PENGARUH KONSENTRASI BAP TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS DAN GIBERELIN TERHADAP KUALITAS TUNAS PISANG FHIA-17 IN VITRO Oleh : DONNY ANDRIANA A34301064 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005
PENGARUH KONSENTRASI BAP TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS DAN GIBERELIN TERHADAP KUALITAS TUNAS PISANG FHIA-17 IN VITRO Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh : Donny Andriana A34301064 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005
RINGKASAN DONNY ANDRIANA. Pengaruh Konsentrasi BAP terhadap Multiplikasi Tunas dan Giberelin untuk Perbaikan Kualitas Tunas Pisang FHIA-17 In Vitro. (Dibimbing oleh DEWI SUKMA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi BAP yang optimal untuk perbanyakan pisang FHIA-17 dan melihat pengaruh giberelin terhadap kualitas tunas pisang FHIA-17 secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Juli 2005 di laboratorium Kultur Jaringan Departemen Budidaya Pertanian, Kampus IPB Darmaga, Bogor. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan, yaitu percobaan multiplikasi tunas dan percobaan perlakuan giberelin terhadap kualitas tunas. Untuk percobaan multiplikasi tunas, rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan satu faktor yaitu konsentrasi BAP. BAP terdiri dari empat taraf, yaitu 1, 2, 3, dan 4 ppm. Setiap perlakuan minimal terdiri dari 10 botol. Untuk percobaan perlakuan giberelin terhadap kualitas tunas, rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap tiga faktor. Faktor pertama adalah jenis tunas, faktor kedua adalah asal media multiplikasi dan faktor ketiga perlakuan giberelin. Jenis tunas dibagi menjadi 3, yaitu tunas tinggi (tunas yang memiliki tinggi lebih dari 3 cm dan memiliki 2-3 helai daun yang telah membuka sempurna), tunas pendek (tunas yang tingginya kurang dari 3 cm dan memiliki 2-3 helai daun yang telah membuka sempurna), dan tunas kecil (tunas yang tingginya kurang dari 3 cm dan tidak memiliki daun yang membuka sempurna). Asal media multiplikasi terdiri dari empat taraf, yaitu BAP 1, 2, 3, dan 4 ppm. Sedangkan perlakuan giberelin terdiri dari dua taraf, yaitu giberelin 0 ppm dan giberelin 20 ppm. Masing-masing perlakuan giberelin terdiri dari 48 tunas, yang berasal dari 4 kombinasi asal media multiplikasi. Hasil percobaan multiplikasi menunjukkan bahwa perlakuan BAP (1, 2, 3, 4 ppm) tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap peubah jumlah tunas besar, jumlah tunas kecil, jumlah primordia, jumlah nodul, total jumlah tunas, dan panjang tunas pisang FHIA-17. Rata-rata total jumlah tunas yang dihasilkan berkisar antara 3-5 tunas per eksplan dan tidak jauh berbeda antara beberapa periode subkultur. Perlakuan BAP memberikan pengaruh yang nyata pada peubah jumlah akar, panjang akar dan panjang daun. Rata-rata jumlah akar pisang FHIA-17 terbanyak didapatkan pada perlakuan BAP 1 ppm pada subkultur 7, yaitu 11.8. Sedangkan untuk peubah ratarata panjang akar, BAP memberikan pengaruh yang nyata pada subkultur 5 dan subkultur 7. Pada subkultur 5, akar pisang terpanjang didapatkan dengan perlakuan BAP 1 ppm, yaitu sebesar 8 cm. Sedangkan pada subkultur 7, akar pisang terpanjang didapatkan dengan perlakuan BAP 2 ppm, yaitu sebesar 4.4 cm. Perlakuan BAP memberikan pengaruh nyata terhadap peubah rata-rata panjang daun pisang FHIA-17 pada subkultur 5 dan subkultur 7. Pada subkultur 5, daun pisang terpanjang didapatkan dengan perlakuan BAP 1 ppm, yaitu sebesar 4.8 cm. Sedangkan pada subkultur 7, daun pisang terpanjang didapatkan dengan perlakuan BAP 2 ppm, yaitu sebesar 3.8 cm.
