(Efforts To Increase Teachers Discipline In The Classroom through the Principal Waskat at SMP Negeri 4 Rimba Melintang Rokan Hilir) Oleh: Sariana *)

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN GURU DALAM KEHADIRAN MENGAJAR DI KELAS MELALUI KETELADANAN KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI 5 SENGKANG KABUPATEN WAJO

Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal Special Issues. Zaenuddin A.

UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN GURU BAHASA INDONESIA DALAM MENGAJAR MELALUI PEMBINAAN DI SDN 001 ROKAN IV KOTO

UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN GURU DALAM KEHADIRAN MENGAJAR DI KELAS MELALUI PENERAPAN REWARD AND PUNISHMENT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. beberapa tindakan, antara lain : di SLB Negeri Bangkinang Kota.

UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN GURU DALAM KEHADIRAN MENGAJAR DI KELAS MELALUI REWARD AND PUNISHMENT

ANALYSIS WORK DISCIPLINE OF THE KINDERGARTEN TEACHER AT SUBDISTRICT BANGKO AREA ROKAN HILIR

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI DALAM KELAS MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DI SMA N 2 BANGKO KABUPATEN ROKAN HILIR. Oleh: Hayati Tatoe *)

PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN

PENINGKATAN DISIPLIN KEHADIRAN MENGAJAR GURU DI KELAS MELALUI KETELADANAN KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI 5 SENGKANG KABUPATEN WAJO

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Malayu S.P

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PEMBINAAN KINERJA GURU DI SD NEGERI DRAJIDAN BOYOLALI

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KOTA BANJARBARU

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

DISIPLIN KERJA SATUAN PENGAMANAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

Upaya Meningkatkan Kedisipilinan Kinerja Guru dalam Pembelajaran melalui Penerapan Reward and Punishment di SMA Negeri 1 Jangka

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DENGAN MODEL GUIDED TEACHING DI SD NEGERI 23 TAMPUNIK PESISIR SELATAN

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Yusliana 1) 1 SDN 18 Lembah Melintang. Keywords: Interest in Learning, Teaching PE, learning model demonstration

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA SMP ISLAM 4-5 TAMBAKBOYO

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL

PENERAPAN PROGRAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SDN 94 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2016/2017

ABSTRAKSI. Pendahuluan

PEMBERIAN REWARD UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN GURU DALAM MENGAJAR DI KELAS SLB

Peningkatan Motivasi Belajar IPA Siswa Melalui Model Pembelajaran Index Card Match Kelas VI Di SDN 35 Padang Sarai Kecamatan Koto Tangah

Implementasi Model Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Disiplin Guru Mengajar

GIVING EFFECT OF FINANCIAL COMPENSATION TO WORK DISCIPLINE KINDERGARTEN TEACHERS DISTRICT OF RAMBAH HILIR ROKAN HULU REGENCY

JURNAL. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan OLEH

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN

Oleh : Destyana Ayu Wulandari A

INCREASED INTEREST IN STUDYING GRADE IIIA IN LEARNING SOCIAL STUDIES THROUGH THE TECHNIQUES OF ICE BREAKER IN SD KARTIKA 1-10 PADANG

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

PERSEPSI GURU TENTANG PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG DILAKUKAN OLEH KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PADANG

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL

MENINGKATKAN MOTIVASI, PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL STAD SISWA KELAS IX C SMP NEGERI 16 YOGYAKARTA

MOTIVASI KERJA GURU DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DI SMP NEGERI 1 KECAMATAN GUGUAK KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KINERJA GURU DI MTs SE KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU

Meningkatkan Aktivitas, Respon, dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

SKRIPSI. Oleh: Rian Ari Utomo K

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK (KESBANGPOL) KABUPATEN SAROLANGUN

PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN FUNGSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM BIDANG KURIKULUM DI SD NEGERI KECAMATAN BARANGIN KOTA SAWAHLUNTO

Ningsih et al., Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa...

Faisal 1) 1) 19 Lembah Melintang Pasaman Barat.

