ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

Analisis Kinerja Keuangan untuk Menentukan..Ida Bgs. Eka Artika 52

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Definisi operasional dalam acuan penelitian ini adalah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

Analisis Kinerja Keuangan I Made Suidarma dan I Gusti Nengah Darma Diatmika 143

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT NARIBI PERKASA (PERIODE )

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PADA PT.BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk PERIODE DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB II. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui kinerja. kinerja keuangan Bank yang telah dilakukan oleh peneliti antara lain:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bank merupakan lembaga keuangan yang keberadaannya sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

BAB IV ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG JOMBANG BERDASARKAN METODE CAMEL

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN , maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kinerja keuangan PD BPR Bank Bantul periode ditinjau dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR BEPEDE KUTAI SEJAHTERA Tanggal : 30 Juni 2017

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PD. BPR BKK LASEM Tanggal : 30 Juni 2015

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR BEPEDE KUTAI SEJAHTERA Tanggal : 31 Maret 2017

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR DANA BINTAN SEJAHTERA Tanggal : 30 September 2016

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK SYARIAH (X) DAN BANK KONVENSIONAL (Z) TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR DANA BINTAN SEJAHTERA Tanggal : 31 Maret 2016

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK MANDIRI SYARIAH (PERIODE )

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR DANA BINTAN SEJAHTERA Tanggal : 30 Juni 2017

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR DANA BINTAN SEJAHTERA Tanggal : 31 Maret 2017

ANALISIS KESEHATAN BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Faimatul Khoyimah, Elfreda A Lau 2, Suyatin 3

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB IV ANALISIS DATA

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian yaitu sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB III METODE PENELITIAN dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat

ANALISIS CAMEL SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR TINGKAT KINERJA BANK (Studi pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Bumi Gora Jaya Periode )

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaannya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang

Posisi Desember Pos-Pos

Perhitungan Rasio Keuangan BPR Konvensional. Kas (0%) Sertifikat Bank Indonesia (0%) 0 0 0

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

DAFTAR ISI. I. DAFTAR ISI i. II. PENJELASAN ii. III. DAFTAR SINGKATAN iv. IV. DAFTAR ISTILAH v. V. DAFTAR RASIO vi. VI.

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR ALTO MAKMUR Tanggal : 31 Maret 2016

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE ( ) MUHAMAD IHSAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI, DAN BNI SYARIAH

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK DANAMON DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PERIODE TAHUN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK JATIM (PERIODE )

ANALISIS RASIO KEUANGAN PERBANKAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN BANK (Studi Kasus PD. BPR Bank Daerah Lamongan Periode )

Posisi Desember Pos-Pos

ABSTRAK. Oleh: Moh. Sochih

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA)

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN PT BPR AGUNG SEJAHTERA PERIODE TAHUN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dimana kegiatannya hanya menghimpun dana atau kembali

DAFTAR ISTILAH. Aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian

Syariah selama tahun 2002 dan 2003 serta analisis CAMEL (Capital, Assets,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

9. Publikasi buku Data Perbankan Indonesia juga dilakukan melalui website Bank Indonesia (

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Transkripsi:

