BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Produksi Mencerminkan Tingkat Pendapatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB III TELAAH PUSTAKA. diharapkan dan dikaitkan dengan kedudukan seseorang 28. Seseorang dikatakan

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN PUSTAKA. dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses

PENEMPATAN DANA BANK

PENGALOKASIAN DANA BANK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Fungsi Bank Umum dalam Pemberian Kredit. bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi

TINJAUAN PUSTAKA Kredit

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengertian kredit berkembang lebihluas lagi seperti berikut ini :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepercayaan. Sedangkan bagi si pemberi kredit artinya memberikan

BAB II LANDASAN TEORI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keberhasilan suatu operasi pada sektor publik. Efektivitas menurut Devas Dkk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayat 2 dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA TENTANG BANK. menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Kekomplekkan ini telah menciptakan suatu sistem dan pesaing baru dalam dunia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Hart (1973) setelah melakukan penelitian terhadap penduduk di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori permintaan terhadap sesuatu output menerangkan bagaimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

PENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran. Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015

BAB II TINAJUAN PUSTAKA. pengertian pendapatan adalah: Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berdasarkan persejuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

KERANGKA PEMIKIRAN III.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prosedur juga dapat memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan suatu

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun. dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keberadaan lembaga perantara keuangan (financial intermediary institution)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi adalah suatu perkumpulan atau organisasi ekonomi yang

sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN. KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi. Jasa yang diberikan bank. atau pinjaman uang untuk usaha kecil dan yang dijalankan.

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Produksi Mencerminkan Tingkat Pendapatan Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat menambah atau menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang atau mungkin jasa. untuk melaksanakan kegiatan produksi tersebut tentu saja perlu dibuat suatu perencanaan yang menyangkut apa yang akan diproduksi, berapa anggarannya dan bagaimana pengendalian/pengawasannya. Jumlah produksi menurut Sadono Sukirno (2001:194) dipengaruhi oleh besarnya modal atau investasi (K), jumlah tenaga kerja (L), kekayaan alam (R), dan tingkat teknologi yang digunakan (T), sehingga fungsi produksi total adalah sebagai berikut : Q = f (K,L,R,T). Fungsi produksi menurut Arsyad (1993:205) adalah menghubungkan input dan output. Fungsi produksi ini ditentukan oleh teknologi yang digunakan dalam proses produksi. Oleh karena itu, hubungan input, ouput untuk setiap system produksi merupakan suatu fungsi dari tingkat teknologi pabrik, peralatan, tenaga kerja, bahan baku dan lain-lain yang digunakan dalam suatu perusahaan. Sedangkan pengertian Nilai produksi yaitu jumlah barang atau jasa yang dihasilkan suatu usaha dalam satu periode dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia. 14

Cobb-Douglas adalah salah satu fungsi produksi yang paling sering digunakan dalam penelitian empiris. Fungsi ini juga meletakkan jumlah hasil produksi sebagai fungsi dari modal (capital) dengan faktor tenaga kerja (labour). Dengan demikian dapat pula dijelaskan bahwa hasil produksi dengan kuantitas atau jumlah tertentu akan menghasilkan taraf pendapatan tertentu pula. Secara sederhana fungsi produksi Cobb-Douglas tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: Q = ALα Kβ Dimana Q adalah output dan L dan K masing-masing adalah tenaga kerja dan barang modal. A, α (alpha) dan β (beta) adalah parameter-parameter positif yang dalam setiap kasus ditentukan oleh data. Semakin besar nilai A, barang teknologi semakin maju. Parameter α mengukur persentase kenaikan Q akibat adanya kenaikan satu persen L sementara K dipertahankan konstan. Demikian pula parameter β, mengukur persentase kenaikan Q akibat adanya kenaikan satu persen K sementara L dipertahankan konstan. Jadi, α dan β masing-masing merupakan elastisitas output dari modal dan tenaga kerja. Jika α + β = 1, maka terdapat tambahan hasil yang konstan atas skala produksi; jika α + β > 1 terdapat tambahan hasil yang meningkat atas skala produksi dan jika α + β < 1 maka artinya terdapat tambahan hasil yang menurun atas skala produksi (Salvator, dalam Salman, 2009:88). Berdasarkan penjelasan fungsi produksi cobb-douglas di atas, dapat dirumuskan bahwa faktor-faktor penentu seperti tenaga kerja dan modal merupakan hal yang sangat penting diperhatikan terutama dalam upaya 15

