BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat muslim di Indonesia khususnya riba. Bank syariah seperti halnya bank

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA PERIODE TAHUN (Dengan Pendekatan PBI No.9/1/PBI/2007)

BAB I PENDAHULUAN. Bank yang mencerminkan pada Bank-bank Timur Tengah, bank yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. dekade terakhir ini berdampak pada makin banyaknya bank-bank konvensional

BAB I PENDAHULUAN. terlihat semakin meningkat dengan pesat. Hal itu ditandai dengan berdirinya

BAB I PENDAHULUAN. Triandaru dan Totok Budi Santoso, 2009). Perkembangan Perbankan Syariah Indonesia (LPPSI) Bank Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi islam telah dikembangkan di berbagai university, baik di negaranegara

BAB 1 PENDAHULUAN. dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Hadir dengan cita-cita membangun Negeri nilai-nilai perusahaan yang

EVALUASI PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN ANALISIS RASIO CAMEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam usaha meningkatkan jumlah nasabah baru serta

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan banyaknya pendirian bank-bank. Baik itu bank milik pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat pesat. Hal ini terlihat dari data yang dipublikasikan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan inti dari sistem keuangan setiap negara. Untuk itu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan memegang peranan yang penting dalam kehidupan

: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. : I Made Paramartha NIM :

SISTEM DAN KEBIJAKAN PERBANKAN DI INDONESIA

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai intermediary institution yaitu lembaga keuangan yang

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam kemajuan perekonomian suatu negara. Perbankan adalah lembaga

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. Tak kurang Lembaga Dana Moneter Internasional (International Money

BAB II GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG PEKANBARU. A. Sejarah Berdirinya Bank Mandiri Syariah (BSM)

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomis di masa depan dan lain-lain (Suhardito et al, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

2015 PENGARUH KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

BAB I PENDAHULUAN 1.8 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penggerak roda perekonomian suatu negara, fungsi bank sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. berlandasan pada Al-Qur an dan Hadist Nabi SAW. Atau dapat disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kasmir, 2012:2) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dalam lalu lintas pembayaran, sehingga kinerja bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Joseph Sinkey, bahwa yang dimaksud bank adalah departement

BAB I PENDAHULUAN. bank yang tidak mampu untuk tetap melanjutkan usahanya. Pertengahan tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. prima kepada masyarakat di sektor keuangan. Undang-undang Nomor 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bunga (riba), baik nominal sederhana, bunga berbunga, berbunga. investasi, termasuk di pasar modal dan asuransi.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi Indonesia, erat terkait dan tidak dapat ditinjau selalu diperankan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN ANTARA BANK KONVENSIONAL DENGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA TAHUN

DAFTAR ISI. ABSTRAK i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH iv. DAFTAR ISI. vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan berkembangnya industri perbankan syariah yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMELS PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau

I. PENDAHULUAN. lain risiko kredit, yaitu risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting, terutama dalam menyediakan sumber dana bagi dunia

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

KINERJA KEUANGAN PERBANKAN PASKA KEBIJAKAN OFFICE CHANNELING (Studi Kasus Pada Bank Permata dan Unit Usaha Syariahnya)

BAB I PENDAHULUAN. signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat luas (funding) dan menyalurkan dalam bentuk pinjaman atau kredit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha

I. PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia telah memberi peranan yang sangat berarti dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. tingkat resiko yang dihadapi oleh bank-bank yang ada di Indonesia.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menciptakan keselarasan antara pertumbuhan dan pemerataan,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai perantara keuangan atau sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan fasilitas pelayanan dalam lalu lintas pembayaran. Bank juga

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB 1 PENDAHULUAN. layanan yang sifatnya memberi kemudahan dan kepuasan nasabah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1992 Undang-Undang No. 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

Maria Sibuea EB11 Pembimbing : Agustin Rusianasari, SE., MM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

BAB I PENDAHULUAN. sehingga akan mendorong kepercayaan nasabah (stakeholder) yang selanjutnya

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN METODE CAMELS

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan operasional taktis stratejik manajerial, alat prediksi kinerja