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS 1 SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DALAM MEMOTIVASI KERJA GURU PADA MTS SWASTA LAM UJONG KABUPATEN ACEH BESAR

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

PREZI INNOVATION USAGE TO INCREASE 10 TH BOGA CLASS STUDENT LEARNING MOTIVATION IN SANITATION, HYGIENE & SAFETY LEARNING SUBJECT IN SMKN 4 SURAKARTA

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAINING DI SMPN 4 PASAMAN

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pendidikan harus kita optimalkan sedini mungkin. Soedijarto (dalam Tambak, 2013:3) mengemukakan: Pendidikan

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENYUSUN PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK MELALUI PENDAMPINGAN DAN SUPERVISI MANAJERIAL

Agus Awitama, Made Sri Indriani, Sang Ayu Putu Sriasih. Jurusan Pendidikan Bahasa Bali Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN GURU PADA MAN PEGASING KEBUPATEN ACEH TENGAH

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

RAHMAT FAUZI NIM. K

Abstract. Keywords : Science, Learning Outcomes, Graphics Card.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

PERSEPSI GURU TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN KOTA PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

Diajukan Oleh: ARISKA DEVIE PRADISTA A

DISIPLIN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SMASH PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PEMBELAJARAN GAYA KOMANDO

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 RAMBAH HILIR

Mistiawati SMAN 1 Pasaman

PENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SEMESTER 2 SMA 1 KUDUS TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI WANGON

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENILIAN KINERJA MELALUI KEGIATAN KERJA KELOMPOK DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH BANYUWANGI

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

Syukri 1, Sri Kartikowati 2, Hardisem Syabrus 3 ( ),

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL RANGKA MANUSIA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: RAHAYU OCTAVIA NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Yunisra .

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN STRATEGI 3W2H PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALAM ARTIKEL E-JOURNAL

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru di Smp Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung

Zulpan 1) 1. SMK N 1 Gunung Tuleh Keywords: learning ability of teachers, panel discussions, the Council Subject teachers.

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN GURU DALAM KEHADIRAN MENGAJAR DI KELAS MELALUI WASKAT KEPALA SEKOLAH PADA SMP NEGERI 4 RIMBA MELINTANG KABUPATEN ROKAN HILIR (Efforts To Increase Teachers Discipline In The Classroom through the Principal Waskat at SMP Negeri 4 Rimba Melintang Rokan Hilir) Oleh: Sariana *) *) Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Bangko, Kabupaten Rokan Hilir ABSTRACT The purpose of this study was to determine the increase discipline in the presence of teachers teaching in the classroom through waskat Principal at SMP Negeri 4 Rimba Melintang Rokan Hilir. This study uses action research design school (PTS) designed two cycles of the first cycle and the second cycle. The subjects were teachers of SMP Negeri 4 Transverse Rimba Rokan Hilir. Analysis of data using qualitative data analysis derived from primary data and empirical. Based on the findings, it was concluded that waskat Principal, Discipline Teachers can increase in the presence of teaching in the classroom, it is seen 84% of respondents stated that waskat Principal very role in improving teacher discipline, especially in the presence of classroom teaching.. Keywords: Discipline teacher, teaching presence, waskat, Principal PENDAHULUAN Guru sebagai pendidik harus memiliki kesadaran atau merasa mempunyai tugas dan kewajiban untuk mendidik. Tugas mendidik adalah tugas yang amat mulia atas dasar panggilan yang teramat suci. Selain itu, guru juga sebagai komponen sentral dalam sistem pendidikan, pendidik mempunyai peran utama dalam membangun dasar-dasar kemanusiaan. Corak kemanusiaan yang dibangun dalam rangka pembangunan nasional kita adalah manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, percaya diri disiplin, bermoral dan bertanggung jawab. Untuk mewujudkan hal itu, keteladanan dari seorang guru sebagai pendidik sangat dibutuhkan. Keteladanan guru dapat dilihat dari prilaku guru sehari-hari baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Selain keteladanan guru, kedisiplinan guru juga menjadi salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh guru sebagai seorang pengajar dan pendidik. Fakta dilapangan yang sering kita jumpai disekolah adalah kurang disiplinnya guru, terutama masalah disiplin guru masuk ke dalam kelas pada saat kegiatan pembelajaran di kelas. SMP Negeri 4 Rimba Melintang adalah salah satu SMP Negeri yang berada di wilayah kecamatan Rimba Melintang, Kabupaten Rokan Hilir. SMP ini memiliki 5 orang guru untuk mendidik dan mengajar 200 orang siswa. Disiplin guru datang tepat waktu disaat jam mengajar dapat dikategorikan rendah di sekolah ini. Hal ini dapat diketahui antara lain dalam menjalankan tugas masih tergantung pada pengawasan kepala sekolah, dalam memasuki kelas untuk mengajar masih ada yang terlambat, pada saat guru tidak dapat mengajar guru hanya dapat memberikan catatan kepada anak didik, administrasi kelas yang kurang lengkap, tidak membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, tidak mengisi buku nilai dan banyak sekali jenis ketidak disiplinan guru.

