BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri konstruksi merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian bangsa, dimana konstribusi industri konstruksi akan meningkat sejalan dengan kemajuan perekonomian bangsa. (Turin, 1975). Berdasarkan kualifikasinya industri konstruksi di Indonesia terdiri dari kualifikasi kontraktor besar, kontraktor menengah dan kontraktor kecil. Pada daftar registrasi perusahaan nasional yang dikeluarkan oleh LPJK (www.lpjk.or.id/klasifikasi_kualifikasi.php,2008), bahwa kontraktor kecil mendominasi industri konstruksi yang ada di Indonesia, hal ini terlihat dengan komposisi 86% kontraktor kecil, 11% kontraktor menengah dan 3% kontraktor besar. Dengan kata lain kontraktor kecil memiliki peranan penting dalam proses pertumbuhan perekonomian nasional. Bila dilihat dari jumlah kontraktor kecil yang cukup banyak sedangkan ruang lingkup pekerjaan yang ditawarkan terbatas, menimbulkan persaingan antara sesama kontraktor kecil. Perkembangan dan daya tahan suatu perusahaan kontraktor kecil dalam menghadapi persaingan dapat diwujudkan dengan terus menghasilkan barang/jasa yang bermutu tinggi, harga lebih murah, promosi lebih efektif dan penyerahan akhir barang/jasa lebih cepat dengan pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan para pesaingnya. Bila ingin memenangkan persaingan harus mampu mencapai mutu dengan tingkat mutu sesuai dengan kebutuhan dari pengguna jasa (owner), mutu yang ingin dicapai tidak hanya mutu produknya saja akan tetapi mutu yang ditinjau dari segala aspek, seperti bahan mentah (material konstruksi), pemasok (supplier), sumber daya yang mampu bekerja secara efektif dan efisien. Kondisi saat ini kontraktor kecil adalah masih lemah dalam berbagai hal seperti manajemen yang tidak efisien, keterbatasan dana, keterbatasan dalam teknologi, peralatan dan metode, dan sumber daya manusia yang kurang berkualitas. Permasalahan permasalahan yang terjadi di kontraktor kecil dapat mengakibatkan
proses dan hasil akhir dari pelaksanaan konstruksi sering menyimpang dari perencanaan awal (sesuai dengan kontrak kerja). Hal ini dapat disebabkan oleh kemudahan dalam membuat suatu perusahaan kontraktor kecil, dimana terkadang suatu perusahaan kontraktor kecil didirikan hanya untuk pengaturan tender proyek pemerintah saja. Sehingga menyebabkan mutu perusahaan lemah. Ketidak profesionalan kontraktor kecil ini dapat mengakibatkan terjadinya penurunan mutu. Pemerintah dalam hal ini Departemen PU, dalam kapasitanya sebagai pembina di bidang jasa konstruksi selalu berupaya untuk meningkatkan atau mendorong mutu, kompetensi, professional mitra kerja untuk menghadapi tantangantantangan dimasa depan dengan membuat dan melakukan kegiatan bimbingan teknis untuk kontraktor kecil. Salah satu cara kontraktor kecil untuk meningkatkan mutu perusahaannya adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip yang ada di total quality management (TQM). Total quality management (TQM) adalah metode yang mendasari perkembangan manajemen mutu yang mengendalikan organisasi secara keseluruhan yang bertujuan meningkatkan nilai yang diperoleh oleh pengguna jasa secara berkelanjutan dengan cara perencanaan dan perbaikan proses dan sistem yang berkelanjutan. Diharapkan kontraktor kecil dapat mulai menerapkan prinsip-prinsip TQM dan memiliki komitmen untuk selalu berusaha menciptakan kepuasan pengguna jasa (owner) dan melakukan perbaikan secara terus menerus dalam setiap proses kerja demi tercapainya mutu barang/jasa sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. I.2 Rumusan Permasalahan Sering kali kegagalan-kegagalan mutu baik berupa kegagalan atau kecacatan konstruksi menyebabkan ketidakpuasan dari pengguna jasa (owner). Padahal 2
