BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan terus menerus dalam jangka waktu yang panjang. Lembaga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peranan kredit dalan operasi bank sangat besar dan penting. Sebagian besar bank

BAB I PENDAHULUAN. dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. 2

BAB I PENDAHULUAN. dunia, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. Al-dunyā mażra ah al-akhirat

BAB I PENDAHULUAN. pedesaan. Dalam istilah sehari-hari kata kredit sering diartikan memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan. ekonominya berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya UU No. 10 Tahun Undang-Undang tersebut mengatur

BAB I PENDAHULUAN. mempermudah masyarakat dalam bertransaksi. Namun masih banyak juga

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB I PENDAHULUAN. pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa pembayaran serta peredaran uang

BAB I PENDAHULUAN. perantara antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana,

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi dalam usaha-usaha yang berkaitan dengan media dan barang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, menghimpun dana,menyalurkan dana atau kedua-duanya. Dalam

BAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

DANA TALANGAN H A J I. خفظ اهلل Oleh: Ustadz Dr. Erwandi Tirmidzi, MA. Publication: 1433 H_2012 M DANA TALANGAN HAJI

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal untuk berteduh dan berlindung, yakni rumah. Rumah adalah surga

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

BAB I PENDAHULUAN. yang menerapkan prinsi-prinsip ekonomi yang didasarkan pada nilai-nilai Islam

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk yaitu lembaga keuangan Bank dan lembaga keuangan non Bank.

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

BAB I PENDAHULUAN. krisis moneter. Lebih dari itu, lembaga keuangan syariah ini diharapkan mampu membawa

BAB II PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB I PENDAHULUAN. mencapai falah berdasarkan pada prinsip dan nilai-nilai dalam Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. dapat terpenuhi. Semua ini tergantung pada kemampuan masing-masing orang

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

Bab 1 PENDAHULUAN. QS. Al-Baqarah ayat 282 berkenaan dengan aktivitas atau kegiatan ekonomi:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga tersebut mencakup bagian dari keseluruhan sistem sosial masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

BAB I PENDAHULUAN. Diantara larangan Allah yang tertulis di Al-Qur an adalah tentang larangan

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengawasan adalah : a. Menurut Sondang P. Siagian pengawasan adalah proses pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. skim pembiayaan syari ah. Dibawah ini akan dijelaskan pengertian tentang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah bank berasal dari kata Italia banco yang berarti kepentingan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lembaga-lembaga keuangan di Indonesia, termasuk koperasi berupa

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada globalisasi ini semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Priyono dan Teddy Candra, Esensi Ekonomi Makro, Surabaya: Zifatama Publisher,

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. Harta merupakan salah satu amanah yang diberikan Allah kepada

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Bai Bitsaman Ajil dalam Fiqh Muamalah

BAB I PENDAHULUAN. kepada sang khalifah agar dipergunakan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan, baik konvensional maupun syariah, berperan dalam segi. ekonomi dan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah pertama kali dilakukan di Pakistan dan Malaysia. Bank ini

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB I PENDAHULUAN. semenjak kemunculnya pada tahun Walaupun perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. kepada manusia bahwa Allah Maha Pemurah sehingga rezeki-nya sangat luas. Seperti Firman Allah dalam surah At-Taubah ayat105: 2

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi. Seiring perkembangan waktu, dimana

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Dari hasil wawancara langsung yang penulis lakukan pada pihak BNI

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB IV. Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya. Untuk meningkatkan perekonomian, fokus pemerintah. Indonesia salah satunya pada sektor keuangan dan sektor riil.

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

ta zi>r dan mukha>lafat. Hudu>d dan jina>yat bentuk sanksinya telah ditetapkan,

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi pioner bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan. sistem ini ditengah menjamurnya bank-bank konvensional.

