BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan pengarahan harusnya dimulai sejak anak usia prasekolah. Perkembangan yang penting pada anak prasekolah terdiri dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan, menghasilkan strategi dan berfantasi. 1

Makalah By UNKNOWN. March 26. Edit Ms Word by Zahrotun Nisa PTIK_

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. aspek kognitif yang berhubungan dengan fungsi intelektual (Syaodih, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. memberikan ekspresi terhadap pemikiran menjadi kreatif. Permainan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya

Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah di Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. untuk memasuki pendidikan lebih lanjut (Suyadi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang pasal 28 ayat 2 bahwa setiap anak berhak atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. afektifnya. Pada masa usia emas, orang tua mulai memberikan pendidikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas hidupnya harus berkembang dengan baik terutama anak-anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Molly Novianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan kembang anak. (Lubis, 2004). tanpa pemberian vitamin dan obat tertentu.

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara pemberian stimulasi tersebut. Prinsip tersebut meninjau atas

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan salah satu makhluk yang selalu tumbuh dan

PERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI DI TK AISYIYAH BERUK 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu aspek perkembangan pada anak yang seyogyanya

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak Usia Dini masih menjadi pro dan kontra, masing-masing punya alasan

BAB 1 PENDAHULUAN. serta biasanya sudah mulai mengikuti program presschool (Dewi,

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

ISSN X Volume II Nomor 1. Maret

BAB I PENDAHULUAN. mengalami lompatan perkembangan, kecepatan perkembangan yang luar. usia emas (golden age) yang tidak akan terulang lagi.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Proses Pembelajaran. Belajar adalah suatu kegiatan untuk menambah pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 0-6 tahun yang masih memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak

PENGARUH MEDIA LOTO WARNA DAN BENTUK TERHADAP KEMAMPUAN KOGNTITIF ANAK KELOMPOK A DI RA AL-ISLAM JETIS DAGANGAN MADIUN

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu mencapai tugas perkembangannya. Menerangkan gambar dan tulisan

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

Pengaruh Permainan Edukatif Terhadap Perkembangan Pada Anak Di PAUD Cinta Bunda Desa Baran Sukoharjo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Satuan PAUD Sejenis di wilayah Tamantirto, Kasihan, Bantul, DIY.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bijaou (Hurlock, 1980: 5) menjelaskan bahwa usia 2-5 tahun merupakan

Pengaruh Media Menara Angka Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Kelompok A

II. KAJIAN PUSTAKA. yang sering disebut perkembangan kognitif. Menurut Gagne (dalam Jamaris,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi PG-PAUD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Selain

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN AKTUALISASI DIRI ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK ABA 31 NGALIYAN SEMARANG

2013 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PENDEKATAN INVESTIGASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I LATAR BELAKANG A. Latar belakang

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bellanita Maryadi, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan otak diusia balita akan berdampak pada usia dewasanya nanti,

Bab 5. Simpulan, Diskusi dan Saran

PENGARUH MEDIA LOTTO TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK PERTIWI KALIKIDANG

BAB I. dan perkembangan anak selanjutnya. Salah satu tugas anak toddler ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rahayu Budi Utami dan Noer Istichomah STIKes Satria Bhakti Nganjuk

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. sekolah. Masa ini terbentang masa kanak-kanak awal terbentang usia 3-5

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK KELOMPOK B

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN GEOBOARD BANGUN DATAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan oleh Tuhan, yang harus dirawat,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : DIAN KRISNAYANTI NPM:

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah keturunan kedua.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

BAB I PENDAHULUAN. peka terhadap rangsangan-rangsanganyang berasal dari lingkungan. Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia pra sekolah. Masa anak usia dini itu dapat disebut sebagai masa peka

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dianggap penting untuk dikembangkan karena sebagai dasar untuk. perkembangan sosial selanjutnya (Maulana, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan. fisik, kognitif, emosi maupun psikososial (Soetjiningsih, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

Artikel Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PG-PAUD.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi. dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan

Transkripsi:

18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak-anak adalah generasi penerus bangsa, untuk mempersiapkan generasi yang kompeten diperlukan pendidikan dan pengarahan. Pendidikan dan pengarahan harusnya dimulai sejak anak usia prasekolah. Perkembangan yang penting pada anak prasekolah terdiri dari perkembangan psikososial, perkembangan kognitif, dan perkembangan moral. Perkembangan psikososial terjadi saat anak mulai mengenal dunia sekolah, diluar keluarga anak mengenal teman-temannya dan orang dewasa lainnya. Perkembangan moral di pelajari oleh anak dari perilaku baik dan buruk. Pada usia prasekolah perkembangan inti yang harus lebih diperhatikan secara intensif dan yang akan menjadi penentu anak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas adalah perkembangan kognitif, Perkembangan kognitif merupakan perkembangan yang mudah bagi anak jika stimulus yang diberikan dari lingkungan sekitar juga optimal, anak dapat menyerap informasi baru dengan mudah (Wong et al, 2008). Anak yang mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang dari pada anak yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan stimulasi. Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan-kebutuahn anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. (Soetjiningsih, 2003).

