PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA BERPRESTASI TINGGI DENGAN BERPRESTASI RENDAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KUANTAN MUDIK

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA TAMATAN TK DAN NON TK DI SEKOLAH DASAR NEGERI

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pemberian Pekerjaan Rumah. a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebagaimana adanya secara sistematis, akurat, aktual dan kemudian ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Berkaitan dengan Pendidikan, Musaheri (2007 : 48) mengungkapkan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang memfasilitasi

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNEMENTS (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan penyajian data dan hasil analisis data, maka pada bab ini akan. Tabel 5.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN BERHITUNG PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS II SDN 3 LEPAK KECAMATAN SAKRA TIMUR

HUBUNGAN KONSEP DIRI AKADEMIK DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

KORELASI ANTARA KONSEP DIRI SOSIAL DENGAN HUBUNGAN SOSIAL (Studi Korelasional terhadap Siswa SMP Negeri 2 Padang Panjang)

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA N 5 PADANG E-JURNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar

ARIS RAHMAD F

BAB V PEMBAHASAN. A. Korelasi Kinerja Pengawas PAI Dengan Kinerja Guru PAI di Sekolah Dasar Negeri Se -Kecamatan Basarang Kabupaten Kuala Kapuas.

KETERLAKSANAAN LAYANAN PEMBELAJARAN DALAM BIMBINGAN BELAJAR OLEH GURU KELAS BERDASARKAN TANGGAPAN SISWA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah berdirinya SMP Negeri 2 Sukorejo Ponorogo

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH:

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah penelitian yang penyajian datanya berupa angka-angka dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Upaya Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Kegiatan Belajar Peserta Didik

PEMANFAATAN BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH SISWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 7 BANJARMASIN

SUYUT ADIN FEBRIANTO NPM

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

PENGARUH SISTEM PEMONDOKAN TERHADAP PERILAKU SISWA BERDASARKAN NILAI-NILAI PANCASILA DI SLTP BABUSSALAM PEKANBARU

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP TINGKAT KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VIII DI UPTD SMP NEGERI 2 CAMPUR DARAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB IV ANALISIS KOMPARASI PRESTASI BELAJAR PAI ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI TPQ DAN SISWA YANG TIDAK MENGIKUTI TPQ

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP EMPATI PADA SISWA KELAS XI SMK AL WASHLIYAH TELADAN MEDAN. Abstrak

Korelasi antara Konsep Diri Sosial dengan Hubungan Sosial (Studi Korelasional Terhadap Siswa SMP Negeri 2 Padang Panjang)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan seorang individu dengan ciri khusus yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB IV ANALISA DATA. A. Efektivitas Guru PAI Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005).

Pengaruh Konsep Diri, Cara Belajar dan Perhatian Orang Tua terhadap Hasil Belajar Siswa kelas X IPS di SMAN 2 Sijunjung. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. menuntun pikiran dan perilaku seseorang. Dengan demikian, maka kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

USAHA-USAHA YANG DILAKUKAN GURU DALAM MENANGGULANGI SISWA YANG BERPRESTASI BELAJAR RENDAH. SARIDIN Pengawas Sekolah Dasar UPTD Kecamatan Singigi

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SISWA SEKOLAH DASAR

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. mereka mengubah dirinya sendiri (QS. Ar Ra du/13: 11).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ARVITA MAYASARI A

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KARTASURA

PERSEPSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING MENGENAI PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Keterampilan. Praktek Otomotif Siswa. Budi Riyanto ( ) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP veteran Semarang

Oleh MOCH. RIZKI FAUZI NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai individu yang hidup di tengah masyarakat, seseorang ingin diakui sebagai

Oleh: DARWANTO Dibimbing oleh : 1. Drs. SETYA ADI SANCAYA, M.Pd. 2. LAELATUL AROFAH, M. Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KEADAAN LINGKUNGAN FISIK SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

MODEL PEMBELAJARAN BERTUKAR PASANGAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilakukan di lingkungan mana saja baik di sekolah maupun di luar

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 BANTUL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung berupaya mempengaruhi mengarahkan dan mengembangkan

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA BROKEN HOME SERTA IMPLIKASINYA DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm.9.

Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies

I. PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka keberadaan

Transkripsi:

PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA BERPRESTASI TINGGI DENGAN BERPRESTASI RENDAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Windra Kepala SDN 005 Banjar Guntung Kecamatan Kuantan Mudik windra157@gmail.com ABSTRAK Perbedaan konsep diri siswa berprestasi tinggi dengan berprestasi rendah siswa kelas II SMP Negeri Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Pelajaran 2005 / 2006. Konsep diri penting sekali dipahami oleh setiap orang yang berperan dalam meningkatkan perkembangan diri siswa. Hal ini disebabkan konsep diri mempengaruhi kesehatan mental dan bahkan perkembangan kepribadian siswa. Untuk membina konsep diri yang positif siswa perlu memahami dan menilai diri sendiri secara positif. Penelitian membahas tentang konsep diri siswa berprestasi tinggi dengan berprestasi rendah siswa kelas II SMP Negeri Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Pelajaran 2005 / 2006 yang bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan konsep diri siswa yang berprestasi tinggi dengan siswa yang berprestasi rendah. Objek penelitian ini adalah siswa dan siswa SMP Negeri sebanyak 125 siswa yang terdiri dari 34 siswa yang berprestasi tinggi dan 91 siswa yang berprestasi rendah. Hasil analisa data menunjukkan terdapat perbedaan konsep diri siswa berprestasi tinggi dengan berprestasi rendah. Siswa yang mempunyai konsep diri positif prestasi belajarnya lebih baik dibandingkan dengan siswa yang kurang memahami tentang konsep dirinya sendiri. Kata kunci : Konsep Diri, Prestasi Siswa. PENDAHULUAN Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dibutuhkan adanya lembaga pendidikan formal dalam rangka untuk mengembangkan potensi peserta didik supaya menjadi manusia yang berkualitas. Sejalan dengan tujuan pendidikan tersebut, Prayitno (1994: 22) mengemukakan bahwa: perkembangan manusia seutuhnya hendaklah mencapai pribadi yang kemandiriannya matang, kemampuan sosialnya menyejukkan, kesusilaannya tinggi keimanan dan kelakuannya mendalam. Perkembangan anak merupakan tanggung jawab keluarga, sekolah dan masyarakat. Salah satu aspek pengembangan anak yang perlu dikembangkan adalah kepribadian anak. Salah satu aspek kepribadian anak yang Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 3, September 2017 567

perlu dikembangkan adalah konsep diri. Konsep diri adalah pendapat seseorang tentang dirinya, baik menyangkut kemampuan mental maupun fisik ataupun menyangkut segala sesuatu yang menjadi miliknya secara material. Berdasarkan pengamatan, siswa yang berprestasi tinggi lebih berani dan aktif dalam kegiatan belajar, sedangkan siswa yang berprestasi rendah cenderung menampilkan tingkah laku yang tidak berani, kurang aktif, kurang percaya diri, penakut, mudah putus asa serta bergantung kepada orang lain. A. Konsep Diri Menurut epsrtein, Brim, Blith dan Tra Eger dalam (Mudjiran, dkk, 1999: 114) menyatakan konsep diri adalah pendapat atau perasaan atau gambaran seseorang tentang dirinya sendiri baik menyangkut fisik maupun psikis (sosial, emosional, moral, dan kognitif). Menurut Erlamsyah (1999: 2) konsep diri seseorang ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Konsep diri umum adalah gambaran seseorang terhadap dirinya secara umu tanpa melibatkan aspek-aspek tertentu tentang diri sendiri. Sedangkan konsep diri khusus merupakan gambaran seseorang secara khusus terhadap dirinya sendiri dari aspek-aspek tertentu diantaranya: - Aspek sosial. - Aspek emosional. - Aspek fisik. - Aspek intelektual. Menurut Simon (1985) dalam (Elni Yakub, 1998: 38) mengatakan konsep diri berkembangnya saat terbentuknya kemampuan diferensiasi, kemampuan indikasi dan introspeksi dari lingkungannya sehingga berkembang dunia pribadinya. KAJIAN TEORITIS Siswa yang memiliki prestasi belajar yang tinggi tapi kurang berhasil dalam hubungan sosialnya, egois, sombong, acuh terhadap lingkungannya, namun sebaliknya justru siswa yang berprestasi rendah memiliki hubungan sosial yang baik dan bagus. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian perbedaan konsep diri siswa berprestasi tinggi dengan siswa berprestasi rendah kelas II SMPN Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi. Grinder dalam (Elni Yakub, 1998: 36) mengatakan bahwa persepsi orang mengenai diri sendiri terbentuk selama hidupnya melalui hadiah dan hukuman dari orang-orang yang ada disekitarnya. Ekstein, Brim, dan Treager dalam (Mudjiran, dkk, 1999) membagi konsep diri lima jenis yaitu: 1. Konsep diri yang menyangkut materi yaitu pendapat seseorang tentang segala sesuatu yang dimilikinya baik yang menyangkut harta benda maupun bentuk tubuh. 2. Konsep diri yang menyangkut sosial perasaan orang tentang kualitas hubungan sosial dengan orang lain. 3. Konsep diri yang menyangkut emosi yaitu pendapat seseorang bahwa dia sabar, bahagia, senang atau gembira, berani atau sebaliknya. 4. Konsep diri yang menyangkut moral yaitu pendapat seseorang tentang dirinya bahwa dia jujur, bersih dan penyayang. 5. Konsep diri yang menyangkut kognitif yaitu pendapat seseorang tentang kecerdasan baik dalam memecahkan masalah maupun prestasi akademis. 568 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 3, September 2017

