BAB V KONSEP PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERANCANGAN

Gambar 6.1 Konsep Hasil Perumusan Pendekatan Konsep Sumber : Analisa Penulis

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

Bab V Konsep Perancangan

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

- BAB. V - RUANG DAN BENTUK KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Perancangan Tapak Konsep Penzoningan Tapak TAMAN/ PUBLIK

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

Structure As Aesthetics of sport

BAB IV: KONSEP. c) Fasilitas pendukung di hotel (event-event pendukung/pengisi kegiatan kesenian di hotel)

BAB V KONSEP. Tabel Pemintakatan Tapak No Zona Nama Bangunan Besaran (%) 1 Publik Bangunan Utama Pedodonti Area parkir

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Gambar Konsep zonasi Sumber : analisis penulis

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN UMUM

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku

Bab V Konsep Perancangan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

PENERAPAN MIXED USE PADA PERANCANGAN PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DI SURAKARTA

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN LRT

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB VI KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN RUMAH RETRET di KALIURANG, SLEMAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Pembahasan yang dikemukakan dalam bagian bab ini ditujukan untuk

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB VI KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

RUMAH RETRET DI YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN.. CATATAN DOSEN PEMBIMBING.. HALAMAN PERNYATAAN PRAKATA..

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perancangan Apartemen Sewa untuk Keluarga Baru (ASKB) ini

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. RESPON KONTEKS DAN KONSEP UMUM Konsep umum dari bangunan terdiri dari beberapa teori yang mencakup Building Shape, Building Context, dan Building Function. Dalam fungsinya sebagai coworking space bangunan harus dapat mewadahi kegiatan-kegiatan kreatif yang ada di dalamnya. Selain itu bangunan harus didesain dengan menarik sebagai elemen penarik pengunjung. Dan bangunan harus mampu menjawab respon terhadap lingkungan, di dalam konteks perancangan ini yaitu lingkungan area Taman Kuliner Condongcatur. Gambar 5.1 Skema Dasar Perancangan (sumber: Analisis 2016) Berikut merupakan pemaparan analisis respon terhadap konteks dalam perancangan coworking space ini: 1. Ekonomi Perancangan coworking space ini bertujuan meningkatkan kembali nilai ekonomi dari kawasan Taman Kuliner Condongcatur. Kondisi Taman Kuliner Condongcatur sekarang ini bisa dikatakan relatif buruk, pengunjung taman kuliner sehari-hari tidak pernah mencapai jam sibuknya dan kawasan ini ramai hanya saat diselenggarakan event-event tertentu (Contohnya : FKY). Untuk itu dengan dikembangkannya coworking space dan creative event space pada area ini diharapkan dapat menghidupkan kembali kawasan Taman Kuliner Condongcatur dan meningkatkan nilai jual komersial pada kawasan ini. 2. Sosial Perancangan coworking dan creative event space yang terintegrasi dengan kawasan taman kuliner diharapkan dapat menjadi tempat terjadinya interaksi kreatif para penggiat industri kreatif di Yogyakarta. Dan dengan adanya event space yang sekaligus menjadi ruang terbuka hijau pada kawasan ini dapat menjadi wadah masyarakat sekitar dalam bersosialisasi dan berekreasi. 76

3. Budaya Penyediaan ruang kreatif diharapkan dapat ikut mengembangkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif di Indonesia. Dengan disediakannya ruang untuk mengembangkan industri kreatif di Yogyakarta diharapkan para penggiat industri kreatif lebih bersemangat untuk mengembangkan dan melestarikan budaya-budaya kreatifitas yang telah ada sekarang. Perancangan coworking dan event kreatif space ini diharapkan dapat menjadi identitas dari perkembangan industri kreatif yang ada di Yogyakarta. 4. Pendidikan Dengan adanya coworking space diharapkan akan memicu inovasi-inovasi baru dalam bidang industri kreatif, digital, seni maupun budaya. Gambar 5.2 Skema Konsep (sumber: Analisis 2016) Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dan penggabungan teori yang ada, maka disusunlah konsep utama pada desain perancangan bangunan ini yaitu: 1. Creative Interaction Space: Perancangan coworking space diharapkan dapat menciptakan sebuah tempat yang memunculkan ide-ide kreatif baru dan ikut mendorong perkembangan industri kreatif yang ada di Yogyakarta. Kehadiran bangunan ini diharapkan dapat menjadi sebuah wadah interaksi kreatif dan ikon kreativitas di Yogyakarta. 77

