BAB V KONSEP PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V KONSEP PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Makro Youth Business Park sebagai Pusat bisnis Industri Kreatif di Yogyakarta Youth Business Park sebagai alternatif tipologi area komersil yang baru, dimana tujuan dari pembangunannya bukan hanya untuk mencari profit ekonomi saja, tetapi lebih dari itu sebagai ruang untuk pendidikan non formal dan area terbuka publik bagi semua kalangan. Kawasan komersil ini juga dapat dijadikan sebagi percontohan bagi semakin banyaknya pusat perbelanjaan yang lebih banyak memasarkan prosuk produk asing dan hanya memikirkan profit ekonomi belaka tanpa mepertimbangkan keadaan sosial dan lingkungan sekitarnya. Selian itu, kawasan Youth Business Park juga diharapkan dapat menjadi embrio bagi berkembangnya pasar produk kreatif lokal yang berkualitas dan dapat dikembangkan untuk berbagai kota di Indonesia Konsep Perancangan Messo Youth Business Park sebagai ruang publik di Yogyakarta Sebagai sebuah ruang publik, Youth Business Park beradaptasi dengan bentuk ruang publik dalam konteks urban Yogyakarta. Sehingga, sebagai urban lansekap maka kawasan ini menjadi salah satu pembentuk ruang kota yang dapat memperkaya wajah kota Yogyakarta sebagai kota kreatif di Indonesia. Selain itu, kebiasaan masyarakat terutama anak muda berkumpul untuk sekedar bercengkrama ataupun membentuk suatu komunitas menjadi fenomena yang menarik untuk dimasukkan dalam desain kawasan Youth Business Park sebagai ruang publik untuk segala macam aktivitas kreatif di Yogyakarta Konsep Perancangan Mikro One Stop Creative Business Activity Pada kawasan Youth Business Park kita akan dibawa pada sebuah dunia bisnis kreatif dengan wahana wahana yang menceritakan sebuah proses dari produksi hingga konsumsi dalam satu waktu. 70

2 Begitu memasuki kawasan ini, akan ditemui kantor sebagai awal dari proses dan ide kreatif muncul, berlanjut dengan adanya pabrik kecil sebagai tempat produksi dari ide kreatif yang telah dimunculkan, lebih dalam lagi, akan ditemui area retail, foodcourt dan café sebagai tempat pemasaran produk hasil dari inovasi dan ide kreatif tersebut. Ruang terbuka hijau yang mengelilingi bangunan dimanfaatkan sebagai area bazaar / pameran yang dapat disewakan untuk event event yang berkaitan dengan industry kreatif dilengkapi dengan panggung untuk pertunjukkan dari hasil olah kreativitas. Selain itu, kawasan Youth Business Park juga dilengkapi dengan Industri kreatif Centre yang didalamnya terdapat pusat informasi dan galeri tentang Industri dan bisnis kreatif sehingga dapat menjadi area edukasi bagi anak muda. Semua kegiatan diatas dapat dilakukan pada bangunan ini, sehingga inilah yang dimaksud dengan konsep One Stop Creative Bussiness Activity Konsep Organisasi ruang Pada bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai kebutuhan, besaran, serta macam - macam fasilitas yang dibutuhkan. Dari data tersebut, dibuatlah matriks kedekatan ruang 1 untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antar ruang yang akan mempermudah pengelompokkan dan zonasi ruang serta akses dan sirkulasi. Gambar 48 : Parameter Kedekatan Ruang Sumber : Fabrication Laboratory di Yogyakarta, Zuardin Akbar, merupakan analisis untuk mempelajari hubungan antar ruang dengan fungsi yang berkaitan. Dengan menggunakan matriks, akan mempermudah pengelompokkan ruang ataupun zonasi ruang. Ruang ruang dengan fungsi berkaitan dikelompokkan dan diletakkan dalam satu area. Analisis ini juga mempermudah penentuan akses dan sirkulasi. 71

3 Secara umum, Matriks Hubungan ruang pada Youth Business Park sebagai berikut : Gambar 49 : Matriks Kedekatan ruang secara umum Pola Hubungan ruang secara umum Sumber : analisis penulis 1. Matriks Hubungan ruang pada area Kantor Sewa Gambar 50 : Matriks Kedekatan ruang Kantor Sewa Pola Hubungan ruang Kantor Sewa Sumber : analisis penulis Pada matriks diatas, kesimpulan yang dapat diambil ialah pada satu unit kantor sewa, dapat dibedakan fungsinya secara umum, yaitu area bekerja dan area servis. Kedekatan antar ruang nya cenderung dibedakan dari dua hal tersebut ( area service dan area kerja ). 2. Matriks Hubungan ruang pada area Retail Gambar 51 : Matriks Kedekatan ruang pada Retail Pola Hubungan ruang pada Retail Sumber : analisis penulis 72

