Studi Musuh Alami (Spodoptera Exigua Hbn) pada Agroekosistem Tanaman Bawang Merah. Study of Natural Enemy Spodoptera Exigua on Onion Agroecosystem

dokumen-dokumen yang mirip
Kelimpahan Populasi Parasitoid Sturmia Sp. (Diptera: Tachinidae) Pada Crocidolomia pavonana

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

(LEPIDOPTERA; NOCTUIDE) PADA TANAMAN BAWANG MERAH

KEANEKARAGAMAN SERANGGA PARASITOID UNTUK PENGENDALIAN HAMA PADA TANAMAN KEHUTANAN

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)

Keragaman predator dan parasitoid pada pertanaman bawang merah: Studi kasus di Daerah Alahan Panjang, Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. ulat grayak merupakan hama penting pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum

II. TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

TAHAP TAHAP PERKEMBANGAN TAWON KEMIT (Ropalidia fasciata) YANG MELIBATKAN ULAT GRAYAK (Spodopteraa exigua)

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan

TINJAUAN PUSTAKA. bawah, biasanya pada pelepah daun ke Satu tumpukan telur terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L) Meriill) merupakan salah satu komoditi tanaman yang

TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan daun kelapa sawit. Namun demikian, penggunaan insektisida kimia

Manfaat NPV Mengendalikan Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)

Pengorok Daun Manggis

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ulat kantong Mahasena Corbetti :

BAB I PENDAHULUAN. tradisional hingga pasar modern. Selain itu, jambu biji juga penting sebagai

Keanekaragaman Serangga Hama dan Musuh Alami pada Lahan Pertanaman Kedelai di Kecamatan Balong-Ponorogo

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

REKOMENDASI UMUM PENGENDALIAN HELOPELTIS SPP. PADA TANAMAN KAKAO 1) Oleh: Ir. Syahnen, MS 2) dan Muklasin, SP 3)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ALTERNATIF PENGENDALIAN HAMA SERANGGA SAYURAN RAMAH LINGKUNGAN DI LAHAN LEBAK PENGENDALIAN ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN HAMA SAYURAN DI LAHAN LEBAK

BAB I PENDAHULUAN. Aturan karantina di negara-negara tujuan ekspor komoditi buah-buahan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kubis merupakan produk urutan ketiga sayuran yang dibutuhkan oleh

Waspadai Kemunculan Pengorok Daun (Liriomyza sp) pada Tanaman Kopi

Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas buah-buahan Indonesia harus diperhatikan seiring dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Parasitasi Tetrastichus brontispae terhadap Pupa Brontispae Di Laboratorium

TINJAUAN PUSTAKA. antara telur dan tertutup dengan selaput. Telur mempunyai ukuran

Ambang Ekonomi. Dr. Akhmad Rizali. Strategi pengendalian hama: keuntungan dan resiko Resiko aplikasi pestisida

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, subsektor perkebunan mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura buah apel (Malus sylvestris (L.) Mill) merupakan

b) Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipennis ) c) Kumbang Stacfilinea (Paederus fuscipes)/tomcat d) Kumbang Carabid (Ophionea nigrofasciata)

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern,

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

JENIS DAN PADAT POPULASI HAMA PADA TANAMAN PERANGKAP Collard DI SAYURAN KUBIS

PENGARUH EKSTRAK ETANOL CABAI MERAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kerugian pada tanaman hortikultura, baik yang dibudidayakan

I. TINJAUAN PUSTAKA. Setothosea asigna, Setora nitens, Setothosea bisura, Darna diducta, dan, Darna

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan penurunan hasil pertanian, perkebunan maupun sayursayuran.