Gambar 5.3 Penjabaran Konsep Kreatif (sumber: Analisis 2016) 2. Supreeme Based Design: Konsep yang kedua adalah dengan memberikan desain yang dapat menjadi ikon baru dari area tersebut. Dengan adanya desain yang ikonik, maka masyarakat diharapkan akan tertarik untuk datang dan dapat menghidupkan kembali aktivitas area Taman Kuliner Condongcatur. Konsep ikonik selanjutnya akan dipaparkan dalam penataan dan bentukan massa. 3. Integrated Space Integrasi antara bangunan yang baru dengan lingkungan yang ada sebelumnya menjadi poin penting dalam desain perancangan. Keberadaan bangunan baru dalam tapak harus tetap terintegrasi dengan kondisi eksisting dalam area Taman Kuliner sehingga terjadi simbiosis mutualisme antara elemen baru dengan elemen eksisting dan tujuan perancangan dapat tercapai. Integrasi ruang akan dipaparkan kembali pada konsep organisasi ruang dan layering. 5.2. KONSEP KEGIATAN Kegiatan yang diwadahi dalam area ini adalah kegiatan administrasi coworking space, kegiatan bekerja oleh user coworking space, kegiatan penjual pada area taman kuliner, pengunjung taman kuliner, pengunjung open space, dan kegiatan event kreatif. Berikut adalah rencana program jam operasional pada area ini. 78

Gambar 5.4 Rencana jam operasional kegiatan (sumber: Analisis 2016) Keterangan: Kegiatan komersial kios tamkul Pegawai dan administrasi coworking space Operasional coworking space Event Space Open Space 5.3. KONSEP ORGANISASI RUANG & LAYERING 5.3.1. Zonasi Dalam konsep ini, segala studiprogramatik mulai diolah penataannya di dalam tapak. Ruang yang terhitung dikelompokkan berdasarkan beberapa block dengan fungsi antara lain, area bekerja, area pertemuan, area pendukung, dan area terbuka (umum). Selain berdasarkan fungsi pembagian zonasi juga mempertimbangkan tingkat privasi dari penggunanya. Zonasi bangunan dipengaruhi oleh faktor karakteristik aktifitas di setiap zona serta respon karakter interaksi yang terjadi di dalamnya. 1. Zonasi Vertikal Secara vertikal kebutuhan akan ruang aktivitas utama bersifat openplan tersusun menyeluruh dari awal hingga akhir. Desain openplan menjadi elemen utama dalam pencapaian keterbukaan sebagai dalam prinsip coworking space. Ruang-ruang penunjang saling terintegrasi dalam pencapaian kemenerusan interaksi yang terjadi dalam bangunan. 79

Zonasi vertikal dibedakan berdasarkan karakter tingkatan privasi serta tingkat kebisingan dalam bangunan. Gambar 5.5 Konsep zonasi vertikal bangunan (sumber: Analisis 2016) 2. Zonasi Horisontal Untuk zonasi horizontal, dibedakan berdasarkan tingkat privasi mulai dari public, semi public, servis/pengelola. Untuk zona public terletak di bagian terluar supaya mudah diakses oleh masyarakat umum, lalu diteruskan untuk zona semi publik sebagai ruang transisi menuju area privat. Bila tidak dimungkinkan terjadinya kemenerusan secara horizontal maka dapat dilanjutkan secara vertikal. Gambar 5.6 Konsep zonasi bangunan (sumber: Analisis 2016) 5.3.2. Hubungan Ruang Pada bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai kebutuhan ruang pada suatu coworking space. Dalam perancangan coworking space ini dibedakan menjadi empat zonasi yaitu working space, meeting space, supporting space, dan area servis. Lalu pada setiap perpindahan area disediakanlah ruang interaksi setiap penggunanya supaya mewadahi terjadinya interaksi kreatif antar pengguna coworking. 80

