BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Negeri 2 Boyolali.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif, dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini, menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research. Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 2), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

PENERAPAN PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN KELAS 3 SD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Km dari ibukota kabupaten. Adapun lingkungan sekolah berada pada daerah yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan P MIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III RENCANA PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN. Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Lokasi penelitian tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dilakukan peneliti secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran

BAB III METODE PENELITIAN. mendorong guru untuk menemukan teori baru yang dibuat sendiri sesuai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. model yang mudah dipahami dan sesuai dengan rencana kegiatan yang akan

BAB III METODE PENELITIAN a. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalaam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang. Lokasi penelitian tersebut dipilih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Boyolali, Jalan Perintis Kemerdekan, Boyolali, Jawa Tengah. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 mulai bulan September 2015 sampai dengan bulan November 2015. Berikut ini adalah tahap-tahap pelaksanaan penelitian: a. Tahap persiapan, meliputi: observasi awal, pengajuan judul penelitian, permohonan pembimbing, pembuatan proposal penelitian, suvey ke sekolah yang digunakan penelitian, permohonan ijin penelitian, menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari RPP, Lembar kerja Diskusi, soal evaluasi kognitif, lembar observasi dan angket. b. Tahap pelaksanaan, meliputi: semua kegiatan yang berlangsung dilapangan meliputi uji coba instrumen, pelaksanaan penelitian dan pengambilan data. c. Tahap penyelesaian, meliputi: analisis data dan menyusun laporan penelitian. B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dan objek penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 semester ganjil SMA Negeri 3 Boyolali Tahun Ajaran 2015/2016. Dasar dari pemilihan subjek dalam penelitian ini dengan mempertimbangkan permasalahan-permasalahan yang terindentifikasi pada saat observasi awal. Penggunaan model pembelajan yang telah dirancang dapat diterapkan pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Boyolali. 2. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalan kemampuan kognitif Fisika dan aktivitas belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016. 41

41 C. Metode Penelitian Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas dan berdasarkan pada proses pelaksanaannya, menggunakan PTK model Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari empat komponen, diantaranya:perencanaan (planning),tindakan (acting), pengamatan(observing) dan refleksi (reflecting). Adapun penjelasan dari pelaksanaan keempat kompones tersebut terdapat di prosedur penelitian. Salah satu ciri-ciri dari PTK adalah merupakan suatu penelitian yang bersifat kolaboratif. Dalam penelitian ini kolaborasi dilakukan oleh guru dan peneliti. Berikut ini merupakan tugas guru dan observer pada penelitian ini: 1. Guru pada penelitian ini sebagai tim kolaborasi dalam mengidentifikasi permasalahan yang ada, penentuan permasalahan yang akan diatasi, perencanaan tindakan perbakan dan pelaksanaan penelitian. Guru juga berperan sebagai model dalam pelaksanaan pembelajaran yang telah disepakati bersama. 2. Peneliti pada penelitian ini bertindak sebagai observer. Peneliti bertugas sebagai pembaharu pada proses pembelajaran yang lebih aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan. Bersama dengan guru, observer memikirkan dan menemukan ide atau gagasan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Pada pelaksanaanya, penelitian ini dibantu oleh dua observer dari luar. Dua observer tersebut adalah rekan dari peneliti. Tugas dari observer adalah mengamati proses permbelajaran yang berlangsung menurut prosedur dan panduan yang diinstruksikan peneliti dan guru. Disisi lain observer dapat memberi masukan atau catatan berupa koreksi dan saran selama penelitian yang kemudian dapat untuk dijadikan masukan dan bahan diskusi bagi peneliti, guru dan observer di akhir pembelajaran. Adapun tindakan yang dimaksud berupa penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Supaya diperoleh hasil yang maksimal, penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dilaksanakan pada siklus satu dan siklus berikutnya. Akan tetapi, pelaksanaan penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada siklus berikutnya disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus sebelumnya.

