LATIHAN SOAL METODE AKUMULASI BIAYA (COST ACCUMULATION)

dokumen-dokumen yang mirip
Akumulasi Biaya & Alokasi Biaya

PENGERTIAN COST ACCUMULATION & COST ALLOCATION

Akuntansi Biaya. Job Order Costing. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

LATIHAN SOAL ALOKASI BIAYA (COST ALLOCATION) Ade Heryana, SSt, MKM Dosen Prodi Kesmas Universitas Esa Unggul

LATIHAN SOAL ALOKASI BIAYA (COST ALLOCATION) Ade Heryana, SSt, MKM Dosen Prodi Kesmas Universitas Esa Unggul

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

Perhitungan Biaya Pesanan dan Biaya Proses. Kelompok 6

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Akuntansi Biaya. Cost System and Cost Accumulation. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis

BAB 4. SISTEM HARGA POKOK PROSES- WEIGHTED AVERAGE. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN 1 PT TUNGGUL NAGA ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM TIAP PRODUK DALAM SISTEM TRADISIONAL

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

JOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN)

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Istilah lain BOP : 1. Beban pabrik 2. Overhead produksi 3. Biaya produksi tidak langsung 4. Beban produksi 5. Biaya manufaktur tidak langsung

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iii. MOTTO... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

= $ = $9 = $4 = 50% = $3

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi kedokteran. Apapun teknologi kedokterannya

dimana pada pesanan A selisihnya sebesar Rp ,00 dan pada pesanan B selisihnya sebesar Rp ,00. Dalam menetapkan harga jual dibutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Selamat belajar dan sukses selalu!

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, perusahaan asuransi, jasa pariwisata ataupun lembaga keuangan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di PT Sukasari, berikut

BAB 7. ALOKASI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perbedaan Metode Harga Pokok Pesanan dengan Harga Pokok Proses. Keterangan Harga Pokok Pesanan Harga Pokok Proses Pengumpulan Biaya Produksi

COST ACCOUNTING. FACTORY OVERHEAD : Planned, Actual, and Applied. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas. Program Studi Akuntansi

Analisis Perhitungan Harga Pokok Pesanan Untuk Menentukan Harga Jual Dengan Metode Full Costing Pada PD. Karya Jaya

Akuntansi Biaya. Job Order Costing. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis. Program Studi Akuntansi

AKUNTANSI BIAYA KA2083. Modul Praktek. Hanya dipergunakan di lingkungan Fakultas Ilmu Terapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui oleh

BAB II LANDASAN TEORI

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Nama Mata Kuliah : Akuntansi Biaya Kode Mata Kuliah : AKU506 Jumlah SKS : 3

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Modul ke: Process Costing. Biaya produksi dengan metode process costing. Fakultas FEB. Minanari, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

AKUNTANSI BIAYA JOB COSTING ( HARGA POKOK PESANAN )---B.Linggar Yekti Nugraheni JOB COSTING. Job Costing Operation Costing Process Costing

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang meningkat, membuat perusahaan. bersaing dalam mengembangkan usahanya. Setiap perusahaan memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri)

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LAB. PENGANTAR AKUNTANSI 3 (ED) KODE / SKS : KD / 2 SKS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. John Soeprihanto (1999:414) adalah biaya yang seharusnya untuk produksi suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan industri di Indonesia sangat pesat. Terutama sejak

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Carter & Usry (2006;11)

Akuntansi Biaya PROCESS COSTING II. Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE., M.S.,Ak. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

FACTORY OVERHEAD COST (BIAYA OVERHEAD PABRIK)

MATERI 4. KALKULASI KOS BERDASAR AKTIVITAS (ABC System)

MET ME ODE P ODE ENOU EN MP OU ULAN U LAN HAROA POKOK

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

3.2 ANALISIS PROSEDUR YANG SEDANG BERJALAN. bidang kedokteran spesialis anak dimana sistem perhitungan stok obat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROCESS COSTING LANJUTAN

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING)

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing dan Activity Based Management. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB

Soal Pilihan Ganda (bobot 30)

Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016

BAB 19 PERHITUNGAN BIAYA STANDAR: MEMASUKKAN STANDAR DALAM CATATAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat.