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus

TINJAUAN PUSTAKA. Lalat buah dengan nama ilmiah Bractrocera spp. tergolong dalam ordo

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

TINJAUAN PUSTAKA. Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga

BAB I PENDAHULUAN. polifagus. Pada fase larva, serangga ini menjadi hama yang menyerang lebih dari

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. luas areal kakao yang cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat,

Peran Varietas Tahan dalam PHT. Stabilitas Agroekosistem

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

I. PENDAHULUAN. Masyarakat luas telah menyadari bahwa pestisida merupakan senyawa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produksi kubis di Indonesia banyak mengalami hambatan, di

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman sumber protein yang

Menghindari kesalahan berbahasa contoh

Icerya purchasi & Rodolia cardinalis

MENGENAL ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) BAWANG MERAH DAN MUSUH ALAMINYA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN)

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Patogen serangga adalah mikroorganisme infeksius yang membuat luka atau

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. pertanian organik dan sistem pertanian intensif (Notarianto, 2011). Salah satu desa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Symphylid memiliki bentuk yang menyerupai kelabang, namun lebih kecil,

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)

Mengenal Hama Wereng Batang Coklat Nilaparvata lugens Stal. Oleh : Budi Budiman

Keanekaragaman Serangga Hama dan Musuh Alami pada Pertanaman Kedelai di Kebun Percobaan Natar dan Tegineneng

Penggerek Pucuk Tebu dan Teknik Pengendaliannya

BAB I PENDAHULUAN. hama. Pertanian jenis sayuran kol, kubis, sawi dan sebagainya, salah satu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

*) Dibiayai Dana DIPA Universitas Andalas Tahun Anggaran 2009 **) Staf Pengajar Fakultas Pertanian Univ.Andalas Padang

SURVEI PETANI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TENTANG PENGENDALIAN HAMA DI KECAMATAN SIMANINDO, KABUPATEN SAMOSIR SKRIPSI

BAB III GANGGUAN OLEH SERANGGA HAMA

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

BAB I PENDAHULUAN. kekeringan dan mudah diperbanyak dengan stek. Walaupun telah lama dikenal

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. P E N D A H U L U A N. empat bibit kelapa sawit dibawa dari Afrika dan ditanam di Kebun Raya Bogor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu jenis

PENDAHULUAN. pohon batang lurus dari famili palmae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai

EFEK MINYAK ATSIRI DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum) TERHADAP MORTALITAS ULAT DAUN Spodoptera exigua PADA TANAMAN BAWANG MERAH

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) diletakkan secara berkelompok dalam 2-3 baris (Gambar 1). Bentuk telur jorong

SEMINAR NASIONAL MASYARAKAT BIODIVERSITAS INDONESIA UNAND PADANG, 23 APRIL Biodiversitas dan Pemanfaatannya untuk Pengendalian Hama

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 13 (1): 33-37 ISSN 1410-5020 Studi Musuh Alami (Spodoptera Exigua Hbn) pada Agroekosistem Tanaman Bawang Merah Study of Natural Enemy Spodoptera Exigua on Onion Agroecosystem Nusyirwan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat Jln. Raya Padang-Solok KM. 40 Sukarami-Solok, 27366 ABSTRACT Study natural enemy Spodoptera Exigua was condetd on onion agro ekosistem in farmers field Sungai Nanam Alahan Panjang West Sumatera from August to October 2009. Methode of the Riset was with sampling with out sprayed and sprayed insecticide of served with each week from plant age 20 days in one planting season. In land with out application insecticide and application insecticide there were no eggs and larva were paraside. The Natural enemy in land area with aut application insecticide and application lend. The bigger from dominand were from family Braconidae ordo Hymenoptera, followed by family Aracnidae ordo aracnida, family Forficulidae ordo Demaptera, family Coccinelidae Ordo Coleoptera, family Braconidae Ordo Hymenoptera dan family Tachinidae Ordo Diptera Diterima: 05-12-2012, disetujui: 18-01-2013 PENDAHULUAN Usaha meningkatkan produksi bawang merah (Allium ascolonicum L.), tidak terlepas dari serangan hama dan penyakit. Salah satu hama penting pada bawang merah yaitu (Spodoptera exigua Hbn). Srangan S. exigua dapat mneguragi hasil panen sampai 57% (Sastrosiswojo, 1992). Hama ini merupakan pemakan daun yang sangat merugikan, karena mulai dari larva instar pertama sampai larva instar akhir dapat menghancurkan daun hingga gundul (Wulansari, 1996). Serangan dapat terjadi pada berbagai tingkat umur tanaman. Kerusakan tanaman pada fase vegetatif sangat memengaruhi terbentuknya umbi. Narliansyah (1991) menyatakan bahwa persentase kerusakan yang besar pada tanaman dapat mengakibatkan berat umbi berkurang. Hal ini karena pembentukan daun baru untuk mengantikan daun yang rusak mengakibatkan umbi yang terbentuk menjadi lebih kecil dan jumlahnya sedikit. Selama ini usaha yang dilakukan petani di sentra penanaman bawang merah untuk mengendalikan hama S. exigua ialah dengan cara kimiawi. Cara mengaplikasikan dilakukan dengan berbagai jenis insektisida dengan dosis melebihi anjuran dan menyemprot sebelum muncul serangan (Nurdin dan Ali 1997). Interval penyemprotan dilakukan 2-3 hari sekali secara terjadwal. Bila ada serangan berat, penyemprotan dilakukan setiap hari. Salah satu faktor utama mendorong dilakukan

