1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar nomor 4 di dunia terdiri dari sekitar 17.000 pulau. Terdapat ± 8.090 desa pesisir tersebar di 300 kabupaten/kota pesisir. Dari 234,2 juta jiwa penduduk Indonesia, 67,87 juta jiwa bekerja di sektor informal dan hampir 30% dari pekerja di sektor informal adalah nelayan, dan secara keseluruhan jumlah nelayan di Indonesia diperkirakan sebanyak 2,17 juta. (Harry, S. 2014). Besarnya jumlah penduduk Indonesia yang bekerja sebagai nelayan secara langsung menyebabkan tingginya kebutuhan akan tempat tinggal bagi nelayan, sehingga para nelayan mulai mencari daerah alternatif yang dapat dijadikan tempat tinggal. Pada awalnya sejumlah besar nelayan mendirikan rumah-rumah mereka di kawasan yang dangkal dan sesuai sebagai sebagai tempat pendaratan perahu-perahu kecil mereka untuk memudahkan mereka menyimpan hasil tangkapan di laut. Namun seiring dengan bertambahnya penduduk, para nelayan mulai membangun rumahrumah di tapak yang menurut mereka sesuai dan cukup aman ditempati. Tapak yang mereka pilih berdasarkan penglihatan mereka pada saat terjadinya pasang surut air inilah yang akhirnya berkembang menjadi perkampungan nelayan (Simanjuntak, I.H : 2014). 1
2 Kampung Nelayan Seberang Lingkungan XII Kelurahan Medan Belawan I, Medan terbentuk juga dengan alasan yang sama. Dulunya, kawasan ini merupakan kawasan pinggiran pantai yang tidak berpenduduk mengingat kawasan ini terletak di sebuah dataran di seberang Kota Belawan. Kemudian kawasan ini dijadikan para nelayan untuk menangkap udang dan tirip. Dengan hasil tangkapan para nelayan yang memuaskan, maka sedikit demi sedikit para nelayan berhijrah ke kawasan ini untuk membangun rumah-rumah kecil untuk mereka huni. Alasan mereka membangun rumah adalah agar tidak jauh untuk pergi melaut dan memudahkan mereka untuk membawa hasil tangkapan ke rumah masing-masing. (Simanjuntak, I.H : 2014). Hasil penelitian (Hutapea, J : 2012) menunjukkan Kelurahan Belawan I tergolong pemukiman kumuh, jika dilihat dari bangunan yang padat, minimnya saluran drainase, sanitasi dan persampahan yang berpotensi memuculkan beragam bibit penyakit. Lingkungan pemukiman merupakan salah satu komponen yang selalu berinteraksi dengan kehidupan manusia karena kurang lebih separuh hidup manusia akan berada di rumah, sehingga kualitas rumah akan berdampak terhadap kondisi kesehatannya. Begitu pula halnya pada nelayan di kampung nelayan seberang Lingkungan XII, Kelurahan Medan Belawan I, Medan yang melakukan aktivitas menangkap udang dan ikan di laut setiap hari, kegiatan menangkap ikan dimulai pada pagi hari dan berakhir pada sore hari dengan membawa hasil tangkapan pulang ke rumah dan menghabiskan separuh harinya di rumah, sehingga pada nelayan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan menjadi faktor resiko sumber penularan berbagai penyakit infeksi terutama ISPA dan TBC (Depkes : 2010).
3 Pada tahun 2010 persentase rumah tangga secara nasional yang mempunyai rumah sehat cukup rendah yaitu sebesar 24,9%, sedangkan untuk Sumatera Utara hanya ada 37,4% yang mempunyai rumah sehat. Rendahnya persentase rumah sehat ini diduga ikut memperbesar timbulnya penularan penyakit TBC yang menyebabkan meningkatnya Prevalensi TBC nasional berdasarkan dignosa tenaga kesehatan dari sebesar 400/100.000 penduduk pada tahun 2007 menjadi 725/100.000 penduduk pada tahun 2010, begitu juga dengan Provinsi Sumtera Utara dengan prevalensi 180/100.000 penduduk pada tahun 2007 mengalami peningkatan 539/100.000 penduduk pada tahun 2010 (Depkes : 2010). Data tersebut sejalan dengan keterangan dari petugas Puskesmas Belawan I mengenai peningkatan temuan kasus TBC di wilayah kerja Puskesmas dari 21 kasus pada tahun 2013 menjadi 24 kasus pada 2014. Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis (15 50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan (Kemenkes : 2014). Demikian pula yang akan terjadi pada nelayan yang mengalami TBC, penyakit TBC akan menghalangi aktivitas bekerja nelayan sehingga dapat menurunkan produktivitas mereka. Dari uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Karakteristik Nelayan, Lingkungan Fisik Rumah, Karakteristik Rumah dan Kebiasaan Merokok terhadap Penyakit TBC pada Nelayan di Kampung Nelayan Seberang Lingkungan XII Kelurahan Medan Belawan I, Medan Tahun 2015.
4 1.2. Permasalahan Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka permasalahan penelitian adalah bagaimana pengaruh Karakteristik Nelayan, Lingkungan Fisik Rumah, Karakteristik Rumah dan Kebiasaan Merokok terhadap Penyakit TBC pada Nelayan di Kampung Nelayan Seberang Lingkungan XII Kelurahan Medan Belawan I, Medan Tahun 2015. 1.3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Karakteristik Nelayan, Lingkungan Fisik Rumah, Karakteristik Rumah dan Kebiasaan Merokok terhadap Penyakit TBC pada Nelayan di Kampung Nelayan Seberang Lingkungan XII Kelurahan Medan Belawan I, Medan Tahun 2015. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Diketahuinya besaran kasus Penyakit TBC yang terjadi pada Nelayan di Kampung Nelayan Seberang Lingkungan XII Kelurahan Medan Belawan I, Medan berdasarkan Karakteristik Nelayan, Lingkungan Fisik Rumah, Karakteristik Rumah dan Kebiasaan Merokok. 2. Sebagai bahan masukan bagi penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Puskesmas Belawan 1, dalam hal penanganan kondisi Penyakit TBC pada nelayan.
5 3. Sebagai kesempatan berharga bagi peneliti untuk menambah pengetahuan sekaligus mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah khususnya bidang Kesehatan Kerja. 4. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan dapat dipakai sebagai bahan pustaka untuk penelitian lebih lanjut.