mendapatkan cerminan tingkat pendapatan suatu usaha produksi seperti UMKM. Ini berarti bahwa jumlah tenaga kerja serta modal peralatan yang merupakan input kegiatan produksi UMKM dapat memberikan beberapa tingkat pendapatan yang mungkin diperoleh. 2.1.2 Konsep Pendapatan Dalam mengukur ekonomi seseorang atau rumah tangga, salah satu konsep pokok yang paling sering digunakan adalah melalui tingkat pendapatannya. Pendapatan menunjukkan seluruh uang yang diterima sesorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi. Penghasilan atau pendapatan adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balasan jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi. Pendapatan adalah pendapatan uang yang diterima dan diberikan kepada subjek ekonomi berdasarkan prestasi-prestasi yang diserahkan yaitu berupa pendapatan dari profesi yang dilakukan sendiri atau usaha perorangan dan pendapatan dari kekayaan (Mulyanto Sumardi, 1982:65). Sedangkan menurut Sukirno (2001:61), pendapatan pada dasarnya merupakan pendapatan yang diterima semua rumah tangga dalam perekonomian (atau yang diterima satu keluarga) dari penggunaan faktor-faktor produksi yang dimilikinya dan dari pembayaran pindahan. Masing-masing faktor produksi tersebut,seperti: tanah dan harta tetap lainnya akan memperoleh balas jasa dalam bentuk sewa tanah, tenaga kerja akan memperoleh balas jasa berupa gaji dan upah, modal akan memperoleh balas jasa dalam bentuk bunga modal, serta keahlian keusahawan akan memperoleh balas jasa dalam bentuk keuntungan atau laba (Sukirno, 2001:44-45). 16

Diihat dari pemanfaatan tenaga kerja pendapatan yang berasal dari balas jasa berupa upah atau gaji disebut dengan pendapatan tenaga kerja (labor income). sedangkan pendapatan yang berasal dari balas jasa selain tenaga kerja disebut dengan pendapatan bukan tenaga kerja (non-labor income). Disamping itu sebagai pendapatan dimasukan pula pendapatan yang bukan berasal dari balas jasa atas pemanfaatan faktor produksi dan tidak bersifat mengikat. pendapatan ini disebut pendapatan transfer. pendapatan transfer (transfer income) dapat berasal dari pemberian perorangan atau institusi (misalnya pemerintah). Aliran pendapatan transfer ini dapat positif dan dapat pula negatif tergantung pada besarnya pembayaran atau penerimaan transfer dalam jangka waktu tertentu. Dalam kenyataannya, membedakan antara pendapatan tenaga kerja (labor income) dan pendapatan bukan tenaga kerja (non labor income) tidaklah selalu mudah dilakukan.karena nilai output tertentu umumnya terjadi atas kerjasama dengan faktor lain. Untuk menghitung besar kecilnya pendapatan digunakan 3 pendekatan yaitu : 1) Pendekatan Poduksi (Production Approach) Dalam pendekatan ini, untuk mengetahui besar kecilnya pendapatan dilakukan dengan menghitung nilai produksi barang dan jasa yang dapat dihasilkan dalam periode tertentu. 2) Pendekatan Pendapatan (Income Approach) Dalam pendekatan ini,untuk mengetahui besar kecilnya pendapatan dilakukan dengan menghitung nilai keseluruhan balas jasa yang ditrima oleh pemilik faktor produksi dalam satu periode tertentu. 17

3) Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) Dalam pendekatan ini, untuk menghitung besar kecilnya pendapatan dilakukan dengan menghitung pengeluaran konsumsi masyarakat. 2.1.3 Pengertian Modal Pinjaman Pinjaman atau kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (UU Perbankan No 10 Tahun 1998 dalam Kasmir, 2007:92). Meurut Martono (2002:52) unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut: 1) Kepercayaan Merupakan suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit diberikan baik berupa uang atau jasa akan benar-benar diterima kembali pada waktu tertentu di masa datang. 2) Kesepakatan Dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. 3) Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu yang mencangkup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. 18

