Menurut Arsyad (2001: 7), peramalan menunjukkan perkiraan yang. akan terjadi pada suatu keadaan tertentu. Ramalan menjadi input bagi proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. akan terjadi pada suatu keadaan tertentu. Ramalan menjadi input bagi proses

BAB I PENDAHULUAN. yang ada pada CV. Agung Jaya Cabang Pabean diperoleh dari supplier atau

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar global dewasa ini tanpa disadari telah membuat kompetisi di dalam dunia

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. PT. Baba Rafi Indonesia merupakan perusahaan waralaba (franchise)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenyam pendidikan. Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, perlu. dikelola dengan baik adalah masalah keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. hal proses pengolahan data, baik itu data siswa, guru, administrasi sekolah maupun data

Universitas Gunadarma PERAMALAN

BAB III PERAMALAN DENGAN METODE DEKOMPOSISI. (memecah) data deret berkala menjadi beberapa pola dan mengidentifikasi masingmasing

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan dengan tulis tangan belum komputerisasi, sehingga kurang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

JSIKA Vol. 5, No. 10, Tahun 2016 ISSN X

TIME SERIES. Deret berkala dan Peramalan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN_TEORI. PT. Baba Rafi Indonesia merupakan sebuah waralaba (franchise)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

JSIKA Vol. 4, No. 2. September 2015 ISSN X

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Adanya waktu tenggang (lead time) merupakan alasan utama bagi perencanaan dan

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN :

BAB II LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2005:1).

BAB II LANDASAN TEORI. landasan teori yang digunakan akan dijelaskan di bawah ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Apotek Century Jalan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris karena memiliki tanah yang subur. Karena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memiliki

penumpang dalam jumlah besar (masal), memiliki kenyamanan keselamatan perjalanan yang lebih baik dan lebih sedikit halangannya dibandingkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Brayen Shoes merupakan perusahaan home industri di daerah Cibaduyut

Peramalan (Forecasting)

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. untuk membuat prediksi tersebut disebut peramalan (Bowerman, 1993).

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Jombang merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1) BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERAMALAN (FORECASTING)

BAB II LANDASAN TEORI. aplikasi sesuai dengan tujuan penelitian yang diharapkan. Aplikasi Penilaian Kinerja Karyawan ini antara lain sebagai berikut.

BAB IV METODE PERAMALAN

PERAMALAN DENGAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DAN ANALISIS SISTEM UNTUK PENENTUAN STOK ATK (KERTAS A4)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan


BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya atau jumlah

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

CROSS SECTION. Data yang tidak berdasar waktu DATA STATISTIK BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTU TIME SERIES. Berbasis Waktu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konstan, namun ada beberapa periode yang memperlihatkan keadaan yang ekstrim.

BAB II LANDASAN TEORI. tetap/tenaga kerja lepas berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara

Transkripsi:

2. BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang dan membangun aplikasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori tersebut digunakan sebagai landasan berpikir dalam melakukan pembahasan lebih lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal. 2.1 Peramalan Menurut Arsyad (2001: 7), peramalan menunjukkan perkiraan yang akan terjadi pada suatu keadaan tertentu. Ramalan menjadi input bagi proses perencanaan dan pengambilan keputusan. Peramalan merupakan proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan dimasa akan datang, kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu, dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan sebuah barang maupun jasa. Hasil dari peramalan tersebut akan menjadi masukan untuk proses perencanaan ataupun proses pengambilan keputusan pada perusahaan. 2.1.1 Jenis Peramalan Menurut Arsyad (2001: 9) Jenis jenis peramalan yaitu: a. Peramalan dilihat dari sifat penyusunnya dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Peramalan yang subjektif Peramalan yang didasarkan pada perasaan atau instuisi dari orang yang melakukan peramalan. 8

9 2. Peramalan yang objektif Peramalan yang didasarkan pada data-data dari masa lalu dengan menggunakan metode metode dalam penganalisaan data tersebut. b. Peramalan dilihat dari sifat ramalan yang telah disusun dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Peramalan Kualitatif Peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu, hasil peramalan tergantung pada yang melakukan proses peramalan. 2. Peramalan Kuantitatif Peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu, hasil peramalan tergantung pada metode yang digunakan selama proses peramalan. c. Peramalan dilihat dari waktu dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Peramalan Jangka Panjang Peramalan jangka panjang diperlukan mencapai tujuan umum organisasi jangka panjang, oleh karena itu peramalan jangka panjang ini merupakan titik perhatian utama dari manajemen puncak. 2. Peramalan Jangka Pendek Peramalan jangka pendek digunakan untuk merancang strategi-strategi yang mendesak (jangka pendek) dan digunakan oleh manajemen menengah dan manajemen lini pertama untuk memenuhi kebutuhan jangka waktu dekat.