19 Tahap perkembangan kognitif anak usia prasekolah menurut Piaget (1972) di mulai pada saat anak berumur 2-7 tahun. Tahap ini disebut tahap preoperasional di mana anak mulai mempresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar. Kata-kata dan gambar ini menunjukan adanya peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi sensor dan tindak fisik (Baharudin & Wahyuni, 2010) Masa-masa prasekolah memiliki kemajuan pada pola perkembangan, pada periode golden age (4-6 tahun) ini orang tua dan keluarga serta lingkungan harus memberikan stimulus sebaik mungkin. Stimulus positif dari luar dimaksudkan agar perkembangan otak dapat berkembang dengan optimal, karena pada periode inilah kondisi anak dapat menginternalisasi dan memahami lingkungan dengan optimal. Hal tersebut dikarenakan pada periode ini anak-anak akan menentukan keberhasilan dalam tumbuh kembang anak yang optimal. Hal tersebut didukung oleh Hurlock (2000) mengatakan bahwa anak-anak mencapai kematangan intelektual sebanyak 50% ketika berumur 4 tahun, sedangkan mencapai angka 80% saat usia 8 tahun dan kematangan intelektual mencapai 100% saat anak usia 18 tahun. Usia prasekolah yaitu tepatnya usia 4-6 tahun perkembangan otak anak mencapai 50%, apabila dalam usia tersebut otak anak tidak mendapatkan stimulasi yang optimal dari luar,maka perkembangan otak pun tidak akan maksimal. Apabila otak anak tidak terstimulasi dengan baik, perkemabangan kognitifnya pun akan mengalami penurunan bahkan

20 akan terjadi penyusutan 20-30% dari ukuran normalnya. Akibat dari penyusutan perkembangan kognitif tersebut maka perkembangan kognitifnya tidak sesuai usianya (Hasan, 2009). Bidang pengembangan kognitif yang perlu distimulasi adalah pengenalan tentang bentuk dan warna. Pengenalan warna dan bentuk termasuk dalam Kurikulum Taman Kanak-kanak Tahun 2010 dalam bidang pengembangan kognitif pada kelompok A di mana anak usia 4-6 tahun dapat mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk dan warnanya sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangannya. Beaty (dalam Suryaningrum) juga menyatakan bahwa bentuk merupakan konsep awal yang harus dikuasai anak sebelum mengenal warna. Berdasarkan data statistik jumlah anak usia prasekolah di Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 13.898.951 jiwa (12,5% dari total penduduk) dan terdiri dari laki-laki sebanyak 41,5% dan perempuan sebanyak 58,5%. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang jumlah penduduknya cukup tinggi di daerah Jawa yaitu sebanyak 16.091.112 jiwa penduduk laki-laki, dan 16.291545 jiwa penduduk perempuan. Sedangkan jumlah usia prasekolah, sebanyak 3.516.157 jiwa atau 10,86% dari total penduduk Jawa Tengah, laki-laki sebanyak 51,4% dan perempuan sebanyak 48,6%. Banyumas merupakan salah satu kabupaten yang memiliki jumlah anak usia prasekolah cukup besar yaitu 125. 354 jiwa dari 1. 570. 598 jiwa (7,98%) penduduk di Kabupaten Banyumas (BPS, 2010).

21 Pusat pengembangan kurikulum dan saran pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pusbang Kurrandik Balitbang Dikbud) secara nasional meneliti hal itu dari 4994 siswa ditemukan sebanyak 696 peserta didik termasuk kategori siswa dengan kesulitan belajar. Jumlah ini telah mencapai 13,9% secara nasional. Sampel di Sidoarjo, khususnya di SD Kecamatan Waru, menunjukkan bahwa 15,9% dari 599 siswa SD dengan kesulitan belajar. Dari hasil tersebut yang dikategorikan siswa berintelegensi rendah mencapai 52,6%, dan siswa berintelegensi tinggi berprestasi rendah (underachiever) sebanyak 22%. Ini menandakan bahwa di antara siswa dengan kesulitan belajar tersebut disebabkan karena faktor penyebab non intelektif, yang berarti pula faktor sekolah dan keluarga memegang peranan penting untuk mengatasinya. Selanjutnya hasil penelitian ini merekomendasikan agar segera ditemukan pola penanganan siswa dengan kesulitan belajar secara efektif. Dalam kenyataan, tidak semua siswa di sekolah lancar mengikuti pelajaran di kelas. Sebagian di antara mereka menunjukkan prestasi rendah yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor (Widyastono dalam Ambartanti, 2009). Berdasarkan data yang didapat meliputi jumlah usia anak prasekolah baik di Indonesia, daerah Jawa Tengah dan di Banyumas. Diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan angka cukup besar untuk anak yang mengalami kesulitan belajar, yang diakibatkan kurang menunjangnya pembelajaran selama di usia prasekolah. Untuk itu peneliti

