BUPATI BLORA KATA SAMBUTAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUPATI BLORA KATA SAMBUTAN"

Transkripsi

1

2

3

4 ii Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

5 BUPATI BLORA KATA SAMBUTAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa selalu kita lahirkan di setiap kesempatan atas karunia yang diberiakan kepada kita. Lebih-lebih di 100 haripertamasebagai orang yang ditugasi gubernur mengantarkan masyarakat Blora menuju Pilkada, serta mempercepat pembahasan APBD 2016, maka tanpa ada pertolongan dari-nya, niscaya saya tidak ada kemampuan untuk mewarnai KabupatenBlora. PDRB ( Produk Domestik Regional Broto) Kabupaten Blora, merupakan salah satu indikator pembangunan yang sangat penting dan menjadi tolak ukur keberhasilan pembangunan melalui pertumbuhan ekonomi. Kalau kita cermati pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blora tahun 2014 sebesar 4,39 persen lebih rendah dari tahun 2013 yang tercatat sebesar 5,36 persen. Sementara itu kondisi ekonomi Regional Jawa Tegah tahun 2014 sebesar 5,42 persen, lebih tinggi dari tahun 2013 yang tumbuh sebesar 5,14 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2014 tercatat sebesar 5,02 persen dan jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 5,58 persen. Melihat realitas dan fenomena perekonomian yang terjadi di Kabupaten Blora harus disikapi dengan kegiatan kegiatan yang berdampak pada pemberdayaan perekonomian masyarakat. Maka dari itu, mulai tahun anggaran 2016 saya bersikukuh agar APBD di tetapakan di akhir tahun 2015, agar anggaran 2016 nanti dapat terserap sesuai yang di rencanakan sehingga mempunyai dampak yang positif terhadap pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Blora. komintemen saya agar penetapan APBD di tetapkan lebih awal ternyata disambut dengan semangat yang sama oleh teman- teman kita yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat. Paling tidak sudah dibuktikan dengan proses penandatanganan kesepakatan bersama Rancangan Anggaran Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014 iii

6 Pendapatan dan Belanja Kabupaten Blora tahun anggaran Saya menyakini, bahwa penetapan APBD yang tepat waktu serta pelaksanaan APBD yang baik akan berpengaruh besar terhadap PDRB khususnya multiplier effect yang di timbulkan sebagai akibat peran APBD yang mencapai ± 13 % APBD. Saya berharap kepada semua pemangku kebijakan untuk mengawal tugas pokok dan fungsinya masing-masing agar apa yang kita rencanakan dapat terwujud. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kemudahan kepada kita. Amin. Wassalamu alaikum Wr.Wb. Blora, Oktober 2015 Pj. BUPATI BLORA Dr. Ir. IHWAN SUDRAJAT, MM. iv Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

7 KATA PENGANTAR KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA Assalamu alaikum Wr.Wb. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014 ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagai dasar dalam menyusun kebijakan perekonomian daerah. Buku ini memberikan gambaran tentang kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan, memberikan ilustrasi kemampuan sumber daya ekonom, dan menunjukkan pendapatan yang memungkinkan dapat dinikmati oleh penduduk, dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi (LPE) secara keseluruhan maupun sektoral di Kabupaten Blora dari tahun ke tahun. Data dan informasi ini, dapat dijadikan sebagai salah satu bahan evaluasi hasil pembangunan yang telah dicapai dan perencanaan di masa yang akan datang. Untuk mengetahui keberhasilan kinerja perekonomian regional, maka dibuat indikator makro yang biasa digunakan sebagai penilaian kinerja perekonomian. Indikator tersebut diantaranya adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB ini dapat menggambarkan pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu tertentu, dapat menggambarkan struktur ekonominya dan dapat menggambarkan analisisnya terhadap kinerja sektor perekonomian. Akhirnya, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya Tinjauan PDRB ini. Saran, kritik, dan usul yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Wassalamu alaikum Wr.Wb. Blora, Oktober 2015 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA Ir. SAMGAUTAMA KARNAJAYA, MT Pembina Utama Muda NIP Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014 v

8 vi Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

9 DAFTAR ISI Sambutan Bupati Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Grafik/Gambar Daftar Tabel Pokok Sektoral 2014 Daftar Lampiran 1 Daftar Lampiran 2 Daftar Lampiran 3 Daftar Tabel Pokok Penggunaan 2014 iii v vii xi xv xvi vii viii xx xxix BAGIAN I PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BLORA TAHUN 2014 MENURUT LAPANGAN USAHA/SEKTORAL I PENDAHULUAN 1.1 Umum Siklus Kegiatan Ekonomi Pengelompokan Kegiatan Ekonomi Analisa dan Kegunaan Data PDRB Sistematika Laporan 16 II KONSEP DAN DEFINISI 2.1 Domestik dan Regional Produk Domestik dan Produk Regional Agregat PDRB atas dasar harga berlaku 19 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014 vii

10 2.4 Agregat PDRB atas dasar harga konstan 23 III METODE PENGHITUNGAN PDRB 3.1 Metode Pendekatan Produksi Pendekatan Pendapatan Pendekatan Pengeluaran Metode Alokasi 34 IV ULASAN SINGKAT PERKEMBANGAN PDRB 4.1 Kondisi Ekonomi Tahun Pertumbuhan PDRB Tahun Distribusi PDRB / Struktur Ekonomi PDRB Perkapita Indeks Perkembangan Indeks Berantai Inflasi PDRB Kab Blora Tahun Indeks Williamson Gini Rasio Perkembangan PDRB Lapangan Usaha Prediksi PDRB Ulasan Singkat PDRB Kecamatan 110 V Penutup A. Kesimpulan B. Saran viii Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

11 BAGIAN II PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BLORA TAHUN 2014 MENURUT PENGGUNAAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Manfaat BAB II KONSEP DEFINISI 2.1 Siklus Kegiatan Ekonomi 2.2 Siklus Pendapatan dan Penerimaan Regional 2.3 Klasifikasi Kegiatan 2.4 Konsep Secara Umum 2.5 Komponen PDRB Menurut Penggunaan BAB III METODE PENGHITUNGAN 3.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 3.2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 3.3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 3.5 Perubahan Stok 3.6 Ekspor dan Impor BAB IV ULASAN PDRB PENGGUNAAN KABUPATEN BLORA TAHUN Komponen Pembentuk PDRB Menurut Penggunaan 4.2 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014 ix

12 4.3 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit 4.4 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4.5 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 4.6 Ekspor dan Impor 4.7 Prediksi PDRB Mnrt Penggunaan Th BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran x Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

13 DAFTAR TABEL BAGIAN I Tabel 4.1 PDRB Kab. Blora Dengan Minyak Tahun Tabel 4.2 PDRB Kab. Blora Tanpa Minyak Tahun Tabel 4.3 Distribusi PDRB ADHB Kab. Blora Tahun Tabel 4.4 Distribusi Prosentase Kategori Dominan PDRB Kab. Blora Tahun Tabel 4.5 Distribusi Prosentase Kategori Produktif PDRB Kab. Blora Tahun Tabel 4.6 Distribusi Prosentase Kelompok Sektor PDRB Kab. Blora Tahun Tabel 4.7 PDRB Perkapita adh Berlaku Kab. Blora Dengan Minyak Tahun Tabel 4.8 PDRB Perkapita adh Berlaku Kab. Blora Tanpa Minyak Tahun Tabel 4.9 Perkembangan PDRB Kab. Blora Tahun Tabel 4.10 Indeks Gini Kabupaten Blora dan Jawa Tengah Tahun Tabel 4.11 Pemerataan Pendapatan Pendapatan Penduduk Menurut Kriteria Bank Dunia Kab. Blora dan Jateng Tabel 4.12 Luas Panen (HA), Produksi (Ton) Padi dan Palawija Utama Kab. Blora Tahun Tabel 4.13 Jumlah Tanaman, Produksi Buah-Buahan Utama di Kab Blora Tahun Tabel 4.14 Luas Panen, Produksi Sayuran Utama di Kab Blora Tahun Tabel 4.15 Luas/Jumlah Tanaman, Produksi Tanaman UtamaPerkebunandi Kab Blora Tahun Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014 xi

14 Tabel 4.16 Populasi Hewan dan Hasil-hasil Utama Peternakan 82 di Kab. Blora Tahun Tabel 4.17 Luas Panen dan Produksi Ikan Hasil Budidaya di 84 Kab. Blora Tahun Tabel 4.18 Jumlah Pelanggan Listrik PLN di Kabupaten Blora 91 Tahun Tabel 4.19 Jumlah Pelanggan PDAM di Kabupaten Blora 93 Tahun Tabel 4.20 Jumlah Kendaraan Bermotor di Kabupaten Blora 96 Tahun Tabel 4.21 Jumlah Penumpang Kereta Api di Kabupaten Blora 98 Tahun Tabel 4.22 Realisasi APBD Kabupaten Blora Tahun Tabel 4.23 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Kabupaten 106 Blora Tahun Tabel 4.24 Prediksi PDRB Adhb Kab Blora Tahun Tabel 4.25 Prediksi PDRB Adhk Kab Blora Tahun Tabel 4.26 Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Blora Tahun Tabel 4.27 Perbandingan PDRB Dengan Migas dan Tanpa 119 Migas di Kecamatan Cepu Tahun xii Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

15 Tabel 4.1 Tabel 4.2 BAGIAN II Komponen Pembentuk PDRB PenggunaanKab Blora Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Juta Rp) Komponen Pembentuk PDRB PenggunaanKab Blora Atas Dasar Harga Konstan Tahun (Juta Rp) Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Distribusi Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kab Blora Atas Dasar Harga Konstan Tahun (Juta Rp) Distribusi Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kabupaten Blora Atas Dasar Harga Konstan Tahun (Juta Rp) Pertumbuhan Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kabupaten Blora Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Juta Rp) Pertumbuhan Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kabupaten Blora Atas Dasar Harga KonstanTahun (Juta Rp Indeks Implisit Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kabupaten Blora Tahun Inflasi PDRB Penggunaan Kabupaten Blora Tahun (Juta Rp) Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Adh Berlaku Tahun (Juta Rp) Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Adh Konstan Tahun (Juta Rp) Persentase Konsumsi LNP Terhadap PDRB Adh Berlaku Kabupaten Blora Tahun Persentase Konsumsi LNP Terhadap PDRB Adh Konstan Kabupaten Blora Tahun Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014 xiii

16 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 4.21 Persentase Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB adh Berlaku Tahun Persentase Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB adh Konstan Tahun Persentase PMTB Terhadap PDRB adh Berlaku Kab Blora Tahun Persentase PMTB Terhadap PDRB adh Konstan Kabupaten Blora Tahun Nilai Ekspor dan Impor adh Berlaku Kabupaten Blora Tahun (Juta Rp) Nilai Ekspor dan Impor adh Konstan Kabupaten Blora Tahun (Juta Rp) Prediksi PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Juta Rp) Prediksi PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan Tahun (Juta Rp) Prediksi Pertumbuhan PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan Tahun (Juta Rp) xiv Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

17 DAFTAR GRAFIK/GAMBAR BAGIAN I Gambar 4.1 Pertumbuhan Ekonomidi Kab. Blora, Tahun Gambar 4.2 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha 45 di Kab. Blora, Tahun 2014 Gambar 4.3 Distribusi PDRB ADHB Kab. Blora Tahun (%) Gambar 4.4 Pertumbuhan PDRB Perkapita ADHB Dengan 63 Minyak Kab. Blora Tahun Gambar 4.5 Pertumbuhan PDRB Perkapita ADHB Tanpa 64 Minyak Kab. Blora Tahun Gambar 4.6 Indeks Berantai PDRB Kab. Blora Tahun Gambar 4.7 Inflasi PDRB Kab. Blora Tahun Gambar 4.8 Indeks Williamson Kab. Blora Tahun BAGIAN II Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Grafik 4.1 Siklus Kegiatan Ekonomi Tertutup Siklus Transaksi Ekonomi Terbuka Arus Pendapatan Faktor Regional Distribusi Konsumsi Makanan dan NonMakanan Terhadap Konsumsi Rumah Tangga Adh Berlaku Tahun Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014 xv

18 DAFTAR TABEL POKOK SEKTORAL Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto Kab. Blora Atas 137 Dasar Harga Berlaku Tahun Tabel 2 Produk Domestik Regional Bruto Kab. Blora Atas 139 Dasar Harga Konstan 2010Tahun Tabel 3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kab. Blora 141 Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Tabel 4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kab. Blora 143 Atas Dasar Harga Konstan 2010Tahun Tabel 5 Indeks Berantai PDRB Kab. Blora Atas Dasar Harga 145 Berlaku Tahun Tabel 6 Indeks Berantai PDRB Kab. Blora Atas Dasar Harga 147 Konstan 2010Tahun Tabel 7 Indeks Perkembangan PDRB Kab. Blora Atas Dasar 149 Harga Berlaku Tahun Tabel 8 Indeks Perkembangan PDRB Kab. Blora Atas Dasar Harga Konstan 2010Tahun Tabel 9 Laju Pertumbuhan PDRB Kab. Blora Atas Dasar 153 Harga Berlaku Tahun Tabel 10 Laju Pertumbuhan PDRB Kab. Blora Atas Dasar 155 Harga Konstan 2010Tahun Tabel 11 Indeks Implisit PDRB Kab. Blora Tahun Tabel 12 Laju Implisit PDRB Kab. Blora Tahun Tabel 13 PDRB Perkapita Kab. Blora ADHBTahun Tabel 14 PDRB Perkapita Kab. Blora ADHK 2010Tahun xvi Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

19 DAFTAR LAMPIRAN 1 Tabel 15 PDRB Kab. Blora dirinci menurut Kelompok Sektor Tahun Tabel 16 Distribusi Prosentase PDRB Kab. Blora dirinci menurut Kelompok Sektor Tahun Tabel 17 Indeks Perkembangan PDRB Kab. Blora dirinci menurut Kelompok Sektor Tahun Tabel 18 Indeks Berantai PDRB Kab. Blora dirinci menurut Kelompok Sektor Tahun Tabel 19 Laju Pertumbuhan PDRB Kab. Blora dirinci menurut Kelompok Sektor Tahun Tabel 20 PDRB Kab. Blora Adhb Seri Tahun Dasar 2010Tahun Tabel 21 PDRB Kab. Blora Adhk Tahun 2010Tahun Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014 xvii

20 DAFTAR LAMPIRAN 2 Tabel 1A PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHB Tahun Tabel 1B PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHK2010Tahun Tabel 2A Kontribusi PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHBTahun Tabel 2B Kontribusi PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHK2010Tahun Tabel 3A Indeks Berantai PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHBTahun Tabel 3B Indeks Berantai PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHK2010Tahun Tabel 4A Indeks Perkembangan PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHBTahun Tabel 4B Indeks Perkembangan PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHK2010Tahun Tabel 5A Laju Pertumbuhan PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHBTahun Tabel 5B Laju Pertumbuhan PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHK2010Tahun Tabel 6 Indeks Implisit PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Tahun Tabel 7 Inflasi PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Tahun Tabel 8 Banyaknya Penduduk Pertengahan Tahun Di Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Tahun Tabel 9A PDRB Perkapita Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHBTahun Tabel 9B PDRB Perkapita Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan ADHK2010Tahun xviii Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

21 Tabel 10A Tabel 10B Tabel 11A Tabel 11B Tabel 12A Tabel 12B Tabel 13A Tabel 13B Tabel 14A Tabel 14B PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha ADHBTahun 2014 PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha ADHK2010Tahun 2014 PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha ADHB Tahun 2013 PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha ADHK2010 Tahun 2013 PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha ADHB Tahun 2010 PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha ADHK2010 Tahun 2010 PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha ADHB Tahun 2010 PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha ADHK2010 Tahun 2010 PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha ADHB Tahun 2010 PDRB Kab. Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha ADHK2010 Tahun Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014 xix

22 DAFTAR LAMPIRAN 3 PDRB KECAMATAN Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Jati 209 ADHBTahun Tabel 1.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Jati 210 ADHK2010Tahun Tabel 1.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Jati 211 ADHB Tahun Tabel 1.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Jati ADHK2010Tahun Tabel 1.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Jati ADHK Tahun Tabel 1.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Jati Tahun Tabel 1.7 Inflasi PDRB Kec. Jati Tahun Tabel 1.8 PDRB Per Kapita Kec. Jati ADHBTahun Tabel 1.9 PDRB Per Kapita Kec. Jati ADHK 2010Tahun Tabel 2.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Randublatung ADHBTahun Tabel 2.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Randublatung ADHK2010Tahun Tabel 2.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Randublatung ADHBTahun Tabel 2.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Randublatung ADHK2010Tahun Tabel 2.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Randublatung ADHK 2010Tahun Tabel 2.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Randublatung Tahun xx Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

23 Tabel 2.7 Inflasi PDRB Kec. Randublatung Tahun Tabel 2.8 PDRB Per Kapita Kec. Randublatung ADHBTahun Tabel 2.9 PDRB Per Kapita Kec. Randublatung ADHK Tahun Tabel 3.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Kradenan 225 ADHBTahun Tabel 3.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Kradenan 226 ADHK2010Tahun Tabel 3.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. 227 Kradenan ADHBTahun Tabel 3.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. 228 Kradenan ADHK2010Tahun Tabel 3.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Kradenan ADHK Tahun Tabel 3.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Kradenan Tahun Tabel 3.7 Inflasi PDRB Kec. Kradenan Tahun Tabel 3.8 PDRB Per Kapita Kec. Kradenan ADHBTahun Tabel 3.9 PDRB Per Kapita Kec. Kradenan ADHK 2010Tahun Tabel 4.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Kedungtuban ADHBTahun Tabel 4.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Kedungtuban ADHK2010Tahun Tabel 4.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Kedungtuban ADHBTahun Tabel 4.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Kedungtuban ADHK2010Tahun Tabel 4.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Kedungtuban ADHK 2010Tahun Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014 xxi

24 Tabel 4.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Kedungtuban 238 Tahun Tabel 4.7 Inflasi PDRB Kec. Kedungtuban Tahun Tabel 4.8 PDRB Per Kapita Kec. Kedungtuban ADHBTahun Tabel 4.9 PDRB Per Kapita Kec. Kedungtuban ADHK Tahun Tabel 5.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Cepu 241 ADHBTahun Tabel 5.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Cepu 242 ADHK2010Tahun Tabel 5.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. 243 Cepu ADHBTahun Tabel 5.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Cepu ADHK2010Tahun Tabel 5.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Cepu ADHK Tahun Tabel 5.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Cepu Tahun Tabel 5.7 Inflasi PDRB Kec. Cepu Tahun Tabel 5.8 PDRB Per Kapita Kec. Cepu ADHBTahun Tabel 5.9 PDRB Per Kapita Kec. Cepu ADHK 2010Tahun Tabel 6.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Sambong ADHBTahun Tabel 6.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Sambong ADHK2010Tahun Tabel 6.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Sambong ADHBTahun Tabel 6.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Sambong ADHK2010Tahun xxii Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

25 Tabel 6.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Sambong ADHK Tahun Tabel 6.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Sambong Tahun Tabel 6.7 Inflasi PDRB Kec. Sambong Tahun Tabel 6.8 PDRB Per Kapita Kec. Sambong ADHBTahun Tabel 6.9 PDRB Per Kapita Kec. Sambong ADHK 2010Tahun Tabel 7.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Jiken 257 ADHBTahun Tabel 7.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Jiken 258 ADHK2010Tahun Tabel 7.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. 259 Jiken ADHBTahun Tabel 7.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Jiken ADHK2010Tahun Tabel 7.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Jiken ADHK Tahun Tabel 7.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Jiken Tahun Tabel 7.7 Inflasi PDRB Kec. Jiken Tahun Tabel 7.8 PDRB Per Kapita Kec. Jiken ADHBTahun Tabel 7.9 PDRB Per Kapita Kec. Jiken ADHK 2010Tahun Tabel 8.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Bogorejo ADHBTahun Tabel 8.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Bogorejo ADHK2010Tahun Tabel 8.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Bogorejo ADHBTahun Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014 xxiii

26 Tabel 8.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. 268 Bogorejo ADHK2010Tahun Tabel 8.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Bogorejo ADHK Tahun Tabel 8.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Bogorejo Tahun Tabel 8.7 Inflasi PDRB Kec. Bogorejo Tahun Tabel 8.8 PDRB Per Kapita Kec. Bogorejo ADHBTahun Tabel 8.9 PDRB Per Kapita Kec. Bogorejo ADHK 2010Tahun Tabel 9.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Jepon 273 ADHBTahun Tabel 9.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Jepon 274 ADHK2010Tahun Tabel 9.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. 275 Jepon ADHBTahun Tabel 9.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Jepon ADHK2010Tahun Tabel 9.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Jepon ADHK Tahun Tabel 9.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Jepon Tahun Tabel 9.7 Inflasi PDRB Kec. Jepon Tahun Tabel 9.8 PDRB Per Kapita Kec. Jepon ADHBTahun Tabel 9.9 PDRB Per Kapita Kec. Jepon ADHK 2010Tahun Tabel 10.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Blora ADHBTahun Tabel 10.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Blora ADHK2010Tahun xxiv Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

27 Tabel 10.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. 283 Blora ADHBTahun Tabel 10.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Blora ADHK2010Tahun Tabel 10.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Blora ADHK Tahun Tabel 10.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Blora Tahun Tabel 10.7 Inflasi PDRB Kec. Blora Tahun Tabel 10.8 PDRB Per Kapita Kec. Blora ADHBTahun Tabel 10.9 PDRB Per Kapita Kec. Blora ADHK2010Tahun Tabel 11.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Banjarejo 289 ADHBTahun Tabel 11.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Banjarejo 290 ADHK2010Tahun Tabel 11.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. 291 Banjarejo ADHBTahun Tabel 11.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. 292 Banjarejo ADHK2010Tahun Tabel 11.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Banjarejo ADHK Tahun Tabel 11.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Banjarejo Tahun Tabel 11.7 Inflasi PDRB Kec. Banjarejo Tahun Tabel 11.8 PDRB Per Kapita Kec. Banjarejo ADHBTahun Tabel 11.9 PDRB Per Kapita Kec. Banjarejo ADHK 2010Tahun Tabel 12.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Tunjungan ADHBTahun Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014 xxv

28 Tabel 12.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Tunjungan 298 ADHK2010Tahun Tabel 12.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. 299 Tunjungan ADHBTahun Tabel 12.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. 300 Tunjungan ADHK2010Tahun Tabel 12.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Tunjungan ADHK Tahun Tabel 12.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Tunjungan Tahun Tabel 12.7 Inflasi PDRB Kec. Tunjungan Tahun Tabel 12.8 PDRB Per Kapita Kec. Tunjungan ADHBTahun Tabel 12.9 PDRB Per Kapita Kec. Tunjungan ADHK Tahun Tabel 13.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Japah 305 ADHBTahun Tabel 13.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Japah 306 ADHK2010Tahun Tabel 13.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. 307 Japah ADHBTahun Tabel 13.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. Japah ADHK2010Tahun Tabel 13.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Japah ADHK Tahun Tabel 13.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Japah Tahun Tabel 13.7 Inflasi PDRB Kec. Japah Tahun Tabel 13.8 PDRB Per Kapita Kec. Japah ADHBTahun Tabel 13.9 PDRB Per Kapita Kec. Japah ADHK 2010Tahun xxvi Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

29 Tabel 14.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Ngawen 313 ADHBTahun Tabel 14.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Ngawen 314 ADHK2010Tahun Tabel 14.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. 315 Ngawen ADHBTahun Tabel 14.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. 316 Ngawen ADHK2010Tahun Tabel 14.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Ngawen ADHK Tahun Tabel 14.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Ngawen Tahun Tabel 14.7 Inflasi PDRB Kec. Ngawen Tahun Tabel 14.8 PDRB Per Kapita Kec. Ngawen ADHBTahun Tabel 14.9 PDRB Per Kapita Kec. Ngawen ADHK 2010Tahun Tabel 15.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Kunduran 321 ADHBTahun Tabel 15.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Kunduran 322 ADHK2010Tahun Tabel 15.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. 323 Kunduran ADHBTahun Tabel 15.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. 324 Kunduran ADHK2010Tahun Tabel 15.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Kunduran ADHK Tahun Tabel 15.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Kunduran Tahun Tabel 15.7 Inflasi PDRB Kec. Kunduran Tahun Tabel 15.8 PDRB Per Kapita Kec. Kunduran ADHBTahun Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014 xxvii

30 Tabel 15.9 PDRB Per Kapita Kec. Kunduran ADHK 2010Tahun Tabel 16.1 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Todanan 329 ADHBTahun Tabel 16.2 Produk Domestik Regional Bruto Kec. Todanan 330 ADHK2010Tahun Tabel 16.3 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. 331 Todanan ADHBTahun Tabel 16.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kec. 332 Todanan ADHK2010Tahun Tabel 16.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kec. Todanan ADHK Tahun Tabel 16.6 Indeks Implisit PDRB Kacamatan Todanan Tahun Tabel 16.7 Inflasi PDRB Kec. Todanan Tahun Tabel 16.8 PDRB Per Kapita Kec. Todanan ADHBTahun Tabel 16.9 PDRB Per Kapita Kec. Todanan ADHK 2010Tahun PDRB PROPINSI JAWA TENGAH DAN PDB INDONESIA Tabel 17. Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Jawa TengahADHBTahun Tabel 18. Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Jawa Tengah ADHK 2010 Tahun Tabel 19. Produk Domestik Bruto IndonesiaADHBTahun Tabel 20 Produk Domestik Bruto IndonesiaADHK 2010 Tahun xxviii Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

31 DAFTAR TABEL POKOK PENGGUNAAN Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Juta Rp) PDRB Kabupaten Blora Menurut PenggunaanAtas Dasar Harga Berlaku Tahun (Juta Rp) Distribusi PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Persen) Distribusi PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan Tahun (Persen) Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Blora Menurut PenggunaanAtas Dasar Harga Berlaku Tahun (Persen) Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Blora Menurut PenggunaanAtas Dasar Harga Konstan Tahun (Persen) Indeks Berantai PDRB Kabupaten Blora Menurut PenggunaanAtas Dasar Harga Berlaku Tahun Indeks Berantai PDRB Kabupaten Blora Menurut PenggunaanAtas Dasar Harga Konstan Tahun (Persen) Pertumbuhan PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Persen) Pertumbuhan PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan Tahun (Persen) Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014 xxix

32 Tabel 11 Tabel 12 Indeks Implisit PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Tahun Perubahan Indeks Implisit PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Tahun (Persen) xxx Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

33

34

35 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan pencapaian pembangunan yang telah dilaksanakan maka diperlukan adanya alat yang dapat membantu memberikan gambaran tingkat keberhasilan pelaksanaan pembangunan khususnya dibidang ekonomi. Salah satu tolok ukur untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi yang sudah dilaksanakan adalah tersedianya data statistik Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dengan menggunakan data tersebut akan dapat diketahui tingkat pertumbuhan ekonomi, struktur perekonomian daerah dan juga tingkat kemakmuran penduduk. Selain itu bagi para pengambil keputusan sebelum menentukan kebijakan lebih lanjut, data PDRB dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, analisa, dan bahan perencanaan yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menentukan sasaran pembangunan di masa mendatang sehingga dapat berdaya guna dan tepat guna bagi masyarakat luas. Secara tradisional pembangunan memiliki arti peningkatan yang terus menerus pada Gross Domestic Product (GDP)atau Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara. Untuk daerah, makna pembangunan yang tradisional difokuskan pada peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu provinsi, kabupaten, atau kota. Selanjutnya muncul sebuah alternatif definisi pembangunan ekonomi menekankan pada peningkatan income per capita(pendapatan per kapita). Definisi ini menekankan pada kemampuan suatu negara untuk meningkatkan output yang dapat Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

36 BAB I : Pendahuluan melebihi pertumbuhan penduduk. Definisi pembangunan tradisional sering dikaitkan dengan sebuah strategi mengubah struktur suatu negara atau sering kita kenal dengan industrialisasi. Kontribusi mulai digantikan dengan kontribusi industri. Definisi yang cenderung melihat segi kuantitatif pembangunan ini dipandang perlu menengok indikatorindikator sosial yang ada (Kuncoro, 2004). Pertumbuhan ekonomi mutlak diperlukan dalam upaya untuk mensejahterakan masyarakat. Tetapi perlu diwaspadaibeberapa kecenderungan negatif, seperti pertumbuhan yang tinggi biasanya diikuti dengan tingkat ketimpangan pendapatan yang tinggi pula. Tingkat pemerataan yang kian timpang bisa terlihat dari rasio gini.rasio Ginidi Bloraini cenderung terus naik sejalan dengan peningkatan kemakmuran masyarakat. Kondisi ini menggambarkan bahwa dengan meningkatnya kemajuan atau tingkat kemakmuran masyarakat, ternyata terjadi pergeseran tingkat pemerataan pendapatan. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi diperlukan suatu upaya yang dinamakan pembangunan.riyadi dan Deddy (2005) mendefinisikan kata pembangunansebagai semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya pembangunan.bahwa pembangunan tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan, dalam arti bahwa pembangunan dapat menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan pertumbuhan akan terjadi sebagai akibat adanya pembangunan. Dalam hal ini pertumbuhan dapat berupa pengembangan/perluasan (expansion) atau peningkatan (improvement) dari aktivitas yang dilakukan oleh suatu komunitas masyarakat (Syamsiah, 2009). 2 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

37 BAB I : Pendahuluan Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa pembangunan adalah suatu proses yang terencana,dan merupakan suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa melalui tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita,sehingga sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasiaktif dalam proses pembangunan tersebut. Hal ini dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat. Sedangkan Pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapatan masyarakat dan meningkatkan hubungan ekonomi regional. Dengan kata lain, arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik secara mantap dengan tingkat pemerataan yang sebaik mungkin. Kondisi ekonomi Kabupaten Blora tahun 2014 sepertinya tidak lebih baik dari tahun sebelumnya, kondisi tersebut bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi di tahun tersebut yang melambat, atau pertumbuhan ekonomi tahun 2014 lebih rendah dari tahun sebelumnya. Perlambatan pertumbuhan ini antara lain disebabkan oleh turunnya beberapa output produk pertanian dominan, seperti gabah maupun ketela pohon. Walaupun ada kenaikan beberapa produk pertanian lainnya, tetapi belum mampu mengimbangi penurunan produksi gabah karena sumbangan tersebut yang cukup besar. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

38 BAB I : Pendahuluan Sampai saat pertanian masih memberikan share yang cukup dominan pada pembentukan PDRB di Kabupaten Blora, yaitu sebesar 27,22 persen pada tahun Dengan shareatau sumbangan yang cukup besar tentunya akan berpengaruh terhadap naik turunnya level PDRB ataupun pertumbuhan ekonomi. Padahal kegiatan pertanian merupakan kegiatan yang cukup rentan, banyak faktor yang bisa mengganggu produktifitasnya, dari musim yang kurang bersahabat, curah hujan yang rendah sampai serangan OPT yang sangat mudah terjadi. Disamping itu kecenderungan alih fungsi lahan pertanian ke fungsi non pertanian (perumahan, industri dan lainnya), sehingga ketika suatu wilayah dengan PDRB masih didominasi oleh lapangan usaha pertanian maka pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut biasanya sering berfluktuasi dan cukup sulit untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Komponen pembentuk PDRB yang dominan setelah pertanian adalah lapangan usaha perdagangan dengan sharesebesar 16,70 persen dan diikuti oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalian, dimana share nya tercatat sebesar 14,64 persen dengan 12,60 persen nya adalah dari pertambangan minyak bumi. Pada tahun 2014 kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi mengalami perlambatan pertumbuhan dibanding tahun sebelumnya, maka secara tidak langsung kondisi ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Blora. Akibat kondisi-kondisi diatas, pertumbuhan ekonomi di tahun 2014 kembali melambat di tahun sebelumnya, kenaikan beberapa output kegiatan ekonomi lainnya seperti di industri pengolahan, belum mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blora yang lebih baik dari tahun sebelumnya. 4 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

39 BAB I : Pendahuluan Di tahun 2014, Indonesia punya gawe besar yaitu pemilihan anggota legislatif dan pemilihan presiden dan wakil presiden. Kegiatan tersebut secara tidak langsung telah memutar roda ekonomi. Pergerakan masa membutuhkan akomodasi konsumsi disamping kebutuhan akan transportasi. Disisi lain kebutuhan akan spanduk, baliho maupun poster ikut pula menyumbang meningkatnya industri percetakan untuk tumbuh lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Tetapi semua itu ternyata secara nilai, belum bisa menutup turunnya komoditas pertanian yang merupakan penyumbang terbesar terhadap PDRB, sehingga pertumbuhan ekonomi di tahun 2014 tercatat masih lebih rendah dari tahun Pada bulan November, premium naik dari Rp menjadi Rp dan harga solar naik dari Rp naik menjadi Rp Akibat kenaikan harga BBM tersebut otomatis berdampak pada kenaikan tarif angkutan, baik angkutan penumpang maupun angkutan barang, yang berimbas pada kenaikan biaya distribusi barang dan jasa yang berdampak pada meningkatnya harga-harga pada hampir semua kebutuhan pokok masyarakat, yang berpengaruh pada naiknya angka inflasi. Target inflasi pemerintah di tahun 2014 terlampaui. Pada tahun 2014 pemerintah menargetkan inflasi berada di sekitar angka (4,5 ±1) persen, tetapi pada tahun tersebut angka inflasi tembus di angka 8,36 persen (Nasional), hampir menyamai angka inflasi di tahun sebelumnya. Sedangkan inflasi yang bisa dikatakan sebagai penurunan nilai mata uang, tercatat sebesar 7,13 persen di Blora, sedangkan rata-rata di Jawa Tengah tercatat sebesar 8,22 persen, lebih rendah dari angka Nasional. Kenaikan tarif angkutan merupakan jalan keluar yang diterapkan oleh pelaku kegiatan transportasi yang digunakan untuk menutupi biaya operasionalnya, demikian juga kenaikan harga barang dan jasa Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

40 BAB I : Pendahuluan merupakan strategi yang ditempuh oleh produsen agar masih bisa memperoleh laba dari usahanya. Kenaikan akan harga-harga tersebut sedikit banyak akan berpengaruh terutama terhadap besaran PDRB adh berlaku, yang akan menaikkan pertumbuhan implisitnya. Disamping itu juga berpengaruh terhadap kenaikan biaya-biaya atau yang kita kenal dengan konsumsi antara. Kenaikan harga bahan bakar minyak, sebagaimana diketahui bahwa bahan bakar minyak sangat mempengaruhi hajat hidup orang banyak dan hampir semua aktifitas ekonomi sangat tergantung, ternyata tidak begitu terasa dampaknya terhadap produksi barang dan jasa. Kemungkinan karena kenaikan harga bahan bakar minyak terjadi di akhir tahun (2014) dan produsen sudah lebih dahulu mengantisipanya setelah adanya kenaikan harga bahan bakar minyak di tahun sebelumnya. Indonesia baru saja memiliki presiden yang baru. Kepemimpinan nasional yang baru biasanya mempunyai kebijakan-kebijakan yang baru pula, termasuk juga kebijakan dalam bidang ekonomi. Presiden terpilih memilki agenda prioritas yang di tuangkan dalam sembilan program atau disebut Nawa Cita, beberapa isinya antara lain: Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya; Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Program-program tersebut menyiratkan bahwa ada keinginan pemerintah untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dengan hasil yang bisa dirasakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara luas, bisa menyerap banyak tenaga kerja yang secara tidak langsung akan 6 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

41 BAB I : Pendahuluan menurunkan angka pengangguran. Yang pada akhirnya pertumbuhan ekonomiakan dapat mengentaskan kemiskinan Siklus Kegiatan Ekonomi. Apabila diperhatikan secara seksama, transaksi ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, secara sederhana dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu : 1. Kelompok produsen 2. Kelompok konsumen Kelompok produsen menggunakan faktor produksi yang berasal dari kelompok konsumen dan digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebaliknya barang dan jasa yang dihasilkan produsen dibeli oleh konsumen dan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Transaksi dari kedua kelompok ini yang satu memakai barang dan jasa, dan satunya mengadakan barang dan jasa, sehingga berkesinambungan dan saling membutuhkan yang akhirnya membentuk suatu siklus perekonomian. Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1.1 Skema Siklus Ekonomi Sederhana a. Faktor produksi (Tanah, Tenaga, Modal, Skill) b. Balas jasa faktor produksi (Sewa tanah, Upah/gaji, Bunga, Keuntungan) Rumah Tangga/ Investor c. Pembelian untuk konsumsi/investasi (Arus uang) d. Barang dan jasa (Arus barang/jasa) Perusahaan/ Produsen Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