4) Resiko Faktor resiko dapat disebabkan oleh dua hal.pertama faktor kerugian yang diakibatkan adanya unsurnya kesengajaan nasabah untuk tidak membayar kreditnya padahal mampu.kedua, resiko kerugian yang ditimbulkan oleh unsur ketidaksengajaan nasabah sehingga mereka tidak mampu membayar kreditnya, misalnya akibat terjadi musibah bencana alam. Menurut Kasmir (2007:94), tujuan utama pemberian kredit, adalah: 1) Mencari keuntungan melalui bunga pinjaman asli dari pemberian kredit tersebut. 2) Membantu nasabah yang memerlukan dana,baik dana investasi maupun dana modal kerja. 3) Membantu pemerintah dalam meningkatkan pembangunan di berbagai sektor. Semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik. Menurut Kasmir (2007:99), jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain: 1) Dilihat dari segi kegunaan a. Kredit investasi, yaitu kredit yang diberikan untuk keperluan perluasan usaha atau untuk membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. b. Kredit modal Kerja, yaitu kredit yang diberikan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. 19

2) Dilihat dari segi tujuan kredit a. Kredit produktif yaitu, kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau infestasi. b. Kredit konsumtif yaitu, kredit yang digunakan untuk konsumsi pribadi. c. Kredit perdagangan yaitu, kredit yang digunakan untuk perdagangan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari penjualan barang dagangan tersebut. 3) Dilihat dari segi jangka waktu a. Kredit jangka pendek yaitu, kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. b. Kredit jangka menengah yaitu, kredit yang memiliki jangka waktu berkisar antara 1 tahun sampai 3 tahun, biasanya untuk investasi. c. Kredit jangka menengah yaitu, kredit yang memiliki jangka waktu pengembalian diatasas 3 tahun atau 5 tahun. 4) Dilihat dari segi jaminan a. Kredit dengan jaminan yaitu, kredit yang diberikan dengan suatu jaminan yang berbentuk barang berwujud atau barang tidak berwujud atau jaminan orang. Jaminan barang berwujud contohnya: tanah, bangunan, kendaraan bermotor, mesin-mesin atau peralatan, barang dagangan atau lainnya. Jamina barang yang tidak berwujud contohnya: sertifikat saham, sertifikat obligasi, sertifikat tanah, sertifikat deposito, dan surat-surat berharga lainnya. Jaminan yang 20

diberikan kepada seseorang dan apabila macet, makan orang yang memberikan jaminan itulah yang akan menanggung resikonya. b. Kredit tanpa jaminan yaitu, kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau naman baik si calon debitur. Kredit tanpa jaminan biasanya diberikan kepada perusahaan yang memang bonafit dan profrsional, sehingga kemungkinan kredit macet sangat kecil. 5) Dilihat dari segi sektor usaha Terdiri dari kredit pertanian, kredit peternakan, kredit industri, kredit pertambangan, kredit pendidikan, kredit profesi, kredit perumahan, dan sektor-sektor lainnya. Ada lima kriteria penilainan yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan yang biasa disebut dengan analisis 5 C yaitu : 1) Character yaitu suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang diberikan kredit benar-benar dipercaya. 2) Capasity yaitu untuk melihat kemampuan nasabah dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampauan bisnis juga diukur dengan kemampuan memahami ketentuan-ketentuan pemerintah. 21

3) Capital yaitu penggunaan modal ditinjau dari laporan keuangannya melalui pengukuran seperti likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan sebagainya. Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada saat ini. 4) Collateral yaitu jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan serta harus diteliti keabsahannya. 5) Condition yaitu dalam menilai kredi hendaknya juga menilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masingmasing, serta prospek usaha dari sektor yang dijalankan. 2.1.4 Hubungan Modal Pinjaman Dengan Pendapatan Perempuan Setiap usaha dalam menjalankan aktivitas berproduksinya selalu membutuhkan modal. Modal yang ada dipergunakan untuk membiayai gaji buruh, pegawai dan membeli berbagai bahan baku produksi dan pengeluaran-pengeluaran lain dalam hal pembiayaan operasional perusahaan guna menghasilkan barang dan jasa. Modal dalam pendapatan perempuan bertujuan untuk meningkatkan jumlah barang dan jasa setinggi mungkin. 2.1.5 Pengertian Jam Kerja Bekerja diartikan melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan atau membantu menghasilkan barang atau jasa dengan maksud untuk memperoleh 22

