EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN FLEMING DENGAN PEMANFAATAN ALAT PERAGA TERHADAP KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA Nita Susanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: nitasusanti666@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran STAD lebih baik dari pada model pembelajaran Fleming dengan pemanfaatan alat peraga. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X IPA Madrasah Aliyah Negeri Gombong tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 3 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah 2 kelas dengan jumlah siswa seluruhnya 73 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Pengujian hipotesis menggunakan analisis uji t multivariat dan dilanjutkan dengan uji t univariat secara terpisah.dari uji t multivariat diperoleh: kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran STAD lebih baik dari pada model pembelajaran Fleming dengan pemanfaatan alat peraga; dan dilanjutkan dengan uji t univariat diperoleh: (1) kemampuan komunikasi matematis siswa dengan model pembelajaran STAD lebih baik dari pada model pembelajaran Fleming dengan pemanfaatan alat peraga; (2) prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran STAD lebih baik dari pada model pembelajaran Fleming dengan pemanfaatan alat peraga. Ini menunjukan bahwa model pembelajaran STAD dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru dalam pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar siswa. Kata kunci: kemampuan komunikasi matematis, prestasi belajar, STAD dan Fleming PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang mengembangkan kompetensi, berpikir yang sistematis, logis, kreatif, kritis, dan konsisten. Kompetensikompetensi ini diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan mengelola, mengembangkan, dan mengkomunikasikan apa yang mereka dapat ketika dalam pembelajaran matematika. Salah satu hal yang penting dalam sebuah pembelajaran adalah komunikasi, karena dengan adanya komunikasi yang baik maka pembelajaran akan tersampaikan dan diterima dengan baik pula. Berdasarkan pada pengamatan dan wawancara guru mata pelajaran matematika ibu Haryani, S.Pd. di Madrasah Aliyah Negeri Gombong, kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2013. Akan tetapi pada 116
kenyataannya model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran matematika ini masih menggunakan model pembelajaran langsung yaitu model pembelajaran ceramah. Berdasarkan data yang diperoleh rata-rata Ujian Tengah Semester kelas X mata pelajaran matemtika paling rendah diantara mata pelajaran yang lain, dengan nilai rata-ratanya yaitu 59,39 dengan KKM 75. Dalam pembelajaran matematika dikelas X MAN Gombong yang saat ini masih terdapat kesulitan adalah pada materi Trigonometri, hal ini terjadi karena belum adanya materi pengantar pada jenjang sebelumnya yaitu pada Sekoalah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP). Selain itu hal yang terjadi di MAN Gombong saat ini yaitu rendahnya komunikasi matematis siswa, hal ini terjadi mungkin disebabkan penggunaan model pembelajaran ceramah yang digunakan guru secara tidak langsung menjadikan komunikasi matematis siswa rendah. Komunikasi matematis bukan hanya sekedar menyatakan ide melalui tulisan tetapi lebih luas lagi yaitu kemampuan siswa dalam hal bercakap, menjelaskan, menggambarkan, mendengar, menanyakan, klarifikasi, bekerja sama (sharing), menulis, dan akhirnya melaporkan apa yang telah dipelajari. Menurut Susanto (2013: 214) kemampuan komunikasi matematis itu juga penting dimiliki oleh setiap siswa dengan beberapa alasan mendasar yaitu: kemampuan komunikasi matematis menjadi kekuatan sentral bagi siswa dalam merumuskan konsep dan strategi. Kemampuan komunikasi matematis sebagai modal keberhasilan bagi siswa terhadap pendekatan dan penyelesaian dalam eksplorasi dan investigasi matematika. Kemampuan komunikasi matematis sebagai wadah bagi siswa dalam berkomunikasi dengan temannya untuk memperoleh informasi, berbagai pikiran. Pentingnya komunikasi dalam pembelajaran matematika ini akan menunjang prestasi belajar siswa sehingga perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan dapat melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran guna meningkatakan komunikasi matematis, seperti siswa mampu memahami kalimat atau simbol dalam materi trigonometri. Model pembelajaran STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang menekankan adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi. 117
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. STAD juga memacu siswa agar saling mendorong dan membantu siswa satu dengan yang lainnya untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Menurut Huda (2013: 181) menyatakan model pembelajaran Fleming ini mencangkup empat kategori utama pembelajaran yaitu pembelajaran visual, pembelajaran auditoris, pembelajaran membaca atau menulis, dan pembelajaran kinestetik atau taktil. Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui apakah model pembelajaran STAD lebih baik dari pada model pembelajaran Fleming terhadap kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar pada siswa kelas X IPA Madrasah Aliyah Negeri Gombong Tahun Penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah: penelitian Nurur Rosyidah (2014) dari hasil penelitiannya menyatakan bahwa rerata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa menggunakan pembelajaran CPS berbantu Edmodo lebih baik dari pada rerata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa menggunakan pembelajaran MMP yang dimodifikasi STAD berbantu Edmodo. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah eksperimen, desain penelitian eksperimental semu atau quasi eksperimental design. Penelitian dilakukan pada bulan maret sapai dengan april 2016 di Madrasah Aliyah Negeri Gombong. Populasinya adalah kelas X IPA, teknik sampling Simple Random Sampling. Pengumpulan datanya yaitu metode dokumentasi dan metode tes. Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis data awal dan analisis data akhir yakni dengan dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dengan metode Lilliefors dan uji homogenitas dengan metode Bartlett serta uji keseimbangan. Setelah data kemampuan komunikasi matematis dan tes prestasi belajar siswa diperoleh maka selanjutnya dilakukan uji prasyarat analisis variansi yaitu meliputi uji normalitas, homogenitas dan keseimbangan data akhir. Uji ini dilakukan dengan prosedur yang sama dengan prosedur uji normalitas, homogenitas dan keseimbangan data awal. Pada tahap akhir dilakukan uji hipotesis dengan uji t multivariat dengan taraf signifikansi (α) 0,05. Selanjutnya untuk mengetahui apakah 118