42 D. Data dan Teknik Pengumpulan Data Data penelitian dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Data Penelitian Data yang dikumpulkan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan sebagai upaya untuk peningkatan kemampuan kognitif Fisika dan aktivitas belajar siswa dari model pembelajaran yang diimplementasikan. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan angket untuk mengetahui aktivitas belajar siswa. Sedangkan untuk data kuantitatif diperoleh dari hasil tes kognitif Fisika siswa Data kuantitatif tes kognitif Fisika siswa berupa angka dari skala nol sampai 100. Data kualitatif untuk aktivitas siswa berupa persentase siswa yang memenuhi dalam tiap indikator berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer yang didukung dengan hasil wawancara dan angket balikan sebagai bentuk konfirmasi yang diberikan oleh siswa. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data utama yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: a. Teknik Observasi atau Pengamatan Lapangan Peneliti melakukan pengamatan terhadap guru dan siswa saat proses pembelajaran di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Boyolali dengan dibantu oleh dua orang observer lain. Instrumen yang digunakan dalam pengamatan terhadap siswa adalah lembar observasi dan pemberian angket yang sebelumnya telah dibuat oleh peneliti. Pengamatan kepada guru dilakukan untuk mengukur sejauh mana keterlaksanaan dari pembelajaran yang telah direncanakan. Melalui pengamatan tersebut, dapat diperoleh analisis kualitatif dalam mengidentifikasi ketercapaian indikator sekaligus sebagai pertimbangan dalam penyusunan perencanaan siklus berikutnya apabila belum mencapai target yang direncanakan. Untuk instrumen lembar observasi terdapat pada lampiran 32.

43 b. Teknik Wawancara atau Diskusi Wawancara dilakukan di awal observasi (pra siklus) dan akhir setiap siklus terhadap siswa dan guru. Wawancara yang dilakukan berpedoman atas dasar hasil dan pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara di awal siklus dilakukan terhadap guru kemudian dilanjutkan siswa. Wawancara di awal siklus atau pra siklus dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran fisika di kelas XI dan menganalisis kebutuhan awal untuk pedoman dalam merencanakan tindakan di Siklus I. c. Teknik Kajian Dokumen Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada seperti rencana pembelajaran yang dibuat guru, buku atau materi pelajaran dan lembar kerja siswa dan angket balikan yang diisi oleh siswa. d. Teknik Angket Angket diberikan kepada siswa diakhir siklus penelitian dengan tujuan untuk mengetahui kondisi aktivitas selama pembelajaran pada materi usaha dan energi. Dengan menganalisis informasi yang diperoleh dari angket tersebut, maka dapat diketahui fakta pribadi tentang aktivitas dan penerapan pembelajaran kooperaf tipe jigsaw dari siswa yang tidak diketahui dari hasil observasi. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup. Siswa memberikan jawaban dengan memilih salah satu jawaban yang telah tersedia di dalam angket. Penyusunan angket diawali dengan pembuatan kisi-kisi angket yang berisi variabel dan indikator yang disusun sesuai dengan tujuan penilaian angket. Indikator yang telah disusun kemudian dijadikan sebagai acuan untuk membuat butir-butir yang tertulis dalam angket. e. Teknik tes Tes tertulis dilaksanakan tiap akhir siklus dan bertujuan untuk mengetahui implikasi dari tindakan yang telah diberikan dalam proses pembelajaran terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa melalui

44 penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui capaian kemampuan kognitif Fisika siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran tiap siklus. Bentuk tes yang digunakan berupa plihan ganda dengan jumlah soal yang masing-masing 20 butir di setiap siklusnya. E. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini meliputi instrumen pembelajaran brupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Diskusi; dan instrumen pengambilan data berupa instrumen penilaian kemampuan kognitif, lembar observasi siswa dan angket. 1. Instrumen Pembelajaran a. Silabus Silabus yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus yang digunakan SMA Negeri 3 Boyolali yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun dari hasil kolaborasi antara peneliti dan guru dengan tujuan dalam pelaksanaan pembelajaran dapat terstruktur dengan baik mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang telah direncanakan. Sebelum digunakan, RPP sudah divalidasi oleh Dosen Pembimbing I dan II serta oleh Guru. Kemudian alur dan langkahlangkah pembelajaran yang ada pada inti pelaksanaan pembelajaran dibuat dalam sintak di setiap siklusnya. Pembuatan sintak ini bertujuan untuk mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alur yang telah dibuat dalam RPP. c. Lembar Kerja Diskusi Lembar Kerja Diskusi berisi indikator dan rumusan masalah yang harus diisi siswa pada setiap kelompok. 2. Instrumen Pengambilan Data a. Lembar Observasi Lembar observasi siswa berisi indikator yang diamati dan pedoman penilaiannya. Lembar ini diambil dari sumber yang sudah

