BAB I PENDAHULIAN 1.1 LATAR BELAKANG Kabupaten Blora merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang letakya berada di sebelah timur kota Semarang. jarak tempuh dari Semarang ke Blora kurang lebih 127 kilometer. Wilayah kabupaten Blora terdiri dari dataran rendah dan perbukitan dengan ketinggian 200-280 meter diatas permukaan air laut. Bagian utara merupakan kawasan perbukitan, bagian dari rangkaian pegunungan kapur utara. Bagian selatan juga berupa perbukitan kapur yang merupakan bagian dari pegunungan Kendeng yang membentang dari timur Semarang hingga Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Separuh dari wilayah Kabupaten Blora merupakan kawasan hutan dan perbukitan. Ibukota Kabupaten Blora sendiri terletak di cekungan di pegunungan kapur utara. (wikipedia) Kabupaten Blora terdiri atas 16 kecamatan yaitu, Banjarejo, Blora, Bogorejo, Cepu, Japah, Jati, Jepon, Jiken, Kedungtuban, Kradenan, Kunduran, Ngawen, Randublatung, Sambong, Todanan, dan Tunjungan, yang dibagi lagi atas sejumlah 217desa dan 24 kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kabupaten Blora. Di samping Blora, kota-kota kecamatan lainnya yang cukup signifikan adalah Cepu, Ngawen,dan Randublatung.(wikipeda) Pertanian merupakan sektor utama perekonomian di Kabupaten Blora. Pada subsektor kehutanan, Blora adalah salah satu daerah penghasil kayu jati berkualitas tinggi di Pulau Jawa. Blora sejak lama dikenal sebagai daerah tambang minyak bumi yang di eksploitasi sejak era Hindia Belanda. Di Blora terdapat beberapa penambangan minyak yang dilakukan secara tradisional. Penambangan minyak tradisional di Kabupaten Blora umumnya tersebar didaerah penambangan minyak yang sudah cukup tua. Diantaranya beberapa ditemukan di Desa Ledok, Kecamatan Sambong, di Banyuasin, di Nglobo. Penambangan itu lokasinya dalam lingkungan penambangan minyak milik operator(pertamina) yang masih aktif melakukan penambangan dilokasi yang sama. Blora mendapat sorotan internasional ketika di kawasan Blok Cepu ditemukan cadangan minyak bumi sebanyak 250 juta barel. Di Indonesia pertambangan minyak dimulai pada saat zaman kolonial penjajahan Belanda, dan sampai sekarang masih eksis salah satunya berada di desa Wonocolo Kecamatan Kedewan Kabupaten Bojonegoro, dengan jumlah sumur pengeboran mencapai sekitar 64 buah dengan kedalaman rata-rata 300-400 meter, dan sumur-sumur tersebut sekarang dikelola oleh warga sekitar dengan cara tradisional yaitu dengan cara ditarik dengan diesel dan pipa untuk penimbanya bisa sudah sampai atas di tarik dengan kayu dan dimasukkan kedalam kolam. 1
Namun ironinya, walaupun Blora terkenal dengan hutan Jati dan Minyak bumi yang dikelola sejak zaman kolonial Belanda sampai dengan pemerintah NKRI sekarang ini, tetapi perekonomian rakyat Blora termasuk salah satu yang terendah di Jawa Tengah. Kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki oleh kabupaten Blora ternyata tidak mampu mengangkat taraf kehidupan dan taraf ekonomi masyarakatnya. Hal ini disebabkan karena hasil SDA dinikmati oleh pemerintah pusat dan pegawai perusahaan yang sebagian besar dari luar Blora, tanpa ada program yang jelas untuk meningkatkan perekonomian rakyat sekitar. Apa jadinya kalau ini terjadi di luar Jawa?. Dari latar belakang diatas, penulis memutuskan untuk membuat program dokumenter yang berjudul Kilang Minyak Sumur Tua. Judul yang diambil memiliki arti yaitu menjelaskan hal apa saja yang belum banyak orang ketahui. Topik yang diangkat yaitu kegiatan pertambangan minyak mentah yang masih tradisional. Berdasarkan ide awal tersebut, akan berkembang menjadi sebuah cerita yang menjadi klimaks dan alur-alur yang diharapkan dapat menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. Penulis mencoba mengangkat film dokumenter pertambangan minyak secara tradisional dikarenakan lewat media film ini penggabungan antara gambar dengan audio dan dengan penataan alur cerita yang menarik diharapkan membuat masyarakat atau pemirsa bisa mengenal lebih dekat aktifitas keseharian pertambangan yang dilakukan oleh penambang minyak secara tradisional. Penulis ingin menunjukan kepada masyarakat luas bahwa dijaman yang serba modern ini masih terdapat aktifitas pertambangan minyak mentah dengan cara tradisional dengan menggunakan tenaga manusia, serta menggunakan peralatan sederhana atau tradisional. Dokumenter itu sendiri yang secara umum mengungkapkan fakta-fakta yang terjadi dipertambangan dengan menonjolkan aktifitas pertambangan dengan mewawancarai beberapa narasumber sebagai penguat dan melihatkan perekonomian penambang tradisional, yang mana dengan pengambilan gambar secara variatif dan jauh dari membosankan. Didukung dengan teknik pengambilan gambar yang baik,diharapkan mampu mempertahankan minat penonton untuk menyelesaikan tayangan ide dan topik dokumenter menjadi sangat vital ketika penonton selalu ingin tahu apa yang mereka belum ketahui. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas muncul permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana proses pertambangan minyak tradisional yang dilakukan oleh warga masyarakat yang belum diketahui banyak orang? 2. Bagaimana membuat Film Dokumenter pertambangan minyak secara tradisional dengan teknik kamera yang baik, dan diterima oleh masyarakat luas. 2
1.3 TUJUAN PEMBUATAN PROYEK AKHIR Melihat permasalah yang dikemukakan diatas,maka tujuan dari proyek akhir dokumenter ini adalah : 1. Proses produksi pertambangan minyak tradisional yang dilakukan masyarakat sehari-hari untuk mengambil minyak mentah. 2. Memproduksi sebuah film dokumenter dengan penerapan aspek kameramen sehingga mampu menghasilkan sebuah gambar yang baik dan diterima oleh masyarakat luas. 1.4 BATASAN MASALAH Pada pembuatan program dokumenter KILANG MINYAK SUMUR TUA ini penulis memiliki batasan-batasan yang digunakan untuk memfokuskan arah program acara ini, baik dari segi tema maupun job decription yang akan lebih ditekankan, yaitu sebagai berikut : 1. Batasan masalah yang di bahas tentang cara pengambilan minyak dari dalam perut bumi secara tradisional. 2. Penulis menitik beratkan job deskription selaku kameramen dalam program sebagai kompetensi pilihan yang di kuatkan dalam berkarya 1.5 MANFAAT PENCIPTAAN 1.5.1 Manfaat Akademik 1. Menjadi referensi bagi mahasiswa yang ingin membuat program dokumenter. 2. Menerapkan ilmu-ilmu jurnalistik dalam program dokumenter. 3. Sebagai bahan untuk meningkatkan mutu dan kualitas SDA yang ada di Indonesia. 1.5.2 Manfaat Praktis 1. Memberikan inspirasi bagi broadcaster untuk lebih menciptakan karya karya lainnya, khususnya karya jurnalistik. 2. Menghasilkan sebuah tayangan dokumenter yang dapat dinikmati kalangan luas sebagai edukasi. 3. Menambah informasi tentang SDA yang ada di Indonesia, khususnya Sumber Minyak Bumi sebagai salah satu Sumber Daya Alam bangsa. 3
1.5.3 Manfaat Sosial 1. Memberikan informasi dan edukasi tentang masyarakat yang mengetahui proses pertambangan minyak. 2. Sebagai tayangan yang mampu memberikan pesan sosial dan ispiratif terhadap masyarakat yang menonton dokumenter ini. 3. Sebagai sarana media pembelajaran bagi masyarakat yang melihat tanyangan dokumenter ini 1.6 Alat Metode Pengumpulan Data Metode yang dilakukan penulis untuk penyusunan proposal ini adalah dengan cara melakukan survey langsung ke lapangan yang didasari dengan pengumpulan data untuk bahan pertimbangan sebagai salah satu usaha dalam penyusunan proposal ini. 1.6.1 Metode Pengumpulan Data 1.6.1.1 Metode Metode Yang Digunakan : Metode Penelitian yang di gunakan penulisan dalam menyusun penulisan ini serta dalam memperoleh data ditempuh dengan jalan : 1. Studi Lapangan (Field Research) Yaitu penelitian yang langsung dilakukan pada obyeknya, dimana dalam hal ini penulis melakukan dengan: a. Observasi, Mengamati kegiatan pertambangan minyak dari awal pengambilan dalam sumur yang beratusan meter sampai minyak bisa ditimba sampai proses akhir yaitu dikeluarkan dan ditampung di kolam. Penulis juga mengamati tiap minyak mentah yang sudah bisa diolah. b. Mengumpulkan data dengan mewawancarai secara langsung dengan para pemilik minyak. c. Dokumentasi, dalam proses pencarian data (riset) penulis menggunakan alat perekam audio dan kamera sebagai sumber data tang nantinya dapat memudahkan penulis untuk mentraskrip hasil wawancara. 4
2. Study Pustaka (Library Research) Yaitu suatu penelitian dan pengumpulan data dengan cara mempelajari dan membaca buku yang ada kaitannya dengan objek penulisan. Disini penulis Mendapatkan bahan-bahan dari membaca buku-buku Dinas Pariwisata, wikepedia, komunikasi media masa, buku-buku yang memuat mengenai minyak bumi. 1.6.1.2 Pemilihan Narasumber Kami memilih dan mencari narasumber yang sesuai dengan kebutuhan dalam program dokumenter Kilang Minyak Sumur Tua yaitu Bapak Wijiyanto A.md, tokoh tambang minyak sumur tua, sekaligus bekerja di PT Pertamina Cepu. 1.6.1.3 Pemilihan Lokasi Penulis memilih lokasi pengambilan gambar di kawasan pertambangan minyak desa semanggi, dan di rumah kediaman narasumber karena dinilai sesuai dengan karya yang akan penulis hasilkan. 5