang membentuk cerita yang kompleks dan menampakkan serangkaian penokohan secara terstruktur. Ciri khas novel ada pada kemampuannya menyajikan sebuah semesta yang lengkap, terstruktur, sekaligus rumit. Dalam sebuah novel dapat ditemukan persoalan dan berbagai peristiwa yang seringkali mirip dengan kejadian di dunia nyata.seorang novelis cenderung menyuguhkan sebuah dunia, daripada sebuah kasus-tokoh atau peristiwa saja. 1

2 Semua novelis besar menampilkan dunia semacam itu. Dunia tersebut tumpang tindih dengan dunia nyata, tetapi memiliki koherensi yang harus dipahami secara tersendiri (Wellek dan Warren, 1989: 279). Salah satu novelis terkenal di Indonesia adalah Okky Madasari. Okky lahir pada 30 Oktober 1984 di Magetan, Jawa Timur, Indonesia. Okky lulus dari Jurusan Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada pada tahun 2005 dengan gelar Sarjana Ilmu Politik. Ia telah memilih untuk menjadi seorang jurnalis dan penulis sejak lulus. Pada tahun 2012, ia mengambil sosiologi untuk gelar Master-nya dari Universitas Indonesia, dan lulus pada bulan Juli 2014 dengan tesis Silsilah Novel Indonesia: Kapitalisme, Islam dan Kritis Sastra. Ia meraih penghargaan pada Khatulistiwa Literary Award, pada tahun 2012 untuk novel ketiga, Maryam. Pada usia 28 ia merupakan penulis termuda yang pernah memenangkan penghargaan bergengsi ini. Novel kedua yang berjudul 86 (2011) menggambarkan korupsi dalam negeri dan terutama di kalangan pegawai negeri sipil khususnya dalam kantor pengadilan negeri. Novel ini terpilih sebagai Lima besar di Khatulistiwa Literary Award pada tahun 2011. Dalam novel 86, Okky menggambarkan kehidupan seorang pegawai negeri sipil dengan berbagai polemik yang terdapat di dalamnya.beberapa tokoh dalam novel 86 memiliki karakter yang unik dan kompleks. Idealisme dalam tokohtokoh tersebut bertolak belakang dengan situasi yang mereka hadapi yang membuatnya menjadi terbawa arus situasi tersebut. Pada akhirnya, terdapat tokoh yang menyesali perbuatannya, terdapat pula yang berakhir di penjara.

Dalam novel 86 penokohan menjadi unsur yang sangat menarik untuk dibahas lebih mendalam oleh penulis. Masalah-masalah yang timbul, watak-watak pelaku yang khas menarik dan menonjol dalam keseluruhan cerita. Tokoh-tokoh pada novel ini rumit dan cenderung sulit untuk dibedakan, tokoh utama yang menjadi ujung tombak cerita novel itu memiliki karakter yang dinamis. Tokohtokoh dalam novel 86 memiliki idealisme masing-masing yang disatukan dalam keutuhan cerita sehingga hubungan antartokoh dalam novel ini juga merupakan bagian yang sangat menarik, hubungan antartokoh menunjukan kesinambungan peristiwa pada novel tersebut. Penokohan dalam novel 86 memiliki kedudukan yang penting sebagai bagian unsur-unsur intrinsik. Penokohan dalam teori Stanton hanya membahas mengenai pengertian karakter, motivasi tokoh, dan unity atau kesatuan unsur dalam karya sastra. Oleh karena itu, penulis menggunakan sumber lain untuk melengkapi teori yang tidak terdapat pada teori Stanton. Penulis menggunakan teori yang terdapat pada buku Panuti Sudjiman mengenai klasifikasi tokoh. Novel 86 memiliki penokohan yang dihubungkan oleh makna, gagasan, idealisme, dan pengalaman hidup yang ingin disampaikan oleh pengarang untuk kemudian dipersatukan untuk mendapat efek tertentu. Oleh karena itu, penulis memilih novel 86 untuk dikaji dengan menggunakan teori fiksi Robert Stanton dalam penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, rumusan masalah yang dipecahkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Karakter tokoh-tokoh dalam novel 86 karya Okky Madasari. 2. Klasifikasi tokoh dalam novel 86 karya Okky Madasari. 3. Hubungan antartokoh dalam novel 86 karya Okky Madasari. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian memiliki tujuan teoritis dan tujuan praktis. Tujuan teoritis penelitian adalah untuk memahami lebih dalam tentang tokoh dan penokohan, jenis jenis tokoh dan kesatuan unsur tokoh. Analisis ini berusaha memahami salah satu unsur utama pembangun karya sastra yaitu penokohan. Tujuan praktis penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang unsur penokohan novel 86 serta memberikan apresiasi terhadap novel ini. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan menambah apresiasi pembaca novel 86 karya Okky Madasari. 1.4 Tinjauan Pustaka Novel 86 karya Okky Madasari ini banyak diperbincangkan. Novel ini dipandang dari berbagai perspektif oleh para penikmat sastra dan membagi pengalaman membacanya melalui sebuah laman goodreads.com, salah seorang netizen menanggapi bahwaokky Madasari berhasil menjelajahi dunia wanita yang