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PADA CV. SINAR MUSTIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA

Akuntansi Biaya. Manajemen, kontroler, dan Akuntansi Biaya. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

METODE PEMBEBANAN BOP

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan

Akuntansi Biaya. Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Analisis Lingkungan Internal RS: Pendekatan Analisis dengan Kerangka Rantai Nilai. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

Sistem Perhitungan Biaya dan Akumulasi Biaya

PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN ETALASE PADA SUMBER JAYA ALUMMUNIUM. Ramona Nur Rachmatika

Manfaat Harga Pokok Standar untuk:

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

COST ACCOUNTING. Material, Labor, FOH, ABC. SOAL /QUIS : Joint product, Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tingkat kemajuan di berbagai bidang perekonomian dan

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

MATERI PRAKTIKUM MINGGU KE

BAB II BAHAN RUJUKAN

Transkripsi:

1 LATIHAN SOAL METODE AKUMULASI BIAYA (COST ACCUMULATION) (Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan) Oleh: Ade Heryana, SST, MKM Dosen Prodi Kesmas, Universitas Esa Unggul COSTING PRODUK/JASA TUNGGAL, PROSES KONTINYU Costing tanpa Work-in-Process (WIP) 1 1. (Contoh) Apotik Dewi baru beroperasional pada bulan April tahun 2017. Selama bulan April berdasarkan laporan penjualan telah melayani 1.000 resep dokter, tanpa ada WIP. Adapun biaya-biaya yang terjadi selama April 2017 adalah sebagai berikut: Biaya material Rp 40.000.000 Biaya tenaga kerja Rp 10.000.000 Biaya overhead pelayanan Rp 50.000.000 Total = Rp 100.000.000 Berapa biaya produk untuk melayani satu resep dokter? Selama April 2017 total biaya yang dikeluarkan adalah Rp 100.000.000,- Maka dengan jumlah pelayanan sebanyak 1.000 resep, biaya produk untuk melayani satu resep adalah Rp 100.000.000 : 1.000 = Rp 100.000,- 2. Klinik Gigi Bolong pada bulan Juni 2017 melayani 200 pasien tambal gigi. Berdasarkan data keuangan, selama bulan Juni 2017 biaya-biaya yang dikeluarkan adalah 1) Biaya material langsung Rp 20.000.000,- 2) Biaya tenaga kerja langsung Rp 15.000.000,- dan 3) Biaya overhead Rp 30.000.000,- Hitunglah biaya produk untuk melayani tambal gigi satu orang pasien! Costing dengan Work-in-Process 1. Pada bulan May 2017 Apotik Dewi melayani 980 resep dokter. Ternyata berdasarkan data penjualan dari terdapat 1000 resep dokter yang masuk, namun 20 resep dokter belum sepenuhnya terlayani karena terdapat obat yang masih kosong stoknya, dengan tingkat penyelesaiannya dianggap 50%. Biaya-biaya yang terjadi selama bulan May 2017 adalah: Biaya material Rp 39.000.000 1 Work-in-Process adalah produk/jasa yang belum lengkap pengerjaannya. Pada pelayanan kesehatan biasanya pasien membayar penuh terlebih dahulu atau membayar uang muka yang besarnya disepakati kedua pihak.

