BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah yaitu ketidakefektifan, inefisiensi dan private inurement

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KOMPETENSI KERJA, PERAN AUDIT INTERNAL, DAN PEMBERDAYAAN PSIKOLOGIS ( MEANING, SELF-DETERMINATION

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

BAB 14 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pengelolaan pemerintahan yang baik (good government governance)

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor publik diakhiri dengan proses pertanggungjawaban publik, proses inilah

Pemerintah Kota Tangerang

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup orang banyak, maka sudah sepantasnya pemerintah dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengklasifikasian, penganalisisan dan pelaporan transaksi keuangan dari

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam perwujudan good government governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. karena karena terjadinya krisis ekonomi di Indonesia serta maraknya tingkat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintah yang baik (Good Government Governance) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mampu memberikan informasi keuangan kepada publik, Dewan Perwakilan. rakyat Daerah (DPRD), dan pihak-pihak yang menjadi stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. aparatur pemerintah yang berkompeten dalam menjalankan tugas sebagai fungsi

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya

BABl PENDAHULUAN. Pelaksanaan Otonomi Daerah yang telah digulirkan sejak tahun 2001

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.

BUDAYA KERJA MERUBAH MINDSET APARATUR

INDIKATOR KINERJA UTAMA INSPEKTORAT KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat. publik yang perlu dikembangkan permerintah, agar masyarakat dapat

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara,

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PROFIL BAGIAN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BLITAR

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut dengan Good Governance. Pemerintahan yang baik merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. administrasi publik memicu timbulnya gejolak yang berakar pada. ketidakpuasan. Tuntutan yang semakin tinggi diajukan terhadap

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan gerak yang tidak dapat dibendung akibat sistem penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Otonomi Daerah di Pemerintahan Indonesia, sehingga setiap

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi sektor publik adalah system akuntansi yang dipakai oleh

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah telah ditetapkan di Indonesia sebagaimana yang telah

PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN I N S P E K T O R A T Jalan A. Yani Nomor 17 Telp. (0517) KANDANGAN 71211

BAB I PENDAHULUAN. memiliki posisi yang strategis dalam pembuatan kebijakan dan pelayanan publik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan politik di Indonesia saat ini mewujudkan administrasi negara yang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. semua pihak. Keinginan untuk mewujudkan good government merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan issue

BAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kelola kepemerintahan yang baik (good governance government), yaitu

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah mengambil berbagai langkah penting dalam meuwujudkan

sehingga benar-benar dapat diwujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good governance)

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era

BAB I PENDAHULUAN. (DPRD) mempunyai tiga fungsi yaitu : 1) Fungsi legislatif (fungsi membuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menciptakan pemerintahan Indonesia yang maju maka harus dimulai

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian mengenai kualitas audit penting agar auditor dapat mengetahui

PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Rencana Strategis Tahun

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

BAB I PENDAHULUAN. atau Walikota dan perangkat daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tidak dapat dibendung dan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah good corporate governance atau dikenal dengan GCG menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good governance. Hal ini memang wajar, karena beberapa penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Terdapat tiga

REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN BPKP TERNATE, 12 APRIL 2017

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang (UU) No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintah merupakan lembaga yang menjalankan roda

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi pada maksimalisasi laba telah berkurang. Menurut Elkington dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya terdapat tiga permasalahan yang biasa dihadapi pemerintah daerah yaitu ketidakefektifan, inefisiensi dan private inurement (penggunaan dana untuk kepentingan individu). Hal ini disebabkan karena tidak adanya mekanisme dasar mengenai pertanggungjawaban yang baku seperti pada organisasi bisnis. Organisasi pemerintahan juga tidak mengenal kepemilikan (self interest) yang dapat memaksakan pencapaian tujuan (Primadana dkk., 2014). Isu menarik mengenai kinerja pemerintah daerah menjadi sorotan bagi publik sebab belum menunjukkan adanya hasil yang lebih baik yang dirasakan oleh masyarakat. Masyarakat tentunya akan menuntut pemerintahan yang mempunyai kinerja yang lebih baik dalam melakukan tugas dan tanggungjawabnya sebagai salah satu perwujudan konsep otonomi daerah. Kinerja sendiri merupakan suatu kemampuan kerja yang ditunjukkan dengan hasil kerja (Mahsun, 2006). Pemerintah dapat dikatakan mempunyai kinerja yang baik apabila pemerintah dapat mengelola pemerintahannya dengan baik. Sehingga kepemerintahan tersebut dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakatnya secara keseluruhan. Kinerja instansi pemerintah sangat erat kaitannya dengan pengawasan, akuntabilitas transparansi. Dalam meyakinkan mekanisme akuntabilitas, diperlukan adanya suatu manajemen kinerja yang baik dalam suatu 1