Secara garis besar konsep diri dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: 1. Faktor dari dalam individu berupa keadaan fisik, keadaan kemampuan intelektual, bakat dan minat anak. 2. Faktor dari luar individu atau faktor lingkungan. Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan konsep diri anak, terutama lingkungan keluarga. Durr dan Schemat, Caplin, Guinby dalam (Mudjiran, dkk, 1999: 120) mengemukakan tingkah laku guru yang dapat mengembangkan konsep diri positif bagi siswa adalah: 1. Guru yang suka memberikan kesempatan dan menciptakan situasi belajar yang memberikan kesempatan bagi siswa memperoleh penguatan. 2. Guru yang suka memberikan sokongan dan menciptakan situasi yang membuat siswa termotivasi. 3. Guru yang selalu berfikiran positif tentang siswa. 4. Guru yang menciptakan situasi memungkinkan siswa merasa sukses melalui pengalaman belajar. 5. Guru yang menghargai siswa dan berusaha mengembangkan bakat dan keterampilan siswa sehingga siswa merasa berguna dan berarti. B. Konsep Belajar Howard L. Kingsley dalam (Wasty Soemanto, 2003: 104) mengemukakan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Syaiful Bahri (1997) menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan baik menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi aspek organisme atau individual. Soemanto (2003: 113) mengemukakan ada tiga macam faktor yang mempengaruhi belajar yaitu: a. Faktor stimulasi belajar. Faktor-faktor yang berhubungan dengan stimulasi belajar adalah sebagai berikut: - Panjangnya bahan pengajaran. - Kesulitan bahan pelajaran. - Berat atau ringannya tugas. - Suasana lingkungan eksternal (cuaca, waktu, kondisi tempat dan penerangan). b. Faktor metode belajar Faktor-faktor yang berhubungan dengan metode belajar adalah sebagai berikut: - Kegiatan berlatih praktek. - Over learning dan driil. - Resitasi selama belajar. - Pengenalan tentang hasil belajar. - Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian. - Penggunaan modelitas indra. - Penggunaan dalam belajar. - Bimbingan dalam belajar. - Kondisi-kondisi intensif c. Faktor individual Faktor-faktor yang berhubungan dengan individual adalah sebagai berikut: - Kematangan. - Faktor usia kronologis. - Faktor perbedaan jenis kelamin. - Pengalaman sebelumnya. - Kapasitas mental. - Kondisi kesehatan jasmani. - Kondisi kesehatan rohani. - Motivasi. C. Hubungan Konsep Diri dengan Prestasi Belajar Morison dan Thomson (1973); Nylor (1972) dalam (Mudjiran, 1999: 118) mengemukakan pendapat menyangkut hubungan antara konsep Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 3, September 2017 569