4 Pada 1 unit area retail, hubungan antar ruangnya cenderung sangat dekat hingga cukup dekat. Hal ini dikarenakan luasan dan setting area yang tidak begitu besar. 3. Matriks Hubungan ruang pada area Food Court Gambar 52 : Matriks Kedekatan ruang pada Foodcourt Pola Hubungan ruang pada Foodcourt Sumber : analisis penulis Pada 1 stand food court, hubungan antar fungsi ruang sangat dekat. Sedangakn ruang bersama seperti area makan cenderung lebih jauh karena merupakan area bersama antara stand foodcourt. 4. Matriks Hubungan ruang pada area Mini Pabrik Gambar 53 : Matriks Kedekatan ruang pada Mini Pabrik Pola Hubungan ruang pada Mini Pabrik Sumber : analisis penulis Pada area mini pabrik, hubungan ruang terpenting ialah kedekatan antar ruang produksi dengan storage bahan baku dan bahan jadi. Sehingga terdapat efisiensi produksi. 73

5 5. Matriks Hubungan ruang pada area Kafetaria Gambar 54 : Matriks Kedekatan ruang pada Kafetaria Pola Hubungan ruang pada Kafetaria Sumber : analisis penulis Sebagai kafetaria, luasannya lebih besar dari stand foodcourt dan kebutuhan ruangnya lebih kompleks. Pada 1 unit kafetaria, sudah diberikan fasilitas lengkap. Dan pada kawasan Youth Business Park ini, terdapat beberapa kafetaria yang setiap unitnya memiliki ciri khas keunikan masing - masing. 6. Matriks Hubungan ruang pada Industri Kreatif Centre Gambar 55 : Matriks Kedekatan ruang pada Industri Kreatif Centre In Pola Hubungan ruang pada Industri Kreatif Centre Sumber : analisis penulis Industri Kreatif Centre ialah tempat dimana pengunjung pada bangunan dapat memperoleh informasi yang lengkap mengenai Industri Kreatif. Ditempat ini juga disediakan galeri untuk memajang hasil karya perkembangan Industri kreatif. Oleh karena itu, program ruang dan hubungan antar ruangnya sangat dekat dan menyatu. 74

6 7. Matriks Hubungan ruang pada fasilitas Pendukung Gambar 56 : Matriks Kedekatan ruang pada Fasilitas Pendukung Pola Hubungan ruang pada Fasilitas Pendukung Sumber : analisis penulis Fasilitas pendukung merupakan fasilitas yang ada di kawasan Youth Business Park diluar area utama. Hubungan ruangnya cenderung sangat jauh karena perletakkannya yang mencakup luas kawasan Konsep Eksterior dan Interior Bangunan Konsep Eksterior dan Interior pada bangunan Youth Business Park merupakan aplikasi dari konsep One Stop Creative Business Activity untuk membangun interaksi antar fungsi dan mengembangkan konsep smart yang diselaraskan dengan permainan lansekap agar terdapat kesatuan antara ruang dalam dan luar sehingga terjadi penyamaran batas antara ruang dalam dan luar. Untuk mencapai konsep tersebut, dipilihlah beberapa strategi desain yaitu : a. Integrasi ruang dalam ruang luar Sebagai bangunan multifungsi yang mengedepankan segala aktivitas bisnis industry kreatif dalam satu kawasan Youth Busines Park, integrasi antar ruang bangunan diwujudkan dengan membentuk interaksi spasial antar area yang memiliki fungsi berbeda. Sehingga siklus bisnis industri kreatif tidak terputus. Penyusunan ruang 75

7 dilakukan dengan penggabungan antara sirkulasi, ruang utama, dan ruang terbuka. Gambar 57 : Integrasi ruang dalam ruang luar b. Sekuen yang jelas antar Area Untuk menjebatani berbagai macam fungsi ruang dan massa bangunan pada kawasan Youth Business Park, maka sekuen antar ruang maupun massa didesain sejelas mungkin untuk membedakan kegunaan dari ruang dan massa bangunan. Adapun strategi desain yang dipilih yaitu : - Interior Pada desain interior sekuen diperjelas dengan permainan suasana yang ingin ditampilkan pada setiap area maupun ruangan pada Youth Business Park yang dibuat berbeda beda sesuai fungsinya. Selain itu, adanya sudut sudut antar area maupun ruang didesain agar dapat menarik pengunjung yang notabenenya anak muda. Gambar 58 : Suasana interior yang berbeda antar area 76

8 - Eksterior--- pemanfaatan jalur sirkuasi dan bentuk Strategi desain untuk sekuen yang jelas pada eksterior bangunan dilakukan dengan permainan fasad, pemanfaatan jalur jalur sirkulasi, serta permainan bentuk bangunan. Gambar 59 : Permainan fasad, bentuk massa, dan sirkulasi pada eksterior c. Massa dan Fasad Bangunan Sebagai kawasan dengan tipologi bangunan baru, Youth Business Park didesain dengan bentuk bangunan yang iconik. Hal ini untuk menunjang performa kawasan yang merupakan kawasan komersil yang harus menarik untuk dikunjungi agar kawasan tersebut tetap hidup. Selain itu, bentuk iconik juga berfungsi sebagia sarana marketing bagi bangunan komersil ini. Gambar 60 : Ide alternatif massa bangunan yang iconic dikaitkan dengan skyline Selain pertimbangan diatas, bentuk iconik dari bangunan di kawasan Youth Business Park juga diperuntukkan untuk memperkuat kawasan ini sebagai urbanscape di Yogyakarta. 77