42 BAB I : Pendahuluan Kelompok konsumen memiliki : a. Faktor produksi berupa (tanah, tenaga, modal dan kewiraswastaan/skill) yang diberikan kepada perusahaan b. Pengeluaran untuk membeli barang dan jasa dari produsen untuk dikonsumsi. Sedangkan dari pihak produsen : a. Memberikan balas jasa kepada faktor produksi yang dimiliki oleh konsumen, berupa sewa tanah, upah/gaji, bunga dan keuntungan. b. Pengadaan barang dan jasa hasil produksi yang dikonsumsi oleh pihak konsumen Pengelompokan Kegiatan Ekonomi Kegiatan perekonomian yang terjadi di daerah / wilayah adalah beraneka ragam sifat dan jenisnya. Berbagai kegiatan tersebut perlu dikelompokkan dalam sektor-sektor yang didasarkan atas kesamaan dan kebiasaan satuan ekonomi dalam cara berproduksi, sifat dan jenis barang yang dihasilkan serta penggunaan barang dan jasa yang bersangkutan.keseragaman konsep/definisi dan klasifikasi pengelompokan kegiatan ekonomi ini diperlukan dalam rangka keterbandingan antara data yang dihasilkan, sehingga gambaran mengenai perkembangan dan perbedaan antar wilayah, antar waktu atau antar karakteristik tertentu dapat dilakukan. Pengelompokan kegiatan ekonomi ini kita namakan sebagai kategori Kelompok Kategori Dalam PDRB Lapangan Usaha tahun dasar 2010, pengelompokan kegiatan ekonomi/usaha dikelompokkan menjadi 17kategori.Pengelompokan sektor tersebut didasarkan padasistem 8 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

43 BAB I : Pendahuluan Neraca Nasional /System of Nasional Account (SNA) tahun SNA 2008 merupakan rekomendasi internasional tentang bagaimana menyusun ukuran aktifitas ekonomi yang sesuai dengan standar baku yang didasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi. Rekomendasi yang dimaksud dinyatakan dalam sekumpulan konsep, definisi, dan aturan neraca yang disepakati secara internasional dalam mengukur indikator tertentu seperti PDB/PDRB. Pengelompokan secara rinci adalah sebagai berikut : 1. Kategori A, yaitu Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan meliputi subkategori : 1.1. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 1.2. Kehutanan dan Penebangan Kayu 1.3. Perikanan 2. KategoriB, yaitu Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian, meliputi subkategori : 2.1. Pertambangan Minyak dan Gas Bumi 2.2. Pertambangan Batubara dan Lignit 2.3. Pertambangan Bijih Logam 2.4. Pertambangan dan Penggalian Lainnya 3. Kategori Industri C, yaitu Lapangan Usaha Pengolahan, meliputi subkategori : 3.1. Industri Batubara dan Pengilangan Migas 3.2. Industri Makanan dan Minuman 3.3. Pengolahan Tembakau 3.4. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 3.5. Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

44 BAB I : Pendahuluan 3.6. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus, Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Kertas, Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 3.8. Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 3.9. Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik Industri Barang Galian bukan Logam Industri Logam Dasar Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL Industri Alat Angkutan Industri Furniture Indsutri Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan. 4. Kategori D, yaitu Lapangan Usaha Pengadaan Listrik, Gas, meliputi subkategori : 4.1. Ketenagalistrikan 4.2. Gas 5. Kategori E, yaitu Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6. Kategori F, yaitu Lapangan Usaha Konstruksi 7. KategoriG, yaitu Lapangan Usaha Perdagangan Besar Eceran, Perbaikan Mobil dan Sepeda Motor, meliputi subkategori : a. Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya b. Perdagangan Besar dan Eceran 10 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

45 BAB I : Pendahuluan 8. Kategori H, yaitu Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan, meliputi subkategori : a. Angkutan Rel b. Angkutan Darat c. Angkutan Laut. d. Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan e. Angkutan Udara f. Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir 9. Kategori I, yaitu Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, meliputi subkategori: 9.1. Penyediaan Akomodasi 9.2. Penyediaan Makan Minum 10.Kategori J, yaitu Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi 11. KategoriK, yaitu Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi, meliputi subkategori : 11.1.Jasa Perantara Keuangan Asuransi dan Dana Pensiun 11.3.Jasa Keuangan Lainnya Jasa Penunjang Keuangan 12. Kategori L, yaitu Lapangan Usaha Real Estate 13. Kategori M,N, yaitu Lapangan Usaha Jasa Perusahaan 14. Kategori O, yaitu Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 15. Kategori P, yaitu Lapangan Usaha Jasa Pendidikan Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

46 BAB I : Pendahuluan 16. Kategori Q, yaitu Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 17. Kategori R,S,T,U yaitu Lapangan Usaha Jasa Lainnya Kelompok Sektor PDRB juga biasa dikelompokan berdasarkan atas output maupun input terjadinya proses produksi untuk masing-masing sektor ekonomi. Pengelompokan tersebut adalah sektor primer apabila output masih merupakan proses tingkat dasar, sektor sekunder yakni jika input berasal langsung dari sektor primer dan output sudah melalui proses lebih dari proses tingkat dasar, sedangkan sektor tersier apabila output lebih dominan pada pelayanan/jasa. 1. Kelompok Sektor Primer Kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kategori Pertambangan dan Penggalian 2. Kelompok Sektor Sekunder Kategori Industri Pengolahan Kategori Pengadaan Listrik, Gas Kategori Pengadaan Air Kategori Konstruksi 3. Kelompok Sektor Tersier Kategori Perdagangan Besar Eceran dan Reparasi Mobil dan Motor Kategori Transportasi dan Pergudangan Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Kategori Informasi dan Komunikasi 12 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

47 BAB I : Pendahuluan Kategori Jasa Keuangan Kategori Real Estate Kategori Jasa Perusahaan Kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lainnya 1.4. Analisa Dan Kegunaan Data PDRB Analisa Data PDRB : Analisa data pada dasarnya dapat diartikan sebagai penjabaran atas pengukuran data kuantitatif menjadi suatu bentuk penyajian yang lebih mudah untuk ditafsirkan, sehingga analisa dapat diartikan sebagai berikut : 1. Menguraikan suatu masalah baik secara keseluruhan (general) ataupun secara sebagian (parsial). 2. Memperhitungkan besarnya pengaruh perubahan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya. Dalam kaitannya dengan perhitungan PDRB, analisa dapat dilakukan dengan menurunkan parameter yang merupakan beberapa indikator ekonomi makro, seperti: laju pertumbuhan ekonomi, PDRB per kapita dan perubahan indeks implisit atau tingkat inflasi PDRB dan sebagainya.parameter-parameter tersebut dapat diturunkan melalui tabel agregasi PDRB yang berupa nilai nominal. Untuk memperoleh informasi mengenai parameter yang akan dianalisa dapat digunakan metode Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

48 BAB I : Pendahuluan statistik seperti : distribusi persentase, indeks perkembangan, indeks berantai, dan indeks implisit. Tujuan utama dari analisa ini adalah untuk menggambarkan hasil penghitungan PDRB ke dalam bentuk yang relatif sederhana, dengan menggunakan pendekatan metode statistik deskriptif. Selain dari tujuan tersebut, analisa data PDRB juga bertujuan untuk : 1. Mempelajari pola ekonomi daerah. 2. Menguraikan pengaruh dari suatu kejadian terhadap kejadian lainnya dalam suatu daerah dan dalam waktu yang sama. 3. Melakukan perbandingan antar komponen dan relatifnya. 4. Dasar evaluasi hasil pembangunan serta menentukan penyusunan kebijakan di masa mendatang Kegunaan Data PDRB: Data PDRBdapat digunakan untuk mengetahui berbagai kebutuhan, antara lain : 1.Pertumbuhan Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi baik regional maupun sektoral merupakan suatu indikator makro yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Untuk menghitung laju pertumbuhan (Rate of growth) biasanya dipakai formula sebagai berikut : G = Pt P t Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

49 BAB I : Pendahuluan Dimana : G P t P t - 1 : Laju pertumbuhan : PDRB Adhk tahun ke t : PDRB Adhk tahun sebelum t 2. Tingkat Produktivitas Penduduk Suatu Daerah. Tinggi rendahnya tingkat produktivitas penduduk suatu daerah biasanya diukur dengan besar kecilnya angka PDRB per kapita yang diperoleh dari pembagian antara PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, formulasinya sebagai berikut : PDRB per kapita = P D R B Jumlah penduduk pertengahan tahun 3. Tingkat Perubahan Harga Agregat (Inflasi PDRB) PDRB pada dasarnya merupakan nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu daerah dalam waktu (tahun) tertentu. PDRB ini dihitung atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Sedangkan perbandingan antara harga berlaku dan harga konstan merupakan angka indeks implisit, yang mana dapat digunakan untuk mengetahui adanya perubahan harga barang dan jasa secara keseluruhan. Indeks harga implisit dapat diperoleh/dihitung dengan formula sebagai berikut : PDRB Adhb I imp. = x 100 PDRB Adhk Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

50 BAB I : Pendahuluan Sedangkan inflasi PDRB dapat di formulasikan sebagai berikut : I imp. t Inflasi PDRB = - 1 x 100 I imp. t - 1 Dimana : I imp. = Indeks implisit I imp.t = Indeks implisit tahun t I imp.t 1 = Indeks implisit tahun t-1 Inflasi merupakan gambaran tentang terjadinya perubahan harga di pasaran. Jika terjadi fluktuasi harga yang tinggi maka akan sangat berpengaruh terhadap daya beli konsumen dan dengan demikian maka konsumen akan merasakan pengaruhnya dimana akan terjadi ketidakseimbangan antara daya beli dengan pendapatan masyarakat Sistematika Penulisan Untuk kemudahan bagi para pembaca, sistematika publikasi PDRB disajikan dengan tata urutan sebagai berikut : I. Pendahuluan II. Konsep dan Definisi III. Metode Penghitungan PDRB IV. Ulasan Singkat PDRB Kabupaten Blora V. Tabel-Tabel PDRB Kabupaten Blora. 16 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

51 BAB II KONSEP DAN DEFINISI Untuk menghindari penafsiran yang berbeda perlu disampaikan beberapa pengertian dasar yang berkaitan dengan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Secara umum PDRB dapat diartikan sebagai seluruh nilai produksi bruto/kotor atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua faktor produksi yang ada di suatu wilayah tertentu dan dihitung pada suatu periode tertentu (biasanya satu tahun) Domestik dan Regional Wilayah perekonomian yang digunakan sebagai acuan untuk membuat suatu perhitungan nasional adalah suatu negara, sedang untuk perhitungan suatu regional adalah suatu region dari suatu negara. Pengertian Region disini dapat berupa Propinsi, Kabupaten/Kota atau Daerah Administrasi lain yang lebih rendah Produk Domestik dan Produk Regional Produk Domestik Adalah seluruh produk barang dan jasa dari hasil kegiatan ekonomi yang diproduksi di suatu wilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk region tersebut atau tidak. Yang dimaksud wilayah Domestik suatu region adalah meliputi wilayah yang berada didalam batas geografis region tersebut (propinsi, kabupaten/kota, ataupun kecamatan). Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

52 BAB II : Konsep dan Definisi Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian dari faktor produksi yang melakukan kegiatan produksi disuatu region berasal dari region lain, demikian juga sebaliknya penduduk suatu region melakukan kegiatan proses produksi di region lain. Dengan adanya arus pendapatan yang mengalir antar region ini (termasuk juga dari dan ke luar negeri) yang pada umumnya berupa Upah, Gaji, Bunga, Deviden dan Keuntungan, maka timbul perbedaan antara Produk Domestik dan Produk Regional Produk Regional Adalah merupakan produk yang ditimbulkan oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk suatu region atau produk domestik ditambah dengan pendapatan yang diterima dari luar daerah/luar negeri dikurangi dengan pendapatan yang dibayarkan ke luar daerah/luar negeri Penduduk Suatu Daerah Yang dimaksud dengan penduduk adalah orang per orang atau anggota rumah tangga yang bertempat tinggal secara menetap di wilayah domestik daerah tersebut. Kecuali: 1. Wisatawan Asing (Wisman) dan Wisatawan Nusantara (Wisnus) yang tinggal di wilayah domestik daerah tersebut kurang dari 6 bulan atau yang bertujuan tidak menetap. 2. Awak dari kapal laut dan awak kapal udara luar negeri atau luar region yang sedang masuk dok atau singgah di daerah region tersebut. 3. Pengusaha asing dan pengusaha daerah lain yang berada di daerah tersebut kurang dari 6 bulan. 18 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

53 BAB II : Konsep dan Definisi 4. Anggota Korps Diplomat, Konsulat, yang ditempatkan di wilayah domestik daerah tersebut. 5. Pekerja musiman yang bekerja di wilayah domestik, yang bekerja sebagai pekerja musiman saja. 6. Pegawai Badan Internasional/Nasional yang bukan penduduk daerah tersebut yang melakukan misi kurang dari 6 bulan. Orang-orang tersebut diatas dianggap sebagai penduduk dari negara atau daerah di mana dia biasanya bertempat tinggal Penduduk Pertengahan Tahun Yang dimaksud dengan penduduk pertengahan tahun adalah jumlah penduduk pada akhir bulan Juni atau didekati dari jumlah penduduk awal tahun ditambah penduduk akhir tahun dibagi dua. Dalam menghitung Pendapatan perkapita, pembagi dari produk domestik atau produk regional adalah jumlah penduduk pada pertengahan tahun, hal ini dilakukan sebab untuk menghindari kejadian vital (lahir, mati, datang dan pergi) yang fluktuatif tidak menentu sepanjang tahun, maka kita pakai penduduk pertengahan tahun dengan maksud agar jumlah penduduk tersebut betul-betul mencerminkan keadaan tahun tersebut. Juga karena PDRB dihitung dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun yang bersangkutan Agregat PDRB Atas Dasar Harga Berlaku PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah (region). Yang dimaksud Nilai Tambah adalah nilai yang ditambahkan kepada barang Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

54 BAB II : Konsep dan Definisi dan jasa yang dihasilkan atas sebuah proses produksi yang terjadi di dalam suatu kegiatan ekonomi. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa atas ikut sertanya faktor produksi dalam proses produksi tersebut. Nilai Tambah Bruto (NTB) didapat dari Nilai Produksi (Output) dikurangi Biaya Antara (BA). Dengan formulasi sebagai berikut : N T B = Nilai Produksi (Output) - Biaya Antara a) Komponen-komponen Nilai Tambah Bruto (NTB) antara lain : 1. Faktor pendapatan, terdiri dari : - Upah dan Gaji sebagai balas jasa pegawai. - Bunga modal sebagai balas jasa modal. - Sewa tanah sebagai balas jasa tanah. - Keuntungan sebagai balas jasa kewirausahaan 2. Penyusutan barang modal tetap. 3. Pajak tidak langsung netto. b) Nilai Produksi (Output) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu. Barang dan jasa yang dihasilkan meliputi : 1. Produksi utama 2. Produksi ikutan, maupun 3. Produksi sampingan c) Biaya Antara (BA) adalah jenis biaya yang terdiri dari barang/jasa yang tidak tahan lama yang digunakan dalam proses produksi. Sedangkan barang tidak tahan lama adalah barang yang mempunyai suatu perkiraan umur penggunaan kurang dari 1 tahun. 20 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

55 BAB II : Konsep dan Definisi Contoh : - Barang baku dan penolong untuk menghasilkan output. - Peralatan dan perlengkapan kerja karyawan. - Pengeluaran jasa kesehatan, obat-obatan dan rekreasi. - Perbaikan kecil dan penggantian suku cadang yang aus. - Iklan, Riset pemasaran dan hubungan masyarakat. - Biaya administrasi Produk Domestik Regional Netto (PDRN Adhb) Perbedaan antara konsep Netto ini dan konsep Bruto di atas, ialah karena konsep bruto masih ada penyusutan di dalamnya, sedangkan untuk nettonya penyusutan harus dikeluarkan. Formulasinya sebagai berikut : PDRN Adhb = PDRB Adhb - Penyusutan Sedangkan Penyusutan yang dimaksud disini adalah nilai atas susutnya (ausnya) barang-barang modal yang terjadi selama barang modal tersebut ikut serta dalam proses produksi PDRN Atas Dasar Biaya Faktor (PDRN Adbf) Adalah PDRN Adhb dikurangi pajak tidak langsung netto. Pajak tidak langsung berupa pajak penjualan, bea ekspor/impor, cukai dan lainlain pajak, kecuali pajak pendapatan dan pajak perorangan.biasanya pemerintah memberikan subsidi kepada unit-unti produksi, yang akhirnya mengakibatkan penurunan harga (contoh subsidi Pupuk, BBM, Obat dan Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

56 BAB II : Konsep dan Definisi lain-lain). Karena ada subsidi tersebut maka pajak tidak langsung netto merupakan pajak tidak langsung dikurangi subsidi tersebut. PDRN Adbf sebenarnya merupakan jumlah balas jasa faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah. Jadi PDRN Adbf merupakan jumlah dari pendapatan yang berupa : - Upah dan Gaji sebagai balas jasa pegawai. - Bunga modal sebagai balas jasa modal. - Sewa tanah sebagai balas jasa tanah. - Keuntungan sebagai balas jasa kewiraswastaan. Akan tetapi pendapatan yang dihasilkan tersebut diatas, tidak seluruhnya menjadi milik/pendapatan penduduk region tersebut, sebab ada pendapatan yang diterima oleh penduduk region lain atas kepemilikan faktor produksi di region tersebut Pendapatan Regional Pendapatan Regional Netto adalah PDRN Adbf dikurangi dengan pendapatan yang mengalir keluar region dan ditambah dengan pendapatan yang masuk dari region lain (nett export). Dengan kata lain bahwa Produk Regional Netto (Pendapatan Regional) adalah jumlah pendapatan yang benar-benar diterima oleh seluruh penduduk yang tinggal di region / wilayah / daerah di mana dia berdomisili Pendapatan Perkapita (Income Per Capita) Bila pendapatan-pendapatan di atas dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang tinggal di daerah tersebut, maka akan diperoleh suatu pendapatan perkapita, di antaranya sebagai berikut : 22 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

57 BAB II : Konsep dan Definisi a. PDRB Adhb Perkapita = PDRB Adh Berlaku Jumlah penduduk pertengahan tahun b. PDRB Adhk Perkapita = PDRB Adh Konstan Jumlah penduduk pertengahan tahun c. Income Perkapita = Pendapatan Regional Jumlah penduduk pertengahan tahun 2.4. Agregat PDRB Atas Dasar Harga Konstan (PDRB Adhk) Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Adhk dari tahun ke tahun menggambarkan perkembangan yang disebabkan oleh adanya perubahan dalam volume produksi barang dan jasa yang dihasilkan serta perubahan tingkat harganya. Sedangkan untuk dapat mengukur perubahan volume produk atau perkembangan produktifitas secara nyata, faktor pengaruh perubahan harga perlu dihilangkan yaitu dengan cara menghitung PDRB Atas Dasar Harga Konstan. Penghitungan atas dasar harga konstan ini, hasilnya dapat dipergunakan untuk perencanaan ekonomi, proyeksi dan untuk menilai pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan maupun sektoral. Dalam penghitungan atas dasar harga konstan ini, selalu berkaitan dengan harga-harga pada tahun dasar. Sebab harga-harga pada tahun dasar tersebut digunakan untuk menentukan angka indeks dasar yang besarnya = 100 %, dan difungsikan sebagai pembanding harga-harga pada tahun-tahun tertentu yang akan dihitung. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

58 BAB II : Konsep dan Definisi Perubahan Tahun Dasar 2000 Menjadi 2010 Tahun dasar merupakan perangkat penting yang secara spesifik digunakan untuk penghitungan PDRB. Tekanan tahun dasar adalah dalam penggunaan harga, yang dalam penghitungan PDRB diistilahkan PDRB atas dasar harga konstan (Adhk). PDRB atas dasar harga konstan menggambarkan perubahan nilai PDRB yang hanya dipengaruhi oleh volume atau kuantum. Secara total PDRB tersebut menggambarkan perubahan ekonomi secara riil di suatu wilayah. Menurut rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagaimana tertuang dalam buku Sistem Neraca Nasional dinyatakan bahwa estimasi PDRB/PDB atas dasar harga konstan sebaiknya dimutakhirkan secara periodik dengan menggunakan tahun referensi yang berakhiran 0 atau 5. Hal itu dimaksudkan agar besaran angkaangka PDRB/PDB dapat saling diperbandingkan antar negara, wilayah dan antar waktu guna keperluan analisis kinerja perekonomian nasional atau wilayah. Selama sepuluh tahun terakhir, banyak perubahan yang terjadi padatatanan global dan lokal yang sangat berpengaruh terhadap perekonomiannasional. Krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008, penerapanperdagangan bebas antara China-ASEAN (CAFTA), perubahan sistempencatatan perdagangan internasional dan meluasnya jasa layanan pasarmodal merupakan contoh perubahan yang perlu diadaptasi dalam mekanismepencatatan statistik nasional.salah satu bentuk adaptasi pencatatan statistik nasional adalah melakukanperubahan tahun dasar PDB Indonesia dari tahun 2000 ke Perubahantahun dasar PDB dilakukan seiring dengan mengadopsi rekomendasiperserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam 24 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

59 BAB II : Konsep dan Definisi 2008 System ofnational Accounts (SNA 2008) melalui penyusunan kerangka Supply and UseTables (SUT).Perubahan tahun dasar PDB ini dilakukan secara bersamaan denganpenghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi dan Kabupaten untuk menjagakonsistensi hasil penghitungan. Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan perubahan tahun dasar secaraberkala sebanyak 5 (lima) kali yaitu pada tahun 1960, 1973, 1983, 1993, dan2000. Tahun 2010 dipilih sebagai tahun dasar baru menggantikan tahun dasar 2000karena beberapa alasan berikut: Perekonomian Indonesia relatif stabil; Telah terjadi perubahan struktur ekonomi selama 10 (sepuluh) tahun terakhir terutama dibidang informasi dan teknologi serta transportasi yang berpengaruh terhadap pola distribusi dan munculnya produk-produk baru; Rekomendasi PBB tentang pergantian tahun dasar dilakukan setiap 5 (lima) atau 10 (sepuluh) tahun; Teridentifikasinya pembaharuan konsep, definisi, klasifikasi, cakupan dan metodologi sesuai rekomendasi dalam SNA 2008; Tersedianya sumber data baru untuk perbaikan PDB/PDRB seperti data Sensus Penduduk 2010 (SP2010) dan Indeks harga produsen (Producer Price Index/PPI); Tersedianya kerangka kerja SUT yang digunakan untuk benchmarking/menetapkan PDB. Perubahan tahun dasar merupakan suatu kegiatan yang cukup sulit, melelahkan, menguras waktu dan biaya. Tetapi kegiatan tersebut harus terus berjalan dan terealisasi tepat waktu, karena ada manfaat Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

60 BAB II : Konsep dan Definisi yang akan diperoleh. Dimana manfaat perubahan tahun dasar PDB/PDRB antara lain : Menginformasikan perekonomian nasional/regional terkini seperti pergeseran struktur dan pertumbuhan ekonomi; Meningkatkan kualitas data PDB; Menjadikan data PDB dapat diperbandingkan secara internasional. Perubahan tahun dasar berarti merubah harga di tahun dasar. Perubahan harga tahun dasar akan memberikan beberapa dampak antara lain: Meningkatkan nominal PDB, yang pada gilirannya akan berdampak pada!pergeseran kelompok pendapatan suatu negara dari pendapatan rendah, menjadi menengah, atau tinggi dan pergeseran struktur perekonomian; Akan merubah besaran indikator makro seperti rasio pajak, rasio hutang, rasio investasi dan tabungan, nilai neraca berjalan, struktur dan pertumbuhan ekonomi; Akan menyebabkan perubahan pada input data untuk modeling danforecasting. Sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa tahun dasar 2010 mengadopsi dari SNA 2008, dimana terdapat 118 revisi di SNA 2008 dari SNA sebelumnya dan 44 diantaranyamerupakan revisi utama.beberapa revisi yang diadopsi dalam penghitungan PDB tahun dasar 2010 diantaranya: Konsep dan Cakupan Cakupan output pertanian memperlakukan Cultivated BiologicalResources (CBR) yaitu penyertaan pertumbuhan aset alam 26 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

61 BAB II : Konsep dan Definisi hasil budidayamanusia yang belum dipanen sebagai bagian dari output lapanganusaha yang bersangkutan seperti: nilai tegakan padi yang belumdipanen, nilai sapi perah yang belum menghasilkan, nilai pohon kelapasawit atau karet yang belum berbuah/dipanen. Metodologi Perbaikan metode penghitungan output bank dari Imputed Bank ServicesCharge (IBSC) menjadi Financial Intermediation Services IndirectlyMeasured (FISIM). Valuasi Nilai tambah bruto lapangan usaha dinilai dengan harga dasar (BasicPrice). Harga dasar merupakan harga keekonomian barang dan jasa ditingkat produsen sebelum adanya intervensi pemerintah seperti pajak dan subsidi atas produk. Klasifikasi Klasifikasi yang digunakan berdasarkan Internasional Standard IndustrialClassification (ISIC rev.4) dan Central Product Classification (CPC rev.2).bps mengadopsi kedua klasifikasi tersebut sebagai KBLI 2009 dan KBKI Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan Secara konsep nilai atas dasar harga konstan dapat juga mencerminkan kuantum Produksi pada tahun yang berjalan yang di nilai atas dasar harga pada tahun dasar. Dari segi metode statistik, suatu nilai atas dasar harga konstan dapat diperoleh dengan beberapa cara, sedangkan pemakaiannya sangat tergantung dari data yang tersedia di masing masing sektor / sub sektornya. Cara yang lazim digunakan antara lain : Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

62 BAB II : Konsep dan Definisi a. Revaluasi b. Ekstrapolasi c. Deflasi d. Deflasi berganda a. Revaluasi Revaluasi diartikan menilai kembali produksi (volume) tahun berjalan dikalikan dengan harga tahun dasar, akan menghasilkan nilai produksi atas dasar harga konstan. NILAI PRODUKSI Adhk = Q n y x P o Dimana : Q y n = Jumlah kuantum komoditi y pada tahun berjalan (t n ). P o = Harga komoditi y pada tahun dasar (t o ) b. Ekstrapolasi Yang perlu diperhatikan dengan cara ini ialah penentuan ekstrapolatornya. Ekstrapolator yang paling baik adalah jumlah produksi dari masing-masing sektor atau subsektor. Sedangkan nilai tambah Adhk yang dihitung dengan ekstrapolasi diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks kuantum dibagi 100. Indeks kuantum yang dipakai adalah Indeks Laspayers, yaitu : Q n x P o IK LASPAYERS = Q o x P o Nilai Tambah Bruto tahun berjalan (t n ) Adhk adalah sebagai berikut : NTB Adhk y y = NTB o x y IK n Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

63 Dimana : NTB Adhk y = NTB komoditi y pada tahun berjalan (t n ). y NTB o = NTB komoditi y pada tahun dasar (t o ). IK n y BAB II : Konsep dan Definisi = Indeks kuantum Laspayers y pada tahun berjalan (t n ). Q n = Jumlah / kuantum pada tahun berjalan (t n ). Q o = Jumlah / kuantum pada tahun berjalan (t o ). P o = Harga pada tahun dasar. c. Deflasi NTB Adhk yang diperoleh dengan cara ini ialah dengan mendeflate NTB Adhb dengan indeks harga dari barang yang bersangkutan.perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan mendelfate adalah membagi nilai tambah Adhb dengan indeks harga dari masing-masing sektor atau subsektor. Sehingga NTB Adhk tahun berjalan komoditi y adalah : NTB Adhb y n NTB Adhk y = x 100 IH y n Dimana : NTB Adhk y = Nilai Tambah Bruto Atas dasar harga konstan komoditi y pada tahun berjalan (tn). NTB Adhb y n = Nilai Tambah Bruto Atas dasar harga berlaku komoditi y pada tahun berjalan (tn). IH y n = Indeks Harga komoditi y pada tahun berjalan (tn). d. Deflasi Berganda Disebut ganda karena dilakukan deflasi dua kali, yaitu : Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

64 BAB II : Konsep dan Definisi 1. Membagi nilai produksi atas dasar harga berlaku dengan indeks harga produksi. 2. Membagi biaya antara atas dasar harga berlaku dengan indeks harga biaya antara. Selisih antara nomor 1 dan 2 diatas merupakan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan. Dengan formulasi sebagai berikut : NTBAdhk y n y Qn Pn y IH n y y Qn Pn IH n = Py Ay 100 atau : NTB Adhk y n = NP k y - NBA k y Dimana : NTB Adhk y n = Nilai Tambah Bruto Atas dasar harga konstan komoditi y pada tahun berjalan (tn). NP k y NBA k y = Nilai Produksi Atas dasar harga konstan komoditi y. = Nilai Biaya Antara Ata 30 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

65 BAB III METODE PENGHITUNGAN PDRB Di dalam penghitungan PDRB Kabupaten dapat dihitung melalui dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Yang dimaksud metode langsung adalah metode penghitungan dengan menggunakan data yang ada baik yang bersumber dari daerah sendiri maupun data dari wilayah yang lebih tinggi. Metode ini menggunakan 3 macam cara pendekatan yaitu : 1. Pendekatan Produksi (Production Approach). 2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach). 3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach). Penghitungan metode tidak langsung ini biasanya hanya ada satu metode yakni Metode alokasi (Allocation Approach). Metode penghitungan dengan cara alokasi dilakukan dengan mengalokasikan PDRB Propinsi untuk Kabupaten/Kota atau PDRB Kabupaten untuk Kecamatan dengan menggunakan variabel yang cocok sebagai alokatornya, seperti data produksi, jumlah penduduk, luas lahan, mata pencaharian, dll Metode Pendekatan Produksi Pendekatan dari segi produksi atau PDRB menurut lapangan usaha, adalah menghitung nilai tambah dari barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari masing-masing nilai produksi bruto tiap-tiap kategori atau sub kategori. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

66 BAB III : Metode Penghitungan PDRB Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai input antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa faktor produksi atas keikutsertaannya dalam proses produksi. Barang dan jasa yang diproduksi dinilai dengan harga produsen, yaitu belum termasuk biaya transport dan keuntungan pemasaran. Penggunaan harga produsen ini bertujuan untuk mengetahui nilai tambah yang benar-benar diterima oleh produsen, sedangkan biaya transport akan dihitung sebagai nilai tambah pada kategori transportasi dan keuntungan pemasaran akan dihitung pada kategori perdagangan. Nilai barang dan jasa pada harga produsen ini merupakan nilai produksi bruto, sebab masih terdapat biaya untuk memproduksi barang dan jasa yang dibeli dari sektor lain. Nilai tambah bruto adalah merupakan produk dari proses produksi, yang terdiri dari komponen-komponen diantaranya : 1. Faktor pendapatan, terdiri dari : - Upah dan Gaji sebagai balas jasa pegawai. - Bunga modal sebagai balas jasa modal. - Sewa tanah sebagai balas jasa tanah. - Keuntungan sebagai balas jasa kewirausahaan. 2. Penyusutan barang modal tetap. 3. Pajak tidak langsung netto. Formulasi Nilai Tambah Bruto dengan pendekatan produksi adalah : Nilai Tambah Bruto (NTB)= Nilai produksi bruto - Biaya antara 32 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

67 BAB III : Metode Penghitungan PDRB Pendekatan ini banyak digunakan pada produksi yang berbentuk barang, seperti sektor pertanian, pertambangan penggalian dan industri pengolahan. Sedangkan jika penyusutan dikeluarkan dari NTB maka akan diperoleh Nilai Tambah Netto Pendekatan Pendapatan Dalam pendekatan dari segi Pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi dihitung dengan jalan menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi, yaitu : - Upah dan gaji - Surplus usaha - Penyusutan - Pajak tak langsung netto Untuk pemerintahan dan usaha-usaha yang sifatnya tidak mencari keuntungan, surplus usaha tidak diperhitungkan. Yang termasuk surplus usaha disini adalah bunga, sewa tanah dan keuntungan. Dari hasil penjumlahan seluruh balas jasa faktor produksi tersebut akan diperoleh Nilai Tambah Netto atas biaya faktor produksi. Sedangkan untuk memperoleh Produk Domestik Regional Bruto Atas dasar harga pasar harus ditambah dengan nilai penyusutan dan pajak tak langsung netto. Metode ini banyak dipakai pada sektor pemerintahan, bank/lembaga keuangan dan sektor jasa-jasa Pendekatan Pengeluaran Pendekatan dari segi pengeluaran bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi dalam wilayah Kabupaten/Kota. Jadi produk domestik regional dihitung dengan cara Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

68 BAB III : Metode Penghitungan PDRB menghitung berbagai komponen pengeluaran akhir yang berbentuk produk domestik regional tersebut. Secara umum pendekatan pengeluaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut : 1. Melalui pendekatan penawaran yang terdiri dari metode arus barang, metode penjualan eceran dan metode penilaian eceran. 2. Melalui pendekatan permintaan yang terdiri dari pendekatan survei pendapatan dan pengeluaran rumah tangga, metode anggaran rumah tangga, metode balance sheet dan metode statistik perdagangan luar daerah/luar negeri. Pada prinsipnya kedua cara ini dimaksudkan untuk memperkirakan komponen-komponen permintaan akhir seperti : - Konsumsi rumah tangga - Konsumsi pemerintahan - Konsumsi lembaga swasta non profit - Perubahan inventory - Pembentukan modal bruto - Perdagangan antar wilayah (termasuk eskpor dan impor). Dengan menghitung komponen-komponen ini kemudian menjumlahkannya akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku/pasar Metode Alokasi Yang dimaksud dengan metode Alokasi PDRB adalah menghitung PDRB tingkat propinsi atau tingkat kabupaten dengan cara mengalokir angka PDRB dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat di bawahnya, 34 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

69 BAB III : Metode Penghitungan PDRB dengan menggunakan alokator tertentu.alokator yang dapat dipergunakan dapat didasarkan atas : 1. Nilai produksi bruto dan netto. 2. Jumlah produksi/output. 3. Jumlah tenaga kerja. 4. Penduduk. 5. Alokator lain yang dianggap cocok untuk masing-masing daerah. Dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari alokator tersebut dapat diperhitungkan persentase bagian masing-masing daerah yang mendapat alokasi terhadap nilai tambah setiap sektor atau subsektor. Metode alokasi dipakai jika dari ketiga metode sebelumnya sudah tidak mungkin lagi diterapkan. Suatu contoh bila suatu unit produksi yang mempunyai kantor pusat dan kantor cabang. Kantor pusat berlokasi di daerah lain, sedangkan kantor cabang ini tidak dapat mengetahui nilai tambah yang diperolehnya, oleh karena perhitungan neraca rugi/laba dilakukan oleh kantor pusat. Untuk mengatasi hal semacam itu, penghitungan nilai tambahnya terpaksa dilakukan dengan alokasi menggunakan indikator-indikator yang dapat menunjukkan peranan suatu cabang terhadap kantor pusat. Secara umum metode penghitungan PDRB Kecamatan dengan cara alokasi dapat dirumuskan sebagai berikut : NTB i = Q i n Σ Q i i=1 X NTB k Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

70 BAB III : Metode Penghitungan PDRB Keterangan : NTBi = Nilai Tambah Bruto Kecamatan ke i NTBk = Nilai Tambah Bruto Kabupaten Qi = Indikator (alokator) ke i n Σ Q i =Jumlah Indikator (total alokator kabupaten) i=1 n = Banyaknya Kecamatan Dari keempat metode di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah pengeluaran/permintaan akhir akan sama dengan produk akhir dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen. Demikian juga nilai tambah produk barang dan jasa akan sama pula dengan jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang terlibat. Selanjutnya produk domestik regional bruto seperti yang dimaksudkan diatas disebut Produk Domestik Regional Bruto Atas dasar harga pasar. 36 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

71 BAB IV ULASAN SINGKAT PERKEMBANGAN PDRB 4.1 Kondisi Ekonomi Tahun 2014 Mulai tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto disusun menggunakan tahun dasar baru, yaitu tahun dasar 2010, dimana pada tahun-tahun sebelumnya disusun menggunakan tahun dasar Perubahan tahun dasar dari tahun dasar 2000 menjadi tahun dasar 2010 merubah wajah PDRB Kabupaten Blora. Perubahan ini terjadi karena ada pembaharuan konsep, definisi, klasifikasi, cakupan dan metodologi sesuai rekomendasi dalam SNA Secara umum perbedaan tahun dasar 2010 dengan tahun dasar sebelumnya antara lain: memecah kegiatan ekonomi dari 9 sektor menjadi 17 kategori, level PDRB menjadi semakin besar dibandingkan dengan PDRB yang menggunakan tahun dasar 2000, dan perubahan-perubahan lainnya. Peningkatan level PDRB antara lain disebabkan oleh: 1. Cakupan output pertanian memperlakukan Cultivated Biological Resources (CBR) yaitu penyertaan pertumbuhan aset alam hasil budidaya manusia yang belum dipanen sebagai bagian dari output lapangan usaha yang bersangkutan seperti: nilai tegakan padi yang belum dipanen, nilai sapi perah yang belum menghasilkan, nilai pohon kelapa yang belum berbuah/dipanen. 2. Eksplorasi dan evaluasi barang tambang pada tahun dasar 2010 dicatat sebagai Pembentukan Modal Tetap Bruto yang menjadikan output pertambangan nilainya sangat meningkat dibandingkan dengan tahun dasar sebelumnya. 3. Menambah cakupan, yaitu memasukkan kegiatan yang sebelumnya belum tercakup didalam PDRB tahun dasar 2000 tetapi kegitan itu Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

