EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI GUDANG INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ADVENT MANADO

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI GUDANG FARMASI PSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

IMPLEMENTASI SISTEM PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS RAWAT INAP SIDOMULYO KOTAMADYA PEKANBARU

EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT SILOAM MANADO

INTISARI. Kata Kunci : penyimpanan, gudang obat, indikator penyimpanan, puskesmas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah fasilitas

EVALUASI PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI OBAT PSIKOTROPIKA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

INTISARI GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT UNIT DOSE DISPENSING DI DEPO TULIP RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengelolaan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit. seleksi (selection), perencanaan dan pengadaan (procurement), distribusi

GAMBARAN EVALUASI KESESUAIAN PENGELOLAAN OBAT MEMINIMALKAN YANG KADALUARSA DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT DR.H

EVALUASI PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM PENDISTRIBUSIAN SEDIAAN FARMASI DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. secara ekonomi. Instalasi farmasi rumah sakit adalah satu-satunya unit di rumah

EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI PT. UNGGUL JAYA CIPTA USAHA MANADO

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT

Tugas pokok pengelolaan perbekalan farmasi :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

SOP Pelayanan Farmasi Tentang Perencanaan dan Pemesanan Obat-obat High Alert

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data hasil wawancara mengenai perencanaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Pohuwato HASIL WAWANCARA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Penyimpanan Sediaan Farmasi di Gudang Farmasi RSUD

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen adalah suatu proses tahapan kegiatan yang terdiri atas

ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN OBAT PADA TAHAP DISTRIBUSI DI INSTALASI FARMASI RSUD Dr.M.M DUNDA LIMBOTO TAHUN 2015 SKRIPSI

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NO. / SK / RSPB / / 2017

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data ini di lakukan mulai tanggal 6 Januari 2012 sampai 20

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

Permenkes Nomor 3 tahun 2015 PEREDARAN, PENYIMPANAN, PEMUSNAHAN, DAN PELAPORAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

25/3/2016. Citraningsih Yuniarti RSUD KOTA YOGYAKARTA 2016

Elemen Penilaian PKPO 1 Elemen Penilaian PKPO 2 Elemen Penilaian PKPO 2.1 Elemen Penilaian PKPO Elemen Penilaian PKPO 3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara bulan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

SOSIALISASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA KESEHATAN

A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT

EVALUASI PERENCANAAN DAN PENGADAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO BERDASARKAN ANALISIS ABC-VEN

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat

GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN LAWEYAN KOTA SOLO TAHUN 2007 SKRIPSI

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

EVALUASI PENGELOLAAN OBAT BPJS PADA TAHAP PENYIMPANAN DI GUDANG INSTALASI FARMASI RSUD RATU ZALECHA

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2007 ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan

BAB 1 : PENDAHULUAN. berfungsi menyelenggarakan pengobatan dan pemulihan, peningkatan, serta pemeliharaan

LAMPIRAN. 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum. No Pertanyaan Jawaban

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit dr. Raden Soedjati Soemodiardjo merupakan rumah sakit umum milik pemerintah daerah Kabupaten

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG NOMOR : / / / SK / I / TENTANG PELAYANAN OBAT KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG,

KEGIATAN BELAJAR 2: PENYIMPANAN

1. Apakah puskesmas telah memiliki tenaga Apoteker? 2. Apakah Puskesmas juga memiliki tenaga teknisi

INTISARI KESESUAIAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI INSTALASI FARMASIRSUD ULIN BANJARMASIN

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT

BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. yaitu farmasi. Instalasi farmasi di rumah sakit merupakan satu satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya5.

EVALUASI PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI OBAT ANTI TUBERKULOSIS DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI UTARA

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENANGGUNG JAWAB FARMAKMIN INSTRUMEN PENELITIAN MANAJEMEN PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA TAHUN 2008

ABSTRAK TATALAKSANA FARMASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN CIANJUR

PENGELOLAAN OBAT DAN ADMINISTRASI APOTEK. Heru Sasongko, S.Farm.,Apt.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta memiliki satu Instalasi gudang farmasi kota (Dinkes Kota Solok, 2014).

