Studi Peran & Efektifitas RTH Publik di Kota Karanganyar Isnaeny Adhi Nurmasari I BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan ruang terbuka hijau khususnya ruang terbuka hijau publik.

EVALUASI KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOMPLEKS PERUMAHAN BUMI PERMATA SUDIANG KOTA MAKASSAR

PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KELURAHAN WAWOMBALATA KOTA KENDARI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, kawasan industri, jaringan transportasi, serta sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KOTA BITUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, jasa, dan industri. Penggunaan lahan di kota terdiri atas lahan

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Sri Sutarni Arifin 1. Intisari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. mengembangkan otonomi daerah kepada pemerintah daerah.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini

EVALUASI KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOMPLEKS PERUMAHAN BUMI PERMATA SUDIANG KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kawasan perkotaan di Indonesia cenderung mengalami permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Disajikan oleh: LIA MAULIDA, SH., MSi. (Kabag PUU II, Biro Hukum, Kemen PU)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

Tugas Akhir Analisa Taman Menteng Sebagai Taman Kota Berdasarkan Kriteria Kualitas Taman, Jakarta Pusat BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG RUANG TERBUKA DI KELURAHAN TAMANSARI

I. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang

Perhitungan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Jenis Publik (Studi Kasus : Kota Surakarta)

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

ARAHAN POLA PENYEBARAN RUANG TERBUKA HIJAU IBUKOTA KECAMATAN TADU RAYA KABUPATEN NAGAN RAYA, NAD. Oleh : Linda Dwi Rohmadiani

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI

Konsep Penataan Ruang Terbuka Hijau di Kota Ponorogo. Dirthasia G. Putri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Arahan Optimalisasi RTH Publik Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan tanah dan atau air (Peraturan Pemeritah Nomor 34 Tahun 2006).

I. PENDAHULUAN. sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami

METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu

PENGEMBANGAN ARSITEKTUR LANSEKAP KOTA KEDIRI STUDI KASUS: PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU JALUR JALAN UTAMA KOTA

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. kondisi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Yogyakarta masih belum sesuai

SCAFFOLDING 1 (2) (2012) SCAFFOLDING. IDENTIFIKASI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA REMBANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

Kuantitas dan Kualitas Ruang Terbuka Hijau ( RTH )di permukiman Kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia

Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pembangunan di Kawasan Hijau. Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah

BAB I PENDAHULUAN. lahan terbangun yang secara ekonomi lebih memiliki nilai. yang bermanfaat untuk kesehatan (Joga dan Ismaun, 2011).

INFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI PROVINSI JAMBI

MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan menjelaskan kerangka awal dan tahapan pelaporan pelaksanaan penelitian untuk memberikan gambaran mengenai apa dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Gambar 2. Lokasi Studi

III. METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009:3). Metode penelitian yang

MOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Instrumen Perhitungan Dampak Sosial Ekonomi dan Lingkungan Akibat Konversi Lahan

KAJIAN PELUANG PELIBATAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN HUTAN KOTA SRENGSENG JAKARTA BARAT TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengabaikan masalah lingkungan (Djamal, 1997).

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

BAB I PENDAHULUAN. Bengawan Solo :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Unisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR KECAMATAN KARANGANYAR KELURAHAN POPONGAN PEJABAT PENGADAAN BARANG/JASA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia diciptakan di atas bumi, sejak itu manusia telah beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Nations pada tahun 2011 penduduk di dunia telah menembus angka 6,7 Miliar.

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. RTH :Ruang terbuka hijau adalah ruang terbuka di wilayah. air(permen PU No.5 Tahun, 2008).