72 BAB IV : Ulasan Singkat ada dilapangan, seperti industri pengilangan migas dan angkutan penyeberangan sungai, termasuk memasukkan kegiatan-kegiatan yang dulunya belum tercover ataupun adanya kegiatan-kegiatan yang baru. Fundamental ekonomi Kabupaten Blora sampai saat ini masih didominasi oleh kegiatan pertanian. Sumbangan kegiatan pertanian berada di kisaran angka 30 persen, dan kecenderungannya terus menurun perannya dari 30,88 persen di tahun 2010 menjadi 29,71 persen di tahun 2011 dan pada tahun 2014 tercatat sebesar 27,22 persen. Dengan sumbangan yang hampir sepertiga PDRB, tentunya peran pertanian masih cukup penting sebagai pendorong ekonomi di Kabupaten Blora. Kenaikan atau penurunan kegiatan tersebut akan berdampak secara signifikan pada kenaikan atau penurunan PDRB Kabupaten Blora secara umum. Pada tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blora melambat, atau lebih rendah dari tahun sebelumnya. Perlambatan pertumbuhan ini salah satunya disebabkankarena penurunan output pertanian. Disamping pertanian lapangan usaha yang juga berpengaruh terhadap perlambatan pertumbuhan adalah: kegiatan pertambangan penggalian. Walaupun disisi lain hampir semua lapangan usaha mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya, tetapi ternyata pertumbuhan negatif di lapangan usaha pertanian menjadikan total pertumbuhan ekonomi Bloratahun 2014 masih lebih rendah dari tahun sebelumnya. Kegiatan akbar di tahun 2014 berupa pemilu legislatif serta presiden dan wakil presiden, ternyata belum mampu mendorong ekonomi untuk bergerak lebih cepat. Walaupun kita akui ada kegiatan-kegiatan 38 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

73 BAB IV : Ulasan Singkat yang tumbuh akibat adanya kegiatan besar tersebut, seperti kegiatan akomodasi dan makan minum, transportasi dan pergudangan akibat pergerakan manusia, dan sedikit berimbas pada industri, terutama industri percetakan dan sablon yang begitu dibutuhkan pada perhelatan besar tersebut. Tetapi karena peran masing-masing kategori tersebut masih jauh dari kategori pertanian, sehingga perlambatan pertumbuhan ekonomi tidak bisa dihindari. Seperti halnya dengan tahun dasar 2000, dengan tahun dasar yang baru yaitu tahun dasar 2010, fundamental ekonomi Kabupaten Blora masih didominasi oleh kegiatan pertanian, kemudian diikuti oleh kegiatan perdagangan, pertambangan penggalian dan industri pengolahan. Di industri pengolahan dengan tahun dasar barushare-nya meningkat cukup tinggi yang disebabkan karena masuknya industri pengilangan minyak dan gas, serta memperkirakan nilai dari hasil industri yang dikonsumsi sendiri. Disektor keuangan (PDRB tahun dasar 2000), menduduki peringkat ke tiga, tetapi dengan tahun dasar 2010, sektor keuangan dipecah menjadi kategori jasa keuangan, kategori real estate dan jasa perusahaan, sehingga perannya menjadi semakin kecil. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blora di tahun 2014 tercatat sebesar 4,39 persen lebih rendah dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 5,36 persen. Kondisi tessebut berbeda dengan kondisi ekonomi regional jawa tengah yang tahun 2014 pertumbuhan ekonominya meningkat dari tahun sebelumnya. Pada tahun yang sama, ekonomi Jawa Tengah tumbuh sebesar 5,42 persen, lebih tinggi dari tahun 2013 yang tumbuh sebesar 5,14 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2014 tercatat sebesar 5,02 persen dan jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 5,58 persen. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

74 BAB IV : Ulasan Singkat Untuk mengurangi ketergantungan yang tinggi pada kegiatan pertanian, dengan harapan pertumbuhan ekonomi akan tetap bisa dipacu setiap tahun, bisa dilakukan melalui pengembangan sumber-sumber ekonomi baru. Masih banyak kegiatan ekonomi yang bisa digarap dengan pertimbangan melimpahnya bahan baku, seperti kegiatan industri pengolahan. Dalam sejarahnya industri pengolahan merupakan kegiatan yang bisa mendorong gerak ekonomi masyarakat. Dampaknya cukup terasa dan bisa memberi multiplier effect untuk memutar roda ekonomi masyarakat sekitarnya. Pengembangan industri pengolahan bisa menjadi bagian dari pemberdayaan ekonomi rakyat melalui pengembangan ekonomi lokal. Ke depan pengembangan industri berbasis sektor pertanian bisa dijadikan alat untuk memacu ekonomi bisa tumbuh lebih cepat. Sekarang tinggal bagaimana peran pemerintah daerah khususnya untuk bisa mendorong hal itu bisa terwujud. Pengembangan ekonomi lokal pada intinya adalah pembangunan berlandaskan pada kemandirian lokal, yaitu suatu upaya meningkatkan pembangunan disuatu wilayah, dimana tidak semata-mata menekankan pada peranan kekuatan luar (external forces), tetapi lebih mengutamakan peranan dari dalam (internal forces), melalui upaya dengan mendorong pengembangan inisiatif dan partisipasi masyarakat yang kreatif dan produktif, peningkatan sumberdaya manusia, pemanfaatan sumberdaya ekonomi, sosial, teknologi, dan kelembagaan, untuk menunjang penciptaan lapangan kerja bagi penduduk dan masyarakat setempat. Untuk bisa mengembangkan sumber-sumber ekonomi baru diperlukan analisis potensi wilayah. Potensi ekonomiwilayah dapat diketahui dengan mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan berbagai kategori maupun subkategori ekonomi di wilayah tersebut. 40 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

75 BAB IV : Ulasan Singkat Kategoriekonomi yang memiliki keunggulan, memiliki prospek yang lebih baik untuk dikembangkan dan diharapkan dapat mendorong kategori-kategori ekonomi lain untuk berkembang. Tumenggung (1996) memberi batasan bahwa kategori unggulan adalah kategori yang memiliki keunggulan komparatif (comparatif advantages) dan keunggulan kompetitif (competitive advantages) dengan produk kategori sejenis dari daerah lain serta mampu memberikan nilai manfaat yang lebih besar. 4.2 Pertumbuhan PDRB Tahun 2014 Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu wilayah secara berkesinambungan selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi antara lain:faktor sumber daya manusia, faktor sumber daya alam, faktor ilmu pengetahuan dan teknologi, faktor budaya, sumber daya modal.pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat diartikan juga sebagai perbandingan pencapaian kinerja perekonomian suatu wilayah pada periode waktu tertentu terhadap periode waktu sebelumnya. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi diketahui dari besaran PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dari tahun ke tahun menurut harga konstan. Penyajian angka-angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) baik adh berlaku muapun adh konstandibuat secara series (lima tahun), sehingga akan mampu memberikan gambaran kinerja ekonomi secara makro dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Selanjutnya angka-angka tersebut bisa digunakan sebagai bahan acuan oleh pengguna data Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

76 BAB IV : Ulasan Singkat sebagaibahan monitoring, evaluasi, kajian maupun perencanaan, sehingga didapat keputusan yang lebih bermanfaat dan tepat sasaran. Pada tahun 2014, besaran PDRB menurut harga berlaku Kabupaten Blora tercatat sebesar milyar rupiah yang menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai sebesar milyar rupiah sehingga terjadi pertumbuhan sebesar 11,15 persen. Pertumbuhan PDRB menurut harga berlaku merupakan pertumbuhan semu, karena belum mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya,dimana masih terpengaruh adanya faktor kenaikan harga atau didalamnya masih mengandung angka inflasi ataupun deflasi. Atas dasar harga berlaku, lapangan usaha industri pengolahan memiliki pertumbuhan tertinggi yakni mencapai 23,42 persen, kemudian disusul oleh jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang mengalami pertumbuhan sebesar 18,09 persen dan lapangan usaha transportasi dan perdagangan yang mengalami pertumbuhan sebesar 17,94 persen. Tingginya pertumbuhan adh berlaku terjadi karena pertumbuhan riil akibat kenaikan output dan juga akibat kenaikan harga barang dan jasa yang cukup naik tinggi. Kondisi ini bisa dilihat dari inflasi di kategorikategori tersebut yang cukup tinggi. Untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih mendekati keadaan riil atau pertumbuhan sebenarnya, karena telah menghilangkan pengaruh inflasi/deflasi, dapat diperoleh dari pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan. Untuk PDRB atas dasar harga konstan (tahun 2010=100), pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Blora untuk tahun 2014tercatat sebesar4,39 persen, atau dari milyar rupiah di tahun 2013 menjadi milyar rupiah pada tahun Pertumbuhan tersebut 42 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

77 BAB IV : Ulasan Singkat lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2013 yang tercatat sebesar 5,36 persen. Perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut tidak lepas dari melambatnya pertumbuhan beberapa kategori dominan yang ada di Kabupaten Blora, seperti lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan serta lapangan usaha pertambangan dan penggalian. Atas dasar harga konstan, lapangan usaha industri pengolahan memiliki pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar14,46 persen, kemudian disusul oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi yang mengalami pertumbuhan sebesar 13,03 persen dan lapangan usaha jasa pendidikan yang tumbuh sebesar 12,73 persen.sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan yang tumbuh sebesar minus 5,61 persen. Pertambahan penduduk, bertambahnya ragam kebutuhan masyarakat, serta perkembangan teknologi informasi yang cukup pesat merupakan pendorong di lapangan usaha di industri pengolahan. Lapangan usaha ini merupakan lapangan usaha yang dominan keempat setelah lapangan usaha pertambangan dan penggalian. Pertumbuhan industri pengolahan tahun 2014 ini dipicu dengan mulai beroperasinya pabrik gula, yang menyumbang output cukup besar bagi peningkatan PDRB di tahun tersebut. Sedangkan perkembangan yang sangat pesat teknologi informasi dan telekomunikasi dengan lahirnya bermacam smartphone juga telah mendorong permintaan masyarakat akan jasa telekomunikasi tersebut, sehingga di tahun 2014 ini lapangan usaha tersebut tumbuh cukup bagus. Selanjutnya program-program pemerintah di bidang pendidikan telah mendorong lapangan usaha jasa pendidikan tumbuh cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

78 BAB IV : Ulasan Singkat Ada keterkaitan erat antara pertumbuhan beberapa lapangan usaha, seperti pertumbuhan tinggi di lapngan usaha industri pengolahan akan mendorong lapangan usaha perdagangan dan jasa keuangan untuk tumbuh. Hasil-hasil industri akan secara aktif diperdagangakan baik di wilayah sendiri maupun dijadikan sebagai komoditas ekspor. Lapangan usaha jasa keuangan merupakan penyedia modal usaha yang diperlukan oleh tidak hanya kategori tertentu, tetapi hampir semua kegiatan ekonomi membutuhkan kategori keuangan. Perkembangan kategori keuangan ini juga sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk, serta pola komsumsi masyarakat. Saat ini yang namanya lembaga-lembaga pembiayaan tumbuh cukup pesat. Kondisi ini adalah merupakan salah satu imbas dari pola konsumsi masyarakat yang semakin beragam dan modern. Gambar 4.1 Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Blora Tahun Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

79 BAB IV : Ulasan Singkat Dilihat dari gambar 4.1 terlihat bahwa lapangan usaha pertambangan penggalian utamanya kegiatan pertambangan minyak bumi cukup memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Blora, sedangkan pertumuhan menurut lapangan usaha cukup fluktuatif dari pertumbuhan 14,46 persen di industri pengolahan sampai minus 5,61 persen di lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan. Gambar 4.2 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten BloraTahun Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Pengadaan Listrik dan Gas 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6. Konstruksi 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8. Transportasi dan Pergudangan 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10. Informasi dan Komunikasi 11. Jasa Keuangan dan Asuransi 12. Real Estate 13. Jasa Perusahaan 14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 15. Jasa Pendidikan 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 17. Jasa lainnya Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

80 BAB IV : Ulasan Singkat Seperti kecenderungan tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2014, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan kategori dengan pertumbuhan terendah, baik menurut harga berlaku maupun harga konstan. Adh konstan kategori ini tumbuh sebesar minus 5,61 persen, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang tercatat 2,47. Tingginya NTB kategori pertanian ini menyebabkan kategori ini tidak pernah tumbuh tinggi. Disamping keterbatasan lahan, minimnya infrastruktur penunjang, kategori ini juga sangat rawan terhadap kondisi cuaca dan serangan hama tanaman. Walaupun dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan di kategori pertanian tergolong rendah, tetapi kategori pertanian ini merupakan penggerak utama perekonomian di Kabupaten Blora. Pertumbuhan positif kategori pertanian ini sangat mempengaruhi pertumbuhan agregat Kabupaten Blora dengan pula sebaliknya, ketika tumbuh lapangan usaha ini tumbuh negatif maka biasanya pertumbuhan PDRBnya (total PDRB Kabupaten) akan terjadi perlambatan. Tabel : 4.1 PDRB Kabupaten Blora Dengan Minyak Tahun Th PDRB Adh Berlaku PDRB Adh konstan 2010 Nilai (juta rp) Pertumb (%) Nilai (juta rp) Pertumb (%) (1) (2) (3) (4) (5) , , , , ,26 14,46 12,06 8,02 10,25 11, , , , , ,29 5,07 4,42 4,90 5,36 4,39 46 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

81 BAB IV : Ulasan Singkat Dari tabel 4.1 di atas tampak bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir pertumbuhan terendah menurut harga berlaku adalah tahun 2012 yang tercatat sebesar 8,02 persen sedangkan pertumbuhan tertinggi adalah pada tahun 2010 yakni sebesar 14,46 persen. Sedangkan untuk PDRB atas dasar harga konstan, pertumbuhan tertinggi dicapai pada tahun 2013 yakni sebesar 5,36 persen dan yang terendah sebesar 4,39 persen pada tahun Tabel : 4.2PDRB Kabupaten Blora Tanpa Minyak Tahun Th PDRB Adh Berlaku PDRB Adh konstan 2010 Nilai (juta rp) Pertumb (%) Nilai (juta rp) Pertumb (%) (1) (2) (3) (4) (5) , , , , ,64 13,30 10,60 9,49 10,50 10, , , , , ,82 5,79 4,26 4,84 5,10 4,43 Angka pertumbuhan yang positif menunjukkan bahwa perekonomian di Kabupaten Blora terutama pada tahun 2014 inicukup baik, walaupun ada perlambatan dibanding tahun sebelumnya, lapangan kerja diharapkan semakin terbuka, barang dan jasa juga mudah didapat dipasaran sehingga kemampuan daya beli masyarakat juga semakin meningkat. Kedepan diharapakan potensi-potensi penggerak pertumbuhan akan semakin dikembangkan melalui perbaikan infrastruktur. Pembukaan daerah-daerah terisolir di harapakan juga kana mampu mendorong ekonomi semakin berkembang. Tetapi disisi lain Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

82 BAB IV : Ulasan Singkat yang perlu diperhatikan adalah faktor pemerataan terhadap hasil-hasil pembangunan baik pemerataan antar wilayah maupun antar individu. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa tujuan pembangunan ekonomi salah satu diantaranya adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran warganya, namun demikian pada kenyataannya jarang dapat berjalan bersama, banyak faktor yang mempengaruhinya misalnya kepemilikan modal yang terpusat pada perseorangan/kelompok/wilayah tertentu, sehingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan nilai tambah bruto yang besar itu semuanya belum tentu dinikmati oleh penduduk setempat. Selanjutanya ada satu hal yang perlu diperhatikan juga dalam penghitungan PDRB, yaitu Nilai Tambah Bruto yang dihitung tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk region tersebut atau tidak. Dimana komponen-komponennilai Tambah Brutoterdiri dari : 1. Pendapatan faktor yaitu : Upah dan gaji sebagai balas jasa pegawai/karyawan. Sewa tanah sebagai balas jasa tanah. Bunga sebagai balas jasa modal. Keuntungan sebagai balas jasa modal. 2. Penyusutan barang modal tetap. 3. Pajak tak langsung netto. Dari ketiga komponen tersebut, tidak semua diterima oleh penduduk region/wilayah ini. Bisa terjadi pertumbuhan PDRB tinggi, tetapi tidak semua pendapatan perkapitanya diterima oleh penduduk Kabupaten Blora. Jika menghendaki pendapatan murni dari penduduk Kabupaten Blora, maka perlu ditindaklanjuti sebagai berikut : 48 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

83 BAB IV : Ulasan Singkat 1. PDRB ditambah dengan pendapatan peduduk Blora yang diterima dari luar daerah/luar negeri. 2. PDRB dikurangi dengan pendapatan yang dibawa/dibayarkan keluar daerah/luar negeri Dari kedua hal tersebut di atas jika kita gabungkan dihasilkan Produk Regional Netto yaitu pendapatan murni penduduk Kabupaten Blora. Untuk memperoleh Produk Regional Netto tersebut, team penyusun masih menemui banyak kendala teknis utamanya ketersediaan data. 4.3 Distribusi PDRB/Struktur Ekonomi 2014 Sumbangan/share Nilai Tambah Brutomasing-masing kategori terhadap total Nilai Tambah Bruto (PDRB) biasa kita sebut sebagai Distribusi PDRB. Distribusi PDRB menggambarkan struktur ekonomi yang ada di suatu wilayah. Semakin tinggi distribusinya, berarti semakin besar peranan kategori/sub kategori tersebut sebagai penyumbang ekonomi wilayah dan sebaliknya. Seiring perjalanan waktu, akibat perubahan faktor internal maupun eksternal, sepertiperubahan tekhnologi, keberadaan sumber daya alam dan sumber daya manusia, serta perubahan orientasi kebijakan pemerintah maupun perubahan ekonomi nasional dan internasional akan sangat berpengaruh terhadap perubahan tiap kategori ekonomi. Akibatnya, output tiap kategori akan berbeda satu dengan yang lainnya,akibatnya distribusi kategori ekonomi dalam komposisi PDRB juga mengalami pergeseran atau perubahan. Untuk melihat besarnya sumbangan masing-masing lapangan usaha terhadap PDRB digunakan PDRB adh berlaku. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

84 BAB IV : Ulasan Singkat Dalam periode waktu lima tahun terakhir, kategori pertanian dan kategori perdagangan besar dan eceran masih merupakan kategori andalan bagi perekonomian Kabupaten Blora, karena keduanya memberikan kontribusi terbesar dalam penyusunan PDRB, baik dengan tahun dasar 2000 maupun dengan tahun dasar yang baru yaitu tahun dasar Selanjutnya dengan penerapan SNA 2008, lapangan usaha pertambangan dan penggalian dan industri pengolahan sumbangannya meningkat menjadi peringkat ke tiga dan keempat. Pada tahun 2014 sumbangan kategori pertanian tercatat sebesar 27,22 persen, menurun dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 29,92 persen. Dalam lima tahun terakhir distribusi pertanian, kehutanan dan perikanan cenderung terus turun. Kondisi ini menggambarkan bahwa kategori pertanian sudah mulai jenuh. Kecenderungan tersebut salah satunya dipengarungi oleh luas lahan pertanian yang kian lama kian menyusut, walaupun teknologi pertanian dalam beberapa tahun ke depan kemungkinan akan terus berkembang. Besar kecil atau naik turunnya sumbangan atau distribusi suatu lapangan usaha dipengaruhi oleh pertumbuhan lapangan usaha tersebut ataupun lapangan usaha lainnya. Dari sembilan kategori, kategori pertanian pertumbuhannya cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kategori lainnya. Penurunan tersebut merupakan fenomena, dimana ada pergeseran struktur dari daerah agraris menuju daerah non agraris, walaupun kalau dilihat pergeserannya relatif sangat lambat. Tetapi walaupun kategori pertanian distribusinya cenderung menurun, tetapi kategori ini masih cukup dominan dalam menggerakkan perekonomian khususnya di Kabupaten Blora. 50 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

85 BAB IV : Ulasan Singkat Kontribusi terbesar kedua diberikan oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor. Distribusi kategori ini tercatat sebesar 16,70 persen, meningkat dari tahun sebelumnya. Sejalan dengan lapangan usaha pertanian, lapangan usaha perdagangan, kehutanan dan perikanan punya peran yang terus turun. Kategori ini punya distribusi yang cenderung turun terutama dalam lima tahun terakhir. Banyak faktor yang mempengaruhi turunnya peran kategori perdagangan ini, salah satunya adalah pertumbuhan lapangan usaha pertanian yang cenderung terus turun dalam beberapa tahun terakhir berakibat pula pada penurunan kontribusi di lapangan usaha perdagangan. Pada tahun dasar 2000 (2000=100), kegiatan akomodasi konsumsi yang sebelumnya bergabung dengan lapangan usaha perdagangan, dengan tahun dasar 2010 (2010=100) kegiatan tersebut dipisah menjadi kategori tersendiri yaitu kategori I, lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum. Lapangan usaha ini pada tahun 2014 memberikan share sebesar 3,43 persen tehadap PDRB dan menempati urutan ke 8 sebagai penyumbang PDRB kabupaten Blora. Perkembangan kategori perdagangan banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: pertumbuhan jumlah penduduk. Semakin banyak penduduk akan diikuti dengan permintaan barang dan jasa yang semakin meningkat. Kedua adalah surplus dari kategori pertanian, kategori pertambangan penggalian dan kategori industri pengolahan. Ketika ketiga kategori tersebut tumbuh, maka surplus produksi dari ketiga kategori tadi akan menjadi barang yang diperdagangkan dan sebaliknya. Ketiga adalah kemudahan transportasi barang dan jasa yang mempermudah distribusi barang dan jasa antar wilayah, dan masih Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

86 BAB IV : Ulasan Singkat banyak lagi lainnya yang cukup berperan dalam perkembangan kategori G, yaitu perdagangan besar dan eceran. Distribusi PDRB selanjutnya adalah distribusilapangan usaha pertambangan dan penggalian. Dengan penerapan SNA 2008, nilai tambah bruto kegiatan tersebut tidak hanya output, tetapai termasuk juga kajian (topografi, geologi, geofisika dan geokimia), pengeboran eksplorasi, pengambilan contoh, dan aktivitas yang terkait dengan evaluasi kelayakan teknis dan kelangsungan usaha komersial atas penambangan sumber daya mineral, sehingga dengan penerapan SNA 2008 tersebut, sumbangan lapangan usaha ini cukup besar.pada tahun 2014 memberikan andil sebesar 14,64 persen yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 13,80 persen. Dan dalam penyerapan tenaga kerja relatif kecil (dibandingkan kategori pertanian ataupun kategori perdagangan), demikian juga perannya dalam mendorong ekonomi di Kabupaten Blora tidak begitu tampak. Kondisi ini terjadi karena output murni yang dihasilkan cukup kecil dan sebagian besar tidak dinikmati oleh masyarakat lokal yaitu masyarakat di Kabupaten Blora. Kategori yang cukup dominan berikutnya adalah kategori C atau lapangan usaha industri pengolahan. Dengan masuknya industri pengilangan migas di Cepu dan beroperasinya pabrik gula di Todanan, sedikit banyak memperbesar peran lapangan usaha industri pengolahan. Lapangan usaha ini memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten pada tahun 2014 sebesar 11,41 persen, mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 10,27 persen. Dengan pertumbuhan sebesar 23,42 persen adh berlaku, dapat meningkatkan kontribusi terhadap total PDRB sebesar 1,14 persen. Dilihat dari 52 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

87 BAB IV : Ulasan Singkat sumbangannya yang relatif tinggi diharapkan kalau lapangan usaha ke depan akan banyak berperan di dalam menggerakkan ekonomi di Kabupaten Blora. Pada PDRB tahun dasar 2000, lapangan usaha jasa terbagi menjadi jasa pemerintahan dan jasa swasta, sedangkan dengan tahun dasar 2010 lapangan usaha tersebut terpecah menjadi kategori O-U atau lapangan usaha administrasi pemerintahan, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial dan jasa-jasa lainnya. Dari kategorikategoritersebut kategori P atau lapangan usaha jasa pendidikan memiliki distribusi yang tertinggi. Pada tahun 2014, lapangan usaha ini memberikan kontribusi terhadap total PDRB Kabupaten sebesar 6,45 persen, naik dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 6,18 persen. Kategori ini merupakan kategori rangking ke 5 dari 17 kategori PDRB tahun dasar Kategori O atau lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib pada tahun 2014 memberikan distribusi terhadap PDRB sebesar 3,81 persen, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 3,89 persen. Selanjutnya kategori Q atau lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial pada tahun 2014 mempunyai distribusi sebesar 0,96 persen dan kategori R,S,T,U atau lapangan usaha jasa lainnya memberikan kontribusi terhadap PDRB adh berlaku di tahun 2014 sebesar 2,19 persen. Pada tahun 2014 pertumbuhan kategori F, yaitu lapangan usaha konstruksi tercatat sebesar 6,01 persen, kondisi ini berimbas pada peningkatan kontribusi kategori bangunan terhadap total PDRB Kabupaten, dari 4,12 persen di tahun 2013 menjadi 4,32 persen di tahun Peran kategori ini dalam beberapa tahun terakhir tidak mengalami Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

88 BAB IV : Ulasan Singkat pergeseran yang berarti masih disekitar angka 4 persen. Dalam beberapa tahun ke depan, kategori bangunan ini kemungkinan masih tetap tumbuh tinggi, terutama karena dukungan pemerintah terutama dalam pembenahan infrastruktur baik jalan, jembatan maupun infrastruktur lainnya, disamping pertumbuhan jumlah penduduk yang secara tidak langsung ikut menyumbang di kategori konstruksi akibat kebutuhan masyarakat akan rumah tinggal maupun tempat usaha. Lapangan usaha angkutan dan komunikasi (tahun dasar 2000) di pecah menjadi lapangan usaha transportasi, pergudangan dan lapangan usaha informasi, komunikasi. Pada tahun 2014, distribusi PDRB masingmasing kategori ini tercatat sebesar 2,76 persen untuk lapangan usaha transportasi, pergudangan, naik dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 2,60. Di Kabupaten Blora, kegiatan transportasi masih didominasi oleh angkutan barang terutama untuk mengangkut barang galian dari Blora ke luar wilayah. Blora juga dilalui oleh jaringan kereta api, tetapi sumbangan angkutan rel ini masih kecil terutama dalam mendorong roda ekonomi di Kabupaten Blora. Sedangkan lapangan usaha komunikasi memberikan andil sebesar 1,10 persen di tahun 2014, menurun dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 1,13 persen. Walaupun share nya kecil lapangan usaha ini cukup vital dalam mendorong kemajuan suatu bangsa. Diera keterbukaan informasi, peran komunikasi sangat penting, ditambah dengan pola budaya dan trend di masyarakat yang semakin modern. Dalam beberapa tahun ke depan lapangan usaha ini diperkirakan masih akan memberikan pertumbuhan yang tinggi tetapi dengan share yang masih relatif kecil. 54 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

89 BAB IV : Ulasan Singkat Lapangan usaha keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebelumnya bergabung menjadi satu sektor. Dengan tahun dasar 2010, lapangan usaha tersebut pecah menjadi kategori K, yaitu lapangan usaha jasa keuaangan dan asuransi, kategori L atau lapangan usaha real estate dan kategori M,N atau lapangan usaha jasa perusahaan. Pada tahun 2014 lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 3,23 persen, real estate sebesar 1,37 persen dan jasa perusahaan sebesar 0,30 persen. Walaupun sumbangan terhadap PDRB prosentasenya kecil, lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi merupakan lapangan usaha yang sangat penting dalam memberikan mendukung kemajuan di hampir seluruh lapangan usaha. Pengembangan usaha selalu membutuhkan modal, dan modal tersebut diperoleh dari kegiatan perbankan. Kategori selanjutnya yaitu kategori D dan E, yaitu lapangan usaha pengadaan listrik dan gas serta pengadaan air, pengelolaan sampah,limbah dan daur ulang. Masing-masing memberikan distribusi kepada PDRB Kabupaten Blora sebesar 0,06 persen dan 0,05 persen. Sumbangan terhadap PDRB sangat kecil tetapi peran bagi umat manusia maupun dalam kegiatan usaha sangatlah besar. Hampir semua lapangan usaha membutuhkan listrik maupun air. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

90 BAB IV : Ulasan Singkat Gambar 4.3 Distribusi PDRB Adh Berlaku Kabupaten Blora Tahun 2014 (%) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Pengadaan Listrik dan Gas 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6. Konstruksi 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8. Transportasi dan Pergudangan 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10. Informasi dan Komunikasi 11. Jasa Keuangan dan Asuransi 12. Real Estate 13. Jasa Perusahaan 14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 15. Jasa Pendidikan 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 17. Jasa lainnya Dari tabel 4.2 dibawah terlihat bahwa lapangan usaha pertanian kontribusinya cenderung terus turun, sedangkan lapangan usaha perdagangan besar dan eceran cenderung turun juga sedangkan lapangan usaha industri pengolahan cenderung naik terutama dalam lima 56 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

91 BAB IV : Ulasan Singkat tahun terakhir. Sedangkan kategori lainnya cenderung berfluktuasi dari tahun ke tahun. Tabel 4.3 Distribusi PDRB Adh Berlaku Kabupaten Blora Tahun A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan B Pertambangan dan Penggalian C Industri Pengolahan D Pengadaan Listrik dan Gas E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang F Konstruksi G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor H Transportasi dan Pergudangan I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J Informasi dan Komunikasi K Jasa Keuangan dan Asuransi L Real Estate M,N Jasa Perusahaan O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P Jasa Pendidikan Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial R,S,T,U Jasa lainnya PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI Dari tujuh belas kategori kegiatan ekonomi di Kabupaten Blora terdapat empat kategori yang cukup dominan yaitu, kategori A, B, C dan G, yaitu lapangan usaha pertanian,kehutanan dan perikanan, lapangan usaha pertambangan dan penggalian, lapangan usaha industri pengolahan dan lapangan usaha perdagangan besar dan eceran,. Jumlah andil dari keempat kategori dominan tersebut terhadap total PDRB kabupaten tercatat sebesar 69,96 persen pada tahun Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

92 BAB IV : Ulasan Singkat Selain ada kelompok kategori dominan disajikan pula kelompok kategori produktif, yaitu kategori yang relatif masih dapat ditingkatkan outputnya karena cukup potensial, yaituselain kategori tersebut. Tabel 4.4 Distribusi Prosentase Kategori Dominan PDRB Kabupaten Blora Tahun Lapangan Usaha Adh Berlaku (%) Perub (%) (1) (2) (3) (4) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan -2,70 Pertambangan dan Penggalian 0,84 Industri Pengolahan 1,13 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor -0,18 J U M L A H 70,88 69,96-0,91 Dilihat struktur perekonomian Kabupaten Blora dalam beberapa tahun terakhir, sepertinya pergeseran fundamental ekonomi tidak terjadi. Ketika beberapa kategori menjadi kategori dominan, sepertinya akan tetap seperti itu dalam kurun waktu yang lama. Sehingga bisa dikatakan untuk bisa merubah struktur suatu perekonomian, dibutuhkan sumber daya yang cukup besar, baik sumber daya alam, sumber daya manusia, modal maupun teknologi. Sehingga ketika suatu kategori dikatakan memiliki kontribusi yang kecil terhadap total PDRB maka hal itu akan tetap demikian selama belum ada upaya yang luar biasa untuk menggerakkan roda kategori-kategori tersebut. Dari tabel 4.4 terlihat bahwa peranan kategori-kategori yang tidak begitu dominan dalam beberapa tahun juga tidak begitu mengalami perubahan struktur, artinya peran kategori-kategori tersebut terhadap 58 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

93 BAB IV : Ulasan Singkat fundamental ekonomi di Blora kemungkinan akan tetap sama dalam beberapa tahun ke depan. Tabel 4.5 Distribusi Prosentase Kategori Produktif PDRB Kabupaten Blora Tahun Lapangan Usaha Adh Berlaku (%) Perub (%) (1) (2) (3) (4) D Pengadaan Listrik dan Gas E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang F Konstruksi H Transportasi dan Pergudangan I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J Informasi dan Komunikasi K Jasa Keuangan dan Asuransi L Real Estate M,N Jasa Perusahaan O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P Jasa Pendidikan Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial R,S,T,U Jasa lainnya J U M L A H Disamping terbagi ke dalam 17 kategori, PDRB juga biasa dikelompokan berdasarkan atas output maupun input terjadinya proses produksi untuk masing-masing kategori ekonomi. Pengelompokan tersebut terdiri atas kategori primer apabila output masih merupakan proses tingkat dasar, kategori sekunder yakni jika input berasal langsung dari kategori primer dan output sudah melalui proses lebih dari proses tingkat dasar, sedangkan kategori tersier apabila output lebih dominan pada pelayanan/jasa. Pengelompokan kategori PDRB terhadap kelompoknya adalah: Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

94 BAB IV : Ulasan Singkat Kelompok primer : Lapangan usaha pertanian, kehutanan, perikanan dan pertambangan/ penggalian. Kelompok sekunder : Kelompok tersier: lapangan industri pengolahan, pengadaan listrik/gas dan pengadaan air bersih, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang bangunan/kontruksi. Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, penyediaan akomodasi dan makan minum, lapangan usaha pengangkutan, pergudangan, lapangan usaha informasi, komunikasi, jasa keuangan, asuransi, real estate,jasa perusahaan, adm pemerintahan /hankam dan jasa-jasa. Tabel 4.6 Distribusi Prosentase Kelompok Sektor PDRB Kabupaten Blora Tahun Kelompok Usaha Adh Berlaku (%) Perub (%) (1) (2) (3) (4) Kelompok Primer -1,86 Kelompok Sekunder 1,33 Kelompok Tersier 0,53 J U M L A H 100,00 100,00 0,00 60 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

95 BAB IV : Ulasan Singkat Dari ketiga kelompok kategori pada tabel 4.5 terlihat bahwa jika dibandingkan antara tahun 2014 terhadap tahun 2013, terlihat ada pergeseran kontribusi. Pada kelompok kategori primer terjadi penurunan kontribusi terhadap total PDRB. Sebaliknya pada kelompok kelompok sekunder dan kategori tersier mengalami mengalami kenaikan kontribusi terhadap total PDRB. 4.4 PDRB Perkapita Meskipun belum dapat mencerminkan tingkat pemerataan, PDRB perkapita dapat dijadikan salah satu tolok ukur guna melihat keberhasilan pembangunan perekonomian khususnya tingkat kemakmuran penduduk pada suatu wilayah secara makro. PDRB perkapita menggambarkan rata-rata besarnya output barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap penduduk pada suatu daerah selama satu tahun. Semakin besar PDRB perkapita suatu daerah dapat menggambarkan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk daerah tersebut. Dengan peran minyak bumi yang semakin besar, padahal nilai tambah dari minyak bumi diperoleh tidak hanya output murninya (minyak mentah) saja yang dihitung tetapi evaluasi dan eksplorasi juga dicakup sebagai PMTB yang juga dihitung sebagai output, maka penghitungan PDRB perkapita juga dipisahkan untuk bisa memberi gambaran yang lebih riil. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

96 BAB IV : Ulasan Singkat Tabel : 4.7PDRB Perkapita adh Berlaku Dengan Minyak Kabupaten Blora Tahun PDRB Perkapita Dengan Minyak Tahun Pertumbuhan Nilai (Rp) (%) (1) (2) (3) , Dengan memasukkan minyak bumi, PDRB perkapita tahun 2014 tercatat sebesar 17,79 juta rupiah, meningkat 10,62 persen dari tahun sebelumnya. Karena penghitungan PDRB perkapita berdasarkan adh berlaku, maka punya kecenderungan PDRB perkapita terus meningkat. Tabel : 4.8PDRB Perkapita adh Berlaku Tanpa Minyak Kabupaten Blora Tahun PDRB Perkapita Tanpa Minyak Tahun Pertumbuhan Nilai (Rp) (%) (1) (2) (3) , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

97 BAB IV : Ulasan Singkat Sedangka PDRB perkapita yang tanpa minyak pada tahun 2014 tercatat sebesar 15,37 juta rupiah, atau meningkat 10,09 persen dari tahun sebelumnya. Gambar 4.4 Pertumbuhan PDRB Perkapita adh Berlaku Dengan Minyak Kabupaten Blora Tahun Jika memperhatikan tabel dan gambar perkembangan PDRB perkapita tersebut di atas dapat diketahui bahwa nilai PDRB perkapita akan berbanding lurus dengan besaran maupun pertumbuhan PDRB. Kondisi ini tidak lepas dari laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Blora yang cenderung stabil dari tahun ke tahun. Untuk PDRB perkapita akan cenderung naik, namun demikian belumlah dapat dikatakan bahwa angka tersebut menggambarkan kemakmuran yang sebenarnya, karena produk barang dan jasa yang dihasilkan di Kabupaten Blora tidak hanya dimiliki/dinikmati oleh warga Blora saja, akan tetapi ada yang dimiliki/dinikmati oleh penduduk luar Kabupaten Blora yang melakukan Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