Gambar 5.7 Skema Organisasi Ruang dan Sirkulasi (sumber: Analisis 2016) 5.3.3. Integrasi Antar Ruang Sebagai wadah untuk aktivitas aktif yang sangat mengedepankan kolaborasi antar pelaku, konsep integrase ruang dibuat agar setiap ruang dapat saling terbuka dan berinteraksi secara visual. Penggunaan ruang interaksi yang bersifat terbuka dengan partisi yang dapat disesuaikan dengan tingkat privasi dapat mencapai tujuan keterbukaan ruang tanpa mengesampingkan aspek privasi setiap pengguna coworking. Untuk membedakan jenis ruang-ruang yang terikat dalam satu ruang openplan, digunakan permainan skala ruang seperti permainan ketinggian plafon maupun lantai dan dengan penggunaan material yang berbeda-beda disesuaikan dengan kharakter masingmasing ruang. 81

Gambar 5.8 Integrasi antar ruang (sumber: Analisis 2016) 5.4. KONSEP EKSTERIOR DAN INTERIOR BANGUNAN Konsep eksterior dan interior bangunan mengedepankan interaksi kreatif yang terjadi di dalamnya. Baik itu antar pengguna, pengguna dengan bangunan, maupun bangunan dengan aspek ruang luar. Untuk itu perlu diciptakan sebuah hubungan interaksi antar ruang yang ada. Sehingga dapat mendorong terbentuknya ide-ide kreatif serta inspirasi bagi para penggunanya. Untuk mencapai konsep yang telah dirumuskan, maka disusunlah beberapa strategi desain. a. Integrasi bangunan dengan elemen lansekap Untuk menciptakan interaksi kreatif dalam bangunan dengan elemen ruang luar dibentuklah konsep creativescape yaitu creative landscape dan atau creative and escape. Ditujukan untuk user dapat kabur sejenak dari kejenuhan saat bekerja, atau tidak merasa jenuh sama sekali karena tidak ada suasana formal saat bekerja. Hal ini diwujudkan dengan cara pengaburan batas-batas ruang antara ruang dalam dengan elemen ruang luar bangunan. Gambar 5.9 Integrasi ruang luar ruang dalam 82

b. Penyediaan meeting point sebagai area interaksi kreatif Dalam setiap transisi antar fungsi ruang disediakan sebuah ruang interaksi untuk mendorong sosialisasi antar pengguna supaya tercipta sebuah interaksi kreatif dan dapat menghasilkan ide-ide baru serta memacu kreatifitas. Gambar 5.10 Penyediaan ruang interaksi kreatif c. Pembentukan ruang yang fleksibel dan terbuka Untuk menjaga interaksi antar pengguna maka pembentuk ruang yang ada di desain secara tidak permanen dan dapat disesuaikan dengan fungsi kegiatan serta tingkatan privasi yang ada. Hal ini untuk menghindari eksklusifitas dalam sebuah coworking space dan menjaga aspek berbasis komunitas dalam sebuah coworking space. 83

Gambar 5.11 fleksibilitas ruang d. Massa dan fasad bangunan Memiliki fungsi sebagai bangunan komersial Coworking Space di desain dengan bentuk bangunan yang iconic. Hal ini untuk menuningkatkan daya jual kawasan yang merupakan kawasan komersil yang harus menarik pengunjung supaya kawasan tersebut tetap hidup. Hal yang terjadi pad ataman kuliner sekarang ini bangunan tidak memiliki kharakter yang menonjol, menjadikan kurangnya daya tarik pengunjung untuk mengunjungi kawasan ini. Padahal potensi yang dimiliki kawasan taman kuliner sangat tinggi. Desain bangunan yang akan dirancang harus tetap dapat bersinergi dengan bangunan eksisting yang ada. Dan dengan menambahkan elemen desain arsitektural pada eksisting yang tersisa. 84