Kedisiplinan guru diartikan sebagai sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tangung jawab. Dari pengertian tersebut disimpulkan; kedisiplinan guru adalah sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya. Peningkatan disiplin guru dalam kehadiran mengajar di kelas sangat perlu diperhatikan. Menurut Hasibuan (2005), waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan guru di sekolah. Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan langsung mengatasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja bawahannya. Kepala sekolah sebagai waskat harus mampu membantu guru meningkatkan kapasitasnya untuk membelajarkan peserta didik secara optimal. Dengan demikian maka, kepala sekolah diharapkan dengan sendirinya dapat meningkatkan disiplin guru dalam kehadiran mengajar di kelas sehingga proses belajar mengajar berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kedisiplinan guru dalam kehadiran mengajar di kelas melalui waskat Kepala Sekolah pada SMP Negeri 4 Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kedisiplinan guru dalam kehadiran mengajar di kelas melalui waskat Kepala Sekolah pada SMP Negeri 4 Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir. METODE Subjek penelitian tindakan sekolah ini adalah guru di SMPN 4 Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 5 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus Oktober 206. Metode penelitian adalah Tindakan Sekolah (PTS) dengan pendekatan kualitatif. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengawasan (supervisi) mengenai kedisiplinan guru dalam kehadiran di kelas dalam proses pembelajaran oleh kepala sekolah. Diharapkan dengan adanya waskat yang diberikan oleh kepala sekolah akan terjadi perubahan atau peningkatan kedisiplinan guru dalam kehadiran di kelas dalam proses pembelajaran. Instrumen penelitian terdiri dari skala penilaian, lembaran observasi dan angket. Data dianalisis secara kualitatif yang bersumber dari data primer maupun empiris. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain: a. Menyebarkan lembar pengamatan kepada setiap Ketua Kelas atau Sekretaris kelas sebanyak 200 eks., sesuai dengan banyaknya jumlah rombongan belajar di SMP Negeri 4 Rimba Melintang sebanyak 7 rombongan belajar. Dalam lembar pengamatan itu, telah dibuat daftar guru yang mengajar di kelas itu setiap jam dan diberi kolom jam masuk kelas serta jam ke luar kelas. Lembar pengamatan dapat dilihat pada lampiran b. Berkoordinasi dengan petugas piket yang setiap hari terdiri dari 2 orang petugas, yaitu dari guru yang tidak mempunyai jam mengajar pada hari itu dan satu orang dari tata usaha. Petugas piket akan mengedarkan daftar hadir guru di kelas yang telah dibuat agar dapat melihat tingkat kehadiran guru disetiap kelas dan disetiap pergantian jam pelajaran. Guru yang terlambat lebih dari 5 menit, dianggap tidak hadir dan diberi tanda silang, c. Setelah selesai jam pelajaran, dilakukan rekapitulasi dari hasil 3

pengamatan, baik dari guru piket, dari siswa maupun dari penulis, d. Kegiatan tersebut dilakukan terus setiap hari kepada setiap guru selama tujuh minggu (dua siklus). Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu minggu (satu siklus), untuk semua guru yang berjumlah 5 orang. Selama pengamatan peneliti dibantu atau berkolaborasi dengan guru piket. Pengamatan oleh peneliti meliputi: a. Kehadiran guru di kelas, b. Tingkat keterlambatan guru masuk kelas, c. Waktu meninggalkan kelas setelah selesai pelajaran. Dari hasil pengamatan serta rekap dari tingkat kehadiran guru di kelas pada proses belajarmengajar dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Rekapitulasi Tingkat Keterlambatan Guru pada Kehadiran di Kelas Pada Siklus I Waktu Keterlambatan Kurang dari 0 menit 0 menit sampai 5 menit Lebih dari 5 menit Jumlah 3 5 3 Persentase (%) 20% 33.33% 20% Dari hasil rekapitulasi tingkat keterlambatan guru di kelas pada proses pembelajaran diperoleh data, sebanyak 3 orang guru terlambat masuk kelas kurang dari 0 menit, 5 orang guru terlambat masuk kelas 0 menit sampai dengan 5 menit, dan 3 orang guru terlambat masuk kelas lebih dari 5 menit, serta 4 orang guru yang hadir tepat waktu mengajar di kelas. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan pada Gambar. Gambar. Tingkat Keterlambatan Guru Masuk Kelas pada Proses Belajar Mengajar pada Siklus Pertama Gambar menjelaskan tingkat keterlambatan guru di kelas pada proses pembelajaran diperoleh data, sebanyak 20% terlambat masuk kelas kurang dari 0 33.33% terlambat masuk kelas 0 menit sampai dengan 5 menit, dan 20% terlambat masuk kelas lebih dari 5 menit. Guru yang hadir tepat waktu mengajar di kelas hanya 26.67%. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat keterlambatan guru masuk kelas lebih dari 5 menit pada 4