98 BAB IV : Ulasan Singkat investasi di Kabupaten Blora. Dengan demikian, PDRB perkapita belum sepenuhnya dinikmati oleh warga masyarakat Blora, untuk itu perlu kajian khusus oleh pemerintah Kabupaten Blora untuk meneliti sejauh mana tingkat pendapatan riil masyarakat Kabupaten Blora. Gambar 4.5 Pertumbuhan PDRB Perkapita adh Berlaku Tanpa Minyak Kabupaten Blora Tahun Indeks Perkembangan Indeks perkembangan adalah suatu indeks yang menggambarkan perkembangan angka PDRB yang dibandingkan dengan tahun dasar, yaitu membagi besaran PDRB pada suatu tahun t dengan besaran PDRB tahun Semakin besar angka suatu kategori berarti perkembangan kategori tersebut semakin cepat dan sebaliknya. Indeks perkembangan PDRB Kabupaten Blora pada tahun 2014 atas dasar harga berlaku tercatat sebesar 148,34 persen atau senilai 64 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

99 BAB IV : Ulasan Singkat ,26 juta rupiah, atau nilai tersebut telah meningkat 1,5 kali dari tahun dasar (tahun 2010). Sedangkan indeks perkembangan PDRB atas dasar harga konstan tercatat sebesar 120,48 persen atau senilai ,29 juta rupiah atau 1,20 kalinya dari tahun dasar. Tabel : 4.9. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Blora Tahun Tahun PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Nilai (juta) Indeks Perkembangan (%) PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Indeks Nilai (juta) Perkembangan (%) (1) (2) (3) (4) (5) ,00 100, ,06 104, ,05 109, ,46 115, Atas dasar harga berlaku, pada tahun 2014 kategori yang mengalami perkembangan tertinggi adalah kategori P, yaitu jasa pendidikan dengan angka indeks sebesar 239,82 persen atau nilai tambah bruto tahun 2014 naik 2,4 kali dibandingkan dengan tahun dasar. Disusul kategori Q, lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial dengan indeks perkembangan sebesar 181,81 persen atau nilai tambah bruto di tahun 2014 naik 1,8 kali dari tahun dasar. Disusul kategori C yaitu lapangan usaha industri pengolahan dengan indek perkembangan sebesar 175,33 persen atau nilai tambah bruto kategori tersebut naik 1,8 kali dari tahun dasar. Sedangkan indeks perkembangan terendah adalah kategori E, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

100 BAB IV : Ulasan Singkat yang tercatat 123,59 persen atau selama 4 tahun, kategori ini nilai tambah brutonya hanya meningkat sebesar 1,2 kalinya tahun dasar. 4.6 Indeks Berantai Angka-angka PDRB juga dapat menunjukkan perkembangan per tahun baik secara agregat maupun per kategori yaitu dengan membuat tabel turunan yang berupa tabel indeks berantai baik menurut harga berlaku maupun menurut harga konstan. Secara umum nilai indeks berantai diperoleh dari perbandingan nilai PDRB tahun berjalan dengan PDRB tahun sebelumnya. Bila nilai indeks berantai ini dikurangi 100 dikatakan sebagai laju pertumbuhan PDRB. Indeks berantai menurut harga berlaku diperoleh dengan cara membagi NTB adhberlaku tahun (t) dengan NTB adhberlaku tahun (t-1). Nilai Indeks berantai menurut harga berlaku ini menggambarkan besarnya perkembangan agregat atau kategorial yang dikarenakan oleh adanya perkembangan harga dan produksi. Sedangkan Indeks berantai berdasarkan harga konstan diperoleh dengan cara membagi NTB adhk tahun (t) dengan NTB adhk tahun (t-1). Pergerakan indeks ini mencerminkan perkembangan nilai riil produksi masing-masing kategori, dengan demikian indeks berantai adalah juga merupakan laju pertumbuhan PDRB apabila indeks tersebut dikurangi 100. Untuk harga berlaku, indeks berantai PDRB Kabupaten Blora tahun 2014 adalah sebesar 111,15 persen.indeks berantai tertinggi dicapai oleh kategori C, yaitu lapangan usaha industri pengolahan yang tercatat sebesar 123,42 persen, disusul kategori Q, jasa kesehatan dan kegiatan sosial dan kategori H, transportasi dan komunikasi yang masing-masing tercatat sebesar 118,09 persen dan 117,94 persen dan 66 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

101 BAB IV : Ulasan Singkat terkecil adalah kategori A, pertanian, kehutanan dan perikanan yang tercatat sebesar 101,12 persen. Sedangkan menurut harga konstan, indeks berantai PDRB Kabupaten Blora tahun 2014 adalah sebesar 104,39 persen. Dengan indeks berantai tertinggi adalah kategori C, lapangan usaha industri pengolahan yang tercatat sebesar 114,46 persen, diikuti kategori J, informasi dan komunikasi yang tercatat sebesar 113,03 persen, diikuti lapangan usaha jasa pendidikan yang tercatat sebesar 112,76 persen dan terkecil adalah kategori A, pertanian, kehutanan dan perikanan yang tercatat sebesar 94,39 persen. Gambar 4.6 Indeks Berantai PDRB Kabupaten Blora Tahun Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

102 BAB IV : Ulasan Singkat 4.7 Inflasi PDRB Kab.Blora Tahun Inflasi didefinisikan secara umum sebagai turunnya nilai mata uang (kebalikannya adalah deflasi). Jika terjadi inflasi tinggi akan berpengaruh terhadap daya beli, yakni turunnya tingkat daya beli masyarakat, sebaliknya jika tidak ada inflasi bahkan terjadi deflasi, hal ini juga tidak menguntungkan bagi para pelaku ekonomi dan bila terjadi deflasi terus menerus akan menyebabkan terjadinya stagnasi ekonomi dan bahkan bisa menimbulkan resesi ekonomi. BPS biasa menghitung inflasi menggunakan dua metode, pertamadengan metode Indeks Harga Konsumen (IHK) dengan menggunakan sampel lebih kurang 322 komoditi, yang dihitung baik setiap bulan maupun setiap tahun, seperti yang telah dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Kedua, inflasi dihitung dengan memakai indek implisit PDRB yang disebut sebagai inflasi PDRB. Dari kedua metode tersebut hasilnya tidak akan sama, sebab komoditi yang diamati jumlahnya berbeda serta metodologinya pun berlainan. Untuk penghitungan inflasi dengan metode implisit dari PDRB dilakukan dengan rumus: indek implisit tahun t Inflasi PDRB = - 1 indek implisit tahun (t 1) x 100% dimana: NTB adh berlaku kategori i indeks implisit = x 100% NTB adh konstan kategori i 68 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

103 BAB IV : Ulasan Singkat Seperti yang sudah disampaikan pada bab sebelumnya, kenaikan harga telah memicu inflasi PDRB. Kondisi ini bisa dilihat dari pertumbuhan PDRB adh berlaku yang cukup tinggi akibat dipengaruhi faktor harga, tetapi disisi lain PDRB adh konstan pertumbuhannya melambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dari pertumbuhan indeks implisit PDRB, selama kurun waktu lima tahun terakhir di Kabupaten Blora selalu mengalami inflasi dengan pergerakan yang cukup berfluktuasi pada kisaran 2,98 persen di tahun 2012 sampai 8,93 persen pada tahun 2010, seperti terlihat pada gambar 4.7. Inflasi PDRB tahun 2014 tercatat sebesar 6,47 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,64 persen. Inflasi PDRB yang cukup tinggi menandakan perekonomian Kabupaten Blora bergerak cukup dinamis walaupun disisi lain membuat kekuatiran bagi masyarakat secara umum. Gambar 4.7 Inflasi PDRB Kabupaten Blora Tahun Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

104 BAB IV : Ulasan Singkat Pada tahun 2014, inflasi PDRB tertinggi terjadi pada kategori C, yaitu lapangan usaha pertambangan/penggalian yang tercatat sebesar 12,21 persen, diikuti kegiatan konstruksi dan pengadaan air, pengelolaan sampah yang masing-masing tercatat sebesar 9,98 persen dan 8,67 persen. Sedangkan yang terendah adalah lapangan usaha informasi komunikasi yang tercatat sebesar minus 4,06 persen. 4.8 Indeks Williamson Indeks Williamson digunakan untuk mengetahui tingkat disparitas antar wilayah. Indeks Williamson memiliki range antara 0 dan 1. Semakin besar nilai Indeks Williamson (semakin mendekati 1) berarti semakin besar disparitas antar wilayah. Sebaliknya semakin kecil nilai Indeks Williamson (semakin mendekati 0) maka semakin merata pendapatannya.indeks Wlliamson dihitung dengan rumusan sebagai berikut: Keterangan: Iw = Indeks Williamson Yi = PDRB perkapita menurut kecamatan Y = PDRB perkapita kabupaten fi = Jumlah penduduk menurut kecamatan n = Jumlah penduduk kabupaten Selama kurun waktu lima tahun terakhir tingkat disparitas antar kecamatan di Kabupaten Blora cenderung mengalami peningkatan seperti terlihat pada gambar 4.8. Pada tahun 2010nilai Indeks Williamson tercatat sebesar 0,419, kemudian naik menjadi 0,436 pada tahun 2011dan terakhir di tahun 2014 tercatat sebesar 0,483.Tingkat disparitas 70 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

105 BAB IV : Ulasan Singkat antar kecamatan di Kabupaten Blora memasuki fase sedang, yaitu diatas 0,3. Pada kondisi ini ketimpangan antar kecamatan mulai terlihat nyata. Disatu sisi ada kecamatan yang berkembang cukup maju, tetapi disisi lain ada kecamatan yang sepertinya jalan ditempat. Kondisi real di lapangan cukup kasat mata, terutama dilihat dari infrastruktur yang ada. Perkembangan kecamatan biasanya juga akan diikuti dengan pola hidup masyarakatnya. Gambar 4.8Indeks Williamson Kabupaten Blora Tahun Gini Rasio Ketimpangan pendapatan adalah gambaran dari sebuah pendistribusian pendapatan masyarakat di suatu daerah/wilayah pada waktu/kurun tertentu. Angka Indeks Ginidi Kabupaten Blora selama periode menunjukkan tingkat ketidakmerataan pendapatan yang cenderung terus meningkat. Pada tahun 2009tercatat sebesar 0,25 dan terus meningkat menjadi 0,42 di tahun 2014 dan di kategorikan Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

106 BAB IV : Ulasan Singkat sebagai ketidakmerataan sedang.kondisi tersebut perlu diwaspadai terutama akibat lompatan yang cukup besar dari tahun sebelumnya. Dilihat dari trend tahun-tahun sebelumnya, dimungkinkan untuk tahuntahun ke depan Indeks Gini akan terus merangkak naik, seperti anekdot di masyarakat yang menyatakan yang kaya makin kaya dan yang miskin akan tetap miskin. Tabel 4.10Indeks Gini Kabupaten Blora dan Jawa TengahTh No. Tahun Blora Jawa Tengah (1) (2) (3) (4) ,25 0, ,26 0, ,33 0, ,38 0, ,41 0, ,42*) 0,40*) Sumber: BPS *) Angka Prediksi Dari angka-angka di atas bisa di gambarkan selama periode pendapatan yang diterima masyarakat yang berasal dari berbagai kelompok pendapatan relatif tidak mempunyai perbedaan yang begitu tajam. Pada umumnya kondisi sosial ekonomi masyarakat relatif lebih homogen dan biasanya ditandai dengan banyaknya lapangan kerja yang memberikan pendapatan/upah gaji yang tidak terlalu berbeda untuk berbagai jenis pekerjaan. Sedangkan pada periode , mulai muncul kelompok-kelompok masyarakat yang berpendapatan tinggi di satu sisi, tetapi disisi lain kelompok-kelompok yang berpendapat rendah masih ada bahkan bertambah. Kelompok masyarakat yang berpendapatan tinggi akan dicirikan dengan pengeluaran atau konsumsi 72 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

107 BAB IV : Ulasan Singkat yang tinggi, dan sebaliknya mereka yang berpenghasilan rendah akan cenderung rendah pula tingkat konsumsinya. Dari angka tersebut mengindikasikan bila tidak dilakukan perubahan terhadap orientasi pembangunan maka ketimpangan pendapatan akan semakin melebar. Penduduk yang kaya akan semakin kaya dan penduduk yang miskin akan semakin tertinggal. Pemberdayaan penduduk miskin dan usaha mikro kecil harus mendapat perhatian yang lebih besar dengan cara pengalokasian anggaran yang lebih memadai agar mereka dapat lebih meningkatkan usahanya dan pendapatan yang diterima akan menjadi lebih besar. Dengan demikian jumlah penduduk miskin semakin berkurang. Bila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah,tingkat ketidakmerataan pendapatan Kabupaten Blora cenderung memiliki trenyang sama. Pola pergerakan nilai Indeks Gini di kedua wilayah juga menunjukkan fluktuasi yang hampir mirip. Hal ini menggambarkan gejolak perubahan pendapatan masyarakat di Jawa Tengah berimbas juga pada perubahan pendapatan masyarakat Kabupaten Blora atau sebaliknya. Dalam beberapa tahun kedepan, diprediksi ketimpangan pendapatan akan naik seiring dengan pertumbuhan ekonomi atau tingkat kemakmuran masyarakat yang meningkat. Peningkatan tingkat kemakmuran cenderung akan semakin meningkatkan ketimpangan pendapatan antar masyarakat. Di sini perlu dijelaskan pula bahwa pengukuran ketidakmerataan pendapatan dengan menggunakan data pengeluaran perkapita sebagai proxy data pendapatan perkapita memberikan hasil yang bias ke bawah atau underestimate. Ketidakmerataan pendapatan yang diperoleh akan lebih rendah dari yang seharusnya. Hal ini dikarenakan pendekatan pengeluaran perkapita hanya relevan untuk mengambarkan pendapatan Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

108 BAB IV : Ulasan Singkat kelompok penduduk dengan yang berpenghasilan rendah. Dalam jangka panjang pengeluaran perkapita penduduk berpenghasilan rendah akan mendekati pendapatan perkapitanya. Sedangkan pendapatan perkapita kelompok penduduk berpenghasilan menengah ke atas pada umumnya jauh lebih tinggi dibanding pengeluaran perkapitanya, karena komponen saving dan transfer keluar yang tidak tercakup di dalamnya. Dengan demikian, ketidakmerataan pendapatan yang terjadi di Kabupaten Blorabisa jadi lebih tinggi bila dihitung berdasarkan pendapatan perkapitanya dibanding hasil yang diperoleh dalam penelitian ini. Tabel4.11 Pemerataan Pendapatan Penduduk menurut Kriteria Bank Dunia Kabupaten Blora dan Jawa TengahTahun Tahun Kriteria Blora Jawa Tengah (1) (2) (3) (4) % I 18,86 18,38 40 % II 29,15 34,55 20 % III 51,99 47, *) 40% I 18,42 18,19 Sumber: BPS Ket *) Angka Prediksi 40 % II 28,91 33,39 20 % III 52,67 48,42 Ketidakmerataan pembagian pendapatan juga dapat dilihat berdasarkan kriteria dari Bank Dunia, khususnya yang terkait dengan kelompok penduduk yang berpendapatan rendah. Seperti halnya dengan nilai Gini Ratio, berdasarkan Kriteria Bank Dunia tingkat pemerataanpendapatan di Kabupaten Blora menunjukkan hasil yang sama. Dari hasil Susenas 2014 menunjukkan, bahwa 40 persen penduduk berpendapatan rendah di Kabupaten Blora ternyata hanya 74 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

109 BAB IV : Ulasan Singkat menerima 18,42 persen dari total pendapatan. Angka ini sedikit lebih rendah jika dibanding tahun 2013 yang tercatat sebesar 18,86 persen. Sedangkan untuk 20 persen penduduk berpenghasilan tinggi, meningkat dari 51,99 persen di tahun 2013 menjadi 52,67 persen di tahun Hal ini berarti bahwa distribusi pendapatan di Kabupaten Blora menggambarkan adanya peningkatan ketimpangan pendapatanyang semakin melebar antara kelompok yang berpenghasilan rendah dengan kelompok yang berpenghasilan menengah ke atas Perkembangan PDRB Lapangan Usaha Kategori A: Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan penggerak utama perekonomian di Kabupaten Blora. Hal ini bisa dilihat dari sumbangan yang besar dari kategori tersebut terhadap PDRB Kabupaten Blora.Di dalam penghitungan PDRB, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikananterbagi dalam beberapa sub lapangan usaha, yakni sub lapangan usahapertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian, sub lapangan usaha kehutanan dan penebangan kayu, serta sub lapangan usaha perikanan. Pada tahun 2014 besarnya sumbangan lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikananterhadap PDRB tercatat sebesar 27,22 persen atau senilai ,71 juta rupiah,dengan pertumbuhan sebesar 1,12 persen adhberlaku dan minus 5,61 persen adhkonstan Sub Lapangan Usaha Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian Sub lapangan usaha ini terdiri dari kegiatan pertanian pertanian tanaman pangan, pertanian hortikultura, perkebunan, peternakan dan Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

110 BAB IV : Ulasan Singkat jasa pertanian dan perburuan. Sub lapangan usaha pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian memberikan sumbangan terhadap PDRB sebesar 22,14 persen, dengan nilai ,56 juta rupiah adh berlaku dan ,49 juta rupiah adh konstan. Pada tahun 2014 pertumbuhan sub kategori ini tercatat sebesar minus 6,66 persen. Pertumbuhan negatif dari sub kategori tersebut sangat berdampak pada pertumbuhan PDRB kabupaten Blora, karena peran sub lapangan usaha ini cukup besar. Berikut gambaran output dari sub kategori ini yang terdiri atas kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Pertanian Tanaman Pangan Berkurangnya luas lahan pertanian menjadi kendala bagi rencana peningkatan produk di kategori pertanian, terutama pada kegiatan tanaman pangan. Dengan kendala tersebut, strategi peningkatan hasil pertanian ditempuh melalui program intensifikasi pertanian. Program intensifikasi pertanian dilakukan salah satunya melalui program sapta usaha tani, yaitu: pengolahan tanah yang baik, pengairan yang teratur, pemilihan bibit unggul, pemupukan, pemberantasan hama, pengolahan pasca panen dan pemasaran. Walaupun muncul kendala-kendala sebagaimana diatas, tetapi luasnya lahan pertanian menjadi faktor pendukung besarnya andil pertanian terhadap besaran PDRB Kabupaten Blora. Luas penggunaan lahan di Kabupaten Blora adalah sebagai berikut: 1. Lahan sawah : Ha. 2. Lahan tegal/kebun : Ha. 3. Hutan : Ha. Jumlah : Ha. 76 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

111 BAB IV : Ulasan Singkat Luas lahan sawah yang mencapai 46 ribu hektar, setiap tahunnya bisa menghasilkan gabah sekitar 400 ribu ton. Sehingga peningkatan nilai tambah bruto sub kategori ini sangat dipengaruhi oleh kenaikan produksi gabah, walaupun hasil kategori pertanian lainnya tidak bisa diabaikan. Luas lahan akan berpengaruh terhadap luas tanam dan luas panen. Sedangkan besarnya produksi pertanian sangat ditentukan oleh besaran luas panen. Tabel : 4.12.Luas panen (Ha), Produksi (Ton) Padi dan Palawija Utama Kabupaten Blora tahun Jenis Komoditi Luas Panen Produksi Luas Panen Produksi (1) (2) (3) (4) (5) 1. Padi 2. Jagung 3. Ubi Kayu 4. Kc Hijau 5. Kc. Tanah 6. Kedelai Sumber: Dinas Pertananian, Perkebunan, Peternakan & Perikanan Kab. Blora, 2015 Tabel 4.9 merupakan beberapa komoditas dominan untuk tanaman pangan seperti padi dan palawija. Pada tahun 2014 produksi padi mengalami penurunan, sedangkan produksi palawija ada yang naik seperti jagung dan kedelai, dan ada yang turun produksinya seperti ubi kayu, kacang hijau dan kacang tanah. Gabah kering giling pada tahun 2014 turun dari ton menjadi ton atau turun minus 2,41 persen. Penurunan ini cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan sub Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

112 BAB IV : Ulasan Singkat lapangan usaha pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian, karena dari gabah sendiri memberikan share yang cukup besar. Sedangkan untuk produksi palawija, produksi jagung naik tipis dari ton menjadi ton ditahun Ubi kayu pada tahun 2013 produksinya ton turun menjadi ton. Produksi kacang hijau turun hampir lima puluh persen dari tahun sebelumnya, kacang tanah turun sekitar sebelas persen tetapi kedelai naik hampir dua ratus persen dari tahun sebelumnya. 2. Pertanian Tanaman Hortikultura Yang masuk ke dalam pertanian tanaman holtikultura yang banyak ditemui di Kabupaten Blora antara lain jenis sayuran: bawang merah, cabe, bayam, sawi, kangkung, ketimun, terong, tomat dan lainnya. Untuk buah-buahannya seperti mangga, pisang, jambu biji, jeruk, semangka, melon dan lainnya, sedangkan untuk jenis tanaman hias masih jarang ditemui budidayanya. Potensi tanaman holtikultura di Blora masih belum begitu berkembang. Tabel : Jumlah Tanaman, Produksi Tanaman Buah-buahan Utama di Kabupaten Blora tahun Jenis Komoditi Jumlah Tanaman(P ohon) Produksi (Kw) Jumlah Tanaman(P ohon) Produksi (Kw) (1) (2) (3) (4) (5) 1. Mangga 2. Pisang 3. Pepaya 4. Jambu Air 5. Jambu Biji Sumber: BDA, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

113 BAB IV : Ulasan Singkat Pada tahun 2014 produksi buah-buahan cukup bervariatif, ada yang meningkat ada yang menurun dibanding tahun sebelumnya. Untuk mangga dan pepaya ada kenaikan masing-masing sebesar 7 persen dan 46 persen, sedangkan pisang, jambu air dan jambu biji produksinya turun masing-masing sebesar 13 persen, 24 persen dan 9 persen. Tabel : 4.14.Luas panen, Produksi Tanaman Sayuran Utama di Kabupaten Blora tahun Jenis Komoditi Luas Tanam (Ha) Produksi (Kw) Luas Tanam (Ha) Produksi (Kw) (1) (2) (3) (4) (5) 1. Bawang Merah 2. Cabe Besar 3. Cabe Rawit 4. Terung 5. Kacang Pjg Sumber: Dinas Pertananian, Perkebunan, Peternakan & Perikanan Kab. Blora, Perkebunan Budidaya tanaman perkebunan di Kabupaten Blora tidak banyak macamnya, yang banyak ditemui antara lain adalah tebu, tembakau, kelapa, jambu mete dan empon-empon. Tapi dalam beberapa tahun terakhir banyak masyarakat yang mulai budidaya tebu, salah satu pendorongnya karena di Blora baru saja didirikan pabrik gula di Kecamatan Todanan. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

114 BAB IV : Ulasan Singkat Tabel : 4.15.Luas/Jumlah Tanaman dan Produksi Tanaman Utama Perkebunan Di Kabupaten Bloratahun Komoditi JmlTanaman Produktif (phn) Produksi (Ton) JmlTanaman Produktif (phn) Produksi (Ton) (1) (2) (3) (5) (6) 1. Kelapa , ,61 Komoditi Luas Tanam Produktif (Ha) Produksi (Ton) Luas Tanam Produktif (Ha) Produksi (Ton) (1) (2) (3) (5) (6) 1. Kapuk 2. Jambu Mete 289,8 639,7 107,08 305,18 272,6 612,7 87,19 214,25 Komoditi Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) (1) (2) (3) (5) (6) 1. Tebu 2. Tembakau 2.998,6 298, ,2 245, ,0 824, ,8 760,4 Komoditi Produksi (kg) Produksi (kg) (1) (2) (3) 1. Lempuyang wangi 2. Kunyit 3. Lengkuas 4. Temulawak Sumber: Dinas Pertananian, Perkebunan, Peternakan & Perikanan Kab. Blora, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

115 BAB IV : Ulasan Singkat Pada tabel 4.11 terlihat beberapa produksi tanaman perkebunan yang dominan di Kabupaten Blora. Kondisi di tahun 2014 ada kecenderungan semua produk perkebunan produksinya menurun dibandingkan tahun sebelumnya, walaupun ada yang mengalami kenaikanseperti tebu dan tembakau. Dibandingkan dengan produksi tahun 2013, produksi kelapa turun sebesar minus 7 persen, jambu mete minus hampir 30 persen, sebaliknya tebu produksinya naik sekitar 23 persen. 4. Peternakan Blora dikenal sebagai daerah potensi peternakan khususnya sapi potong. Disamping sapi potong, ternak lainnya juga banyak dipelihara oleh masyarakat Blora, seperti: kambing, domba maupun ayam, baik ayam ras mapun bukan ras. Sedangkan hasil peternakan lainnya antara lain adalah susu dan telor. Besarnya populasi ternyata tidak sebanding dengan nilai tambah brutonya. Sebagai contoh pertambahan berat sapi atau perkembangbiakan sapi, sangat lambat. Demikian juga dengan ternak-ternak lainnya. Hal ini terjadi karena sistem pemeliharaan ternak secara umum masih bersifat tradisional. Padahal didalam penghitungan nilai tambah bruto salah satu indikatornya antara lain produksi daging untuk ternak besar, kecil dan unggas dan produksi telor dan susu untuk produk ternak lainnnya Pada tabel 4.12 terlihat pada tahun 2014 hampir semua populasi ternak dan unggas mengalami peningkatan dibanding tahun 2013 kecuali ayam ras pedaging. Tetapi ternak yang dipotong hampir semua mengalami penurunan, kecuali pada ayam ras pedaging. Sedangkan untuk produksi hasil-hasil peternakan lainnyayang terdiri dari telur dan Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

116 BAB IV : Ulasan Singkat susu serta hasil peternakan lainnya mengalami penurunan, kecuali telor ayam kampung. Penurunan produksi telor ayam bahkan mencapai minus 42 persen. Tabel : Populasi Hewan Dan Hasil-hasil Utama Peternakan di Kabupaten Blora tahun Jenis Komoditi Jumlah Dipotong Jumlah Dipotong (1) (4) (5) (6) (7) Hewan : 1. Sapi Potong 2. Kambing 3. Domba 4. Ayam Kampung 5. Ayam Ras Pedaging 6. I t i k Hasil Peternakan : 1. Susu (Liter) 2. Telur Ayam Kampung 3. Telur Ayam Ras 4. Telur Itik Sumber: Dinas Pertananian, Perkebunan, Peternakan & Perikanan Kab. Blora, Jasa Pertanian dan Perburuan Jasa pertanian merupakan kegiatan untuk menunjang kegiatan pertanian, baik pertanian padi palawija, hortikultura, perkebuanan dan pertanian lainnya. Termasuk jasa pertanian antara lain jasa penanaman, jasa pemanenan hasil pertanian, jasa pengelolaan lahan, jasa persewaan alat pertanian, jasa pemberantasan hama serta jasa-jasa lainnya. Sedangkan perburuan adalah kegiatan menangkap hewan liar, atau mengumpulkan tumbuhan-tumbuhan liar, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. 82 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

117 BAB IV : Ulasan Singkat Sub Lapangan Usaha Kehutanan dan Penebangan Kayu Potensi kehutanan di Kabupaten Blora didominasi oleh hutan negara yang tersebar di hampir seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten Blora. Dalam beberapa tahun terakhir,beberapa areal hutan negara tidak/kurang produktif lagi sehingga kurang mampu meningkatkan output di sub kategori kehutanan. Terdapat tiga wilayah pemangkuan hutan yaitu KPH Randublatung, KPH Cepu dan KPH Blora. Ketiga KPH tersebut bertugas mengawasi lokasi hutan negara di kecamatan yang menjadi tugasnya. Wilayah Kabupaten Blora juga cocok dan cukup potensial untuk pengembangan hutan rakyat, karena struktur tanah dan iklimnya cukup mendukung. Kecamatan yang memiliki hutan rakyat antara lain: Jiken, Bogorejo, Jepon, Blora, Japah, Ngawen, Kunduran dan Todanan. Produk kehutanan yang banyak dijumpai di Blora antara lain kayu jati, kayu rimba dan kayu bakar baik produksi dari hutan negara maupun usaha budi daya masyarakat. Disamping kayu-kayuan termasuk produk kehutanan lainnya adalah bambu, arang, sarang burung walet maupun hasil kegiatan lainnya yang memanfaatkan hutan sebagai sarananya seperti penangkapan satwa liar di hutan maupun pengabilan daun jati oleh masyarakat termasuk juga pengambilan tanaman obat-obatan dari hutan. Pada tahun 2014, nilai tambah bruto sub lapangan usaha kehutanan tercatat sebesar ,61 juta rupiah adh berlaku, dengan andil terhadap PDRB Kabupaten sebesar 5,00 persen. Untuk harga konstan nilai tambah brutonya tercatat sebesar ,55 juta rupiah dengan andil terhadap PDRB Kabupaten sebesar 4,42 persen. Sub lapangan usaha ini pada tahun 2014 tumbuh sebesar 12,36 persen adh Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

118 BAB IV : Ulasan Singkat berlaku dan minus 0,41 persen adh konstan. Selama dua tahun terakhir sub lapangan usaha ini selalu tumbuh negatif, dimana nilai pertumbuhan tahun 2014 ini lebih besar dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar minus 1,81 persen. Terhadap lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sub lapangan usaha ini memberikan share sebesar 18,37 persen adh berlaku dan 17,34 persen adh konstan Sub Lapangan Usaha Perikanan Selama ini sub kategori perikanan di Kabupaten Blora disumbang oleh budidaya perikanan kolam dan budidaya perikanan dari perairan umum, yang meliputi sungai, cek dam dan embung. Sedangkan sumbangan dari hasil budidaya perikanan dari waduk relatif masih sangat kecil karena hanya berasal dari Kecamatan Blora dan Tunjungan. Tabel: 4.17Luas Panen dan Produksi Ikan Hasil Budidaya di Kabupaten Blora, Tahun Lokasi Luas Panen (ha) Produksi (Kg) Luas Panen (ha) Produksi (Kg) Luas Panen (ha) Produksi (Kg) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kolam Sungai Waduk Cek Dam & Embung Sumbangan sub lapangan usaha perikanan terhadap PDRB Blora masih cukup kecil. Pada tahun 2014 sumbangan yang diberikan dari sub lapangan usaha ini tercatat sebesar 0,08 persen adh berlaku dengan nilai tambah bruto sebesar ,54 juta rupiah adh berlaku dan 9.087,37 persen adh konstan. Pertumbuhan sub lapangan usaha ini pada tahun yang sama tercatat sebesar 3,09 persen (adh konstan), dan lebih rendah 84 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

119 BAB IV : Ulasan Singkat dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 8,54 persen. Terhadap lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan, sub kategori ini memberikan share sebesar 0,36 persen adh berlaku dan 0,27 persen adh konstan Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian Kategori B, yaitu lapangan usaha pertambangan dan penggalian terdiri atas 4 sub lapangan usaha. Untuk Kabupaten Blora hanya ada dua sub lapangan usaha, yaitu pertambangan minyak, gas dan panas bumi dan sub lapangan usaha pertambangan dan penggalian lainnya. Penerapan SNA 2008 menambah cakupan di lapangan usaha ini, khususnya sub lapangan usaha pertambangan minyak, gas dan panas bumi. Sebelumnya nilai tambah bruto sub lapangan usaha ini hanya minyak mentah, tetapi dengan penerapan SNA 2008 cakupannya bertambah tidak hanya dalam bentuk minyak bumi maupun gas tetapi aktifitas yang berkaitan dengan pembentukan modal tetap bruto dan evaluasi barang tambang juga dihitung sebagai output sebagai dasar penghitungan nilai tambah bruto. Sehingga nilai tambah bruto nilainya cukup besar dibandingkan dengan tahun dasar Sumbangan lapangan usaha pertambangan dan penggalian terhadap PDRB Kabupaten Blora tahun 2014 tercatat sebesar 14,64 persen (adhberlaku), lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 13,80 persen. Nilai tambah lapangan usaha ini tercatat sebesar ,30 juta rupiah adh berlaku dan ,69 juta rupiah adh konstan, dengan pertumbuhan nilai tambah bruto sebesar 5,08 persen (adhkonstan), melambat dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 7,44 persen. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

120 BAB IV : Ulasan Singkat Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi Sub lapangan usahapertambangan minyak, gas dan panas bumi outputnya evaluasi dan eksplorasi barang tambang serta belanja modal atau pembentukan modal tetap bruto dalam kegiatan pertambangan. Merupakan satu-satunya kabupaten di jawa tengah yang mempunyai kegiatan pertambangan minyak bumi. Selain minyak bumi, Kabupaten Blora juga memiliki potensi gas alam, tetapi sampai saat ini belum produksi secara komersial. Pada tahun 2014 adhberlakusub lapangan usaha ini memberikan sumbangan sebesar12,60 persen dengan nilai tambah bruto sebesar ,17 juta rupiah. Sedangkan share terhadap kategorinya, sub lapangan usaha ini memberikan andil sebesar 86,07 persen adh berlaku dan 87,11 persen adh konstan Pertambangan dan Penggalian Lainnya Berikutnya adalah sub lapangan usaha pertambangan dan penggalian lainnya.di Kabupaten Blora, sub lapangan usaha inihanya ada kegiatan penggalian terutama penggalian golongan C seperti pasir, batu dan tanah urug.sebenarnya Blora punya potensi yang cukup besar, tetapi pemanfaatan dan pengelolaannya belum sesuai apa yang diharapkan. Jenis bahan galian belum banyak dieksploitasi secara optimal dan diperkirakan mempunyai cadangan yang cukup besar dan potensi yang cukup tinggi. Beberapa jenis komoditi sub kategori penggalian tersebar di beberapa kecamatan dengan potensinya antara lain : Sirtu Pasir kuarsa Batu Pasir : Kecamatan Kradenan, Ngawen dan Cepu. : Kecamatan Todanan, Japah, Tunjungan, Bogorejo, dan Kecamatan Jepon. : Kecamatan Japah, Tunjungan dan Todanan 86 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

121 BAB IV : Ulasan Singkat Tanah liat : Kecamatan Blora dan Todanan Gipsum : Kecamatan Jati, Randublatung, Kradenan, Bogorejo dan Kecamatan Cepu. Phospat : Kecamatan Todanan. Kalsit : Kecamatan Todanan. Ball Clay : Kecamatan Todanan, Tunjungan, Bogorejo. Batu Gamping : Kecamatan Randublatung, Kradenan, Sambong, Japah, Tunjungan, Bogorejo, Jepon, Jiken dan Kecamatan Todanan. Nilai tambah bruto sub lapangan usaha pertambangan dan penggalian lainnya pada tahun 2014 tercatat sebesar ,13 juta rupiah adh berlaku, memberikan sumbangan terhadap PDRB sebesar 2,04 persen. Sedangkan adh konstan tercatat sebesar ,99 juta rupiah. Pada tahun 2014 pertumbuhan sub lapangan usaha ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar10,05 persen (adhkonstan). Sumbangan sub lapangan usaha ini masih kecil, karena yang di eksploitasi baru galian golongan C (pasir/batu/koral/tanah urug), padahal di sisi lain galian ini sumber daya alamnya sudah mulai menipis, bahkan sudah semakin sulit didapat Lapangan Usaha Industri Pengolahan Industri: adalah suatu unit produksi yang melakukan kegiatan mengubah barang dasar (bahan baku/bahan mentah) menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dan atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya. Untuk lebih memudahkan dalam memahami angka-angka yang ditampilkan dalam kategori ini, BPS Kabupaten Blora mengacu pada konsep dan definisi yang dibakukan Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

122 BAB IV : Ulasan Singkat oleh BPS Pusat, dimana konsep tentang industri di kelompokkan atau digolongkan menjadi empat. Kriteria industri sebagai berikut: 1. Industri Besar : adalah perusahaan industri yang mempunyai jumlah tenaga kerja paling sedikit 100 orang. 2. Industri Sedang : adalah perusahaan industri yang mempunyai jumlah tenaga kerja antara orang. 3. Industri Kecil : adalah perusahaan industri yang mempunyai jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang. 4. Industri RT : adalah perusahaan industri yang mempunyai jumlah tenaga kerja antara 1-4 orang. Perubahan tahun dasar 2000 menjadi tahun 2010 mengaplikasikan SNA Penerapan ini berdampak pada peningkatan level PDRB, karena ada perubahan konsep, penambahan cakupan dan perbaikan data. Perubahan konsep contohnya hasil industri yang dikonsumsi sendiri ikut diperhitungkan nilainya sebagai output. Penambahan cakupan contohnya masuknya industri pengilangan migas walaupun sifatnya hanya sebagai bahan studi. Perbaikan data contohnya untuk industri pengolahan tembakau, cukai yang diberikan dimasukkan sebagai output pada industri tersebut, dan lain sebagainya. Dengan SNA 2008, lapangan usaha industri pengolahan meliputi 16 sub lapangan usaha yaitu: industri batubara dan pengilangan minyak; industri makanan, minuman, industri tembakau; industri tekstil dan pakaian jadi; industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki; industri kayu, barang dari kayu, gabus,anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya; 88 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