Penentuan Lokasi Alternatif Kawasan Hijau Binaan Di Jakarta Barat

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013

ADITYA PERDANA Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN

TIPOLOGI KEPEMILIKAN RTH DI PERKOTAAN TOBELO

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TAMAN SEBAGAI PELESTARIAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA JAMBI OLEH DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA JAMBI

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

ANALISIS MENGENAI TAMAN MENTENG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terbitnya Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang seiring dengan makin menguatnya keprihatinan global terhadap isu pemanasan global dan pembangunan berkelanjutan yang harus menjadi salah satu perhatian utama dalam pembangunan baik di negara maju maupun negara berkembang. Di dalam negeri sendiri, Undang-undang tersebut juga sejalan dengan semakin kritisnya kondisi lingkungan di Indonesia yang ditandai dengan fenomena semakin sering dan besarnya banjir, serta tanah longsor yang melanda hampir seluruh wilayah Indonesia terutama di Pulau Jawa. Dalam rangka merespon hal-hal tersebut, berbeda dengan Undang-undang terdahulu, pada Undang-undang Nomor 26 tahun 2007, muatan terkait dengan isu lingkungan hidup semakin ditekankan. Salah satunya adalah rencana penyediaan dan pemanfatan ruang terbuka hijau (RTH). Pertumbuhan penduduk akan disertai dengan meningkatnya kebutuhan akan rumah dan fasilitas-fasilitasnya. Pertumbuhan tersebut juga akan berdampak pada pengalihfungsian lahan menjadi lahan terbangun maupun tidak terbangun, akibatnya proporsi ruang terbuka menjadi berkurang dan tidak dapat berfungsi secara optimal. Selain itu juga akan berdampak pada kualitas lingkungan yang cenderung kurang optimal karena berkurangnya publik space maupun ruang terbuka hijau. Kawasan perkotaan di Indonesia cenderung mengalami permasalahan yang tipikal, yaitu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terutama akibat arus urbanisasi sehingga menyebabkan pengelolaan ruang kota makin berat. Jumlah penduduk perkotaan yang tinggi dan terus meningkat dari waktu ke waktu tersebut akan memberikan implikasi pada tingginya tekanan terhadap 1

pemanfaatan ruang kota, sehingga penataan ruang kawasan perkotaan perlu mendapat perhatian yang khusus, terutama yang terkait dengan penyediaan kawasan hunian, fasilitas umum dan sosial serta ruang-ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan. Secara umum ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri dari ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau. Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman dan vegetasi (endemik maupun introduksi) guna mendukung manfaat ekologis, sosial-budaya dan arsitektural yang dapat memberikan manfaat ekonomi (kesejahteraan) bagi masyarakatnya. Sementara itu ruang terbuka non-hijau dapat berupa ruang terbuka yang diperkeras (paved) maupun ruang terbuka biru (RTB) yang berupa permukaan sungai, danau, maupun areal-areal yang diperuntukkan sebagai kolam-kolam retensi. Ruang terbuka hijau publik, merupakan salah satu ruang terbuka yang memiliki fungsi sosial dan dikelola oleh pemerintah. Kualitas ruang terbuka publik, terutama ruang terbuka hijau (RTH) pada 30 tahun terakhir, mengalami penurunan yang sangat signifikan. Menurunnya kuantitas dan kualitas ruang terbuka publik tersebut, baik berupa ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang terbuka non-hijau, telah mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan perkotaan seperti seringnya terjadi banjir di perkotaan, tingginya polusi udara, dan meningkatnya kerawanan sosial (kriminalitas, tawuran antar warga), serta menurunnya produktivitas masyarakat akibat stress karena terbatasnya ruang yang tersedia untuk interaksi sosial. Dalam upaya mewujudkan ruang kota yang nyaman, produktif dan berkelanjutan, maka sudah saatnya memberikan perhatian yang cukup terhadap keberadaan ruang terbuka publik, khususnya RTH di perkotaan. Kota Karanganyar merupakan ibukota dari Kabupaten Karanganyar. Kota Karanganyar berdasarkan Rencana Detail Tata 2