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016 ABSTRAK I NYOMAN KARYAWAN Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Mataram. e-mail : karyawan i nyoman@ yahoo.co.id Penelitian ini dilaksanakan di PT. BPR Narpada Nusa tahun 2016, bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan tingkat kesehatan Bank, dengan metode pengumpulan data metode kasus.dan teknik pengumpulan data dengan observasi, interviu dan dokumentasi. Kemudian data dianalisis dengan metode CAMEL..Hasil penelitian menunjukkann bahwa dari penilaian kelima faktor CAMEL di atas yaitu permodalan (Capital), kualitas aktiva produktif (Asset Quality), manajemen, rentabilitas (Earning) dan likuiditas (Liquidity) pada PT. BPR Narpada Nusa rasio secara keseluruhan menunjukkan predikat sehat. Kelima faktor tersebut menunjukkan nilai kredit sebesar 93.60 yang berarti penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada PT.BPR Narpada Nusa berada pada predikat sehat karena nilai kredit untuk penggolongan TKS dikatakan sehat jika berada antara 81 s.d sesuai Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997. Kata kunci : Tingkat kesehatan bank, Metode Camel PENDAHULUAN Latar Belakang Era krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 1997 memberikan dampak buruk pada dunia perbankan terutama Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya suku bunga kredit perbankan yang meningkat tajam, permasalahan dalam struktur permodalan, permasalahan dalam likuiditas bank, permasalahan dengan kredit macet, permasalahan kondisi ekonomi makro, permasalahan ini juga masih terjadi sampai sekarang pada bank-bank di Indonesia. Berdasarkan permasalahan tersebut penilaian tingkat kesehatan Bank sangat penting untuk dilakukan, berdasarkan berlakunya Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor No. 30/12/KEP/DIR dan Surat Edaran Bank Indonesia No.30/3/UPPB tanggal 30 April 1997 yang menetapkan cara yang dapat digunakan dalam pengukuran tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat dengan menggunakan metode CAMEL (Capital, Asset, Management, Earnings, and Liquidity). CAMEL ini digunakan untuk dapat mengukur sektor keuangan dan manajemen bank. Di dalam sektor keuangan penilaian permodalan (Capital) yaitu penilaian permodalan terhadap kecukupan modal Bank Perkreditan Rakyat untuk mengkover risiko dan mengantisipasi modal untuk masa yang akan datang. Penilaian kualitas aktiva produktif (Asset) yaitu penilaian terhadap asset bank dengan melakukan perjanjian antara pihak bank dengan nasabah yang biasanya penarikannya dengan menggunakan slip penarikan, buku tabungan kartu ATM atau yang lainnya. Penilaian Manajemen (Management) penilaian didasarkan pada manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas, dan manajemen umum. Penilaian Earnings (Rentabilitas) penilaian didasarkan pada rentabilitas suatu bank yang dilihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini didasarkan kepada dua macam rasio yaitu rasio laba total asset dan rasio beban operasional. Penilaian Likuiditas (Liquidity) didasarkan kepada dua macam rasio yaitu (1) rasio jumlah kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva lancar, (2) rasio antara kredit terhadap dana yang diterima oleh bank. Tahap penilaian yang dapat dilakukan yaitu mengkuantifikasikan komponen yang ada dalam faktor penilaian CAMEL. Faktor komponen tersebut diberikan bobot sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan BPR. Penilaian terhadap faktor dan komponen dilakukan dengan sistem kredit (Reward System) yang dinyatakan dengan angka 0 sampai. Hasil penilaian bobot komponen dan faktor dapat dikurangi Analisis Tingkat Kesehatan Bank..I NJyoman Karyawan 6