123 BAB IV : Ulasan Singkat industri kertas dan barang dari kertas, percetakan; industri kimia, farmasi dan obat tradisional; industri barang dari karet dan plastik; industri barang galian bukan logam; industri logam dasar; industri barang dari logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik; industri mesin dan perlengkapan; industri alat angkutan; industri furniture; dan industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan. Nilai Tambah Bruto (NTB) lapangan usahaindustri pengolahan pada tahun 2014tercatat sebesar ,09 juta rupiah adh berlaku, memberikan konstribusi terhadap PDRB sebesar 11,41 persen. Sedangkan menurut harga konstan nilai tambah brutonya tercatat sebesar ,13 juta rupiah dan memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 10,97 persen. Jika dibandingkan dengan tahun 2013 sumbangan terhadap PDRB tahun 2014 mengalami sedikit peningkatan baik menurut harga berlaku maupun harga konstan. Sedangkan pertumbuhan sub kategori industri pengolahan tercatat sebesar 23,42 persen adh berlaku dan 14,46 persen adh konstan. Berikut ini adalah jenis industri yang cukup dominan di Kabupaten Blora, antara lain: industri makanan dan minuman. Pada tahun 2014 mempunyai kontribusi terhadap lapangan usaha industri pengolahan sebesar 48,80 persen adh berlaku atau senilai ,50 juta rupiah dan 48,14 persen adh konstan atau senilai ,03 juta rupiah. Dan pada tahun yang sama nilai tambah brutonya tercatat sebesar 17,82 persen, jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Kegiatan yang masuk dalam industri makanan dan minuman beberapa diantaranya adalah industri tahu tempe, indutri roti, industri krupuk dan lain sebagainya. Yang kedua adalah industri pengolahan tembakau. Industri ini pada tahun 2014 memiliki nilai tambah bruto sebesar ,33 juta Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

124 BAB IV : Ulasan Singkat rupiah adh berlaku dan ,87 juta rupiah adh konstan, dan memberikan kontribusi terhadap lapangan usahanya sebesar 22,76 persen (adh berlaku). Dan pertumbuhan nilai tambah brutonya tercatat sebesar 22,55 persen. Industri kayu, barang dari kayu, gabus, barang dari anyaman bambu, rotan dan sejenisnya merupakan industri dominan yang ketiga yang ada di Kabupaten Blora. Industri ini pada tahun 2014 mempunyai kontribusi di lapangan usaha industri pengolahan sebesar 10,39 persen adh berlaku dan 10,07 persen adh konstan. Dengan nilai tambah bruto sebesar ,62 juta rupiah adh berlaku dan ,16 adh konstan. Serta pada tahun yang sama tercatat tumbuh sebesar 8,01 persen. Dan Industri barang galian bukan logam diurutan berikutnya. Pada tahun 2014 mempunyai sumbangan terhadap lapangan usahanya sebesar 3,73 persen adh berlaku dan 3,76 persen adh konstan. Dengan nilai tambah bruto tercatat sebesar ,21 juta rupah adh berlaku dan ,63 adh konstan. Yang termasuk industri barang galian bukan logam antara lain: industri batu bata, genteng, gerabah dari tanah dan lain sebagainya Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas Lapangan usaha ini terbagi menjadi dua sub lapangan usaha, sub lapangan usaha ketenagalistrikan dan sub lapangan usaha pengadaan gas dan produksi es. Penghitungan nilai tambah bruto ketenagalistrikan adalah listrik yang terjual dikurangi dengan subsidi yang diterima, sedangkan pengadaan gas tidak dijumpai di Blora, yang ada pada sub lapangan usaha ini hanya produksi es. 90 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

125 BAB IV : Ulasan Singkat Pertumbuhan lapangan usaha pengadaan listrik dan gas pada tahun 2014 tercatat sebesar 3,95 persen adhberlaku dan 3,22 persen adhkonstan. Kontribusi lapangan usaha ini terhadap PDRB Kabupaten Blora tahun 2014masih rendah, tercatat sebesar 0,06 persen adhberlaku dan 0,08 persen adhkonstan. Meskipun sumbangan dari kategori ini terhadap PDRB relatif kecil, tetapi merupakan lapangan usaha yang sangat vital untuk mendukung keberlangsungan hidup masyarakat. Tabel : Jumlah Pelanggan Listrik PLN Di Kabupaten Blora Tahun Tahun Listrik PLN (1) (2) Peningkatan jumlah pelanggan listrik berdampak positif pada pertumbuhan di sub lapangan usaha ketenagalistrikan.dan semakin banyak pelanggan, listrik yang terjual akan semakin besar. Kondisi tersebut akan meningkatkan nilai tambah bruto pada kegiatan tersebut. Pada tahun 2014, nilai tambah bruto sub lapangan usahaketenagalistrikan adh berlaku tercatat sebesar 9.560,64 juta rupiah dan mengalami pertumbuhan sebesar 3,85 persen. Dan nilai untuk harga konstan tercatat sebesar ,62 juta rupiah dan tumbuh sebesar 3,19 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

126 BAB IV : Ulasan Singkat persen. Kontribusi sub lapangan usaha ini terhadap lapangan usahanya tercatat sebesar 98,31 persen adhberlaku dan 98,85 persen adhkonstan. Untuk sub lapangan usaha pengadaan gas dan produksi es kontribusinya masih sangat kecil baik terhadap PDRB kabupaten maupun terhadap lapangan usahanya. Pada tahun 2014, sumbangan sub lapangan usahaini terhadap lapangan usahanyatercatat sebesar 1,69 persen adhberlaku dan 1,15 persen adhkonstan. Dengan nilai tambah bruto sebesar 164,50 juta rupiah adh berlaku dan 117,60 juta rupah adh konstan Lapangan Usaha Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang Penerapan SNA 2008 memecah sektor listrik, gas dan air bersih menjadi lapangan usaha pengadaan listrik, gas dan lapangan usaha pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang. Dan penerapan ini dimulai tahun 2010 bersamaan dengan perubahan tahun dasar baru. Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam lapangan usaha ini antara lain pengadaan ir bersih dari PDAM, pamsimas dan pengadaan air swasta lainnya. Disamping itu kegiatan pengelolaan sampah dan daur ulang. Tetapi dari semua kegiatan di atas, hanya dari PDAM yang datanya bisa diperoleh dengan baik, selebihnya hanya melalui estimasi beberapa data pendukung. Pertumbuhan lapangan usaha pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang pada tahun 2014 tercatat sebesar 13,98 persen adh berlaku dan 4,89 persen adh konstan. Kontribusi lapangan usaha ini terhadap PDRB Kabupaten Blora tahun 2014 masih rendah, tercatat hanya sebesar 0,05 persen adh berlaku dan 0,05 persen adhkonstan. Meskipun sumbangan dari kategori ini terhadap PDRB relatif 92 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

127 BAB IV : Ulasan Singkat kecil, tetapi merupakan lapangan usaha yang cukup vital untuk mendukung keberlangsungan hidup masyarakat. Tabel : Jumlah Pelanggan PDAM Di Kabupaten Blora Tahun Tahun P D A M (1) (2) Pertumbuhan penduduk berpengaruh terhadap penignkatan jumlah pelanggan PDAM, dan kecenderungan setiap tahun jumlah pelanggan PDAM terus meningkat. Pada tahun 2014, jumlah pelanggan PDAM meningkat sebesar 5,76 persen, yang berimbas pada nilai tambah bruto di lapangan usaha ini. Sedangkan untuk penghitungan kegiatan pengelolaan sampah dan daur ulang sifatnya masih sangat kasar, karena ketidaktersediaan data oleh dinas/instansi atau lembaga. Disisi lain kegiatan pencataan untuk tersebut juga masih sangat lemah. Perluasan jaringan pada daerah yang sering dilanda kekurangan air bersih pada saat musim kemarau diharapkan akab bisa menambah nilai tambah bruto, tetapi disisi lain sering muncul kendala terutama pada ketersediaan air baku, dimanapada musim kemarau pada beberapa waduk di Kabupaten Blora yang menjadi air baku PDAM debit airnyamenurun bahkan ada yang mengalami kekeringan, akibatnya jumlah pemakaian air oleh masyarakatjuga ikut menurun. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

128 BAB IV : Ulasan Singkat Lapangan Usaha Bangunan/Konstruksi Kegiatan konstruksi diprediksi akan terus tumbuh cukup baik dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini didorong oleh kebutuhan manusia akan infrastruktur yang lebih baik. Pertumbuhan penduduk yang membutuhkan tempat tinggal, kebutuhan pengusaha akan tempat usaha dan program-program pemerintah dalam membangunan sarana dan prasarana umum, baik jalan, jembatan maupun gedung dan konstruksi lainnya. Nilai tambah bruto lapangan usaha ini masih didominasi kegiatan konstruksi swasta, baik oleh masyarakat maupun oleh dunia usaha. Sedangkan peran pemerintah prosentase masih lebih rendah. Tetapi walaupun demikian peran pemerintah sebagai pendorong pembangunan melalui pembangunan infrastruktur terutama jalan dan jembatan tidak bisa diabaikan. Belanja modal pemerintah daerah untuk kegiatan konstruksi tahun 2014 meningkat 15,80 persen, dari 237,23 milyar rupiah menjadi 272,39 milyar rupiah. Hampir seperempat dari output konstruksi selama tahun tersebut. Pada tahun 2014 lapangan usaha bangunan tumbuh 6,01 persen, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,96 persen. Dengan nilai tambah bruto ,34 adh berlaku dan ,99 juta rupiah adh konstan. Kontribusi lapangan usaha initahun 2014 juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dari 4,12 persen di tahun 2013 menjadi 4,32 persen adh berlaku,sedangkan adhkonstankontribusi terhadap PDRB meningkat dari 4,18 persen di tahun 2013 menjadi 4,24 persen pada tahun Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

129 BAB IV : Ulasan Singkat Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Lapangan usaha ini terdiri atas dua sub lapangan usaha perdagangan mobil, sepeda motor dan reparasinya dan sub lapangan, yaitu: usaha perdagangan besar dan eceran. Perhitungan nilai tambah bruto (ntb) lapangan ini memakai metode arus barang yaitu dengan cara menghitung besarnya nilai komoditi lapangan usaha pertanian, industri, penggalian dan barang/jasa yang diperdagangkan dari luar wilayah Kabupaten Blora. Metode arus barang yang digunakan pada saat ini masih dipertahankan karena belum ada metode lain yang lebih represetatif. Lapangan usaha ini merupakan lapangan usaha yang cukup potensial karena kontribusi yang diberikan lapangan usaha ini menduduki peringkat kedua setelah kategori pertanian. Pada tahun 2014, nilai tambah bruto lapangan usaha ini adh berlaku tercatat sebesar ,45 juta rupiah dengan share terhadap PDRB Kabupaten tercatat sebesar 16,70 persen. Sedangkan adh konstan di tahun yang sama, nilai tambahnya sebesar ,83 juta rupiah dengan pertumbuhan nilai tambah bruto sebesar 6,86 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 5,31 persen Sub Lapangan Usaha Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya. Perkembangan tingkat kemakmuran penduduk biasanya diiringi dengan pertambahan akan kepemilikan kendaraan bermotor, selain yang untuk kegiatan usaha. Dari tabel dibawah terlihat perkembangan jumlah kendaraan yang cenderung terus bertambah, apalagi sepeda motor. Nilai tambah bruto sub lapangan usaha ini adalah margin dari perdagangan kendaraan bermotor dan jasa reparasinya. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

130 BAB IV : Ulasan Singkat Tabel : Jumlah Kendaraan BermotorDi Kabupaten Blora Tahun Jenis Tahun (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Mobil penumpang Mobil beban Bus/Micro bus Sepeda motor Jumlah Sumber: Blora Dalam Angka Tahun 2015 Kontribusi sub lapangan usaha ini terhadap lapangan usahanya di tahun 2014 tercatat sebesar 30,09 persen adhberlaku dengan nilai tambah brutonya sebesar ,21 juta rupiah.untuk harga konstannya, kontribusi kategori ini terhadap PDRB tercatat sebesar 25,95 persen dengan nilai tambah bruto sebesar ,25 juta rupiah. Sedangkan pertumbuhan di tahun 2014, tercatat sebesar 8,52 persen adhberlaku dan 6,86 persen adhkonstan Sub Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran. Sub lapangan usaha ini pada tahun 2014 memiliki nilai tambah bruto sebesar ,24 juta rupiah adh berlaku dan ,58 juta rupiah adh konstan, denga kontribusi terhadap lapangan usahanya tercatat sebesar 69,91 persen adh berlaku dan 74,05 persen adh konstan. Pertumbuhan nilai tambah bruto adh konstan tercatat sebesar 6,29 persen. 96 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

131 BAB IV : Ulasan Singkat Nilai tambah bruto diperoleh dari margin barang yang diperdagangkan dari lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan, lapangan usaha pertambangan/penggalian dan lapangan industri pengolahan serta margin barang perdagangan yang berasal dari luar wilayah. Sehingga pertumbuhan sub lapangan usaha ini disamping karena pertumbuhan lapangan usaha primer ditambah lapangan usaha industri pengolahan, juga sangat dipengaruhi pertumbuhan jumlah penduduk, kemampuan daya beli dan gaya hidup masyarakat Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan Lapangan usaha angkutan dan pergudanganterdiri atas enam sub lapangan usaha, yaitu sub lapangan usahaangkutan rel, angkutan darat, sub lapangan usaha angkutan sungai, danau dan penyeberangan dan sub lapangan usaha pergudangan dan jasa penunjang angkutan, pos dan kurir, sedangkan yang tidak ada kegiatannya di Blora adalah sub lapangan usaha angkutan laut dan angkutan udara. Nilai tambah bruto lapangan usaha ini pada tahun 2014 tercatat sebesar ,22 juta rupiah adh berlaku dan ,59 juta rupiah adh konstan atau tumbuh sebesar 10,57 persen. Sumbangan kategori ini terhadap PDRB tercatat sebesar 2,76 persen adh berlaku dan 3,12 persen adh konstan Sub Lapangan Usaha Angkutan Rel Angkutan transportasi darat saat ini dikembangkan dengan 2 jenis moda angkutan, yaitu moda angkutan jalan raya dan moda angkutan jalan rel/kereta api. Perkembangan perkeretaapian terus berjalan termasuk dalam rancang bangun, teknologi komunikasi dan informasi, dan teknologi bahan. Hal ini membawa pula perkembangan sarana dan Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

132 BAB IV : Ulasan Singkat prasarana kereta api. Wilayah Blora dilalui oleh angkutan kereta api, utamanya di kecamatan-kecamatan sebelah selatan, yaitu Kecamatan Jati, Randublatung, Kedungtuban dan Cepu. Ada perbaikan pelayanan kereta api akhir-akhir ini, sehingga peminat angkutan ini terus bertambah. Tabel : Jumlah Penumpang Kereta ApiDi Kabupaten Blora Tahun Sumber: Blora Dalam Angka Tahun 2015 Pada tahun 2014, nilai tambah bruto sub lapangan usaha ini tercatat sebesar ,91 juta rupiah adh berlaku dan 6.924,18 adh konstan, dengan share terhadap lapangan usahanya tercatat sebesar 2,74 persen adh berlaku dengan pertumbuhan sebesar 38,74 persen adh konstan Sub Lapangan Usaha Angkutan Darat Sub lapangan usahaangkutan darat terdiri atas angkutan orang dan barang seperti angkutan bus/mini bus, angkutan truk dan angkutan orang dan barang lainnya. Peran angkutan ini sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Infrastruktur terutama jalan, menjadi tantangan tersendiri dalam pengelolaan kegiatan ini. Tetapi disisi lain ada kendala-kendala yang ditemui dalam 98 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

133 BAB IV : Ulasan Singkat perjalanannya, yaitu kenaikan harga bahan bakar minyak dan kenaikan komponen atau suku cadang kendaraan bermotor. Pada tahun 2014lapangan usaha ini mengalami pertumbuhan yang cukup baik, yaitu sebesar 10,07 persen adh konstan,dengan nilai tambah bruto sebesar ,97 juta rupiah adh berlaku dan ,81 juta rupiah adh konstan. Sedangkan kontribusi terhadap lapangan usahanya tercatat sebesar 94,42 persen adhberlaku Sub Lapangan Usaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan dan Sub Lapangan Usaha Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir Sub lapangan usaha penyeberangan di Kabupaten Blora ada di Kecamatan Kedungtuban dan Kradenan, berupa penyeberangan sungai bengawan solo. Sedangkan lainnya berupa angkutan wisata yang ada di waduk Tempuran dan waduk Greneng. Sumbangan sub lapangan usaha ini pada tahun 2014 hanya sebesar 0,07 persen (adh berlaku) terhadap lapangan usahanya dengan nilai tambah bruto sebesar 270,23 juta rupiah adh berlaku dan 208,38 juta rupiah adh konstan. Sub lapangan usaha pergudangan dan jasa penunjang angkutan; pos dan kurir terdiri atas persewaan gudang, terminal, jasa pos dan giro serta kegiatan jasa pengiriman barang. Pada tahun 2014 memberikan kontribusi terhadap lapangan usahanya sebesar 2,78 persen adhberlaku dengan nilai tambah bruto sebesar ,12 juta rupiahadh berlaku sertasebesar 9.123,23 juta rupiah adh konstan. Meskipun kategori angkutan dan komunikasi memberikan kontribusi relatif kecil terhadap total PDRB namun berperan cukup penting terhadap kelancaran kegiatan perekonomian Kabupaten Blora Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

134 BAB IV : Ulasan Singkat khususnya dalam kelancaran distribusi barang dan jasa dari produsen kepada konsumen Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum terdiri atas dua sub lapangan usahanya, yaitu sub lapangan usaha akomodasi dan sub lapangan usaha penyediaan makan minum. Pada tahun 2014 nilai tambah bruto lapangan usaha ini tercatat sebesar ,80 juta rupaih adh berlaku dan ,85 adh konstan, dan memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 3,43 persen (adh berlaku). Pemilihan anggota dewan dan pemilihan presiden cukup mendorong lapangan usaha tersebut bisa tumbuh dengan baik, tercatat sebesar 9,00 persen di tahun Sub lapangan usaha penyediaan akomodasi didominasi oleh kegiatan perhotelan. Jumlah hotel di Kabupaten Blora ada sekitar 32 hotel, yang terdiri atas 4 hotel berbintang dan 28 hotel non bintang. Nilai tambah brutonya dihitunh berdasarakan jumlah malam menginap tamu hotel. Pada tahun 2014 nilai tambah bruto adh berlaku sub lapangan usaha penyediaan akomodasitercatat sebesar sebesar ,72 juta rupiah adh berlaku dan ,64 juta rupiah adh konstan, dengan kontribusi terhadap lapangan usahanya tercatat sebesar 4,28 persen (adh berlaku). Sedangkan pertumbuhan sub lapangan usaha ini pada tahun yang sama tercatat sebesar 10,63 persen (adh konstan). Sub lapangan usaha penyediaan makan minum terdiri dari kegiatan restoran, rumah makan, kedai makan minum termasuk kegiatan perdagangan makanan keliling. Nilai tambah bruto sub lapangan usaha ini di tahun 2014 tercatat sebesar ,08 juta rupiah adh berlaku dan ,21 juta rupiah adh konstan, denga kontribusi terhadap 100 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

135 BAB IV : Ulasan Singkat kategorinya tercatat sebesar 95,72 persen (adh berlaku) dan dengan pertumbuhan nilai tambah bruto sebesar 8,95 persen (adh konstan) Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi Teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan orang dengan cepat mengetahui berita dan dengan cepat pula mengirimkan berita, jadi terciptalah komunikasi yang efektif. Kini teknologi informasi komunikasi memperpendek waktu secara lebih drastis. Suatu berita dapat mencapai keseluruh dunia dalam waktu beberapa menit lewat berita yang cepat dari berbagai penemuan. Demikianlah teknologi informasi mempengaruhi berbagai segi kehidupan.teknolgi informasi menyebabkan komunikasi jarak jauh dapat dilakukan dengan mudah. Dan juga menyebabkan informasi tentang keadaan konsumen, harga bahan mentah dan keadaan pasar di semua negara dapat diketahui dengan mudah dan cepat. Pada tahun 2014 lapangan usaha ini memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 1,10 persen (adhberlaku) dengan nilai tambah bruto sebesar ,55 juta rupiahdan ,37 juta rupiah adh konstan, dengan pertumbuhan nilai tambah bruto sebesar 13,03 persen adh konstan Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi Lapangan usaha ini terdiri dari beberapa sub lapangan usaha yaitu sub lapangan usaha jasa perantara keuangan, sub lapangan usaha asuransi dan dana pensiun, sub lapangan usaha jasa keuangan lainnya dan sub lapangan usaha jasa penunjang keuangan. Nilai tambah bruto lapangan usaha ini pada tahun 2014 tercatat sebesar ,28 juta rupiah adh berlaku dan ,37 juta rupiah adh konstan. Pertumbuhan kategori ini pada tahun tersebut sebesar 6,99 persen Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

136 BAB IV : Ulasan Singkat (adhkonstan), sedangkan sumbangan terhadap PDRB sebesar 3,23 persen(adhkonstan). - Sub lapangan usaha jasa perantara keuangan. Kegiatan yang termasuk dalam sub lapangan usaha ini adalah kegiatan perbankan termasuk bank perkreditan rakyat. Nilai tambah sub lapangan usaha ini pada tahun 2014tercatat sebesar ,52 juta rupiah adh berlaku dan ,06 juta rupiah adh konstan sehingga memberi kontribusi terhadap lapangan usahanya sebesar 74,06 (adh berlaku). Dengan pertumbuhan yang bagus, yaitu sebesar 5,17 persen(adhkonstan). Pertumbuhan positif ini menggambarkan roda perekonomian di Kabupaten Blora masih cukup bagus, yang terlihat dari besaran kredit yang dikeluarkan oleh perbankan yangterus meningkat. -Sub lapangan usaha asuransi dan dana pensiun. Yang termasuk dalam sub lapangan usaha ini adalah kegiatan asuransi, baik asuransi jiwa maupunn asuransi lainnya (asuransi kesehatan, asuransi pendidikan dan lainnya), serta lembaga dana pensiun yang diselenggarakan oleh perbankan maupun oleh lembaga asuransi. Peran sub lapangan usaha ini masih cukup kecil baik terhadap lapangan usahanya maupun terhadap total PDRB. Pada tahun 2014nilai tambah bruto sub lapangan usaha ini sebesar 3.378,04 juta rupiah adh berlaku dan 2.884,37 juta rupiah adh konstan. Kontribusi sub lapangan usaha ini terhadap lapangan usahannya tercatat sebesar 0,69 persen (adh berlaku). - Sub lapangan usaha jasa keuangan lainnya. Sub lapangan usaha ini antara lain adalah koperasi simpan pinjam, pegadaian, lembaga pembiayaan, leasing dan jasa keuangan lainnya. Pada tahun Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

137 BAB IV : Ulasan Singkat kontribusi sub lapangan usaha ini terhadap lapangan usahanya tercatat sebesar 25,25 persen (adh berlaku), dengan nilai tambah bruto tercatat sebesar ,39 juta rupiah adh berlaku dan ,78 juta rupiah adh konstan. Dan tumbuh sebesar 11,92 persen (adh konstan). - Sub kategori jasa penunjang keuangan, terdiri atas kegiatan money changer, agen asuransi, debt collector dan lainnya.pada tahun 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 14,29 persen (adhkonstan). Dengan nilai tambah bruto sebesar 6,33 juta rupiah adh berlaku dan 5,16 juta rupiah adh konstan, sehingga kontribusi sub lapangan usaha ini sangatlah kecil baik terhadap lapangan usahanya maupun terhadap PDRB Lapangan Usaha Real Estate Dengan penerapan SNA 2008, kegiatan real estate menjadi lapangan usaha sendiri, dimana sebelumnya merupakan bagian dari sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Lapangan usaha ini didominasi oleh kepemilikan properti yang dimiliki oleh masyarakat. Kepemilikan properti oleh rumah tangga dihitung sebagai output, sesuai konsep Owner Occupied Dwelling (OOD), yaitu mengestimasi output properti yang digunakan oleh rumah tangga sendiri. Selain itu persewaan properti seperti bangunan tempat tinggal dan bangunan untuk usaha juga masuk di dalam lapangan usaha ini. Pada tahun 2014 kontribusi lapangan usaha ini terhadap PDRB tercatat sebesar 1,37 persen (adh berlaku), dengan nilai tambah bruto tercatat sebesar ,44 juta rupiah adh berlaku dan ,14 juta rupiah adh konstan. Dan tumbuh sebesar 8,82 persen (adh konstan). Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

138 BAB IV : Ulasan Singkat Lapangan Usaha Jasa Perusahaan Kegiatan yang masuk dalam lapangan usaha ini antara lain: jasa hukum dan akuntansi, jasa ahli, tehnis dan jasa bisnis lainnya, jasa persewaan (persewaan alat pesta, persewaan alat-alat pertanian dan sebagainya), juga jasa pendukung lainnya seperti jasa penyaluran tenaga kerja, biro perjalanan wisata, jasa fotocopy dan lain sebagainya. Pada tahun 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 10,60 persen (adhkonstan). Dengan nilai tambah bruto sebesar ,21 juta rupiah adh berlaku dan ,76 juta rupiah adh konstan, sehingga kontribusi terhadap PDRB sebesar 0,30 persen (adh berlaku) Lapangan Usaha Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Belanja pemerintah terdiri atas gaji dan belanja rutin lainnya, masuk sebagai nilai tambah lapangan usaha ini. Belanja yang dimaksud tidak hanya belanja pemerintah daerah (kabupaten dan propinsi) saja, tetapi juga belanja instansi/lembaga pemerintah pusat yang ada di daerah. Tabel : Realisasi APBD Kabupaten Blora Tahun Rincian Item (1) (2) (3) A. Pendapatan Daerah Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan Lain Pendapatan yang Sah Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

139 BAB IV : Ulasan Singkat Rincian Item (1) (2) (3) B. Belanja Belanja Pegawai Belanja Barang Jasa Belanja Modal Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bagi Hasil Belanja Bantuan Keuangan Belanja Bantuan Sosial Belanja Tidak Terduga 0 0 Sumber: Blora Dalam Angka Tahun 2015 Pada tahun 2014 nilai tambah lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib tercatat sebesar ,85 juta rupiah adh berlaku dan ,05 adh konstan. Sumbangan terhadap PDRB tercatat sebesar 3,81 persen (adh berlaku) dan pada tahun yang samalapangan usaha ini tumbuh sebesar 2,04 persen (adh konstan) Lapangan Usaha Jasa Pendidikan Jasa pendidikan dimana untuk penghitungan PDRB tahun dasar 2000 yang dihitung hanya untuk kegiatan jasa pendidikan yang dikelola oleh swasta, tetapi dengan penerapan SNA 2008 jasa pendidikan yang dihitung tidak hanya yang dikelola oleh swasta, tetapi dana-dana pendidikan yang bersumber dari pemerintah untuk kegiatan pendidikan swasta juga ikut dihitung nilai tambahnya. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

140 BAB IV : Ulasan Singkat Wajib belajar 12 tahun dan amanat undang-undang yang mewajibkan 20 persen APBN untuk pendidikan sangat berdampak pada level PDRB. Peran atau sumbangan lapangan usaha ini terhadap PDRB naik secara signifikan. Tabel : Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Kabupaten Blora Tahun Sekolah Murid Guru Kecamatan School Students Teacher District PN Non Negeri Swasta Negeri Swasta PNS PNS (1) (2) (3) (3) (4) (5) (6) Nilai tambah bruto lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan soisal wajib pada tahun 2014tercatat sebesar ,09 juta rupiah adh berlaku dan ,66 juta rupiah adh konstan, sumbangan lapangan usaha ini terhadap PDRB sebesar 6,45 persen (adhberlaku) dan pertumbuhan nilai tambah bruto pada tahun yang sama sebesar 12,76 persen (adh konstan) Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Pembangunan tidak akan mungkin berhasil tanpa tersedianya salah satu modal dasar yaitu kesehatan masyarakat. Pembangunan kesehatan selama beberapa dekade terakhir diakui cukup berhasil, terutama pembangunan 106 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

141 BAB IV : Ulasan Singkat infrastruktur kesehatan yang telah menyentuh hampir seluruh kecamatan bahkan sampai pedesaan. Niilai tambah bruto lapangan usaha ini terdiri atas kegiatan jasa kesehatan rumah sakit, balai pengobatan, dokter dan bidan serta pelayanan kesehatan lainnya yang dilakukan oleh masyarakat. Pada tahun 2014 pertumbuhan nilai tambah kegiatan ini tercatat sebesar 12,19 persen (adhkonstan), dengan nilai tambah bruto sebesar ,12 juta rupiah adh berlaku dan ,34 juta rupiah adh konstan. Sumbangan kegiatan ini terhadap PDRB adalah sebesar 0,96 persen (adhberlaku) Lapangan Usaha Jasa Lainnya Lingkup kegiatan lapangan usaha jasa lainnya sangat banyak, antara lain: a. Jasa kesenian hiburan dan rekreasi, yang terdiri dari kegiatan seni pertunjukan, kegiatan pekerja seni, kegiatan hiburan, kegiatan pariwisata, taman budaya, taman nasional, kegiatan olah raga, dan lain sebagainya. b. Jasa reparasi barang-barang rumah tangga, antara lain: reparasi elektronik, reparasi perabot rumah tangga, reparasi perhiasan dan lain sebagainya. c. Jasa perorangan yang melayani rumah tangga, seperti salon kecantikan, tukang pangkas rambut, laundry, jasa permak pakaian dan lain sebagainya. Pada tahun 2014 nilai tambah bruto kegiatan ini tercatat sebesar ,42 juta rupiah adh berlaku dan ,80 juta rupiah adhkonstan. Sedangkan pertumbuhan kegiatan ini pada tahun 2014 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

142 BAB IV : Ulasan Singkat tercatat sebesar 10,49 persen (adhkonstan).dan andil lapangan usaha ini terhadap PDRBTercatat sebesar 2,19 persen (adhberlaku) Prediksi PDRB Prediksi PDRB digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan. Secara umum metode yang digunakan dalam membuat prediksi PDRB adalah melalui penggabungan metode trend pertumbuhan dan rata-rata pertumbuhan selama kurun waktu 10 tahun. Untuk prediksi PDRB pada tahun terdekat dilakukan perbaikan dengan mempertimbangkan data-data produksi awal tahun dan rencana pembangunan tahun tersebut. Besaran PDRB hasil prediksi tahun sebagai berikut: Tabel : Prediksi PDRB Adhb Kab Blora Tahun KATEGOR URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,93 B Pertambangan dan Penggalian , , ,10 C Industri Pengolahan , , ,00 D Pengadaan Listrik dan Gas 9.725, , ,91 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6.890, , ,11 F Konstruksi , , ,80 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Mo , , ,99 H Transportasi dan Pergudangan , , ,32 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , ,67 J Informasi dan Komunikasi , , ,03 K Jasa Keuangan dan Asuransi , , ,64 L Real Estate , , ,69 M,N Jasa Perusahaan , , ,49 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Waji , , ,64 P Jasa Pendidikan , , ,99 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , ,02 R,S,T,U Jasa lainnya , , ,91 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

143 BAB IV : Ulasan Singkat Tabel : Prediksi PDRB Adhk Kab Blora Tahun KATEGOR URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,22 B Pertambangan dan Penggalian , , ,20 C Industri Pengolahan , , ,18 D Pengadaan Listrik dan Gas , , ,97 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6.244, , ,26 F Konstruksi , , ,86 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Mo , , ,97 H Transportasi dan Pergudangan , , ,30 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , ,43 J Informasi dan Komunikasi , , ,19 K Jasa Keuangan dan Asuransi , , ,62 L Real Estate , , ,71 M,N Jasa Perusahaan , , ,17 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Waji , , ,80 P Jasa Pendidikan , , ,09 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , ,82 R,S,T,U Jasa lainnya , , ,67 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI , , ,43 Tabel : Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kab Blora Tahun KATEGOR URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (5,61) 1,07 2,68 B Pertambangan dan Penggalian 5,08 3,72 5,17 C Industri Pengolahan 14,46 4,72 5,07 D Pengadaan Listrik dan Gas 3,22 5,47 5,17 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 4,89 4,64 4,32 F Konstruksi 6,01 6,97 6,68 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Mo 6,86 7,02 7,56 H Transportasi dan Pergudangan 10,57 6,16 5,77 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9,00 5,43 4,97 J Informasi dan Komunikasi 13,03 5,37 4,37 K Jasa Keuangan dan Asuransi 6,99 4,97 5,06 L Real Estate 8,82 4,32 4,14 M,N Jasa Perusahaan 10,60 3,95 4,07 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Waji 2,04 3,49 4,30 P Jasa Pendidikan 12,76 5,42 5,14 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 12,19 6,13 6,82 R,S,T,U Jasa lainnya 10,49 6,87 5,68 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 4,39 4,30 5,03 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

144 BAB IV : Ulasan Singkat Ulasan Singkat PDRB Kecamatan Di dalam perencanaan pembangunan, sangat diperlukan adanya dukungan data dan informasi yang lengkap, valid, dan up to date mengikuti perubahan kondisi yang terjadi. Dengan data yang baik akan dapat diproyeksikan kondisi yang dicita-citakan, dapat ditetapkan targettarget kinerja sebagai patokan pelaksanaan pembangunan sesuai yang direncanakan. Pada akhirnya data akan sangat membantu dalam pemberian nilai bagi prestasi yang telah dicapai, sehingga semakin memperbesar tingkat akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan pemerintahan. Tersedianya data PDRB sampai tingkat kecamatan dapat dapat memberikan gambaran tentang peranan atau posisi masing-masing kecamatankhususnya di bidang ekonomi. Manfaat PDRB Kecamatan diantaranya dapat diketahui kemajuan/pertumbuhan ekonomi masingmasing kecamatan, potensi kecamatan, tingkat kemakmuran kecamatan, tingkat kesenjangan ekonomi antar kecamatan/antar sektoral. Secara lebih rinci, tujuan penyajian PDRB sampai pada tingkat kecamatanadalah : Untuk mengetahui peranan ekonomi masing-masing tingkat kecamatan terhadap perekonomian Kabupaten Blora. Untuk melihat peranan masing-masing sektor ekonomi disetiap kecamatan baik menurut harga berlaku maupun konstan. Untuk mengetahui perbandingan PDRB perkapita antar kecamatan. Metode yang digunakan untuk menghitung PDRB Kecamatan adalah menggunakan metoda tidak langsung yaitu metoda penghitungan 110 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

145 BAB IV : Ulasan Singkat dengan menggunakan data yang bersumber dari masing-masing kecamatan namun hanya digunakan sebagai alokator untuk mengalokasikan PDRB Kabupaten. Besar kecilnya angka PDRB menggambarkan besar kecilnya potensi ekonomi suatu wilayah. Angka PDRB yang besar menunjukkan bahwa wilayah tersebut cukup berpotensi secara ekonomi dan sebaliknya. Karena kecamatan merupakan subsetdari kabupaten, maka semakin besar PDRB di suatu kecamatan maka peran kecamatan tersebut semakin besar dalam menggerakkan ekonomi di wilayah kabupaten. Beberapa kecamatan yang cukup berpotensi di Kabupaten Blora antara lain Kecamatan Blora, Kecamatan Cepu, Kecamatan Randublatung, Ngawen dan Kunduran. Kelima kecamatan tadi cukup berperan dalam menggerakkan ekonomi di Kabupaten Blora, karena sumbangan kelima kecamatan tadi lebih dari separoh dari angka-angka PDRB kabupaten. Atas dasar harga berlaku, pada tahun 2014, PDRB kecamatan tertinggi dicapai oleh Kecamatan Cepu yang tercatat sebesar ,09 juta rupiah diikuti Kecamatan Blora sebesar ,85 juta rupiah dan Kecamatan Ngawen dan Randublatung masing-masing sebesar ,21 juta rupiah dan ,83 juta rupiah. Sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Bogorejo yang tercatat sebesar ,80juta rupiah. Besarnya peran PDRB kecamatan terhadap PDRB Kabupaten dapat dilihat dari persentase distribusi PDRB kecamatan terhadap total PDRB Kabupaten Blora. Kontribusi terbesar disumbang oleh PDRB Kecamatan Cepu sebesar 27,52 persen disusul kemudian Kecamatan Blora sebesar 17,00 persen dan Kecamatan Ngawen dan Randublatung masing-masing sebesar 7,00 persen dan Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