penuh dengan kerapuhan, kebimbangan, dan harapan. Gambaran tokoh dalam novel 86 terlukiskan dengan sempurna. Okky Madasari selalu menyajikan tokoh-tokoh yang seolah benar-benar nyata dalam novelnya. Latar belakang Okky yang merupakan seorang jurnalis seolah menjadi daya pikat pembaca novel 86 karena dunia jurnalis cukup kental dengan kasus-kasus korupsi di Indonesia. Hal ini yang membuat novel 86 menarik. Selain itu, tanggapan lain di laman goodreads.com ditunjukan oleh salah satu netizen yang berkomentar tentang fisik novel 86, judul yang unik, cover yang mengundang, dan tema yang jarang disentuh, merupakan ramuan pas untuk menjadikan sebuah buku menarik untuk dilirik dan dibaca. Menurutnya, 86 adalah karya terbaik Okky Madasari Sebuah karya sastra memiliki sisi keunikannya masing-masing. Seperti halnya novel 86 yang memiliki daya tarik bagi pembacanya. Dari segi judul, hingga tokoh-tokoh yang disajikan oleh Okky memiliki keunikan tersendiri. Idiom 86 yang dikenal masyarakat berarti siap! atau Laksanakan!, tetapi dalam novel ini idiom tersebut memiliki arti yang menggelitik. Idiom tersebut merupakan tanda tahu sama tahu! atau beres! jika angka tersebut diucap itu artinya semua beres dengan uang. Selain observasi melalui media elektronik, penulis menemukan beberapa penelitian yang terkait dengan kesamaan objek formal. Berikut merupakan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini:

1. Skripsi yang berjudul Tema dan penokohan novel Tamu karya Wisran Hadi: Analisis strukturalisme Ditulis oleh Yuli Indriasari, tahun 2000 di Universitas Gadjah Mada. Dalam penelitian ini, penulis tidak hanya menyajikan tema dan penokohan saja, tetapi keseluruhan struktural dibahas. Fakta cerita, sarana cerita, dan pada bab IV diuraikan hubungan antarunsurunsur novel Tamu karya Wisran Hadi. Penelitian ini tidak terfokus pada tema dan penokohan. Skripsi ini memiliki kesamaan teori dengan penelitian ini. 2. Skripsi Yogi Sutopo (2012) yang berjudul Dunia-dunia dalam novel Ranah3Warna karya Ahmad Fuadi: analisis struktur Robert Stanton. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dalam penelitian ini, penulis meneliti keseluruhan unsur struktural pada novel yang menjadi objeknya. Bagian penokohan menjadi sorotan utama untuk dapat dijadikan acuan. Yogi Sutopo mendeskripsikan tokoh-tokoh dalam novel Ranah 3 Warna secara detail dan menjelaskan jenis jenis tokoh yang ada dalam novel tersebut. Skripsi ini memiliki kesamaan teori dengan penelitian ini. 3. Skripsi yang berjudul Karakter tokoh novel Kremil karya Suparto Brata ditulis oleh Mia Fitri Kusuma tahun 2012 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dalam skripsi ini terfokus pada karakter. Dalam penelitian ini penulis hanya mendeskripsikan karakter tokoh-tokoh dalam objek kajiannya. Novel 86 memiliki penokohan yang unik dan kompleks, yang mampu membuat pembaca penasaran dengan cerita kehidupan tokoh-tokoh tersebut

selanjutnya hingga akhir cerita. Hubungan antartokoh yang tidak kompleks dan tidak dapat dipisahkan karena semuanya terhubung menjadi kesatuan. Selain itu, novel 86 masih belum disentuh peneliti mana pun. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menganalisis novel 86 dengan menggunakan penokohan teori Robert Stanton. 1.5 Landasan Teori 1.5.1 Tokoh dan Penokohan Tokoh cerita dimaksudkan untuk orang-orang yang ditampilkan dalam suatu cerita atau melukiskan gambaran watak tokoh dalam cerita. Tokoh adalah sikap, ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh cerita (Stanton, 2012:17). Menurut Stanton, karakter biasanya dipakai dalam dua konteks. Konteks pertama, karakter menunjuk pada individu-individu yang muncul dalam cerita seperti ketika ada orang yang bertanya; berapa karakter yang ada dalam cerita itu? Konteks kedua, karakter merujuk pada percampuran dari berbagai kepentingan, keinginan, emosi, dan prinsip moral dari individu-individu tersebut seperti yang tampak implisit pada pertanyaan; menurutmu, bagaimana karakter dalam cerita itu? (Stanton, 2012: 33) Hampir setiap cerita memiliki tokoh sentral, yaitu tokoh yang berhubungan dengan setiap peristiwa dalam cerita, peristiwa-peristiwa tersebut menimbulkan