dengan nilai kredit atas ketentuan pelaksanaan yang sangsinya dikaitkan dengan penilaian tingkat kesehatan BPR. Penilaian tingkat kesehatan BPR ditetapkan ada empat predikat, yaitu Sehat, Cukup Sehat, Kurang Sehat, dan Tidak Sehat. Predikat Sehat, Cukup Sehat, Kurang Sehat dapat diturunkan predikatnya menjadi Tidak Sehat apabila terdapat perselisihan antara lain seperti : (1) perselisihan intern yang diperkirakan akan menimbulkan dampak negatif pada BPR, (2) campur tangan termasuk didalamnya kerjasama yang tidak wajar yang mengakibatkan salah satu atau beberapa kantornya berdiri sendiri, (3) Window Dressing dalam pembukuan atau laporan bank yang secara material dapat berpengaruh terhadap keadaan keuangan bank sehingga mengakibatkan penilaian yang keliru terhadap BPR, (4) praktik bank dalam bank atau melakukan usaha bank diluar pembukuan bank,() kesulitan keuangan yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk memenuhi kewajibannya kepada pihak ketiga,(6) Praktik bank lain yang menyimpang yang dapat membahayakan kelangsungan usaha BPR atau menurunkan kesehatan BPR. Landasan hukum BPR adalah UU.No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU.No. 10 tahun 1998 dalam UU tersebut secara tegas disebutkan bahwa BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional/berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR terutama ditujukan untuk melayani usahausaha kecil dan masyarakat pedesaan. Bentuk hukum BPR dapat dibagi menjadi beberapa bentuk antara lain yaitu (1) Perseroan Terbatas (PT), (2) Perusahaan Daerah (PD), dan Koperasi. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana tingkat Kesehatan Bank pada PT. BPR Narpada Nusa Tahun 2016. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan tingkat kesehatan Bank dengan metode CAMEL pada PT. BPR Narpada Nusa tahun 2016. Kegunaan Penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pimpinan PT. BPR Narpada Nusa untuk mengambil kebijakan yang tepat berkaitan dengan masalah kesehatan keuangannya. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi, yaitu mengumpulkan data, menganalisa, dan menyimpulkan yang berkaitan dengan kondisi rasio keuangan terutama menyangkut kesehatan PT. BPR Narpada Nusa. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode kasus. Hal ini dikarenakan penelitian dilakukan terhadap suatu kasus dan hanya dilakukan pada satu obyek penelitian yakni PT. BPR Narpada Nusa. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Observasi yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap kegiatan yang dilakukan oleh PT. BPR Primanadi, serta mencatat segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian ini. 2. Interview (wawancara) yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan wawancara langsung pada pimpinan/karyawan yang diberikan wewenang untuk memberikan informasi. 3. Dokumentasi yaitu suatu teknik pengumpulan data melalui laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca dan laporan Laba Rugi. Analisis Tingkat Kesehatan Bank..I NJyoman Karyawan 66

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penilaian tingkat kesehatan BPR dikelompokkan menjadi 4 kelompok dengan kriteria sebagai berikut: Nilai kredit 81 s/d Predikat Sehat; Nilai kredit 66 s/d < 81 Predikat Cukup Sehat; Nilai kredit 1 s/d < 66 Predikat Kurang Sehat; Nilai kredit 0 s/d 1 Predikat Tidak Sehat. Secara ringkas faktor-faktor yang dinilai dan bobotnya sebagai berikut: Tabel 1. Ringkasan Faktor Penilaian dan Bobotnya dalam Penilaian Kesehatan BPR Faktor yang dinilai Komponen yang dinilai Bobot 1. Modal Rasio Modal terhadap ATMR 30% 2. Kualitas Aktiva Produktif a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap total aktiva produktif. b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk. 2. Manajemen Manajemen Umum + manajemen Risiko 20% 4. Rentabilitas a. Rasio Laba terhadap Total Aset. b. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional. 2. Likuiditas a. Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar b. Rasio Kredit terhadap Dana Yang Diterima Sumber : SK DIR BI Nomor :30/ 12/ KEP/ DIR tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Kesehatan BPR. Dalam penelitian ini data yang dapat dikumpulkan adalah kondisi laporan tahun buku 2016, dengan penjelasan pos-pos neraca dimulai dari Aktiva/Aset sebagai berikut : Saldo Kas tunai per 31 Desember 2016 berjumlah Rp 194.19.200, Pendapatan Bunga Yang Akan Diterima berjumlah Rp 147.812.000, Penempatan Pada Bank Lain berjumlah Rp 6.68.402.239, Kredit Yang Diberikan berjumlah Rp 8.92.91.000, Aset Tetap dan Inventaris berjumlah Rp 667.420.1, Aset Tidak Berwujud berjumlah Rp 4.00.000, Aset Lainlain berjumlah Rp 76.678. Jadi jumlah seluruh Aktiva/Total Aset adalah Rp 16.08.1.272. Selain Aktiva/Aset yang dimiliki PT. BPR Narpada Nusa, juga memiliki Kewajiban dan Ekuitas sebesar Rp 16.08.1.272, yang terdiri dari Kewajiban sejumlah Rp 12.861.649.419 dan Ekuitas sejumlah Rp 3.646.901.83. Kewajiban terdiri dari: Kewajiban Segera berjumlah Rp 1.27.340, Utang Bunga berjumlah Rp 29.00.262, Utang Pajak berjumlah Rp 2.172.441, Simpanan berjumlah Rp 12.814.899.376 dan Ekuitas terdiri dari: Modal Disetor berjumlah Rp 2.000.000.000, Dana Setoran Modal Ekuitas berjumlah Rp 00.000.000, Cadangan Umum berjumlah Rp 400.000.000, Belum Ditentukan Tujuannya berjumlah Rp 746.901.83. Pos-pos Laporan Laba Rugi terdiri dari: Pendapatan Operasional sebesar Rp 1.449.60.093, Pendapatan Non Operasional sebesar Rp 20.96.800, Beban Operasional sebesar Rp 1.134.73.96 dan Beban Non Operasional sebesar Rp (38.964.000). Pendapatan Operasional terdiri dari: Pendapatan Bunga Bersih sejumlah Rp 1.178.173.604, dan Pendapatan Operasional Lain sejumlah Rp 271.386.489. Beban Operasional terdiri dari: Beban PPAP ABA sejumlah Rp 20.978.000, Beban PPAP Kredit sejumlah Rp 3.727.000, Beban Penyusutan sebesar Rp 1.66.896, Beban Pemasaran sebesar Rp 1.160.000, dan Beban Umum dan Administrasi sebesar Rp 993.042.700. PPh Final Pasal 4 ayat 2 sebesar Rp 23.48.092 dan Laba Bersih sebesar Rp 273.21.20. Berdasarkan data yang diperoleh dari Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi, maka dapat dihitung rasio keuangan yang meliputi : rasio permodalan, rasio aset produktif, rasio rentabilitas dan rasio likuiditas. Untuk lebih jelasnya analisa rasio keuangan PT. BPR Narpada Nusa sebagai berikut : Analisis Tingkat Kesehatan Bank..I NJyoman Karyawan 67