Hasil percobaan perlakuan giberelin terhadap kualitas tunas didapatkan bahwa tinggi tanaman, panjang batang semu, panjang pelepah, lebar daun dan panjang akar dipengaruhi oleh jenis tunas. Perlakuan giberelin berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, jumlah akar, panjang batang semu dan lebar daun. Sedangkan konsentrasi BAP pada media asal berpengaruh nyata hanya pada peubah panjang pelepah pada minggu keempat. Pertambahan tinggi tanaman terbesar, jumlah akar terbanyak, batang semu, pelepah, dan akar terpanjang, serta daun terlebar dihasilkan pada perlakuan asal media BAP 3 ppm dan pada jenis tunas tinggi. Pemberian giberelin 20 ppm dapat menghasilkan panjang batang semu dan panjang pelepah terpanjang. Sedangkan pertambahan tinggi terbesar, jumlah akar terbanyak, daun terlebar dan akar terpanjang dihasilkan oleh giberelin 0 ppm. Interaksi antara jenis tunas tinggi dan giberelin 20 ppm menghasilkan pertambahan tinggi tanaman dan panjang batang semu terbesar. Daun terlebar dihasilkan dari interaksi tunas tinggi dan giberelin 0 ppm, serta BAP 1 ppm pada media asal dan giberelin 0 ppm. Interaksi antara tunas tinggi dan BAP 4 ppm pada media asal serta BAP 4 ppm pada media asal dan giberelin 20 ppm menghasilkan pelepah pisang terpanjang, yaitu sebesar 1.9 cm dan 1.1 cm. Akar terpanjang, yaitu 12.6, dihasilkan dari interaksi antara tunas tinggi dan media asal BAP 2 ppm. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa konsentrasi BAP 1 ppm sudah mencukupi untuk multiplikasi pisang FHIA-17 secara in vitro walaupun laju multiplikasinya masih rendah. Pemberian giberelin dapat meningkatkan tinggi tunas pisang FHIA-17. Tunas tinggi lebih responsif terhadap pemberian giberelin.
Judul Nama Mahasiswa Program Studi : PENGARUH KONSENTRASI BAP TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS DAN GIBERELIN TERHADAP KUALITAS TUNAS PISANG FHIA-17 IN VITRO : Donny Andriana (A34301064) : Hortikultura Menyetujui, Dosen Pembimbing Dewi Sukma, SP. MSi. NIP. 132 166 488 Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. H. Supiandi Sabiham, M.Agr. NIP. 130 422 698 Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 19 September 1983. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari ayah Rubby Suhartono dan ibu Ella Sinta Rosana. Penulis memulai pendidikan formalnya pada Taman Kanak Kanak Sandi Putra di Bandung, dilanjutkan dengan pendidikan dasar di SD Negeri Nilem 2, Bandung. Penulis menyelesaikan pendidikan di SLTP Negeri 13 Bandung tahun 1998. Tahun 2001 penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMU Negeri 5 Bandung. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2001 melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Penulis terdaftar menjadi mahasiswa program studi Hortikultura, Departemen Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Hortikultura dan Dasar Dasar Hortikultura pada tahun 2004 / 2005
KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan pada Robb pencipta alam semesta atas segala nikmat-nya. Sholawat dan salam penulis junjungkan pada Rasulullah, Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya. Penulis dapat menyelasaikan skripsi yang berjudul Pengaruh konsentrasi BAP terhadap multiplikasi tunas dan giberelin terhadap kualitas tunas pisang FHIA-17 in vitro. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada 1. Dewi Sukma SP. MSi. selaku pembimbing skripsi dan pembimbing akademik yang telah memberikan arahan, masukan, motivasi, bimbingan, serta ilmu pengetahuan. 2. Dr. Ir. Agus Purwito MSc. dan Dr. Ir. Sobir MSi. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran. 3. Mama, Papa, dan Angga atas semua dukungan dan semangatnya. 4. Bayu Puji Widyarti yang telah setia menemani, membantu, dan memberikan semangat. 5. My friends in Hortikultura 38. Thanks for our good times together. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan semua pihak yang membaca dan memerlukannya. Bogor, September 2005 Penulis
DAFTAR ISI Halaman PENDAHULUAN.. 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 3 Hipotesis... 3 TINJAUAN PUSTAKA.. 4 Tanaman Pisang...... 4 Kultur Jaringan Pisang... 5 Zat Pengatur Tumbuh..... 7 BAHAN DAN METODE... 8 Tempat dan Waktu Penelitian 8 Bahan dan Alat 8 Metode Penelitian... 8 Rancangan Penelitian... 8 Pelaksanaan Penelitian. 10 Pengamatan...... 10 HASIL DAN PEMBAHASAN.. 12 Percobaan 1 : Multiplikasi Pisang... 12 Jumlah Tunas Besar...... 12 Jumlah Tunas Kecil...... 13 Jumlah Primordia dan Nodul.... 13 Total Jumlah Tunas...... 14 Panjang Tunas....... 16 Jumlah Akar... 17 Panjang Akar..... 17 Panjang Daun.... 18 Percobaan 2 : Perbaikan Tunas Dengan Perlakuan Giberelin...... 19 Pertambahan Tinggi Tunas..... 19 Jumlah Akar...... 21 Panjang Batang Semu...... 22 Panjang Pelepah....... 24 Lebar Daun..... 25 Panjang Akar..... 27 KESIMPULAN DAN SARAN... 29 Kesimpulan.. 29 Saran... 29
DAFTAR PUSTAKA.. 30 LAMPIRAN.. 33
DAFTAR TABEL Nomor Teks 1. Rata-Rata Jumlah Tunas Besar Pisang FHIA-17 pada Berbagai Konsentrasi BAP dari Subkultur 4 sampai subkultur 7..... 13 2. Rata-Rata Jumlah Tunas Kecil Pisang FHIA-17 pada Berbagai Konsentrasi BAP dari Subkultur 4 sampai subkultur 7...... 13 3. Rata-Rata Jumlah Primordia Pisang FHIA-17 pada Berbagai Konsentrasi BAP dari Subkultur 4 sampai subkultur 7...... 14 4. Rata-Rata Jumlah Nodul Pisang FHIA-17 pada Berbagai Konsentrasi BAP dari Subkultur 4 sampai subkultur 7.... 14 5. Rata-Rata Total Jumlah Tunas (tunas besar, tunas kecil, primordia, dan nodul) Pisang FHIA-17 pada Berbagai Konsentrasi BAP dari Subkultur 4 sampai subkultur 7... 15 6. Rata-Rata Panjang Tunas Pisang FHIA-17 pada Berbagai Konsentrasi BAP dari Subkultur 4 sampai subkultur 7...... 16 7. Rata-Rata Jumlah Akar Pisang FHIA-17 pada Berbagai Konsentrasi BAP dari Subkultur 4 sampai subkultur 7..... 17 8. Rata-Rata Panjang Akar Pisang FHIA-17 pada Berbagai Konsentrasi BAP dari Subkultur 4 sampai subkultur 7...... 18 9. Rata-Rata Panjang Daun Pisang FHIA-17 pada Berbagai Konsentrasi BAP dari Subkultur 4 sampai subkultur 7....... 18 10. Rata-Rata Pertambahan Tinggi Pisang FHIA-17 pada Perlakuan Jenis Tunas, BAP pada Media Asal, dan Giberelin. 20 11. Pengaruh Interaksi Jenis Tunas dan Giberelin terhadap Rata-Rata Pertambahan Tinggi Pisang FHIA-17.... 21 12. Rata-Rata Jumlah Akar Pisang FHIA-17 pada Perlakuan Jenis Tunas, BAP pada Media Asal, dan Giberelin 22 13. Rata-Rata Panjang Batang Semu Pisang FHIA-17 pada Perlakuan Jenis Tunas, BAP pada Media Asal, dan Giberelin 23 14. Pengaruh Interaksi Jenis Tunas dan Giberelin terhadap Rata-Rata Panjang Batang Semu Pisang FHIA-17.... 23 15. Rata-Rata Panjang Pelepah Pisang FHIA-17 pada Perlakuan Jenis Tunas, BAP pada Media Asal, dan Giberelin 24 16. Pengaruh Interaksi Jenis Tunas dan BAP pada Media Asal terhadap Panjang Pelepah Daun Pisang FHIA-17..... 25 Halaman