Ruang Kota Kecamatan Karanganyar terdiri dari 12 kelurahan, diantaranya Kelurahan Cangakan, Karanganyar, Jungke, Lalung, Bolong, Tegalgede, Bejen, Popongan, Gayamdompo, Delingan, Jantiharjo dan Gedong. Di kelurahan-kelurahan tersebut sebenarnya sebagian sudah memiliki ruang terbuka hijau, akan tetapi keberadaan yang ada sampai saat ini belum dapat berfungsi secara optimal, dan bahkan ada yang tidak terawat sebagaimana mestinya. Padahal sebenarnya keberadaan mereka akan sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan dimasa yang akan datang. Oleh karena itulah, keberadaan ruang terbuka publik diharapkan mampu memenuhi perannya secara maksimal demi kemaslahatan masyarakat banyak. B. Perumusan Masalah Bagaimana peran dan efektifitas ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar C. Tujuan Dan Sasaran Studi Tujuan dari penyusunan studi ini adalah untuk mengkaji peran ruang terbuka hijau publik yang ada di Kota Karanganyar dalam upaya menjaga keberlanjutan kualitas lingkungan dengan berpedoman pada peraturan atau standart yang berlaku untuk keberlanjutan dimasa yang akan datang. Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini, diantaranya: a. Mengetahui sebaran ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar b. Mengetahui proporsi luas ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar c. Mengetahui fungsi ruang terbuka hijau publik bagi masyarakat di Kota Karanganyar d. Mengidentifikasi penyebab kurang maksimalnya fungsi ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar 3

e. Rekomendasi strategi sebagai arahan untuk mengoptimalkan fungsi ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar D. Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi ruang lingkup wilayah studi dan ruang lingkup materi. Penjelasan masing-masing ruang lingkup tersebut diantaranya: 1. Ruang lingkup wilayah studi Ruang lingkup wilayah dalam studi ini adalah Kota Karanganyar yaitu Kecamatan Karanganyar yang terdiri dari 12 kelurahan, yaitu Kelurahan Cangakan, Karanganyar, Jungke, Lalung, Bolong, Tegalgede, Bejen, Popongan, Gayamdompo, Delingan, Jantiharjo dan Gedong. 2. Ruang lingkup materi Ruang lingkup kajian materi dalam penelitian ini hanya mengkaji peran ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar serta persoalan apa yang menjadikan kendala dalam pengelolaannya. Adapun ruang terbuka hijau publik yang dikaji meliputi hutan kota, taman kota, jalur hijau, pemakaman dan lapangan olah raga yang berada di Kota Karanganyar. E. Pendekatan Dan Metode Studi Penelitian ini menggunakan metode analisis data sekunder dan primer melalui kegiatan survey dan observasi lapangan untuk mengetahui keadaan riil mengenai keberadaan ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar. Metode penelitian analisis data sekunder menurut Msri Singarimbun (1995) adalah upaya pengkajian yang berlandaskan pada data statistik yang telah dipublikasikan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah ditambah dengan rujukan pada karya-karya ilmiah yang ada kaitannya dengan penelitian. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diteliti (Ida Bagus Mantra, 4

2000). Lebih lanjut dinyatakan sebelum melaksanakan observasi, maka perlu terlebih dahulu dibuat catatan mengenai hal-hal yang perlu diamati sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peta digunakan sebagai perlengkapan untuk menggambarkan tempat observasi dan juga fenomena lingkungan, sosial budaya yang memungkinkan dapat dipetakan. Dari bermacam fenomena yang diletakkan ke dalam peta, beberapa kesimpulan dapat ditarik. 1. Penentuan Daerah Penelitian Obyek studi penelitian ini yaitu Kota Karanganyar yang meliputi 12 kelurahan seperti yang sudah disebutkan diatas, lokasi tersebut dipilih karena kota tersebut menjadi ibu kota dari Kabupaten Karanganyar dan sebagai pusat berbagai kegiatan di Kabupaten Karanganyar, terlebih lokasinya yang sekarang dilintasi jalur tembus antar propinsi nantinya akan berpengaruh pada perkembangan kota. 2. Teknik Pengambilan Data Data dalam penelitian ini diperoleh melalui survey lapangan dan survey instansional. Survey lapangan a. Observasi Pengambilan data melalui pengamatan lapangan, data bisa diperoleh dalam bentuk foto-foto yang menunjukkan keadaan konkret yang terjadi di lapangan. b. Interview Interview dilakukan untuk memperoleh informasiinformasi yang tidak terbukukan. Pada studi ini, interview akan dilakukan pada pihak instansi terkait pengelolaan dan kendala dalam meningkatkan peran ruang terbuka 5

