BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN KLINIK III PENGATURAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS DAN OBESITAS

dokumen-dokumen yang mirip
BUKU PANDUAN PESERTA CSL 2 ANAMNESIS KARDIOVASKULAR

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS TEKNIK KOMUNIKASI : MENYAMPAIKAN KABAR BURUK DAN KONSELING KELUARGA

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PEMBUATAN FLIP CHART DAN CROSS BANNER

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PENGISIAN REKAM MEDIS

PENUNTUN CSL Keterampilan Interpretasi Foto Thorax

Keterampilan Klinis KONSELING TUBERKULOSIS

Keterampilan Klinis KONSELING BERHENTI MEROKOK

Keterampilan Klinis ANAMNESIS RESPIRASI

Keterampilan Klinis UJI FAAL PARU (SPIROMETRI)

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN

BUKU ACUAN PESERTA CSL 2 PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN TEKANAN VENA JUGULAR

PENUNTUN CSL Keterampilan Pengambilan Sampel Usap Tenggorok

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

PENUNTUN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KLINIK SISTEM UROGENITAL

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

PENGUKURAN ANTROPOMETRI

Diet Hipertensi, Diabetesi Tetap Minum Obat Herbal Untuk Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah

Instruksi Kerja TATA TERTIB PESERTA PRE DIETARY INTERNSHIP JURUSAN GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Penyakit Diabetes (Kencing Manis)

KONSELING PENYAKIT KARDIOVASKULAR

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Antropometri

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN KLINIK SISTEM UROGENITALIA

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) MASSAGE PADA KAKI PASIEN DM. Disusun oleh Intan Yunitasari NPM

Keterampilan Klinis PEMERIKSAAN FISIS SISTIM RESPIRASI

Instruksi Kerja TATA TERTIB PESERTA PRE DIETETIC INTERNSHIP PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Hari - 1: Kurangi Kalori bukan Makanan Kalori di sini adalah perkiraan

SKILL LAB. SISTEM NEUROPSIKIATRI BUKU PANDUAN MAHASISWA TEHNIK KETERAMPILAN WAWANCARA

Iswidhani¹, Suhaema¹ ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya untuk menanggulangi permasalahan gizi dan kesehatan.

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

KUESIONER SAKIT GULA (DIABETES MELITUS/DM)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS

PENGUKURAN KUANTITAS NYERI DASAR TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

NARASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN PENENTUAN STATUS GIZI DAN PERENCANAAN DIET. Oleh : dr. Novita Intan Arovah, MPH

BATASI KONSUMSI GULA, GARAM, LEMAK UNTUK MENGHINDARI PENYAKIT TIDAK MENULAR

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari


FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

PENUNTUN PEMBELAJARAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN MENGENAI OBESITAS

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

Perancangan Teknik Industri 3

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

KONTRAK BLOK Biomedical Science (BMS) TAHUN AJARAN 2017/2018

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid)

PENJELASAN PENELITIAN. : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kecamatan Medan Johor

Keterampilan Klinis PENULISAN RESEP TUBERKULOSIS

Mitos dan Fakta Kolesterol

DIABETES MELLITUS. DYAH UMIYARNI P, SKM,M.Si

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

1. Peraturan Tata Tertib Kehidupan Kampus Dalam rangka menjaga ketertiban kampus, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan mahasiswa di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan anugerah dari Tuhan namun dewasa ini banyak individu yang belum

PENATALAKSANAAN DIIT PADA HIV/AIDS. Susilowati, SKM, MKM.

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. PEMERIKSAAN VITAL SIGN

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

: saya ingin mendapatkan data antropometri BB dan TB ibu.