SOP PEMESANAN OBAT. Prosedur SOP Penerimaan Barang Dari PBF

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA JALAN KESEHATAN NO. 1 YOGYAKARTA 03 AGUSTUS 30 SEPTEMBER 2015 PERIODE XLV

Analisis Sistem Distribusi Obat di Instalasi Farmasi Rawat Inap Jogja International Hospital

DINAS KESEHATAN PUSKESMAS CADASARI

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

MANAJEMEN PENGELOLAAN OBAT-OBATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT BANDA ACEH DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI

PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya pada pedoman organisasi rumah sakit umum menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek. dalam rangka keselamatan pasien (patient safety) (Menkes, RI., 2014).

BAB II TINJUAN PUSTAKA

INTISARI EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN PENYIMPANAN OBAT DI UPT INSTALASI FARMASI KABUPATEN BANJAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam

BAB 11: PERBEKALAN FARMASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Obat merupakan komoditi utama yang digunakan manusia untuk

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I DEFINISI A. Pengertian Perbekalan farmasi Penyimpanan perbekalan farmasi Bahan beracun berbahaya B. Tujuan 1. Tujuan Umum 2.

PHARMACY, Vol.13 No. 01 Juli 2016 ISSN SISTEM PENGELOLAAN OBAT DI PUSKEMAS DI KECAMATAN RAMBAH SAMO KABUPATEN ROKAN HULU - RIAU

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) BIDANG FARMASI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT

ANALISA PENGELOLAAN OBAT KADALUARSA DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO TAHUN 2011 TUGAS AKHIR

oleh petugas di Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota (Depkes RI, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang

CONTOH CONTOH INSIDEN. No. INSTALASI INDIKATOR JENIS

PERANAN APOTEKER DI RUMAH SAKIT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI GUDANG INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ADVENT MANADO Adi Kurniawan Susanto 1), Gayatri Citraningtyas 1), Widya Astuty Lolo 1) 1) Jurusan Farmasi, FMIPA, Universitas Sam Ratulangi, Manado, 95115 ABSTRACT Hospital Pharmacy Installation (HPI) is the only unit in the Hospital that can perorm drug management activities. Storage and distribution is a very important stage in drug management activities. Good Storage can guarantee and maintained the quality of the drugs, so it can reduce losses from the hospital resulting from drugs that are damaged. Appropriate distribution system can facilitate the service to patients who are treated in the hospital. The purpose of this study was to evaluate the storage and distribution of drugs at Manado Adventist Hospital. This research uses descriptive observational method and evaluation with retrospective and prospective data collection techniques. The result showed that drug storage in pharmacy installation warehouse of Manado Adventist Hospital was mostly in accordance with hospital pharmacy service standard based on Ministry of Health Regulation number 72 year of 2016, but for facilities and infrastructure still need to be equipped again, such as dispensing equipment for sterile preparations or non sterile which is not yet available in Pharmacy Installation room. The distribution of medicines in Pharmacy installation warehouse of Manado Adventist Hospital is mostly also in accordance with hospital pharmacy service standard based on Ministry of Health Regulation number 72 year of 2016, but for the distribution service system there is still need to be equipped, such as installation of Manado Adventist Hospital Pharmacy has not implemented distribution system of floor stock. Keywords: Evaluation, Drug Storage, Drug Distribution, Advent Hospitals Manado ABSTRAK Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah satu-satunya unit di Rumah Sakit yang dapat melakukan kegiatan pengelolaan obat. Penyimpanan dan Pendistribusian merupakan tahapan yang sangat penting dalam kegiatan pengelolaan obat. Penyimpanan yang baik bisa menjamin mutu dan kualitas obat tetap terjaga, sehingga bisa mengurangi kerugian dari Rumah Sakit yang diakibatkan dari obat-obatan yang rusak. Sistem Pendistribusian yang tepat bisa mempermudah pelayanan kepada pasien yang di rawat di Rumah Sakit. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi penyimpanan dan pendistribusian obat di Rumah Sakit Advent Manado. Penelitian ini menggunakan metode observasional yang bersifat deskriptif dan evaluasi dengan teknik pengumpulan data secara retrospektif dan prospektif. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyimpanan obat di gudang instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado sebagian besar sudah sesuai dengan standar pelayanan farmasi Rumah Sakit berdasarkan permenkes nomor 72 Tahun (2016), tetapi untuk sarana dan prasarana masih perlu untuk dilengkapi lagi, seperti perlengkapan dispensing untuk sediaan steril maupun non steril yang masih belum tersedia di ruang Instalasi Farmasi. Pendistribusian obat di gudang instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado sebagian besar juga sudah sesuai dengan standar pelayanan farmasi Rumah Sakit berdasarkan permenkes nomor 72 Tahun (2016), tetapi untuk sistem pelayanan distribusi masih ada yang perlu dilengkapi, seperti instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado belum menerapkan sistem pendistribusian floor stock. Kata Kunci: Evaluasi, Penyimpanan Obat, Pendistribusian Obat, Advent Hospitals Manado 87