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi kondisi perusahaan. keuangan perusahaan selama ini, antara lain : Metode Rasio Keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan program pembangunanyang pada akhirnya bertujuan untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan syariah di Indonesia cukup pesat, terlihat dari semakin kuatnya struktur kelembagaan syariah di Indonesia akhirnya membuahkan hasil yaitu tumbuh dan berkembangnya Bank Umum Syariah dan badan usaha lain yang menerapkan prinsip syariah. Hal ini terjadi karena adanya keyakinan yang kuat di kalangan masyarakat muslim bahwa perbankan konvesional itu mengandung unsur riba yang dilarang agama Islam. Rekomendasi hasil lokakarya ulama tentang bunga dan perbankan itu ditunjukan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) kepada pemerintah dan seluruh umat islam (Heri Sudarsono, 2004:32). Undang Undang No 21 yang disahkan pada tanggal 16 Juli 2008 memiliki ketentuan umum mengenai Perbankan Syariah, yaitu asas dari kegiatan usaha Perbankan Syariah adalah prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehatihatian. Yang dimaksud dengan berasaskan prinsip syariah adalah kegiatan usaha yang tidak mendandung riba, maisir, gharar, objek haram dan menimbulkan kezaliman. Sedangkan yang dimaksud dengan berasaskan demokrasi ekonomi adalah kegiatan usaha yang mengandung nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan, dan kemanfaatan. Peranan utama Bank Indonesia dalam pengembangan Bank Syariah adalah dalam mewujudkan iklim yang kondusif bagi perkembangan Bank Syariah yang sehat dan konsisten (istiqamah) terhadap prinsip-prinsip syariah. Atau lebih konkritnya adalah dalam mewujudkan perbankan syariah yang mampu menggerakan sektor riil melalui kegiatan pembiayaan berbasis ekuitas dalam kerangka tolong menolong dan menuju kebaikan guna mencapai kemashlahatan umat (Bank Indonesia, 2003:195). Menurut data yang dilihat dari Statistik Perbankan Syariah pada Bank Indonesia 2011 (September 2011) secara kuantitas, pencapaian Perbankan 1

Syariah sungguh membanggakan dan terus mengalami peningkatan dalam jumlah bank, yaitu berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada tahun 2011 jumlah bank syariah telah mencapai 34 unit yang terdiri atas 11 Bank Umum Syariah dan 23 Unit Usaha Syariah. Selain itu, jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) telah mencapai 154 unit pada periode yang sama. Pertumbuhan Perbankan Syariah yang pesat ini selain dikarenakan adanya potensi pasar yang mendapat sambutan yang cukup hangat dari masyarakat, juga tidak lepas dari dukungan pemerintah, para ulama, dan regulasi Bank Indonesia yang terus mengakomodasi kebutuhan regulasi industri dan membuka kesempatan yang lebih luas kepada perbankan dan investor untuk menjalankan kegiatan usaha Bank Syariah (Amir Machmud dan Rukmana, 2009:65). Perkembangan perbankan yang cukup pesat ini memerlukan pengawasan dan pengendalian. Di Indonesia dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang mempunyai peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga perbankan seperti itu dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi. Pengawasan dan regulasi tersebut antara lain Bank Indonesia melakukan evaluasi kinerja baik kinerja keuangan maupun kinerja non keuangan untuk perbankan termasuk Perbankan Syariah. Dalam hal pengawasan bank, menurut aturan Bank Indonesia (Bank Indonesia, 2003: 194), Bank Indonesia menentukan prinsip-prinsip dasar tersebut menjadi suatu standar yang direkomendasikan oleh Basel Committee on Banking Supervision, Bank for International Settelement (BIS) untuk diterapkan di berbagai Negara dan mencakup 7 aspek kelembagaan, perizinan, ketentuan tentang kehati-hatian, metode pengawasan, informasi, masalah kewenangan, dan pengawasan lintas negara atau batas. Ketujuh aspek ini kemudian dituangkan dalam prinsip-prinsip dasar pengawasan perbankan yang efektif, yaitu : 1. Tujuan utama pengawasan adalah untuk memelihara kepercayaan masyarakat dan memelihara system keuangan. Tujuan tersebut dimaksudkan 2