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi lembaga perantara dari pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus of

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan segala potensi dan bakat yang terpendam dapat ditumbuhkembangkan,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. piutang dapat terjadi di dunia. Demikian juga dalam hal motivasi, tidak sedikit. piutang karena keterpaksaan dan himpitan hidup.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional. Kegiatan utama dari perbankan syariah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan Tuhannya. Ibadah juga merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. perubahan Undang-Undang perbankan melalui Undang-Undang Nomor 10. produk perbankan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi didengar ditelinga masyarakat. Lembaga keuangan syariah awalnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Ekonosia, 2003, h Heri Sudarsono, Bank dan lembaga keuangan Syariah, Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis syariah. Keadaan ini ditandai dengan semangat tinggi dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat. 1

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi sebagai suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan yang dilakukan terus menerus dalam jangka waktu yang panjang. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan amat penting dalam perekonomian suatu Negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dan pihak yang mempunyai kelebihan dana (saver). 1 Salah satu kegiatan yang paling penting dominan dan sangat dibutuhkan keberadaanya di dunia ekonomi dewasa ini adalah kegiatan usaha lembaga keuangan perbankan, oleh karena fungsinya sebagai pengumpul dana yang sangat berperan demi menunjang pertumbuhn ekonomi suatu bangsa. Perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu negara, apalagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Peran strategis bank tersebut terutama disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai lembaga yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien. Dengan berperan sebagai perantara antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana, sehingga dana tersebut diharapkan dapat memberikan kemanfaatan yang besar 2011), hlm. 145. 1 Julius R.LatumaErissa, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta: Selemba Empat, 1

ٱ 2 bagi masyarakat, serta diberi kebebasan untuk memilih antara bank syariah atau bank konvensional. Bagi mereka yang mempunyai kekhawatiran adanya bunga bank riba maka bank syariah bisa menjadi alternatif yang lebih inovatif sebagai sarana peminjaman modal ataupun menginvestasi dana. 2 Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah/02:275. ٱل ز يي ي أ ك ل ى ٱلش ب ا ل ي ق ه ى إ ل ك و ب ي ق م ٱل ز ي ي ت خ ب ط ٱلش ي ط ي ه ي ٱل و س ر ل ك ب أ ن ق بل ا إ و ب ٱل ب ي ع ه ث ل ٱلش ب ا أ ح ل ٱ لل ٱل ب ي ع ح ش م لش ب ا ف و ي ج ب ء ه ع ظ ة ه ي س ب فٱ ت ى ف ل ه ب س ل ف أ ه ش ل ئ ك أ ص ح ب ٱ ل بس ن ف ي ب خ ل ذ ى ٥٧٢ إ ل ى ٱ لل ه ي ع بد ف أ Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan), dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Melalui kegiatan perkreditan/pembiayaan, bank berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat bagi kelancaran usahanya. Pembangunan pada sektor keuangan khususnya perubahan struktur perbankan Indonesia diharapkan mampu meningkatkan perekonomian sebab lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan mempunyai peranan yang amat strategis dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara. Seiring dengan pertumbuhan perbankan syariah, dinamika kompetisi di antara pelaku bank syariah yang semakin tinggi, mengakibatkan suatu competitive advantage yang dimiliki oleh suatu bank makin 2005), hlm. 82. 2 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, cet. III (Yogyakarta: Ekonomi,

3 tidak sustainable. Dengan demikian, sebuah bank harus melakukan berbagai upaya pembaharuan yang tidak kenal henti untuk dapat menjadi pemain utama pada segment-nya, sehingga, dapat menjadi preferensi utama customer yang berujung pada kepuasan dan bahkan loyalitas. Untuk itu sebuah bank syariah dituntut untuk mempunyai sistem pemasaran yang teruji dan tidak sekedar mengharapkan emotional mass untuk menjadi nasabah. 3 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 4 Dengan perkataan lain, pada dasarnya tugas bank adalah menerima simpanan dan memberi pinjaman sesuai dengan kebutuhan manusia yang begitu kompleks. Bank Islam yang ada di Indonesia disebut bank syariah merupakan lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil melalui aktivitas kegiatan usaha (investasi, jual beli, atau lainnya) berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan nilai-nilai syariah. 5 3 https://malqinstitute.wordpress.com/2016/13/12/strategi-manajemen-pemasaranperbankan-syariah pada (13 Desember 2016). 4 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, cet. XI (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 24. 5 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 30.