45 divalidasi dan dimodifikasi oleh Purwati (2012) dan Anggraeni (2015). Selanjutnya lembar observasi ini diberikan untuk diisi pengamat (observer) selama proses pembelajaran berlangsung. Langkah-langkah pembuatan lembar observasi aktivitas belajar siswa : 1) Membuat kisi-kisi lembar observasi aktivitas belajar siswa yaitu dengan : a) Menentukan aspek yang akan diukur Aspek yang diukur dari lembar observasi ini adalah Visual Activities, Oral Activities, dan Writing Activities. b) Menentukan indikator dari aspek yang akan diukur Indikator dari setiap aspek yang akan diukur selanjutnya dapat dilihat di indikator kinerja. 2) Untuk menentukan validitas lembar observasi aktivitas belajar siswa dilakukan dengan validitas isi oleh Dosen Pembimbing. b. Angket Angket disusun untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk kegiatan pembelajaran berikutnya. Penyusunan angket meliputi item-item pertanyaan, alternatif jawaban dan petunjuk pengisian angket. Penentuan skor menggunakan skala Likert. Riduwan (2009: 87) menjelaskan bahwa: skala Likert digunakan untuk mengukur sikap. Pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan jawaban ya dan tidak. Untuk jawaban ya memperoleh skor 1 sedangkan jawaban tidak memperoleh skor 0. Untuk menentukan validitas dari angket dilakukan dengan validasi konstruksi dan isi oleh Dosen Pembimbing. c. Instrumen penilaian Kemampuan Kognitif Fisika Untuk penilaian kemampuan kognitif Fisika, menggunakan bentuk tes obyektif. Adapun langkah pembutan tes terdiri dari:

46 1) Membuat kisi-kisi soal tes Dalam pembuatan kisi-kisi soal tes ini terlebih dahulu harus diperjelas jenjang kemampuan dari setiap soal tes tersebut, di mana jenjang kemampuan dari soal tes yang digunakan yaitu jejang kemampuan C1 sampai dengan C4 yang terdiri dari Ingatan (C1), Pemahaman (C2), Penerapan/aplikasi (C3), dan Analisis (C4). 2) Menyusun soal tes Penyusunan soal tes meliputi item-item soal, alternatif jawaban, dan petunjuk menjawab soal. Soal tes menggunakan bentuk tes obyektif dengan 5 alternatif jawaban, di mana jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0. 3) Mengadakan analisis butir soal Untuk mengetahui apakah instrumen tes tersebut telah memenuhi kriteria soal yang bermutu maka perlu kegiatan untuk menelaah setiap soal agar meningkatkan kualitas butir soal melalui kegiatan revisi soal dan membuang soal yang tidak efektif. Analisis soal dilaksanakan secara kualitatif melalui penelaahan soal berdasarkan kaidah penulisan. Aspek yang diperhatikan dalam penelaahan secara kualitatif mencakup aspek materi, konstruksi, bahasa atau budaya, dan kunci jawaban. F. Teknik Analisis Data Analisa dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai sejak awal sampai berakhirnya pengumpulan data. Jenis data yang dikumpulkan oleh peneliti berupa data kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dalam tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dan verifikasi (Sanjaya, 2013: 130),. Adapun model analisis data yang digunakan adalah interaktif model dapat dilihat dalam skema Gambar 3.1. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan sebelum pelaksanaan siklus, setiap pelaksanaan siklus berlangsung maupun di akhir siklus. Data yang diperoleh pada tahap pengumpulan ini beragam dan variatif. Pengumpulan data

47 dapat dilaukan dengan berbagai sumber, setting, dan teknik. Ditinjau dari sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan sumber langsung dan tidak langsung. Dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting) pada saat diskusi di kelas dan lainnya. Sedangkan ditinjau dari teknik yang digunakan untuk pengumpulan data, dapat dilakukan dengan cara observasi, wawancara, kuisioner (angket), dan lain sebagainya. Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data dimulai dari data yang diperoleh sejak awal penelitian dan terus berlanjut hingga sesudah penelitian sampai laporan akhir lengkap tersusun. Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Setelah data direduksi, kemudian data kemampuan kognitif Fisika siswa disajikan dalam bentuk uraian secara statistik deskriptif atau teks yang bersifat naratif, hubungan antar kategori, tabel dan diagram yang didukung oleh persentase angka. Data kemampuan kognitif Fisika siswa yang telah disajikan kemudian diverifikasi dan dilakukan penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi metode untuk memperoleh kesimpulan yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan. Pengumpulan data Reduksi data Sajian data Kesimpulan dan verifikasi Gambar 3.1 Skema Analisis Data

