1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada tahun 2010 hingga 2014 kabupaten tanah karo dilanda bencana meletusnya gunung sinabung yang mengakibatkan kerusakan sektor pertanian, permukiman warga, bahkan letusan gunung merapi yang berada didaerah laukawar ini telah memakan korban jiwa, ini telah menjadi berita Nasional di Negara kita dan Indonesia berkabung atas peritiwa tersebut. Dalam kurun waktu tersebut daerah disekitar gunung sinabung depenuhi oleh abu yang cukup tebal. Pernah tercatat letusan gunung sinabung mengeluarkan abu yang mencapai ketinggian 6000 m. Akibatnya abu mencapai daerah dalam jarak yang cukup luas. Dapat terbayangkan betapa besarnya jumlah material yang dimuntahkan oleh gunung tersebut dan belum termanfaatkan dengan baik. Berawal dari latar belakang ini saya mencoba untuk mengambil hikmah dari bencana tersebut dengan cara memanfaatkan material yang dimuntahkan oleh gunung sinabung yaitu untuk membuat material refraktori. Dimana seperti yang kita ketahui penelitian lain mengenai material refraktori pada umumnya menggunakan pasir silika,abu batu bara,limbah pasir cetak sebagai bahan dasarnya. Material refraktori dibuat dari bahan dasar yang tersusun atas silika (Si) dan Alumina (Al). Keberadaan abu vulkanik hasil dari letusan Gunung berapi merupakan hal yang cukup potensial sebagai bahan refraktori. Fakta-fakta ini telah menjanjikan adanya kemungkinan pemanfaatn abu vulkanik sebagai bahan dasar pembuatan material refraktori. (Ebo, 2010)
2 Penelitian-penelitian tentang material refraktori berbasis abu terbang (fly ash) banyak yang telah dipublikasikan. Sedangkan publikasi tentang refraktori berbahan dasar lain masih relatif sedikit. Hal tersebut yang mendasari penelitian ini tentang kelayakan abu vulkanik sebagai bahan dalam pembuatan material refraktori yang akan dilakukan, dimana abu vulkanik yang akan digunakan berasal dari letusan gunung berapi yaitu Gunung Sinabung yang berada di Dataran Tinggi Tanah Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Dengan kata lain refraktori merupakan material yang dapat mempertahankan sifat-sifatnya dalam kondisi yang sangat berat karena temperatur tinggi dan kontak dengan bahan-bahan yang korosif. Berdasarkan komposisi kimia penyusunnya, material refraktori dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu refraktori asam seperti silika, refraktori netral seperti alumina dan refraktori basa seperti magnesit, serta refraktori khusus seperti karbon, silikon karbida, dan lainnya. Masingmasing jenis refraktori mempunyai keunggulan yang bisa diaplikasikan dalam industri pengecoran logam. Dengan pertimbangan pertimbangan di atas,maka abu vulkanik telah memenuhi syarat untuk dijadikan bahan dasar refraktori. Dan abu vulkanik yang akan di jadikan menjadi bahan dasar untuk pembuatan material rekfraktori dalam penelitian ini adalah abu vulkanik Gunung Sinabung. Gunung sinabung merupakan salah satu gunung di dataran tinggi Kabupaten Karo Sumatera Utara, Indonesia. Koordinat puncak Gunung Sinabung adalah 03º 10 LU dan 98º 23 BT dengan puncak tertinggi gunung sinabung ini adalah 2.460 meter dari permukaan laut yang menjadi puncak tertinggi di Sumatera Utara. Gunung ini belum pernah tercatat meletus sejak tahun 1600. (Global Volcanism Program, 2008). Aktivitas gunung sinabung terjadi pada tanggal 27 Agustus 2010, gunung ini mengeluarkan asap dan abu vulkanik. Kemudian tanggal 29 Agustus 2010 dini hari sekitar pukul 00.15 WIB, gunung sinabung mengeluarkan lava. Abu Gunung Sinabung cenderung meluncur dari arah barat daya menuju timur laut. Tanggal 3 September, terjadi 2 letusan. Letusan pertama terjadi sekitar pukul 04.45 WIB sedangkan letusan kedua terjadi sekitar pukul 18.00 WIB. Letusan Gunung Sinabung menyemburkan debu vulkanik setinggi 3 kilometer dan gempa bumi vulkanik yang dapat terasa hingga 25 kilometer di sekitar gunung ini. Tanggal 7 September, Gunung Sinabung kembali
