Gambar 4.20 Lokasi Alo dominan terjadi crosshore sediment transport akibat gelombang dominan dari arah timur.

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 2.7 Foto di lokasi Mala.

Gambar 4.11 Lokasi 1 Mala (Zoom).

Gambar 2.79 Foto di lokasi Alo Induk.

(a) Sisi kiri (selatan)

Lokasi 8 yaitu Alo terdapat di sisi timur bagian tengah Pulau Karakelang. Gambar lokasi Alo dapat dilihat pada Gambar 2.66.

Gambar 4.56 Foto di lokasi Alo Induk.

d) Kondisi Lokasi Tarun (Lokasi 4)

Gambar 2.53 Foto di lokasi Bantane

GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 2

ALTERNATIF PENGAMANAN DAN KAJIAN RESIKO. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 7

PEMODELAN GENESIS. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 5. Desain Pengamananan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 5 SYSTEM PLANNING

Pantai Tererosi. Gambar 2.16 Foto kondisi lokasi 2 di Pantai Pasir Putih. Pantai Tererosi. Gambar 2.17 Foto kondisi lokasi 3 di Pantai Pasir Putih.

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 9 ALTERNATIF PENGAMANAN DAN KAJIAN RESIKO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB VI PEMILIHAN ALTERNATIF BANGUNAN PELINDUNG MUARA KALI SILANDAK

BAB V Analisa Peramalan Garis Pantai

ANALISIS TRANSPOR SEDIMEN MENYUSUR PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAFIS PADA PELABUHAN PERIKANAN TANJUNG ADIKARTA

Gambar 8. Peta lokasi penelitian

BAB VI ALTERNATIF PENANGGULANGAN ABRASI

DESAIN PENGAMANAN PANTAI PULAU KARAKELANG, KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD, PROVINSI SULAWESI UTARA

PENDAHULUAN. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 1. Desain Pengamananan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 1 PENDAHULUAN

KERANGKA RAPERMEN TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN BATAS SEMPADAN PANTAI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Kajian Hidro-Oseanografi untuk Deteksi Proses-Proses Dinamika Pantai (Abrasi dan Sedimentasi)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

DINAMIKA PANTAI (Abrasi dan Sedimentasi) Makalah Gelombang Yudha Arie Wibowo

ANALISIS STABILITAS BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG BATU BRONJONG

BAB VI ALTERNATIF PELINDUNG PANTAI

KONDISI GELOMBANG DI WILAYAH PERAIRAN PANTAI LABUHAN HAJI The Wave Conditions in Labuhan Haji Beach Coastal Territory

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 : Definisi visual dari penampang pantai (Sumber : SPM volume 1, 1984) I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum

KAJIAN PENGARUH GELOMBANG TERHADAP KERUSAKAN PANTAI MATANG DANAU KABUPATEN SAMBAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI Hasil Uji Model Hidraulik UWS di Pelabuhan PT. Pertamina RU VI

Gambar 15 Mawar angin (a) dan histogram distribusi frekuensi (b) kecepatan angin dari angin bulanan rata-rata tahun

IDENTIFIKASI ABRASI PANTAI PERAIRAN TELUK LASOLO KENDARI SULAWESI TENGGARA

KAJIAN LAJU TRANSPOR SEDIMEN DI PANTAI AKKARENA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EROSI MARIN SEBAGAI PENYEBAB KERUSAKAN LAHAN KEBUN DI KELURAHAN TAKOFI KOTA TERNATE

ESTIMASI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN GROIN UNTUK MENGATASI EROSI PADA KAWASAN PESISIR PANTAI UTARA TELUK BAGUALA AMBON. Tirza Jesica Kakisina * Abstract

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

TRANSPORT SEDIMEN YANG DISEBABKAN OLEH LONGSHORE CURRENT DI PANTAI KECAMATAN TELUK SEGARA KOTA BENGKULU

BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Alir Penyusunan Laporan Tugas Akhir