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan agar melakukan aplikasi secara berjadwal, yaitu anggapan bahwa pestisida merupakan jaminan bagi keberhasilan produksi. Walaupun penyemprotan sering dilakukan, kenyataannya insektisida yang diaplikasikan sudah kurang efektif. Tingginya frekuensi aplikasi insektisida terjadi karena pada umumnya petani tidak atau kurang memerhatikan keadaan populasi hama itu sendiri di lapangan. Melihat kecenderungan pemakaian insektisida dengan usaha meningkatkan produksi sayuran, hal yang perlu disadari yaitu dampak negatif yang tidak dikehendaki seperti timbulnya resistensi atau resurjensi hama,berubahnya status serangga bukan hama, menjadi hama penting, terbunuhnya musuh alami hama, keracunan terhadap manusia dan ternak, serta bahaya residu pada hasil tanaman dan lingkungan. Resurjensi terjadi karena musuh alami serangga hama tersebut pada waktu aplikasi insektisida ikut terbunuh. Harahap (1994) mengatakan bahwa musuh alami umumnya lebih rentan terhadap insektisida daripada serangga hama. Apabila populasi hama tersebut meningkat lagi pada generasi berikutnya atau datang lagi dari tempat lain, maka tidak ada lagi musuh alami yang dapat mengendalikan hama tersebut sehingga terjadilah ledakan populasi Untuk menghindari pengendalian hama yang menggunakan insektisida, perlu diadakan pendekatan dengan sistem Pengendalian Hama Terpadu (HPT) yang berdasarkan pada pendekatan ekologis. Informasi mengenai ekologi hama, musuh alami, tingkat kerusakan ekonomis dan pertumbuhan tanaman sangat diperlukan Berdasarkan ilustrasi tersebut, peneliti ingin memahami jenis musuh alami S. exigua yang terdapat di sentra produksi bawang merah di Sumatera Barat, sekaligus untuk memberikan informasi dalam mengembangkan strategi pengendalian hama S. exigua yang tepat bagi penyempurnaan PHT pada tanaman bawang merah di Sumatera Barat. METODE Studi musuh alami S exigua dilakukan pada tanaman bawang merah dengan mengambil unit contoh tertentu yang tidak disemprot dengan pestisida dan yang disemprot dengan pestisida di kebun percobaan BPTP Sumatera barat. Pengamatan dilakukan pada tanaman yang berumur 20 hari setelah tanam dan diamati setiap minggu. Penelitian ini dilakukan selama 1 (satu) musim tanam, yaitu dari bulan Agustus sampai dengan Oktober 209. Pada setiap kali pengamatan jumlah larva yang dikumpulkan minimal, untuk kelompok telur minimal. Daun bawang yang ada ulat S. exigua dan yang ada kelompok telur, dipotong dan dimasukan ke dalam kantong plastik. Masing-masing diberi label sesuai lokasi pengamatan, selanjutnya di bawa ke laboratorium dan dipelihara pada masing-masing wadah plastik/petridis. Pengamatan meliputi jumlah dan jenis parasitoid, predator, dan pathogen. Musuh alami yang ditemukan pada setiap kali pengambilan contoh dicatat. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasi pengamatan di setiap lokasi, baik pada lahan tanpa aplikasi insektisida maupun yang diaplikasikan insektisida tidak ditemukan kelompok telur dan larva yang terparasit. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kelompok telur dan larva yang dikumpulkan pada lahan pertanaman bawang merah. Jumlah kelompok telur yang dikumpulkan selama satu musim tanam pada masing-masing lokasi 34 Volume 13, Nomor 1, Januari 2013