146 BAB IV : Ulasan Singkat 6,94 persen, sedangkan kontribusi PDRB kecamatan lainnya memberikan andil berkisar antara 1,64 persen, yaitu Kecamatan Bogorejo hingga 6,55 persen, yaitu di Kecamatan Kunduran. Sedangkan PDRB menurut harga konstan (2010=100), pada tahun 2014 PDRB kecamatan tertinggi masihdi Kecamatan Cepu dengan nilai PDRB sebesar ,54 juta rupiah, kemudian diikuti PDRB Kecamatan Blora dengan nilai sebesar ,37 juta rupiah, dan Kecamatan Ngawen dan Randublatung masing-masing sebesar ,80 juta rupiah dan ,69 juta rupiah, sedangkan PDRB terendah ada di Kecamatan Bogorejo dengan nilai sebesar ,25 juta rupiah. Dengan andil terhadap PDRB kabupaten terbesar adalah Kecamatan Cepu yaitu sebesar 27,99 persen, diikuti Kecamatan Blora sebesar 17,27 persen dan Kecamatan Ngawen dan Randublatung masing-masing sebesar 7,09dan 6,94 persen, sedangkan terendah ditunjukkan oleh Kecamatan Bogorejo 1,62 persen. Laju pertumbuhan PDRB kecamatan tahun 2014, menunjukan angka yang bervariasi baik menurut harga berlaku maupun harga konstan. Menurut harga berlaku, laju pertumbuhan ekonomi kecamatan berkisar antara 15,34 persen sampai 6,31 persen. Laju pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh Kecamatan Cepu dengan laju pertumbuhan sebesar 15,34 persen, diikuti oleh Kecamatan Blora dan Tunjungan yang masing-masing tumbuh sebesar 12,78 persen dan 12,44 persen. Sedangkan Kecamatan dengan laju pertumbuhan terkecil dialami oleh Kecamatan Kedungtuban yang tumbuh sebesar 6,31 persen. Menurut harga konstan, laju pertumbuhan ekonomi kecamatan berkisar antara 7,08 persen sampai 0,36 persen. Laju pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh Kecamatan Blora dengan pertumbuhan 112 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

147 BAB IV : Ulasan Singkat sebesar 7,08 persen, diikuti oleh Kecamatan Cepu yang tumbuh sebesar 6,00 persen. Sedangkan Kecamatan dengan laju pertumbuhan terendah terjadi di Kecamatan Kedungtuban yang mengalami pertumbuhan sebesar 0,36 persen. Untuk PDRB perkapita kecamatan menurut harga berlaku yang tertinggi dicapai oleh Kecamatan Cepu yakni sebesar rupiah disusul Kecamatan Blora yaitu sebesar rupiah dan Kecamatan Ngawen yang tercatat sebesar rupiah, dan yang terendah adalah Kecamatan Banjarejo yakni sebesar rupiah. Besarnya PDRB perkapita tersebut perlu dicermati dengan hati-hati karena belum tentu angka yang besar tersebut merupakan kondisi pendapatan perkapita yang sebenarnya, dikarenakan angka PDRB perkapita tersebut masih termasuk output yang dimiliki oleh penduduk luar wilayah kecamatan yang bersangkutan. Sebagai ilustrasi di Kecamatan Cepu, PDRB perkapita yang dapat diartikan bahwa rata-rata nilai tambah produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap penduduk Kecamatan Cepu yang hampir mencapai 57 juta, belum tentu seluruhnya dinikmati oleh penduduk Kecamatan Cepu, namun nilai tambah tersebut juga dinikmati oleh investor luar daerah atau investor luar negeri yang turut mengelola perekonomian di Kecamatan Cepu. 1. Kecamatan Jati Pada tahun 2014, PDRB Kecamatan Jatitercatat sebesar ,87 juta rupiah adh berlaku dan ,97 juta rupiah adh konstan. Dari angka tersebut, PDRB perkapita adhberlakunya tercatat sebesar rupiah sedangkan adhkonstan sebesar rupiah. PDRB Kecamatan Jati memberikan kontribusi sebesar Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

148 BAB IV : Ulasan Singkat 2,93persen terhadap PDRB Kabupaten adhberlakudan 2.87 persen terhadap PDRB Kabupaten adh konstan. Sumbangan terbesar terhadap total PDRB Kecamatan Jatiadh berlaku adalah lapangan usaha pertanian sebesar 52,08 persen, diikuti perdagangan besar, eceran sebesar 10,62 persen dan lapangan usaha konstruksi sebesar 8,94 persen, sedangkan sumbangan terkecil dari lapangan usaha pengadaan air yang hanya sebesar 0,01 persen. Menurut harga konstan, sumbangan terbesar terhadap total PDRB Kecamatan Jati masih di lapangan usaha pertanian yang tercatat sebesar 49,86 persen, diikuti lapangan usaha perdagangan sebesar 11,83 persen dan lapangan usaha konstruksi sebesar 8,94 persen, sedangkan sumbangan terkecil dari lapangan usaha pengadaan air yang hanya sebesar 0,02 persen. Pertumbuhan PDRB Kecamatan Jati adh konstan tahun 2014 adalah sebesar 0,97 persen, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 3,35 persen. Dengan pertumbuhan lapangan usaha tertinggi adalah lapangan usaha yang mencapai 14,63 persen, diikuti oleh lapangan usaha informasi komunikasi yang tercatat sebesar 13,05 persen dan terendah adalah lapangan usahapertanianyang tumbuh sebesar minus 5,11 persen. 2. Kecamatan Randublatung Kontribusi PDRB adhberlaku Kecamatan Randublatung terhadap PDRB Kabupaten pada tahun 2014 tercatat sebesar 6,94 persen,sedangkan menurut harga konstannya tercatat sebesar 6,94 persen. Dengan pertumbuhan PDRB adhberlaku adalah sebesar 7,17 persen, dari ,83 juta rupiah di tahun 2013 menjadi ,76 juta rupiah di tahun Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

149 BAB IV : Ulasan Singkat Apabila dinilai dengan harga konstan, maka nilai PDRB Kecamatan Randublatung tahun 2014 tercatat sebesar ,69 juta rupiah, meningkat dibanding angka PDRB tahun 2013 yang tercatat sebesar ,92 juta rupiah, sehingga terjadi pertumbuhan sebesar 1,36 persen. Pertumbuhan lapangan usaha tertinggi adalah lapangan usahaindustri pengolahan yang tercatat sebesar 15,21 persen dan terendah sektor pertanian yang menunjukkan pertumbuhan sebesar minus 6,47 persen. Untuk PDRB perkapita, pada tahun 2014 tercatat sebesar rupiah adh berlaku dan adh konstan. Struktur PDRB Kecamatan Randublatung memperlihatkan adanya tiga lapangan usaha utama yang dominan dilihat dari sumbangannya. Sumbangan terbesar terhadap total PDRB kecamatan adh berlaku adalah lapangan usaha pertanian yang tercatat sebesar 48,09 persen, Lapangan usaha perdagangan sebesar 14,11 persen dan lapangan usaha industri pengolahan yang tercatat sebesar 8,04 persen, sedangkan terkecil adalah sumbangan dari lapangan usaha pengadaan listrik, gas yang hanya sebesar 0,06 persen. Menurut harga konstan, sumbangan terbesar terhadap total PDRB kecamatan adalah lapangan usaha pertanian yang tercatat sebesar 46,35 persen, disusul lapangan usaha perdagangan sebesar 15,22 persen dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 7,69 persen, sedangkan terkecil adalah sumbangan dari lapangan usaha pengadaan listrik, gas yang hanya sebesar 0,05 persen. 3. Kecamatan Kradenan Kecamatan Kradenan merupakan salah satu wilayahyang berlokasi di tapal batas dengan Propinsi Jawa Timur, memiliki sumberdaya alam yang cukup memadai khususnya di bidang Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

150 BAB IV : Ulasan Singkat pertanian.dengan kondisi tersebut tentu saja Kecamatan Kradenan memiliki peran yang cukup penting dalam memberikan sumbangan terhadap perkembangan perekonomian di Kabupaten Blora. Pada tahun 2014, PDRB Kecamatan Kradenan adhberlakutercatat sebesar ,88 juta rupiah atau naik sebesar 6,84 persen apabila dibandingkan dengan tahun 2013 yang tercatat sebesar ,21 juta rupiah, dan memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Blora sebesar 2,83 persen. Sumbangan lapangan usaha terbesar PDRB kecamatan Kradenan adalah lapangan usaha pertanian yang tercatat sebesar 54,48 persen, lapangan usaha perdagangan sebesar 9,64 persen dan lapangan usaha pertambangan penggalian sebesar 6,46 persen, sedangkan terkecil adalah sumbangan dari lapangan usaha pengadaan listrik, gas yang hanya sebesar 0,07 persen. Apabila dinilai dengan harga konstan, tahun 2014 PDRB Kecamatan Kradenan memberikan kontribusi terhadap total PDRB Kabupaten sebesar 2,73 persen, dengan nilai PDRB mencapai ,37 juta rupiah, naik dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar ,88 juta rupiah yang berarti mengalami pertumbuhan sebesar 0,75 persen. Pertumbuhan lapangan usaha tertinggi adalah lapangan usaha industri pengolahan, yang tumbuh sebesar 12,77 persen dan terendah adalah lapangan usahapertanian yang tumbuh sebesar minus 5,31 persen. Struktur PDRB Kecamatan Kradenan adhkonstan memperlihatkan adanya tiga lapangan usaha yang dominan yaitu lapangan usaha pertanian sebesar 51,93 persen, lapangan usaha perdagangan sebesar 11,07 persen dan lapangan usahapertabangan penggalian, yaitu sebesar 6,54 persen. Dan untuk melihat tingkat kemakmuran 116 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

151 BAB IV : Ulasan Singkat masyarakat secara kasar Kecamatan Kradenan dapat dilihat dari PDRB Perkapita yang mencapai ,79 rupiah adhberlaku dan ,75 rupiah adhkonstan. 4. Kecamatan Kedungtuban PDRB Kecamatan Kedungtuban adh berlaku pada tahun 2014 tercatat sebesar ,81 juta rupiah, meningkat 6,31 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar ,37 juta rupiah. Sedangkan PDRB perkapitanya pada tahun yang sama mencapai rupiah.sumbangan yang diberikan oleh Kecamatan Kedungtuban terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Blora adalah sebesar 4,77 persen. Struktur perekonomian di Kecamatan Kedungtuban sangat tergantung pada lapangan usaha pertanian dimana 57,46 persen PDRB Kecamatan Kedungtuban adh berlaku merupakan sumbangan dari kegiatan dari lapangan usaha ini. Diikuti lapangan usaha perdagangan dan lapangan usaha industri pengolahan yang masing-masing tercatat sebesar 9,00 persen dan 6,41 persen.dan sumbangan terkecil ada pada lapangan usaha pengadaan air yang tercatat sebesar 0,08 persen. Menurut harga konstan, PDRB Kecamatan Kedungtuban pada tahun 2014 mencapai ,10 juta rupiah, lebih tinggi dari tahun 2013 yang tercatat sebesar ,82 juta rupiah, sehingga terjadi pertumbuhan sebesar 0,36 persen. Sedangkan kontribusi terhadap total PDRB Kabupaten malahan turun yang tercatat sebesar 4,65 persen. Pertumbuhan lapangan usaha tertinggi adalah lapangan usaha industri pengolahan yang tercatat sebesar 16,23 persen dan terendah adalah lapangan usahapertanian yang mengalami pertumbuhan sebesar minus 5,93 persen. Pertumbuhan adhkonstan tahun 2014lebih rendah dibandingkan tahun Struktur PDRB adhkonstan Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

152 BAB IV : Ulasan Singkat PDRBKedungtuban memperlihatkan adanya tiga lapangan usaha utama yang dominan yaitu lapangan usaha pertanian sebesar 55,25 persen, lapangan usaha perdagangan sebesar 10,26 persen dan industri pengolahan sebesar 6,09 persen. 5. Kecamatan Cepu Pada tahun 2014, adhberlaku PDRB Kecamatan Cepu memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten sebesar 27,52 persen atau sebesar ,09 juta rupiah, sedangkan struktur perekonomian didominasi oleh lapangan usaha pertambangan penggalian, dimana kontribusi lapangan usaha ini terhadap PDRB kecamatan tercatat sebesar48,74 persen, disusullapangan usaha perdagangan dengan kontribusi sebesar 19,33 persen dan industri pengolahan dengan sharesebesar 7,96 persen. PDRB perkapita adhberlakunya untuk tahun 201 mencapai rupiah lebih tinggi apabila dibandingkan dengan tahun2013yang tercatat sebesar rupiah. Berdasarkan harga konstan, pada tahun 2014 kontribusi PDRB kecamatan Cepu terhadap total Kabupaten Blora adalah sebesar 27,99 persen, atau senilai ,54 juta rupiah, dan tumbuh sebesar6,00 persen.secara lapangan usaha pertumbuhan tertinggi adalah lapangan usahaindustri pengolahan yang tercatat sebesar12,32 persen, diikuti lapangan usaha informasi komunikasi yang tumbuh sebesar 12,17 persen. Adh konstan persentase distribusi PDRB Kecamatan Cepu tertinggi adalah lapangan usaha pertambangan penggalian yang tercatat sebesar 47,59 persen, lapangan usaha perdagangan sebesar21,12 persen dan industri pengolahan sebesar7,40 persen. Sedangkan PDRB perkapita adh konstan tercatat sebesar rupiah lebih besar 118 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

153 BAB IV : Ulasan Singkat apabila dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai rupiah, dimana ini merupakan angka PDRB perkapita kecamatan terbesar di tingkat kabupaten. Besarnya level PDRB Kecamatan Cepu karena adanya perusahaan pertambangan yaitu PT Pertamina EP yang bergerak di bidang pertambangan minyak bumi. Sumbangan kegiatan pertambangan terhadap PDRB Kecamatan Cepu sangatlah besar,sehingga jika produksi sub sektor ini mengalami kenaikan secara signifikan maka besaran PDRB juga akan mengalami kenaikan dan demikian juga sebaliknya. Tabel 4.27 Perbandingan PDRB dengan Migas dan Tanpa MigasDi Kecamatan Cepu Tahun INDIKATOR (1) (2) (3) (4) DGN MIGAS PDRB Adhb (juta rp) , , ,09 PDRB Adhk (juta rp) , , ,54 Kontribusi Thd adhb Kab (%) 26,98 26,52 27,52 Laju Pertumbuhan (%) 5,68 6,90 6,00 TANPA MIGAS PDRB Adhb (juta rp) , , ,46 PDRB Adhk (juta rp) , , ,07 Kontribusi Thd adhb Kab (%) 15,68 15,35 16,10 Laju Pertumbuhan (%) 6,08 6,80 7,84 SELISIH PDRB Adhb (juta rp) , , ,63 PDRB Adhk (juta rp) , , ,47 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

154 BAB IV : Ulasan Singkat Dari tabel diatas terlihat nilai PDRB dengan migas lebih besar dibandingkan tanpa migas. Sedangkan jika dilihat laju pertumbuhannya, PDRB dengan migas cenderung fluktuatif sejalan dengan pertumbuhan PDRB sub sektor minyak dan gas. Pada PDRB tanpa migas laju pertumbuhannya menunjukkan kecenderungan terus meningkat. 6. Kecamatan Sambong Pada tahun 2014 PDRB Kecamatan Sambong adh berlakumempunyai kontribusi terhadap PDRB Kabupaten sebesar 1,77 persen dengan nilai PDRB sebesar ,32 juta rupiah denganpertumbuhan ekonomi sebesar 6,42 persen,sedangkan angka PDRB perkapita tercatat sebesar rupiah, relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan angka rata-rata kabupaten. Struktur perekonomian di Kecamatan Sambong lebih banyak tergantung pada lapangan usaha pertanian yang memberikan kontribusi sebesar49,31 persen sehingga kondisi kemajuan perekonomian secara umum sangat dipengaruhi oleh produksi dari komoditi pertanian.urutan berikutnya yang memberikan sumbangan besar terhadap total PDRB Kecamatan Sambong adalah lapangan usaha perdagangan yang tercatat sebesar 10,09 persen dan lapangan usaha indstri pengolahan yang tercatat sebesar 9,03 persen. Sedangkan menurut harga konstan maka besarnya PDRB Kecamatan Sambong tahun 2014 adalah sebesar ,55 juta rupiah dengan laju pertumbuhan PDRB sebesar 1,08 persen. Secara lapangan usahal pertumbuhan tertinggi adalah lapangan usaha industri pengolahanyang mencapai 13,60 persen, diikutilapangan usaha jasa pendidikan yang tercatat sebesar13,28 persen dan lapangan usaha informasi komunikasi sebesar 12,03 persen. 120 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

155 BAB IV : Ulasan Singkat Untuk persentase distribusi PDRB Kecamatan Sambong tertinggi adalah lapangan usaha pertanian yang tercatat sebesar 45,89 persen, lapangan usaha perdagangan sebesar 11,50 persen dan lapangan usaha industri pengolahan, yakni sebesar 9,27 persen, sedangkan persentase distribusi terendah adalah lapangan usaha 0,03 persen. 7. Kecamatan Jiken Pertumbuhan PDRB Kecamatan Jiken adhberlaku pada tahun 2014 tumbuh sebesar 8,38 persen,dari ,05 juta rupiah di tahun 2013 menjadi ,24 juta rupiah di tahun Dengan PDRB perkapita tercatat sebesar rupiah. Perekonomian Kecamatan Jiken seperti daerah lainnya masih tergantung pada lapangan usaha pertanian dengan distribusi persentase sebesar 43,03 persen, diikuti lapangan usaha perdagangan yang tercatat sebesar 11,87 dan lapangan usaha industri perngolahan yang tercatat sebesar 8,18 persen. Dengan demikian pengaruh produktivitas di sektor pertanian akan berperanan terhadap pertumbuhan perekonomian di Kecamatan Jiken. Persentase distribusi terendah adalah lapangan usaha pengadaan air yang hanya sebesar 0,01 persen. Sedangkan PDRB Kecamatan Jiken adhkonstanpada tahun 2014 besarnya adalah ,61 juta rupiah, tumbuh sebesar 2,45 persen, apabila dibandingkan dengan tahun 2013 yang tercatat sebesar ,43 juta rupiah.pertumbuhan sektoral tertinggiadalahlapangan usaha industri pengolahan yang mengalami pertumbuhan sebesar 14,78 persen diikuti lapangan usaha jasa pendidikan yang tumbuh sebesar 12,84 persen. Tiga sektor yang berpengaruh dalam menggerakkan perekonomiankecamatan Jiken adalah lapangan usaha pertanian, lapangan usaha perdagangan dan lapangan usaha industri pengolahan. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

156 BAB IV : Ulasan Singkat Persentaselapangan usaha pertanian adalah sebesar 40,71 persen, perdagangan sebesar 12,84 persen dan industri pengolahan sebesar 8,26, sedangkan yang terendah adalah lapangan usahapengadaan air yaitu sebesar 0,01 persen. Kontribusi PDRB adhkonstankecamatan Jiken terhadap PDRB Kabupaten adalah sebesar 2,04 persen. 8. Kecamatan Bogorejo PDRB Kecamatan Bogorejoadhberlakutahun 2014 mencapai ,80 juta rupiah atau 1,63 persen terhadap total PDRB kabupaten dan merupakan kontribusi terkecil dibandingkan kecamatan lainnya.pertumbuhan PDRB adh berlaku tahun 2014 tercatat sebesar 7,14 persen, lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai 10,45 persen. Sebagai wilayah pertanian maka distribusi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pertanian yang mencapai 39,69 persen, disusul lapangan usaha perdagangan 18,19 persen sedangkan yang terendah adalah lapangan usaha pengadaan air yakni sebesar 0,02 persen. PDRB perkapita pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 6,75 persen yang dari rupiah ditahun 2013 menjadi rupiahdi tahun Pertumbuhan PDRB adhkonstankecamatan Bogorejo tahun 2014 menunjukkan adanya kenaikan sebesar 1,71 persen, dari senilai ,57 juta rupiah di tahun 2013 menjadi ,25 juta rupiah di tahun 2014, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha industri pengolahan yang tumbuh sebesar 15,73 persen.dari distribusi lapangan usaha memperlihatkan bahwa lapangan usaha pertanian menempati urutan tertinggi dengan kontribusi yaitu 37,84 persen disusul lapangan usaha perdagangan sebesar 19,58 persen, sedangkan yang terkecil adalah lapangan usaha pengadaan air yaitu 0,02 persen. 122 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

157 9. Kecamatan Jepon BAB IV : Ulasan Singkat Kecamatan Jepon adalah salah satu kecamatan yang terletak dekat dengan pusat pemerintahan kabupaten, sehingga merupakan daerah penyangga ibukota Kabupaten.Kontribusi PDRB Kecamatan Jepon adh berlaku terhadap PDRB Kabupatentercatat sebesar 5,28 persen dengan nilai tambah bruto sebesar ,95 juta rupiah. Seperti kecamatan-kecamatan lainnya,sharelapangan usaha pertanian terhadap PDRB adhberlaku masih tinggi yaitu mencapai 33,15 persen, disusul lapangan usaha perdagangan yang mencapai 15,98 persen dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 16,98 persen. Sedangkan pertumbuhan PDRB Kecamatan Jepon adhberlaku tahun 2014 tercatat sebesar 11,59 persen, danbesarnya PDRB perkapita adh berlaku adalah sebesar rupiah. Adhkonstan, PDRB Kecamatan Jepon pada tahun 2014tumbuh sebesar 5,23 persen, dari ,11 juta di tahun 2013 menjadi ,28 juta rupiah di tahun Andil terhadap total PDRB kabupaten sebesar 5,22 persen. Struktur perekonomian memperlihatkan bahwa lapangan usaha pertanian memiliki persentase distribusi terbesar yakni sebesar 31,25 persen, kemudian lapangan usaha perdagangan sebesar 17,69 persen, dandistribusi terkecil dari lapangan usaha pengadaan air yaitu sebesar 0,03 persen. 10. Kecamatan Blora Kecamatan Blora sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Blora sudah barang tentu merupakan kecamatan yang maju dan dinamis dalam pengembangan dan pertumbuhan ekonomi. Sebagai pusat pemerintahan tentunya semua sarana prasarana baik pemerintahan, pendidikan maupun ekonomi cukup tersedian, sehingga tidak Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

158 BAB IV : Ulasan Singkat mengherankan kalau nilai tambah kecamatan tersebut cukup tinggi. PDRB Kecamatan Blora adhberlaku tahun 2014 memberikan andil terhadap PDRB kabupaten sebesar 17,00 persen dan tumbuh sebesar 12,78 persen,atau senilai ,85 juta rupiah. Persentase lapangan usaha terhadappdrb kecamatannya, tertinggi adalah lapangan usaha perdaganganyang tercatat sebesar 22,06 persen, disusul lapangan usaha sebesar 13,37 persen dan selanjutnya lapangan usaha industri pengolahan sebesar 11,94 persen. Sedangkan PDRB perkapitanya mencapai rupiah. Adhkonstan tahun 2010, PDRB Kecamatan Blora tahun 2014 mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 7,08 persen dan memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten sebesar 17,27 persen dan merupakan kontribusi terbesar kedua setelahkecamatan Cepu.Angka PDRB Kecamatan Blora adh konstan senilai ,37 juta rupiah. Persentase distribusi tertinggi adalah lapangan usaha perdagangan yang tercatat sebesar 23,52 persen, disusul lapangan usaha jasa pendidikan sebesar 12,25 persen dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 11,26 persen. 11. Kecamatan Banjarejo Kontribusi PDRB Kecamatan Banjarejo adhberlakutahun 2014 terhadap PDRB kabupaten masih relatif kecil yakni sebesar 3,10 persen atau senilai ,72 juta rupiah.tahun 2014 PDRB adh berlakunya tumbuh sebesar 8,92 persen, lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 10,99 persen.dilihat dari pembentukannya, persentase distribusi PDRB Kecamatan Banjarejoadh berlaku didominasi oleh tiga lapangan usaha, tertinggi adalahlapangan usaha pertanian dengan sumbangan mencapai 41,54 persen, disusul 124 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

159 BAB IV : Ulasan Singkat lapangan usaha perdagangan 15,60 persen dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 8,32 persen, sedangkan yang terendah adalah lapangan usaha pengadaan air yakni sebesar 0,01 persen. Sedangkan PDRB perkapitanya pada tahun 2014 menunjukkan adanya kenaikan sebesar 8,41 persen, yang semula di tahun 2013 sebesar menjadi di tahun Adhkonstan tahun 2010, pertumbuhan PDRB Kecamatan Banjarejo tercatat sebesar 2,91 persen, dimana pada tahun 2013nilai tambah brutonya sebesar ,45 juta rupiah menjadi ,72 juta rupiah, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha industri pengolahan yang tumbuh sebesar 14,75 persen dan terkecil adalah lapangan usaha administrasi pemerintahan sebesar 1,75 persen. Seiring dengan distribusi harga berlakunya, persentase distribusi memperlihatkan lapangan usaha pertanian menempati urutan tertinggi yaitu 38,81 persen disusul lapangan usaha perdagangan sebesar 16,92 persen, sedangkan yang terkecil adalah lapangan usaha pengadaan air yang tercatat sebesar 0,01 persen. 12. Kecamatan Tunjungan Sebagai penyangga ibukota kabupaten, perkembangan di Kecamatan Tunjungan cukup dinamis. Sarana pendidikan, kesehatan maupun ekonomi berkembang cukup baik. PDRB Kecamatan Tunjungan adhberlaku tahun 2014 memberikan andil terhadap PDRB Kabupaten sebesar 4,73 persen senilai ,57 juta rupiah rupiah dan mengalami kenaikan sebesar 12,44 persen. Ada tiga lapangan usaha di kecamatan ini, yaitu lapangan usaha pertanian, industri pengolahan dan jasa pendidikan.persentase distribusi tertinggi adalah lapangan usaha pertanian sebesar 28,80 persen disusul kemudian lapangan usaha Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

160 BAB IV : Ulasan Singkat industri pengolahan sebesar25,10 persen dan lapangan usaha jasa pendidikan. Produktivitas penduduk juga mengalami kenaikan terbukti PDRB perkapita yang tumbuh sebesar 11,66 persen, yakni yang semula sebesar ,97 juta rupiah di tahun 2013 menjadi juta rupiah di tahun Adhkonstan, tahun 2014 andil PDRB Kecamatan Tunjungan terhadap pembentukan PDRB kabupaten adalah sebesar 4,56 persen atau senilai ,76 juta rupiah dengan pertumbuhan sebesar5,52 persen. Secara lapangan usahapertumbuhan tertinggi di lapangan usaha informasi komunikasi sebesar 13,54 persen, dan pertumbuhan terkecil adalah lapangan usahapertanian yang tumbuh sebesar minus 5,26 persen. Sedangkan PDRB perkapita memperlihatkan kenaikan sebesar 4,28 persen, yaitu dari yang semula ditahun 2013 sebesar rupiah menjadi sebesar pada tahun Kecamatan Japah PDRB adhberlaku Kecamatan Japah tahun 2014 tercatat sebesar ,13 juta rupiah, dan tumbuh sebesar 6,52 persen.dengan PDRB perkapita adhberlaku tercatat sebesar rupiah lebih tinggi dari tahun sebelumnya atau tumbuh sebesar5,97 persen dimana PDRB perkapita adhberlaku tahun 2013 yang tercatat sebesar rupiah. Untuk sumbangan terhadap PDRBnya, persentase distribusi tertinggi adalah lapangan usaha pertanian sebesar 52,19 persen disusul kemudian industri pengolahan sebesar 9,44 persen. Dan terendah adalah lapangan usaha pengadaan air sebesar 0,01 persen.memperhatikan masih tingginya persentase distribusi sektor pertanian maka pengelolaan SDA dan SDM yang mengarah pada peningkatan produktivitas sektor pertanian mutlak diperlukan karena 126 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

161 BAB IV : Ulasan Singkat apabila salah pengelolaan maka akan semakin menambah beban kehidupan bagi warganya. Adh konstan, pertumbuhan PDRB Kecamatan Japah tahun 2014 tercatat mencapai 0,64 persen, dengan pertumbuhan tertinggi ada di lapangan usaha industri pengolahan yang tumbuh sebesar 14,24 persen. Dengan nilai nilai tambah bruto sebesar ,81 juta rupiah, kontribusi terhadap PDRB kabupaten adalah sebesar 2,31 persen. Sesuai dengan distribusi jika pertumbuhan ekonomi dijadikan prioritas pembangunan maka sektor pertanian haruslah dipertahankan jangan sampai mengalami penurunan produksi, karena kontribusi sektor pertanian menempati urutan pertama dalam pembentukan PDRB adhkonstan yakni mencapai 50,83 persen, diikuti oleh lapangan usaha industri pengolahan sebesar 9,52 persen. 14. Kecamatan Ngawen PDRB Kecamatan Ngawen adh berlaku mampu memberikan sumbangan terhadap PDRB kabupaten sebesar 7,00 persen, atau senilai ,21 juta rupiah. Pertumbuhan PDRBnya pada tahun 2014 mencapai 11,12 persen, dengan PDRB perkapita sebesar rupiah. Adh berlaku,persentase distribusi tertinggi adalah dari lapangan usaha pertanian yang mencapai 29,18 persen disusul kemudian dari lapangan usaha perdagangan sebesar 25,90 persen. Menurut harga konstan, pertumbuhan PDRB Kecamatan Ngawen di tahun 2013 mencapai angka5,33 persen atau senilai ,60 juta rupiah dan PDRB perkapita mencapai Rp ,-. Pertumbuhan tertinggi secara sektoral adalah dari sektor bangunan yang mencapai sebesar 8,11 persen. Sedangkan yang terkecil adalah sektor pertanian yang tercatat hanya sebesar 3,33 persen. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

162 BAB IV : Ulasan Singkat 15. Kecamatan Kunduran Andil PDRB Kecamatan Kunduran adh berlaku tahun 2014terhadap PDRB Kabupaten sebesar 6,55 persen. Dengan nilai tambah bruto sebesar ,44 juta rupiah. Besarnya andil terhadap PDRB kecamatan, sebesar 45,40 persen merupakan sumbangan dari lapangan usaha pertanian, disusul kemudian dari lapangan usahaindustri pengolahan sebesar 20,55 persen dan lapangan usahaperdagangan sebesar 11,04 persen. Secara agregat pertumbuhan PDRB Kecamatan Kunduran adh berlaku mencapai 9,08 persen. Menurut harga konstan pertumbuhan PDRB kecamatan Kunduran tahun 2014tercatat sebesar 2,95 persen. Pertumbuhan lapangan usaha terkecil adalah lapangan usahapertanian yang tercatat sebesar minus 4,96 persen dan pertumbuhan tertinggi adalah lapangan usaha industri pengolahan sebesar 14,55 persen. Persentase distribusi adh konstan tertinggi adalah lapangan usaha pertanian sebesar 43,21 persen, disusul lapangan usaha industri pengolahan sebesar 20,59 persen dan terendah adalah pengadaan air sebesar 0,06 persen. Jika memperhatikan kondisi wilayah di Kecamatan Kunduran maka terdapat peluang pada sektor pertanian untuk pengembangan hortikultura, hutan rakyat, peternakan dan perikanan. 16. Kecamatan Todanan Seperti kecamatan-kecamatan lainnya di Kabupaten Blora, kegiatan perekonomian Kecamatan Todanan masih mengandalkan lapangan usaha pertanian, sehingga pertumbuhan perekonomian sangat dipengaruhi oleh produktivitas pada lapangan usahatersebut. Pada tahun 2014PDRB Kecamatan Todanan adh berlaku mampu memberikan andil 128 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

163 BAB IV : Ulasan Singkat terhadap total PDRB Kabupaten sebesar 3,58 persen atau senilai ,64 juta rupiah, denganpertumbuhan PDRB sebesar 6,89 persen.pada tahun yang sama PDRB perkapita Kecamatan Tondanansebesar rupiah. Persentase distribusi tertinggi adalah lapangan usaha pertanian sebesar 49,88 persen, kemudian disusul lapangan usaha perdagangan sebesar 10,72 persen dan lapangan usaha konstruksi sebesar 7,79 persen. PDRB Kecamatan Todanan tahun 2014 berdasarkan harga konstan tercatat sebesar ,96 juta rupiah dan memberikan andil terhadap PDRB kabupaten sebesar 3,54 persen, dengan pertumbuhan PDRBnyatercatat sebesar 2,07 persen. Persentase distribusi tertinggi adalah lapangan usaha pertanian yang mencapai 47,29 persen dan terkecil berada dilapangan usaha pengadaan air yang mencapai 0,05 persen. Sedangkan PDRB perkapita pada tahun 2014 sebesar rupiah. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

164 BAB IV : Ulasan Singkat 130 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

165 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Ada perubahan yang cukup signifikan pada PDRB pada perubahan tahun dasar PDRB dari tahun 2000 menjadi tahun 2010, akibat penerapa SNA Perubahan konsep, definisi, penambahan cakupan dan perbaikan harga beberapa komponen, menyebabkan PDRB tahun dasar baru memiliki level yang lebih tinggi dari PDRB lama yang menggunakan tahun dasar Besaran PDRB menurut harga berlaku di Kabupaten Blora pada tahun 2014, tercatat sebesar ,26juta rupiah atau terjadi pertumbuhan sebesar 11,63 persen dibanding tahun sebelumnya. Lapangan usaha industri pengolahan memiliki pertumbuhan tertinggi yang tercatat sebesar23,42 persen, kemudian disusul oleh jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang mengalami pertumbuhan sebesar 18,09 persen dan lapangan usaha transporasi pergudangan yangmengalami pertumbuhan sebesar 17,94 persen. Selanjutnya pertumbuhan terendah terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikananyakni sebesar 1,12 persen. Atas dasar harga konstan (2010=100), pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Blora tahun 2014tercatat sebesar 4,39 persen, atau senilai ,29 juta rupiah. Lapangan usaha industri pengolahanmemiliki pertumbuhan tertinggiyakni sebesar14,46 persen, kemudian disusul oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi yang mengalami pertumbuhan sebesar 13,03 persen dan lapangan usaha jasa pendidikan yang tumbuh Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

166 sebesar 12,76 persen. Sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada lapangan usahapertanian, kehutanan dan perikanan yang tumbuh sebesar minus 5,61 persen. Atas dasar harga berlaku, pada tahun 2014 sumbangan terbesar untuk PDRB masih dari lapangan usahapertanian,kehutanan dan perikananyang tercatat sebesar 27,22 persen, disusul oleh lapangan usaha perdagangan besar eceran; reparasi mobil dan motoryang tercatat sebesar16,70 persen dan diikuti oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalianyang memberikan andil sebesar 14,64 persen serta lapangan usaha industri pengolahan sebesar 11,41 persen. Sedangkan sumbangan terkecil adalah dari lapangan usaha pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang yakni sebesar 0,05 persen. Atas dasar harga konstan, andil terbesar pada PDRB tahun 2014masih dari lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan, tercatat sebesar 25,48 persen. Sumbangan terbesar kedua adalah lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor yang memberikan andil sebesar 18,27 persen, disusullapangan usaha pertambangan dan penggalian yang memberikan sumbangan sebesar 14,55 persen. Andil terkecil diberikan oleh pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang yang hanya memberikan sumbangan sebesar 0,05 persen. Inflasi PDRB tahun 2014tercatat sebesar 6,47persen, lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,64 persen, hal ini menggambarkan kenaikan harga barang dan jasa yang cukup tinggi terjadi di tahun Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

167 Tingkat disparitas antar kecamatan dan disparitas pendapatan antar penduduk walaupun masih rendah namun menunjukkan kecenderungan meningkat sehingga perlu dilakukan perubahan orientasi kebijakan pembangunan. Indek Williamson Kabupaten Blora tahun 2014 tercatat sebesar 0,483, lebih rendah dari Indek Williamson Jawa Tengah yang tercatat sebesar 0,680. Nilai Indeks Gini Kabupaten Blora tahun 2014 tercatat sebesar 0,42, lebih tinggi dari Indeks Gini Jawa Tengah yang tercatat sebesar 0,40. Pertumbuhan PDRB adh berlaku tertinggi tercatat di Kecamatan Cepu yang tercatat sebesar 15,34 persen, disusul Kecamatan Blora sebesar 12,78 persen dan terendah di Kecamatan Kedungtubanyang mengalami pertumbuhan sebesar 6,31 persen. Pertumbuhan PDRB adh konstan tertinggi tercatat di Kecamatan Blora yang tercatat sebesar 7,08 persen, disusul Kecamatan Cepu sebesar 6,00 persen dan terendah di Kecamatan Kedungtubanyang mengalami pertumbuhan sebesar 0,36 persen. Dari nilai persentase distribusi adh berlaku diketahui Kecamatan Cepu dan Kecamatan Blora memberikan sumbangan terbesar masingmasing sebesar 27,52persen dan 17,00 persen. Sedangkan nilai persentase distribusi adh konstan diketahuitertinggi masih Kecamatan Cepudiikuti Kecamatan Blora yang memberikan sumbangan masing-masing sebesar 27,99 persen dan 17,27 persen. PDRB perkapita adh berlaku posisi yang paling tinggi ada di Kecamatan Cepu yang tercatat sebesar rupiah diikuti Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