9 Berdasarkan hasil survey dan analisis, maka bangunan dengan beberapa massa namun saling berhubunganlah yang dipilih untuk desain Youth Business Park. Gambar 61 : Ide massa bangunan yang banyak namun saling berhubungan Fasad bangunan juga didesain agar atraktif. Sehingga menarik minat pengunjung untuk datang dan dapat menstimulasi kreativitas dari pengguna bangunan untuk dapat terinspirasi dan menemukan ide baru. Fasad juga berfungsi sebagai pengontrol psikologis, sehingga orang akan senang berada di kawasan ini, akan terstimulasi untuk menjadi smart buyer, menjadi orang yang produktif, dll. Dengan suasana tersebut, kawasan ini akan selalu menjadi area dengan profit ekonomi tinggi namun tetap nyaman sebagai ruang terbuka publik yang bebas dikunjungi. Fasad yang atraktif ini dicapai dengan beberapa strategi desain, yaitu : - Massive void Permainan massive void pada eksterior dan interior untuk menciptakan fasad yang menarik. Gambar 62 : Ide permainan massive - void 78

10 - Warna Warna yang dipilih untuk bangunan pada Youth Business Park ialah dua tipe warna yaitu, warna dengan kesan ceria untuk area publik yang umum (retail, foodcourt,) dan warna warna yang berkesan netral untuk area ynag membutuhkan konsentrasi dan produktivitas yang tinggi ( kantor sewa, mini pabrik, area workshop). Gambar 63 : Ide skema warna Kuning : Warna kuning memberi arti kehangatan, rasa bahagia dan menimbulkan hasrat untuk bermain. Dengan kata lain warna ini juga mengandung makna optimis, semangat dan ceria. Dari sisi psikologi keberadaan warna kuning dapat merangsang aktivitas pikiran dan mental. Warna kuning sangat baik digunakan untuk membantu penalaran secara logis dan analitis sehingga individu penyuka warna kuning cenderung lebih bijaksana dan cerdas dari sisi akademis, mereka lebih kreatif dan pandai meciptakan ide yang original. Hijau : Warna hijau merupakan warna yang identik dengan alam serta mampu memberi suasana tenang dan santai. Berdasarkan cara pandang ilmu psikologi, warna hijau sangat membantu seseorang yang berada dalam situasi tertekan untuk menjadi lebih mampu dalam menyeimbangkan emosi dan memudahkan keterbukaan dalam berkomunikasi. Hal ini diyakini sebagai efek rileksasi dan menenangkan yang terkandung dalam warna ini. Didalam bidang design warna hijau memiliki nilai tersendiri karena dapat memberi kesan segar dan membumi terlebih jika dikombinasikan dengan warna coklat gelap. 79

11 Konsep Zonasi Bangunan Gambar 64 : Ide zonasi massa bangunan Zonasi pada bangunan Youth Business Park dibedakan berdasarkan 3 area utama, yaitu area retail, area perkantoran, dan area mini pabrik. Sedangkan fasilitas pendukung menyesuaikan massa yang ada. Zonasi ini dapat berlaku secara vertical maupun horizontal, yaitu : - Zonasi secara vertikal Yaitu satu perusahaan penyewa dapat sekaligus menyewa 2-3 tempat (retail, kantor, dan mini pabrik). Dengan keadaan seperti itu, maka si penyewa memiliki akses vertikal langsung ke tempat - tempat yang disewa. Gambar 65 : Ide alternatife sirkulasi vertikal berdasar penyewa - Zonasi secara horizontal Terdapat zona yang jelas antara area retail, kantor, dan mini pabrik. Sehingga antar kegiatan tidak saling menganggu walaupun dalam satu kawasan. Sedangkan untuk fasilitas pendukung sebagai pelengkap dari masing masing area. 80

12 Gambar 66 : Fungsi ruangan dalam satu lantai sama Konsep Alur dan Sirkulasi Sirkulasi / Pencapaian Bangunan Site Youth Business Park berada ditepi jalan besar ( Jalan Jenderal Sudirman). Letak site sangat strategis karena dapat dicapai dari 4 arah jalan. Dari arah timur dapat diakses dari perempatan Kotabaru menuju arah barat, dari arah utara dapat diakses dari Jalan C. Simanjuntak, dari arah selatan, dapat diakses dari Jalan Faridan M. Noto, dan dari arah barat dapat diakses dari perempatan Tugu Jogja. Site yang berada pada posisi hook membuat bangunan lebih terlihat karena dapat dilihat dari 2 sisi muka bangunan. Gambar 67 : Sirkulasi pencapaian bangunan dari jalan utama 81

