BAB I PENDAHULUAN I.1.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penerima pesan atau yang biasa disebut dengan komunikan.manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa.

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasar kodratnya, manusia ditakdirkan berpasang-pasangan membangun

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa kasih sayang, rasa aman, dihargai, diakui, dan sebagainya.memenuhi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Menurut World Health Organization (WHO) sehat itu

I. PENDAHULUAN. Keragaman dimasyarakat memerlukan sosialisasi dan memerlukan interaksi

POLIGAMI DALAM FILM (Analisis Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami Dalam Film Indonesia Tahun )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

POLIGAMI DALAM FILM (ANALISIS RESEPSI AUDIENS TERHADAP ALASAN POLIGAMI DALAM FILM INDONESIA TAHUN )

BAB I PENDAHULUAN. dan McMullin (1992) (dikutip dalam Siahaan, 2009: 47) mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terus berkembang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

BAB I PENDAHULUAN. yang besar bagi perkembangan dunia perfilman. Film di era modern ini sangat

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian Corrected item-total correlation semua angka diatas 0,300, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Yayasan Srikandi Pasundan, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang tabu bagi beberapa orang. seksualitas mereka. Kemunculan mereka bukannya datang tiba-tiba.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB V KESIMPULAN. sosial, serta hubungan sosial antara perempuan dan laki-laki yang terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. ditolak eksistensinya di masyarakat. Sayangnya, belum banyak orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai individu yang kompleks memiliki orientasi

BAB I PENDAHULUAN. menyalahi norma yang berlaku. Seolah menjadi suatu aib bagi mereka yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi.

BAB I PENDAHULUAN. yang berusia diatas enam belas tahun berpendapat sama mengenai hubungan sesama jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sesi 8: Pemberitaan tentang Masalah Gender

BAB I PENDAHULUAN. adalah perubahan yang terjadi pada perkembangan pribadi seseorang. Masuknya

MEDIA & CULTURAL STUDIES

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah kemungkinan bahwa ada proses penerimaan makna yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia yang mengglobal ini, media massa telah menjadi alat

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian

stand up comedy, perlu diketahui terlebih dahulu definisi stand up comedy. Secara definisonal oleh Greg Dean, stand up comedy adalah

Bab 4. Simpulan dan Saran. disimpulkan bahwa tokoh Ruka Kishimoto dalam serial drama Jepang Last Friends

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

Bab 1. Pendahuluan. elektronik. Media hiburan ini yang sering disebut dengan dorama atau serial televisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

Seks Laki-laki dan Laki-laki, perempuan, interseks, transgender

BAB V KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Menurut Clarke-Sweart & Friedman (dalam Hendriati 2006) masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kasus kekerasan seksual, free sex,dan semacamnya. Dengan semakin

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode reception analysis. Penelitian ini

UKDW BAB I : PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Homoseksualitas adalah salah satu fenomena sosial yang kontroversial

BAB I PENDAHULUAN. seksual umumnya dibahas seolah-olah hanya merupakan karakteristik individu,

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi kodratnya manusia diciptakan berpasang-pasangan antara lakilaki

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian reception analysis yang menggunakan model encodingdecoding

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini menyangkut hal-hal pribadi dan dipengaruhi oleh banyak aspek kehidupan

RESEPSI KHALAYAK PEREMPUAN YANG SUDAH MENIKAH TERHADAP POLIGAMI DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK KERUDUNG NASKAH PUBLIKASI

ditawarkan, dimana saja, kapan saja, dan siapa saja tanpa memandang batasan bisa mengakses internet. Kemunculan internet juga membawa kita mengenal me

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Gangguan identitas gender adalah suatu gangguan yang membuat

2015 REKONSTRUKSI SOSIAL KEHIDUPAN KAUM WARIA DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. terbitnya. Keberagaman suatu majalah tersebut ditentukan berdasarkan target

BAB I PENDAHULUAN. ( Pada zaman orde baru pemerintah melarang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mediator utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasi, menafsirkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. homoseksual atau dikenal sebagai gay dan lesbian masih kontroversial.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak pertama kali kita dilahirkan, kita langsung digolongkan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan orang-orang hanya melihat dari kulit luar semata. Lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak diciptakannya manusia pertama yang dikenal dengan Adam dan

BAB VI PENUTUP. mengenai bagaimana khalayak meresepsi tayangan tragedi Mina 2015.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi diartikan sebagai sebuah proses penyampaian pesan

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

BAB I PENDAHULUAN. seksual kepada sesama jenisnya, disebut gay bila laki-laki dan lesbian bila

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya diperoleh gambaran bahwa

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak

CHAPTER II REVIEW OF RELATED LITERATURE. pada penulisan skripsi ini. Teori yang ada pada bab ini adalah teori teori yang

BAB V. Refleksi Hasil Penelitian

REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI

Bab 5. Ringkasan. Ruka Kishimoto Dalam Serial Drama Jepang Last Friends. Adapun tujuan dan metode penelitian juga tercantum dalam pendahuluan.