10 2.1.2 Proses Peramalan Menurut Arsyad (2001: 12) Ramalan-ramalan yang berguna bagi manajemen harus dianggap sebagai suatu proses yang sistemis. Sifat dinamis dari pasar mengharuskan suatu ramalan untuk dikaji ulang, direvisi, dan diskusikan. Oleh karena itu, tahap-tahap peramalan dapat dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut: 1. Penentuan tujuan peramalan. 2. Pemilihan teori yang relevan. 3. Pencarian data yang tepat. 4. Analisis data. 5. Pengestimasian model awal (sementara). 6. Evaluasi dan revisi model. 7. Penyajian ramalan sementara kepada manajemen. 8. Pembuatan revisi final. 9. Pendistribusian hasil peramalan. 10. Penentuan langkah-langkah pemantauan. 2.2 Peramalan Permintaan Peramalan permintaan merupakan tingkat permintaan produk-produk yang diharapkan akan terealisir untuk jangka waktu tertentu pada waktu tertentu pada masa yang akan datang. Peramalan permintaan ini akan menjadi masukan yang penting dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pengendalian perusahaan, karena unit terkait bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan obat yang dibutuhkan oleh pasien, peramalan permintaan

11 ini digunakan untuk meramalkan permintaan produk yang bersifat bebas (tidak bergantung), seperti peramalan produk jadi. 2.3 Data Runtut Waktu Setiap variabel yang terdiri dari data yang dikumpulkan, dicatat, atau diobservasi sepanjang waktu yang berurutan disebut data runtut waktu (time series) (Arsyad, 2001:37). 2.3.1 Pola Data Runtut Waktu Langkah penting dalam memilih suatu data runtut waktu (time series) yang tepat adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data, sehingga metode yang paling tepat dengan pola tersebut dapat diuji. Pola data dapat dibedakan menjadi empat jenis (Makridakis, Wheelwright dan McGee, 1995 : 10-11) yaitu: a. Pola horizontal (H) Pola horizontal terjadi bila nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang konstan. (Deret seperti itu adalah statsioner terhadap nilai rataratanya). Suatu produk yang penjualannya tidak meningkat atau menurun selama waktu tertentu termasuk dalam jenis ini. Gambar 2.1 menunjukkan suatu pola khas dari data horizontal atau stasioner.

12 Gambar 2.1 Pola Horisontal b. Pola musiman (S) Pola musiman terjadi saat dimana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman (misalnya kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari pada minggu tertentu). Untuk pola musiman kuartalan dapat dilihat pada Gambar 2.2. Menurut Arsyad (2001:38), variasi musiman menunjukkan kondisi musim atau hari libur. Gambar 2.2 Pola Data Musiman

13 c. Pola siklis (C) Pola siklis ini terjadi karena datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis. Pola siklis dapat dilihat pada Gambar 2.3. Gambar 2.3 Pola Data Siklis d. Pola trend (T) Pola ini terjadi bila terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data.pola trend dapat dilihat pada Gambar 2.4. Gambar 2.4 Pola Data Trend

14 2.4 Analisis Pola Data dengan Analisis Otokorelasi Menurut Arsyad (2001 : 39), pola data, termasuk trend, musiman, dan ketidakberaturan, dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis otokorelasi. Persamaan (1) berikut ini biasanya digunakan untuk menghitung koefisien otokorelasi tingkat pertama ( ) atau korelasi dengan. =...(1) Keterangan: = koefisien otokorelasi tingkat pertama = nilai rata-rata serial data = observasi pada waktu t = observasi pada satu periode sebelumnya (t-1) 2.5 Model Trend Exponential Menurut Arsyad (2001 : 104), untuk melakukan pengukuran sebuah deret waktu yang mengalami kenaikan atau penurunan yang cepat maka digunakan metode trend eksponensial. Dalam metode ini digunakan tiga persamaan antara lain: a. Rangkaian pemulusan secara eksponensial = α + (1 α )(At-1 + Tt-1)...(2) b. Estimasi trend = β (At At-1) + (1 β) Tt-1...(3) c. Ramalan pada periode p = At+ pt1...(4)

15 Keterangan: At = nilai baru yang telah dimuluskan = konstanta pemulusan untuk data (0 α 1) = data baru atau nilai Y yang sebenarnya pada periode t β = konstanta pemulusan untuk estimasi trend (0 β 1) Tt p = estimasi trend = periode yang diramalkan = nilai ramalan pada periode p Persamaan kedua (2) memiliki variabel trend (Tt), berbeda dengan pemulusan eksponential tunggal. Estimasi trend dihitung dengan cara menghitung selisih antara dua nilai pemulusan eksponensial (At At-1). Konstanta pemulusan yang kedua (β) digunakan untuk menghaluskan estimasi trend. Persamaan tiga (3) menunjukkan bahwa estimasi trend (At At-1) dikalikan dengan β dan kemudian ditambahkan pada estimasi yang lama (Tt), dikalikan dengan (1-β). Hasil persamaan tiga (3) adalah trend yang dihaluskan tanpa pengaruh random. Persamaan keempat (4) memperlihatkan ramalan untuk periode p. estimasi trend (Tt) dikalikan dengan jumlah periode yang akan diramalkan (p) dan kemudian hasilnya ditambahkan pada data pemulusan yang tahunnya sama (At) untuk menghilangkan pengaruh random.