3 kepuasan pengguna jasa (owner) akan pemenuhan mutu hasil konstruksi sangat penting bagi keberlangsungan hidup perusahaan kontraktor kecil, oleh karena itu kontraktor kecil dituntut untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaannya terutama pada sistem mutu agar terus mampu bersaing di industri konstruksi Indonesia. Tetapi permasalahan yang dihadapi oleh kontraktor kecil di Indonesia adalah aplikasi penerapan sistem mutu masih berjalan lambat dan kemampuan kontraktor kecil juga masih terbatas sehingga diperlukan langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan sistem mutu di kontraktor kecil. Untuk dapat meningkatkan sistem mutu tersebut terlebih dulu meninjau faktor-faktor penting apa saja yang perlu dilakukan untuk meningkatkan sistem mutu tersebut. I.3 Batasan Permasalahan Penelitian ini dilakukan terbatas pada penerapan sistem mutu berbasis TQM untuk meningkatkan mutu di kontraktor kecil yang berdomisili di Kota Bandung. Pemilihan kontraktor kecil sebagai responden karena kontraktor kecil mendominasi pasar industri konstruksi Indonesia, sedangkan jumlah pekerjaan yang ditawarkan untuk kontraktor kecil masih sangat terbatas, untuk itu kontraktor kecil harus mampu bersaing untuk memenangkan persaingan. Salah satu cara untuk memenangkan persaingan adalah dengan cara meningkatkan mutu perusahaan maupun mutu barang/jasanya. Kota Bandung dipilih sebagai daerah survey karena iklim konstruksi di Jawa Barat dinilai cukup baik, hal ini dibuktikan dengan prestasi LPJKD Jawa Barat yang telah menjadi lembaga pengembangan terbaik selama 3 tahun berturut-turut. I.4 Tujuan Penelitian Dengan memahami bahwa mutu memiliki peranan yang sangat penting dalam perusahaan, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki penerapannya agar perusahaan kontraktor kecil dapat terus bersaing di industri konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu usulan
mengenai perbaikan penerapan sistem mutu di kontraktor kecil berbasiskan total quality management (TQM). I.4 Manfaat Penelitian Dengan diidentifikasinya faktor-faktor penting dalam penerapan sistem mutu di kontraktor kecil dan usulan peningkatan faktor-faktor tersebut maka diharapkan dapat memberikan masukan kepada kontraktor kecil untuk dapat memperbaiki sistem mutu di perusahaannya dan mampu bersaing di industri konstruksi. I.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup dan membatasi pada pembahasan sebagai berikut: 1. Identifikasi permasalahan dan kondisi kontraktor kecil 2. Identifikasi variabel-variabel mutu berbasiskan total quality management (TQM) 3. Usulan untuk meningkatkan penerapan sistem mutu di kontraktor kecil. 4. Penelitian ini dilakukan terbatas pada faktor-faktor penting penerapan sistem mutu berbasiskan TQM (Total Quality Maanagement) untuk meningkatkan mutu di kontraktor kecil yang berdomisili di Kota Bandung. I.6 Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini, sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan pada penelitian ini. Bab II Studi Literatur Berisikan landasan teori yang akan digunakan dalam mengakaji berbagai faktorfaktor yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini. Dalam 4
5 proses penelitian, studi literatur memberikan kontribusi dalam pengembangan instrumen pengumpulan data, berupa gambaran terhadap parameter-parameter penilaian yang akan digunakan, hingga pada akhirnya dapat menghasilkan butirbutir pertanyaan dalam proses wawancara. Bab III Metodologi Penelitian Metode penelitian akan membahas mengenai perencanaan survei, pelaksanaan survei, kuisioner dan wawancara, mengidentifikasi permasalahan-permasalahan awal penerapan mutu oleh kontraktor kecil. Bab IV Pengolahan dan Analisis Data Bab ini akan menjelaskan mengenai proses pengolahan data yang dilakukan melalalui kuesioner. Analisis hasil survey akan merupakan penjabaran data yang didapat dari survey. Analisis data akan menjelaskan mengenai variabel TQM mana yang telah diterapkan dengan baik oleh kontraktor kecil dan variabel mana yang masih kurang baik diterapkan, selain itu dalam analisis data juga akan menggambarkan mengenai hambatan atau kendala yang dihadapi oleh responden dalam menerapkan mutu diperusahaannya dan solusi apa yang akan diambil untuk mengatasi permasalahan tersebut. Bab V Kesimpulan dan Saran Bab ini menguraikan tentang kesimpulan atas perolehan dan kajian data sehingga diharapkan dapat menjawab tujuan penelitian. Adapun saran berisikan pendapat untuk penyempurnaan penelitian.