22 melakukan survei pendahuluan ke salah satu TK yang ada di daerah Sokaraja Banyumas yaitu TK pertiwi Kalikidang. Peneliti mengambil penelitian di TK Pertiwi Kalikidang karena TK tersebut mempunyai alat permainan edukatif yang minim dan tidak memadai. Fasilitas tersebut tidak sebanding dengan jumlah siswa yang cukup banyak sehingga kegiatan belajar mengajar pun tidak berjalan dengan efektif. Keunggulan TK pertiwi Kalikidang dengan TK yang lainnya yaitu meskipun alat penunjang kegiatan belajar mengajarnya tidak memadai tetapi diminati oleh masyarakat sekitar dibuktikan dengan jumlah siswa yang lebih banyak dari TK di sekitarnya. Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan di TK Pertiwi Kalikidang terdapat 60 siswa yang di kelompokan menjadi 2 kelas yang di kategoriakn sebagai TK kelompok B1 dan TK Kelompok B2. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, media pembelajaran yang digunakan sangat terbatas dan tidak sesuai dengan jumlah siswanya. Kemampuan siswa dalam mengenal warna dan bentuk diperkirakan dari masih kategori kurang, hanya 12 siswa dari 30 siswa di TK kelompok A saja yang dulunya mengenyam pendidikan di play group yang dapat memahami warna-warna dasar. TK Pertiwi tidak menerapkan pembelajaran dalam pengembangan aspek kognitif dengan bantuan media yang berorientasi pada pembelajaran konsep warna dan bentuk geometri akan tetapi hanya terpaku pada buku kegiatan atau lembar kerja siswa (LKS) tanpa adanya praktek langsung yang dilakukan oleh anak dengan

23 menggunakan media atau alat permainan edukasi salah satunya adalah media lotto. Peneliti akan menggunakan media visual yaitu media lotto,lotto yang di gunakan adalah warna dan bentuk sebagai media pengajaran dalam penelitian. Lotto warna dan bentuk adalah alat permainan edukatif untuk anak usia 4 tahun ke atas dibuat dari triplek atau dupleks yang terdiri dari papan lotto berukuran 17,5 cm x 17,5 cm, 9 kartu lotto yang terdiri dari 9 macam warna dan bentuk geometri (Eliyawati, 2005). Hal tersebut di dukung oleh penelitian yang di lakukan oleh (Laris) bahwa pemanfaatan media lotto dapat mempengaruhi perkembangan kognitif. Alat permainan ini dikembangkan untuk melatih daya kognitif anak, jadi jika anak salah mengerjakannya anak tersebut dapat menyadarinya dan membetulkannya sendiri. Media lotto warna dan bentuk dapat digunakan sebagai media bermain dengan variasi permainan sesuai keinginan anak seperti bermain kelompok atau individu. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh media lotto terhadap perkembangan kognitif anak usia prasekolah di TK Pertiwi Kalikidang. A. Rumusan Masalah Peride golden age merupakan masa-masa dimana perkembangan otak anak usia prasekolah memiliki perkembangan sebanyak 50% dari sebagian otak saat dewasa. Stimulasi positif yang diberikan secara optimal akan membantu kemajuan dalam perkembangan kognitif, karena otak anak mampu menginternalisasi semua pengetahuan dengan maksimal (Liadewi, 2010). jika

24 orangtua atau pendidik mengabaikan hal tersebut, anak akan kehilangan masamasa terbaiknya dalam tumbuh kembang yang optimal. Adapun salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk menstimulasi perkembangan kognitif pada anak yaitu menggunakan media lotto warna dan bentuk, yang akan digunakan sebagai salah satu alat permainan edukatif yang dapat meningkatkan motivasi dan semangat anak dalam belajar tepatnya mengenal warna dan bentuk membedakan macam-macam warna dengan baik, dengan cara mencocokkan atau memasangkan kartu lotto sesuai dengan warna dan bentuk yang tepat serta melatih daya nalarnya dan diharapakan dapat cepat menstimulasi daya kognitif anak dengan baik, berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka yang menjadi masalah peneliti dalam penelitian ini adalah Apakah media lotto warna dan bentuk mempengaruhi perkembangan kognitif pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi Kalikidang. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengidentifikasi pengaruh antara media lotto warna dan bentuk terhadap perkembangan Kognitif pada anak prasekolah di TK Pertiwi Kalikidang. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengidentifikasi karakteristik siswa berdasarkan jenis kelamin dan usia. b. Untuk mengetahui perkembangan kognitif siswa sebelum dan sesudah di kenalkan media lotto.