Nusyirwan: Studi Musuh Alami (Spodoptera Exigua Hbn) pengamatan yaitu 80 kelompok telur dan 320 ekor larva. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut. Tabel 1. Kelompok telur dan larva yang berparasit Pengamatan ke Kelompok telur Larva Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Minggu V Minggu VI Minggu VII Minggu VIII Keterangan: Jumlah 80 kelompok telur 320 ekor larva Larva dan kelompok telur terparasit Dari hasil pengamatan minggu pertama sampai dengan minggu terakhir menunjukkan bahwa larva maupun telur S.exigua, tidak ditemukan adanya larva atau kelompok telur terparasit. Kemungkinan ini terjadi karena larva yang baru menetas hanya beberapa saat saja diam di sekitar tumpukan telur kemudian langsung melubangi dan masuk ke dalam daun, lalu hidup sampai tahap larva instar satu dan dua. Dengan demikian larva instar muda ini terhindar dari ancaman parasitoid. Menurut Frensen (1930), instar lanjut parasitoid kurang berhasil pada saat menusukkan ovipositornya ke bagian samping larva karena larva tersebut meronta-ronta sehingga terhindar dari tusukan ovipositor dari parasitoid. Kemungkinan lain yang menyebabkan rendahnya tingkat parasitoid telur dan larva S. exigua karena kehidupan parasitoid di agroekosistem bawang merah sudah banyak terpengaruh oleh penggunaan insektisida, dengan aplikasi dosis insektisida yang tinggi dan interval penyemprotan yang singkat. Sebenarnya parasitoid mempunyai kemampuan untuk menginfeksi tetapi karena saat instar muda berada di dalam daun bawang, mak daun bawang terhindar dari serangan parasitoid. Selain itu, S. exigua dapat memproduksi keturunan sangat cepat dan menempati sumber daya secara efektif sehingga musuh alami kurang mampu berperan dengan baik. Tabel 2. Musuh alami S. exigua yang ditemukan di Agroekosistem tanaman bawang merah. 1 2. 3. 4. 5. 6. No Ordo Family Nama daerah Coleoptera Dermaptera Arachinida Hymenoptera Hymenoptera Diptera Coccinelidae Forficulidae Arachinidae Braconidae Braconidae Tachinidae Kumbang bemo Cocopet/sapit-sapit Laba-laba Tabuhan Semut merah Lalat Musuh alami yang paling dominan ditemukan pada lahan percobaan tanpa aplikasi insektisida yaitu sebagai berikut: a). Cocopet (Dermaptera) sebagai predator dapat memangsa dengan membengkokkan ujung abdomennya kemudian larva S. exigua dijepit dengan cara menggunakan sersinya, lalu larva yang sudah mati dimakan; b). Coccinelidae (Coleoptera), sebagai predator pada kelompok telur S. exigua banyak ditemukan pada daun bawang; c). Semut (Hymenoptera), banyak ditemukan pada daun bawang adalah semut merah. Semut mematikan larva dengan cara mengigit kemudian mengerumuni dan akhirnya larva mati. Semut dapat memangsa larva S. exigua terutama pada instar muda. Salah satu musuh alami yang mungkin dapat diteliti lebih lanjut kemampuanya untuk memangsa larva S. exigua ialah semut merah. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa Volume 13, Nomor 1, Januari 2013 35

