PEMARKAH KOHESI GRAMATIKAL DALAM WACANA TAJUK RENCANA HARIAN SINGGALANG EDISI APRIL-MEI 2014 ARTIKEL ILMIAH DESI PATRI YENTI NPM 10080151 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH Pemarkah Kohesi Gramatikal dalam Wacana Tajuk Rencana Harian Singgalang Edisi April-Mei 2014 Nama : Desi Patri Yenti NPM : 10080151 Program Studi Institusi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat Padang, 21 0ktober2014 Disetujui Oleh, Pembimbing II Silvia Marni, M.Pd. Diketahui, Ketua Program Studi Iswadi Bahardur, S.S., M.Pd.
HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL ILMIAH Pemarkah Kohesi Gramatikal dalam Wacana Tajuk Rencana Harian Singgalang Edisi April-Mei 2014 Nama : Desi Patri Yenti NPM : 10080151 Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Institusi : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat Padang, 21 Oktober 2014 Disetujui Oleh, Pembimbing I Pembimbing II Aruna Laila, S.S., M.Pd. Silvia Marni, M.Pd.
MARKER COHESION GRAMMATICAL IN DISCOURSE PLAN SINGGALANG EDITION OF THE DAILY EDITORIAL APRIL-MEY 2014 By Desi Patri Yenti 1, Aruna Laila 2, Silvia Marni 3 1 ) Student STKIP PGRI West Sumatera 2 ) 3 ) Lecturer Education Program The Study Of Language and Literature Indonesia STKIP PGRI West Of Sumatra ABSTRACT Research was triggered by writing a sentence in editorial a plan that, having habitude peculiar to a language is many the use of the structure of a sentence nuncupative Indonesian language. The use of the structure of a sentence which like this can affect cohesiveness a discourse. This research was meant to find out the form of marker cohesion grammatical contained in the discourse daily editorial Singgalang plan. The kind of research used in this research is a qualitative, research with a method of analysis contents.in this research, found the use of marker cohesion grammatical referense, substitutions, ellipsis, and conjunctions. Marker cohesion the most frequently found is marker cohesion grammatical conjunctions. Marker it is most corpulent is used because a conjunction this is not just connect between a sentence but also connecting inter sentence. So discharging the marker is very important and very influential against cohesiveness a discourse. Keyword: marker, cohesion, grammatical, discourse, editorial
PEMARKAH KOHESI GRAMATIKAL DALAM WACANA TAJUK RENCANA HARIAN SINGGALANG EDISI APRIL-MEI 2014 Oleh Desi Patri Yenti 1, Aruna Laila 2, Silvia Marni 3 1) Mahasisiwa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penulisan kalimat dalam tajuk rencana yang memiliki ciri khas bahasa, yaitu banyaknya penggunaan struktur kalimat lisan bahasa Indonesia. Penggunaan struktur kalimat yang seperti ini dapat mempengaruhi kekohesifan suatu wacana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pemarkah kohesi gramatikal yang terdapat dalam wacana tajuk rencana harian Singgalang. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan metode analisis isi. Dalam penelitian ini, ditemukan penggunaan pemarkah kohesi gramatikal referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Pemarkah kohesi yang paling banyak ditemukan adalah pemarkah kohesi gramatikal konjungsi. Pemarkah ini paling bayak digunakan karena konjungsi ini tidak hanya menghubungkan antarkalimat tetapi juga menghubungkan intrakalimat. Jadi pemakaian pemarkah ini sangat penting dan sangat berpengaruh terhadap kekohesifan suatu wacana. Kata Kunci: Pemarkah, Kohesi, Gramatikal, Wacana, Tajuk Rencana
PENDAHULUAN Bahasa selalu digunakan kapan pun, dimana pun, dengan siapa pun, dan dalam bentuk apa pun. Chaer (2003: 44) mengatakan bahwa bahasa itu bermakna. Salah satu wujud dari bahasa yang bermakna itu adalah wacana. Wacana adalah satuan bahasa tertinggi, terbesar, dan terlengkap yang disajikan secara teratur dan bersifat komunikatif. Secara umum wacana dapat berwujud lisan dan tulis. Wacana tulis adalah wacana yang menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampaiannya. Salah satu teks yang termasuk wacana tulis adalah tajuk rencana. Tajuk rencana merupakan artikel utama dalam surat kabar yang berisi pandangan atau pendapat redaksi terhadap peristiwa atau isu yang sedang hangat dibicarakan pada saat surat kabar itu diterbitkan (Kuncoro, 2009:33). Agar pembaca dapat memahami tajuk rencana, maka kalimat-kalimat di dalamnya harus kohesif, yaitu adanya keserasian hubungan antarkalimat yang ada dalam wacana tersebut. Sebagai salah satu media massa, wacana pada tajuk rencana surat kabar harian Singgalang sudah