P2TL (PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN. Pada Pelanggan Penyalahgunaan Energi Listrik. Berikut hasil pemeriksaan instalasi sambungan tenaga listrik PLN oleh tim

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Tarif. Tenaga Listrik. PT. PLN.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

2 Menetapkan: 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembar

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,

BAB IV PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK ( P2TL )

2017, No Nomor 23 Tahun 2014, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya yang T

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. serta membatasi daya yang digunakan sesuai daya kontraknya.

PT.PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN)

TUGAS AKHIR KWH METER DIGITAL PRABAYAR BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8535

SOP PEMELIHARAAN APP PENGUKURAN TDK LANGSUNG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. PLN (Persero)

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAVA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

BAB IV PEMANFAATAN PEMASANGAN AUTOMATIC METER READING (AMR) UPAYA MENEKAN SUSUT ENERGI DI PT PLN (PERSERO) AREA CIKUPA

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk listrik untuk di salurkan kepelanggannya. Namun Perusahaan ini tidak

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

BAB III PENANGANAN KOMPLAIN DI PT PLN (PERSERO) RAYON GOMBONG Analisis Penanganan Komplain di PT PLN (Persero) Rayon Gombong

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Rumah Tangga, terdiri atas:

BAB III PERAN SISTEM AMR DALAM MENURUNKAN SUSUT / LOSSES DISTRIBUSI

Irene Ega Novena Putri, Arkhan Subari Program Studi Diploma III Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ABSTRACT

BAB 4 ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di seluruh Indonesia. Melalui mutu pelayanan dan keamanan yang

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Cengkareng

DATA PENDUKUNG PT. Perusahaan Listrik Negara

BAB II TINJAUAN UMUM PT. PLN (PERSERO) UPJ BANDUNG UTARA

2016, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2014 ten

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. Alur Pengajuan Tambah Daya Listrik

Tanya Jawab Seputar Tarif Tenaga Listrik 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah yang menaikkan tarif dasar listrik dan tarif dasar

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

BAB II LANDASAN TEORI

Alat Penghemat Listrik, Optimasi Daya, Bukan Menghemat Monday, 12 March 2007

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. manusia, yang kemudian digunakan untuk beragam fungsi dalam kehidupan. Listrik

JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

GOLONGAN TARIF DASAR LISTRIK

Cos φ = V.I. Cos φ. PRINSIP DASAR kwh METER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik

A. Latar Belakang. di Indonesia. Permasalahan utama yang dihadapi PT. PLN (Persero) adalah mulai

BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin cepat pula informasi tersampaikan. Beberapa teknologi yang populer

Bab V JARINGAN DISTRIBUSI

Analisa Deviasi Kwh Meter Memanfaatkan Aplikasi Android APP TOLE

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S.

BAB V PENUTUP. pelayanan mancakup Bukittinggi, Padang Panjang, Agam, Simpang Empat. Unsur-unsur bauran pemasaran jasa di PLN :

BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV PERHITUNGAN RUGI TEGANGAN DAN SUSUT (LOSSES) SETELAH PENGGANTIAN KONEKTOR PRES (CCO)

LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 48 TAHUN 2000 TANGGAL : 31 MARET 2000 GOLONGAN TARIF DASAR LISTRIK

ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN

BAB II LANDASAN TEORI

Kegiatan Belajar 4 : Alat Pengukur dan Pembatas (APP) Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Memahami alat pengukur dan pembatas (APP) Sub Capaian

BAB IV GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Mematuhi aturan serta prosedur yang diguna-kan dalam merencana-kan dan menyiapkan pemasangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

ANALISIS PERHITUNGAN LOSSES PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH DENGAN PERBAIKAN PEMASANGAN KAPASITOR. Ratih Novalina Putri, Hari Putranto

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek. Perkembangan ekonomi yang semakin maju dan pertambahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TARIF DASAR LISTRIK UNTUK KEPERLUAN PELAYANAN SOSIAL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2000 TENTANG HARGA JUAL TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kegiatan tersebut dan sesuai dengan apa yang direncanakan.prosedur arti

2 b. bahwa penyesuaian Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara sebagaimana dimaksud dala

PENGERTIAN KWH METER, JENIS-JENIS DAN PRINSIP KERJANYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kantor pemerintahan dan jalan umum, serta multiguna. Pelayanan PLN kepada