untuk dapat meminimalkan risiko serta kerugian masyarakat penyimpan dan maupun bagi para kreditur. 2. Otoritas pengawas harus mendorong terciptanya disiplin pasar melalui pengaturan dan pengawasan yang baik. 3. Untuk dapat menjalankan tugasnya secara efektif, otoritas pengawas harus mempunyai independensi dan kewenangan yang cukup untuk pengambilan suatu keputusan. 4. Otoritas pengawas harus memiliki pemahaman yang tinggi mengenai bisnis perbankan dan dapat memastikan bahwa risiko yang dihadapi oleh bank telah ditangani dengan sebaik-baiknya. 5. Pengawasan yang efektif mensyaratkan adanya penilaian terhadap profil risiko dari masing-masing bank, dan sumber daya yang cukup telah dialokasikan secara cukup untuk hal tersebut. 6. Pengawasan bank harus dapat memastikan bahwa bank memiliki sumber daya yang cukup untuk menangani risiko yang dihadapi, termasuk kecukupan modal, manajemen yang sehat, serta system akuntansi dan pengendalian yang cukup 7. Perlu adanya kerjasama yang erat antara otoritas pengawas di suatu Negara dengan otoritas pengawas di Negara lain, khususnya untuk bank-bank yang beroperasi secara internasional. Evaluasi kinerja keuangan dilakukan dengan cara menilai tingkat kesehatan bank. Bank Indonesia melakukan penilaian tingkat kesehatan Bank Syariah melalui Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 yang dalam penilaiannya menggunakan pendekatan CAMELS (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity dan Sensitivity Market Risk). Namun dalam meneliti tingkat kesehatan keuangan suatu bank hanya dilihat dari aspek keuangannya saja yaitu Capital, Asset, Earning, Liqudity, dan Sensitivity Market Risk, karena aspek Management bukan bagian dari aspek keuangan suatu perusahaan (Rianto, Heru: 2011). Bank yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga mampu menjaga kepentingan dan kepercayaan masyarakat serta mampu memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi nasional. Untuk dapat 3

menjalankan fungsinya dengan baik, bank harus mempunyai modal yang cukup, menjaga kualitas asetnya dengan baik, dikelola dengan baik dan dioperasikan berdasarkan prinsip kehati-hatian, menghasilkan keuntungan yang cukup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, serta memelihara likuiditasnya sehingga dapat memenuhi kewajibannya setiap saat. Selain itu, suatu bank harus senantiasa memenuhi berbagai ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan, yang pada dasarnya berupa berbagai ketentuan yang mengacu pada prinsip-prinsip kehati-hatian di bidang perbankan. Bank Syariah sudah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1992. Salah satu Bank Syariah besar di Indonesia adalah Bank Syariah Mandiri. Bank Syariah Mandiri lahir pada tahun 1999, kehadiran Bank Syariah Mandiri ini sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Dilihat dari profilnya, PT Bank Syariah mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. Bank Syariah Mandiri hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik. Selain itu menurut data yang dilihat dari Laporan Manajemen PT Bank Syariah Mandiri pada tahun 2010, aset bank syariah berkembang pesat selama tahun 2010 total asset meningkat Rp10,44 triliun dari Rp22,04 triliun tahun 2009 ke Rp32,48 triliun tahun 2010. Pada saat yang sama perbankan syariah meningkat sebesar Rp31,42 triliun atau 47,54 triliun dari Rp66,10 triliun tahun 2009 ke Rp97,52 triliun tahun 2010, dan Bank Syariah Mandiri memiliki 507 unit 4