BAB IV PENUTUP. Rais sebagai figur pemimpin, politikus, akademisi, tokoh Muhammadiyah,

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan ini, kita dituntut untuk menjalani aktifitas hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam reaksi oleh lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi karena lesbian

berbeda saat ia berada di SMA, ia sadar bahwa ia merasakan ketertarikan dengan teman-teman perempuannya, informan merasa wanita itu perlu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ini berfokus pada penerimaan remaja mengenai transgender dalam film Salah Bodi. Peneliti memilih topik tersebut karena ingin mengetahui bagaimana pemaknaan pesan yang diterima oleh khalayak. Salah Bodi merupakan salah satu film di Indonesia dirilis tepatnya tanggal 20 November 2014 dan mengangkat isu transgender. Transgender ini jelas ditunjukkan pada dua tokoh utamanya yang kondisi biologisnya tidak sesuai dengan gendernya. Berdasarkan sinopsisnya, film ini menceritakan tentang kehidupan dua orang transgender yaitu Andien merupakan seorang perempuan yang mengubah identitas menjadi laki-laki bernama Farhan sedangkan Indra merupakan laki-laki yang mengubah identitasnya menjadi perempuan bernama Inong. Dalam film ini digambarkan bagaimana mereka merasa bahwa mereka terlahir dengan tubuh yang salah. Seorang perempuan yang merasa dirinya laki-laki dan begitu juga sebaliknya dengan laki-laki yang merasa dirinya adalah perempuan. Pada akhirnya mereka memutuskan untuk merubah identitasnya sesuai dengan apa yang mereka rasakan. Dalam bukunya berjudul Transgender Lives. Complex Stories, Complex Voices, Cronn-Mills (2014:15-16) mengatakan bahwa seorang transgender merupakan orang yang memiliki identitas gender tapi tidak sejajar dengan kondisi biologis dan seks mereka. Perubahan perilaku kedua tokoh yang ditunjukkan dialami sejak usia dini dan saat dewasa mereka saling bertemu, bahkan menikah dengan identitas transgender mereka. 1

2 Namun pada akhirnya Farhan dan Inong kembali pada identitas awalnya dan berperilaku sebagaimana mereka memang dilahirkan dengan kondisi biologisnya. Alasan mereka kembali pada kondisi biologisnya karena mereka berpikir perilaku mereka yang salah padahal selama ini Tuhan sudah baik pada mereka. Berikut ini cuplikan adegan pembicaraan Farhan dan Inong dalam film: Indra/Inong Andien/Farhan Indra/Inong Andien/Farhan : Kenapa ya Tuhan masih aja baik sama kita? Padahal kita begini. : Sampai kapan ya kita begini terus? Bikin orangorang kaget : Jadi tontonan orang. Apa kita terlahir di bodi yang salah? : Ga, ga mungkin. Tuhan ga mungkin bikin salah, yang bikin salah pasti manusianya Berdasarkan pengamatan peneliti terdapat 3 film sebelumnya yang menunjukkan sosok transgender di dalamnya. Film pertama adalah Realita Cinta Rock n Roll (2006), transgender dalam film tersebut berperan sebagai ayah yang baru mengubah identitasnya menjadi perempuan setelah mempunyai anak. Pada akhirnya ia bercerai dengan istrinya dan berusaha untuk diterima oleh anaknya sendiri. Film kedua yaitu Sanubari Jakarta (2012), merupakan film omnibus yang memuat sepuluh cerita yang diantaranya ada tiga film mengangkat isu transgender yaitu (a) Topeng Srikandi, seorang perempuan yang menjadi laki-laki untuk memperjuangkan hak perempuan, (b) Malam Ini Aku Cantik bercerita tentang seorang laki-laki yang terpaksa menjadi waria untuk menghidupi