Gambar 5.12 Rencana tatanan massa Area berwarna kuning merupakan area bangunan eksisting yang disisakan, dan akan dikembangkan dengan menambahkan elemen desain arsitektural. Untuk area berwarna hijau merupakan area rencana pengembangan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai plasa dan tempat penyelenggaraan event-event kreatif pada ruang terbuka. Area yang berwarna putih merupakan area bangunan coworking space akan dikembangkan. Gambar 5.13 Rencana pengembangan bangunan Fasad bangunan didesain dengan atraktif supaya menjadi suatu daya tarik dari bangunan. Dengan desain yang menarik diharapkan akan banyak pengunjung yang akan datang, dan juga sebagai elemen pendorong kreativitas dari para pengunjungnya. Selain menjadi elemen estetika desain fasad juga dapat digunakan sebagai pengontrol cahaya, serta udara yang akan dimasukkan ke dalam bangunan. Beberapa strategi desain fasad, yaitu: Permainan massive void: menciptakan elemen massive dan void padabidang dinding exterior 85

Gambar 5.14 Elemen massive void pada dinding exterior Double façade: menggunakan panel pembentuk fasad pada kulit terluar bangunan Gambar 5.15 Sistem double façade pada bangunan Untuk pemilihan warna yang akan digunakan, merupakan warna yang bersifat netral, serta warna-warna alami dari material bangunan itu sendiri. Beberapa bagian bangunan akan menggunakan warna pop untuk memberikan sebuah kontras pada suatu ruangan agar user tidak jenuh. Gambar 5.16 Rencana skema warna 86

5.5. KONSEP ALUR DAN SIRKULASI 5.5.1. Sirkulasi / Pencapaian bangunan Site perancangan coworking dan creative event space ini berada pada jalan kolektor, yaitu Jalan Anggajaya III. Dapat dicapai melalui 2 arah yaitu arah barat dan timur. Arah timur melalui Jl. Ring Road Utara dan Jalan Anggajaya I, sedangkan dari barat melalui Jalan Kaliurang. Sistem sirkulasi bangunan menggunakan sistem satu gerbang sebagai pertimbangan aspek control keamanan. Gambar 5.17 Sirkulasi utama menuju site 5.5.2. Sirkulasi dalam kawasan Sirkulasi dalam kawasan terbentuk dari koridor-koridor yang terbentuk dari susunan kios-kios eksisting yang ada. Serta akan didesain path dalam kawasan supaya mempermudah para user untuk menemukan tempat yang dituju. Gambar 5.18 Alur User 87

Gambar 5.19 Alur Staff 5.6. KONSEP LANSEKAP 5.6.1. Konsep secara umum Untuk menciptakan interaksi kreatif dalam bangunan dengan elemen ruang luar dibentuklah konsep creativescape yaitu creative landscape dan atau creative and escape. Ditujukan untuk user dapat kabur sejenak dari kejenuhan saat bekerja, atau tidak merasa jenuh sama sekali karena tidak ada suasana formal saat bekerja. Hal ini diwujudkan dengan cara pengaburan batas-batas ruang antara ruang dalam dengan elemen ruang luar bangunan Pengintegrasian antara rooftop dengan area terbuka hijau agar terjadi kesinambungan anatara elemen-elemen lansekap yang didesain. Gambar 5.20 Lansekap yang terkoneksi dengan bangunan 5.6.2. Konsep ruang terbuka Ditujukan sebagai event creative space yang ada di Yogyakarta, ruang terbuka yang ada harus dapat mewadahi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan industri kreatif yang diselenggarakan di Yogyakarta. Ruang terbuka juga harus dapat menjadi ruang interaksi kreatif untuk para penggunanya. 88