3 meletus. Ini merupakan letusan terbesar sejak gunung ini menjadi aktif pada tanggal 29 Agustus 2010. Debu vulkanik ini tersembur hingga 5.000 meter di udara. (Ebo,2010) Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel abu gunung sinabung yang diambil dari desa berastepu kecamatan simpang empat yang berjarak 3 kilometer dari gunung sinabung dengan taraf kedalaman pengambilan abu gunung sinabung yaitu 0-8 cm. dan analisis sampel abu gunung sinabung dilakukan di Pusat Penlitian Fisika (LIPI) serpong Tangerang selatan, dengan metode X-Ray Fluorosence (XRF) untuk menegetahui unsur - unsur kimia yang terkandung dalam sampel abu vulkanik gunung sinabung. 1.2 RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang di atas maka dapat di rumuskan beberapa masalah, diantaranya: 1. Bagaimanakah perubahan yang terjadi pada abu gunung sinabung setelah penambahan unsur MgO dan Al 2 O 3? 2. Berapa nilai kekerasan yang tertinggi dan tingkat kepadatan tertinggi (Densitas) setelah di lakukan penambahan unsur MgO dan Al 2 O 3? 1.3 TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian adalah : 1. Untuk membuat keramik yang keras dan kuat dari abu gunung sinabung dengan penambahan unsur MgO dan Al 2 O 3. 2. Untuk mengetahui pengaruh penambahan dan komposisi MgO dan Al 2 O 3 terhadap densitas, kekerasan dan struktur kristalnya. 3. Untuk mencari kondisi atau parameter proses pembakaran (Temperature sintering). 1.4 BATASAN DAN RUANGLINGKUP PENELITIAN Batasan masalah dalam penlitian ini, adalah : 1. Bahan baku yang di gunakan adalah abu vulkanik gunung sinabung.
4 2. Mesin yang digunakan untuk proses milling adalah mesin rotary milling dan proses milling nya di lakukan selama 4 jam. 3. Proses pembuatan (pencetakan) bahan sampel (dry pressing) 80 kg/cm 2 4. Komposisi campuran pembuatan sampel dilakukan secara bervariasi. 5. Suhu sintering di variasi dari suhu 600 C, 800 C, 1000 C, 1100 C dan 1200 C dalam waktu 1 jam. 1.5 METODOLOGI PENELITIAN Metode yang saya gunakan untuk pengumpulan data adalah metode: 1. Metode Observasi Dengan cara ini penulis mencari data dengan melihat langsung ke lapangan, sehingga data yang dibutuhkan dapat diperoleh secara langsung melalui peralatan yang ada melalui bimbingan. 2. Metode Wawancara Penulis melakukan wawancara secara langsung dengan pembimbing lapangan yang bersangkutan dengan pembuatan sampel keramik dari abu vulkanik. 3. Metode Studi Literatur Penulis mengumpulkan data melalui beberapa buku referensi, baik buku-buku kuliah, maupun buku dari perpustakaan yang menunjang terhadap judul yang sedang dibahas serta beberapa literatur dari internet. 4. Browsing Internet Penulis mengumpulkan data melalui web internet yang dapat menunjang data-data yang berkaitan dengan pembahasan pada penelitian ini.
5 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan tugas akhir ini disajikan menjadi beberapa bab dan sub bab yang tujuannya untuk mempermudah penuangan ide dan proses pemeriksaan, secara umum sistematika penulisannya adalah sebagai berikut BAB I Pendahuluan, berisikan tentang pendahuluan yang meliputi, latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka, bab ini berisikan tentang teori teori yang akan dibahas, seperti abu vulkanik, manfaat abu vulkanik, dampak negatif abu vulkanik. BAB III Metode Penelitian, berisikan metode-metode pengumpulan data dan diagram alur aktivitas penelitian pembuatan keramik dari abu vulkanik gunung sinabung dan pengaruh penambahan unsur MgO dan Al 2 O 3 BAB IV Hasil dan Pembahasan, berisikan hasil analisa dan pembahasan tentang pembuatan keramik dan dari abu gunung sinabung dan pengaruh penambahan unsur MgO dan Al 2 O 3. BAB V Kesimpulan dan Saran, didalam Bab terakhir ini berisikan kesimpulan dan saran dari pembahasan yang terjadi.