13 Gambar 68 : Sirkulasi utama menuju site Tipe pencapaian site termasuk pencapaian langsung. Yaitu oleh jalan utama Selokan Mataram. Gambar 69 : Sirkulasi pencapaian bangunan dari dua arah jalan utama Sirkulasi Dalam kawasan Youth Business Park Youth Business Park merupakan sebuah kawasan dengan massa bangunan yang saling terkait. Oleh karena itu, sirkulasi didalam kawasan sangat dipengaruhi oleh selasar selasar dan innercourt (open space) yang menghubungkan antar massa bangunan maupun antar ruang. Gambar 70 : Sirkulasi yang saling terkait antar ruang luar, dalam, dan lansekap 82

14 Konsep Lansekap Konsep secara umum Sebagai urbanscape, maka Youth Business Park dituntut untuk memiliki banyak area hijau yang dapat digunakan untuk publik. Lansekap pada kawasan Youth Business Park didesain agar dapat menyatu dengan bangunan sehingga pada beberapa area tidak terdapat batas yang jelas antara ruang luar dan ruang dalam. Selain banyaknya area terbuka hijau, konsep one stop creative business activity mengakibatkan antar massa bangunan harus terkoneksi dengan baik, oleh karena itu lansekap pada jalur sirkulasi juga harus diperhatikan. Pemanfaatan rooftop sebagai lansekap juga menjadi perhatian pada bangunan di kawasan Youth Business Park. Gambar 71 : Rooftop dan sirkulasi luar didesain supaya atraktif dan menyatu dengan lansekap Konsep ruang terbuka Sebagai bangunan yang menjadi pusat kegiatan industri kreatif, menyebabkan kawasan ini harus dapat mewadahi berbagai aktivitas yang berhubungan dengan industri kreatif. Beberapa bidang pada industri ini menjadikan seni pertunjukkan sebagai core dari kegiatannya. Oleh karena itu, adanya ruang terbuka untuk mewadahi seni pertunjukkan tersebut harus ada dikawasan ini. Bentuk dari tempat pertunjukkan ini berupa panggung terbuka yang dapat dinikmati oleh pengunjung dari berbagai sudut di area Youth Business Park. 83

15 Gambar 72 : Panggung terbuka dapat dinikmati dari seluruh penjuru area Pemilihan vegetasi Untuk mendukung ambience semangat anak muda serta menstimulasi kreativitas dan memperkuat konsep urbanscape, pemilihan vegetasi diangap perlu untuk dilakukan. Vegetasi yang dipilih ialah yang dapat memberikan atraksi alami pada lansekap Misalnya, tanaman yang akan berbunga setiap periode tertentu, atau pohon ynag akan gugur pada musim tertentu dan mengubah warna daunnya Konsep sistem bangunan Sistem Pencahayaan Gambar 73 : contoh tanaman dan suasana yang dihasilkan Sumber : zoelnaghi.blogspot.com, diakses 28 Desember 2014 pukul WIB Pencahayaan pada bangunan memanfaatkan pencahayaan alami secara maksimal pada ruang dalam bangunan di siang hari. Penyaluran cahaya matahari dilakukan dengan permainan bukaan pada ruang dalam, pemanfaatan ruang transisi sebagai penangkap cahaya matahari, dan permainan fasad bangunan. Gambar 74 : Skema pencahayaan alami yang masuk melalui void & bukaan Sumber : ilustrasi penulis 84

16 Gambar 75 : Skema ruang transisi (teras) sebagai penagkap cahaya Sumber : ilustrasi penulis Selain itu penerapan smart building menyebabkan sistem pencahayaan buatan pada bangunan terintegrasi dengan pusat komputasi dari bangunan. Hal ini menyebabkan penggunaan pencahayaan buatan dapat diatur secara otomatis yang berdampak pada efisiensi energi Sistem Penghawaan Sistem Penghawaan alami pada bangunan memanfaatkan sistem cross ventilation pada beberapa bagian dari bangunan. Penerapannya dengan memberikan bukaan pada ruang yang berhadapan pada sisi yang berlawanan. Gambar 76 : Strategi penghawaan alami dengan cross ventilation dan void Sumber : ilustrasi penulis Penghawaan alami pada bangunan dibantu dengan banyaknya area hijau pada kawasan Youth Business Park, penggunaan innercourt pada beberapa area, serta pemanfaatan ruang transisi dan sirkulasi yang memungkinkan perputaran udara. 85

17 Gambar 77 : Skema udara panas difiltrasi dengan teras Sumber : ilustrasi penulis Selain penghawaan alami, penghawaan buatan juga digunakan pada beberapa ruangan yang berkebutuhan khusus terutama mempertimbangkan durasi waktu penggunaan ruang, banyaknya orang yang dapat ditampung serta jenis aktivitas yang dilakukan. Adapun ruangan yang membutuhkan penghawaan buatan seperti Industri Kreatif Centre, beberapa Retail, beberapa kantor sewa, beberapa kafetaria, serta ruang pengelola Sistem Akustika Sistem akustika pada bangunan di kawasan Youth Business Park menggunakan sistem alami dan buatan sesuai kebutuhan dan fungsi ruang. Sistem akustika alami digunakan pada ruangan yang tidak terlalu membutuhkan konsentrasi tinggi karena pengalihan konsentrasi kepada atraksi lain yang ada disekeliling bangunan, ( contohnya, ruangan retail yang tidak membutuhkan suasana tenang karena konsentrasi utama pengunjung dialihkan pada interior dan barang yang ada didalam retail). Sistem yang digunakan secara alami yaitu peredam kebisingan dengan menggunakan beberapa metode, yaitu : a. Vegetasi, pemanfaatan vegetasi dengan daun rimbun akan efektif menjadi barrier. Tetapi peletakannya juga harus diperhatikan agar tidak menjadi penghalang visual bangunan dan penghambat interaksi antar ruang. Dengan penempatan yang tepat dapat menjadikan vegetasi sebagai elemen lansekap yang memperkaya desain bangunan. 86