diri dengan prestasi belajar sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan positif yang kuat antara konsep diri dan prestasi belajar di sekolah. Siswa remaja yang memiliki konsep diri positif menampilkan prestasi yang baik di sekolah atau siswa remaja yang berprestasi tinggi di sekolah memiliki penilaian diri yang tinggi dan juga menunjukkan A. Hipotesa Penelitian Terdapat perbedaan yang signifikan antara konsep diri siswa yang B. Populasi dan Sampel No Nama Sekolah Kelas PROSEDUR PENELITIAN Tabel 1. Populasi dan Sampel Penelitian 1 SMP 1 Kuantan Mudik II A B C D 2 SMP 2 Kuantan Mudik II A B hubungan antar pribadi baik dengan guru maupun teman sebaya yang positif pula. 2. Penting diciptakan situasi sekolah yang mengembangkan konsep diri positif individu siswa, yaitu memungkinkan mereka mendapat penghargaan sokongan dan pengakuan dari guru-guru dan teman-teman mereka. berprestasi tinggi dengan siswa yang berprestasi rendah. Prestasi Tinggi Prestasi Rendah Populasi Sampel Populasi Sampel 5 5 8 8 7 7 3 3 7 7 2 2 5 5 5 5 2 2 11 11 2 2 6 6 3 SMP 3 Kuantan Mudik II 3 3 15 15 4 SMP 4 Kuantan Mudik II A B 2 1 2 1 10 14 10 14 5 SMP 5 Kuantan Mudik II - - 17 17 Jumlah 34 34 91 91 C. Metode Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif untuk mendeskripsikan perbedaan konsep diri siswa yang berprestasi tinggi dengan siswa yang berprestasi rendah. D. Data dan Alat Pengumpul Data 1. Data Data primer yang dikumpulkan adalah data mengenai perbedaan konsep diri siswa yang berprestasi tinggi dengan siswa yang berprestasi rendah. Sedangkan data sekunder yang dikumpulkan adalah hasil belajar semester I Tahun Ajaran 2005/2006 untuk menjaring siswa yang berprestasi tinggi dengan siswa yang berprestasi rendah. 2. Alat Pengumpula Data Adapun alaut untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah angket. Data yang dikumpulkan terdiri dari empat indikator yaitu: 570 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 3, September 2017

- Aspek sosial. - Aspek emosional. - Aspek fisik. - Aspek intelektual. E. Teknik Analisa Data Untuk menguji hipotesa maka digunakan Uji Test dalam Anas Sudiono (1996: 306) dengan rumus: A. Seleksi Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Memerikasa semua butir jawaban yang telah diisi siswa apakah ada yang kurang lengkap atau diragukan. 2. Mengelompokkan jawaban siswa yang berprestasi tinggi dan yang berprestasi rendah. B. Pengolah Data dan Hasil Analisa Data 1. Menjumlahkan skor yang diperoleh masing-masing responden sebanyak item yang ada. 2. Membuat tabel skor yang diperoleh masing-masing responden berdasarkan kelompok siswa yang berprestasi tinggi dan yang berprestasi rendah. 3. Gambaran konsep diri siswa berprestasi tinggi Tabel 2. Harga-Harga X, Median, Range Konsep Diri Siswa Berprestasi Tinggi No Nama Sekolah X (Mean) Median Range 1 SMPN 1 Kuantan Mudik 34,58 35 30 41 2 SMPN 2 Kuantan Mudik 33,25 33 31 36 3 SMPN 3 Kuantan Mudik 34 38 28 38 4 SMPN 4 Kuantan Mudik 31,66 31 30 34 5 SMPN 5 Kuantan Mudik - - - Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata (mean) tertinggi skor konsep diri siswa berprestasi tinggi terdapat pada SMPN 1 Kuantan Mudik dengan rata-rata 34,58 dan Range 30 4. Gambaran konsep diri siswa berprestasi rendah 41. Sedangkan rata-rata (mean) terendah skor konsep diri siswa berprestasi tinggi terdapat pada SMPN 4 Kuantan Mudik dengan rata-rata 31,66 dan Range 30 34. Tabel 3. Harga-Harga X, Median, Range Konsep Diri Siswa Berprestasi Rendah No Nama Sekolah X (Mean) Median Range 1 SMPN 1 Kuantan Mudik 27 29 23 30 2 SMPN 2 Kuantan Mudik 28,76 26 22 35 3 SMPN 3 Kuantan Mudik 29,06 24 22 38 4 SMPN 4 Kuantan Mudik 28,08 25,25 23 37 5 SMPN 5 Kuantan Mudik 27,76 28 24 30 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata (mean) tertinggi skor konsep diri siswa berprestasi rendah terdapat pada SMPN 3 Kuantan Mudik dengan rata-rata 29,06 dan Range 22 38. Sedangkan rata-rata (mean) terendah skor konsep diri siswa berprestasi rendah terdapat pada SMPN Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 3, September 2017 571