mengaplikasikan bentuk pemarkah kohesi dalam tulisannya. Berdasarkan hasil pengamatan penulis, jenis pemarkah kohesi yang dominan digunakan adalah pemarkah kohesi gramatikal. Kohesi gramatikal adalah keserasian atau keterkaitan antarunsur teks dalam wacana yang dikemukakan dengan unsur gramatikal. Kohesi gramatikal membantu menjelaskan hubungan semantik antara bagian teks yang kurang jelas dengan bagian teks lain, sehingga suatu unsur teks dapat menjelaskan unsur teks lainnya atau teks secara keseluruhan (Zaimar, 2009: 116). Tajuk rencana merupakan salah satu wacana yang dimanfaatkan sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, terutama pada kurikulum 2013. Penulisan kalimat dalam tajuk rencana memiliki ciri khas bahasa, yaitu banyaknya penggunaan struktur kalimat lisan bahasa Indonesia. Penggunaan struktur kalimat yang seperti ini dapat mempengaruhi kekohesifan suatu wacana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pemarkah kohesi gramatikal dalam wacana tajuk rencana harian Singgalang edisi April-Mei 2014. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah bentuk pemarkah kohesi gramatikal dalam wacana tajuk rencana harian Singgalang edisi april-mei 2014? Menurut Halliday dan Hasan (dalam Zaimar, 2009: 117), kohesi gramatikal dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori, yaitu referensi (pengacuan), subsitusi (penyulihan), elipsis (pelesapan), dan konjungsi (penyambungan). METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode Analisis Isi (Content Analysis). Analisis isi adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya (Bungin, 2011: 231). Objek penelitian ini adalah pemarkah kohesi gramatikal pada wacana tajuk rencana harian Singgalang Edisi April-Mei 2014. Data pada penelitian ini adalah kalimat-kalimat dalam wacana tajuk rencana harian Singgalang. Data diambil sebanyak 48 tajuk, yaitu dengan rentang waktu dua bulan. Sumber data pada penelitian ini adalah media cetak harian Singgalang Edisi April-Mei 2014. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu dengan tabel inventarisasi data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: (1) memberi kode D pada setiap tajuk, kemudian ditulis nomor urut tajuk yang diurutkan dari tanggal terendah sampai tanggal tertinggi, (2) mengidentifikasi data, yaitu dengan membaca tajuk rencana dan menandai bagian-bagian teks yang berupa pemarkah kohesi gramatikal, (3) mengklasifikasikan atau mengelompokkan data-data yang sejenis, (4) menginventarisasikan data. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: (1) mendeskripsikan data, (2) menganalisis data. (3) pembahasan, (4) menulis simpulan hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelitian, (5) menulis laporan tentang Pemarkah Kohesi Gramatikal dalam Wacana Tajuk Rencana Harian Singgalang Edisi April-Mei 2014. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan analisis data, maka pemarkah kohesi gramatikal yang ditemukan dalam wacana tajuk rencana harian Singgalang edisi April-Mei 2014 adalah pemarkah kohesi gramatikal referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Jumlah pemarkah kohesi gramatikal yang ditemukan
tersebut sebanyak 2.444, dengan rincian sebagai berikut ini. (1) pemarkah kohesi gramatikal referensi sebanyak 389 (15,9%), (2) pemarkah kohesi gramatikal substitusi sebanyak 165 (6,75%), (3) pemarkah kohesi gramatikal elipsis sebanyak 21 (0,85%), pemarkah kohesi gramatikal konjungsi sebayak 1.869 (76,5%). 1. Pemarkah Kohesi Gramatikal Referensi Referensi atau pengacuan merupakan hubungan antara kata dengan acuannya. Menurut Sudaryat (2009: 154), referensi dapat dinyatakan dengan pronomina, yaitu kata-kata yang berfungsi untuk menggantikan nomina. Jenis pronomina yang ditemukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini. Pertama, pronomina persona pertama dengan rincian pronomina persona pertama bentuk kita dan pronomina persona ketiga bentuk mereka, ia, dia. Kedua, pronomina posesif-nya. Ketiga, pronomina demonstratif bentuk ini, itu, sana, sini. Keempat, pronomina interogatif bentuk apa dan mengapa. Secara umum pemakaian pronomina dalam wacana tajuk rencana harian Singgalang sudah tepat, sehingga dengan pemakaian pronomina ini menjadikan kalimat-kalimat dalam wacana tajuk rencana menjadi kohesif. 