18 Gambar 78 : Skema ide system peredam kebisingan Sumber : ilustrasi penulis b. Ruang transisi, Adanya ruang transisi akan menjadi peredam suara yang baik untuk ruang dalam. Ruang transisi ini dapat berupa selasar ataupun ruang terbuka. Gambar 79 : Skema ide peredam kebisingan dnegna filtrasi ruang transisi (teras) Sumber : ilustrasi penulis Selain sistem akustika alami, akustika buatan juga digunakan pada beberapa bangunan di kawasan Youth Business Park seperti pada Hall yang fungsi kegiatannya mengharuskan ruangan memiliki akustika yang baik Sistem Struktur Sistem struktur yang dipilih ialah struktur baja beton dengan tipe bangunan low rise middle rise. Sehingga struktur yang dipakai bukanlah struktur yang advance. Gambar 80 : Sistem struktur multi-story Sumber : diakses 16 Januari 2015, pukul WIB Gambar 81 : Sistem struktur low rise concrete Sumber : diakses 16 Januari 2015, pukul WIB 87

19 Konsep bahan dan finishing bangunan Material yang digunakan pada bangunan Youth Business Park tidak saja berfungsi sebagai pembentuk elemen elemen bangunan tetapi juga sebagai salah satu elemen estetika dari bangunan. Sehingga pemilihan material memperhatikan tekstur dan warna alami dari material itu sendiri. Material yang dipilih untuk bangunan ini seperti beton, baja, kayu dengan berbagai tekstur, serta beberapa material dengan pattern tertentu. Gambar 82 : Ide material yang digunakan (beton, baja, kayu, kaca) Sumber : Olah gambar penulis Adapun untuk finishing, bangunan ini akan mempertahankan beberapa tekstur alami dari material dan sedikit modifikasi pada beberapa material agar dapat menyatu antara ruang dalam, ruang luar, dan lansekap. 88

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. RESPON KONTEKS DAN KONSEP UMUM Konsep umum dari bangunan terdiri dari beberapa teori yang mencakup Building Shape, Building Context, dan Building Function. Dalam fungsinya

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Multifungsionalitas Arsitektur Kesadaran bahwa perancangan youth center ini mempunyai fungsi yang lebih luas daripada sekedar wadah aktivitas pemuda, maka dipilihlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metodologi Dalam kerja praktek ini, peneliti berusaha menganalisa dan menemukan informasi sebagai jalan keluar untuk permasalahan yang ada pada bimbingan belajar Bright n

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. KONSEP MAKRO Secara makro, konsep perencanaan dan perancangan Museum Tekstil Indonesia ini merupakan sebuah alat untuk mendekatkan masyarakat Indonesia agar

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Metodologi perancangan yang di gunakan selama kerja praktek di CV. Rombongku adalah : 3.1 Metodologi Dalam kerja praktek ini, penulis berusaha menemukan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

PENERAPAN MIXED USE PADA PERANCANGAN PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DI SURAKARTA

PENERAPAN MIXED USE PADA PERANCANGAN PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DI SURAKARTA PENERAPAN MIXED USE PADA PERANCANGAN PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DI SURAKARTA Neni Nurul Rosalina 1, Hari Yuliarso 2, Amin Sumadyo 3 Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Makro Indonesia merupakan Negara yang kaya keberagaman tradisi dan budaya. Salah satu daerah di Indonesia yang masih kental dengan budaya, kerajinan dan kesenian adalah

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

Gambar 6.1 Konsep Hasil Perumusan Pendekatan Konsep Sumber : Analisa Penulis

Gambar 6.1 Konsep Hasil Perumusan Pendekatan Konsep Sumber : Analisa Penulis BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Pengertian Umum Konsep Perancangan Gambar 6.1 Konsep Hasil Perumusan Pendekatan Konsep Konsep perancangan terminal penumpang kapal laut (TPKL) ini merupakan sebuah konsep

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1 BAB V KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 5. 1. Dasar dan Tujuan Setelah melewati proses analisis, penulis mengambil tema refreshment atau penyegaran sebagai konsep desain yang akan diterapkan pada perancangan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL RANCANGAN

BAB 5 HASIL RANCANGAN BAB 5 HASIL RANCANGAN 6. Desain Bangunan Desain bangunan pertunjukan seni ini memiliki bentuk kotak masif untuk efisiensi bentuk bangunan dan ruang bangunan. Bentuk bangunan yang berbentuk kotak masif

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Filosofi Dalam dunia fotografi terdapat sebuah konsep pemotretan mengenai kekontinuitasan foto. Yaitu merupakan rangkaian foto yang membentuk sebuah alur cerita, dimana

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN... CATATAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN PRAKATA. DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. ABSTRAK. i ii iii iv v vii x xiii xv BAB I PENDAHULUAN..