4 Bank syariah memiliki produk-produk yang sangat bervariatif pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dibagi menjadi tiga bagian, yaitu produk penghimpunan dana, produk penyaluran dana (pembiayaan) dan produk jasa. Produk penyaluran dana atau pembiayaan ialah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Menurut Undang- Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah yang dimaksud dengan pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu. 6 Penyaluran dana atau pembiayaan merupakan aktivitas yang sangat penting karena dengan pembiayaan akan memperoleh sumber pendapatan utama dan menjadi penunjang kelangsungan usaha bank. Dalam menyalurkan dananya kepada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakkan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu: pembiayaan dengan prinsip jual beli, pembiayaan dengan prinsip sewa, pembiayaan dengan prinsip bagi hasil dan pembiayaan dengan akad pelengkap. 7 Salah satu produk perbankan syariah yang menggunakan akad mura>bah}ah yaitu Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Salah satu daya tarik KPR adalah pasarnya senantiasa tumbuh dan berkelanjutan. Tumbuhnya pasar ini dipicu oleh kebutuhan masyarakat akan pemenuhan tempat tinggal yang selalu berkembang dari waktu kewaktu. Ini berarti pertumbuhan KPR akan sejalan dengan pertumbuhan 6 M. Nur Rianto Al arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 42. 7 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 97.

5 penduduk dan perkembangan pendapatan masyarakat. Disamping itu, faktor lain yang mempengaruhi perkembangan pasar KPR adalah inisiatif bisnis dari para pelaku pasar itu sendiri yang saling beradu program penjualan untuk menarik calon pembeli. 8 Dalam menjalankan menjalankan produk KPR, bank konvensional dan bank syariah memiliki perbedaan dalam menerapkan keuntungan, akad serta perlakuan terhadap nasabah yang patuh atau tidak. Untuk bank syariah sendiri, sistem yang digunakan adalah dengan memadukan dan menggali sistem transaksi yang dibolehkan dalam Islam dengan operasional KPR konvensional. Adapun sistem yang banyak digunakan perbankan syariah dalam menjalankan KPR adalah sistem mura>bah}ah, istishna, dan ijarah. Mura>bah}ah adalah transaksi jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang di tambah dengan margin yang di sepakati oleh pihak nasabah, dimana penjual menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan kepada nasabah. 9. Istis\na adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan penjual, pembayaran dilakukan sesuai dengan kesepakatan. Ija>rah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu 8 Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal dan Ferry N. Idroes, Bank dan Financial Institusion Manajement: Conventional and Sharia System (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 437. 163 9 Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2008), hlm.

6 melalui pembayaran sewa atau upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. 10 Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan, sebagian besar pendapatan bank diperoleh dari margin atau keuntungan pembiayaan, khususnya pembiayaan kepemilikan rumah. Maka dari itu bank berusaha meningkatkan operasional dana yang dimiliki agar tidak mengendap begitu saja. Sebab apabila terlalu banyak dana yang tidak dioperasionalkan, maka laba yang akan didapat menjadi turun, sehingga bank tidak bisa mencapai laba optimal. 11 Pembiayaan KPR kepada perorangan untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan akan hunian dengan menggunakan prinsip jual beli mura>bah}ah dimana pembayarannya secara angsuran dengan jumlah ansuran yang telah ditetapkan di muka dan dibayar setiap bulan. 12 Dengan berlandaskan pada Undang-undang No. 10 Tahun 1998, pada tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. 13 BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin memiliki produk KPR yang disebut dengan nama Griya ib Hasanah. Produk ini merupakan salah satu produk unggulan di BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin dalam hal pembiayaan. 10 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), hlm. 147. 11 Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Prasada, 2000), Cet. 2, hlm. 72. 12 http://www.bnisyariah.co.id/?q=kpr-bnisyariah-ib. (13 Desember 2016). 13 http://www.bnisyariah.co.id/produk/bni-syariah-kpr-syariah (13 Desember 2016).

7 Produk ini menggunakan atau menerapkan sistem akad murābahah (akad jual beli) yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, sehingga akan terhindar dari riba. BNI Syariah KPR Syariah (Griya ib Hasanah) adalah fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli, membangun, merenovasi rumah (termasuk ruko, rusun, rukan, apartemen dan sejenisnya), dan membeli tanah kavling serta rumah indent, yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan kemampuan membayar kembali masing-masing calon. 14 Dari pembiayaan Griya ib Hasanah yang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah pembiayaan rumah (KPR) dari pada pembiayaan-pembiayaan yang lain seperti apartemen, ruko, kavling tanah dan lain-lain. Didalam pembiayaan tersebut semua yang bersangkutan dengan rumah yang diinginkan nasabah akan ditanggung oleh pihak bank. 15 Setelah penulis melakukan observasi awal pada BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin ternyata terdapat pembiayaan Griya ib Hasanah yang bermasalah setelah 2 tahun terakhir ini dari tahun 2015 sampai 2016. Dengan adanya pembiayaan Griya ib Hasanah yang bermasalah pada BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin, maka pihak bank akan melakukan strategi dalam mengelola pembiayaan agar bisa meminimalisir pembiayaan bermasalah. 16 14 Ibid., 15 Ibid., 16 Lugina Sukma Suryana, SME Account Officer, Wawancara Pribadi, BNI Syariah Banjarmasin, 20 Desember 2016