168 Kecamatan Blora sebesar dan terendah di Kecamatan Banjarejo sebesar rupiah. B. Saran Dari uraian diatas tampak bahwa Kabupaten Blora mempunyai potensi ekonomi yang besar untuk dapat dikembangkanterutama dalam peningkatan taraf hidup masyarakat serta kemajuan ekonomi untuk menuju kepada masyarakat yang lebih sejahtera. Dan diera keterbukaan dewasa ini, ke depan Kabupaten Blora harus mampu bersaing baik di tingkat lokal, regional maupun nasional. Untuk mencapai semua itu perlu langkah-langkah strategis dan terencana dengan baik, antara lain: 1. Sektor pertanian sebagai sektor yang dominan perlu mendapatkan perhatian yang serius. Kendala utama didalam pengelolaan pertanian, seperti keterbatasan air, benih dan pupuk semaksimal mungkin harus bisa diatasi. Ketersediaan air dapat diatasi melalui pemeliharaan irigasi, pembuatan embung, maupun eksplorasi sumber-sumber mata air baru.disisi lain pemerintahan harus mampu menjaga ketersediaan bibit, pupuk dan obat-obatan. Upaya berikutnya adalah penanggulangan OPT seperti wereng, tikus dan hama pengganggu lainnyadengan lebih cepat dan dini sehingga tidak meluas. 2. Perbaikan sarana prasarana seperti jalan yang representatif, bisa menjadi multiplier effectbagi perbaikan ekonomi di Blora. 3. Sektor industri perlu lebih diintensifkan melalui pengembanganpengembangan industri baru yang padat modal dan padat tenaga kerja. Pembinaan dan pengembangan kewirausahaanperlu diberikan kepada masyarakat untuk menumbuh kembangkan industri kecil dan rumah tangga. 134 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

169 4. Perbaikan citra clean governance Kabupaten Blora perlu lebih ditingkatkan dan pemberian insentif yang menarik agar investor lebih tertarik untuk berinvestasi. Serta perlunya kesadaran dan sikap terbuka seluruh elemen masyarakat akan pentingnya investor luar bagi pembangunan di Blora. 5. Perlu perubahan dalam orientasi pembangunan sehingga ketimpangan pendapatan tidak akan semakin lebar. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

170 136 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

171

172

173 Tabel 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN (JUTAAN RUPIAH) KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , , , ,71 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian , , , , ,56 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu , , , , ,61 3 Perikanan 6.849, , , , ,54 B Pertambangan dan Penggalian , , , , ,30 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi , , , , ,17 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya , , , , ,13 C Industri Pengolahan , , , , ,09 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas , , , , ,45 2 Industri Makanan dan Minuman , , , , ,50 3 Industri Pengolahan Tembakau , , , , ,33 4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi , , , , ,77 5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 233,16 255,75 318,34 395,98 448,22 6 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya , , , , ,62 7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 3.957, , , , ,25 8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 430,07 533,49 707,48 803,85 945,32 9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 349,66 394,22 456,00 471,62 528,12 10 Industri Barang Galian bukan Logam , , , , ,21 11 Industri Logam Dasar - 0,00 0,00 0,00 0,00 12 Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik , , , , ,88 13 Industri Mesin dan Perlengkapan - 0,00 0,00 0,00 0,00 14 Industri Alat Angkutan 317,30 317,00 366,88 474,57 518,37 15 Industri Furnitur , , , , ,35 16 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 747,59 811,75 876,34 880, ,70 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

174 Tabel 1 (Lanjutan) KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 7.500, , , , ,14 1 Ketenagalistrikan 7.416, , , , ,64 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 84,39 102,72 125,19 149,21 164,50 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 5.574, , , , ,14 F Konstruksi , , , , ,34 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , , , ,45 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya , , , , ,21 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor , , , , ,24 H Transportasi dan Pergudangan , , , , ,22 1 Angkutan Rel 5.689, , , , ,91 2 Angkutan Darat , , , , ,97 3 Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 205,78 226,50 227,10 245,73 270,23 5 Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 6.939, , , , ,12 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , ,80 1 Penyediaan Akomodasi , , , , ,72 2 Penyediaan Makan Minum , , , , ,08 J Informasi dan Komunikasi , , , , ,55 K Jasa Keuangan dan Asuransi , , , , ,28 1 Jasa Perantara Keuangan , , , , ,52 2 Asuransi dan Dana Pensiun 1.782, , , , ,04 3 Jasa Keuangan Lainnya , , , , ,39 4 Jasa Penunjang Keuangan 3,66 3,96 4,67 5,30 6,33 L Real Estate , , , , ,44 M,N Jasa Perusahaan , , , , ,21 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , , ,85 P Jasa Pendidikan , , , , ,09 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , , ,23 R,S,T,U Jasa lainnya , , , , ,42 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MINYAK BUMI , , , , , , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

175 Tabel 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA KONSTAN (2010) TAHUN (JUTAAN RUPIAH) KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , , , ,41 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian , , , , ,49 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu , , , , ,55 3 Perikanan 6.849, , , , ,37 B Pertambangan dan Penggalian , , , , ,69 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi , , , , ,70 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya , , , , ,99 C Industri Pengolahan , , , , ,13 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas , , , , ,77 2 Industri Makanan dan Minuman , , , , ,03 3 Industri Pengolahan Tembakau , , , , ,87 4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi , , , , ,10 5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 233,16 236,58 261,56 298,70 333,47 6 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya , , , , ,16 7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 3.957, , , , ,85 8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 430,07 500,11 616,08 708,12 757,63 9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 349,66 364,46 407,77 418,50 441,68 10 Industri Barang Galian bukan Logam , , , , ,63 11 Industri Logam Dasar - 0,00 0,00 0,00 0,00 12 Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik , , , , ,57 13 Industri Mesin dan Perlengkapan - 0,00 0,00 0,00 0,00 14 Industri Alat Angkutan 317,30 311,11 344,40 430,56 462,76 15 Industri Furnitur , , , , ,64 16 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 747,59 768,57 785,12 762,38 796,97 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

176 Tabel 2 (Lanjutan) KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 7.500, , , , ,21 1 Ketenagalistrikan 7.416, , , , ,62 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 84,39 91,27 98,65 111,63 117,60 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 5.574, , , , ,62 F Konstruksi , , , , ,99 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , , , ,83 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya , , , , ,25 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor , , , , ,58 H Transportasi dan Pergudangan , , , , ,59 1 Angkutan Rel 5.689, , , , ,18 2 Angkutan Darat , , , , ,81 3 Angkutan Laut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 205,78 214,06 212,41 207,95 208,38 5 Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 6.939, , , , ,23 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , ,85 1 Penyediaan Akomodasi , , , , ,64 2 Penyediaan Makan Minum , , , , ,21 J Informasi dan Komunikasi , , , , ,82 K Jasa Keuangan dan Asuransi , , , , ,37 1 Jasa Perantara Keuangan , , , , ,06 2 Asuransi dan Dana Pensiun 1.782, , , , ,37 3 Jasa Keuangan Lainnya , , , , ,78 4 Jasa Penunjang Keuangan 3,66 3,84 4,16 4,51 5,16 L Real Estate , , , , ,14 M,N Jasa Perusahaan , , , , ,76 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , , ,05 P Jasa Pendidikan , , , , ,66 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , , ,34 R,S,T,U Jasa lainnya , , , , ,80 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MINYAK BUMI , , , , , , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

177 Tabel 3. DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN ( % ) KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 30,88 29,71 29,65 29,92 27,22 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 25,22 24,38 24,57 24,90 22,14 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 5,59 5,25 5,00 4,95 5,00 3 Perikanan 0,07 0,07 0,07 0,08 0,08 B Pertambangan dan Penggalian 13,90 15,14 14,12 13,80 14,64 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 12,12 13,38 12,38 12,10 12,60 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya 1,78 1,76 1,74 1,69 2,04 C Industri Pengolahan 9,65 9,81 10,15 10,27 11,41 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 1,31 1,18 1,01 1,09 1,01 2 Industri Makanan dan Minuman 4,16 4,76 4,80 4,79 5,57 3 Industri Pengolahan Tembakau 2,20 1,92 2,32 2,26 2,60 4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0,14 0,14 0,16 0,17 0,16 5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya 1,07 1,04 1,03 1,10 1,19 7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 0,04 0,03 0,03 0,03 0,03 8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 10 Industri Barang Galian bukan Logam 0,38 0,38 0,42 0,42 0,42 11 Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 0,17 0,17 0,19 0,21 0,22 13 Industri Mesin dan Perlengkapan Industri Alat Angkutan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 15 Industri Furnitur 0,17 0,17 0,16 0,19 0,20 16 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

178 Tabel 3 (Lanjutan) KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 0,07 0,07 0,07 0,07 0,06 1 Ketenagalistrikan 0,07 0,07 0,07 0,07 0,06 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,05 0,05 0,05 0,04 0,05 F Konstruksi 4,12 3,94 4,16 4,12 4,32 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 17,70 17,69 17,13 16,88 16,70 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 4,58 4,68 4,84 5,15 5,02 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 13,12 13,01 12,29 11,74 11,67 H Transportasi dan Pergudangan 2,81 2,57 2,58 2,60 2,76 1 Angkutan Rel 0,06 0,05 0,06 0,06 0,08 2 Angkutan Darat 2,69 2,45 2,45 2,47 2,61 3 Angkutan Laut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5 Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 0,07 0,07 0,07 0,07 0,08 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,60 3,47 3,43 3,30 3,43 1 Penyediaan Akomodasi 0,11 0,11 0,13 0,14 0,15 2 Penyediaan Makan Minum 3,49 3,36 3,30 3,16 3,28 J Informasi dan Komunikasi 1,19 1,17 1,17 1,13 1,10 K Jasa Keuangan dan Asuransi 3,09 3,06 3,21 3,20 3,23 1 Jasa Perantara Keuangan 2,39 2,31 2,44 2,42 2,39 2 Asuransi dan Dana Pensiun 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 3 Jasa Keuangan Lainnya 0,68 0,73 0,75 0,76 0,82 4 Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L Real Estate 1,42 1,35 1,33 1,32 1,37 M,N Jasa Perusahaan 0,25 0,26 0,27 0,29 0,30 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,20 3,91 3,99 3,89 3,81 P Jasa Pendidikan 3,99 4,81 5,80 6,18 6,45 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,78 0,81 0,89 0,90 0,96 R,S,T,U Jasa lainnya 2,29 2,17 2,01 2,07 2,19 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

179 Tabel 4. DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA KONSTAN (2010) TAHUN (%) KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 30,88 29,89 28,98 28,18 25,48 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 25,22 24,64 23,94 23,48 20,99 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 5,59 5,18 4,97 4,63 4,42 3 Perikanan 0,07 0,07 0,07 0,08 0,07 B Pertambangan dan Penggalian 13,90 14,05 14,18 14,46 14,55 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 12,12 12,31 12,41 12,68 12,68 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya 1,78 1,74 1,76 1,78 1,88 C Industri Pengolahan 9,65 9,50 9,85 10,01 10,97 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 1,31 1,26 1,20 1,15 1,12 2 Industri Makanan dan Minuman 4,16 4,35 4,49 4,68 5,28 3 Industri Pengolahan Tembakau 2,20 1,93 2,22 2,07 2,43 4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0,14 0,13 0,16 0,18 0,18 5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya 1,07 1,03 0,97 1,07 1,10 7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 0,04 0,04 0,03 0,03 0,03 8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 10 Industri Barang Galian bukan Logam 0,38 0,38 0,41 0,42 0,41 11 Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 0,17 0,18 0,19 0,21 0,21 13 Industri Mesin dan Perlengkapan Industri Alat Angkutan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 15 Industri Furnitur 0,17 0,19 0,16 0,18 0,18 16 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

180 Tabel 4 (Lanjutan) KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 0,07 0,08 0,08 0,08 0,08 1 Ketenagalistrikan 0,07 0,08 0,08 0,08 0,08 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,05 0,06 0,05 0,05 0,05 F Konstruksi 4,12 4,00 4,19 4,18 4,24 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 17,70 18,21 17,85 17,85 18,27 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 4,58 4,45 4,49 4,66 4,74 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 13,12 13,75 13,37 13,19 13,53 H Transportasi dan Pergudangan 2,81 2,75 2,81 2,94 3,12 1 Angkutan Rel 0,06 0,05 0,04 0,04 0,06 2 Angkutan Darat 2,69 2,63 2,70 2,83 2,99 3 Angkutan Laut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5 Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,60 3,58 3,62 3,56 3,71 1 Penyediaan Akomodasi 0,11 0,11 0,12 0,12 0,13 2 Penyediaan Makan Minum 3,49 3,47 3,50 3,43 3,58 J Informasi dan Komunikasi 1,19 1,25 1,32 1,38 1,49 K Jasa Keuangan dan Asuransi 3,09 3,11 3,09 3,06 3,13 1 Jasa Perantara Keuangan 2,39 2,35 2,30 2,25 2,26 2 Asuransi dan Dana Pensiun 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 3 Jasa Keuangan Lainnya 0,68 0,74 0,77 0,79 0,85 4 Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L Real Estate 1,42 1,45 1,46 1,50 1,56 M,N Jasa Perusahaan 0,25 0,26 0,27 0,29 0,31 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,20 4,10 3,93 3,82 3,74 P Jasa Pendidikan 3,99 4,64 5,30 5,52 5,96 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,78 0,82 0,86 0,88 0,94 R,S,T,U Jasa lainnya 2,29 2,26 2,15 2,24 2,38 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

181 Tabel 5. INDEKS BERANTAI PDRB KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 100,00 107,83 107,79 111,28 101,12 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 100,00 108,37 108,84 111,72 98,85 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 100,00 105,24 102,81 109,07 112,36 3 Perikanan 100,00 118,76 112,60 114,83 114,19 B Pertambangan dan Penggalian 100,00 122,01 100,77 107,73 117,92 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 100,00 123,64 99,99 107,76 115,69 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya 100,00 110,91 106,68 107,52 133,80 C Industri Pengolahan 100,00 113,94 111,70 111,62 123,42 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas Industri Makanan dan Minuman 100,00 128,29 109,07 109,88 129,25 3 Industri Pengolahan Tembakau 100,00 97,91 130,61 107,08 127,86 4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 100,00 108,20 123,75 120,98 104,53 5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 100,00 109,69 124,47 124,39 113,19 6 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya 100,00 109,11 106,69 117,55 120,34 7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 100,00 100,17 96,99 96,46 120,39 8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 100,00 124,05 132,61 113,62 117,60 9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 100,00 112,74 115,67 103,43 111,98 10 Industri Barang Galian bukan Logam 100,00 113,14 118,99 109,83 112,46 11 Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 100,00 111,18 118,97 121,84 113,51 13 Industri Mesin dan Perlengkapan Industri Alat Angkutan 102,00 99,91 115,73 129,35 109,23 15 Industri Furnitur 100,00 110,95 102,07 132,15 115,66 16 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 100,00 108,58 107,96 100,47 114,22 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

182 Tabel 5 (Lanjutan) KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 100,00 111,95 109,50 101,75 103,95 1 Ketenagalistrikan 100,00 111,84 109,35 101,51 103,85 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 101,00 121,72 121,87 119,18 110,25 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 100,00 108,78 94,83 105,12 113,98 F Konstruksi 100,00 107,19 114,05 109,25 116,59 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 100,00 111,99 104,63 108,65 109,94 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 100,00 114,47 111,78 117,23 108,52 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 100,00 111,12 102,06 105,27 110,56 H Transportasi dan Pergudangan 100,00 102,57 108,11 111,32 117,94 1 Angkutan Rel 100,00 99,11 123,41 109,46 149,58 2 Angkutan Darat 100,00 102,38 107,63 111,40 117,25 3 Angkutan Laut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 100,00 110,07 100,26 108,20 109,97 5 Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 100,00 112,55 114,16 110,18 117,44 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,00 108,14 106,82 106,02 115,32 1 Penyediaan Akomodasi 100,00 118,36 123,29 118,75 116,74 2 Penyediaan Makan Minum 100,00 107,83 106,26 105,52 115,26 J Informasi dan Komunikasi 100,00 110,56 108,14 106,53 108,45 K Jasa Keuangan dan Asuransi 100,00 111,10 113,21 109,81 112,37 1 Jasa Perantara Keuangan 100,00 108,38 114,14 109,16 109,98 2 Asuransi dan Dana Pensiun 100,00 110,99 121,38 117,49 119,71 3 Jasa Keuangan Lainnya 100,00 120,67 110,08 111,73 119,83 4 Jasa Penunjang Keuangan 100,00 108,43 117,71 113,65 119,46 L Real Estate 100,00 106,71 106,44 109,34 115,57 M,N Jasa Perusahaan 100,00 118,06 109,81 118,66 113,83 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 100,00 104,14 110,26 107,70 108,66 P Jasa Pendidikan 100,00 135,00 130,17 117,61 116,04 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100,00 116,20 119,15 111,20 118,09 R,S,T,U Jasa lainnya 100,00 106,00 100,07 113,50 117,75 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MINYAK BUMI 100,00 112,06 108,02 110,25 111,15 101,00 110,60 109,49 110,50 110, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

183 Tabel 6. INDEKS BERANTAI PDRB KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA KONSTAN (2000) TAHUN KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 100,00 101,09 101,69 102,47 94,39 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 100,00 102,04 101,90 103,34 93,34 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 100,00 96,73 100,62 98,19 99,59 3 Perikanan 100,00 108,92 108,86 108,54 103,09 B Pertambangan dan Penggalian 100,00 105,56 105,83 107,44 105,08 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 100,00 106,02 105,79 107,59 104,38 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya 100,00 102,42 106,13 106,34 110,05 C Industri Pengolahan 100,00 102,84 108,66 107,08 114,46 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas - 100,40 100,32 100,85 101,78 2 Industri Makanan dan Minuman 100,00 109,23 108,43 109,73 117,82 3 Industri Pengolahan Tembakau 100,00 91,82 120,23 98,22 122,55 4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 100,00 99,83 123,80 121,92 104,11 5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 100,00 101,46 110,56 114,20 111,64 6 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya 100,00 100,39 98,59 116,54 108,01 7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 100,00 103,16 90,22 94,71 101,57 8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 100,00 116,29 123,19 114,94 106,99 9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 100,00 104,23 111,88 102,63 105,54 10 Industri Barang Galian bukan Logam 100,00 104,60 113,22 107,01 103,50 11 Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 100,00 106,71 110,90 118,11 103,32 13 Industri Mesin dan Perlengkapan Industri Alat Angkutan 100,00 98,05 110,70 125,02 107,48 15 Industri Furnitur 100,00 117,65 87,03 120,18 105,74 16 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 100,00 102,81 102,15 97,10 104,54 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

184 Tabel 6 (Lanjutan) KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 100,00 111,11 110,56 107,79 103,22 1 Ketenagalistrikan 100,00 111,15 110,59 107,73 103,19 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 100,00 108,15 108,09 113,15 105,34 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 100,00 106,90 97,39 102,57 104,89 F Konstruksi 100,00 101,39 110,09 104,96 106,01 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 100,00 107,41 102,88 105,31 106,86 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 100,00 101,59 105,72 109,28 106,29 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 100,00 109,45 101,95 103,98 107,06 H Transportasi dan Pergudangan 100,00 102,08 107,23 110,38 110,57 1 Angkutan Rel 100,00 96,88 89,86 100,76 138,74 2 Angkutan Darat 100,00 102,16 107,60 110,68 110,07 3 Angkutan Laut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 102,00 104,02 99,23 97,90 100,21 5 Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 100,00 103,40 106,20 105,00 114,01 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,00 103,92 105,96 103,58 109,00 1 Penyediaan Akomodasi 100,00 109,61 109,59 108,89 110,63 2 Penyediaan Makan Minum 100,00 103,75 105,84 103,40 108,95 J Informasi dan Komunikasi 100,00 109,79 110,73 110,47 113,03 K Jasa Keuangan dan Asuransi 100,00 104,97 104,39 104,14 106,99 1 Jasa Perantara Keuangan 100,00 102,41 102,95 102,79 105,17 2 Asuransi dan Dana Pensiun 100,00 106,35 114,97 113,15 116,93 3 Jasa Keuangan Lainnya 100,00 113,92 108,67 107,96 111,92 4 Jasa Penunjang Keuangan 100,00 105,00 108,39 108,46 114,29 L Real Estate 100,00 106,37 106,10 108,06 108,82 M,N Jasa Perusahaan 100,00 110,45 106,99 113,47 110,60 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 100,00 101,76 100,68 102,41 102,04 P Jasa Pendidikan 100,00 121,26 120,00 109,68 112,76 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100,00 109,63 110,06 107,21 112,19 R,S,T,U Jasa lainnya 100,00 103,11 99,56 110,01 110,49 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MINYAK BUMI 100,00 104,42 104,90 105,36 104,39 101,00 104,26 104,84 105,10 104, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

185 Tabel 7. INDEKS PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN (TAHUN 2010 = 100) KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 100,00 107,83 116,22 129,33 130,78 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 100,00 108,37 117,96 131,78 130,26 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 100,00 105,24 108,19 118,01 132,59 3 Perikanan 100,00 118,76 133,72 153,55 175,34 B Pertambangan dan Penggalian 100,00 122,01 122,95 132,45 156,18 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 100,00 123,64 123,63 133,22 154,12 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya 100,00 110,91 118,32 127,22 170,22 C Industri Pengolahan 100,00 113,94 127,27 142,06 175,33 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas - 101,30 94,01 111,81 114,63 2 Industri Makanan dan Minuman 100,00 128,29 139,92 153,74 198,71 3 Industri Pengolahan Tembakau 100,00 97,91 127,88 136,94 175,09 4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 100,00 108,20 133,90 161,99 169,33 5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 100,00 109,69 136,53 169,83 192,23 6 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya 100,00 109,11 116,42 136,84 164,68 7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 100,00 100,17 97,15 93,71 112,82 8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 100,00 124,05 164,50 186,91 219,81 9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 100,00 112,74 130,41 134,88 151,04 10 Industri Barang Galian bukan Logam 100,00 113,14 134,64 147,87 166,30 11 Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 100,00 111,18 132,26 161,15 182,92 13 Industri Mesin dan Perlengkapan Industri Alat Angkutan 100,00 99,91 115,63 149,56 163,37 15 Industri Furnitur 100,00 110,95 113,24 149,65 173,09 16 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 100,00 108,58 117,22 117,78 134,53 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

186 Tabel 7 (Lanjutan) KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 100,00 111,95 122,59 124,73 129,66 1 Ketenagalistrikan 100,00 111,84 122,29 124,14 128,92 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 100,00 121,72 148,34 176,80 194,92 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 100,00 108,78 103,15 108,43 123,59 F Konstruksi 100,00 107,19 122,25 133,56 155,72 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 100,00 111,99 117,18 127,31 139,96 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 100,00 114,47 127,96 150,01 162,79 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 100,00 111,12 113,41 119,38 131,99 H Transportasi dan Pergudangan 100,00 102,57 110,88 123,44 145,59 1 Angkutan Rel 100,00 99,11 122,31 133,89 200,27 2 Angkutan Darat 100,00 102,38 110,20 122,76 143,93 3 Angkutan Laut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 102,00 110,07 110,36 119,41 131,32 5 Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 100,00 112,55 128,48 141,57 166,26 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,00 108,14 115,52 122,47 141,23 1 Penyediaan Akomodasi 100,00 118,36 145,93 173,30 202,31 2 Penyediaan Makan Minum 100,00 107,83 114,58 120,91 139,36 J Informasi dan Komunikasi 100,00 110,56 119,56 127,36 138,12 K Jasa Keuangan dan Asuransi 100,00 111,10 125,78 138,11 155,20 1 Jasa Perantara Keuangan 100,00 108,38 123,70 135,04 148,51 2 Asuransi dan Dana Pensiun 100,00 110,99 134,71 158,28 189,47 3 Jasa Keuangan Lainnya 100,00 120,67 132,82 148,40 177,83 4 Jasa Penunjang Keuangan 101,00 108,43 127,64 145,06 173,29 L Real Estate 100,00 106,71 113,59 124,20 143,54 M,N Jasa Perusahaan 100,00 118,06 129,64 153,83 175,10 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 100,00 104,14 114,83 123,67 134,38 P Jasa Pendidikan 100,00 135,00 175,72 206,68 239,82 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100,00 116,20 138,46 153,96 181,81 R,S,T,U Jasa lainnya 100,00 106,00 106,08 120,39 141,77 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MINYAK BUMI 100,00 112,06 121,05 133,46 148,34 101,00 110,60 121,10 133,82 148, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

187 Tabel 8. INDEKS PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA KONSTAN (2000) TAHUN (TAHUN 2010 = 100) KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 100,00 101,09 102,80 105,34 99,43 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 100,00 102,04 103,97 107,45 100,29 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 100,00 96,73 97,33 95,57 95,17 3 Perikanan 100,00 108,92 118,57 128,69 132,68 B Pertambangan dan Penggalian 100,00 105,56 111,71 120,02 126,12 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 100,00 106,02 112,16 120,67 125,96 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya 100,00 102,42 108,70 115,59 127,21 C Industri Pengolahan 100,00 102,84 111,74 119,65 136,96 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 101,00 100,40 100,72 101,58 103,39 2 Industri Makanan dan Minuman 100,00 109,23 118,44 129,96 153,12 3 Industri Pengolahan Tembakau 100,00 91,82 110,40 108,43 132,88 4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 100,00 99,83 123,60 150,69 156,88 5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 100,00 101,46 112,18 128,11 143,02 6 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya 100,00 100,39 98,97 115,34 124,58 7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 100,00 103,16 93,07 88,15 89,54 8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 100,00 116,29 143,25 164,65 176,16 9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 100,00 104,23 116,62 119,69 126,32 10 Industri Barang Galian bukan Logam 100,00 104,60 118,43 126,74 131,18 11 Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 100,00 106,71 118,34 139,77 144,40 13 Industri Mesin dan Perlengkapan Industri Alat Angkutan 100,00 98,05 108,54 135,70 145,84 15 Industri Furnitur 100,00 117,65 102,40 123,06 130,12 16 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 100,00 102,81 105,02 101,98 106,60 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

188 Tabel 8 (Lanjutan) KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 100,00 111,11 122,85 132,42 136,68 1 Ketenagalistrikan 100,00 111,15 122,92 132,42 136,65 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 100,00 108,15 116,90 132,28 139,34 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 100,00 106,90 104,12 106,79 112,01 F Konstruksi 100,00 101,39 111,62 117,15 124,19 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 100,00 107,41 110,50 116,37 124,36 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 100,00 101,59 107,40 117,37 124,75 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 100,00 109,45 111,58 116,03 124,22 H Transportasi dan Pergudangan 100,00 102,08 109,46 120,82 133,59 1 Angkutan Rel 100,00 96,88 87,06 87,72 121,70 2 Angkutan Darat 100,00 102,16 109,92 121,67 133,91 3 Angkutan Laut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 102,00 104,02 103,23 101,05 101,26 5 Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 100,00 103,40 109,81 115,31 131,46 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,00 103,92 110,11 114,05 124,32 1 Penyediaan Akomodasi 100,00 109,61 120,12 130,80 144,70 2 Penyediaan Makan Minum 100,00 103,75 109,80 113,54 123,69 J Informasi dan Komunikasi 100,00 109,79 121,57 134,30 151,80 K Jasa Keuangan dan Asuransi 100,00 104,97 109,58 114,12 122,10 1 Jasa Perantara Keuangan 100,00 102,41 105,44 108,38 113,98 2 Asuransi dan Dana Pensiun 100,00 106,35 122,27 138,35 161,78 3 Jasa Keuangan Lainnya 100,00 113,92 123,80 133,66 149,60 4 Jasa Penunjang Keuangan 100,00 105,00 113,81 123,43 141,07 L Real Estate 100,00 106,37 112,86 121,95 132,71 M,N Jasa Perusahaan 100,00 110,45 118,17 134,09 148,30 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 100,00 101,76 102,46 104,93 107,07 P Jasa Pendidikan 100,00 121,26 145,52 159,60 179,97 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100,00 109,63 120,67 129,37 145,13 R,S,T,U Jasa lainnya 100,00 103,11 102,66 112,93 124,78 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MINYAK BUMI 100,00 104,42 109,54 115,40 120,48 101,00 104,26 109,30 114,88 119, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

189 Tabel 9. LAJU PERTUMBUHAN PDRB KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN ( % ) KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 12,64 7,83 7,79 11,28 1,12 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 13,57 8,37 8,84 11,72 (1,15) 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 8,61 5,24 2,81 9,07 12,36 3 Perikanan 15,21 18,76 12,60 14,83 14,19 B Pertambangan dan Penggalian 22,06 22,01 0,77 7,73 17,92 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 23,06 23,64 (0,01) 7,76 15,69 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya 15,59 10,91 6,68 7,52 33,80 C Industri Pengolahan 11,22 13,94 11,70 11,62 23,42 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 17,85 1,30 (7,19) 18,94 2,52 2 Industri Makanan dan Minuman 9,62 28,29 9,07 9,88 29,25 3 Industri Pengolahan Tembakau 11,03 (2,09) 30,61 7,08 27,86 4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 11,43 8,20 23,75 20,98 4,53 5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 12,60 9,69 24,47 24,39 13,19 6 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya 11,34 9,11 6,69 17,55 20,34 7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 11,72 0,17 (3,01) (3,54) 20,39 8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 12,74 24,05 32,61 13,62 17,60 9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 11,62 12,74 15,67 3,43 11,98 10 Industri Barang Galian bukan Logam 7,95 13,14 18,99 9,83 12,46 11 Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 10,63 11,18 18,97 21,84 13,51 13 Industri Mesin dan Perlengkapan Industri Alat Angkutan 7,97 (0,09) 15,73 29,35 9,23 15 Industri Furnitur 12,72 10,95 2,07 32,15 15,66 16 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 12,33 8,58 7,96 0,47 14,22 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

190 Tabel 9 (Lanjutan) KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 14,34 11,95 9,50 1,75 3,95 1 Ketenagalistrikan 14,38 11,84 9,35 1,51 3,85 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 11,50 21,72 21,87 19,18 10,25 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 12,62 8,78 (5,17) 5,12 13,98 F Konstruksi 12,94 7,19 14,05 9,25 16,59 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 15,69 11,99 4,63 8,65 9,94 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 11,94 14,47 11,78 17,23 8,52 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 17,06 11,12 2,06 5,27 10,56 H Transportasi dan Pergudangan 11,20 2,57 8,11 11,32 17,94 1 Angkutan Rel 12,70 (0,89) 23,41 9,46 49,58 2 Angkutan Darat 11,18 2,38 7,63 11,40 17,25 3 Angkutan Laut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 7,84 10,07 0,26 8,20 9,97 5 Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 10,67 12,55 14,16 10,18 17,44 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 12,54 8,14 6,82 6,02 15,32 1 Penyediaan Akomodasi 10,94 18,36 23,29 18,75 16,74 2 Penyediaan Makan Minum 12,59 7,83 6,26 5,52 15,26 J Informasi dan Komunikasi 13,72 10,56 8,14 6,53 8,45 K Jasa Keuangan dan Asuransi 12,61 11,10 13,21 9,81 12,37 1 Jasa Perantara Keuangan 12,22 8,38 14,14 9,16 9,98 2 Asuransi dan Dana Pensiun 11,50 10,99 21,38 17,49 19,71 3 Jasa Keuangan Lainnya 14,05 20,67 10,08 11,73 19,83 4 Jasa Penunjang Keuangan 10,77 8,43 17,71 13,65 19,46 L Real Estate 14,47 6,71 6,44 9,34 15,57 M,N Jasa Perusahaan 10,37 18,06 9,81 18,66 13,83 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 16,19 4,14 10,26 7,70 8,66 P Jasa Pendidikan 14,50 35,00 30,17 17,61 16,04 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 15,77 16,20 19,15 11,20 18,09 R,S,T,U Jasa lainnya 10,61 6,00 0,07 13,50 17,75 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MINYAK BUMI 14,46 12,06 8,02 10,25 11,15 13,30 10,60 9,49 10,50 10, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

191 Tabel 10. LAJU PERTUMBUHAN PDRB KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA KONSTAN (2000) TAHUN ( % ) KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,29 1,09 1,69 2,47 (5,61) 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 5,80 2,04 1,90 3,34 (6,66) 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 3,00 (3,27) 0,62 (1,81) (0,41) 3 Perikanan 8,89 8,92 8,86 8,54 3,09 B Pertambangan dan Penggalian 1,32 5,56 5,83 7,44 5,08 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 0,57 6,02 5,79 7,59 4,38 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya 6,76 2,42 6,13 6,34 10,05 C Industri Pengolahan 3,70 2,84 8,66 7,08 14,46 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 1,57 0,40 0,32 0,85 1,78 2 Industri Makanan dan Minuman 4,11 9,23 8,43 9,73 17,82 3 Industri Pengolahan Tembakau 3,84 (8,18) 20,23 (1,78) 22,55 4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 6,85 (0,17) 23,80 21,92 4,11 5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 5,82 1,46 10,56 14,20 11,64 6 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya 3,64 0,39 (1,41) 16,54 8,01 7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 3,35 3,16 (9,78) (5,29) 1,57 8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 5,21 16,29 23,19 14,94 6,99 9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 7,02 4,23 11,88 2,63 5,54 10 Industri Barang Galian bukan Logam 3,91 4,60 13,22 7,01 3,50 11 Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 4,82 6,71 10,90 18,11 3,32 13 Industri Mesin dan Perlengkapan Industri Alat Angkutan 3,91 (1,95) 10,70 25,02 7,48 15 Industri Furnitur 5,00 17,65 (12,97) 20,18 5,74 16 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 4,81 2,81 2,15 (2,90) 4,54 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

192 KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 6,69 11,11 10,56 7,79 3,22 1 Ketenagalistrikan 6,72 11,15 10,59 7,73 3,19 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 3,56 8,15 8,09 13,15 5,34 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7,41 6,90 (2,61) 2,57 4,89 F Konstruksi 6,24 1,39 10,09 4,96 6,01 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6,27 7,41 2,88 5,31 6,86 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 5,78 1,59 5,72 9,28 6,29 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 6,44 9,45 1,95 3,98 7,06 H Transportasi dan Pergudangan 5,38 2,08 7,23 10,38 10,57 1 Angkutan Rel 4,90 (3,12) (10,14) 0,76 38,74 2 Angkutan Darat 5,43 2,16 7,60 10,68 10,07 3 Angkutan Laut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 0,13 4,02 (0,77) (2,10) 0,21 5 Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 3,98 3,40 6,20 5,00 14,01 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,96 3,92 5,96 3,58 9,00 1 Penyediaan Akomodasi 5,10 9,61 9,59 8,89 10,63 2 Penyediaan Makan Minum 7,02 3,75 5,84 3,40 8,95 J Informasi dan Komunikasi 6,63 9,79 10,73 10,47 13,03 K Jasa Keuangan dan Asuransi 5,41 4,97 4,39 4,14 6,99 1 Jasa Perantara Keuangan 5,12 2,41 2,95 2,79 5,17 2 Asuransi dan Dana Pensiun 6,64 6,35 14,97 13,15 16,93 3 Jasa Keuangan Lainnya 6,42 13,92 8,67 7,96 11,92 4 Jasa Penunjang Keuangan 6,15 5,00 8,39 8,46 14,29 L Real Estate 5,82 6,37 6,10 8,06 8,82 M,N Jasa Perusahaan 4,20 10,45 6,99 13,47 10,60 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 8,83 1,76 0,68 2,41 2,04 P Jasa Pendidikan 6,58 21,26 20,00 9,68 12,76 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,13 9,63 10,06 7,21 12,19 R,S,T,U Jasa lainnya 5,83 3,11 (0,44) 10,01 10,49 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MINYAK BUMI 5,07 4,42 4,90 5,36 4,39 5,79 4,26 4,84 5,10 4, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

193 Tabel 11. INDEKS IMPLISIT PDRB KABUPATEN BLORA TAHUN ( % ) (TAHUN 2010 =100) KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 100,00 106,66 113,05 122,78 131,53 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 100,00 106,21 113,45 122,65 129,89 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 100,00 108,79 111,16 123,48 139,32 3 Perikanan 100,00 109,04 112,78 119,32 132,16 B Pertambangan dan Penggalian 100,00 115,59 110,06 110,35 123,83 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 100,00 116,62 110,23 110,40 122,36 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya 100,00 108,29 108,85 110,06 133,81 C Industri Pengolahan 100,00 110,80 113,90 118,73 128,02 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 100,00 100,89 93,34 110,07 110,87 2 Industri Makanan dan Minuman 100,00 117,45 118,14 118,29 129,77 3 Industri Pengolahan Tembakau 100,00 106,63 115,84 126,29 131,76 4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 100,00 108,37 108,33 107,50 107,94 5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 100,00 108,10 121,71 132,57 134,41 6 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya 100,00 108,69 117,62 118,64 132,18 7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 100,00 97,10 104,38 106,31 126,00 8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 100,00 106,67 114,84 113,52 124,77 9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 100,00 108,16 111,83 112,69 119,57 10 Industri Barang Galian bukan Logam 100,00 108,17 113,68 116,68 126,77 11 Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 100,00 104,19 111,76 115,30 126,67 13 Industri Mesin dan Perlengkapan Industri Alat Angkutan 100,00 101,90 106,53 110,22 112,02 15 Industri Furnitur 100,00 94,30 110,58 121,61 133,02 16 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 100,00 105,62 111,62 115,49 126,19 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