jaringan kantor pelayanan yang besar di seluruh wilayah Indonesia. Berikut ini adalah grafik pertumbuhan asset PT Bank Syariah Mandiri dan Perbankan Syariah: Gambar 1.1. Grafik Pertumbuhan Aset PT Bank Syariah Mandiri dan Perbankan Syariah tahun 2005 2010 (dalam triliun rupiah) 120 100 80 60 40 20 0 97,52 66,1 49,56 30,6 36,54 32,48 20,88 8,27 9,56 12,86 17,07 22,04 2005 2006 2007 2008 2009 2010 BSM Perbankan Syariah Sumber: Laporan Manajemen PT Bank Syariah Mandiri tahun 2010. Dari grafik diatas menunjukan perkembangan aset PT Bank Syariah Mandiri dan Perbankan Syariah di Indonesia sama- sama mengalami peningkatan yang pesat dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Melihat fenomena uraian diatas dapat menjadi sebuah alasan Penulis memilih PT Bank Syariah Mandiri untuk melakukan penelitian ini yang dianalisis untuk membuat Tugas Akhir yang berjudul Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan PT Bank Syariah Mandiri Periode 2006-2011 (Melalui Pendekatan Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007). 1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah 1.2.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang dapat dianalisis adalah; 5

1. Bagaimana kategori tingkat kesehatan keuangan PT Bank Syariah Mandiri periode 2006-2011, apakah tergolong sehat, cukup sehat, atau tidak sehat? 2. Pada posisi peringkat berapa kesehatan keuangan PT Bank Syariah Mandiri periode 2006-2011 dengan melihat rasio keuangannya. 1.2.2 Batasan Masalah Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Menganalisis kategori tingkat kesehatan keuangan PT Bank Syariah Mandiri dengan melihat laporan keuangannya sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 yang dalam penilaiannya menggunakan pendekatan CAMELS (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity dan Sensitivity Market Risk). Namun dalam penelitian ini hanya digunakan aspek keuangannya saja yaitu Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity dan Sensitivity Market Risk. 2. Menilai posisi peringkat kesehatan keuangan PT Bank Syariah Mandiri dengan menghitung rasio-rasio keuangannya yaitu, rasio permodalan (solvability), rasio aktivitas produksi (KAP), rasio rentabilitas, rasio likuiditas (Liquidity), rasio sensitivitas terhadap risiko pasar ( sensitivity to market risk ). 3. Metode pengumpulan data untuk menganalisis kinerja keuangan PT Bank Syariah Mandiri ini dilakukan berdasarkan observasi, yang kemudian data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan software EXCEL 2007. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan PT Bank Syariah Mandiri pada periode 2006 sampai periode 2011 dengan melihat aspek keuangannya. 6

1.3.2 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan, dapat mempertimbangkan hasil penelitian ini sebagai bahan evaluasi suatu bank dalam mengevaluasi keuangannya agar dikelola dengan lebih baik lagi untuk tahun selanjutnya. 2. Bagi ilmu pengetahuan, dapat dijadikan bukti nyata penerapan ilmu manajemen keuangan syariah. 3. Bagi peneliti, sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan sistem penilaian kesehatan keuangan suatu bank syariah. 1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Tugas Akhir ini diuraikan dalam 5 bab secara terpisah, yaitu : 1. Bab I Pendahuluan Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 2. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini menguraikan pengertian mengenai perbankan syariah, fungsi dan peran bank syariah, tujuan bank syariah, konsep operasional perbankan syariah, prinsip operasional bank syariah, laporan keuangan bank syariah, tujuan laporan bank syariah, kinerja keuangan bank syariah, pengertian tingkat kesehatan bank syariah, analisis rasio keuangan, analisis Camels, dan penelitian terkait. 3. Bab III Metode Penelitian Bab ini menjelaskan pengantar, kerangka penelitian, data penelitian, sifat dan kegunaan penelitian, objek penelitian, dan definisi variabel dan teknik analisis data. 7

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini menjelaskan mengenai analisis data menggunakan pendekatan PBI No.9/1/PBI/2007, pembahasan hasil penelitian kondisi kesehatan Bank Syariah Mndiri tahun 2006 sampai dengan 2011. 5. Bab V Penutup Bab ini menguraikan secara singkat mengenai kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan dan rekomendasi sekait dengan hasil penelitian. 8