48 G. Uji Validitas Data Data yang telah berhasil diperoleh, dikumpulkan, dan dicatat dalam pelaksanaan tindakan harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Menurut Sudjana (2009: 12), validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai, sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Suatu alat ukur dikatakan valid apabila alat ukur tersebut isinya sesuai untuk mengukur objek yang seharusnya diukur. Pada penelitian ini dilakukan uji validitas isi dari instrumen penilaian kognitif, afektif, psikomotor, dan kreativitas siswa. Data yang diperoleh dari penelitian ini selanjutnya dikumpulkan dan dicatat dalam pelaksanaan tindakan. Selama proses penelitian, data dikumpulkan dengan beragam teknik, oleh karena itu cara pengumpulannya harus benar-benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang diperlukan. Menurut Moleong (2013: 178), triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi metode. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara, kajian dokumen atau arsip, angket, dan tes. Skema pemeriksaan validitas data yang digunakan pada penelitian ini disajikan dalam Gambar 3.2. Tes/Angket Data Observasi Sumber Data Wawancara/Arsip Gambar 3.2. Skema Uji Validitas Data (Moleong, 2013: 330)

49 H. Prosedur Penelitian Prosedur dan langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yaitu model spiral. Menurut Syamsu (2013:54) Model Kemmis dan Mc Taggart pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu: rencana tindakan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Apabila satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset dilanjutkan pada siklus kedua dan seterusnya. Berikut penjelasan pada tiap langkah tersebut: 1. Tahap Perencanaan (Planning) Kegiatan yang dilakukan meliputi : a. Menetapkan tindakan fokus penelitian yang harus dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan yang telah ditetapkan bersama guru. Adapun tindakan yang disepakati adalah penerapan pembelajara kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan kemampuan kognitif Fisika dan aktivitas belajar siswa. Sedangkan fokus penelitian adalah kemampuan kognitif Fisika siswa dan aktivitas siswa b. Menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh yang berupa perencanaan tindakan kelas bersama guru, dalam hal ini kegiatan pembelajaran direncanakan menggunakan model kooperatf tipe Jigsaw. Termasuk dalam tahap ini juga menentukan target ketercapaian yang akan dicapai untuk kemampuan kognitif Fisika dan aktivitas belajar siswa siswa. c. Menyusun instrumen penelitian meliputi lembar observasi atau pengamatan motivasi siswa, RPP, sintak pembelajaran, Lembar Kerja Diskusi, soal tes kognitif Fisika, dan angket.

50 2. Tahap Pelaksanaan (Action) Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain: a. Melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang telah disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang dirangkum dalam sintak pembelajaran. b. Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi langsung pada setiap pertemuan dengan dua observer lainnya. c. Menyelenggarakan evaluasi untuk mengukur prestasi siswa di akhir siklus. d. Melakukan modifikasi berupa perbaikan atau penyempurnaan alternatif strategi-strategi dan tindakan apabila proses dan kemampuan kognitif Fisika siswa masih kurang memuaskan. 3. Tahap Observasi dan Evaluasi Adapun langkah-angkah yang dilakukan dalam observasi adalah sebagai berikut: a. Pengamatan difokuskan pada aktivitas belajar yang telah ditetapkan dan kejadian-kejadian yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung. b. Pengamat mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi. c. Mendiskusikan hasil pengamatan dengan guru, observer dan peneliti maupun dosen (sebagai critical friend) terhadap hasil pengamatan setelah proses pembelajaran selesai. d. Membuat kesimpulan hasil pengamatan. Sedangkan langkah-langkah evaluasi yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Menyiapkan alat-alat evaluasi. 2) Melaksanakan evaluasi setelah proses pembelajaran selesai. 3) Melaksanakan analisis hasil evaluasi. 4) Kriteria keberhasilan tindakan. 5) Pemberian kuesioner siswa untuk mengetahui apresiasi, kendala maupun manfaat pembelajaran yang belum bisa terukur dengan menggunakan lembar observasi. 6) Melakukan wawancara kepada siswa dalam kelompok.

51 4. Tahap Refleksi (Reflecting) Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru. Langkah-langkah dalam kegiatan analisis dapat dilakukan sebagai berikut: a. Menganalisis tanggapan siswa secara langsung melalui pada lembar angket. b. Menganalisis hasil pengamatan oleh observer. Apabila hasil pengamatan menunjukkan bahwa jumlah siswa meningkat pada tiap indikator, maka model pembelajaran yang telah dilaksanakan, dinyatakan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. c. Menganalisis hasil tes kognitif Fisika siswa. Apabila hasil tes menunjukkan peningkatan sesuai indikator ketercapaian, maka model pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan dapat meningkatkan kemampuan kognitif Fisika siswa. Berdasarkan hasil refleksi, diambil kesepakatan untuk menentukan tindakan perbaikan kekurangan atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Adapun kesepakatan tersebut digunakan pada pelaksanaan tindakan berikutnya. Dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus. Hal ini dikarenakan target penelitian yang direncanakan sudah tercapai pada siklus ke dua. Adapun prosedur penelitian secara skematis dapat dilihat pada Gambar 3.3.