2 Biaya tenaga kerja Rp 10.000.000 Biaya overhead pelayanan Rp 50.000.000 Total = Rp 99.000.000 Berapa biaya produk untuk melayani satu resep dokter? Total biaya dikeluarkan selama May 2017 adalah Rp 99.000.000,- Total jumlah resep yang dilayani selama May 2017 = 980 + (50% x 20) = 990 Sehingga biaya produk untuk melayani resep dokter adalah Rp 99.000.000 : 990 = Rp 100.000,- per resep dokter 2. Klinik Gigi Bolong pada bulan Juni 2017 menerima pendaftaran 200 pasien tambal gigi. Pada ahir bulan ada 5 pasien yang belum seluruhnya selesai dilayani karena masalah medis, dengan tingkat penyelesaian dianggaap 80%. Berdasarkan data keuangan, selama bulan Juni 2017 biaya-biaya yang dikeluarkan adalah 1) Biaya material langsung Rp 20.000.000,- 2) Biaya tenaga kerja langsung Rp 15.000.000,- dan 3) Biaya overhead Rp 30.000.000,- Hitunglah biaya produk untuk melayani tambal gigi satu orang pasien! COSTING PRODUK/JASA LEBIH DARI SATU, PROSES SERIAL 2 1. (Contoh) Unit farmasi Puskesmas A selama bulan Juli 2017 melayani resep yang berasal dari poli Puskesmas dan luar poli Puskemas. Pelayanan resep melalui tiga tahap yaitu penerimaan resep, penyiapan obat, dan verifikasi resep. Unit farmasi dilayani oleh 1 Apoteker dan 3 Asisten Apoteker. Kinerja selama melayani resep dokter karena tercatat sebagai berikut: Unit Internal PKM Unit Eksternal PKM Total Resep yang dilayani 9.500 500 10.000 Jumlah Asisten Apoteker 2 1 3 Biaya-biaya: Biaya Tenaga Kerja Langsung/ Asisten Apoteker (Rp) 6.000.000 3.000.000 9.000.000 Biaya Material Langsung 50.000.000 5.000.000 55.000.000 Biaya overhead 21.000.000 3 Total Biaya 85.000.000 2 Proses serial adalah proses pelayanan yang pengerjaannya berurutan. 3 Menggunakan biaya teranggarkan.

3 Hitunglah: a. Biaya overhead untuk melayani resep dokter dari Internal PKM dan Eksternal PKM b. Total biaya dan biaya per resep masing-masing unit c. Apa kesimpulan yang Anda dapat? a. Pertama kita menentukan overhead-rate sebagai dasar alokasi untuk tiap unit. Pada kasus ini bisa menggunakan jumlah Asisten Apoteker, sehingga overhead-rate adalah: Rp 21.000.000 : 3 = Rp 7.000.000. Dengan demikian biaya overhead untuk: - Unit internal PKM = Rp 7.000.000 x 2 = Rp 14.000.000 - Unit eksternal PKM = Rp 7.000.000 x 1 = Rp 7.000.000 b. Total biaya masing-masing unit menjadi: Unit Internal PKM Unit Eksternal PKM Total Resep yang dilayani 9.500 500 10.000 Jumlah Asisten Apoteker 2 1 3 Biaya-biaya: Biaya Tenaga Kerja Langsung/ Asisten Apoteker (Rp) 6.000.000 3.000.000 9.000.000 Biaya Material Langsung 50.000.000 5.000.000 55.000.000 Biaya overhead 14.000.000 7.000.000 21.000.000 4 Total Biaya 70.000.000 15.000.000 85.000.000 Biaya produk per resep dokter 7.368 30.000 Ket: Biaya produk untuk unit Internal PKM = Rp 70.000.000 : 9.500 = Rp 7.368 Biaya produk untuk unit Eksternal PKM = Rp 15.000.000 : 500 = Rp 30.000 c. Kesimpulan: - Biaya produk unit Internal lebih rendah dibanding unit Eksternal, atau unit Internal bekerja lebih efisien dibanding unit Eksternal 2. Soal sama seperti no.1, namun overhead rate menggunakan rate jumlah pasien. 3. (Contoh) Laboratorium klinik C melayani tiga jenis pelanggan yaitu Atas Permintaan Sendiri (APS), Rujukan Dokter, dan Perusahaan. Selama bulan Agustus 2017 total melayani pemeriksaan laboratorium sebanyak 3.000 pasien. Laboratorium mempekerjakan 2 orang customer service, 5 orang Analis Kesehatan dan 1 orang Dokter PJ. Adapun alokasi jam kerja masing-masing karyawan menurut data SDM adalah: 4 Menggunakan biaya teranggarkan.