proses kegiatan belajar mengajar masih tinggi yaitu 3 orang atau 20%. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan bahwa keberhasilan tindakan ini adalah 75%, atau bila 75% guru tidak terlambat lebih dari 0 menit. Pada siklus pertama ini guru yang tidak terlambat lebih dari 0 menit baru 20%, jadi peneliti berkesimpulan harus diadakan penelitian atau tindakan lagi pada siklus berikutnya atau siklus kedua. Setelah selesai satu siklus maka diadakan refleksi mengenai kelemahan/ kekurangan pelaksanaan tindakan pada siklus. Refleksi dilaksanakan bersama kolaborator untuk menentukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya. Dari hasil refleksi pada siklus pertama, peneliti merencanakan untuk melakukan tindakan sama pada siklus kedua. Peneliti merencanakan untuk mengumumkan hasil observasi mengenai tingkat keterlambatan guru masuk kelas dalam proses belajar mengajar, pada kegiatan upacara bendera hari Senin. Hal ini, terlebih dahulu disosialisasikan kepada semua guru pada saat refleksi siklus pertama. Didasarkan pada hasil observasi, hasil pengamatan dan hasil wawancara pada siklus I, tindakan pada siklus II tidak berbeda, hanya beberapa peningkatan kualitas tindakan seperti berikut ini: a. setiap hari kepala sekolah hadir 30 menit sebelum jam pertama dimulai dan meninggalkan sekolah setelah jam pelajaran terakhir selesai, b. selalu membawa perangkat pembelajaran yang lengkap setiap masuk mengajar di kelas, c. setiap hari mengecek kehadiran guru mengajar di kelas melalui jurnal kelas, d. mengisi buku agenda guru, e. melaksanakan Supervisi. Pengamatan/observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi selama tujuh minggu (dua siklus), untuk semua guru yang berjumlah 5 orang. Selama pengamatan peneliti dibantu atau berkolaborasi dengan guru piket. Pengamatan meliputi: a. kehadiran guru di kelas b. tingkat keterlambatan guru masuk kelas c. waktu meninggalkan kelas setelah selesai pelajaran. Peneliti juga melakukan penilaian dari hasil lembar observasi yang dibagikan kepada semua siswa untuk mengamati kehadiran guru di kelas. Dari hasil rekapitulasi tingkat keterlambatan guru di kelas pada proses pembelajaran diperoleh data, sebanyak 8 orang hadir tepat waktu mengajar di kelas atau 53.33%, 7 orang guru terlambat masuk kelas kurang dari 0 menit atau sebanyak 46.67%, tidak ada lagi guru yang terlambat baik 0 menit sampai 5 menit maupun lebih dari 5 menit. Untuk lebih jelasnya, tingkat keterlambatan guru masuk kelas pada proses belajar mengajar pada siklus kedua digambarkan pada Tabel 2 dan Gambar 3. Tabel 2. Rekapitulasi Tingkat Keterlambatan Guru pada Kehadiran di Kelas Pada Siklus II Waktu Keterlambatan Kurang dari 0 menit 0 menit sampai 5 menit Lebih dari 5 menit Jumlah 7 0 0 Persentase (%) 46.67% 0% 0% 5