3 istri dan anaknya, dan (c) Untuk A bercerita mengenai seorang perempuan yang merasa dirinya terjebak dalam tubuh yang salah dan pada akhirnya melakukan operasi kelamin dan berubah menjadi laki-laki. Ketiga adalah film Lovely Man (2012), menurut sinopsisnya film ini menceritakan mengenai seorang ayah dan anak perempuannya. Sang ayah merupakan seorang waria dan anaknya wanita muslim berjilbab. Dalam film ini menceritakan bagaimana mereka berdua menerima identitas masing-masing dengan ikhlas. Dari ketiga film yang telah disebutkan, menurut peneliti film Salah Bodi merupakan film yang paling menarik untuk diteliti dan memberikan beberapa adegan tentang konsep transgender itu sendiri. Film Salah Bodi memiliki cerita yang berbeda dan tidak dimiliki oleh ketiga film tersebut. Bedanya adalah ketiga film tersebut hanya menunjukkan satu sosok transgender saja dan kebanyakan merupakan laki-laki yang merubah identitasnya menjadi perempuan. Lalu juga menunjukkan bagaimana sosok waria yang bekerja di malam hari. Mereka ditunjukkan mulai merasa ketidakcocokan pada tubuhnya saat sudah dewasa. Peneliti mengamati film tersebut kurang membahas bagaimana sisi transgender yang belum diketahui oleh masyarakat umum. Hal ini jelas berbeda dengan film Salah Bodi yang menceritakan tentang dua kehidupan transgender (Female to Male dan Male to Female) yang berusaha diterima di masyarakat tanpa diketahui bahwa ia merupakan seorang transgender. Lalu ada juga adegan terjadinya pernikahan transgender yang sangat jarang terjadi terutama di Indonesia. Hal yang paling menarik menurut peneliti adalah apa sebenarnya orientasi seksual dari seorang transgender karena dalam film tersebut Farhan alias Andien

4 dan Inong alias Indra tidak mengetahui identitas asli satu sama lain namun mereka bisa saling jatuh cinta. Hal ini berarti apakah orientasi seksual mereka atau seorang transgender merupakan sesama jenis atau biseksual. Seperti yang ditulis oleh Dr. Bambang Sukamto, DMSH dalam situs reps-id.com bahwa transgender bukan merupakan salah satu bentuk kelainan orientasi seksual, karena mereka bisa teridentifikasi sebagai heteroseksual, homoseksual, biseksual bahkan aseksual. Orientasi seksual menurut Carroll (2010:279) adalah secara gender seseorang tertarik secara emosional, fisik, seksual, dan romantis. Dia juga menjelaskan bahwa identitas gender merupakan pemicu orientasi seksual itu sendiri, disebut dengan GLBTQ. GLBTQ merupakan singkatan dari gay, lesbian, bisexual, trangendered, atau questioning (atau queer) dewasa atau muda. Dikutip dari liputan6.com, saat ini sudah ada 6 negara yang mengakui gender ketiga atau transgender (bukan laki-laki maupun perempuan) yaitu India, Nepal, Pakistan, Australia, Thailand, dan Bangladesh. Lain halnya dengan di Indonesia yang justru tidak mengakui gender ketiga. Namun sebaliknya banyak transgender yang hanya dianggap sebagai penghibur dan kaum minoritas karena kondisi mereka berbeda dengan lainnya. Bahkan berdasarkan pengamatan peneliti di beberapa sumber berita mengatakan bahwa transgender merupakan penyakit atau perilaku menyimpang yang harus dihindari. Pemikiran seperti ini membuat masyarakat seringkali mengucilkan kaum transgender. Padahal seorang transgender juga mempunyai identitas yang hanya saja tidak sama dengan identitas masyarakat pada umumnya. Menurut Chris Barker (2013: 174) dalam bukunya Cultural Studies, identitas merupakan sepenuhnya konstruksi sosial yang dibentuk oleh manusia sendiri. Seseorang dilahirkan dan mencari identitas berdasarkan orang-orang yang lahir sebelum kita dan

juga lingkungan dimana ia dibesarkan. Sehingga biasanya orang yang tidak berperilaku sesuai dengan mayoritas orang sekitar dianggap tidak normal atau tidak sesuai dengan lingkungan dimana dia berada. Film merupakan serangkaian gambar bergerak yang membentuk sebuah cerita. Menurut Javandalasta (2011:12), film dapat memberikan pengaruh emosional bagi penontonnya, mengilustrasikan sebuah kejadian secara visual, dan film juga dapat menjangkau penontonnya tanpa ada batasan serta dapat membuat penonton untuk melakukan perubahan. Dalam film Salah Bodi menampilkan bagaimana kehidupan transgender yang harus menyembunyikan identitas aslinya. Pernikahan transgender dalam film juga dapat menimbulkan berbagai makna pada penonton. Sedangkan di Indonesia sendiri isu transgender masih dipertanyakan dan belum diterima di masyarakat. Oleh karena itu peneliti ingin melihat bagaimana khalayak memberikan pemakanaan tentang transgender dalam film Salah Bodi tersebut. Dalam Laughey (2007:61), Hall berpendapat bahwa makna pesan mampu terdistorsi dan ditafsirkan berbeda daripada yang dimaksudkan oleh pembuat teks media. Meaning is a social production, a practice. The world has to be madeto mean. Language and symbolization is the means by which meaningis produced. This approach dethroned the referential notion oflanguage, which hadsustained previous content analysis, where themeaning of a particular term or sentence could be validated simplyby looking at what, in the real world, it referenced. "Makna adalah produk sisosial, praktek. Dunia harus dibuat berarti. Bahasa dan simbolisasi adalah sarana yang artinya diproduksi. Pendekatan ini mencopot gagasan referensial bahasa, yang telah mengalami analisis isi sebelumnya, dimana makna 5