52 Refleksi (Reflecting) Perencanaan (planning) Siklus I Tindakan (Acting) Target belum tercapai Observasi (Observing) Siklus berikutnya Refleksi (Reflecting) Target tercapai Perencanaan (planning) Siklus n Observasi (Observing) Tindakan (Acting) n = menunjukkan sebanyak n siklus Gambar 3.3 Skema Prosedur Penelitian ( Kemmis & Mc. Taggart dalam Hopkins, 2011:60) I. Indikator Kerja Indikator kinerja yang yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa dan kemampuan kognitif Fisika siswa. Aktivitas siswa yang dimaksud adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan siswa yang mengacu pada indikator yang telah ditentukan dalam penelitian ini. Masing-masing indikator dihitung persentase ketercapaiannya yang didasarkan pada jumlah siswa yang melakukan kegiatan pada tiap indikator yang terdapat pada Tabel 3.2. Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis aktivitas belajar siswa tiap indikator dapat dihitung sebagai berikut: Keterangan: P Na N P = N a N = Persentase ketercapaian tiap indikator 100 % (3.1) = Jumlah siswa yang melakukan aktivitas belajar tiap indikator = Jumlah siswa keseluruhan

53 Penyusunan target ketercapaian aktivitas belajar siswa didasarkan pada hasil observasi awal pada tanggal 29 September 2015 yang dilaksanakan secara langsung di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Boyolali. Dari aktivitas yang diamati hasilnya disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus No Indikator Persentase ketercapaian 1 Siswa memperhatikan penjelasan 70,83 % guru/teman 2 Siswa membaca buku Fisika/LKS 46,88 % 3 Siswa bertanya kepada guru jika ada hal yang kurang jelas 4 Siswa berpartisipasi menjawab pertanyaan yang diberikan oleh siswa dalam kelompok pada model Kooperatif tipe jigsae 5 Siswa memberikan tanggapan/sanggahan atas pendapat teman 6 Siswa memberikan pendapat/saran untuk memecahkan masalah dalam diskusi kelompok 7 Siswa menulis hasil pemecahan masalah dalam diskusi 8 Siswa mencatat materi yang disampaikan oleh guru 15,63 % 0 % 21,88 % 0 % 0 % 59,38 % Adapun untuk target keberhasilan aktivitas belajar dalam penelitian disajikan pada Tabel 3.2.

54 Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan Aktivitas Belajar Siswa Aspek Indikator Cara Penilaian Visual Activities Oral Activities Writing Activities Siswa memperhatikan penjelasan guru/teman Siswa membaca buku Fisika/LKS Siswa bertanya kepada guru jika ada hal yang kurang jelas Siswa berpartisipasi menjawab pertanyaan yang diberikan oleh siswa dalam kelompok dalam model Kooperatif tipe Jigsaw Siswa memberikan tanggapan/sanggah an atas pendapat teman Siswa memberikan pendapat/saran untuk memecahkan masalah dalam diskusi kelompok Siswa menulis hasil pemecahan masalah dalam diskusi Siswa mencatat materi yang disampaikan oleh guru = siswa yang memperhatikan x100 % Keterc apaian (%) 90 siswa yang membaca = x100 % 90 siswa yang bertanya = x100 % 30 = = = = siswa yang menjawab x100 % siswa yang menanggapi x100 % siswa yang memberikan ide = yang mencatat diskusi siswa yang mencatat x100 % x100 % x100 % Indikator kemampuan kognitif Fisika siswa yang dimaksud adalah hasil tes siswa yang dilakukan pada masing-masing akhir siklus. Persentase ketercapaiannya yang didasarkan pada jumlah siswa yang mencapai KKM. Kemudian dipersentasikan dengan menggunakan rumus berikut: 70 30 70 90 90

55 Keterangan: P F N = Persentase ketuntasan siswa = Jumlah siswa yang tuntas = Jumlah siswa keseluruhan P = F 100 % (3.2) N Adapun untuk target keberhasilan aktivitas belajar dalam penelitian disajikan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Indikator Keberhasilan Kemampuan Kognitif Fisika Siswa Indikator Tercapainya nilai batas tuntas (KKM) = Cara Penilaian siswa yang tuntas x100 % Ketercapaian Target ketercapaian dalam penelitian ini adalah 75 % siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dari jumlah total siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Boyolali Tahun Ajaran 2015/2016. Adapun nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) adalah 75. (%) 75