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya

Seimbangkan Kadar Gula Darah Anda Sekarang

: Ceramah, presentasi dan Tanya jawab

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

MANFAAT DIET PADA PENANGGULANGAN HIPERKOLESTEROLEMI. Dr.T.BAHRI ANWAR BAGIAN ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

Transkripsi:

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN KLINIK III PENGATURAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS DAN OBESITAS Penyusun Dr. dr. Haerani Rasyid, M.Kes, Sp.PD-KGH, Sp.GK dr. Agussalim Bukhari, M.Med, Ph.D,Sp.GK dr. A. Yasmin Syauki, M.Sc, Sp.GK Diberikan pada Mahasiswa Semester IV FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017 1

Daftar isi...2 Tata tertib...3 Kata pengantar...4 Keterampilan pengaturan diet pada pasien DM...5 Keterampilan pengaturan diet pada pasien obesitas...10 2

TATA TERTIB LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Mahasiswa yang melakukan praktek di laboratorium keterampilan klinik FK UNHAS harus mematuhi tata tertib laboratorium, seperti di bawah ini : Sebelum pelatihan, mahasiswa diharuskan: Membaca Penuntun Belajar (manual) Keterampilan Klinik Sistem yang bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang keterampilan yang akan dilakukan. Pada saat pelatihan, setiap mahasiswa: 1. Datang 10 menit sebelum CSL dimulai. 2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan CSL sesuai dengan jadwal rotasi yang telah ditentukan. 3. Berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan layaknya seorang dokter. Tidak diperkenankan memakai pakaian ketat, berbahan jeans, baju kaos (dengan/tanpa kerah), dan sandal 4. Mahasiswa laki-laki wajib berambut pendek dan rapi. 5. Mahasiswi diwajibkan memakai rok selutut dan tidak ketat bagi yang tidak memakai jilbab sedangkan yang memakai jilbab menggunakan pakaian dan jilbab sesuai dengan sopan santun 6. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm. 7. Mengenakan jas laboratorium yang bersih dan dikancing rapih pada setiap kegiatan CSL. Bagi mahasiswi yang berjilbab, jilbabnya harus dimasukkan ke bagian dalam jas laboratorium. 8. Diharuskan memakai papan nama dengan tulisan besar dan jelas yang disertai dengan no. pokok mahasiswa. Nama bisa dengan nama pendek atau nama panggilan. 9. Tidak diperkenankan meletakkan di atas meja kertas, tas, buku dan lain-lain barang yang tidak dibutuhkan dalam kegiatan latihan yang dilakukan. 10. Tidak diperkenankan merokok di lingkungan FK UNHAS. 11. Menjaga ketertiban dan kebersihan di lingkungan laboratoriu,utamanya meja kerja. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi (kertas, batang korek api, dan sebagainya) pada tempat sampah non medis. Sampah yang telah tercemar (sampah medis), misalnya kapas lidi yang telah dipakai, harus dimasukkan ke tempat sampah medis yang mengandung bahan desinfektan untuk didekontaminasi, dan sampah tajam dimasukan pada tempat sampah tajam. 12. Mahasiswa yang tidak hadir di kegiatan akademik karena sakit wajib memberitahu bagian pendidikan saat itu dan selanjutnya membawa lampiran keterangan bukti diagnosis dari dokter (diterima paling lambat 3 hari setelah tanggal sakit). 13. Berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan/praktikum, termasuk kuis. 14. Memperlakukan manekin seperti memperlakukan manusia atau bagian tubuh manusia. 15. Bekerja dengan hati-hati, karena semua kerusakan yang terjadi karena ulah manusia, resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang bersangkutan. Misalnya, model yang rusak harus diganti melalui fakultas kedokteran UNHAS, yang dibiayai oleh mahasiswa yagn merusak. Dana pengganti sama dengan harga pembelian barang pengganti. 16. Tidak diperkenankan menghilangkan, mengambil atau meminjam tanpa ijin setiap alat dan bahan yang ada pada ruang CSL. 17. Setiap selesai kegiatan CSL mahasiswa harus merapihkan kembali alat dan bahan yang telah digunakan. 3