4 Tenaga Kerja APS Rujukan Perusahaan Customer service 1 (jam) 2 2 4 Customer service 2 (jam) 4 2 2 Analis Kesehatan 1 (jam) 2 2 4 Analis Kesehatan 2 (jam) 2 2 4 Analis Kesehatan 3 (jam) 4 4 - Dokter PJ (jam) 3 4 1 TOTAL (jam) 17 16 15 Selama bulan Agustus 2017, kinerja melayani pemeriksaan laboratorium tercatat sebagai berikut: APS Rujukan Perusahaan Total Pasien dilayani 500 1.500 1.000 3.000 Alokasi jam kerja 17 16 15 48 Biaya-biaya: Biaya Tenaga Kerja 3.500.000 10.500.000 7.000.000 21.000.000 Langsung (Rp) Biaya Material 100.000.000 120.000.000 80.000.000 300.000.000 Langsung (Rp) Biaya overhead 48.000.000 Total Biaya 368.000.000 Hitunglah: a. Biaya overhead untuk melayani pemeriksaan laboratoium (menggunakan rate jam alokasi jam kerja) b. Total biaya dan biaya per pemerikaan laboratorium masing-masing pelanggan c. Apa kesimpulan yang Anda dapat? a. Biaya Overhead masing-masing pelanggan: - APS = 17/48 x Rp 48.000.000,- = Rp 17.000.000 - Rujukan = 16/48 x Rp 48.000.000,- = Rp 16.000.000 - Perusahaan = 15/48 x Rp 48.000.000,- = Rp 15.000.000 b. Total Biaya dan Biaya produk adalah: APS Rujukan Perusahaan Total Pasien dilayani 500 1.500 1.000 3.000 Alokasi JK 17 16 15 48 Biaya-biaya: Biaya TKL (Rp) 3.500.000 10.500.000 7.000.000 21.000.000 Biaya ML (Rp) 100.000.000 120.000.000 80.000.000 300.000.000 Biaya overhead 17.000.000 16.000.000 15.000.000 48.000.000 Total Biaya 120.500.000 146.000.000 102.000.000 368.000.000

5 Biaya produk: a. APS = Rp 120.500.000 : 500 = Rp 241.000,00 b. Rujukan = Rp 146.000.000 : 1.500 = Rp 97.333,33 c. Perusahaan = Rp 102.000.000 : 1.000 = Rp 102.000,00 c. Kesimpulan: - Biaya produk pelanggan APS paling tinggi, sedangkan yang paling rendah adalah pelanggan Rujukan - Pelayanan pasien rujukan adalah yang paling efisien 4. Soal sama dengan nomor 3, namun jika Masing-masing Analis Kesehatan melayani full masing-masing pelanggan, sehingga Biaya Tenaga Kerja Langsung masing-masing adalah Rp 7.000.000,- METODE JOB ORDER COSTING 1. (Contoh, industri jamu) Sebuah pabrik herbal kelas menengah ke bawah berencana membuat 25 batch pesanan jamu kunyit dengan Surat Pesanan No.123 ke pedagang besar seharga Rp 114.800.000,-. Biaya langsung yang timbul selama periode permbuatan jamu tersebut adalah 1) Biaya bahan baku langsung Rp 50.000.000,- dan 2) Biaya Tenaga Kerja Langsung (TKL) Rp 19.000.000,-. Proses produksi untuk Pesanan No.123 ini membutuhkan 500 jam-mesin. Sementara seluruh kegiatan produksi di pabrik tersebut (bukan hanya pesanan No.123) dianggarkan 2.000 jam-mesin, dan aktualnya sebesar Rp 2.480 jam-mesin. Total Biaya Overhead Pabrik (BOP) yang dibebankan kepada seluruh pesanan (bukan hanya pesanan No.123) dianggarkan sebesar Rp 64.800.000,- dan aktualnya ternyata mencapai Rp 65.100.000,- Pertanyaan: a. Jika menggunakan biaya aktual, pada pesanan No.123 tersebut hitunglah: 1) Biaya total (total cost); 2) Unit cost; 3) Laba/rugi per unit yang dihasilkan b. Jika menggunakan biaya anggaran, pada pesanan No.123 tersebut hitunglah: 1) Biaya total (total cost); 2) Unit cost; 3) Laba/rugi per unit yang dihasilkan c. Kesimpulan apa yang dapat Anda berikan berdasarkan jawaban nomor a dan b di atas.