perubahan baik dalam diri tokoh maupun dalam sikap pembaca terhadap tokoh tersebut (Stanton, 2012:17). Watak seorang tokoh dapat diketahui melalui nama tokoh, uraian pengarang secara eksplisit mengenai tokoh, dan melalui percakapan atau pendapat tokohtokoh lain dalam cerita. Namun yang paling penting adalah semua dialog dan tingkah laku tokoh itu sendiri. Dalam karya fiksi yang baik, ucapan dan tindakan tidak hanya sebagai langkah dalam alur, tetapi juga sebagai manifestasi watak tokoh (Stanton, 2012:17-18). Menurut Abrams, tokoh cerita (character) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (Nurgiyantoro,1994:165). Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa hubungan tokoh dan kualitas karakternya berkaitan erat dengan penerimaan pembaca. Mengingat tokoh merupakan sarana yang digunakan pengarang untuk menyampaikan ide cerita pada pembacanya. Maka tokoh digambarkan seperti hidup oleh pengarang agar dapat memberi sugesti kepada pembaca agar ide cerita dapat tersampaikan dengan baik kepada pembacanya. 1.5.2 Pembedaan Tokoh Sudjiman (1988:17) membagi menjadi dua peranan dan keterlibatan dalam cerita, tokoh dapat dibedakan atas:

1. Tokoh sentral. Tokoh sentral merupakan tokoh yang menjadi pusat dalam cerita. Tokoh ini memiliki banyak peran dalam cerita. Seluruh tokoh dalam cerita pasti terhubung dengan tokoh sentral. 2. Tokoh bawahan. Tokoh bawahan adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita, tetapi sangat diperlukan untuk menunjang tokoh utama. Sudjiman (1988:19-20) membagi klasifikasi tokoh dari perkembangan kepribadian tokoh, tokoh dapat dibedakan atas: 1. Tokoh bulat (round character) Tokoh bulat adalah tokoh yang kepribadiannya selalu berkembang. Sebagai contoh, tokoh yang semula jujur, karena terpengaruh oleh temannya yang serakah, akhirnya menjadi tokoh yang tidak jujur. Tokoh ini menjadi jujur kembali setelah ia menyadari kesalahannya. 2. Tokoh datar (flat character) Tokoh datar adalah tokoh yang mempunyai kepribadian tetap. Apabila tokoh terdapat yang semula baik lalu menjadi jahat dan tidak kembali menjadi baik, maka tokoh tersebut berkarakter datar. Sifat kesatupaduan, keutuhan atau unity dalam penokohan merupakan aspek yang penting dalam penokohan. Keseluruhan tokoh yang diceritakan berjalinan satu dengan yang lain dan secara bersama mendukung

makna utama yang ingin disampaikan. Novel yang memiliki struktur penokohan yang utuh adalah karya novel yang memiliki keseluruhan artistik. Seluruh unsur yang terdapat pada karya itu saling berjalinan dan saling menentukan kemenyeluruhan, sebuah totalitas, atau sebuah sistem yang besar (Nurgiyantoro, 2013: 197-200) 1.6 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis,yaitu metode yangmendeskripsikan fakta dan data dalam bentuk kata-kata yang terdapat di dalam teks kemudian dilanjutkan dengan analisis untuk memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya (Ratna, 2004:53). Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan sehingga pengumpulan data dilakukan secara observasi. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Menentukan sumber data yang akan dikaji sebagai objek penelitian, yaitu novel 86 karya Okky Madasari. 2. Merumuskan pokok permasalahan yang akan menentukan arah penelitian. 3. Melakukan observasi dan mencari data-data yang relevan yang menunjang penelitian. 4. Menganalisis karakter dalam novel 86 karya Okky Madasari, menganalisis jenis-jenis tokoh dalam novel tersebut, dan mencari hubungan antartokoh dalam novel 86.

5. Menarik kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan. 1.7 Sistematika Laporan Penelitian Laporan penelitian ini disusun berdasarkan sistematika berikut. Bab I berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penelitian Bab II berisi analisis karakter tokoh-tokoh dalam novel 86 karya Okky Madasari Bab III berisi analisis klasifikasi tokoh dalam novel 86 karya Okky Madasari. Bab IV berisi hubungan antarokoh dalam novel 86 karya Okky Madasari. Bab V kesimpulan