Tabel 2. Analisa Rasio Keuangan PT. BPR Narpada Nusa Tahun 2016 GaneÇ Swara Vol. 11 No.2 September 2017 Dari perhitungan rasio keuangan tersebut dapat disimpulkan bahwa PT. BPR Narpada Nusa telah menunjukan kemampuan yang baik dilihat dari rasio Permodalan, rasio Kualitas Aset Produktif, rasio Rentabilitas dan Rasio Likuiditas menunjukkan rasio yang baik sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.30/3/UPPB tanggal 30 April 1997. Permodalan : jumlah modal bank sebesar Rp 3.80.413.308 terdiri dari modal inti bank berdasarkan perhitungan KPMM sebesar Rp 3.10.141.21 dan jumlah modal pelengkap sebesar Rp 70.272.07 sedangkan ATMR sebesar Rp 9.83.49.631, sehingga Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu perbandingan antara jumlah modal dengan ATMR yaitu sebesar 36,40%. Rasio CAR tersebut masih tergolong sehat. Aset Produktif : jumlah aset produktif yang diklasifikasikan sebesar Rp 1.270.489.00 sedangkan jumlah aset produktif sebesar Rp 1.19.890.872, sehingga rasio KAP yaitu perbandingan antara jumlah aset produktif yang diklasifikasikan dengan jumlah aset produktif sebesar 8,19% tergolong sehat. Jumlah PPAP yang dibentuk oleh bank sebesar % dari jumlah PPAP yang wajib dibentuk yaitu sebesar Rp 1.302.041.99 terdiri dari PPAPWD penempatan pada bank lain sebesar Rp 31.2.49 dan PPAPWD kredit yang diberikan sebesar Rp 1.270.489.00. Rentabilitas : laba sebelum pajak tahun 2016 sebesar Rp 296.979.296 sedangkan rata-rata volume usaha selama setahun sebesar Rp 13.484.802.689, sehingga rasio ROA yaitu perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata volume usaha yaitu sebesar 2,20% masih tergolong sehat. Jumlah biaya operasional sebesar Rp 2.048.829.916, sedangkan pendapatan operasional sebesar Rp 2.34.809.213, sehingga rasio BOPO yaitu perbandingan antara biaya operasional terhadap pendapatan operasional yaitu sebesar 87,34% masih tergolong sehat. Likuiditas : jumlah alat likuid sebesar Rp.894.113.439 sedangkan jumlah kewajiban lancar sebesar Rp 12.830.426.716, sehingga rasio CR yaitu perbandingan antara jumlah alat likuid dengan jumlah kewajiban lancar sebesar 4,94% tergolong sehat. Jumlah kredit yang diberikan sebesar Rp 9.03.447.000 Analisis Tingkat Kesehatan Bank..I NJyoman Karyawan 68