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii v vi viii xi xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PENDEKATAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PENDEKATAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PENDEKATAN DAN PERANCANGAN 4.1 KONSEP PENDEKATAN 4.1.1 Konsep Makro 4.1.1.1 Cultural Center Sebagai Pelestari Budaya Dayak Budaya Dayak yang semakin hari semakin memudar. Globalisasi menciptakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep makro yang diambil adalah pusat wisata spa sebagai alternatif destinasi relaksasi keluarga yang terletak di pusat kota dengan pemandangan alam. Fasilitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Umum Perancangan Menjawab permasalahan depresi yang dialami oleh penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta yang terjadi karena berbagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Utama Perencanaan Panti Sosial Bina Remaja Yogyakarta ini bertujuan merancang sebuah fasilitas pembinaan remaja dengan menghasilkan konsep tata ruang yang mendukung

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Taman Pintar dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang publik yang semakin menurun, salah satunya adalah Taman Senaputra di kota Malang. Seperti

Lebih terperinci

BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 NARASI DAN ILUSTRASI HASIL RANCANGAN

BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 NARASI DAN ILUSTRASI HASIL RANCANGAN BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 NARASI DAN ILUSTRASI HASIL RANCANGAN Hasil yang muncul dari perancangan Kantor Sewa dengan Tata Ruang dan Material dengan tema ECO-Office Design ini memecahkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Gambar Konsep zonasi Sumber : analisis penulis

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Gambar Konsep zonasi Sumber : analisis penulis BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Tata Ruang 4.1.1 Zonasi Secara umum bangunan dibagi menjadi tiga zona besar, yaitu zona publik, semipublik, dan zona privat. Berdasarkan input sensoriknya, zonasi dibagi

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani

Lebih terperinci

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016 Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016 Pengertian Warna Warna adalah suatu aspek yang dapat menghidupkan ruang dan membentuk/menciptakan kesan pada ruang. Merupakan sifat dasar visual yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar.  Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir BAB IV : KONSEP 4.1 Konsep Dasar Table 5. Konsep Dasar Perancangan Permasalahan & Kebutuhan Konsep Selama ini banyak bangunan atau gedung kantor pemerintah dibangun dengan hanya mempertimbangkan fungsi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan merupakan proses pengambilan keputusan dalam melakukan desain pengembangan kawasan Agrowisata berdasarkan analisis perancangan. Konsep perancangan tersebut di

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku BAB V KONSEP DASAR 5.1 Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion Park ini mencangkup tiga aspek yaitu: Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku Kriteria dalam behaviour

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Kabupaten Pamekasan paling berpotensi untuk membangun sentra batik di Madura. Sentra batik di pamekasan ini merupakan kawasan yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi i ii iii iv v x xiii xiv xv BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan merupakan aplikasi dari konsep ekowisata pada pengembangan kawasan agrowisata sondokoro yang meliputi bebera aspek, diantaranya: 6.1. Dasar Pengembangan Dasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya terbaik guna mempersiapakan masa depan sang anak adalah mengenalkan pendidikan kepada anak di usia dini, karena pada masa usia dini anak mulai peka/sensitif untuk

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1. Konsep Desain Hotel Convention ini memiliki konsep yang berintegritas dengan candi prambanan yang iconik, serta dapat mengedukasikan bagi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN.. CATATAN DOSEN PEMBIMBING.. HALAMAN PERNYATAAN PRAKATA..

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN.. CATATAN DOSEN PEMBIMBING.. HALAMAN PERNYATAAN PRAKATA.. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN.. CATATAN DOSEN PEMBIMBING.. HALAMAN PERNYATAAN PRAKATA.. DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM. ABSTRACK DESAIN PREMIS.. i ii iii iv v

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 38 BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar perancangan kampus sekolah seni rupa dan desain Indonesia yaitu keselarasan dengan lingkungan sekitar dimana berada dalam kawasan kampus Telkom. 5.1 Konsep Rencana

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 4.1. Konsep perancangan utama Konsep perancangan dari extreme sport center ini adalah memadukan beberapa fungsi aktivitas kedalam satu bangunan. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Penjelasan konsep dibagi menjadi dua bagian yaitu: A. Konsep Tapak yang meliputi: a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi b. Sirkulasi e. Orientasi c. Lingkungan f. Skyline

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III OBJEK STUDI 3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi Tinjauan Umum Tinjauan Lokasi Analisa Tapak...