6 istilah tertentu atau kalimat dapat divalidasi hanya dengan melihat apa, di dunia nyata, itu dirujuk. " Studi resepsi yaitu makna yang diberikan media masih jauh kepastiannya dengan makna yang di identifikasi oleh pembaca media atau audien. Audien memaknai suatu pesan media berbeda karena latar belakang budaya dari masing-masing audiensnya. Hasil dari pemaknaan merekapun juga berbeda-beda dikarenakan latar belakang budaya dalam memahami suatu teks (Barker, 2013: 35). Dalam bukunya Culture, Media, and Language pada bagian encoding/decoding Stuart Hall mengatakan ada tiga jenis penerimaan pesan pada audiens yang merupakan hasil dari penelitian ini (Hall, Encoding/Decoding, 2005:125-127). Tiga jenis penerimaan pesan tersebut adalah (1) Dominan, menerima dan memaknai sama; (2) Negosiasi, memaknai sama namun ada beberapa hal yang harus diperbaiki; dan (3) Oposisi, memaknai berbeda dari teks media. Dari pernyataan tersebut, masyarakat berarti dianggap aktif dalam memaknai pesan dari media yang ia terima. Dengan model encoding/decoding milik Stuart Hall ini peneliti akan mengetahui bagaimana penerimaan audiens tentang transgender dalam film Salah Bodi. Pada umumnya seseorang menjadi transgender ketika menginjak usia remaja akhir. Hal ini diketahui peneliti dari beberapa sumber berita seperti dalam situs kapanlagi.com(2015) Morgan yang berusia 19 tahun ini menyadari kalau dirinya harus berubah menjadi laki-laki. dan liputan6.com (2013) Arin (17) dan Katie (19), keduanya dari Tulsa, Oklahoma, sama-sama menjalani operasi untuk berubah gender. Kini, mereka mengaku nyaman dengan tubuh mereka. Dari kutipan tersebut

7 dapat menunjukkan bahwa kebanyakan dari mereka memutuskan mengubah identitas gendernya saat menginjak usia remaja. Maka dari itu peneliti memlih khalayak remaja sebagai subjek penelitian dalam jenjang usia 17-25 tahun. Menurut Depkes RI (2009) jenjang usia tersebut merupakan remaja tahap akhir. Menurut Feibleman (1975:123-124) pada usia remaja, manusia sudah mampu berpikir secara rasional dan mulai memikirkan masa depan. Selain itu identitas diri semakin kuat termasuk juga identitas seksual. Remaja tahap akhir ini sudah lebih memberikan kepedulian terhadap orang lain daripada mementingkan dirinya sendiri. Maka dari itu peneliti berharap dengan pemilihan remaja sebagai subjek penelitian maka topik mengenai transgender ini akan dibahas secara kompleks karena adanya sifat untuk menentukan identitas sehingga mereka mampu memahami topik penelitian ini. Transgender dalam penelitian ini digambarkan melalui film Salah Bodi. Film merupakan media massa yang menurut Sunarto (2004:24) sebagai agen sosialisasi yang berpengaruh dalam pembentukan identitas. Pemilihan khalayak remaja ini dipilih dengan mempertimbangkan latar belakang yang berbeda-beda seperti pendidikan, agama, dan suku. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah FGD (Focuss Group Discussion) dengan melibatkan 10 orang yang nantinya akan menghasilkan jawaban dari bagaimana penerimaan remaja mengenai transgender dalam film Salah Bodi. I.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas maka ditemukan rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana penerimaan remaja mengenai transgender dalam film Salah Bodi?

8 I.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk bisa mengetahui bagaimana penerimaan remaja mengenai transgender yang ditampilkan dalam film Salah Bodi. I.4. Batasan Masalah Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah remaja yang telah menonton film Salah Bodi. Objek penelitiannya adalah penerimaan mengenai transgender dalam film Salah Bodi. Penelitian akan dilakukan di Surabaya sesuai dengan judul dari penelitian ini. I.5. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ada dua jenis yaitu manfaat akademis dan manfaat praktis 1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan dalam ranah ilmu komunikasi, khususnya mengenai penelitian analisis resepsi pada audiens. Hal ini akan bermanfaat untuk memahami bahwa tidak semua pemaknaan khalayak adalah sama dan juga memahami fenomena transgender dalam film Salah Bodi. Selain itu diharapkan mampu untuk menjadi acuan penelitian bagi penelitianpenelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini memberikan manfaat bagi penonton bahwa penggambaran transgender dalam media beserta realitasnya akan

berbeda-beda sesuai dengan persepsi dan latar belakang masing-masing individu. 9