PENDAHULUAN Pelayanan farmasi Rumah Sakit merupakan salah satu kegiatan di Rumah Sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut diperjelas dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar pelayanan Rumah Sakit, disebutkan bahwa pelayanan farmasi Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Pelayanan farmasi merupakan pelayanan penunjang. Hal tersebut mengingat bahwa lebih dari 90% pelayanan kesehatan di Rumah Sakit menggunakan perbekalan farmasi (obat-obatan, bahan kimia, bahan radiologi, bahan habis pakai alat kesehatan, alat kedokteran dan gas medik) dan 50% dari seluruh pemasukan Rumah Sakit berasal dari pengelolaan perbekalan farmasi, sehingga jika masalah perbekalan farmasi tidak dikelola secara cermat dan penuh tanggung jawab maka dapat diprediksi bahwa pendapatan Rumah Sakit akan mengalami penurunan (Suciati et al, 2006). Manajemen obat di Rumah Sakit dilakukan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). Instalasi farmasi Rumah Sakit adalah satu-satunya bagian di Rumah Sakit yang bertanggung jawab penuh atas pengelolaan obat. Tujuan dari manajemen obat di Rumah Sakit yaitu agar obat yang diperlukan tersedia setiap saat, dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pelayanan serta memberikan manfaat bagi pasien dan Rumah Sakit. Pengelolaan obat adalah bagaimana cara mengelola tahaptahap dari kegiatan tersebut agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien agar obat yang diperlukan tersedia setiap saat dibutuhkan dalam jumlah cukup dan mutu terjamin untuk mendukung pelayanan yang bermutu (Anief, 2003). Pengelolaan obat mencakup kegiatan seperti penyimpanan dan pendistribusian. Penyimpanan obat bertujuan untuk mempertahankan mutu obat dari kerusakan akibat penyimpanan yang tidak baik, mempermudah pencarian di gudang penyimpanan, mencegah kehilangan, mempermudah stok opname dan pengawasan dan mencegah bahaya penyimpanan yang salah (Warman, 1997). Tujuan utama pelaksanaan distribusi obat yang baik adalah agar terselenggaranya suatu sistem jaminan kualitas oleh distributor, mencakup terjamin penyebaran obat secara merata dan teratur agar dapat diperoleh obat yang dibutuhkan pada saat diperlukan, terlaksananya pengamanan lalu lintas dan penggunaan obat tepat sampai kepada pihak yang membutuhkan secara sah untuk melindungi masyarakat dari kesalahan penggunaan atau penyalahgunaan, terjamin keabsahan dan mutu obat agar obat yang sampai ke tangan konsumen adalah obat yang efektif, aman dan dapat digunakan sesuai tujuan penggunaannya, terjamin penyimpanan obat yang aman dan sesuai kondisi yang dipersyarakan, termasuk selama transportasi (BPOM RI, 2012). Rumah Sakit Advent Manado melayani pasien rawat inap, rawat jalan dan instalasi gawat darurat (IGD). Gudang instalasi farmasi Rumah Sakit Advent Manado menerapkan sistem distribusi dengan metode sentralisasi. Berdasarkan observasi awal di Rumah Sakit Advent Manado, peneliti menemukan beberapa permasalahan pada sistem penyimpanan dan pendistribusian, seperti belum tersedianya rak khusus untuk obat-obatan yang sudah kadaluarsa. Mengingat begitu 88