DAFTAR ISI. BAB III OBJEK STUDI 3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi Tinjauan Umum Tinjauan Lokasi Analisa Tapak... ABSTRAK Dengan berkembangnya Bandung menjadi salah satu lokasi wisata belanja bagi para wisatawan domestik, maka dengan bertambahnya volume orang yang ada di Bandung kebutuhan akan fasilitas tempat makan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Parfum atau wewangian merupakan aroma yang akrab dalam kehidupan kita sehari-hari. Aplikasinya pun beragam, mulai dari kosmetik, aromatherapy, obat, hingga

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,

Lebih terperinci

II.2. PUSAT KERAJINAN DAN KESENIAN II.2.1 PENGERTIAN PUSAT KERAJINAN DAN KESENIAN II.2.2 FUNGSI PUSAT KERAJINAN DAN KESENIAN II.2.3

II.2. PUSAT KERAJINAN DAN KESENIAN II.2.1 PENGERTIAN PUSAT KERAJINAN DAN KESENIAN II.2.2 FUNGSI PUSAT KERAJINAN DAN KESENIAN II.2.3 DAFTAR ISI KEASLIAN KARYA...... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN....v DAFTAR ISI... vi ABSTRAK... xiii ABSTRACT... xiv BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 I.1. LATAR BELAKANG...

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Utama 4.1.1. Museum Alam Gunung Sewu sebagai Pusat Wisata Edukasi Geopark dengan Pendekatan Tektonika Arsitektur Diagram 4.1 Sustainability Museum Gunung Sewu Konsep

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP. Gambar 5.1 Konsep. Sumber: Analisa Penulis, 2014

BAB 5 KONSEP. Gambar 5.1 Konsep. Sumber: Analisa Penulis, 2014 BAB 5 KONSEP 5.1 KONSEP UMUM Konsep yang ingin dibuat pada bangunan ini adalah konsep bangunan Islam yang selaras dengan bangunan di sekitarnya. Mengamati jadwal masing- masing pondok pesantren yang sangat

Lebih terperinci

Perancangan Convention and Exhibition di Malang

Perancangan Convention and Exhibition di Malang BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis didapat berdasarkan pendekatan tentang

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

Pasar Seni Parangtritis Dengan Pendekatan Fungsi Ruang dan Hemat Energi untuk Mencapai Kenyamanan Termal Melalui Pendinginan Pasif

Pasar Seni Parangtritis Dengan Pendekatan Fungsi Ruang dan Hemat Energi untuk Mencapai Kenyamanan Termal Melalui Pendinginan Pasif DAFTAR ISI Judul i Halaman Pengesahan ii Catatan Dosen Pembimbing iii Pernyataan Keaslian iv Prakata v Daftar Isi vii Daftar Gambar x Daftar Tabel xi Abstrak xvi BAB I PENDAHULUAN 11 Judul 1 12 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia otomotif, khususnya kendaraan roda dua, nama Harley Davidson merupakan sebuah legenda bagi para pecinta motor atau

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Aplikasi Konsep Aplikasi konsep recreative design diaplikasikan pada bentukan masa yang terpisah untuk setiap fungsi yang berbeda. Setiap masa bangunan dipisahkan oleh ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN Konsep perancangan bangunan didapatkan dari hasil studi literatur dan lapangan berdasarkan topik terkait. Penjelasan pemikiran penulis pada pendekatan konsep yang telah

Lebih terperinci

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi BAB V Konsep 5.1 Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan sekolah kejuruan desain grafis adalah Optimalisai hemat energi terhadap bangunan dan tapak, yang merupakan pengembangan

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

PUSAT PERBELANJAAN DI YOGYAKARTA

PUSAT PERBELANJAAN DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1) PADA

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana Kebutuhan sarana dan ruang dari lahan sempit memberikan ide konsep optimalisasi ruang melalui penggunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya Indonesia memiliki kekayaan budaya yang berlimpah dan beragam. Namun dengan kekayaan budaya yang Indonesia miliki ternyata tidak memberikan bukti nyata

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

Smart City Walk dan Taman Sepeda Sebagai Fasilitas Wisata Sepeda di Selokan Mataram DAFTAR ISI

Smart City Walk dan Taman Sepeda Sebagai Fasilitas Wisata Sepeda di Selokan Mataram DAFTAR ISI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii CATATAN DOSEN PEMBIMBING... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR...vii ABSTRAK... ix DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

1.9. Kerangka Pemikiran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Sampah Pengertian Sampah

1.9. Kerangka Pemikiran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Sampah Pengertian Sampah Daftar Isi Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... ii Kata Pengantar... iii Halaman Persembahan... iv Daftar Isi... v Daftar Tabel... viii Daftar Gambar... ix Daftar Diagram... xiii Abstrak... xiv Abstract...

Lebih terperinci

mempunyai sirkulasi penghuninya yang berputar-putar dan penghuni bangunan mempunyai arahan secara visual dalam perjalanannya dalam mencapai unit-unit

mempunyai sirkulasi penghuninya yang berputar-putar dan penghuni bangunan mempunyai arahan secara visual dalam perjalanannya dalam mencapai unit-unit BAB VI KESIMPULAN Dari hasil analisa konsep hemat energi pada bangunan tinggi rumah sakit kanker di Surabaya dalam usaha untuk menghemat energi, yang diperoleh melalui kajian literatur, preseden, analisa

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber:  25/4/ BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa kini pola kehidupan manusia terlebih masyarakat kota besar atau masyarakat urban semakin modern, serba cepat, serba instan, sistematis, dan mekanis. Hal-

