Heru Sasongko, M.Sc.,Apt. 3/24/2015 Farmasi UNS

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk di

PERANAN APOTEKER DI RUMAH SAKIT

MEHTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHAT AN REPUBLIK INDONESIA. Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 TENTANG

KIE di Rumah Riset Jamu. Dikompilasi dari materi Pelatihan Apoteker Saintifkasi Jamu di B2P2TOOT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong masyarakat untuk semakin memperhatikan derajat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sakit (illness) berbeda dengan penyakit (disease). Sakit berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PHARMACEUTICAL CARE. DALAM PRAKTEK PROFESI KEFARMASIAN di KOMUNITAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN LAWEYAN KOTA SOLO TAHUN 2007 SKRIPSI

TINJAUAN ASPEK ADMINISTRASI PADA RESEP DI TIGA APOTEK DI KABUPATEN PEMALANG PERIODE JANUARI - JUNI 2008 SKRIPSI

BAB I. Kesehatan merupakan hal yang penting di dalam kehidupan. Seseorang. yang merasa sakit akan melakukan upaya demi memperoleh kesehatannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Apoteker berperan dalam mengelola sarana dan prasarana di apotek. Selain itu, seorang apoteker juga harus menjamin bahwa:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek

TINJAUAN ASPEK ADMINISTRATIF PADA RESEP DI TIGA APOTEK DI KOTA SURAKARTA PERIODE JANUARI-JUNI TAHUN 2008 SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. promosi / iklan obat melalui media massa dan tingginya biaya pelayanan kesehatan,

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SURVEI KESALAHAN DALAM PENULISAN RESEP DAN ALUR PELAYANANNYA DI APOTEK KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI

GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK KABUPATEN BREBES TAHUN 2008 SKRIPSI

BAB II. hasilnya memuaskan (keberhasilan terapi) (Rover et al, 2003). 922/MENKES/PER/X/1993 pasal 15, peran apoteker di apotek meliputi :

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Swamedikasi atau pengobatan sendiri merupakan kegiatan pemilihan dan

GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2008 SKRIPSI

HEALTH & BEAUTY. Oleh Aftiyani. Guardian, The One You Trust

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sebagai apoteker (Presiden, RI., 2009).

TINJAUAN ASPEK KLINIS PADA RESEP DI TIGA APOTEK DI KABUPATEN PEMALANG PERIODE JANUARI-JUNI 2008 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal. Kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN SWAMEDIKASI. Dra. Liza Pristianty,MSi,MM,Apt Fakultas Farmasi Universitas Airlangga PC IAI Surabaya

Prosiding SNaPP2017 Kesehatan pissn eissn

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN ASPEK KLINIS PADA RESEP DI TIGA APOTEK DI KOTA SURAKARTA PERIODE JANUARI-JUNI 2008 SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. suksesnya sistem kesehatan adalah pelaksanaan pelayanan kefarmasian (Hermawati, kepada pasien yang membutuhkan (Menkes RI, 2014).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Daftar Tilik Mutu Pelayanan Kefarmasian DAFTAR TILIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah pengobatan sendiri, meskipun belum terlalu populer, namun

Lampiran 1.Penilaian yang dirasakan dan harapan pada variabel-variabel yang mempengaruhi tingkat kepuasan pasien

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya dari seseorang untuk mengobati dirinya sendiri dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2012 di Apotek RSU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. Bagi Apotek Kabupaten Cilacap Dapat dijadikan sebagai bahan masukan sehingga meningkatkan kualitas dalam melakukan pelayanan kefarmasian di Apotek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1 Hasil lembar ceklist Puskesmas Helvetia, Medan-Deli dan Belawan Bagian II Nama puskesmas Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peningkatan kesehatan masyarakat. Definisi swamedikasi menurut

KERANGKA ACUAN KERJA / TERM OF REFERENCE KEGIATAN EVALUASI DAN PENGEMBANGAN STANDAR PELAYANAN KESEHATAN TA. 2017

BAB IV PEMBAHASAN. sakit yang berbeda. Hasil karakteristik dapat dilihat pada tabel. Tabel 2. Nama Rumah Sakit dan Tingkatan Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEDICAL RECORD FOR GERIATRIC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Izin Apotek Pasal 1 ayat (a): Apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK KOTA MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan masyarakat. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang. benda asing eksternal seperti debu dan benda asing internal seperti dahak.

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 002/ PP.IAI/1418/VII/2014. Tentang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BLUEPRINT UJI KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA METODE OSCE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2012 di Apotek RSUD Toto

1.1. Keterlaksanaan standar pelayanan kefarmasian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Apoteker merupakan profesi kesehatan terbesar ketiga di dunia, farmasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan hukum yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat

TUJUAN. a. Meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian. b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK KOTA MAGELANG BULAN SEPTEMBER TAHUN 2014 LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah medication error tidak dapat dipisahkan dengan Drug

karena selain komoditas perdagangan, obat juga memiliki fungsi sosial. Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan karena penanganan dan

KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Periode zaman penjajahan sampai perang kemerdekaaan tonggak sejarah. apoteker semasa pemerintahan Hindia Belanda.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Swamedikasi atau self medication adalah penggunaan obat-obatan tanpa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Periode Zaman Penjajahan sampai Perang Kemerdekaaan Tonggak sejarah. asisten apoteker semasa pemerintahan Hindia Belanda.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA

Transkripsi:

Heru Sasongko, M.Sc.,Apt. 1

Ilmu Etika Praktik Kefarmasian Hukum 2

PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI (MANAGERIAL) PELAYANAN FARMASI KLINIK PROMOSI DAN EDUKASI 3

Resep datang Skrining resep Resep diberi harga Pasien tidak setuju Pasien setuju Diajukan obat alternative dengan jenis, jumlah, jumlah item dan harga sesuai kemampuan pasien Pasien tidak setuju Pasien setuju Pasien kurang mampu Obat digratiskan Penyiapan/ peracikan obat Penyerahan obat Pemeriksaan akhir Pemberian konseling, informasi, edukasi Monitoring penggunaan obat 4

Persyaratan administratif RESEP Pertimbangan klinis Kesesuaian farmasetik 5

Persyaratan administratif - Nama,SIP dan alamat dokter. - Tanggal penulisan resep. - Tanda tangan/paraf dokter penulis resep. - Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien. - Nama obat, potensi, dosis, jumlah yang minta. - Cara pemakaian yang jelas. - Informasi lainnya. 6

Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis,potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian. Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). 7

Dr. SS, Sp.OG SIP : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Alamat rumah : Jl. Urip Sumoharjo No.26 Praktek : RSUD Moewardi Poli Kandungan R/ Amoxsan No.XV S4ddtab1 R/ Duphaston No.X S1dd1 R/ Osfit DHA No.X S1dd1 Pro : Ny. SW Umur : - Alamat : Jebres 8

Dr. SPJ, Sp.A SIP : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Alamat rumah : Jl. Urip Sumoharjo No.31 Praktek : RSUD Moewardi Poli Anak R/ Cetirizin syr No. I S1dd1cth Ttd. R Cefixime 100 mg GG MP 4 Paracetamol Mfpulv No.X S3dd1pulv Ttd. No. IV No. V No. V No. V Pro : An. AB Umur : - Alamat : Mojosongo 9

PELAYANAN OBAT TANPA RESEP 10

Dilakukan untuk mengatasi keluhan dan penyakit ringan (minor illlness) seperti: demam, nyeri, pusing, batuk, influenza, sakit maag, kecacingan, diare, penyakit kulit, dll. Merupakan alternatif untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan Obat yang digunakan : - obat bebas dan bebas terbatas (OTC) - obat wajib apotek (OWA) - suplemen 11

Batuk Flu (selesma) Demam Nyeri Sakit maag Diare Penyakit kulit 12

Memperhatikan kondisi khusus misalnya hamil, menyusui, bayi, lanjut usia, diabetes mellitus, dan lain-lain Mempertimbangkan pengalaman alergi atau reaksi yang tidak diinginkan terhadap obat tertentu Memperhatikan nama obat, zat berkhasiat, kegunaan, cara pemakaian, efek samping dan interaksi obat yang dapat dibaca pada etiket atau brosur obat Memilih obat yang sesuai dengan gejala penyakit dan tidak ada interaksi obat dengan obat yang sedang diminum 13

- Sebagian masyarakat membeli obat resep tanpa resep/ beli bebas - Minta kopi resep untuk re-use ekonomis. - Apoteker menjual prescription drugs secara bebas. - Banyak toko obat dan toko-toko lainnya menjual obat. - Contoh obat keras yang sering dibeli tanpa resep : dexamethason, captopril, glibenklamide, amoxycillin, acyclovir, supertetra, ketokonazol, omeprazole, imodium, voltadex, ponstan dll 14

penggunaan antibiotik dalam swamedikasi untuk kasus ringan seperti diare, batuk, pilek Jumlah obat (antibiotik) kurang : super tetra 3, FG troches 2 Penggunaan obat yang relatif aman secara berlebihan : keluhan kecil segera minum obat, vitamin dan analgesik digunakan secara berlebihan Penggunaan obat herbal yang tidak aman dan berlebihan Menggunakan obat-obat yang mengandung lebih dari satu zat aktifnya secara berulang-ulang. Menggunakan beberapa obat dengan zat aktif yang sama Penggunaan obat-obat yang mahal (bermerek) 15

Peran tenaga kefarmasian dalam pelayanan AlKes : - melayani permintaan AlKes sesuai kebutuhan - memberi penjelasan yang sesuai Contoh AlKes : - pembalut (kassa, sofratulle, pembalut gulung, pembalut elastis, dll.) - pispot - spuit injeksi - masker - tabung oksigen, dll. 16

17

18

19

Tenaga Farmasi sebagai care giver diharapkan juga dapat melakukan pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Untuk aktivitas ini farmasis harus membuat catatan berupa catatan pengobatan (medication record). 20

Tenaga Farmasi harus memberikan edukasi apabila masyarakat ingin mengobati diri sendiri (swamedikasi) Tenaga Farmasi ikut membantu menyebarkan informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet /brosur, poster, penyuluhan, dan lain lainnya. 21

PROSES TERAPI OBAT Pemakaian obat OBAT Karakteristik obat A. Aspek farmasetik 1. Nama 2. Bentuk Sediaan 3. Jalur pemakaian B. Aspek farmakoterapi 1. Efek terapi 2. Efek samping C. Aspek Ekonomi 1. Harga obat PEMAKAIAN OBAT RASIONAL (4 T 1 W) 1)Kesesuaian 2)Kemanjuran 3)Keamanan 4)Kepatuhan PASIEN 1. Sosio demografi 2. Psikologi (persepsi dan harapan) 3. Sosial budaya 4. Epidemiologi PROSES ASUHAN KEFARMASIAN 22

ILMU ITU TIDAK SEBATAS APA YANG ADA DI KEPALA ANDA. JIKA ANDA MELIHAT SESUATU YANG TIDAK SESUAI JANGAN PROTES DULU, PELAJARI DULU ILMUNYA. BERBICARA/BERTINDAKLAH DENGAN ILMU BUKAN HAWA NAFSU 23

24