PENGANTAR Buku panduan skill lab blok Keterampilan Klinik 3 Pengaturan Diet pada Pasien Dm dan Obesitas ini berisikan panduan keterampilan mengatur diet yang akan diberikan pada pasien DM dan Obesitas. Salah satu terapi yang diberikan pada pasien DM dan obesitas adalah pengaturan gizi. Faktor ini merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan pengobatan. Dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012, keterampilan ini juga tercantum sebagai salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang dokter secara mandiri. Oleh karenanya, keterampilan ini diberikan pada tahun kedua di fase akademik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Buku panduan ini berisi panduan pengaturan diet pada pasien DM dan obesitas. Buku ini memuat panduan belajar langkah-langkah dalam penyusunan kebutuhan gizi pada kedua kelompok pasien tersebut. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan buku panduan ini. Makassar, April 2017 Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 4

KETERAMPILAN PENGATURAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS Pendahuluan Salah satu faktor keberhasilan pengobatan pada pasien Diabetes Melitus (DM) adalah pengaturan diet. Pengaturan diet tersebut telah terbukti dapat menurunkan gula darah yang meningkat pada pasien DM. Komposisi makronutrien perlu diatur sehingga komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi pada pasien DM dapat dihindari. Pengaturan diet pada pasien DM, terutama difokuskan pada asupan karbohidrat. Hal ini perlu diperhatikan karena dalam tubuh asupan karbohidrat akan diubah menjadi glukosa dalam darah. Oleh karena itu, persentase karbohidrat dalam diet perlu diturunkan. Pada manual ini, akan dijelaskan langkah-langkah dalam penyusunan diet pada pasien DM. Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengaturn diet untuk pasien DM secara tepat dan benar. Tujuan Instruksional Khusus 1. Mampu menentukan kebutuhan energi sesuai dengan status gizi pasien 2. Mampu menentukan komposisi makronutrien dari kebutuhan energi 3. Mampu menentukan kebutuhan karbohidrat, protein dan lemak dalam gram 4. Mampu membagi kebutuhan makronutrien dalam waktu makan 5. Mampu menentukan jenis-jenis makanan yang dapat dikonsumsi dalam setiap waktu makan 6. Mampu memberikan edukasi gizi pada pasien Media dan Alat Bantu Pembelajaran 1. Buku panduan belajar pengaturan diet pada pasien DM 2. Food model. 3. Leaflet pengaturan diet pada pasien DM Metode Pembelajaran 1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar. 2. Ceramah. 3. Diskusi 4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi) 5

Deskripsi Kegiatan : Pengaturan diet pada pasien DM Kegiatan Waktu Deskripsi 1. Pengantar 5 menit Pengantar 2.Melakukan demonstrasi 15 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa 2. Seorang instruktur melakukan demonstrasi menentukan kebutuhan energi sesuai dengan status gizi pasien. Mahasiswa menyimak dan mengamati. 3. Kemudian dilanjutkan dengan menentukan komposisi makronutrien yaitu karbohidrat, protein dan lemak. 4. Menentukan kebutuhan karbohidrat, protein dan lemak dalam gram. 5. Membagi kebutuhan makronutrien dalam waktu makan 6. Menentukan jenis-jenis makanan yang dapat dikonsumsi dalam setiap waktu makan 7. Memberikan edukasi gizi pada pasien dengan menggunakan food model yang ada serta leaflet untuk pasien obesitas 8. Mahasiswa menyimak dan mengamati. 9. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan instruktur memberikan penjelasan tentang aspek-aspek yang penting. 10. Mahasiswa dapat memperhatikan dan menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dan instruktur menanggapinya. 3. Praktek bermain peran dan umpan balik 25 menit 1. Setiap mahasiswa akan melakukan pengaturan diet pada pasien DM dengan contoh kasus yang ada. 2. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa dan melakukan supervisi menggunakan check list 3. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satu kali. 6