6 Menggunakan Biaya Aktual Obyek biaya/cost object = Pesanan No.123 Menghitung biaya langsung - Biaya material/bahan baku langsung = Rp 50.000.000,- - Baya tenaga kerja langsung = Rp 19.000.000,- - Total biaya langsung = Rp 50.000.000,- + Rp 19.000.000,- = Rp 69.000.000,- Menghitung biaya overhead - Biaya overhead aktual adalah Rp 65.100.000,- - Menentukan dasar alokasi biaya overhead yaitu jam-mesin, yaitu 500 jam-mesin (Pesanan No.123), dan 2.480 jam-mesin (Seluruh pesanan secara aktual) - Tarif aktual terhadap biaya overhead = Rp 65.100.000,- : 2.480 jam-mesin = Rp 26.250,- per jam-mesin - Alokasi biaya overhead ke Pesanan No.123 = Rp 26.250,- x 500 jam-mesin = Rp 13.125.000,- Menghitung total cost untuk Pesanan No.123 - Total biaya langsung = Rp 69.000.000,- - Total biaya overhead = Rp 13.125.000,- - Total biaya = Rp 69.000.000,- + Rp 13.125.000,- = Rp 82.125.000,- Menghitung unit cost untuk Pesanan No.123 - Total cost = Rp 82.125.000 - Unit pesanan = 25 - Unit cost = Rp 82.125.000,- : 25 = Rp 3.285.000,- Menghitung laba per unit - Harga jual 25 unit = Rp 114.800.000,- - Harga per unit = Rp 114.800.000,- : 25 = Rp 4.592.000,- - Laba per unit = Rp 4.592.000 Rp 3.285.000 = Rp 1.307.000,- Menggunakan Biaya Anggaran Obyek biaya/cost object = Pesanan No.123 Menghitung biaya langsung - Biaya material/bahan baku langsung = Rp 50.000.000,- - Baya tenaga kerja langsung = Rp 19.000.000,- - Total biaya langsung = Rp 50.000.000,- + Rp 19.000.000,- = Rp 69.000.000,- Menghitung biaya overhead

7 - Biaya overhead anggaran/normal adalah Rp 64.800.000,- - Menentukan dasar alokasi biaya overhead yaitu jam-mesin, yaitu 500 jam-mesin (Pesanan No.123), dan 2.400 jam-mesin (Seluruh pesanan secara anggaran) - Tarif anggaran terhadap biaya overhead = Rp 64.800.000,- : 2.400 jam-mesin = Rp 27.000,- per jam-mesin - Alokasi biaya overhead ke Pesanan No.123 = Rp 27.000,- x 500 jam-mesin = Rp 13.500.000,- Menghitung total cost untuk Pesanan No.123 - Total biaya langsung = Rp 69.000.000,- - Total biaya overhead = Rp 13.500.000,- - Total biaya = Rp 69.000.000,- + Rp 13.500.000,- = Rp 82.500.000,- Menghitung unit cost untuk Pesanan No.123 - Total cost = Rp 82.500.000 - Unit pesanan = 25 - Unit cost = Rp 82.500.000,- : 25 = Rp 3.300.000,- Menghitung laba per unit - Harga jual 25 unit = Rp 114.800.000,- - Harga per unit = Rp 114.800.000,- : 25 = Rp 4.592.000,- - Laba per unit = Rp 4.592.000 Rp 3.300.000 = Rp 1.292.000,- Kesimpulan: a. Dengan menggunakan biaya aktual, total cost yang dihasilkan lebih kecil (Rp 82.125.000,-) dibandingkan dengan dengan menggunakan biaya anggaran (Rp 82.500.000) b. Laba yang dihasilkan dengan biaya aktual (Rp 1.307.000,-) lebih besar dibandingkan dengan biaya anggaran (Rp 1.292.000) 2. (Klinik dokter, Medical Check Up). Sebuah medical centre di Jakarta memenangkan tender pemeriksaan kesehatan karyawan sebanyak 1.000 karyawan dengan harga pemeriksaan yang disepakati adalah Rp 500.000,- per karyawan. Pelaksanaan pemeriksaan dilakukan selama bulan Juli 2016 dan dimasukkan sebagai Pesanan No.20. Selama bulan April 2016 tercatat biaya-biaya dan informasi sebagai berikut sebagai berikut: a. Biaya material langsung untuk Pesanan No.20 adalah Rp 200.000.000,-

