BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peran komite sekolah dalam pengelolaan pendidikan di tingkat sekolah sangat dibutuhkan. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam pengelolaan pendidikan membuat keberadaan komite sekolah yang mampu melaksanakan peran-perannya menjadi salah satu unsur penting dalam pengelolaan pendidikan pada tingkat sekolah. Peran komite sekolah dibutuhkan sejak perencanaan program sekolah hingga tahap evaluasi sebagai wujud untuk menciptakan sekolah yang mandiri, efektif, efisien, dan akuntabel. Komite sekolah merupakan lembaga mandiri yang beranggotakan wali murid, komunitas sekolah serta masyarakat peduli pendidikan. Penerapan MBS dalam pengelolaan pendidikan di Indonesia membutuhkan keberadaan komite sekolah yang aktif sebagai wadah keterlibatan masyarakat. Fungsi komite sekolah secara umum adalah memberikan pertimbangan manajerial kepada sekolah dan menjadi jembatan komunikasi antara masyarakat dan sekolah. Dengan fungsinya tersebut, komite sekolah diharapakan mampu mendorong upaya peningkatan mutu pelayanan pendidikan. Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, 1
pengawasan, dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah. 1 Kondisi persaingan antar sekolah yang kian ketat untuk mewujudkan sekolah yang berprestasi, dan munculnya berbagai kebijakan mengenai perbedaan alokasi dana untuk jenis-jenis sekolah tertentu, membuat peran komite sekolah sebagai mitra kerja sekolah sangat diperlukan. Sehingga keberadaan komite sekolah yang mengerti dan mampu melaksanakan perannya akan menjadi kekuatan dalam pengelolaan sekolah dalam mengahadapi kondisi tersebut. Peran komite sekolah yang terlaksana dengan baik juga menjadi indikator adanya hubungan komunikasi dan kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat. Pengelolaan pendidikan dengan MBS mendasari terbentukanya komite sekolah dengan berbagai perannya yang harus dilaksanakan. Sebagai wujud tanggung jawab dalam upaya peningkatan mutu pelayanan pendidikan peranperan tersebut antara lain : 1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan. 2. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. 3. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. 4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan. 2 Komite sekolah melalui peran-perannya diharapakan mampu mendorong peningkatan mutu dalam penyelenggaraan pendidikan di tingkat sekolah. Untuk 1 Indonesia, Pasal 56 ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, hal. 26 2 Indonesia, Lampiran II Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002 Tanggal 2 April 2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, hal 7 2
mewujudkan komite sekolah yang mampu menjadi rekan bagi sekolah, maka dibutuhkan komite sekolah yang memahami dan mampu melaksanakan perannya dengan baik. Komite sekolah sebagai lembaga mandiri yang dibentuk untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan, proses pembentukan dan unsurunsurnya diatur secara jelas dalam lampiran Keputusan Menteri Pendidikan (Kepmendiknas) Nomor 044-U-2002 tentang Dewan pendidikan dan Komite Sekolah. Dalam Kepmendiknas tersebut diatur bahwa pengurus komite sekolah dapat berasal dari berbagai unsur diantaranya, orang tua wali peserta didik, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, dunia usaha, organisasi profesi tenaga pendidikan, wakil alumni, wakil peserta didik, yayasan pendidikan apabila sekolah tersebut merupakan sekolah swasta. Unsur guru dapat pula dilibatkan dalam kepengurusan komite sekolah, namun dengan syarat maksimal tiga orang. Keberadaan komite sekolah juga harus memenuhi syarat tertentu, diantaranya komite sekolah harus memiliki Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) sebagai landasan dalam melaksanakan peran-perannya. Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan bagian dari jalur pendidikan formal yang termasuk dalam jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sehingga pengelolaannya menggunakan MBS. Sebagai lembaga pendidikan yang menerapkan MBS, SMA membutuhkan peran komite sekolah untuk mendorong dan mendukung pelaksanaan program-program sekolah dalam melayani masyarakat. 3