penghasilan berupa uang dan barang, dalam kurun waktu (time reference) tertentu (Mantra, 2003:225). Secara umum jam kerja dapat diartikan sebagai kurun waktu yang dicurahkan untuk bekerja. Disamping itu juga, jam kerja adalah jangka waktu yang dinyatakan dalam jam yang digunakan untuk bekerja. Secara umum dapat diasumsikan bahwa semakin banyak jam kerja yang digunakan berarti pekerjaan yang dilakukan semakin produktif. Dalam hal ini, apabila jam kerja seseorang semakin cepat dalam menyelesaikan tugasnya, maka semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk bekerja, dengan sedikitnya waktu yang diperlukan untuik menyelesaikan tugasnya berarti dapat mengambil berarti dapat mengambil pekerjaan lain atau menyelesaikan tugas yang lain, sehingga apabila waktu yang dicurahkan untuk bekerja semakin banyak, maka penghasilan yang diperoleh pun semakin banyak. 2.1.6 Hubungan Jam Kerja Dengan Pendapatan Perempuan Pendapatan pekerja perempuan juga dipengaruhi oleh jam kerja dari pekerja perempuan untuk bekerja. Jam kerja berpengaruh terhadap pendapatan perempuan dalam perekonomian rumah tangga. Semakin lama jam kerja semakin banyak hasil yang diterima sehingga pendapatan pun semakin besar. 2.1.7 Hubungan Lama Usaha Dengan Pendapatan Perempuan Lama usaha merupakan waktu yang telah dilalui oleh pengusaha UMKM dalam menjalankan usahanya. Sekian lama waktu yang telah dilalui dalam menjalankan usaha maka pendapatan akan semakin besar, hal ini dikarenakan 23

semakin lama usaha yang dijalankan maka akan membuat pengusaha menjadi berpengalaman sehingga tingkat produksi akan semakin besar dan tentunya pendapatan akan bertambah. Lama usaha dalam hal ini adalah lamanya suatu usaha industri itu dilakukan atau umur dari usaha tersebut semenjak industri itu berdiri sampai pada saat penulis melakukan penelitian ini. Suatu pengertian dimana semakin lama usaha tersebut berjalan mengakibatkan adanya perkembangan usaha yang signifikan ke arah yang positif ataupun negatif. Perkembangan dari usaha tersebut tergantung dari iklim perdagangan dan persaingan yang terjadi di dunia usaha pasar. Dari segi pengalaman, maka industri kecil yang memiliki umur yang lebih lama tentunya lebih dapat berkembang dengan baik. Karena industri tersebut telah lebih dahulu mengenal kondisi pasar yang ada, serta selera dari konsumen. Industri yang memiliki umur yang bisa di bilang mapan, lebih dapat untuk bersaing dengan industri lain (Anonimus,2006). 2.1.8 Pengertian UMKM Kriteria usaha yang termasuk dalam Usaha Mikro, kecil dan menengah telah diatur dalam payung hukum berdasarkan undang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah( UMKM) ada beberapa kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan pengertian dan kriteria usaha mikro kecil dan menegah. Pengertian-pengertian UMKM tersebut adalah: 1) Usaha Mikro. Kriteria kelompok usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. 24

2) Usaha Kecil Kriteria kelompok usaha kecil adalah usaha produktif yang berdiri sendiri,yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian,baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. 3) Kriteria kelompok usaha Menengah adalah usaha produktif yang berdiri sendiri,yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian,baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha kecil atau besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Berdasarkan katagori BPS (Badan Pusat Statistik), usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. BPS menglasifikasikan industri berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu: 1) industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang; 2) industri kecil dengan pekerja 5-19 orang; 3) industri menengah dengan pekerja 20-99 orang; 4) industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih. 25