8 b. Biaya tenaga kerja langsung untuk Pesanan No.20 adalah Rp 100.000.000,- c. Selama bulan April 2016 biaya overhead aktual yang timbul di klinik tersebut untuk seluruh pesanan dan operasional klinik adalah Rp 60.000.000, sementara yang dianggarlan adalah Rp 55.000.000,- d. Selama bulan April 2016, secara aktual klinik menggunakan 6500 jam-tenaga kerja, sementara yang dianggarkan hanya 3000 jam-tenaga kerja. Pesanan No.20 (medical check up karyawan) menggunakan 500 jam-tenaga kerja. Dengan menggunakan informas di atas: 1. Hitunglah total cost, unit cost dan laba/rugi per unit jika menggunakan biaya aktual 2. Hitunglah total cost, unit cost dan laba/rugi per unit jika menggunakan biaya anggaran 3. Kesimpulan apa yang dapat dihasilkan dari perhitungan di atas. METODE PROCESS COSTING 1. (Laboratorium klinik) Laboratorium Klinik Esa Medhika melayani pemeriksaan imunologi untuk sampel darah pasien yang melewati dua Unit utama yaitu Unit Analitik dan Unit Pasca Analitik. Adapun informasi biaya dan sampel yang dihasilkan selama bulan Januari, dan Februari 2017 pada Unit Analitik adalah sebagai berikut: a. Januari 2017 1. Unit fisik sampel: - Work-in Process 5 awal = 0 - Sampel masuk dan diproses = 400 - Sampel selesai dan ditransfer ke Unit Pasca Analitik = 400 2. Biaya-biaya - Biaya material langsung = Rp 32.000.000,- - Biaya konversi 6 = Rp 24.000.000,- b. Februari 2017 1. Unit fisik sampel: - Work-in Process 7 awal = 0 - Sampel masuk dan diproses = 400 5 Sampel yang masih belum selesai dikerjakan pada bulan sebelumnya (dalam hal ini adalah Desember 2016) 6 Biaya konversi = biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead 7 Sampel yang masih belum selesai dikerjakan pada bulan sebelumnya (dalam hal ini adalah Januari 2017)

9 - Sampel selesai dan ditransfer ke Unit Pasca Analitik = 175 - WIP akhir (100% material dan 60% konversi) = 225 2. Biaya-biaya - Biaya material langsung = Rp 32.000.000,- - Biaya konversi 8 = Rp 18.600.000,- Dengan menggunakan informasi di atas, hitunglah total cost di Unit Analitik pada bulan Januari dan Februari 2017. a. Bulan Januari 2017 di Unit Pre-Analitik - Unit fisik sampel yang dihasilkan = 400 - Total biaya = biaya material langsung + biaya konversi = Rp 32.000.000 + 24.000.000 = Rp 56.000.000,- - Biaya per unit = Rp 56.000.000,- : 400 = Rp 140.000,- per unit sampel - Karena tidak ada WIP akhir, maka seluruh biaya dibebankan kepada produk jadi (sampel yang sudah dikerjakan) b. Bulan Februari 2017 di Unit Pre-Analitik - Unit fisik sampel yang dihasilkan (output) dan unit ekuivalen) Unit Fisik Jumlah Unit WIP Awal 0 Masuk dan proses 400 Jumlah input 400 Selesai dan ditransfer ke Unit Pasca Unit Ekuivalen Material Konversi Langsung 175 175 175 Analitik WIP Akhir* 225 225 135 Jumlah output 400 400 310 * Catatan: Ekuivalensi pada WIP Akhir adalah 100% material langsung dan 60% konversi, sehingga WIP akhir dihitung sebagai berikut: - WIP akhir pada material langsung = 100% x 225 = 225 - WIP akhir pada konversi = 60% x 225 = 135 - Total biaya = biaya material langsung + biaya konversi = Rp 32.000.000 + 18.600.000 = Rp 50.600.000,- - Biaya per unit ekuivalensi a. Material langsung = Rp 32.000.000,- : 400 = Rp 80.000,- per unit ekuivalensi b. Konversi = Rp 18.600.000,- : 310 = Rp 60.000,- per unit ekuivalensi 8 Biaya konversi = biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead

10 - Pembebanan biaya a. Terhadap produk jadi (sampel yang selesai 100% dikerjakan) 1. Biaya Material langsung = 175 x Rp 80.000,- = Rp 14.000.000,- 2. Biaya Konversi = 175 x Rp 60.000,- = Rp 10.500.000,- b. Terhadap WIP akhir 1. Biaya Material langsung = 225 x Rp 80.000,- = Rp 18.000.000,- 2. Biaya Konversi = 135 x Rp 60.000,- = Rp 8.100.000,- Total Biaya = Rp 14.000.000 + 10.500.000 + 18.000.000 + 8.100.000 = Rp 50.600.000,- Dengan demikian: a. Total Biaya: 1. Pada bulan Januari 2017 = Rp 56.000.000,- 2. Pada bulan Februari 2017 = Rp 50.600.000,- b. Biaya per Unit: 1. Pada bulan Januari 2017 = Rp 140.000,- per unit 2. Pada bulan Februari 2017 = Rp 80.000,- per unit ekuivalensi biaya material langsung dan Rp 60.000,- per unit ekuivalensi biaya konversi. 2. Berdasarkan soal nomor 1 hitunglah total biaya, jika pada bulan Maret 2017 terdapat informasi biaya sebagai berikut: a. Unit fisik sampel 1. WIP awal = 225 2. Mulai masuk dan proses = 275 3. Selesai dan transfer = 400 4. WIP Akhir = 100 (100% material dan 50% konversi) b. Biaya-biaya 1. Biaya WIP awal: a. Bahan langsung = Rp 18.000.000,- b. Konversi = Rp 8.100.000,- 2. Biaya yang ditambahkan a. Bahan langsung = Rp 19.800.000,- b. Konversi = Rp 16.380.000,-

11 1. Menghitung unit fisik dan unit ekuivalen Unit Fisik Jumlah Unit WIP Awal 225 Masuk dan diproses 275 Jumlah input 500 Selesai dan ditransfer ke Unit Pasca Unit Ekuivalen Material Konversi Langsung 400 400 400 Analitik WIP Akhir* 100 100 50 Jumlah output 400 500 450 * Catatan: Ekuivalensi pada WIP Akhir adalah 100% material langsung dan 50% konversi, sehingga WIP akhir dihitung sebagai berikut: - WIP akhir pada material langsung = 100% x 100 = 100 - WIP akhir pada konversi = 50% x 100 = 50 2. Menghitung biaya total dan biaya per unit ekuivalen Uraian Total Biaya Biaya Material Langsung Biaya Konversi (TKL+OH) Biaya WIP Awal 26.100.000 18.000.000 8.100.000 Biaya yang ditambahkan 36.180.000 19.800.000 16.380.000 Jumlah 62.280.000 37.800.000 24.480.000 Unit ekuivalen 500 450 Biaya per unit ekuivalen 75.600 54.400 3. Pembebanan biaya a. Terhadap produk/jasa jadi (yang sudah selesai 100%) - Biaya Material Langsung = 400 unit x Rp 75.600 = Rp 30.240.000,- - Biaya Konversi (TKL+OH) = 400 unit x Rp 54.400 = Rp 21.760.000,- b. Terhadap WIP akhir - Biaya Material Langsung = 100 unit x Rp 75.600 = Rp 7.560.000,- - Biaya Konversi (TKL + OH) = 50 unit x Rp 54.400 = Rp 2.720.000,- Total Biaya = Rp 30.240.000 + Rp 21.760.000 + Rp 7.560.000 + Rp 2.720.000,- = Rp 62.280.000,- 4. Berdasarkan soal nomor 3 hitunglah total biaya pada Unit Pasca Analitik, jika pada bulan Maret 2017 terdapat informasi-informasi biaya sebagai berikut: a. Unit fisik sampel 1. WIP awal = 240