hijau publik serta sebagian masyarakat sebagai pihak pengguna. c. Kuesioner Kuesioner dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi tambahan. Kuisioner ditujukan pada pengunjung atau yang berada didekat lokasi taman kota, hutan kota, jalur hijau, pemakaman dan lapangan olah raga. Survey instansional Yaitu dengan cara menyalin atau mengkopi data yang diperoleh dari BAPPEDA Kabupaten Karanganyar, Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar, Pemerintah Kecamatan Karanganyar, Dinas Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Karanganyar. Data-data yang diperlukan diantaranya data jumlah penduduk di kecamatan Karanganyar, lokasi dan luasan sebaran ruang terbuka hijau publik di kecamatan Karanganyar. Dan untuk kebutuhan peta, yaitu peta administrasi maupun peta lain yang disesuaikan dengan kebutuhan tema. Selain data-data tersebut, diperlukan juga data kebijakan ruang dari dokumen RTRW Kabupaten Karanganyar atau dari RDTRK Karanganyar. 3. Data yang digunakan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Kebutuhan data tersebut dapat dilihat pada uraian sebagai berikut: a. Data Primer Data primer diperoleh melalui kuisioner yang ditujukan kepada perwakilan beberapa masyarakat di Kota 6

Karanganyar, wawancara pada instansi terkait, dan observasi lapangan untuk melihat kondisi di lapangan. Sasaran pengumpulan data primer melalui kuisioner bagi masyarakat ditujukan untuk mengetahui bagaimana peran dan fungsi dari keberadaan ruang terbuka hijau publik bagi mereka. Bagi instansi terkait, data primer diperoleh melalui wawancara. Hasilnya akan digunakan untuk mengetahui sejauh mana peran mereka (instansi terkait) dalam mengimplementasikan ketentuan yang diberlakukan dengan yang ada di lapangan serta peran mereka dalam menjaga dan melestarikan fungsi dari ruang terbuka hijau publik di wilayah studi. b. Data Sekunder Jenis data ini diperoleh melalui studi kebijakan atau data instansional yang berkaitan dengan perkembangan wilayah studi untuk memperoleh gambaran awal mengenai ruang terbuka hijau publik di wilayah studi dan untuk memperjelas permasalahan yang akan dibahas selanjutnya. Data yang diperoleh berupa peta administrasi, peta penggunaan lahan, jumlah penduduk, deskripsi kondisi geografis, tabel luas pemakaman, tabel luas hutan kota serta tabel luas taman kota yang diperoleh dari instansi yang berkaitan dengan data tersebut. Data yang berupa peta antara lain peta administrasi, peta penggunaan lahan dan peta persebaran ruang terbuka hijau. Dan data yang diperoleh berupa data kependudukan, data luasan penggunaan lahan dan data yang terkait dengan lokasi dan luasan ruang terbuka hijau publik yang berada di Kota Karanganyar. Berikut tabel kebutuhan data yang diperlukan: 7

Tabel 1.1 Kebutuhan Data No Jenis Analisis 1 Analisis peran RTH publik 2 Uji efektifitas RTH publik Sumber : Peneliti 2010 Metode Analisis Analisis kualitatif Analisis kuantitatif : - Ukuran (Luasan) - Persentase hijau Analisis deskriptif Kebutuhan Data Kondisi & peran yang ada saat ini : - Kualitas RTH - Pemanfaatan oleh masyarakat - Luas dan sebaran RTH publik - Tingkat kepuasan/ kenyamanan - Penyebab kurang maksimalnya fungsi RTH publik - Kendala dalam pengelolaan Indikator Seberapa besar mampu memberikan manfaat kepada masyarakat di kota tersebut yang disesuaikan dengan peran yang seharusnya ada diperaturan perundangan. Sudah memenuhi 20 % dari luas wilayah atau belum sesuai dengan UU no.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang Lama waktu yang digunakan saat berkunjung ke lokasi RTH publik dan tingkat kepuasan pengunjung Hal-hal apa saja yang menjadi kendala bagi pihak pengelola dalam mengoptimalkan fungsi RTH publik. Sumber Observasi lapangan+hasil kuesioner Instansi terkait (Bappeda, DKP) Interview+hasil kuesioner pengunjung taman, masyarakat yang tinggal disekitar lokasi dan hasil observasi lapangan Interview dengan pihak instansi 8