Tabel 2.1 Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Digolongkan Berdasarkan Jumlah Aset dan Omset Yang Dimiliki Oleh Sebuah Usaha Kriteria No Usaha Jumlah Aset Omset tenaga kerja 1 Usaha Mikro Maks. 50 juta Mak. 300 Juta 1-4 orang >300 juta -2,5 Usaha Kecil > 50 juta 500 juta 2 Milyar 5-19 orang Usaha > 500 Juta 10 > 2,5 Miliar 3 Menengah Miliar 50 Miliar 20-99 orang Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM, Provinsi Bali 2011 2.1.9 Peran UMKM Dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia UMKM diharapkan mampu menekan jumlah pengangguran dan angka kemiskinan yang setiap tahun selalu bertambah di Indonesia. Pemerintah perlu melakukan promosi besar untuk mengarahkan masyarakat untuk mengembangkan wirausaha melalui UMKM dengan memberikan pelatihan dan bantuan modal. Dengan semakin berkembangnya dukungan-dukungan untuk mengembangkan sektor UMKM, maka UMKM diharapkan akan bermanfaat sebagai penyangga perekonomian negara terutama dari goncangan perekonomian yang terus mengguncang perekonomian Indonesia. 2.2 Penelitian Sebelumnya Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengacu pada penelitianpenelitian sebelumnya yang bertujuan untuk memberi dasar yang kuat dalam penyajian materi, pemantapan variabel maupun konsep-konsep yang dipakai peneliti dalam penelitian ini. Penelitian pertama dari Prabawatma (2007) yang meneliti tentang Pengaruh Jumlah Kredit Dan Upah Tenaga Kerja Terhadap 26

Pendapatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Di Kabupaten Klungkung Tahun 2005. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Klungkung pada tahun 2005. Variabel yang digunakan meliputi jumlah kredit, upah tenaga kerja, dan penghasilan bersih suatu UMKM di Kabupaten Klungkung. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh sigifikan antara jumlah kredit dan upah tenaga kerja terhadap pendapatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Klungkung pada tahun 2005 dengan eknik analisis data yaitu teknik analisis regresi linier berganda dengan tingkat kesalahan 5 persen. Sebelum pengujian dilakukan analisis regresi linier berganda dilakukan dahulu uji asumsi klasik yaitu meliputi uji Autokorelasi, Multikolinearitas, dan uji Heteroskedastisitas. Hasil mengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa jumlah kredit dan upah tenaga kerja berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Klungkung tahun 2005.penelitian ini menunjukkan hasil bahwa 72,4 persen pendapatan UMKM di Kabupaten Klungkung dipengaruhi oleh jumlah kredit dan upah tenaga kerja dan sisanya sebear 27,6 persen dipengaruhi oleh factor-faktor lain diluar model. Dan hasil penelitian menujukkan bahwa variabel jumlah kredit dan upah tenaga kerja secara parsial berpengaruh nyata terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Klungkung tahun 2005. Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Prabawatma adalah objek penelitian yang sama-sama mengangkat tentang UMKM. Sedangkan perbedaannya adalah variabel yang digunakan dalam penelitian sebelumnya adalah jumlah kredit serta upah tenaga kerja serta lokasi penelitian yang berbeda. Dimana penelitian sebelumnya mengambil lokasi 27

Kabupaten Klungkung, sedangkan pada penelitian ini diambil lokasi penelitian di kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. Penelitian kedua dari Suartini (2008) yang meneliti tentang Pengaruh Penggunaan Modal Dan Tenaga Kerja Terhadap Volume Produksi Pada UMKM Kota Denpasar. Penelitian ini dilakukan di kota Denpasar dengan studi kasus mengenai penerima kedit tanpa agunan pada UMKM. Variabel yang digunakan meliputi modal, tenaga kerja, dan nilai produksi UMKM di kota Denpasar. tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah ada tidaknya pengaruh modal dan tenaga kerja terhadap nilai produksi pada UMKM di kota Denpasar. teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda dengan tingkat kesalahan 5 persen. Hasil mengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa modal dan tenaga kerja yang diteliti berpengaruh secara simultan terhadap nilai produksi UMKM di kota Denpasar sebesar 49,5 persen dan sisanya sebesar 50,5 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model, seperti tingkat pendidikan, umur tenaga kerja, curahan jam kerja, upah, harga, musim, dan lain-lain. Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Nyoman Sri Mega Suartini ini adalah objek penelitian yang sama-sama mengangkat tentang pengaruh modal dan tenaga kerja terhadap UMKM. Sedangkan perbedaannya adalah variable bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah modal pinjaman,jam kerja dan lama usaha. 28

2.3 Rumusan Hipotesis 1) Diduga secara serempak modal pinjaman, jam kerja dan lama usaha berpengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang dikelola oleh perempuan di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. 2) Diduga secara parsial modal pinjaman, jam kerja dan lama usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang dikelola oleh perempuan di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. 29