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5. 1. Konsep Perencanaan 5.1.1. Penentuan lokasi Lokasi yang dipilih adalah pada kawasan jalan Yos Sudarso penentuan ini didasarkan pada faktor - faktor yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Tabel Pemintakatan Tapak No Zona Nama Bangunan Besaran (%) 1 Publik Bangunan Utama Pedodonti Area parkir

BAB V KONSEP. Tabel Pemintakatan Tapak No Zona Nama Bangunan Besaran (%) 1 Publik Bangunan Utama Pedodonti Area parkir 80 BAB V KONSEP A. Konsep Dasar Konsep terfokus pada upaya pembentukkan kesan serta perilaku khususnya pasien demi tercapainya kepuasan pasien serta kesembuhan yang menyeluruh, tidak hanya dari segi fisik

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT lingkungan yang mampu menyembuhkan SUASANA Menghubungkan ruang luar dengan ruang dalam terutama pada area yang difokuskan untuk kesembuhan pasien.

Lebih terperinci

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Tata Letak Bangunan Gate entrance menuju Fasilitas Wisata Agro terletak di jalan akses masuk wisata Kawah Putih, dengan pertimbangan aksesibilitas jalan

Lebih terperinci

KONSEP PERENCANAAN PERANCANGAN. Konsep Dasar Taman Bermain Anak di Balikpapan

KONSEP PERENCANAAN PERANCANGAN. Konsep Dasar Taman Bermain Anak di Balikpapan TAMAN BERMAIN ANAK DI BALIKPAPAN BAB V KONSEP PERENCANAAN PERANCANGAN TAMAN BERMAIN ANAK DI BALIKPAPAN V.1. Konsep Dasar Taman Bermain Anak di Balikpapan Permasalahan dalam perencanaan dan perancangan

Lebih terperinci

PUSAT FOTOGRAFI YANG BERSIFAT FLEKSIBEL DI BANTUL, YOGYAKARTA

PUSAT FOTOGRAFI YANG BERSIFAT FLEKSIBEL DI BANTUL, YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT FOTOGRAFI YANG BERSIFAT FLEKSIBEL DI BANTUL, YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI SARJANA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber : BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep perancangan sebuah tapak secara luas, hal ini ditujukan untuk mendefinisikan wujud Padepokan Pencak Silat yang akan dibangun. Konsep makro yang

Lebih terperinci

4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS

4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS Beberapa pertimbangan yang muncul ketika hendak mendesain kasus ini adalah bahwa ini adalah sebuah bangunan publik yang berada di konteks urban. Proyek

Lebih terperinci

BAB V PENDEKATAN & KONSEP. Pendekatan konsep didasarkan kepada karakteristik baik gua maupun kondisi lingkungan kawasan karst.

BAB V PENDEKATAN & KONSEP. Pendekatan konsep didasarkan kepada karakteristik baik gua maupun kondisi lingkungan kawasan karst. BAB V PENDEKATAN & KONSEP 5.1 Pendekatan Konsep Pendekatan konsep didasarkan kepada karakteristik baik gua maupun kondisi lingkungan kawasan karst. 5.1.1 Pendekatan Karakteristik Tapak Karakteristik kawasan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan tema combined methapor dari

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan tema combined methapor dari BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan. Konsep desain kawasan menggunakan tema combined methapor dari Atletik, yaitu konsep perancangan bentukan bangunan yang mengambil bentukan maupun sifat dari atletik.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep dasar perancangan bangunan secara makro yang bertujuan untuk menentukan garis besar hotel bandara yang akan dirancang. Konsep makro

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III DATA DAN ANALISA BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN UMUM

BAB V KONSEP PERANCANGAN UMUM BAB V KONSEP PERANCANGAN UMUM 5.1. Konsep Perancangan Umum Yogyakarta merupakan sebuah kota dengan beragam budaya dan seni. Dari Yogyakarta lahir para seniman-seniman dan arsitek-arsitek handal yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan memiliki tubuh yang sehat, bugar dan penampilan yang semangat tentunya kita akan merasa senang dan lebih percaya diri. Terlebih lagi jika ditunjang oleh pikiran

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN Bagian ini akan menganalisis gambaran umum objek yang direncanakan dari kajian pustaka pada Bab II dengan data dan informasi pada Bab

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Kompleks kawasan smart masjid terbagi atas beberapa massa yang terdiri dari bangunan masjid, penitipan anak, kantin dan bussiness center. Dalam penataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ludruk merupakan sebuah drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelar di panggung. Pertunjukan kesenian yang berasal dari Jombang

Lebih terperinci

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5. 1 Konsep Dasar Perencanaan 5.1.1 Tata Ruang Makro A. Konsep Pola Ruang Rumah susun diharapkan akan menekan pembangunan perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 3, , ,59. 14,16 Rata-rata ,29 8,85

BAB 1 PENDAHULUAN 3, , ,59. 14,16 Rata-rata ,29 8,85 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Purwokerto adalah ibukota kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Bertambahnya jumlah fasilitas perekonomian dan pendidikan yang ada di Kota Purwokerto dari waktu ke

Lebih terperinci