besarnya dampak dari pengelolaan penyimpanan dan pendistribusian obat, maka hal ini mendorong saya melakukan penelitian untuk mengevaluasi pengelolaan penyimpanan dan pendistribusian obat di Gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent manado. METODE PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu observasi, pengambilan data dan wawancara. Observasi dilakukan di Gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado dengan melihat secara langsung aktivitas yang dilakukan oleh tenaga kerja atau petugas kesehatan Gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado. Pengambilan data dilakukan di Gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado berupa data primer dan sekunder. Data primer ialah data yang didapat peneliti secara langsung melalui observasi dan wawancara. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada berupa dokumen pencatatan dan pelaporan penyimpanan dan distribusi obat serta pedoman pengelolaan perbekalan farmasi Rumah Sakit Wawancara dilakukan kepada Kepala Gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado, Apoteker, dan Kepala Gudang penyimpanan obat di Rumah Sakit Advent Manado. HASIL DAN PEMBAHASAN Penyimpanan Obat Hasil penelitian dari Rumah Sakit Advent Manado menunjukkan bahwa sudah terdapat prosedur penyimpanan dan pendistribusian obat di Rumah Sakit Advent Manado. Prosedur tersebut sudah didokumentasikan dalam bentuk buku standar prosedur operasional pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado yang sudah disahkan berdasarkan surat keputusan yang telah dikeluarkan oleh Direktur Rumah Sakit Advent Manado dengan NO. 050/050/PER/DIR/RSAM/VII/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Advent Manado. Setelah barang diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan penyimpanan sebelum dilakukan pendistribusian. Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai dengan persyaratan kefarmasian (Permenkes, 2016). Tabel 1. Kondisi Ruangan dan Fasilitas Penyimpanan obat di Gudang Farmasi Rumah Sakit Advent Manado berdasarkan Permenkes RI Nomor 72 Tahun 2016 Standar penyimpanan obat di RS Keadaan di RS Advent Manado Keterangan Ya Tida k Lokasi penyimpanan harus menyatu Gudang dan Instalasi terletak di 89

dengan sistem pelayanan Rumah Sakit Dipisahkan antara fasilitas penyelenggaraan manajemen, pelayanan langsung pada pasien, peracikan dan produksi dalam Rumah Sakit Semuanya terpisah Adanya pengaturan suhu Adanya ventilasi udara yang baik Adanya pengaturan pencahayaan Ada 6 buah lampu pijar yang sudah sangat cukup menerangi ruangan. Adanya pengaturan kelembaban Terdapat sistem pembuangan limbah yang baik Adanya perlengkapan dispensing baik untuk sediaan steril, non steril maupun cair untuk obat luar atau dalam. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado belum memiliki tempat Dispensing Lemari/rak penyimpanan yang rapi dan harus terlindung dari debu, juga kelembaban dan cahaya berlebihan Gudang penyimpanan dilengkapi dengan palet Terdapat Lemari pendingin dan pendingin ruangan untuk Obat yang termolabil Fasilitas penyimpanan dingin dievaluasi secara berkala Peralatan untuk penyimpanan obat, penanganan dan pembuangan limbah sitotoksik dan obat berbahaya dibuat secara khusus Berdasar pengamatan pada kartu kontrol, evaluasi terakhir dilakukan pada bulan desember 2016 Rumah Sakit Advent tidak menyediakan obat sitotoksika Terdapat lemari penyimpanan khusus untuk narkotika dan psikotropika 90

Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan api dan diberi tanda khusus bahan berbahaya. Gas medis disimpan dengan posisi tepat Gudang instalasi farmasi merupakan salah satu unit yang terdapat di Rumah Sakit Advent Manado. Untuk memudahkan akses dalam pengambilan obat, maka gudang ini menyatu dengan Rumah Sakit. Gudang terdiri dari satu ruangan yang tertutup karena memiliki atap dan dinding. Gudang ini dilengkapi dengan 1 unit pendingin ruangan. Gudang ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara untuk obat dan alat kesehatan sebelum obat di dipindahkan ke Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado. Untuk gudang farmasi Rumah Sakit Advent memiliki luas 3x6m, sedang menurut permenkes nomor 72 tahun (2016) menyebutkan bahwa luas gudang penyimpanan obat minimal ialah 3x4m. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa luas gudang penyimpanan obat ini dinilai sudah memenuhi persyaratan. Gudang penyimpanan obat tidak hanya digunakan untuk menyimpan persediaan obat dan alat kesehatan, tapi juga sekalian untuk ruang kantor petugas administrasi yang bekerja di gudang farmasi Rumah Sakit Advent Manado. Pelayanan langsung pada pasien berada didalam Rumah Sakit dan terletak di bagian terluar dari ruangan Instalasi Farmasi yang sudah dibatasi dengan dinding sekat agar terpisah. Rumah Sakit Advent Manado memiliki Pembuangan Limbah yang baik, terletak di bagian luar Rumah Sakit, ini dimaksudkan untuk menghindari pencemaran yang dihasilkan dari pengolahan limbah. Ada ruangan khusus untuk bahan mudah terbakar, dan sudah diberi tanda Disimpan dengan posisi berdiri Instalasi Farmasi tidak memiliki alat untuk melakukan dispensing buat obat High Alert seperti sitostatika karena di Rumah Sakit Advent tidak menyediakan obat-obatan sitostatika. Rumah Sakit Advent Manado sendiri belum menyediakan pengobatan khusus untuk pasien dengan penyakit kanker. Sementara dispensing baik untuk sediaan steril maupun non steril untuk cairan luar atau dalam hanya dilakukan pada setiap ruangan rawat inap karena mengingat sarana yang belum memadai. Menurut Permenkes nomor 72 tahun (2016) Sarana penyimpanan obat dalam gudang berupa kondisi sanitasi, temperatur, sinar/cahaya, kelembaban, ventilasi sangat penting untuk menjamin mutu obat. Gudang penyimpanan obat menggunakan AC sebagai pendingin untuk pengaturan suhu, juga tersedia termometer untuk memonitor kondisi suhu ruangan gudang agar suhu tidak terlalu panas atau tidak terlalu dingin. Suhu di dalam ruangan penyimpanan obat yaitu berkisar antara 26-27 c. Gudang memiliki penerangan dari dalam ruangan yang berupa lampu neon sebanyak 4 buah. Ini sudah tergolong sangat terang untuk ukuran ruangan dengan luas 3x6 meter untuk memudahkan dan menghindari terjadi kesalahan saat mencari atau menyimpan obat-obatan di etalase. Gudang memiliki kamera CCTV untuk melindungi dari pencuri dan menghindari hal lain yang tidak diinginkan. Sarana lain yang menunjang berupa komputer, printer, scanner, dan telepon yang terletak dalam 91