1 Kuantan Mudik dengan rata-rata 27 dan Range 23 30. 5. Hasil analisa data sebagai berikut: Hipotesa yang diuji adalah sebagai berikut: a. Hipotesa alternatif (Ha) terdapat perbedaan yang signifikan antara konsep diri siswa yang berprestasi tinggi dengan siswa yang berprestasi rendah. b. Hipotesa nihil (Ho) tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara konsep diri siswa yang berprestasi tinggi dengan siswa yang berprestasi rendah. Untuk menguji hipotesis maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan mean variabel siswa yang berprestasi tinggi (X). ( ) 2. Menentukan mean variabel siswa yang berprestasi rendah (Y). ( ) 3. Menentukan standar deviasi (SD) variabel siswa yang berprestasi tinggi (X). ( ) ( ) 4. Menentukan standar deviasi (SD) variabel siswa yang berprestasi rendah (Y). ( ) ( ) 5. Menentukan standar error (SE) variabel siswa yang berprestasi tinggi (X). 6. Menentukan standar error (SE) variabel siswa yang berprestasi rendah (Y). 7. Menentukan standar error (SE) variabel (X) dan variabel (Y). 8. Menentukan To. Langkah selanjutnya adalah memberikan interpretasi terhadap To dengan cara: 1. Mencari df (degrees of freedom) atau derajat kebebasan ( ) 2. Berkonsultasi pada tabel T, dengan df 125 diperoleh T tabel (Tt) sebagai berikut: Pada taraf signifikan 5% = 1,98 Pada taraf signifikan 1% = 2,62 3. Membandingkan T hitung dengan T tabel T hitung : 6,21 berarti lebih besar dari T tabel baik pada taraf signifikan 5% maupun pada taraf signifikan 1% Dengan demikian hipotesa alternatif diterima dan hipotesa nihil ditolak artinya terdapat perbedaan yang 572 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 3, September 2017

signifikan antara mean variabel X dan mean variabel Y baik pada taraf 5% A. Kesimpulan 1. Siswa yang mempunyai konsep diri positif (baik) menampakkan keaktifan, kerja keras dan percaya diri dalam menyelesaikan tugastugas belajar serta sikap sportif dalam menghadapi persaingan dan menunjukkan prestasi belajar yang tinggi. 2. Siswa yang mempunyai konsep diri rendah sering menampilkan sikap lebih suka menarik diri dari berbagai tantangan, pergaulan bahkan mereka merasa terisolir dan menunjukkan prestasi belajar yang rendah. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara konsep diri siswa berprestasi tinggi dengan berprestasi rendah. Prestasi belajar siswa yang mempunyai konsep diri positif (baik) lebih baik dari pada siswa yang kurang mempunyai konsep diri positif (baik). B. Saran 1. Kepada guru diharapkan untuk dapat selalu membina, menjaga dan meningkatkan serta Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, 2004, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta Anas Sudijono, 2003, Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada Erlamsyah, 1999, Pengembangan Konsep Diri Anak Usia Dini (Makalah), Padang: FIP. UNP maupun 1%. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA mengembangkan konsep diri positif yang telah dimiliki siswa. 2. Kepada guru diharapkan memberi kesempatan dan bimbingan yang terus menerus untuk menumbuh kembangkan konsep diri siswa yang masih rendah menjadi konsep diri yang positif melalui kegiatan belajar mengajar. 3. Kepada guru pembimbing (BK) diharapkan membantu dan membimbing siswa melalui bidang bimbingan dan layanan yang tepat dalam membentuk konsep diri. 4. Kepada orangtua diharapkan kerjasama dengan pihak sekolah dalam rangka membina konsep diri siswa. 5. Kepada sekolah-sekolah diharapkan menciptakan suasana lingkungan yang kondusif dan harmonis bagi terciptanya konsep diri siswa sesuai dengan yang diharapkan. 6. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktorfaktor penyebab perbedaan konsep diri siswa berprestasi tinggi dengan siswa berprestasi rendah yang belum diteliti disini. Mudjiran, dkk, 1999, Pengembangan Peserta Didik, Padang: Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Nurma Hayati, 2004, Perbedaan Konsep Diri Siswa yang Bersekolah di SLTP dengan Siswa MTs Pondok Pesantren Tahun Ajaran 2003/2004, Pekanbaru (Skripsi) Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 3, September 2017 573

UU Hamidi, 2003, Metodologi Penelitian, Pekanbaru: Bilik Kreatif Press Prayitno, 1997, Pelayanan Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi 574 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 3, September 2017