4. Curah pendapat / diskusi 5 menit 1. Curah pendapat/diskusi dengan menanyakan apakah ada kesulitan dalam melakukan pengukuran, apakah ada yang belum dimengerti dalam keterampilan ini dan lain-lain. 2. Instruktur menyimpulkan dengan menjawab pertanyaan terakhir dan memperjelas hal-hal yang masih belum dimengerti. Total waktu 50 menit PENUNTUN BELAJAR PENGATURAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS PENUNTUN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KLINIK PENGATURAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS No Langkah/kegiatan Kasus Medical consent 1. Sapalah pasien dan keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri anda serta tanyakan keadaannya. 2. Berikan informasi umum kepada pasien dan keluarganya tentang tujuan dan cara pengaturan diet. 3. Jelaskan tentang target yang dikehendaki sesuai dengan waktu yang dibutuhkan Penentuan kebutuhan energi 4. - Kebutuhan energi berdasarkan status gizi (IMT) : 2100-2300 kkal untuk status gizi kurang 1700-1900 kkal untuk status gizi normal 1100-1500 kkal untuk status gizi overweight Penentuan komposisi makronutriendari kebutuhan energi 5. - Komposisi makronutrien terdiri dari karbohidrat : protein : lemak yaitu = 45-65% : 10-20% : <20-25% Asupan karbohidrat tidak boleh kurang dari 130g/hari. - Komposisi karbohidrat sederhana : kompleks = 5-10% : 40-55%, sukrosa : < 5% - Komposisi lemak jenuh : lemak tidak jenuh tunggal : lemak tidak jenuh ganda = <7% : 4-9% :<10%. Penentuan kebutuhan karbohidrat, protein dan lemak dalam gram Kebutuhan karbohidrat dalam gram 6. - kebutuhan karbohidrat (kkal) = Persentase komposisi x - kebutuhan karbohidrat (gram) = kebutuhan karbohidrat 7

(kkal)/4 kkal - kebutuhan karbohidrat sederhana = contohnya : kebutuhan energi = 1200 kkal kebutuhan karbohidrat dalam kkal = 45-65% x 1200 kkal = 600-660 kkal kebutuhan karbohidrat dalam gram = 540-780 kkal/4 kkal = 135-195 gram kebutuhan karbohidrat sederhana dalam kkal = 5-10% x 1200 kkal = 60-120 kkal, kebtuhan karbohidrat sederhana dalam gram = 60-120 kkal /4 kkal = 15 30 gram kebutuhan karbohidrat kompleks dalam kkal = 40-55% x 1200 kkal =480 660 kkal kebutuhan karbohidrat kompleks dalam gram = 480-660 kkal/4 kkal = 120-165 gram Kebutuhan protein dalam gram 7. - kebutuhan protein (kkal) = persentase komposisi x - kebutuhan protein (gram) = kebutuhan protein (kkal)/4 kkal contohnya : kebutuhan energi = 1200 kkal - kebutuhan protein dalam kkal = 10-20% x 1200 kkal = 120-240 kkal kebutuhan protein dalam gram = 120-240 kkal/4 kkal = 30-60 gram Kebutuhan lemak dalam gram 9. - kebutuhan lemak (kkal) = persentase komposisi x - kebutuhan lemak (gram) = kebutuhan protein (kkal)/9 kkal - kebutuhan lemak jenuh (kkal) = <7% x kebutuhan energi (kkal) -kebutuhan lemak jenuh (gram) = kebutuhan lemak jenuh (kkal) / 9 kkal - kebutuhan lemak tidak jenuh tunggal (kkal) = 4-9% x - kebutuhan lemak tidak jenuh tunggal (gram) = kebutuhan lemak tidak jenuh (kkal)/9 kkal - kebutuhan lemak tidak jenuh ganda (kkal) = <10 % x - kebutuhan lemak tidak jenuh ganda (gram) = kebutuhan lemak tidak jenuh ganda (kkal)/9 kkal contohnya : kebutuhan energi = 1200 kkal - kebutuhan lemak dalam kkal = < 20-25% x 1200 kkal = < 240-300 kkal - kebutuhan lemak dalam gram = < 240-300 kkal/9 kkal = < 26,67-33,33 gram - kebutuhan lemak jenuh (kkal) = <7% x 1200 kkal = <84 kkal - kebutuhan lemak jenuh (gram) = <84 kkal/9 kkal = <9,33 gram - kebutuhan lemak tidak jenuh tunggal (kkal) = 4-9% x 8