ruangan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado. Menurut permenkes nomor 72 tahun (2016) Rumah Sakit harus memiliki peralatan penyimpanan untuk kondisi khusus, di Gudang Instalasi Farmasi Rumah sakit Advent sudah tersedia 4 buah lemari pendingin untuk penyimpanan obat yang bersifat termolabil, tetapi berdasarkan pengamatan dari kartu kontrol, lemari pendingin untuk obat termolabil tidak tervalidasi secara berkala, ini dikarenakan belum ada tenaga kerja yang khusus bertugas untuk memvalidasi lemari pendingin setiap bulan. Sedangkan untuk obat-obatan psikotropika dan narkotika sudah disediakan lemari khusus yang sudah dilengkapi 2 lapis kunci (double lock) juga dilengkapi kartu stok yang harus selalu diisi secara manual setelah pengambilan obat, ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kesalahan yang tidak diinginakan mengingat narkotika dan psikotropika termasuk obat yang membutuhkan penanganan dan kewenangan khusus sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado memiliki gudang khusus untuk menyimpan bahan berbahaya yang mudah terbakar seperti Gas Medis yang tersimpan di ruangan tahan api, ini bertujuan jika hal yang tidak diinginkan terjadi seperti gas mengalami kebocoran dan meledak, ruangan tidak akan terbakar. Gas Medis sendiri disimpan dengan posisi berdiri. Sebagian besar prasarana yang tersedia di gudang instalasi farmasi rumah sakit advent sudah mencukupi untuk penyimpanan obat, kekurangannya hanya masih kurangnya rak dan pallet dikarenakan ukuran gudang instalasi yang kurang besar, ini mengakibatkan sebagian obat harus disimpan di kardus yang diletakkan di lantai karena rak dan pallet sudah terisi penuh. juga untuk obat yang sudah kadaluarsa belum terdapat rak khusus untuk penyimpanan. Berdasarkan observasi obat-obatan yang sudah kadaluarsa hanya diletakkan dalam kardus dan disendirikan. Pencatatan obat masuk dan keluar dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan cara komputerisasi dan dengan cara manual, untuk semua obat yang masuk dan keluar sudah tercatat dalam komputer sesaat ketika obat diterima dan khusus obat yang keluar petugas farmasi harus melakukan pengisian kartu stok terutama untuk obat psikotropika, narkotika, dan obat high alert. Pengisian kartu stok bertujuan untuk mengetahui berapa banyak obat yang tersedia, apakah sesuai antara jumlah dalam pencatatan dengan jumlah obat secara fisik dalam gudang instalasi farmasi. Tabel 2. Prosedur Penyimpanan Obat di Instalasi Farmasi Rumash Sakit Advent Manado Berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit Permenkes 72 Tahun (2016) Variabel Metode Penyimpanan Ya Tidak Keterangan Menerapkan Prinsip FIFO Menerapkan Prinsip FEFO 92

Sediaan Farmasi yang penampilan dan penamaan mirip (LASA) tidak ditempatkan bersamaan Elektrolit konsentrasi tinggi tidak disimpan di unit perawatan Penyimpanan obat dengan rupa dan penamaan yang hampir sama diberikan jarak 2 obat dengan rupa dan nama berbeda di tengah Hanya tersimpan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai disimpan secara khusus. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi. Prosedur penyimpanan untuk perbekalan farmasi di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado diawali dengan tenaga kefarmasian mengecek kesesuaian jumlah fisik dan nama perbekalan farmasi dengan faktur atau bukti pengiriman barang, lalu tenaga farmasi menerima perbekalan farmasi bersama faktur atau bukti pengiriman barang dan diberi paraf pada faktur lalu diambil satu lembar tembusan faktur, tidak lupa tenaga farmasi melakukan transaksi penerimaan melalui komputer, kemudian tenaga farmasi menulis jumlah obat masuk pada kartu stok manual dan diberi paraf, terakhir tenaga farmasi meletakkan perbekalan farmasi pada tempat penyimpanan sesuai dengan kriteria penyimpanan obat yang telah ditentukan. Berdasarkan observasi pada Gudang dan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado, Sistem penataan obat sudah Terdapat Loker Khusus Menyimpan barang untuk karyawan. menggunakan gabungan antara FEFO dan FIFO. Metode FEFO dilakukan dengan menempatkan obat-obatan yang ED (expired date) lebih lama diletakkan di obatan yang mempunyai ED lebih cepat, sedangkan metode FIFO dilakukan dengan cara obat-obatan yang baru masuk(first in) diletakkan dibelakang obat yang suda lebih awal masuk agar obat yang lebih awal masuk bisa lebih dulu keluar(first out). Penerapan FEFO dan FIFO bertujuan untuk meminimalisir kerugian dari Rumah Sakit dikarenakan rusaknya obat karena sudah kadaluarsa, karena tanpa penerapan FEFO dan FIFO stok obat lama yang seharusnya sudah habis akan masih tetap tersimpan. Menurut PERMENKES nomor 72 tahun (2016) Rumah sakit perlu mengembangkan kebijakan pengelolaan obat untuk meningkatkan keamanan, khususnya obat yang perlu diwaspadai (high-alert medication). Kelompok obat High Alert diantaranya obat Nama Obat Rupa Ucapan Mirip (NORUM) atau Looks 93