SMA PGRI 1 Temanggung adalah salah satu SMA Swasta tertua yang didirikan di Kabupaten Temanggung. SMA ini berdiri sejak tahun 1980. Pengakuan terhadap sekolah ini ditandai dengan diterbitkannya Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan provinsi Jawa Tengah Nomor : 001/103/H.83. Sebagai satu-satunya SMA Swasta di Kabupaten Temanggung yang telah melayani masyarakat selama 34 tahun, SMA ini tentu sudah mengalami berbagai fase dalam perjalananya. Kemampuannya untuk tetap bertahan ditengah persaingan antar sekolah yang semakin ketat tentu membutuhkan keterlibatan komite sekolah melalui peran-perannya. Berdasarkan wawancara pendahuluan dengan karyawan, guru, dan anggota komite sekolah di SMA PGRI 1 Temanggung, ditemukan beberapa gejala problematis tentang peran komite sekolah di SMA tersebut, diantaranya : 1. Susunan anggota dalam organisasi komite sekolah tidak sesuai dengan dengan Kepmendiknas Nomor 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. 2. Beberapa anggota komite sekolah tidak mengerti peran-peran komite sekolah. 3. Pemecahan masalah yang dialami oleh sekolah beberapa dilakukan oleh kepala sekolah dengan guru dan karyawan tanpa meminta pertimbangan pada komite sekolah. 4. AD dan ART komite sekolah disusun oleh tata usaha sekolah. Beberapa gejala problematis di atas menunjukan adanya masalah. Melihat hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang Peran Komite Sekolah di 4
SMA PGRI 1 Temanggung. Penelitian diharapkan mampu menjelaskan peran komite sekolah sebagai lembaga yang dibentuk untuk mendorong peningkatan mutu pelayanan di SMA PGRI 1 Temanggung secara jelas. 1.2. Fokus Penelitian SMA PGRI 1 Temanggung kini berada di tengah kondisi pendidikan yang penuh dengan persaingan. Pesaing SMA PGRI 1 Temanggung tidak hanya datang dari SMA lain yang berada di Kabupaten Temanggung, namun juga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang saat ini telah didirikan hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Temanggung. Kondisi ini menyebabkan calon peserta didik yang berasal dari kota kecamatan di Kabupaten Temanggung memilih untuk melanjutkan pendidikan di sekolah yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya. Sebagai SMA yang mayoritas siswanya berasal dari kota kecamatan, hal tersebut mengakibatkan siswa yang masuk ke SMA PGRI 1 Temanggung jumlahnya semakin berkurang. Keberadaan komite sekolah dalam kondisi seperti ini sangat penting. Komite sekolah dibutuhkan sebagai mitra kerja sekolah yang mampu memberikan masukan, pertimbangan, dan pengawasan. Sebagai mitra kerja sekolah, kemampuan komite sekolah dilihat melalui pelaksanaan peran-perannya. Peran yang sanggup dilaksanakan akan membantu sekolah dalam mengahadapi persaingan demi keberlangsungan sekolah jangka panjang. Untuk mengetahui upaya komite sekolah dalam melaksankan peran-perannyanya, maka fokus masalah dalam penelitian ini adalah peran Komite Sekolah SMA PGRI 1 Temanggung dalam penyelenggaraan pendidikan di SMA PGRI 1 Temanggung. 5
1.3. Rumusan Masalah Untuk mengetahui keterlibatan komite sekolah dalam pengelolaan SMA PGRI 1 Temanggung, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran komite sekolah di SMA PGRI 1 Temanggung? 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1.4.1. Mendeskripsikan secara kualitatif peran komite sekolah di SMA PGRI 1 Temanggung. 1.4.2. Mengevaluasi peran komite sekolah di SMA PGRI 1 Temanggung. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini hendak menemukan makna dibalik fenomena sosial berdasarkan pendapat Engkoswara dan Aan Komariah : Pembentukan Dewan/Komite Sekolah yang berfungsi sebagai wadah untuk menampung aspirasi dan kebutuhan stekholder sekolah, serta badan yang berfungsi untuk membantu sekolah meningkatkan kinerjanya bagi terwujudnya layanan pendidikan dan hasil belajar yang bermutu 3 1.5.2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi kepentingan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang pendidikan. b. Memberikan bahan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang komite sekolah. 296. 3 Engkoswara dan Aan Komariah, 2010, Administrasi Pendidikan, Alfabeta, Bandung, hal. 6
c. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan terutama bagi upaya peningkatan mutu sekolah melalui peran komite sekolah bagi SMA lain. 1.4. Keterbatasan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari berbagai kendala yang akhirnya menyebabkan adanya keterbatasan. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti mengalami kesulitan untuk melaksanakan penelitian di beberapa sekolah di Kabupaten Temanggung. Kendala yang dialami menyangkut perolehan ijin dan jarak yang sangat jauh dikarenakan luas wilayah dan kondisi geografis Kabupaten Temanggung. Hal ini menyebabkan jangkauan peneliti hanya terbatas pada satu SMA saja. Keterbatasan tersebut membuat unit analisis dalam penelitian ini juga tidak terlalu luas. Selain hal tersebut penelitian ini juga hanya terfokus pada peran komite sekolah sebagai salah satu unsur penting dalam pengelolaan sekolah di Indonesia. Seluruh keterbatasan tersebut juga didukung oleh keterbatasan waktu dan biaya serta kemampuan penulis yang masih rendah untuk meneliti permasalahan lain yang berkaitan dengan pengelolaan sekolah di SMA PGRI 1 Temanggung. 7