12 2. Mulai masuk dan proses = 400 (dari Unit Analitik) 3. Selesai dan transfer = 440 4. WIP Akhir = 200 (100% transfrerred-in, 0% material dan 80% konversi) b. Biaya-biaya 1. Biaya WIP: a. Transferred-in = Rp 33.600.000,- b. Bahan langsung = Rp 0,- c. Konversi = Rp 18.000.000,- 2. Biaya yang ditambahkan a. Transferred-in = Rp 52.000.000,- b. Bahan langsung = Rp 13.200.000,- c. Konversi = Rp 48.600.000,- 1. Menghitung unit fisik dan unit ekuivalen Unit Fisik Jumlah Unit Transferredin Unit Ekuivalen Material Langsung Konversi WIP Awal 240 Masuk dan diproses 400 Jumlah input 640 Selesai dan ditransfer 440 440 440 440 WIP Akhir* 200 200 0 160 Jumlah output 640 640 440 600 * Catatan: Ekuivalensi pada WIP Akhir adalah 100% transferred-in, 0% material langsung dan 80% konversi, sehingga WIP akhir dihitung sebagai berikut: - WIP akhir pada transferred-in = 100% x 200 = 200 - WIP akhir pada material langsung = 0% x 200 = 0 - WIP akhir pada konversi = 80% x 200 = 160 2. Menghitung biaya total dan biaya per unit ekuivalen Uraian Total Biaya Biaya Transferre d-in Biaya Material Langsung Biaya Konversi (TKL+OH) Biaya WIP Awal 51.600.000 33.600.000 0 18.000.000 Biaya yang ditambahkan 113.800.000 52.000.000 13.200.000 48.600.000 Jumlah 165.400.000 85.600.000 13.200.000 66.600.000 Unit ekuivalen 640 440 600 Biaya per unit ekuivalen 133.750 30.000 111.000 3. Pembebanan biaya a. Terhadap produk/jasa jadi (yang sudah selesai 100%)

13 - Biaya transferred-in = 440 unit x Rp 133.750 = Rp 58.850.000,- - Biaya Material Langsung = 440 unit x Rp 30.000 = Rp 13.200.000,- - Biaya Konversi (TKL+OH) = 440 unit x Rp 111.000 = Rp 48.840.000,- b. Terhadap WIP akhir - Biaya transferred-in = 200 unit x Rp 133.750 = Rp 26.750.000,- - Biaya Material Langsung = 0 unit x Rp 30.000 = Rp 0,- - Biaya Konversi (TKL + OH) = 160 unit x Rp 111.000 = Rp 17.760.000,- TOTAL BIAYA = Rp 165.400.000,- 5. (Radiologi, Pelayanan Thorax) Unit radiologi RS XYZ melayani pemeriksaan Thorax yang melalui dua unit pelayanan yaitu Unit A (pendaftaran dan expose) dan Unit B (produksi dan hasil) dengan tenaga kerja yang berbeda. Adapun data-data biaya dan unit yang terjadi selama bulan April, Mei, dan Juni 2017 sebagai berikut: Uraian April 2017 Mei 2017 Juni 2017 Unit A Unit A Unit A Unit B Unit Fisik WIP Awal 0 0 400 300 Masuk & Proses 1.200 1.200 1.000 900 Selesai & transfer 1.200 800 850 1.000 WIP Akhir 0 400 550 200 Biaya WIP Awal Trasferred-in 0,- 36.000.000,- Material langsung 50.000.000,- 50.000.000,- 30.000.000,- 60.000.000,- Konversi 42.000.000,- 38.000.000,- 25.000.000,- 30.000.000,- Biaya yang Ditambahkan Transferred-in 0,- 48.000.000,- Material langsung 28.000.000,- 36.000.000,- Konversi 15.000.000,- 18.000.000,- Unit Ekuivalensi Biaya material langsung 100% 100% 0% Biaya konversi 80% 50% 80% Transferred-in 100% Berdasarkan data di atas hitunglah biaya total pada bulan April, Mei, dan Juni 2017!