Alike Sounds Alike (LASA). Penyusunan obat-obatan yang penampilan dan penamaan yang mirip (LASA) ditempatkan tidak berdekatan dan diberi penandaan khusus berupa ditempatkan dua obat yang bukan LASA ditengah, ini dimaksudkan untuk menghindari human error pada saat pengambilan obat. Sedangkan Elektrolit konsentrasi tinggi tidak disimpan pada unit perawatan dan hanya disimpan pada lemari khusus yang berada di instalasi Farmasi Rumah Sakit advent manado, lemari penyimpanan untuk elektrolit konsentrasi tinggi dilengkapi pengaman berupa kunci pengaman. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang digunakkan oleh pasien maupun petugas kesehatan sudah disimpan secara khusus dan dapat diidentifikasi, karena untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai berupa suntik, kassa, kapas, handscoon, masker, dll langsung dibuang setelah selesai digunakkan sehingga tidak terjadi pemakaian berulang. Sedangkan untuk sediaan farmasi habis pakai berupa cairan disinfektan, setelah digunakan dan jika masih tersisa disimpan kembali secara khusus oleh petugas kesehatan agar dapat teridentifikasi pada kemudian hari. Untuk menghindari kontaminasi, tempat penyimpanan obat-obatan di Gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang lain. Terdapat loker khusus untuk menyimpanan barang pribadi milik karyawan yang bekerja di instalasi farmasi Rumah Sakit Advent Manado. Pendistribusian Obat Menurut Permenkes nomor 72 Tahun (2016) Ruang distribusi harus cukup untuk melayani seluruh kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai Rumah Sakit. Rumah Sakit harus menentukan sistem distribusi yang dapat menjamin terlaksananya pengawasan dan pengendalian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di unit pelayanan. Tabel 3. Distribusi Obat Instalasi Farmasi ke Unit Pelayanan Rumah Sakit Advent Manado Sesuai Dengan Ketentuan Dalam Standar Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit Permenkes 72 Tahun (2016) No Standar Pelayanan Rumah Sakit Ya Tidak Ket 1 Menggunakan Metode Sentralisasi Semua pengeluaran obat berasal dari IFRS 2 Menggunakan Metode Desentralisasi 3 Menggunakan Resep Perorangan Resep perorangan ditujukan untuk pasien rawat jalan 4 Menggunakan Sistem Floor Stock 94