1200 kkal = 48-108 kkal - kebutuhan lemak tidak jenuh tunggal (gram) = 48-108 kkal/9 kkal = 5,33-12 gram - kebutuhan lemak tidak jenuh ganda (kkal) = <10% x 1200 kkal = <120 kkal - kebutuhan lemak tidak jenuh ganda (gram) = <120 kkal/9 kkal = <13,33 gram Membagi kebutuhan karbohidrat, protein dan lemak dalam waktu makan 9. - Makanan utama terbagi atas : makan pagi : 20%, makan siang : 30%, makan sore : 25% - Makanan selingan terbagi atas : snak pagi : 10%, snak sore :15%, -contohnya : kebutuhan karbohidrat = 150 gram - kebutuhan karbohidrat dalam makanan utama terdiri atas : makan pagi = 20% x 150 gram =30 gram makan siang = 30% x 150 gram = 45 gram makan sore = 25% x 150 gram = 37,5 gram - kebutuhan karbohidrat dalam makanan selingan terdiri dari : snak pagi = 10% x 150 gram = 15 gram snak sore = 15% x 150 gram = 22,5 gram Menentukan jenis-jenis makanan yang dapat dikonsumsi dalam setiap waktu makan 10. - Jenis-jenis makanan yang dianjurkan untuk pada pasien DM adalah : - indeks glisemis rendah dan beban glisemis rendah Pembagian indeks glisemis (GI) : rendah = GI <55, contohnya : apel, wortel rebus, fruktosa, kacang-kacangan, susu skim, yogurt rendah lemak intermediate = GI :55-70, contohnya : pasta, roti putih, sukrosa, pisang tinggi = GI >70, contohnya : kentang panggang, madu, bagel Pembagian beban glisemis (GL) : rendah = GL <15, contohnya : wortel rebus, susu skim, yogurt rendah lemak,madu, sukrosa, roti putih intermediate = GL :15-20, contohnya : spaghetti,pisang tinggi = GL>20, contohnya : pasta, jagung, bagel, kentang panggang Melakukan edukasi gizi 11. -Pasien sebaiknya memiliki waktu makan 5-6 kali yang terdiri atas 3 kali makanan utama (pagi, siang dan sore) serta 2-3 kali makanan selingan (snak pagi, sore dan malam). - asupan karbohidrat sederhana seperti gula pasir tidak boleh lebih dari 10% kebutuhan energi. - Pasien makan sesuai dengan porsi yang dianjurkan -Pasien makan sesuai dengan jenis bahan makanan yang dianjurkan yaitu rendah glisemis indeks dan rendah beban glisemis 9

KETERAMPILAN PENGATURAN DIET PADA PASIEN OBESITAS Pendahuluan Prevalensi obesitas di Indonesia saat ini mengalami peningkatan. Orang dewasa yang obesitas berisiko untuk mengidap beberapa penyakit kronis non infeksi tertentu. Penyakti tersebut dapat berupa diabetes melitus tipe II, hipertensi, stroke, penyakit jantung koroner, dan sebagainya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengaturan diet yang tepat pada pasien obesitas. Diet yang diberikan pada pasien obesitas bertujuan untuk mengurangi kadar lemak dalam tubuh. Untuk mencapainya perlu pengaturan diet yang benar sehingga tidak akan menimbulkan efek yang tidak diharapkan. Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengaturan diet pada pasien obesitas secara tepat dan benar. Tujuan Instruksional Khusus 1. Mampu menentukan kebutuhan energi sesuai dengan status gizi pasien 2. Mampu menentukan komposisi makronutrien dari kebutuhan energi 3. Mampu menentukan kebutuhan karbohidrat, protein dan lemak dalam gram 4. Mampu membagi kebutuhan makronutrien dalam waktu makan 5. Mampu menentukan jenis-jenis makanan yang dapat dikonsumsi dalam setiap waktu makan 6. Mampu memberikan edukasi gizi pada pasien Media dan Alat Bantu Pembelajaran 1. Buku panduan belajar pengaturan diet pada pasien obesitas 2. Food model. 10