2 pemerintahan. Berbagai aturan perundang-undangan yang telah ditetapkan erat kaitannya dengan penerapan konsep akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan yang diharapkan dapat mewujudkan pengelolaan pemerintah daerah yang baik dan berpihak kepada masyarakat. Implementasi akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan daerah ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja pemerintah daerah (Wiguna dkk., 2015). Pengawasan pengelolaan keuangan daerah sangat penting untuk dilakukan pada suatu lembaga pemerintahan. Pengawasan tersebut penting untuk dilakukan, sebab pengawasan merupakan suatu usaha untuk menjamin adanya keserasian antara penyelenggaraan tugas pemerintah di daerah. Selain itu, pengawasan juga menjamin adanya kelancaran penyelenggaraan pemerintah secara berdaya guna (Halim, 2002). Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, pemerintah daerah harus mampu mengelola kekayaan daerah masing-masing secara transparan dan akuntabel untuk memberikan palayanan publik kepada seluruh rakyatnya. Oleh karena itu, dalam hal ini pelayanan publik memegang peranan penting guna mewujudkan tujuan Negara untuk mensejahterakan dan membahagiakan masyarakatnya. Sehingga demi tercapainya tujuan tersebut, maka perlu adanya perubahan yang positif di setiap satuan kerja perangkat daerah yang ada di pemerintahan terkait dalam mengelola sistem pemerintahannya.

3 Penelitian ini lebih ditujukan pada faktor internal dari pada faktor eksternal, karena faktor internal yang cenderung lebih mudah untuk dikendalikan. Dalam kaitannya dengan permasalahan internal, SKPD di pemeritahan daerah banyak mengalami kesulitan baik dalam hal kualitas sumber daya itu sendiri, teknologi informasi yang digunakan serta sistem tata kelola pemerintahan yang kurang efektif. Seringkali terjadi beberapa perilaku yang menyimpang dari prosedur seperti prosedur pekerjaan yang tidak terstruktur, penggelapan dana, kurangnya sistem kompetitif di pemerintahan daerah, serta kurangnya produktifitas pegawai negeri sipil dalam memberikan kontribusi bagi pemerintah (Suprianto, 2014). Mengingat pentingnya kinerja pegawai terhadap suatu tujuan dan keberlangsungan suatu organisasi maka dalam kepemerintahan daerah tersebut harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai (Fransiska, 2015). Sehingga banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai antara lain kompetensi kerja, peran audit internal, dan pemberdayaan psikologis (meaning, self determination, dan impact). Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Banyaknya keunggulan yang dimiliki organisasi, tidak akan dapat memaksimalkan produktivitas tanpa adanya pegawai yang berkeahlian, kompeten, berdedikasi tinggi terhadap organisasi

4 serta memiliki kinerja yang optimal. Sehingga, hubungan antara kompetensi kerja dengan kinerja pegawai menunjukkan hubungan yang cukup kuat. Peran audit internal dalam kepemerintahan daerah tentunya mengawasi dan mengevaluasi prosedur, kebijakan dan laporan keuangan yang sudah dihasilkan oleh suatu instansi, agar pengelolaan keuangan berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Martiningsih dkk., 2015). Penelitian mengenai peran audit internal telah dilakukan oleh Sari dan Raharja (2011) namun menguji pengaruh peran audit internal terhadap mekanisme Good Corporate Governance, hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh peran audit internal terhadap mekanisme GCG. Pemberdayaan psikologis merupakan suatu konsep psikologis dan memiliki beberapa dimensi. Terdapat 4 dimensi utama yang membentuknya yaitu meaning, perceived impact, competence, dan self-determination. Keempat dimensi di atas tergabung membentuk keseluruhan konstruk pemberdayaan psikologis, atau dengan kata lain, apabila salah satu dimensi tidak ada, maka tingkat pemberdayaan yang diperoleh juga tidak maksimal (Rahmasari, 2011). Menurut Spreitzer (2005), meaning, perceived impact, competence, dan self-determination merupakan keempat dimensi utama yang membentuk pemberdayaan psikologis. Dalam rangka pendayagunaan pemerintahan daerah, setelah melakukan penataan fungsi-fungsi pemerintahan, restrukturisasi pemerintahan daerah, serta melakukan sistem monitoring dan evaluasi kinerjanya, maka selanjutnya untuk mengembangkan good government governance langkah

5 yang akan ditempuh kedepan melalui pengenalan akuntabilitas kinerja melalui sosialisasi, dan secara bertahap dilakukan penerapan akuntablilitas kinerja pemerintah daerah (Aziz, 2014). Penyelenggaraan Good Government Governance pada saat ini merupakan prioritas utama dalam penegakkan citra pemerintah dan meningkatkan kepercayaan masayarakat terhadap kinerja pemerintah yang sampai saat ini dianggap masih sangat rendah (Aziz, 2014). Dengan kondisi seperti ini, maka hal utama yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah daerah adalah berbagai hal yang memberikan pelayanan prima dengan kompetensi kerja yang diberikan kepada masyarakat, dan peran dari audit internal yang merupakan perwujudan kewajiban pegawai pemerintah sebagai abdi masyarakat guna untuk menciptakan good government governance. Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya yang salah satunya dilakukan oleh Simangunsong (2014) tentang The Impact of Internal Control Effectiveness and Internal Audit Role toward the Performance of Local Government. Berdasarkan latar belakang dan pengungkapan alasan-alasan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti kembali dengan mengganti menambahkan beberapa variabel independen yaitu kompetensi kerja yang dikutip dari penelitian Fransiska (2015) dan pemberdayaan yang terdiri dari meaning, self determination, dan impact yang mengacu pada penelitian Suprianto (2014). Pada penelitian Simangunsong (2014) hanya akan mengambil satu variabel independen yaitu peran audit