8 Dengan berlandaskan pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 65/POJK.03/2016 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank umum syariah adalah pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) yaitu: 1. Bank wajib menerapkan manajemen risiko secara efektif. 2. Penerapan manajemen risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk BUS dilakukan secara individu maupun konsolidasi dengan perusahaan anak. Risiko dan lembaga keuangan syariah adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, tanpa adanya keberanian untuk mengambil risiko maka tidak akan pernah ada bank, dalam artian bahwa bank muncul karena berani mengambil risiko dan bank bahkan mampu bertahan karena berani mengambil risiko, namun jika risiko tersebut tidak di kelola dengan baik, bank dapat mengalami kegagalan bahkan pada akhirnya mengalami kebangkrutan. 17 Untuk dapat menangani pembiayaan yang sudah bermasalah atau tindakan pencegahan pembiayaan bermasalah suatu Lembaga Keuangan Syariah (LKS) haruslah menerapkan analisis 5C, yaitu meliputi: character (karakter), capacity (kemampuan), capital (modal), condition (kondisi), dan collateral (jaminan). Dari uraian di atas penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih mendalam lagi terkait pembiayaan Griya ib Hasanah yang hasilnya akan dituangkan dalam karya tulis ilmiah yang berbentuk sebuah skripsi dengan judul Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah Produk Griya ib Hasanah dengan Akad Mura>bah}ah pada BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin. 17 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 160.

9 B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah pokok yang penulis teliti adalah: 1. Bagaimana manajemen risiko dalam pembiayaan Griya ib Hasanah dengan akad mura>bah}ah yang dilakukan pada BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin? 2. Apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya pembiayaan Griya ib Hasanah yang bermasalah pada BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin? 3. Apa solusi yang dilakukan pada BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin dalam menangani manajemen risiko dalam pembiayaan Griya ib Hasanah? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk dapat mengetahui manajemen risiko dalam pembiayaan Griya ib Hasanah dengan akad mura>bah}ah yang dilakukan BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin 2. Untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya pembiayaan Griya ib Hasanah yang bermasalah pada BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin 3. Untuk dapat mengetahui solusi yang dilakukan pada BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin dalam menangani manajemen risiko dalam pembiayaan Griya ib Hasanah

10 D. Signifikansi Penelitian Selanjutnya apabila penelitian ini berhasil dengan baik, diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan, baik kegunaan teoritis maupun praktis. Adapun kegunaan penelitian ini adalah: 1. Kegunanaan Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang pemikiran secara teoritik maupun konseptual dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan di bidang manajemen organisasi Islam, terkait dengan masalah strategi dalam menangani pembiayaan bermasalah, dengan tidak mengesampingkan aturan atau prinsip syariah Islam. 2. Kegunanaan Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi lembaga keuangan syariah dan khususnya bagi Bank BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin agar dalam menyelesaikan suatu masalah, khususnya yang berhubungan dengan manajemen risiko pembiayaan bermasalah, harus menggunakan strategi yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat, sehingga dari strategi tersebut pihak Bank dapat menentukan upaya preventif terhadap pembiayaan bermasalah. Serta diharapkan penelitian ini menjadi bahan acuan bagi lembaga keuangan lain, agar dalam mengambil keputusan tentang pembiayaan selalu menggunakan prinsip kehati-hatian. 3. Dapat dijadikan referensi perpustakaan UIN Antasari Banjarmasin.