Gambar 5.21 Pemanfaatan ruang terbuka sebagai ruang event (sumber: pinterest.com, diakses Juni 2016) 5.6.3. Pemilihan vegetasi Dipilih vegetasi tropis dengan nilai estetika yang tinggi serta dapat difungsikan sebagai peneduh. Selain itu, juga dipilih tanaman perimbun yang difungsikan sebagai barrier suara. Beberapa tanaman juga diintregasikan ke dalam bangunan supaya menciptakan kesan sejuk dan asri. Gambar 5.22 Alternatif pilihan vegetasi (sumber: analisis penulis ) 5.7. KONSEP SISTEM BANGUNAN 5.7.1. Sistem pencahayaan Pencahayaan pada bangunan dibagi menjadi pencahayaan alami dan pencahayaan buata. Untuk ruangan yang tidak menerima bukaan akan diberikan pencahayaan buatan, sedangkan pencahayaan alami ditujukan untuk penghematan energy sekaligus sebagai elemen estetika bangunan. Gambar 5.23 Skema pencahayaan alami melalui bukaan bangunan (sumber: analisis penulis ) 89

5.7.2. Sistem penghawaan Penerapan sistem cross ventilation pada bangunan berperan dalam mengontrol panas yang ada di dalam bangunan. Udara panas yang masuk secara langsung disalurkan melalui lubang udara yang berhadapan dengan sisi lubang masuknya. Gambar 5.24 Skema cross ventilation (sumber: analisis penulis ) Selain penghawaan alami, bangunan coworking space juga menggunakan penghawaan buatan yaitu air conditioner. Hal ini ditujukan untuk menjaga kenyamanan user saat bekerja supaya produktifitas dan kreativitas tetap terjaga. 5.7.3. Sistem akustika Sistem akustika pada bangunan coworking space menggunakan sistem akustika alami serta buatan disesuaikan dengan kebutuhan fungsi dan ruang. Sistem akustika menjadi elemen yang cukup penting, kebisingan sangat berpengaruh terhadap kenyamanan kerja seseorang. Untuk itu beberapa sitem untuk mengatur kebisingan suatu bangunan yaitu antara lain: a. Vegetasi, pemanfaatan vegetasi yang rimbun dapat berfungsi sebagai pengahalang suara pada suatu bangunan. Namun, peletakan vegetasi harus diperhatikan supaya tidak mengurangi aspek visual yang ada pada bangunan. Selain berfungsi sebagai penghalang suara, peletakan vegetasi yang tepat dapat memperindah suasana pada elemen lansekap dan ikut memperindah suatu bangunan. Gambar 5.25 Skema penghalang kebisingan dengan vegetasi (sumber: analisis penulis ) 90

b. Absorber, untuk ruangan tertentu diperlukan adanya sistem akustika buatan, contohnya ruang aula serbaguna membutuhkan sistem peredam suara, supaya suara kegiatan yang sedang berlangsung pada aula tidak mengganggu kegiatan pada ruangan lainnya. 5.7.4. Sistem struktur Sistem struktur yang dipilih merupakan sistem gabungan antara sitem beton dan sistem baja. Struktur yang digunakan tidak semata menjadi elemen pembentuk dan penyokong bangunan, namun juga menjadi elemen estetika dari bangunan tersebut. Gambar 5.26 Sistem struktur baja (sumber: http://www.astudioarchitect.com/2012/10/sistem-konstruksi-baja-untuk-bangunan.html, diakses pada Juni 2016) 5.7.5. Konsep bahan dan finishing bangunan Material bangunan yang dipilih selain menjadi elemen penyusun bangunan juga berfungsi sebagai elemen estetika dari bangunan itu sendiri. Pemilihan material akan memperhatikan tekstur serta warna dari material tersebut. Gambar 5.27 Pilihan wall finishes (sumber: analisis penulis ) Gambar 5.28 Pilihan floor finishes (sumber: analisis penulis ) 91

5.7.6. Konsep utilitas bangunan Elemen sistem utilitas pada bangunan coworking space didesain pula sebagai elemen estetika dari suatu bangunan. Pipa-pipa air maupun instalasi listrik akan diekspos pada beberapa bagian bangunan untuk dijadikan sebagai elemen estetika suatu bangunan. Gambar 5.29 Elemen utilitas sebagai estetika bangunan (sumber: https://id.pinterest.com/pin/234890936793089256/) 92