4. Analisis Data Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis tersebut meliputi : a. Analisis Peran Ruang Terbuka Hijau Publik Analisis ini menggunakan analisis deskriptif terkait dengan peran ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar yang ada saat ini. b. Uji efektifitas Ruang Terbuka Hijau Publik Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran ruang terbuka hijau publik yang sudah ada dengan membandingkan fungsi yang seharusnya. 1) Aspek fisik a) Persentase Hijau Meliputi proporsi hijau ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar pada masing-masing kelurahan dan masing-masing lokasi ruang terbuka hijau publik. b) Ukuran Analisis ini mengacu pada ketetapan SNI 03-1733-2004 dan UU no.26 tahun 2007, yaitu untuk menghitung proporsi ruang terbuka hijau publik. Dari hasil analisis tersebut akan diperoleh angka jumlah serta luasan ruang terbuka hijau publik yang seharusnya dimiliki wilayah studi tersebut sehingga akan diketahui apakah wilayah studi tersebut sudah memiliki proporsi ruang terbuka hijau publik seperti ketetapan yang berlaku. Ketetapan tersebut sebagai berikut : 9

No Jenis Sarana 1 Taman/tempat main 2 Taman/tempat main 3 Taman & Lap. Olahraga 4 Taman & Lap. Olahraga Tabel 1.2 Ketentuan dalam SNI 03-1733-2004 Jmlh penduduk pendukung (jiwa) Kebutuhan luas lahan min. (m 2 ) Standard (m 2 /jiwa) Radius Pencapaian (m) Kriteria lokasi dan penyelesaian 250 250 1 100 Ditengah kelompok tetangga 2500 1.250 0,5 1.000 Di pusat kegiatan lingkungan 30.000 9.000 0,3 Sedapat mungkin berkelompok dengan sarana pendidikan 120.000 24.000 0,2 Terletak di jalan utama. Sedapat mungkin berkelompok dengan sarana pendidikan 5 Jalur hijau - 15 m 6 Pemakaman 120.000 Mempertimbangkan radius pencapaian dan area yang dilayani Sumber : SNI 03-1733-2004 c) Kelengkapan Sarana Elemen Pendukung Untuk mengetahui kelengkapan ditiap lokasi ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar. d) Desain Bertujuan untuk mengetahui bagaimana muatan-muatan desain yang baik untuk taman kota. e) Kondisi fisik Menjelaskan mengenai kondisi fisik yang ada di lapangan pada masing-masing lokasi ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar. 2) Aspek Non Fisik Aspek ini meliputi 3 hal, yaitu kenyamanan, keamanan dan keselamatan serta aksesibilitas. Aspek ini bertujuan untuk mengetahui persepsi atau tingkat kepuasan masyarakat atau pengunjung. 10

c. Analisis Strategi Pemecahan Masalah Analisis SWOT digunakan untuk mendapatkan strategi pemecahan masalah atas kendala yang dihadapi terkait pengelolaan. Analisis SWOT ini meliputi empat aspek yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang nantinya akan mendapatkan suatu kesimpulan sebagai upaya untuk mengoptimalkan perannya. F. Kerangka Pikir Gambar 1.1 Kerangka Pikir Pertambahan penduduk perkotaan Perkembangan aktivitas kota - UU no.26 th 2007 ttg Penataan Ruang - Permen PU no.05 th 2008 ttg Pedoman Penyediaan & Pengelolaan RTH Perkotaan - SNI 03-1733-2004 ttg Tata Cara Penyediaan Lingkungan Perumahan - UU no.32 th 2009 ttg Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup Peningkatan kebutuhan lahan Kualitas lingkungan menurun (RTH publik) Kajian teori Analisis peran ruang terbuka hijau publik Uji efektifitas ruang terbuka hijau publik Faktor penyebab kurang optimalnya fungsi ruang terbuka hijau publik Hasil studi dan rekomendasi 11