BAB III LANDASAN TEORI

KAJIAN KERUSAKAN PANTAI AKIBAT EROSI MARIN DI WILAYAH PESISIR KELURAHAN KASTELA KECAMATAN PULAU TERNATE

BAB V RENCANA PENANGANAN

STUDI TRANSPOR SEDIMEN DI PANTAI SLAMARAN PEKALONGAN

PREDIKSI PERUBAHAN GARIS PANTAI PULAU GILI KETAPANG PROBOLINGGO DENGAN MENGGUNAKAN ONE-LINE MODEL

PERENCANAAN SEAWALL ( TEMBOK LAUT ) DAN BREAK WATER ( PEMECAH GELOMBANG ) UNTUK PENGAMAN PANTAI TUBAN. Suyatno

07. Bentangalam Fluvial

II. TINJAUAN PUSTAKA. Angin adalah massa udara yang bergerak. Angin dapat bergerak secara horizontal

BAB I PENDAHULUAN I - 1

MENCEGAH KERUSAKAN PANTAI, MELESTARIKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Gelombang

PENGAMANAN DAERAH PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN KEARIFAN LOKAL DI BATU PUTIH KOTA BITUNG. Ariestides K. T. Dundu ABSTRAK

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di

Deteksi Perubahan Garis Pantai Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data

ANALISA PERUBAHAN GARIS PANTAI MANGGAR BARU

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SIMULASI ELEMEN HINGGA ANSYS PADA ARMOR A-JACK

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii ABSTRAKSI... iv DAFTAR ISI...v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL...

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pembangkitan Gelombang oleh Angin

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

MUCRONATA LAMK UNTUK MENGATASI

II. TINJAUAN PUSTAKA WRPLOT View (Wind Rose Plots for Meteorological Data) WRPLOT View adalah program yang memiliki kemampuan untuk

Untuk mengkaji perilaku sedimentasi di lokasi studi, maka dilakukanlah pemodelan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Permasalahan

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

STUDI ANGKUTAN SEDIMEN SEJAJAR PANTAI DI PANTAI PONDOK PERMAI SERDANG BEDAGAI SUMATERA UTARA

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY

BAB V ANALISIS PERAMALAN GARIS PANTAI

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 6 PERENCANAAN LAYOUT STRUKTUR BREAKWATER

ANALISIS DAMPAK PEMBANGUNAN BREAKWATER TERHADAP PERUBAHAN GARIS PANTAI

BAB III LANDASAN TEORI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada makalah ini adalah penjelasan mengenai bangunan pantai dan beberapa contohnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI ABRASI PANTAI PADANG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Ferli Fajri 1, Rifardi 1, Afrizal Tanjung 1

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Penyebab Perubahan Garis Pantai

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB II TEORI TERKAIT

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PERENCANAAN PERLINDUNGAN PANTAI TANJUNG NIPAH, KALIMANTAN TENGAH

DESAIN PENGAMANAN PANTAI MANOKWARI DAN PANTAI PULAU MANSINAM KABUPATEN MANOKWARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Latar Belakang. Gambar 1.1 Tsunami di berbagai kedalaman. Sumber: Pengenalan Tsunami, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I - 1

Gb 2.5. Mekanisme Tsunami

HIBAH PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA JUDUL PENELITIAN STUDI ANALISIS PENDANGKALAN KOLAM DAN ALUR PELAYARAN PPN PENGAMBENGAN JEMBRANA

STUDI PARAMETER OSEANOGRAFI DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

Transkripsi:

h) Lokasi 8 (Alo) ALO Gelombang yang datang tegak lurus pantai akan menghantam areal pantai secara langsung. Hal itu menyebabkan terjadinya penggerusan, sehingga garis pantai akan mengalami kemunduran. Gelombang datang Gambar 4.20 Lokasi Alo dominan terjadi crosshore sediment transport akibat gelombang dominan dari arah timur. Dari Gambar 4.20 dapat dilihat bahwa gelombang dominan datang dari arah timur. Gelombang yang datang tepat tegak lurus pantai. Gelombang tersebut tepat menghantam pantai dalam arah tegak lurus. Dari hal itu dapat disimpulkan bahwa di lokasi Alo dominan terjadi crosshore sediment transport. Selain itu juga, di lokasi tidak ditemukan tanda-tanda terjadinya longshore sediment transport. Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 4-23