2. Pemarkah Kohesi Gramatikal Substitusi Menurut Yayat (2009: 154), substitusi mengacu kepenggantian kata-kata dengan kata lain. Darma (2009: 37) membagi empat jenis substitusi, yaitu substitusi nominal, substitusi verbal, substitusi frasal, dan substitusi klausal. Pemarkah kohesi gramatikal substitusi yang ditemukan dalam penelitian ini adalah substitusi nominal, frasal, dan klausal. Pemakaian substitusi dalam wacana tajuk rencana harian Singgalang menjadikan kalimat-kalimat di dalamnya menjadi kohesif. 3. Pemarkah Kohesi Gramatikal Elipsis Elipsis adalah sesuatu yang tidak terucap dalam wacana, artinya tidak hadir dalam komunikasi, tetapi dapat dipahami (Zaimar, 2009: 127). Elipsis biasanya dilakukan dengan menghilangkan unsur-unsur wacana yang telah disebutkan sebelumnya (Yayat, 2009: 157). Jenis elipsis yang ditemukan dalam wacana tajuk rencana harian Singgalang edisi April-Mei 2014 adalah elipsis nominal dan elipsis verbal. Elipsis ini dipakai karena kalimat dalam wacana tajuk rencana harus singkat, padat dan jelas sehingga perlunya menghilangkan suatu unsur agar wacana tersebut kohesif dan tentunya agar lebih mudah dipahami pembaca. 4. Pemarkah Kohesi Gramatikal Konjungsi Konjungsi adalah kata-kata penghubung baik penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, maupun antarkalimat. Alwi (2003: 297) membagi konjungsi menjadi empat kelompok, yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi antarkalimat. Dalam wacana tajuk rencana harian Singgalang edisi April-Mei 2014, ditemukan keempat jenis konjungsi ini. Pemarkah kohesi konjungsi ini paling banyak ditemukan dari pada pemarkah kohesi gramatikal lainnya. Hal ini disebabkan karena konjungsi ini tidak hanya menghubungkan antarkalimat tetapi juga menghubungkan intrakalimat. Jadi pemakaian pemarkah ini sangat penting dan sangat berpengaruh terhadap kekohesifan suatu wacana. Pemakaian pemarkah kohesi konjungsi dalam wacana tajuk rencana harian Singgalang masih terdapat beberapa kesalahan, yaitu konjungsi yang seharusnya diletakkan ditengah kalimat, diletakkan di awal kalimat. Begitupun sebaliknya, konjungsi yang seharusnya diletakkan di awal kalimat, diletakkan di tengah kalimat. Hal ini memang tidak mempengaruhi kekohesifan kalimatnya, tetapi tetap saja menyalahi kaidah tatabahasa Indonesia. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka pemarkah kohesi gramatikal yang ditemukan dalam wacana tajuk rencana harian Singgalang edisi April-Mei 2014 meliputi pemarkah kohesi gramatikal referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Pemarkah kohesi yang paling banyak ditemukan adalah pemarkah kohesi gramatikal konjungsi. Hal ini disebabkan karena konjungsi tidak hanya menghubungkan antarkalimat tetapi juga menghubungkan intrakalimat. Jadi pemakaian pemarkah ini sangat penting
dan sangat berpengaruh terhadap kekohesifan suatu wacana. Secara umum pemakaian pemarkah kohesi gramatikal dalam wacana tajuk rencana harian Singgalang sudah tepat, sehingga kalimatkalimat di dalamnya menjadi kohesif. Implikasi Terhadap Pembelajaran Hasil penelitian tentang Pemarkah Kohesi Gramatikal dalam Wacana Tajuk Rencana Harian Singgalang Edisi April-Mei 2014 bisa diimplikasikan ke dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya dalam kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XII semester 2, pada Kompetensi Dasar (KD) 4.9 yaitu memproduksi teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan novel yang koheren sesuai dengan karakteristik teks baik secara lisan maupun tulisan. Kaitannya yaitu hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam menentukan media dan sumber belajar terutama tentang kekohesifan kalimat dalam tajuk rencana. Saran Adapun saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, bagi penulis tajuk rencana, hendaknya penulisan konjungsi diperhatikan lagi karena dalam tajuk rencana penulis sering menemukan kesalahan dalam penulisan pemarkah ini. Hal ini memang tidak mempengaruhi kekohesifan kalimatnya, tetapi tetap menyalahi kaidah tatabahasa Indonesia. Kedua, bagi guru bahasa Indonesia, wacana tajuk rencana harian Singgalang bisa dijadikan sumber bahan pelajaran. Terutama pada KD memproduksi teks editorial/opini di SMA kelas XII. DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Bungin, Burhan (Ed.). 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Darma, Yoce Aliah. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya. Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir Menulis: Kiat Jitu Menulis Artikel Opini, Kolom, dan Resensi Buku. Jakarta: Erlangga. Sudaryat, Yayat. 2009. Makna-makna dalam Wacana. Bandung: Yrama Widya. Zaimar, Okke Kusuma Sumantri dan Ayu Basoeki Harahap. 2009. Telaah Wacana. Jakarta: The Intercultural Intitute.