6 internal, karena satu variabel lainnya sudah banyak diteliti, dan hasilnya berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Kontribusi dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan efek positif terhadap permasalahan yang ada dalam pemerintahan daerah, sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja dari aparatur pemerintah daerah dalam menjalankan tugasnya untuk melayani masyarakat. Secara otomatis jika pemerintahannya lebih baik, maka persepsi atau pemikiran masyarakat akan berubah menjadi positif terhadap kepemerintahan daerah. Sehingga dapat pula menimbulkan sinergi yang positif yang mana akan menciptakan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat (Aziz, 2014). Penelitian ini penting untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan berupaya untuk mewujudkan good government governance dengan menggunakan pola pengelolaan kinerja pemerintah daerah. Sehingga diharapkan akan memberikan manfaat bagi Satuan Kerja Pemerintah Daerah dalam melaksanakan kinerjanya. Penelitian ini diberi judul Pengaruh Kompetensi Kerja, Peran Audit Internal, dan Pemberdayaan Psikologis (Meaning, Self Determination, dan Impact) terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah melalui Good Government Governance sebagai Variabel Moderating (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota - DI Yogyakarta). Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini merupakan kompilasi dari tiga penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Simangunsong (2014), Fransiska (2015), dan Suprianto (2014). Selain itu,

7 perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada objek penelitian yang berbeda yaitu pemerintah daerah Kota Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kompetensi kerja, peran audit internal, dan pemberdayaan yang terdiri dari meaning, self determination, dan impact yang akan berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah Kota Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah kompetensi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja satuan kerja perangkat daerah? 2. Apakah peran audit internal berpengaruh positif terhadap kinerja satuan kerja perangkat daerah? 3. Apakah meaning berpengaruh positif terhadap kinerja satuan kerja perangkat daerah? 4. Apakah self determination berpengaruh positif terhadap kinerja satuan kerja perangkat daerah? 5. Apakah impact berpengaruh positif terhadap kinerja satuan kerja perangkat daerah? 6. Apakah Good Government Governance memperkuat hubungan positif antara kompetensi kerja dengan kinerja satuan kerja perangkat daerah? 7. Apakah Good Government Governance memperkuat hubungan positif antara peran audit internal dengan kinerja satuan kerja perangkat daerah?

8 8. Apakah Good Government Governance memperkuat hubungan positif antara meaning dengan kinerja satuan kerja perangkat daerah? 9. Apakah Good Government Governance memperkuat hubungan positif antara self determination dengan kinerja satuan kerja perangkat daerah? 10. Apakah Good Government Governance memperkuat hubungan positif antara impact dengan kinerja satuan kerja perangkat daerah? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian pada penelitian ini meliputi: 1. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi kerja terhadap kinerja satuan kerja perangkat daerah. 2. Untuk mengetahui pengaruh peran audit internal terhadap kinerja satuan kerja perangkat daerah. 3. Untuk mengetahui pengaruh meaning terhadap kinerja satuan kerja perangkat daerah. 4. Untuk mengetahui pengaruh self-determination terhadap kinerja satuan kerja perangkat daerah. 5. Untuk mengetahui pengaruh impact terhadap kinerja satuan kerja perangkat daerah. 6. Untuk mengetahui Good Government Governance memperkuat hubungan antara kompetensi kerja dengan kinerja satuan kerja perangkat daerah. 7. Untuk mengetahui Good Government Governance memperkuat hubungan antara peran audit internal dengan kinerja satuan kerja perangkat daerah.

9 8. Untuk mengetahui Good Government Governance memperkuat hubungan antara meaning dengan kinerja satuan kerja perangkat daerah. 9. Untuk mengetahui Good Government Governance memperkuat hubungan antara self determination dengan kinerja satuan kerja perangkat daerah. 10. Untuk mengetahui Good Government Governance memperkuat hubungan antara impact dengan kinerja satuan kerja perangkat daerah. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi beberapa pihak, diantaranya sebagai berikut: 1. Kontribusi utama dari studi ini adalah untuk memberikan pengetahuan tambahan mengenai tingkat kinerja satuan kerja perangkat daerah dan faktor-faktor yang menjadi kendala dalam meningkatkan kinerja satuan kerja perangkat daerah. 2. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman para peneliti tentang pengaruh kompetensi kerja, peran audit internal, dan pemberdayaan (meaning, self-determination, dan impact) terhadap kinerja satuan kerja perangkat daerah dan dapat meningkatkan kualitas kinerja dan menciptakan good government governance.