16 2.6 Testing Analisis sistem dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud, mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria, menghitung kosistensi terhadap kriteria yang ada, serta mendapatkan hasil atau tujuan dari masalah tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan operasional dalam membangun aplikasi. Menurut Kendall (2003:7), analisis dan perancangan sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatanpeningkatan fungsi bisnis yang dapat dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi. 2.7 Proses Pengembangan model Waterfall Model Waterfall pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce tahun 1970. Menurut Kristanto (2004 : 12), keluaran dari setiap tahap merupakan masukan bagi tahap berikutnya. Model proses pengembangan ini dikatakan waterfall karena setiap tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan urut. Kemajuan tahapan mengalir dari atas ke bawah, seperti air terjun yang mengalir. Menurut Tanuwijaya dan Herlambang (2003 : 186-188), model waterfall ini cocok untuk produksi suatu aplikasi tunggal yang biayanya rendah. Model waterfall dapat dilihat pada Gambar 2.4. Keuntungan yang diperoleh

17 dengan menggunakan model waterfall adalah terstruktur. Langkah-langkah yang penting dalam model ini adalah sebagai berikut. a. Penentuan dan analisis spesifikasi (Requirements Definition). Dalam tahap ini kendala dan tujuan dihasilkan dari konsultasi dengan pengguna sistem, kemudian dibuat dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai dan staf pengembang. b. Desain sistem dan sistem informasi (System and Software Design). Proses desain system membagi kebutuhan-kebutuhan menjadi sistem informasi atau perangkat keras. Proses tersebut menghasilkan sebuah arsitektur sistem keseluruhan. Desain sistem informasi termasuk menghasilkan fungsi sistem-sistem inforrmasi dalam bentuk yang mungkin ditransformasi ke dalam satu atau lebih program yang dapat dijalankan. c. Implementasi dan uji coba unit (Implementation and Unit Testing). Selama tahap ini desain sistem informasi disadari sebagai sebuah program lengkap atau unit program. Uji unit termasuk pengujian bahwa setiap unit sesuai spesifikasi. d. Integrasi dan uji coba system (Integration and System Testing). Unit program diintegrasikan dan diuji menjadi sistem yang lengkap untuk menyakinkan bahwa persyaratan sistem informasi telah dipenuhi. Setelah ujicoba, sistem disampaikan kepada pelanggan. e. Operasi dan pemeliharaan (Operation and Maintenance). Normalnya, ini adalah fase yang yang terpanjang. Sistem dipasang, digunakan, dan dilakukan pemeliharaan termasuk pembetulan kesalahan

18 yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya. Perbaikan implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru ditemukan. Gambar 2.5 Model Pengembangan Waterfall 2.8 Aplikasi Menurut Jogiyanto (2005 : 12), aplikasi adalah penggunaan dalam suatu komputer, instruksi (instruction) atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa sehingga komputer dapat memproses masukan menjadi keluaran. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2005 : 52), aplikasi adalah penerapan dari rancang sistem untuk mengolah data yang menggunakan aturan atau ketentuan bahasa pemrograman tertentu. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa aplikasi adalah suatu program komputer yang dibuat untuk mengerjakan dan melaksanakan tugas khusus dari pengguna.

19 2.9 Pengujian Black Box Menurut Pressman (2004 : 532), pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud menemukan kesalahan. Menurut Pressman (2004 : 577), teknik pengujian black box adalah yang paling lazim selama integrasi. Pengujian black box digunakan untuk memperlihatkan bahwa fungsi-fungsi perangkat lunak adalah operasional bahwa masukan diterima dengan baik dan keluaran dihasilkan dengan tepat. 2.10 Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2013: 223-237), bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: a. Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil. b. Kuesioner Menurut Sugiyono (2013: 230), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner juga cocok untuk digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.

20 c. Observasi Observasi merupakan proses untuk memperoleh data dari tangan pertama dengan mengamati orang dan tempat pada saat dilakukan penelitian. Menurut Sugiyono (2013: 235-237), dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Observasi Berperan serta Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dalam suatu perusahaan atau organisasi pemerintah misalnya peneliti dapat berperan sebagai karyawan, ia dapat mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja, semangat kerjanya dan lain sebagainya. 2. Observasi Non-partisipan Peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.