5 Menggunakan Sistem Unit Dosis Dispensing IFRS Advent Manado menerapkan sistem ODD 6 Menggunakan Sistem Kombinasi Sistem Kombinasi Resep Perorangan & Unit Dosis Proses pendistribusian obat di gudang farmasi Rumah Sakit Advent Manado dimulai dari gudang farmasi, gudang farmasi di kepalai oleh seorang Apoteker yang merangkap sebagai Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent serta dibantu oleh 2 orang tenaga kerja dengan latar belakang sarjana ekonomi. Obat yang sampai di Instalasi Farmasi, di simpan dan disusun di rak dan etalase yang tersedia dalam IFRS Advent Manado. Berdasarkan penelitian, sistem distribusi obat menggunakan metode sentralisasi. Distribusi sentralisasi adalah sistem pendistribusian dimana semua pengeluaran obat hanya dilakukan oleh IFRS kepada semua tempat perawatan penderita di Rumah Sakit tanpa adanya cabang dari tempat perawatan lain. IFRS Advent juga menggunakan sistem resep perorangan, dimana pendistribusian langsung dilakukan kepada pasien rawat jalan berdasarkan resep perorangan yang diberikan oleh dokter. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado belum menerapkan sistem distribusi floor stock, ini bertujuan untuk menghindari pengeluaran Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak terkontrol yang bisa merugikan pihak Rumah Sakit dan juga agar tidak terjadi kesalahan pemberian obat dari petugas kesehatan lain karena berdasarkan permenkes nomor 72 floor stock harus disiapkan dan dikelola oleh petugas farmasi, mengingat jumlah petugas farmasi masih terbatas maka Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado belum menerapkan sistem distribusi Floor Stock. Untuk pasien rawat inap, alur distribusi obat berawal dari pemesanan yang dilakukan oleh perawat yang disertakan dengan resep dokter kepada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado, setelah resep diterima kemudian tenaga farmasi menyediakan obat yang diperlukan. Obat yang sudah tersedia lalu diantarkan kepada perawat di unit rawat inap, terkadang saat tenaga farmasi di IFRS Advent hanya sedikit, perawat yang mengambil obat di IFRS, setelah itu perawat akan menyimpan obat dari masingmasing pasien di setiap kubik yang sudah disediakan, perawat akan memberikan obat kepada pasien sekali minum dari setiap dosis dan saat bersamaan pasien akan menandatangani kartu yang sudah disediakan oleh IFRS Advent guna menghindari terjadinya kesalahpahaman antara pihak pasien dan Rumah Sakit di kemudian hari. Sistem distribusi yang dilakukan disini adalah ODD atau one daily dose dimana petugas farmasi memberikan obat berdasarkan resep persatu hari pemakaian, kemudian petguas kesehatan lain seperti perawat yang akan memberikan langsung kepada pasien rawat inap. Sistem Distribusi One daily dose bisa mengurangi biaya obat dari Rumah Sakit karena mudah untuk terkontrol sudah berapa jumlah obat yang digunakan, jika pasien rawat inap sudah pulang tetapi obat masih tersisa maka resep dari pasien rawat inap akan diganti dengan resep individu sehingga obat bisa dibawa pulang oleh pasien. Sistem 95

distribusi One daily Dose mengharuskan pasien untuk membayar resep obat persatu hari pemakaian, sehingga memberi keuntungan lebih dalam segi penjualan obat bagi pihak Rumah Sakit. Rumah Sakit Advent Manado belum menerapkan sistem distribusi Unit Dose Dispensing (UDD), padahal berdasarkan permenkes nomor 72 tahun 2016 Sistem distribusi Unit Dose Dispensing (UDD) sangat dianjurkan untuk pasien rawat inap mengingat dengan sistem ini tingkat kesalahan pemberian Obat dapat diminimalkan sampai kurang dari 5% dibandingkan dengan sistem floor stock atau Resep individu yang mencapai 18%. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari Hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Advent Manado dapat disimpulkan 1. Penyimpanan obat di gudang instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado sebagian besar sudah sesuai dengan standar pelayanan farmasi Rumah Sakit berdasarkan Permenkes nomor 72 Tahun (2016), tetapi ada sarana dan prasarana yang masih perlu untuk dilengkapi lagi, seperti perlengkapan dispensing untuk sediaan steril maupun non steril yang masih belum tersedia di ruang Instalasi Farmasi. 2. Pendistribusian obat di gudang instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado sebagian besar sudah sesuai dengan standar pelayanan farmasi Rumah Sakit berdasarkan Permenkes nomor 72 Tahun (2016), tetapi untuk sistem pelayanan distribusi masih ada yang perlu dilengkapi, seperti Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado belum menerapkan sistem distribusi floor stock. Saran 1. nstalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado agar selalu mengikuti pedoman penyimpanan dan pendistribusian obat yang ditetapkan oleh Permenkes nomor 72 tahun 2016. 2. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian mengenai perencanaan dan pengadaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado. DAFTAR PUSTAKA Anief, M., 2003, Ilmu Meracik Obat, Universitas Gajah Mada Press, Jogyakarta. Masyarakat. Universitas Indonesia. Desspok. Warman, John. 1997, Manajemen Pergudangan, PPM. Jakarta. Anonim, 2012, Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik. Badan Pengawas Obat dan Makanan: Jakarta Anonim, 2016, Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Peraturan Menteri Kesehatan RI:Jakarta.. Suciati. 2006, Analisis Perencanaan Obat Berdasarkan ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi. Artikel Penelitian Pada Fakultas Kesehatan 96