3. Leaflet pengaturan diet pada pasien obesitas Metode Pembelajaran 1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar. 2. Ceramah. 3. Diskusi 4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi) Deskripsi Kegiatan : Pengaturan diet pada pasien obesitas. Kegiatan Waktu Deskripsi 1. Pengantar 5 menit Pengantar 2.Melakukan demonstrasi 15 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa 2.Seorang instruktur melakukan demonstrasi menentukan kebutuhan energi sesuai dengan berat badan ideal pasien. Mahasiswa menyimak dan mengamati. 3. Kemudian dilanjutkan dengan menentukan komposisi makronutrien yaitu karbohidrat, protein dan lemak. 4. Menentukan kebutuhan karbohidrat, protein dan lemak dalam gram. 5. Membagi kebutuhan makronutrien dalam waktu makan 6. Menentukan jenis-jenis makanan yang dapat dikonsumsi dalam setiap waktu makan 7. Memberikan edukasi gizi pada pasien dengan menggunakan food model yang ada serta leaflet untuk pasien obesitas 8.Mahasiswa menyimak dan mengamati. 9. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan instruktur memberikan penjelasan tentang aspek-aspek yang penting. 10. Mahasiswa dapat memperhatikan dan menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dan instruktur menanggapinya. 11

3. Praktek bermain peran dan umpan balik 25 menit 1.Setiap mahasiswa akan melakukan pengaturan diet pada pasien obesitas dengan contoh kasus yang ada. 2.Instruktur berkeliling diantara mahasiswa dan melakukan supervisi menggunakan check list 3. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satu kali. 4. Curah pendapat / diskusi 5 menit 1. Curah pendapat/diskusi dengan menanyakan apakah ada kesulitan dalam melakukan pengukuran, apakah ada yang belum dimengerti dalam keterampilan ini dan lain-lain. 2. Instruktur menyimpulkan dengan menjawab pertanyaan terakhir dan memperjelas hal-hal yang masih belum dimengerti. Total waktu 50 menit PENUNTUN BELAJAR PENGATURAN DIET PADA PASIEN OBESITAS PENUNTUN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KLINIK PENGATURAN DIET PADA PASIEN OBESITAS No Langkah/kegiatan Kasus Medical consent 1. Sapalah pasiendan keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri anda serta tanyakan keadaannya. 2. Berikan informasi umum kepada pasiendan keluarganya tentang tujuan dan cara pengaturan diet. 3. Jelaskan tentang target yang dikehendaki sesuai dengan waktu yang dibutuhkan Penentuan kebutuhan energi 4. - Kebutuhan energi berdasarkan status gizi (IMT) : 1200-1500 kkal untuk obeis 2 1000-1200 kkal untuk obeis 1 Penentuan komposisi makronutriendari kebutuhan energi 5. - Komposisi makronutrien terdiri dari karbohidrat : protein : lemak yaitu = 50-55% : 15-25% : <30% - Komposisi karbohidrat sederhana : kompleks = 5-10% : 45-50% - Komposisi lemak jenuh : lemak tidak jenuh tunggal : lemak tidak jenuh ganda = 8-10% : 15% :10%. Penentuan kebutuhan karbohidrat, protein dan lemak dalam gram Kebutuhan karbohidrat dalam gram 6. - kebutuhan karbohidrat (kkal) = Persentase komposisi x 12