47 JURNAL MATRIX, VOL. 7, NO. 2, JULI 1971

I. PENDAHULUAN. aliran tenaga listrik. Tenaga listrik merupakan cabang produksi yang penting bagi

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)

: APARTEMEN BLOOMINGTON

Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS 4.1 Pencatatan Piutang Pelanggan PT. PLN (Persero) UPJ Ujungberung

2 b. bahwa penyesuaian tarif tenaga listrik yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara sebagaimana dimaksud dala

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. (Persero) dalam rangka menuju pelayanan penyediaan tenaga listrik kelas dunia

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

PROSEDUR PENJUALAN TENAGA LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) DISTIBUSI JAKARTA RAYA dan TANGERANG

I. PENDAHULUAN. masyarakat. Tanpa adanya listik lampu-lampu tidak dapat menerangi desa atau

Jurnal Elektum Vol. 14 No. 1 ISSN : DOI: /elektum e-issn :

TARIF DASAR LISTRIK UNTUK KEPERLUAN PELAYANAN SOSIAL

BAB IV PEMBAHASAN. P 1 P 2. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus S 2 S 1. Alat Uji Arus 220 V

BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Hukum Pemakaian Arus Listrik Ilegal. Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik adalah singkatan dari (P2TL), yang

LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOPERASIAN AUTOMATIC METER READING (AMR)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan listrik masyarakat dipenuhi oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN),

BAB I PENDAHULUAN. utama dari sebagian besar bidang teknik tenaga listrik adalah untuk menyediakan

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN

ANALISA DEVIASI KWH METER MEMANFAATKAN APLIKASI ANDROID APP TOLE

I. PENDAHULUAN. karena sampai sekarang ini masih banyak kasus yang timbul mengenai perlindungan terhadap

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Berdirinya PT PLN (Persero) UPJ Singaparna

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Transkripsi:

P2TL (PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK) Anggota Kelompok : Hasbulah Hendra Alam Ariwibowo M. Mandala Putra Wily Silviyanty Kelas : 5 ELC

PT. PLN RAYON KENTEN Sampai Oktober 2013: - Memiliki 110.630 pelanggan. - Terdiri dari 18.239 Pra Bayar & 92.364 Pasca Bayar - Rayon Dengan Jumlah Pelanggan Terbesar di WS2JB

Tujuan & Manfaat Untuk mengetahui usaha yang dilakukan PLN dalam mengamankan pengguna listrik dari bahaya listrik. Untuk mengetahui cara pengawatan APP pasca bayar 1 phasa dengan benar. Untuk menganalisa kecurangan-kecurangan yang terjadi di PLN rayon Kenten.

Rumusan Masalah Apa tindakan yang dilakukan PLN untuk melindungi konsumen dari bahaya listrik? Apa landasan hukum dari kegiatan P2TL? Bagaimana pengawatan APP Prabayar 1 Fasa yang sesuai standar? Apa saja yang dikategorikan sebagai kecurangan pada pemakaian tenaga listrik? Apa sanksi bagi konsumen yang melakukan kecurangan?

P2TL (Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik) P2TL adalah pemeriksaan PLN terhadap Instalasi PLN dan Instalasi Pelanggan / Non Pelanggan dalam rangka Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik dengan Memeriksa JTR, SL, APP dan perlengkapan APP serta Instalasi Pelanggan / Non Pelanggan dalam rangka menertibkan pemakaian TL.

Prinsip Kerja MCB

Prosedur Pelaksanaan P2TL 1. Pemeriksaan Segel

2. Pemeriksaan Adanya Sadapan Di SLP/SMP

3. Pemeriksaan Fisik APP dan Perlengkapannya

4. Pemeriksaan putaran piringan Satuan Yang Diukur = Daya (KW) X Waktu (Jam) n (putaran) c ( putaran kwh ) = V.I.Cos φ x td 1000 x 3600 td = n x 3600000 c. V. I. Cos φ Kesalahan ukur kwh meter ( % ) = td t x 100% t

5. Pemeriksaan Pengawatan

Jenis dan Penggolongan Penyimpangan Pemakaian Tenaga Listrik Jenis dan Penggolongan Penyimpangan Akibat Pelanggaran : 1. Pelanggaran Golongan I (P I) 2. Pelanggaran Golongan II (P II) 3. Pelanggaran Golongan III (P III) 4. Pelanggaran Golongan IV (P IV) Jenis dan Penggolongan Penyimpangan Akibat Kelainan : 1. Kelainan Golongan I (K I) 2. Kelainan Golongan II (K II) 3. Kelainan Golongan III (K III)