sedangkan jumlah dana sebesar Rp 16.317.876.127 sehingga rasio LDR yaitu perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan jumlah dana yaitu sebesar,48% tergolong sehat. Dari hasil penelitian,,maka dapat disampaikan hasil penilaian kesehatan PT. BPR Narpada Nusa sebagai berikut: Tabel 3.Rekapitulasi Nilai Akhir Perhitungan Tingkat Kesehatan PT.BPR Narpada Nusa Per 31 Desember 2016 No. Faktor yang Dinilai Rasio (%) Nilai Kredit Bobot Nilai Kredit Komponen Faktor Faktor (1) (2) (3) (4)=(2) x (3) 1. Permodalan 36,40 30% 30 2. Kualitas Aktiva Produktif a. Rasio KAP b. Rasio PPAP 8,19 2 2 3. Manajemen 68 68 20% 13,60 4. Rentabilitas a. Rasio ROA b. Rasio BOPO 2,20 87,34. Likuiditas a. Rasio CR b. Rasio LDR 4,94,48 Jumlah Faktor CAMEL 93,60 Kriteria Sehat Sumber : Data Diolah SIMPULAN dan SARAN Simpulan Dari penilaian kelima faktor CAMEL di atas yaitu permodalan (Capital), kualitas aktiva produktif (Asset Quality), manajemen, rentabilitas (Earning) dan likuiditas (Liquidity) pada PT. BPR Narpada Nusa rasio secara keseluruhan menunjukkan predikat sehat. Kelima faktor tersebut menunjukkan nilai kredit sebesar 93.60 yang berarti penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada PT.BPR Narpada Nusa berada pada predikat sehat karena nilai kredit untuk penggolongan TKS dikatakan sehat jika berada antara 81 s.d sesuai Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997. Saran saran Tingkat Kesehatan Bank pada PT. BPR Narpada Nusa berada pada predikat Sehat dengan nilai kredit 93,60 dan masih bisa ditingkatkan lagi karena jika dilihat dari rasio CR 4.94% dan LDR.48% berarti PT.BPR Narpada Nusa masih bisa meningkatkan penyaluran kreditnya karena dana yang tersedia cukup besar. DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia, S.K. Direksi Bank Indonesia Nomor 30/12/KEP/DIR dan S.E.Bank Indonesia tanggal 30 April 1997, tentang penilaian kesehatan bank Bank Perkreditan Rakyat. Dajan, Anto, 2001 Pengantar Metode Statistik Jilid I Jakarta Gramedia. Nasir, Moh, 199 Metode Penelitian, Jakarta Ghalia Indonesia. Sugiyono, 2013 Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung Alfabeta. Otoritas Jasa Keuangan, Booklet Perbankan Indonesia 2017, Edisi 4 Nasir, Moh, 199 Metode Penelitian, Jakarta Ghalia Indonesia. Sugiyono, 2013 Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung Alfabeta. Husnan Suad, Pudjiastuti Enny, Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi Keempat, Yogyakarta UPP,AMP YKPN. Analisis Tingkat Kesehatan Bank..I NJyoman Karyawan 69