11 E. Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman dalam mengartikan judul yang akan diteliti dan kekeliruan dalam memahami tujuan penelitian, maka perlu adanya definisi operasional agar lebih terarahnya penelitian ini, yakni sebagai berikut: 1. Kata manajemen secara bahasa dari bahasa latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan penggabungan kedua kata itu menjadi kata kerja manajer yang artinya menangani. 18 Sedangkan risiko adalah ancaman atau kemungkinan suatu tindakan atau kejadian yang menimbulkan dampak yang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai. 19 Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastikan yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Manajemen risiko pembiayaan Griya ib Hasanah dengan akad mura>bah}ah yang terdapat di Bank BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin adalah cara mengelola pembiayaan yang sudah bermasalah atau tindakan pencegahan pembiayaan bermasalah. 18 Husni Usman, Manajemen Teori, Praktek dan Riset Penelitian (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), hlm. 3. 19 Sutarno, Serba-Serbi Manajemen Bisnis (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm. 247.

12 2. Pembiayaan mura>bah}ah adalah jual beli pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. 20 Yang dimaksud penulis pembiayaan mura>bah}ah disini adalah pembiayaan Griya ib Hasanah dengan akad mura>bah}ah pada BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin. 3. Pembiayaan Griya ib Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli, membangun, merenovasi rumah (termasuk ruko, rusun, rukan, apartemen dan sejenisnya), dan membeli tanah kavling serta rumah indent, yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan kemampuan membayar kembali masing-masing calon. Yang dimaksud penulis disini adalah pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang ada di BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin. F. Kajian Pustaka Dapat dikatakan bahwa penelitian tentang Bank pada umumnya dan tentang pembiayaan bermasalah pada khususnya sudah banyak dilakukan sebelumnya. Upaya untuk melihat posisi penelitian dalam skripsi ini, menjadi penting untuk dideskripsikan penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. 1. Nur Hidayah (1101160232) Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Jurusan Perbankan Syariah yang meneliti mengenai Manajemen Risiko Dalam Pembiayaan Musyarakah Pada Bank Negara Indonesia Syariah Kantor 20 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 101.

13 Cabang Banjarmasin. 21 Dalam skripsi tersebut menjelaskan tentang untuk mengetahui bagaimana prosedur pembiayaan musyarakah di Bank Negara Indonesia Syariah Kantor Cabang Banjarmasin dan bagaimana manajemen risiko pembiayaan musyarakah di Bank Negara Indonesia Syariah Kantor Cabang Banjarmasin. Dari hasil penelitian manajemen risiko dalam pembiayaan musyarakah adalah dengan menggunakan analisis 5C dan serta untuk meminimalisir terjadinya risiko dalam pembiayaan musyarakah adalah dengan melakukan survey, pengawasan sebelum pencairan, pengawasan langsung, pengawasan tidak langsung dan tindakan revitalisasi. Adapun persamaan dari penelitian saudari Nur Hidayah dengan dengan penelitian yang dikaji penulis adalah sama-sama membahas menajemen risiko dan objek penelitian. Perbedaannya adalah akad yang diteliti. 2. Kursani (1101160277) Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Jurusan Perbankan Syariah yang meneliti mengenai Manajemen Risiko Dalam Pembiayaan mura>bah}ah di BMT Bina Ihsanul Fikri Cabang Kuala Kapuas. 22 Dalam skripsi tersebut menjelaskan tentang untuk dapat mengetahui manajemen risiko dalam pembiayaan mura>bah}ah yang dilakukan BMT BIF Cabang Kuala Kapuas dan faktor-faktor penyebab 21 Nur Hidayah, Manajemen Risiko Dalam Pembiayaan Musyarakah Pada Bank Negara Indonesia Syariah Kantor Cabang Banjarmasin, (Skripsi, Syariah dan Ekonomi Islam Jurusan Perbankan Syariah, IAIN Antasari Banjarmasin, 2011) 22 Kursani, Manajemen Risiko Dalam Pembiayaan Murabāhah di BMT Bina Ihsanul Fikri Cabang Kuala Kapuas, (Skripsi, Syariah dan Ekonomi Islam Jurusan Perbankan Syariah, IAIN Antasari Banjarmasin, 2011)