perbedaan terletak pada kemampuan komunikasi matematis atau prestasi belajar siswa dilanjutkan dengan uji t univariat secara terpisah. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian diawali dengan mengambil sampel peneliti dengan teknik Simple Random Sampling. Didapat kelas X IPA-1 sebagai kelompok eksperimen 1, yang dikenai model pembelajaran STAD dan kelas X IPA-2 sebagai kelompok eksperimen 2 yang dikenai model pembelajaran Fleming. Berdasarkan analisis data tahap awal, peneliti mengambil data nilai Ujian Akhir Semester Gasal tahun 2015/2016. Data awal tersebut dianalisis dengan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai uji prasyarat untuk melakukan uji keseimbangan antara kedua kelas eksperimen tersebut. Dari uji normalitas data awal dilakukan dengan metode Liliefors pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2, hasilnya menunjukkan kedua kelas eksperimen tersebut berasal dari sampel yang berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji normalitas, kemudian dilakukan uji prasyarat yang kedua yaitu uji homogenitas data awal. Untuk menguji homogenitas pada penelitian ini digunakan uji Bartlett yaitu statistik uji mengenai variansi dan proporsi dengan uji F. Uji homogenitas kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 mempunyai variansi yang seragam atau homogen. Kemudian dilakukan uji keseimbangan antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 yang menunjukkan bahwa kedua kelas sampel mempunyai kemampuan awal yang sama atau tidak. Dari hasil uji t untuk kedua kelas eksperimen tersebut menunjukan bahwa tidak ada perbedaan rerata antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Sehingga dapat disimpulkan kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 mempunyai kemampuan awal yang sama atau kedua kelas dalam keadaan seimbang. Tabel 1. Rangkuman Uji Keseimbangan Data Awal Kelas Keputusan Uji Eksperimen I dan Eksperimen II 0,421037 1,96 diterima Keterangan Seimbang. 119
Setelah kedua kelas dianalisis data awal, selanjutnya diberikan materi trigonometri dan siswa melaksanakan tes lisan serta tes tertulis sebagai data tes komunikasi matematis dan prestasi belajar siswa, ini merupakan data akhir yang digunakan sebagai data kelompok dalam pengujian hipotesis penelitian. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu melakukan uji normalitas dan uji homogenitas untuk kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar siswa sebagai syarat uji t. Dari perhitungan kedua kelompok didapat kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 mempunyai variansi yang seragam atau homogen. Setelah uji prasyarat terpenuhi maka dilakukan uji hipotesis. Uji ini dilakukan dengan uji t multivariat dan dalam kesimpulan ditolak, maka untuk mengetahui apakah perbedaan terletak pada kemampuan komunikasi matematis atau prestasi belajar siswa, dilanjutkan dengan uji t univariat secara terpisah. Berdasarkan hasil analisis multivariat diperoleh = 5,338142 dengan taraf signifikansi α = 0,05, nilai sebesar 3,13 dengan DK = {F F > ; 5,338142 DK maka ditolak dan diterima. Dengan demikian maka kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran STAD lebih baik dari pada menggunakan model pembelajaran Fleming dengan pemanfaatan alat peraga pada siswa kelas X IPA Madrasah Aliyah Negeri Gombong Tahun Hal mendukung yang menghasilkan kesimpulan di atas adalah karena model pembelajaran STAD mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan komunikasi matematis antar siswa, karena disajikan kuis individu yang menuntut siswa harus mandiri dan menguasai materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Pembelajaran dengan model pembelajaran Fleming, tidak banyak siswa yang dapat mengkombinasikan Visual, Auditory, Read/Write and Kinesthetic dalam diskusi. Siswa hanya mampu menggunakan Visual dan audionya ketika teman mempresentasikan hasil diskusi, tidak banyak siswa yang dapat menulis hasil presentasi diskusi kelompok lain. Dalam hal ini dapat mempengaruhi daya ingat mereka ketika hasi pembelajaran tidak ditulis, selain itu presentasi setiap kelompok membutuhkan waktu yang lama dan perhatian siswa terkadang menurun saat temannya presentasi di depan kelas. 120
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran STAD lebih baik dari pada menggunakan model pembelajaran Fleming dengan pemanfaatan alat peraga pada materi trigonometri kelas X IPA Madrasah Aliyah Negeri Gombong tahun pelajaran 2015/2016. Kemampuan komunikasi matematis menggunakan model pembelajaran STAD lebih baik dari pada menggunakan model pembelajaran Fleming dengan pemanfaatan alat peraga pada materi trigonometri kelas X IPA Madrasah Aliyah Negeri Gombong tahun pelajaran 2015/2016. Prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran STAD lebih baik dari pada menggunakan model pembelajaran Fleming dengan pemanfaatan alat peraga pada materi trigonometri kelas X IPA Madrasah Aliyah Negeri Gombong tahun pelajaran 2015/2016. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru untuk meningkatkan kualitas prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan memperhatikan model pembelajaran dan media serta alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan model pembelajaran STAD dengan pemanfaatan alat peraga dapat dijadikan suatu alternatif apabila guru dan calon guru melakukan proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Syaiful. 2012. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rosyidah, Nurur. 2014. Eksperimentasi Pembelajaran CPS dan MMP Yang dimodifikasi STAD Pada Materi Trigonometri Dengan Berbantu Social Learning Network EDMODO Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas X MIPA Semester II SMA Negeri 1 Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014. Universitas Muhammadiyah Purworejo.. 121