SANKSI a. Pelanggan yang terkena P2TL dikenakan sanksi berupa: Pemutusan Sementara; Pembongkaran Rampung; Pembayaran Tagihan Susulan; Pembayaran Biaya P2TL Lainnya. b. Bukan Konsumen yang terkena P2TL dikenakan sanksi berupa : Pembongkaran Rampung; Pembayaran TS4; Pembayaran Biaya P2TL lainnya.

Jenis-Jenis Penyimpangan yang ditemukan di Rayon Kenten 1. Pelanggaran Golongan I (P1)

Pengawatan APP 1 Fasa dengan MCB diganti

Penyelesaian Kasus Untuk daya lebih besar dari 900 VA TS1 = 6 X (2 X Rekening Minimum (RM) pelanggan sesuai Tarif Dasar Listrik) RM = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kva) x Biaya Pemakaian = 40 X (1300:1000) X Rp. 979,- = 50.908 TS1 = 6 X (2 X Rekening Minimum (RM) pelanggan sesuai Tarif Dasar Listrik) = 6 X (2 X 50.908) = Rp. 610.896,-

2. Pelanggaran Golongan II (P2)

Pengawatan APP 1 Fasa dengan KWH meter dilubangi

Penyelesaian Kasus TS2 = 9 X 720 jam X Daya Tersambung(KVA) X 0,85 X harga per kwh yang tertinggi pada golongan tarif pelanggan sesuai Tarif Dasar Listrik = 9 X 720 jam X 1.3 KVA X 0.85 X Rp. 979,- = Rp. 7.010.032,-

3. Pelanggaran Golongan III (P3)

Pengawatan APP 1 Fasa dengan Terminal 1 dan 3 di Jumper

Penyelesaian Kasus TS3 = Tagihan Susulan P I + Tagihan Susulan P II = { 6 X (2 X Rekening Minimum (Rp) pelanggan sesuai Tarif Dasar Listrik)} + {6 X 720 jam X Daya Tersambung X 0,85 X harga per kwh yang tertinggi pada golongan tarif pelanggan sesuai Tarif Dasar Listrik} = {6 X (2 X 50.908)} + {9 X 720 jam X 1.3 KVA X 0.85 X Rp. 979} = { Rp. 610.896,- } + { Rp. 7.010.032,-} = Rp. 7.620.928,-

4. Pelanggaran Golongan III (P3)

Pengawatan APP 1 Fasa dengan menambah kabel di Saluran Masuk

Penyelesaian Kasus TS3 = Tagihan Susulan P I + Tagihan Susulan P II = { 6 X (2 X Rekening Minimum (Rp) pelanggan sesuai Tarif Dasar Listrik)} + {6 X 720 jam X Daya Tersambung X 0,85 X harga per kwh yang tertinggi pada golongan tarif pelanggan sesuai Tarif Dasar Listrik} = {6 X (2 X 50.908)} + {9 X 720 jam X 1.3 KVA X 0.85 X Rp. 979} = { Rp. 610.896,- } + { Rp. 7.010.032,-} = Rp. 7.620.928,-

Terima Kasih

1. Kesimpulan Kesimpulan dan Saran Penggantian mcb tanpa sepengetahuan dari pihak pln termasuk pelanggaran yang dapat membahayakan konsumen dan merugikan pihak pln. Piringan KWH meter harus bebas dari benda asing agar putaran piringan sesuai dengan Standar yang ditentukan. Pengawatan yang tidak sesuai dengan standar dapat mempengaruhi pengukuran energi. APP pascabayar memiliki sistem proteksi dari pencurian yang kurang baik.

2. Saran PLN hendaknya meningkatkan sarana dan prasarana bagi Tim P2TL agar dapat bekerja secara optimal. PLN hendaknya lebih mensosialisasikan bahaya listrik akibat pencurian listrik khususnya kepada masyarakat menengah kebawah. PLN hendaknya lebih menggalakkan lagi migrasi dari APP pascabayar ke APP prabayar. Merencanakan pemasangan KWH meter pada gardu distribusi tiap jurusan di tiang JTM (Jaringan Tegangan Menangah).