25 c. Untuk mengetahui pengaruh media lotto terhadap perkembangan kognitif. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi : a. Manfaat toeritis Diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan kesehatan dalam bidang ilmu keperawatan anak dan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya sehingga pengetahuan tentang perkembangan anak usia dini mendapatkan perhatian yang lebih intensif,hal tersebut berguna untuk mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas. b. Manfaat praktis 1) Bagi peneliti Sebagai bahan masukan bagi penelitian yang sejenis pada masa yang akandatang dan dapat diaplikasikan dalam kedalam kehidupan nyata sehari hari. Dapat menyelesaikan dan mengatasi masalah bagi anak anak yang belum optimal dalam perkembangan kognitifnya,sehingga perkembangan otak anak menjadi lebih progesif dan maksimal. Selain itu hasil penelitian ini dapat memotivasi untuk dapat mengembangkan penelitian selanjutnya di bidang keperawatan anak. 2). Bagi responden Media lotto warna dan bentuk diharapkan dapat membuat siswa belajar lebih menyenangkan dan memudahakan siswa dalam

26 memahami dan mengenal warna,sehingga minat dan semangat siswa dapat ditingkatkan dalam proses belajar. 3). Bagi Peneliti lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi pemahaman peneliti untuk mengembangkan penelitian yang lebih baik lagi dengan alat peraga edukasi yang lainnya dengan metode edukasi yang lain yang dapat menstimulus kognitif anak. E. Penelitian Terkait Beberapa penelitian yang berhubungan dengan stimulus prekembangan kognitif antara lain : 1. Penelitian yang berjudul Hubungan pendidikan anak usia dini (PAUD) dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah di Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang oleh Apriana (2009). Penelitian kuantitatif ini menggunakan pendekatan metode cross sectional, sampel sebanyak 54 responden anak usia PAUD 3-5 tahun Hubungan Pendidikan Anak usia Dini (PAUD) dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah dianalisis dengan menggunakan chi square corelation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Pendidikan anak Usia Dini (PAUD) dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah (p value=0,000). Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu desain penelitian menggunakan Quasi eksperimen with nonequivalent control group design, variabel bebas dalam penelitian ini adalah media lotto warna dan bentuk sebagai pembelajaran di kelas.

27 Subjek penelitian anak usia prasekolah 4-6 tahun, dan tempat penelitian di TK Pertiwi Kalikidang. 2. Yudhana (2009) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Stimulasi Musik Klasik terhadap Perkembangan Kognitif (aspek bahasa) pada Anak Usia Prasekolah (3-5 tahun) di play group Bina Insani Kediri. Penelitian ini menggunakan desain cross secsional dengan pendekatan kuantitatif. Dari hasil analisa data dengan menggunakan uji statistik Spearman Rank, hasil signifikan maka ada pengaruh stimulasi musik klasik terhadap perkembangan kognitif (aspek bahasa) pada anak usia prasekolah (3-5 tahun) di Play Group Plus Bina Insani Kediri. Persamaan penelitian ini dengan sebelumnya terletak pada subjek penelitian yang sama-sama ditujukan pada anak prasekolah. Penelitian yang dilakukan Yudhana (2009) adalah desain cross sectional, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif yakni pra experiment dengan desain penelitian one group pretest-postest. Variabel bebas yang diteliti oleh Yudhana (2009) adalah stimulasi musik klasik sedangkan variabel yang diteliti pada penelitian yang akan dilakukan ini adalah metode media lotto waran dan bentuk. Persamaan terdapat pada variabel terikatnya yaitu perkembangan kognitif. Selain itu terdapat perbedaan pada lokasi penelitiannya sehingga penelitian yang peneliti lakukan dapat dipertanggungjawabkan. 3. Penelitian yang berjudul Penggunaan media kartu domino-kwartet dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa kelas XI

28 Bahasa, yang dilakukan oleh Heksanti (2011). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan dan hasil penggunaan media kartu Domtet pada siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Tumpang. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan data-data yang diperoleh dari data observasi, data angket dan data hasil tes keterampilan berbicara siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media kartu Domino-Kwartet (Domtet) selama tiga hari berturut-turut berjalan dengan baik.. Adapun perbedaan dari penelitian yang akan digunakan yaitu subjek penelitian ini anak usia prasekolah di TK Pertiwi Kalikidang. Variabel bebas yaitu media lotto warna dan bentuk, dan jenis penelitian merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan teknik total sampling.