Gambar 2. Tingkat Keterlambatan Guru Masuk Kelas pada Proses Belajar Mengajar pada Siklus Kedua Dari hasil observasi pada siklus pertama dan siklus kedua dapat dilihat ada penurunan tingkat keterlambatan guru di kelas pada kegiatan belajar mengajar, atau terdapat peningkatan kehadiran guru di kelas. Setelah selesai pelaksanaan tindakan pada siklus kedua maka diadakan refleksi mengenai kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus kedua tersebut. Dari hasil observasi dan data yang diperoleh, peneliti mengambil kesimpulan bahwa tindakan yang dilaksanakan pada siklus kedua dinyatakan berhasil, karena terdapat 46.67 % guru yang terlambat kurang dari 0 menit, dan tidak ada lagi guru yang terlambat baik 0 menit sampai 5 menit maupun lebih dari 5 menit atau melebihi target yang telah ditentukan sebesar 75 %. Pada tahap ini tidak ada lagi guru yang terlambat masuk mengajar di kelas lebih dari 5 menit. Guru yang biasanya terlambat masuk mengajar di kelas terutama pada jam pelajaran pertama karena faktor transportasi menemukan solusinya, yaitu ikut pada teman sesama guru atau pegawai yang menggunakan transportasi (kendaraan) pribadi. Tabel 3. Tanggapan Responden tentang Upaya Meningkatkan Disiplin Guru dalam Kehadiran Mengajar di Kelas melalui Waskat Kepala Sekolah Kriteria Bobot F Nilai % Rata-rata Tingkat Selalu Hampir Selalu Jarang Tidak Pernah Skor % Partisipasi 4 3 2 0 3 40 9 2 84% 3%.5%.5% Jumlah 5 52 00 3.62 Sangat Tinggi Dari Tabel 3 diperoleh gambaran bahwa waskat Kepala Sekolah dapat meningkatkan disiplin guru dalam kehadiran mengajar di kelas, terutama pada jam pelajaran pertama, hal ini ditandai dengan skor 3,62. Berdasarkan penelitian terhadap responden ternyata terdapat 84% dari jumlah responden menyatakan bahwa waskat Kepala Sekolah sangat berperanan dalam meningkatkan disiplin Guru terutama dalam kehadiran 6

mengajar di kelas. Sedangkan yang 6% karena faktor transportasi, yaitu guru yang masih menggunakan transportasi umum, dimana akses jalan masuk ke sekolah memang agak sulit. Karena bagaimana pun seorang guru atau tenaga kependidikan (pegawai), merupakan cermin bagi anak didiknya dalam sikap atau teladan, dan sikap disiplin guru dan tenaga kependidikan (pegawai) akan memberikan warna terhadap hasil pendidikan yang jauh lebih baik. Guru dalam melaksanakan tugastugasnya di sekolah perlu dinilai, dibina, dan dibimbing. Oleh karena itu waskat (pengawasan yang melekat) sangat diperlukan dalam meningkatkan disiplin guru terutama dalam kehadirannya mengajar di dalam kelas. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa waskat Kepala Sekolah dapat meningkatkan Kedisiplinan Guru dalam kehadiran mengajar di kelas, hal ini terlihat 84% dari jumlah responden menyatakan bahwa waskat Kepala Sekolah sangat berperanan dalam meningkatkan disiplin Guru terutama dalam kehadiran mengajar di kelas. Berdasarkan hasil dan pembahasan maka disarankan:. Kepala Sekolah sebagai pemimpin di suatu Lembaga Pendidikan perlu mengadakan pengawasan yang melekat (Waskat) pada seluruh warga sekolah yang dipimpinnya. 2. Setiap tenaga kependidikan seperti guru memiliki karakteristik khusus, yang berbeda satu sama lain sehingga memerlukan perhatian dan pelayanan khusus dari pimpinannya yaitu kepala sekolah. Manado State University). IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM). Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Muri Kencana. Jakarta Soewandi. 202. Organisasi Perusahaan. Raja Grafindo. Jakarta Sudrajat, H. 2004. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Cipta Cekas Grafika. Bandung Sukendar dan Usman, H. 203. Karakteristik Kepemimpinan Efektif Kepala Sekolah Smp Negeri Banguntapan. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan. (2): 285-294 Surya, M. 2000. Aspirasi PeningkatanKemampuan Profesional dan Kesejahteraan Guru. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Balitbang Depdiknas. Jakarta.Hal -2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2005 edisi 2009, Tentang Guru dandosen, Bandung, Depdiknas, Citra Umbara. Wahjosumidjo. 2005. Kepemimpinan Kepala Sekolah (tinjauan teoritik dan permasalahanya). Raja Grafindo persada. Jakarta REFERENSI Asmiarsih. 202. Sumberdaya Manusia. Alfabeta. Bandung Hasibuan, Malayu Sp. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta Maryono. 20. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta Rawung. 203. The Effect of Leadership on the Work Motivation of Higher Education Administration Employees (Study at 7

8