- kebutuhan karbohidrat (gram) = kebutuhan karbohidrat (kkal)/4 kkal - kebutuhan karbohidrat sederhana = contohnya : kebutuhan energi = 1200 kkal kebutuhan karbohidrat dalam kkal = 50-55% x 1200 kkal =600-660 kkal kebutuhan karbohidrat dalam gram = 600-660 kkal/4 kkal = 150-165 gram kebutuhan karbohidrat sederhana dalam kkal = 5-10% x 1200 kkal=60-120 kkal, kebtuhan karbohidrat sederhana dalam gram = 60-120 kkal /4 kkal = 15 30 gram kebutuhan karbohidrat kompleks dalam kkal = 45-50% x 1200 kkal =540 600 kkal kebutuhan karbohidrat kompleks dalam gram = 540-600 kkal/4 kkal = 135-150 gram Kebutuhan protein dalam gram 7. - kebutuhan protein (kkal) = persentase komposisi x - kebutuhan protein (gram) = kebutuhan protein (kkal)/4 kkal contohnya : kebutuhan energi = 1200 kkal - kebutuhan protein dalam kkal = 15-25% x 1200 kkal = 180-300 kkal kebutuhan protein dalam gram = 180-300 kkal/4 kkal = 45-75 gram Kebutuhan lemak dalam gram 9. - kebutuhan lemak (kkal) = persentase komposisi x - kebutuhan lemak (gram) = kebutuhan protein (kkal)/9 kkal - kebutuhan lemak jenuh (kkal) = 8-10% x kebutuhan energi (kkal) -kebutuhan lemak jenuh (gram) = kebutuhan lemak jenuh (kkal) / 9 kkal - kebutuhan lemak tidak jenuh tunggal (kkal) = 15% x - kebutuhan lemak tidak jenuh tunggal (gram) = kebutuhan lemak tidak jenuh (kkal)/9 kkal - kebutuhan lemak tidak jenuh ganda (kkal) = 10 % x - kebutuhan lemak tidak jenuh ganda (gram) = kebutuhan lemak tidak jenuh ganda (kkal)/9 kkal contohnya : kebutuhan energi = 1200 kkal - kebutuhan lemak dalam kkal = < 30% x 1200 kkal = < 360 kkal - kebutuhan lemak dalam gram = < 360 kkal/9 kkal = < 40 gram - kebutuhan lemak jenuh (kkal) = 8-10% x 1200 kkal = 96 13

kkal - kebutuhan lemak jenuh (gram) = 96 kkal/9 kkal = 10,67 gram - kebutuhan lemak tidak jenuh tunggal (kkal) = 15% x 1200 kkal = 180 kkal - kebutuhan lemak tidak jenuh tunggal (gram) = 180kkal/9 kkal = 20 gram - kebutuhan lemak tidak jenuh ganda (kkal) = 10% x 1200 kkal = 120 kkal - kebutuhan lemak tidak jenuh ganda (gram) = 120 kkal/9 kkal = 13,33 gram Membagi kebutuhan karbohidrat, protein dan lemak dalam waktu makan 9. - Makanan utama terbagi atas : makan pagi : 20%, makan siang : 30%, makan malam : 25% - Makanan selingan terbagi atas : snak pagi : 10%, snak sore :15%, -contohnya : kebutuhan karbohidrat = 150 gram - kebutuhan karbohidrat dalam makanan utama terdiri atas : makan pagi = 20% x 150 gram =30 gram makan siang = 30% x 150 gram = 45gram makan malam = 25% x 150 gram = 37,5 gram - kebutuhan karbohidrat dalam makanan selingan terdiri dari : snak pagi = 10% x 150 gram = 15 gram snak sore = 15% x 150 gram = 22,5 gram Menentukan jenis-jenis makanan yangdapat dikonsumsi dalam setiap waktu makan 10. - Jenis-jenis makanan yang dianjurkan untuk pada pasien obesitas adalah : Karbohidrat kompleks yang tinggi serat, lemak tidak jenuh tunggal dan ganda serta protein Karbohidrat sederhana dikurangi (<10% dari kebutuhan energi) - karbohidrat sederhana : gula pasir, madu -karbohidrat kompleks : nasi putih, oatmeal, biji-bijian - lemak jenuh : minyak kelapa -lemak tidak jenuh tunggal : minyak zaitun -lemak tidak jenuh ganda : minyak ikan, ikan laut -protein : daging ikan, daging ayam, putih telur Melakukan edukasi gizi 11. -Pasien sebaiknya memiliki waktu makan 5-6 kali yang terdiri atas 3 kali makanan utama (pagi, siang dan malam) serta 2-3 kali makanan selingan (snak pagi, sore dan malam). - tidak boleh menunda makan karena dapat menimbulkan gejala-gejala dispepsia - Pasien makan sesuai dengan porsi yang dianjurkan -Pasien makan sesuai dengan jenis bahan makanan yang dianjurkan - penurunan BB yang dianjurkan adalah 0,5-1 kg/minggu 14

sehingga maksimal dalam 1 bulan dapat turun 2-4 kg. 15