14 terjadinya pembiayaan bermasalah di BMT BIF Cabang Kuala Kapuas. Dari hasil analisisnya skripsi tersebut telah menerapkan manajemen risiko, hal ini dilihat dari penerapan prinsip 6C. Adapun persamaan dari penelitian saudara Kursani dengan penelitian yang dikaji penulis adalah membahas masalah manajemen risiko dan pembiayaan murabahah. Perbedaannya adalah tempat penelitian. 3. Muhammad Sa id Al Makhfuz (0701157945) Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Jurusan Ekonomi Syariah yang meneliti mengenai Analisis Mananejemen Resiko Kredit Mobil Pada Perusahaan Multifinance (Studi Kasus pada PT. BCA Finance Cabang Banjarmasin). 23 Dalam skripsi tersebut menjelaskan tentang untuk mengindentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko kredit mobil pada PT. BCA Finance Cabang Banjarmasin, pengelolaan dan pengendalian (program mitigasi) risiko kredit tersebut serta pandangan Islam terhadapnya. Dari hasil analisisnya skripsi tersebut menghasilkan temuan-temuan: Pertama, ada 3 faktor utama yang mempengaruhi risiko kredit PT. BCA Finance Cabang Banjarmasin, yaitu faktor internal perusahaan, faktor business partner, dan lingkungan eksternal. Kedua, pengelolaan risiko kredit sebagai antisipasi terjadinya kerugian dari PT. BCA Finance Cabang Banjarmasin, dinamakan acquisition, yang antara lain membangun supply chain management yang baik antara kantor pusat 23 Muhammad Sa id Al Makhfuz, Analisis Mananejemen Resiko Kredit Mobil Pada Perusahaan Multifinance (Studi Kasus pada PT. BCA Finance Cabang Banjarmasin), (Skripsi, Syariah dan Ekonomi Islam Jurusan ekonomi Syariah, IAIN Antasari Banjarmasin, 2007)

15 maupun kantor cabang, penetapan prosedur dan kebijakan yang terkait dengan transaksi kredit, dan pembangunan sistem reintegrasi. Ketiga, manajemen risiko kredit di PT. BCA Finance Cabang Banjarmasin, sudah dilakukan dengan baik dan hal ini sesuai dengan konsep yang dikehendaki manajemen risiko dalam Islam. Adapun persamaan dari penelitian saudara Muhammad Sa id Al Makhfuz dengan penelitian yang dikaji penulis adalah membahas masalah manajemen risiko dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko. Perbedaannya adalah tempat penelitian serta pokok pembahasan masalah. G. Sistematika Penulisan Penyusunan skripsi yang dilakukan ini terdiri dari 5 (lima) bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab pertama adalah pendahuluan. Dalam bab ini memuat latar belakang masalah yang mengguraikan alasan mengangkat judul skripsi dan gambaran atau penjelasan dari permasalahan yang akan diteliti. Permasalahan yang sudah tergambarkan akan dirumuskan dalam bentuk rumusan masalah dan tujuan dari penelitian tersebut untuk mengetahui apa yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Signifikasi/Tujuan Penelitian menguraikan kegunanaan dari hasil penelitian karya ilmiah dalam bentuk skripsi ini. Definisi operasional dirumuskan untuk membatasi istilah-istilah dalam judul penelitian yang bermakna luas/umum. Kajian pustaka disajikan sebagai informasi adanya tulisan atau penelitian dari aspek lain yang mempunyai perbedaan dengan penelitian yang dilakukan.

16 Bab kedua landasan teoritis. Dalam bab ini berisikan tentang pengertian manajemen, fungsi manajemen, prinsip manajemen, manajemen risiko, unsurunsur dalam menajemen risiko, fungsi-fungsi manajemen risiko, pengertian mura>bah}ah, syarat-syarat mura>bah}ah, rukun mura>bah}ah, landasan hukum mura>bah}ah, manfaat pembiayaan mura>bah}ah, risiko pembiayaan mura>bah}ah, jenis mura>bah}ah. Bab ketiga metode penelitian. Dalam bab ini berisikan jenis dan pendekatan, desain operasional, lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan analisa data. Bab keempat laporan hasil penelitian terdiri dari gambaran umum tentang Bank BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin dan dalam bab inilah semua hasil penelitian dana analisanya yang berhubungan langsung dengan rumusan masalah yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini dituangkan, yang tentunya tidak lepas dengan pembahasan yang ada pada bab satu, dua, dan tiga yang merupakan tolak ukur pembuatan bab ini. Bab kelima penutup. Dalam bab ini penulis mengemukakan simpulan umum dari penelitian secara keseluruhan, hal ini dimaksudkan sebagai penegasan terhadap jawaban atas permasalahan yang telah dipaparkan. Setelah itu penulis memberikan saran-saran berdasarkan kesimpulan tersebut sebagai bahan rekomendasi kepada pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan ini dan pada akhir penulisan skripsi ini dilengkapi dengan daftar pustaka sebagai bahan rujukan.