Kerangka Pikir Penelitian Latar belakang : Meningkatnya jml penduduk & aktivitas kota menyebabkan alihfungsi lahan & menurunnya kualitas lingkungan Rumusan masalah : Mengetahui peran dan efektifitas ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar Tujuan : mengkaji peran dan efektifitas ruang terbuka hijau publik Data sekunder : Peta Kota Karanganyar Monografi penduduk RDTRK / RTRW Karanganyar Data sebaran dan luas RTH publik Kebutuhan Data Pengumpulan & kompilasi data Tinjauan teori : Ekologi Ruang publik Ruang terbuka hijau Pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan Kuantitatif Analisis Kualitatif Identifikasi ruang terbuka hijau publik : Luas. Peran & fungsi Analisis peran & efektifitas Penyebab kurang optimalnya fungsi RTH publik Rekomendasi sebagai masukan dan arahan dalam mengoptimalkan peran ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar Sasaran : 1. Mengetahui sebaran ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar 2. Mengetahui proporsi luas ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar dengan peraturan perundangan 3. Mengetahui peran ruang terbuka hijau publik bagi masyarakat di Kota Karanganyar 4. Mengidentifikasi penyebab kurang maksimalnya fungsi ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar Data primer : Kuesioner Interview Survey lapangan 12 Rancangan Penelitian Kompilasi data Analisis Rekomendasi

Kerangka Teori Judul : Studi Peran dan Efektivitas Ruang Terbuka Hijau Publik di RTH Ekologi Ruang publik Pembangunan berkelanjutan & berwawasan lingkungan Privat e Kondisi saat ini Publik Taman kota Lapangan Hutan kota Pemakaman Jalur hijau Jalur hijau Fungsi & peran saat ini a. Analisis peran RTH publik b. Uji efektifitas RTH publik c. Faktor penyebab kurang optimalnya fungsi RTH publik Pengelolaan ( instansi & kesadaran masyarakat) Ruang terbuka hijau - UU no.26 th 2007 ttg Penataan Ruang - Permen PU no.05 th 2008 ttg Pedoman Penyediaan & Pengelolaan RTH Perkotaan - SNI 03-1733-2004 ttg Tata Cara Penyediaan Lingkungan Perumahan - UU no.32 th 2009 ttg Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup Rekomendasi sebagai masukan & arahan dalam mengoptimalkan fungsi RTH 13

G. Sistematika Pembahasan BAB I BAB II BAB III BAB IV PENDAHULUAN Bab pendahuluan menguraikan latar belakang studi, perumusan masalah, persoalan, tujuan dan sasaran studi, ruang lingkup yang meliputi ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi, kerangka pemikiran, pendekatan dan metodologi serta sistematika penyusunan laporan. TINJAUAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan teori-teori yang mendasari penyusunan penelitian ini. Teori-teori tersebut meliputi teori ekologi, lingkungan hidup, ruang publik dan ruang terbuka hijau. Selain itu dalam bab ini juga membahas mengenai teori yang menjadi dasar atau faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di perkotaan serta mengenai konsep yang menjadi dasar dalam pembangunan yang berkelanjutan dan berawawasan lingkungan dan kebijakankebijakan/peraturan pemerintah. GAMBARAN KOTA KARANGANYAR Bab ini berisi gambaran atau profil dari daerah penelitian, yaitu kebijakan daerah terkait, keadaan wilayah yang berada di Kota Karanganyar baik meliputi keadaan fisik dan sumber daya alam, kondisi kependudukan, kondisi ruang terbuka hijau publik serta sarana dan prasarana penunjang ruang terbuka hijau publik yang berada di wilayah penelitian. ANALISIS Dalam bab ini akan membahas mengenai analisisanalisis yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi identifikasi sebaran ruang terbuka hijau publik, kebutuhan ruang terbuka hijau publik, peran dan fungsi 14

sekarang ini, serta faktor penyebab kurang efektifnya fungsi ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi hasil pembahasan yang kemudian akan dijadikan rekomendasi sebagai arahan untuk mengoptimalkan peran dan fungsi ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar. DAFTAR PUSTAKA 15