i) Lokasi 9 (Alo Induk) ALO INDUK Gelombang yang datang tegak lurus pantai akan menghantam areal pantai secara langsung. Hal itu menyebabkan terjadinya penggerusan, sehingga garis pantai akan mengalami kemunduran. Gelombang datang Gambar 4.21 Lokasi Alo Induk dominan terjadi crosshore sediment transport akibat gelombang dominan dari arah timur. Dari Gambar 4.21 dapat dilihat bahwa gelombang dominan datang dari arah timur. Gelombang yang datang tepat tegak lurus pantai. Gelombang tersebut tepat menghantam pantai dalam arah tegak lurus. Dari hal itu dapat disimpulkan bahwa di lokasi Alo Induk dominan terjadi crosshore sediment transport. Selain itu juga, di lokasi tidak ditemukan tanda-tanda terjadinya longshore sediment transport. Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 4-24

j) Lokasi 10 (Lalue) LALUE Gelombang yang datang tegak lurus pantai akan menghantam areal pantai secara langsung. Hal itu menyebabkan terjadinya penggerusan, sehingga garis pantai akan mengalami kemunduran. Gelombang datang Gambar 4.22 Lokasi Lalue dominan terjadi crosshore sediment transport akibat gelombang dominan dari arah barat. Dari Gambar 4.22 dapat dilihat bahwa gelombang dominan datang dari arah barat. Gelombang yang datang tepat tegak lurus pantai. Gelombang tersebut tepat menghantam pantai dalam arah tegak lurus. Dari hal itu dapat disimpulkan bahwa di lokasi Lalue terjadi crosshore sediment transport. Selain itu juga, di lokasi tidak ditemukan tanda-tanda terjadinya longshore sediment transport. Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 4-25

4.3 Identifikasi Permasalahan Titik-titik lokasi yang akan dikaji kerusakannya pada ini dapat dilihat pada Gambar 4.23. Gambar 4.23 Legenda penomoran lokasi di Pantai Pulau Karakelang yang akan dikaji resiko kerusakannya. a) Kondisi Lokasi Mala (Lokasi 1) Di lokasi Mala, gelombang dominan datang dari arah timur. Gelombang laut datang miring terhadap garis pantai, akan pecah di daerah dekat pantai. Pada saat pecah, gelombang akan menghasilkan suatu gaya yang di sebut gaya radiation stress yang akan membangkitkan arus akibat gelombang. Arus yang datangnya miring ini akan terurai menjadi arus menyusur pantai dan arus tegak lurus pantai. Arus menyusur ini akan membawa sedimen yang disebut angkutan sedimen menyusur pantai (longshore sediment transport). Dikarenakan gelombang dominan yang datang di lokasi ini membentuk kemiringan terhadap garis pantai, maka dapat disimpulkan bahwa longshore sediment transport (transpor sejajar pantai) dominan terjadi di lokasi ini. Arah transpor sedimen berasal dari arah timur menuju arah barat. Bukti bahwa di Mala terjadi longshore sediment transport dapat dilihat pada foto di lokasi. Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 4-26

Tumpukan pasir di sisi kiri lebih rendah Tumpukan pasir di sisi kanan lebih tinggi Arah transpor sedimen sejajar pantai Gambar 4.24 Foto di lokasi Mala. Dari foto di Gambar 4.24 dapat dilihat ada batang pohon kelapa yang tumbang di lokasi. Di foto tersebut terlihat bahwa sisi kanan (timur) mengalami penumpukan pasir yang lebih tinggi sedangkan sisi kiri (barat) tumpukan pasirnya lebih rendah. Hal itu menjelaskan bahwa transpor sedimen sejajar pantai dominan terjadi dari arah kanan (timur) ke arah kiri (barat). Foto-foto lokasi dapat dilhat pada Gambar 4.25, Gambar 4.26 dan Gambar 4.27. Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 4-27

Pemukiman Penduduk Gambar 4.25 Foto di lokasi Mala (banyak vegetasi rumput dan pohon kelapa). Pohon Kelapa Tumbang Gambar 4.26 Foto di lokasi Mala (banyak pohon kelapa tumbang). Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 4-28

Gambar 4.27 Foto di lokasi Mala (terdapat bangunan seawall eksisting). Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 4-29