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan semut merah membunuh larva S. exigua dengan cara mengigit kemudian dikerumuni, ditambahkan Wulansari (1996), memanfaatkan semut merah untuk mengendalikan larva S. exigua sudah dilakukan oleh petani di desa vombo Sulawesi tengah, yaitu dengan cara menghamburkan ampas kelapa pada lahan pertanaman bawang merah; d) Tabuhan (hymenoptera), jenis tabuhan yang banyak ditemukan di lahan pertanaman bawang merah yaitu dari jenis Vespoidae. Tabuhan ini berwarna coklat pada bagian abdomen, ujung abdomennya runcing, bagian toraks berwarna hitam, sayap transparan dengan venasi sayap terlihat jelas, antena panjang dan femur besar. Antara femur dan tabia terdapat duri. Tabuhan ini ditemukan menyengat larva S. exigua dan orong-orong larva yang sudah mati, kemudian dibawa ke sarangnya; e) Tachinidae (dipteral), jumlah Tachnidae yang berhasil dikumpulkan sebanyak 3 ekor. Keberadaan parasitoid ini kurang ditemukan selama pengamatan atau luput dari perhatian. Pengamatan terhadap Tachinidae sebagai parasitoid S. exigua, yaitu dengan cara memasukan parasitoid ini kedalam wadah plastik yang berisi larva. Dari hasil pengamatan tidak ditemukan larva yang terinfeksi parasit, karena larva dapat menjadi imago; f) Laba-laba (Arachinida), yang ditemukan sebagai predator larva S. exigua, yaitu laba-laba yang berukuran kecil, berwarna coklat dan berwarna hijau. Laba-laba ini banyak ditemukan pada daun bawang. Laba-laba ini tidak diam pada benangbenangnya, tetapi menyergap larva yang lewat dengan melompati kemudian larva digigit dan setelah mati barulah dimakan. Pengamatan musuh alami pada tanaman bawang merah, selain ditemukan predator, ditemukan satu (satu) larva yang mati menempel pada daun dengan tubuh berwarna keputihan, kemungkinan karena adanya miselium dari spesies jamur tertentu dan larva mati menempel pada daun dengan tubuh berwarna hitam, dan juga larva yang mati mengeluarkan cairan berwarna coklat kehitaman dengan bau busuk. Hal ini diduga karena adanya infeksi bakteri atau virus. KESIMPULAN 1. Selama penelitian tidak ditemukan larva maupun telur yang terparasit, hal ini disebabkan penggunaan insektisida secara terus menerus dan sudah berlangsung lama. 2. Masih ditemukan musuh alami yang hidup bebas di tanaman bawang merah tanpa aplikasi insektisida (lahan percobaan) 3. Musuh alami yang paling dominan adalah dari family (Braconidae) Ordo Hymenoptera diikuti berturut turut oleh family (Arachnidae) ordo Arachnida, family (Forficulidae) Ordo Demaptera, family (Cocccinelidae) Ordo Coleoptera, family (Bracnidae) Ordo Hymenoptera dan family (Tachnidae) Ordo Diptera. DAFTAR PUSTAKA Frensen, C. J.H. 1930. De Levenswijze En Bestrijding Van Den Sjalottennil ( Laphygma exigua Hbn) of Java Meedeelagen Van Het. Institut voor Planten Zehten N0 77: 1-25. Harahap,I.S. 1994. Seri PHT Hama PlawijaJakarta. Penebar Swadaya 1994. 94 hal. Narliansyah, L. 1991. Pengaruh kerusakan oleh larva S. exigua Hbn (Lepidoptera: Noctuide) terhadap Umbi Bawang Merah (Allium ascolonicum L.). Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian IPB. Skripsi S1. 36 Volume 13, Nomor 1, Januari 2013

Nusyirwan: Studi Musuh Alami (Spodoptera Exigua Hbn) Nurdin, F. dan Ali, M. 1997. Pemakaian Pestisida Pada tanaman Bawang, Kentang dan Kubis di Alahan Panjang. Proseding Seminar BPTP Sukarami. Sastra siswojo, S. 1992. Prospek penerapan dan Pengembangan Pengendalian hama Terpadu Pada Tanaman Sayuran. Seminar Nasional dan Forum Komunikasi. Himpunan Mahasiswa HPT Fak. Pertanian Univ. Padjadjaran Bandung. Wulansari, A. 1996. Perkembangan Serangan Spodoptera exigua Hubner (Lepidoptera: Noctudae) Pada Tanaman Bawang Merah. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi S-1. Volume 13, Nomor 1, Januari 2013 37