194 Tabel 11 (Lanjutan) KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 100,00 100,75 99,79 94,19 94,87 1 Ketenagalistrikan 100,00 100,62 99,49 93,75 94,35 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 100,00 112,55 126,90 133,66 139,89 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 100,00 101,75 99,07 101,54 110,34 F Konstruksi 100,00 105,72 109,53 114,01 125,39 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 100,00 104,26 106,04 109,39 112,54 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 100,00 112,68 119,14 127,81 130,49 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 100,00 101,53 101,64 102,89 106,25 H Transportasi dan Pergudangan 100,00 100,48 101,30 102,17 108,98 1 Angkutan Rel 100,00 102,30 140,50 152,64 164,57 2 Angkutan Darat 100,00 100,22 100,25 100,90 107,48 3 Angkutan Laut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 100,00 105,81 106,91 118,17 129,68 5 Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 100,00 108,85 117,00 122,77 126,47 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,00 104,06 104,91 107,38 113,61 1 Penyediaan Akomodasi 100,00 107,98 121,49 132,49 139,81 2 Penyediaan Makan Minum 100,00 103,94 104,35 106,49 112,66 J Informasi dan Komunikasi 100,00 100,70 98,35 94,83 90,99 K Jasa Keuangan dan Asuransi 100,00 105,84 114,78 121,02 127,11 1 Jasa Perantara Keuangan 100,00 105,83 117,33 124,60 130,29 2 Asuransi dan Dana Pensiun 100,00 104,36 110,17 114,40 117,12 3 Jasa Keuangan Lainnya 100,00 105,92 107,29 111,03 118,87 4 Jasa Penunjang Keuangan 100,00 103,27 112,16 117,52 122,84 L Real Estate 100,00 100,32 100,65 101,84 108,16 M,N Jasa Perusahaan 100,00 106,89 109,71 114,72 118,07 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 100,00 102,34 112,07 117,86 125,51 P Jasa Pendidikan 100,00 111,33 120,76 129,50 133,25 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100,00 105,99 114,74 119,01 125,27 R,S,T,U Jasa lainnya 100,00 102,81 103,33 106,61 113,62 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MINYAK BUMI 100,00 107,32 110,51 115,64 123,13 100,00 106,09 110,79 116,49 123, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

195 Tabel 12. LAJU IMPLISIT PDRB KABUPATEN BLORA TAHUN (%) KATEGORI URAIAN A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6,98 6,66 5,99 8,60 7,13 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 7,34 6,21 6,82 8,11 5,90 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 5,45 8,79 2,18 11,09 12,83 3 Perikanan 5,81 9,04 3,44 5,80 10,76 B Pertambangan dan Penggalian 20,47 15,59 (4,79) 0,27 12,21 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 22,37 16,62 (5,48) 0,15 10,84 2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya 8,26 8,29 0,52 1,11 21,58 C Industri Pengolahan 7,25 10,80 2,80 4,24 7,83 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 16,04 0,89 (7,49) 17,93 0,72 2 Industri Makanan dan Minuman 5,29 17,45 0,59 0,13 9,70 3 Industri Pengolahan Tembakau 6,92 6,63 8,63 9,02 4,34 4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 4,28 8,37 (0,04) (0,77) 0,40 5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 6,41 8,10 12,58 8,93 1,39 6 Industri Kayu, Brng dari Kayu dan Gabus dan Brng Any dari Bambu, Rotan dan Sjnsnya 7,43 8,69 8,22 0,86 11,42 7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 8,10 (2,90) 7,50 1,85 18,52 8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 7,15 6,67 7,65 (1,15) 9,91 9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 4,30 8,16 3,39 0,77 6,10 10 Industri Barang Galian bukan Logam 3,89 8,17 5,10 2,63 8,65 11 Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 5,54 4,19 7,27 3,16 9,86 13 Industri Mesin dan Perlengkapan Industri Alat Angkutan 3,91 1,90 4,55 3,47 1,63 15 Industri Furnitur 7,36 (5,70) 17,27 9,97 9,39 16 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 7,18 5,62 5,68 3,47 9,26 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

196 Tabel 12 (Lanjutan) KATEGORI URAIAN D Pengadaan Listrik dan Gas 7,18 0,75 (0,96) (5,60) 0,72 1 Ketenagalistrikan 7,17 0,62 (1,12) (5,78) 0,64 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 7,67 12,55 12,75 5,33 4,66 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 4,85 1,75 (2,64) 2,49 8,67 F Konstruksi 6,31 5,72 3,60 4,09 9,98 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8,87 4,26 1,71 3,16 2,88 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 5,82 12,68 5,73 7,28 2,09 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 9,98 1,53 0,10 1,23 3,27 H Transportasi dan Pergudangan 5,52 0,48 0,82 0,85 6,67 1 Angkutan Rel 7,43 2,30 37,33 8,64 7,81 2 Angkutan Darat 5,46 0,22 0,03 0,65 6,52 3 Angkutan Laut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 7,70 5,81 1,04 10,53 9,74 5 Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 6,44 8,85 7,49 4,93 3,01 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,22 4,06 0,81 2,36 5,80 1 Penyediaan Akomodasi 5,56 7,98 12,51 9,06 5,53 2 Penyediaan Makan Minum 5,20 3,94 0,40 2,05 5,79 J Informasi dan Komunikasi 6,65 0,70 (2,34) (3,57) (4,06) K Jasa Keuangan dan Asuransi 6,84 5,84 8,45 5,44 5,03 1 Jasa Perantara Keuangan 6,76 5,83 10,87 6,20 4,57 2 Asuransi dan Dana Pensiun 4,55 4,36 5,58 3,83 2,37 3 Jasa Keuangan Lainnya 7,17 5,92 1,29 3,49 7,07 4 Jasa Penunjang Keuangan 4,35 3,27 8,60 4,79 4,52 L Real Estate 8,17 0,32 0,32 1,19 6,20 M,N Jasa Perusahaan 5,93 6,89 2,63 4,57 2,92 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 6,76 2,34 9,51 5,17 6,49 P Jasa Pendidikan 7,43 11,33 8,47 7,24 2,90 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,08 5,99 8,25 3,72 5,26 R,S,T,U Jasa lainnya 4,52 2,81 0,51 3,17 6,57 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DENGAN MINYAK BUMI 8,93 7,32 2,98 4,64 6,47 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MINYAK BUMI 7,10 6,09 4,43 5,14 5, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

197 Tabel 13. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PER KAPITA KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN LAPANGAN USAHA PDRB KABUPATEN BLORA DGN MINYAK(Juta Rupiah) , , , , ,26 PDRB KABUPATEN BLORA TANPA MINYAK(Juta Rupiah) , , , , ,64 PENDUDUK PERTENGAHAN TAHUN (Jiwa) PDRB PER KAPITA DGN MINYAK(Rupiah) , , , , ,77 PDRB PER KAPITA TANPA MINYAK(Rupiah) , , , , ,75 Tabel 14. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PER KAPITA KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 TAHUN LAPANGAN USAHA PDRB KABUPATEN BLORA DGN MINYAK(Juta Rupiah) , , , , ,29 PDRB KABUPATEN BLORA TANPA MINYAK(Juta Rupiah) , , , , ,82 PENDUDUK PERTENGAHAN TAHUN (Jiwa) PDRB PER KAPITA DGN MINYAK(Rupiah) , , , , ,34 PDRB PER KAPITA TANPA MINYAK(Rupiah) , , , , ,55 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

198 162 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

199

200

201 Tabel : 15 PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kelompok Sektor Tahun (Jutaan Rupiah) Rincian (1) (2) (3) (4) (5) (6) A. Harga Berlaku 1. Sektor Primer , , , , ,00 2. Sektor Sekunder , , , , ,71 3. Sektor Tersier , , , , ,55 Total PDRB , , , , ,26 B. Harga Konstan Sektor Primer , , , , ,11 2. Sektor Sekunder , , , , ,96 3. Sektor Tersier , , , , ,22 Total PDRB , , , , ,29 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

202 Tabel : 16 Distribusi Prosentase PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kelompok Sektor Tahun (Persen) Rincian (1) (2) (3) (4) (5) (6) A. Harga Berlaku 1. Sektor Primer 44,78 44,85 43,76 43,72 41,86 2. Sektor Sekunder 13,90 13,88 14,42 14,51 15,84 3. Sektor Tersier 41,33 41,28 41,81 41,77 42,30 Total PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 B. Harga Konstan Sektor Primer 44,78 43,95 43,16 42,64 40,04 2. Sektor Sekunder 13,90 13,64 14,17 14,32 15,35 3. Sektor Tersier 41,33 42,42 42,67 43,04 44,62 Total PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

203 Tabel : 17 Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kelompok Sektor Tahun (Tahun 2000 = 100,00) Rincian (1) (2) (3) (4) (5) (6) A. Harga Berlaku 1. Sektor Primer 100,00 112,23 118,31 130,30 138,67 2. Sektor Sekunder 100,00 111,91 125,66 139,32 169,08 3. Sektor Tersier 100,00 111,93 122,47 134,91 151,85 Total PDRB 100,00 112,06 121,05 133,46 148,34 B. Harga Konstan Sektor Primer 100,00 102,48 105,57 109,90 107,72 2. Sektor Sekunder 100,00 102,47 111,73 118,93 133,08 3. Sektor Tersier 100,00 107,18 113,10 120,19 130,06 Total PDRB 100,00 104,42 109,54 115,40 120,48 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

204 Tabel : 18 Indeks Berantai PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kelompok Sektor Tahun (Tahun sebelumnya = 100,00) Rincian (1) (2) (3) (4) (5) (6) A. Harga Berlaku 1. Sektor Primer 100,00 112,23 105,42 110,14 106,42 2. Sektor Sekunder 100,00 111,91 112,29 110,86 121,36 3. Sektor Tersier 100,00 111,93 109,41 110,15 112,56 Total PDRB 100,00 112,06 108,02 110,25 111,15 B. Harga Konstan Sektor Primer 100,00 102,48 103,01 104,10 98,02 2. Sektor Sekunder 100,00 102,47 109,04 106,44 111,90 3. Sektor Tersier 100,00 107,18 105,52 106,27 108,22 Total PDRB 100,00 104,42 104,90 105,36 104, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

205 Tabel : 19 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kelompok Sektor Tahun (Persen) Rincian (1) (2) (3) (4) (5) (6) A. Harga Berlaku 1. Sektor Primer 15,41 12,23 5,42 10,14 6,42 2. Sektor Sekunder 11,75 11,91 12,29 10,86 21,36 3. Sektor Tersier 14,38 11,93 9,41 10,15 12,56 Total PDRB 14,46 12,06 8,02 10,25 11,15 B. Harga Konstan Sektor Primer 4,02 2,48 3,01 4,10-1,98 2. Sektor Sekunder 4,47 2,47 9,04 6,44 11,90 3. Sektor Tersier 6,44 7,18 5,52 6,27 8,22 Total PDRB 5,07 4,42 4,90 5,36 4,39 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

206 Tabel 20. PDRB KABUPATEN BLORA SERI TAHUN DASAR 2000 ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN (JUTAAN RUPIAH) LAPANGAN USAHA PERTANIAN , , , , ,15 a. Tanaman Bahan Makanan , , , , ,57 b. Tanaman Perkebunan , , , , ,36 c. Peternakan , , , , ,92 d. Kehutanan , , , , ,27 e. Perikanan 4.201, , , , ,03 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN , , , , ,73 a. Pertambangan Migas , , , , ,84 b. Pertambangan Tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian 9.039, , , , ,89 3. INDUSTRI PENGOLAHAN , , , , ,38 a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Industri Tanpa Migas , , , , ,38 1. Makanan, Minuman dan Tembakau , , , , ,26 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 4.717, , , , ,77 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya , , , , ,57 4. Kertas dan Barang Cetakan 3.088, , , , ,03 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 9.371, , , , ,54 6. Semen & Brg. Galian bukan logam , , , , ,37 7. Logam Dasar Besi & Baja 9.934, , , , ,03 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 61,85 64,65 71,17 79,76 83,82 9. Barang lainnya 306,37 318,04 346,63 379,31 426,99 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH , , , , ,32 a Listrik , , , , ,84 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 2.797, , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

207 Tabel 20 (lanjutan) LAPANGAN USAHA BANGUNAN , , , , ,53 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN , , , , ,69 a. Perdagangan , , , , ,36 b. Hotel 4.095, , , , ,48 c. Restoran , , , , ,85 7. ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI , , , , ,59 a. Angkutan , , , , ,25 1. Angkutan Rel 2.533, , , , ,70 2. Angkutan Jalan Raya , , , , ,38 3. Angkutan Sungai dan Danau 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angkutan Penyeberangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 789,11 861,16 873,40 976, ,17 b. Komunikasi , , , , ,34 1. Pos Dan Giro 2.190, , , , ,73 2. Telekomunikasi & Jasa Telekomunikasi , , , , ,61 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSA , , , , ,68 a. Bank , , , , ,46 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank , , , , ,51 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan , , , , ,83 e. Jasa Perusahaan , , , , ,89 9. JASA-JASA , , , , ,95 a. Pemerintahan Umum , , , , ,96 b. Swasta , , , , ,99 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan , , , , ,05 2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 3.906, , , , ,39 3. Jasa Perorangan Dan Rumah Tangga , , , , ,55 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO , , , , ,02 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

208 Tabel 21. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BLORA ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 PADA TAHUN (JUTAAN RUPIAH) LAPANGAN USAHA PERTANIAN , , , , ,86 a. Tanaman Bahan Makanan , , , , ,68 b. Tanaman Perkebunan , , , , ,06 c. Peternakan , , , , ,69 d. Kehutanan , , , , ,51 e. Perikanan 2.370, , , , ,93 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN , , , , ,09 a. Pertambangan Migas , , , , ,53 b. Pertambangan Tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian 5.063, , , , ,56 3. INDUSTRI PENGOLAHAN , , , , ,62 a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Industri Tanpa Migas , , , , ,62 1. Makanan, Minuman dan Tembakau , , , , ,07 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 2.259, , , , ,11 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya , , , , ,12 4. Kertas dan Barang Cetakan 1.517, , , , ,58 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 4.604, , , , ,69 6. Semen & Brg. Galian bukan logam , , , , ,03 7. Logam Dasar Besi & Baja 5.055, , , , ,16 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 32,16 32,50 34,16 36,16 36,59 9. Barang lainnya 159,24 160,67 168,11 174,90 185,25 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH , , , , ,38 a Listrik , , , , ,26 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 1.000, , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

209 Tabel 20 (lanjutan) LAPANGAN USAHA BANGUNAN , , , , ,84 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN , , , , ,33 a. Perdagangan , , , , ,30 b. Hotel 1.718, , , , ,02 c. Restoran , , , , ,01 7. ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI , , , , ,90 a. Angkutan , , , , ,06 1. Angkutan Rel 1.067, ,94 991,20 984, ,35 2. Angkutan Jalan Raya , , , , ,01 3. Angkutan Sungai dan Danau 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Angkutan Penyeberangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Jasa Penunjang Angkutan 462,42 479,82 484,19 511,18 545,70 b. Komunikasi , , , , ,84 1. Pos Dan Giro 1.325, , , , ,12 2. Telekomunikasi & Jasa Telekomunikasi , , , , ,72 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSA , , , , ,53 a. Bank , , , , ,91 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 4.980, , , , ,86 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan , , , , ,00 e. Jasa Perusahaan 6.770, , , , ,76 9. JASA-JASA , , , , ,77 a. Pemerintahan Umum , , , , ,48 b. Swasta , , , , ,29 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan , , , , ,58 2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 2.105, , , , ,09 3. Jasa Perorangan Dan Rumah Tangga , , , , ,62 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO , , , , ,34 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

210 172 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

211

212

213 Tabel : 1A PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan rupiah) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati , , , , ,87 2 Randublatung , , , , ,76 3 Kradenan , , , , ,88 4 Kedungtuban , , , , ,81 5 Cepu , , , , ,09 6 Sambong , , , , ,32 7 Jiken , , , , ,24 8 Bogorejo , , , , ,80 9 Jepon , , , , ,95 10 Blora , , , , ,85 11 Banjarejo , , , , ,72 12 Tunjungan , , , , ,57 13 Japah , , , , ,13 14 Ngawen , , , , ,21 15 Kunduran , , , , ,44 16 Todanan , , , , ,64 Total , , , , ,26 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

214 Tabel : 1B PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan rupiah) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati , , , , ,97 2 Randublatung , , , , ,69 3 Kradenan , , , , ,37 4 Kedungtuban , , , , ,10 5 Cepu , , , , ,54 6 Sambong , , , , ,55 7 Jiken , , , , ,61 8 Bogorejo , , , , ,25 9 Jepon , , , , ,28 10 Blora , , , , ,37 11 Banjarejo , , , , ,49 12 Tunjungan , , , , ,76 13 Japah , , , , ,81 14 Ngawen , , , , ,80 15 Kunduran , , , , ,70 16 Todanan , , , , ,96 Total , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

215 Tabel : 2A Kontribusi PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Persen) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati 3,10 3,04 3,04 3,03 2,93 2 Randublatung 7,26 7,08 7,17 7,20 6,94 3 Kradenan 3,04 2,93 2,93 2,94 2,83 4 Kedungtuban 5,02 4,95 4,95 4,99 4,77 5 Cepu 26,60 27,83 26,98 26,52 27,52 6 Sambong 1,92 1,85 1,85 1,85 1,77 7 Jiken 2,21 2,12 2,12 2,12 2,07 8 Bogorejo 1,72 1,67 1,69 1,69 1,63 9 Jepon 5,13 5,13 5,19 5,26 5,28 10 Blora 16,21 16,22 16,64 16,75 17,00 11 Banjarejo 3,30 3,19 3,14 3,16 3,10 12 Tunjungan 4,41 4,42 4,59 4,68 4,73 13 Japah 2,45 2,40 2,41 2,41 2,31 14 Ngawen 6,89 6,81 6,97 7,00 7,00 15 Kunduran 6,83 6,64 6,62 6,68 6,55 16 Todanan 3,90 3,74 3,71 3,72 3,58 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

216 Tabel : 2B Kontribusi PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Persen) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati 3,10 3,09 3,02 2,97 2,87 2 Randublatung 7,26 7,32 7,24 7,15 6,94 3 Kradenan 3,04 2,94 2,89 2,83 2,73 4 Kedungtuban 5,02 5,00 4,90 4,84 4,65 5 Cepu 26,60 26,96 27,16 27,56 27,99 6 Sambong 1,92 1,85 1,80 1,77 1,71 7 Jiken 2,21 2,14 2,12 2,08 2,04 8 Bogorejo 1,72 1,70 1,69 1,66 1,62 9 Jepon 5,13 5,18 5,16 5,18 5,22 10 Blora 16,21 16,46 16,67 16,84 17,27 11 Banjarejo 3,30 3,18 3,13 3,09 3,05 12 Tunjungan 4,41 4,40 4,51 4,51 4,56 13 Japah 2,45 2,46 2,45 2,40 2,31 14 Ngawen 6,89 6,99 7,03 7,01 7,09 15 Kunduran 6,83 6,59 6,55 6,49 6,40 16 Todanan 3,90 3,74 3,67 3,62 3,54 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

217 Tabel : 3A Indeks Berantai PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Tahun 2010 = 100,00) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati 100,00 110,11 107,88 109,88 107,31 2 Randublatung 100,00 109,26 109,36 110,74 107,17 3 Kradenan 100,00 107,97 108,27 110,45 106,84 4 Kedungtuban 100,00 110,38 108,12 111,02 106,31 5 Cepu 100,00 117,24 104,71 108,38 115,34 6 Sambong 100,00 107,70 108,25 110,26 106,42 7 Jiken 100,00 107,06 108,11 110,32 108,38 8 Bogorejo 100,00 108,66 109,09 110,45 107,14 9 Jepon 100,00 112,18 109,17 111,76 111,59 10 Blora 100,00 112,14 110,84 110,98 112,78 11 Banjarejo 100,00 108,51 106,30 110,99 108,92 12 Tunjungan 100,00 112,08 112,36 112,27 112,44 13 Japah 100,00 109,46 108,77 110,28 106,52 14 Ngawen 100,00 110,79 110,53 110,84 111,12 15 Kunduran 100,00 108,86 107,80 111,12 109,08 16 Todanan 100,00 107,35 107,12 110,65 106,89 Total 100,00 112,06 108,02 110,25 111,15 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

218 Tabel : 3B Indeks Berantai PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Tahun 2010 = 100,00) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati 100,00 104,07 102,71 103,35 100,97 2 Randublatung 100,00 105,35 103,73 103,99 101,36 3 Kradenan 100,00 100,91 103,16 103,30 100,75 4 Kedungtuban 100,00 103,84 102,86 104,12 100,36 5 Cepu 100,00 105,85 105,68 106,90 106,00 6 Sambong 100,00 100,85 101,77 103,72 101,08 7 Jiken 100,00 100,99 103,87 103,36 102,45 8 Bogorejo 100,00 102,83 104,43 103,47 101,71 9 Jepon 100,00 105,50 104,57 105,63 105,23 10 Blora 100,00 106,02 106,26 106,42 107,08 11 Banjarejo 100,00 100,86 103,12 104,11 102,91 12 Tunjungan 100,00 104,07 107,44 105,55 105,52 13 Japah 100,00 104,70 104,31 103,25 100,64 14 Ngawen 100,00 105,99 105,53 104,98 105,62 15 Kunduran 100,00 100,78 104,22 104,37 102,95 16 Todanan 100,00 99,91 103,17 103,89 102,07 Total 100,00 104,42 104,90 105,36 104, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

219 Tabel : 4A Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Tahun 2010 = 100,00) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati 100,00 110,11 118,79 130,52 140,06 2 Randublatung 100,00 109,26 119,49 132,32 141,81 3 Kradenan 100,00 107,97 116,90 129,12 137,95 4 Kedungtuban 100,00 110,38 119,34 132,49 140,85 5 Cepu 100,00 117,24 122,77 133,05 153,46 6 Sambong 100,00 107,70 116,58 128,55 136,80 7 Jiken 100,00 107,06 115,74 127,69 138,38 8 Bogorejo 100,00 108,66 118,55 130,93 140,29 9 Jepon 100,00 112,18 122,46 136,86 152,73 10 Blora 100,00 112,14 124,29 137,94 155,58 11 Banjarejo 100,00 108,51 115,35 128,03 139,45 12 Tunjungan 100,00 112,08 125,94 141,39 158,98 13 Japah 100,00 109,46 119,06 131,29 139,86 14 Ngawen 100,00 110,79 122,46 135,74 150,84 15 Kunduran 100,00 108,86 117,35 130,40 142,24 16 Todanan 100,00 107,35 115,00 127,24 136,01 Total 100,00 112,06 121,05 133,46 148,34 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

220 Tabel : 4B Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Tahun 2010 = 100,00) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati 100,00 104,07 106,89 110,47 111,55 2 Randublatung 100,00 105,35 109,27 113,64 115,18 3 Kradenan 100,00 100,91 104,10 107,54 108,34 4 Kedungtuban 100,00 103,84 106,81 111,21 111,62 5 Cepu 100,00 105,85 111,86 119,58 126,75 6 Sambong 100,00 100,85 102,64 106,46 107,61 7 Jiken 100,00 100,99 104,90 108,43 111,08 8 Bogorejo 100,00 102,83 107,39 111,12 113,01 9 Jepon 100,00 105,50 110,32 116,53 122,63 10 Blora 100,00 106,02 112,66 119,89 128,38 11 Banjarejo 100,00 100,86 104,00 108,28 111,43 12 Tunjungan 100,00 104,07 111,82 118,02 124,54 13 Japah 100,00 104,70 109,22 112,76 113,48 14 Ngawen 100,00 105,99 111,85 117,42 124,02 15 Kunduran 100,00 100,78 105,03 109,62 112,86 16 Todanan 100,00 99,91 103,09 107,10 109,31 Total 100,00 104,42 109,54 115,40 120, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

221 Tabel : 5A Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Persen) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati 12,90 10,11 7,88 9,88 7,31 2 Randublatung 14,41 9,26 9,36 10,74 7,17 3 Kradenan 13,41 7,97 8,27 10,45 6,84 4 Kedungtuban 12,19 10,38 8,12 11,02 6,31 5 Cepu 18,43 17,24 4,71 8,38 15,34 6 Sambong 13,82 7,70 8,25 10,26 6,42 7 Jiken 13,48 7,06 8,11 10,32 8,38 8 Bogorejo 13,07 8,66 9,09 10,45 7,14 9 Jepon 13,25 12,18 9,17 11,76 11,59 10 Blora 13,78 12,14 10,84 10,98 12,78 11 Banjarejo 12,19 8,51 6,30 10,99 8,92 12 Tunjungan 11,79 12,08 12,36 12,27 12,44 13 Japah 12,61 9,46 8,77 10,28 6,52 14 Ngawen 12,77 10,79 10,53 10,84 11,12 15 Kunduran 12,33 8,86 7,80 11,12 9,08 16 Todanan 12,51 7,35 7,12 10,65 6,89 Total 14,46 12,06 8,02 10,25 11,15 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

222 Tabel : 5B Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Persen) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati 5,81 4,07 2,71 3,35 0,97 2 Randublatung 6,18 5,35 3,73 3,99 1,36 3 Kradenan 5,67 0,91 3,16 3,30 0,75 4 Kedungtuban 5,33 3,84 2,86 4,12 0,36 5 Cepu 3,60 5,85 5,68 6,90 6,00 6 Sambong 5,42 0,85 1,77 3,72 1,08 7 Jiken 5,99 0,99 3,87 3,36 2,45 8 Bogorejo 5,16 2,83 4,43 3,47 1,71 9 Jepon 5,89 5,50 4,57 5,63 5,23 10 Blora 6,86 6,02 6,26 6,42 7,08 11 Banjarejo 4,69 0,86 3,12 4,11 2,91 12 Tunjungan 4,12 4,07 7,44 5,55 5,52 13 Japah 4,95 4,70 4,31 3,25 0,64 14 Ngawen 4,52 5,99 5,53 4,98 5,62 15 Kunduran 5,43 0,78 4,22 4,37 2,95 16 Todanan 4,62-0,09 3,17 3,89 2,07 Total 5,07 4,42 4,90 5,36 4, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

223 Tabel : 6 Indeks Implisit PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Tahun (Persen) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati 100,00 105,81 111,13 118,15 125,56 2 Randublatung 100,00 103,72 109,35 116,44 123,12 3 Kradenan 100,00 106,99 112,29 120,07 127,32 4 Kedungtuban 100,00 106,30 111,73 119,13 126,19 5 Cepu 100,00 110,77 109,75 111,27 121,07 6 Sambong 100,00 106,79 113,58 120,74 127,12 7 Jiken 100,00 106,01 110,33 117,76 124,57 8 Bogorejo 100,00 105,67 110,39 117,83 124,13 9 Jepon 100,00 106,33 111,00 117,44 124,54 10 Blora 100,00 105,77 110,33 115,06 121,18 11 Banjarejo 100,00 107,59 110,91 118,24 125,15 12 Tunjungan 100,00 107,70 112,63 119,80 127,66 13 Japah 100,00 104,55 109,01 116,43 123,24 14 Ngawen 100,00 104,53 109,49 115,61 121,63 15 Kunduran 100,00 108,01 111,73 118,95 126,04 16 Todanan 100,00 107,44 111,56 118,81 124,42 Total 100,00 107,32 110,51 115,64 123,13 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

224 Tabel : 7 Inflasi PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Tahun (Persen) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati 6,70 5,81 5,03 6,32 6,27 2 Randublatung 7,75 3,72 5,43 6,49 5,73 3 Kradenan 7,32 6,99 4,95 6,92 6,04 4 Kedungtuban 6,51 6,30 5,11 6,62 5,92 5 Cepu 14,31 10,77-0,92 1,38 8,81 6 Sambong 7,97 6,79 6,36 6,31 5,28 7 Jiken 7,07 6,01 4,08 6,74 5,79 8 Bogorejo 7,51 5,67 4,46 6,74 5,35 9 Jepon 6,95 6,33 4,40 5,80 6,05 10 Blora 6,48 5,77 4,31 4,29 5,32 11 Banjarejo 7,17 7,59 3,08 6,61 5,85 12 Tunjungan 7,38 7,70 4,58 6,37 6,56 13 Japah 7,30 4,55 4,27 6,81 5,85 14 Ngawen 7,89 4,53 4,74 5,59 5,21 15 Kunduran 6,54 8,01 3,44 6,46 5,96 16 Todanan 7,54 7,44 3,83 6,50 4,72 Total 8,93 7,32 2,98 4,64 6, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

225 Tabel : 8 Banyaknya Penduduk Pertengahan Tahun Di Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Tahun (Jiwa) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati Randublatung Kradenan Kedungtuban Cepu Sambong Jiken Bogorejo Jepon Blora Banjarejo Tunjungan Japah Ngawen Kunduran Todanan Total Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

226 Tabel : 9A PDRB Perkapita Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Rupiah) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati Randublatung Kradenan Kedungtuban Cepu Sambong Jiken Bogorejo Jepon Blora Banjarejo Tunjungan Japah Ngawen Kunduran Todanan Total Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

227 Tabel : 9B PDRB Perkapita Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Rupiah) No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jati Randublatung Kradenan Kedungtuban Cepu Sambong Jiken Bogorejo Jepon Blora Banjarejo Tunjungan Japah Ngawen Kunduran Todanan Total Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

228 Tabel : 10 A PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014 (Jutaan rupiah) Lapangan Usaha No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Jati , , ,21 344,36 61, , , , ,75 2 Randublatung , , ,41 622,00 944, , , , ,36 3 Kradenan , , ,83 316,43 401, , , , ,26 4 Kedungtuban , , ,19 776,36 538, , , , ,51 5 Cepu , , , , , , , , ,11 6 Sambong , , ,49 442,07 70, , , , ,06 7 Jiken , , ,53 463,82 37, , , , ,73 8 Bogorejo , , ,39 546,50 44, , , , ,78 9 Jepon , , ,26 298,92 238, , , , ,78 10 Blora , , , , , , , , ,75 11 Banjarejo , , ,70 394,14 32, , , , ,35 12 Tunjungan , , ,59 365,85 30, , , , ,27 13 Japah , , ,56 289,09 23, , , , ,84 14 Ngawen , , ,45 449,20 330, , , , ,98 15 Kunduran , , ,85 472,15 498, , , , ,95 16 Todanan , , ,57 482,93 231, , , , ,33 Total , , , , , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

229 Tabel 10 A (Lanjutan) No. Kecamatan PDRB (1) (2) (10) (12) (14) (16) (18) (12) 1 Jati 4.143, , , , , , , , ,87 2 Randublatung , , , , , , , , ,76 3 Kradenan 3.406, , , , , , , , ,88 4 Kedungtuban 5.674, , , , , , , , ,81 5 Cepu , , , , , , , , ,09 6 Sambong 2.767, , , , , , , , ,32 7 Jiken 3.468, , , , , , , , ,24 8 Bogorejo 2.259, , ,16 982, , , , , ,80 9 Jepon 7.528, , , , , , , , ,95 10 Blora , , , , , , , , ,85 11 Banjarejo 5.487, , , , , , , , ,72 12 Tunjungan 4.341, , , , , , , , ,57 13 Japah 2.837, , , , , , , , ,13 14 Ngawen 8.537, , , , , , , , ,21 15 Kunduran 5.828, , , , , , , , ,44 16 Todanan 4.829, , , , , , , , ,64 Total , , , , , , , , ,26 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

230 Tabel : 10 B PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Tahun 2014 (Jutaan rupiah) Lapangan Usaha No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Jati , , ,86 360,69 55, , , , ,76 2 Randublatung , , ,08 645,49 849, , , , ,75 3 Kradenan , , ,36 330,26 353, , , , ,56 4 Kedungtuban , , ,87 817,15 488, , , , ,26 5 Cepu , , , , , , , , ,30 6 Sambong , , ,29 468,54 64, , , , ,84 7 Jiken , , ,98 497,27 34, , , , ,22 8 Bogorejo , , ,89 577,69 40, , , , ,63 9 Jepon , , ,51 316,20 212, , , , ,95 10 Blora , , , , , , , , ,15 11 Banjarejo , , ,36 417,34 29, , , , ,74 12 Tunjungan , , ,95 385,69 26, , , , ,62 13 Japah , , ,91 303,72 20, , , , ,66 14 Ngawen , , ,36 472,97 290, , , , ,63 15 Kunduran , , ,92 496,84 443, , , , ,29 16 Todanan , , ,19 501,86 207, , , , ,50 Total , , , , , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

231 Tabel 10 B (Lanjutan) No. Kecamatan PDRB (1) (2) (10) (12) (14) (16) (18) (12) 1 Jati 4.725, , , , , , , , ,97 2 Randublatung , , , , , , , , ,69 3 Kradenan 3.726, , , , , , , , ,37 4 Kedungtuban 6.504, , , , , , , , ,10 5 Cepu , , , , , , , , ,54 6 Sambong 3.126, , ,43 879, , , , , ,55 7 Jiken 3.869, , , , , , , , ,61 8 Bogorejo 2.523, , ,17 829, , , , , ,25 9 Jepon 8.381, , , , , , , , ,28 10 Blora , , , , , , , , ,37 11 Banjarejo 6.224, , , , , , , , ,49 12 Tunjungan 4.919, , , , , , , , ,76 13 Japah 3.213, , , , , , , , ,81 14 Ngawen 9.531, , , , , , , , ,80 15 Kunduran 6.676, , , , , , , , ,70 16 Todanan 5.516, , , , , , , , ,96 Total , , , , , , , , ,26 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

232 Tabel : 11 A PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013 (Jutaan rupiah) Lapangan Usaha No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Jati , , ,46 333,34 54, , , , ,86 2 Randublatung , , ,29 594,80 820, , , , ,67 3 Kradenan , , ,67 304,51 352, , , , ,86 4 Kedungtuban , , ,07 750,19 470, , , , ,23 5 Cepu , , , , , , , , ,17 6 Sambong , , ,80 428,32 62, , , , ,50 7 Jiken , , ,92 446,08 33, , , , ,47 8 Bogorejo , , ,49 530,54 39, , , , ,27 9 Jepon , , ,25 285,40 209, , , , ,27 10 Blora , , , , , , , , ,63 11 Banjarejo , , ,91 379,17 28, , , , ,42 12 Tunjungan , , ,51 350,13 25, , , , ,76 13 Japah , , ,73 278,46 20, , , , ,43 14 Ngawen , , ,53 430,18 289, , , , ,39 15 Kunduran , , ,37 454,01 437, , , , ,96 16 Todanan , , ,62 464,58 201, , , , ,55 Total , , , , , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

233 Tabel 11 A (Lanjutan) No. Kecamatan PDRB (1) (2) (10) (12) (14) (16) (18) (12) 1 Jati 3.830, , , , , , , , ,31 2 Randublatung , , , , , , , , ,83 3 Kradenan 3.169, , , , , , , , ,21 4 Kedungtuban 5.229, , , , , , , , ,37 5 Cepu , , , , , , , , ,00 6 Sambong 2.576, , ,10 954, , , , , ,54 7 Jiken 3.227, , , , , , , , ,05 8 Bogorejo 2.116, , ,17 862, , , , , ,70 9 Jepon 6.882, , , , , , , , ,83 10 Blora , , , , , , , , ,29 11 Banjarejo 5.082, , , , , , , , ,45 12 Tunjungan 3.992, , , , , , , , ,69 13 Japah 2.634, , , , , , , , ,26 14 Ngawen 7.928, , , , , , , , ,31 15 Kunduran 5.404, , , , , , , , ,35 16 Todanan 4.489, , , , , , , , ,33 Total , , , , , , , , ,52 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

234 Tabel : 11 B PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Tahun 2013 (Jutaan rupiah) Lapangan Usaha No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Jati , , ,36 351,63 52, , , , ,40 2 Randublatung , , ,98 621,65 801, , , , ,86 3 Kradenan , , ,26 320,07 337, , , , ,72 4 Kedungtuban , , ,93 795,23 463, , , , ,58 5 Cepu , , , , , , , , ,92 6 Sambong , , ,74 457,20 62, , , , ,62 7 Jiken , , ,73 481,65 33, , , , ,48 8 Bogorejo , , ,47 564,80 39, , , , ,98 9 Jepon , , ,82 304,05 202, , , , ,29 10 Blora , , , , , , , , ,19 11 Banjarejo , , ,18 404,34 27, , , , ,80 12 Tunjungan , , ,81 371,75 25, , , , ,13 13 Japah , , ,29 294,63 19, , , , ,76 14 Ngawen , , ,40 456,17 277, , , , ,59 15 Kunduran , , ,11 481,14 423, , , , ,09 16 Todanan , , ,63 486,22 196, , , , ,76 Total , , , , , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

235 Tabel 11 B (Lanjutan) No. Kecamatan PDRB (1) (2) (10) (12) (14) (16) (18) (12) 1 Jati 4.180, , , , , , , , ,36 2 Randublatung , , , , , , , , ,92 3 Kradenan 3.319, , , , , , , , ,88 4 Kedungtuban 5.736, , , , , , , , ,82 5 Cepu , , , , , , , , ,56 6 Sambong 2.790, , ,63 807, , , , , ,81 7 Jiken 3.448, , , , , , , , ,43 8 Bogorejo 2.262, , ,62 750, , , , , ,57 9 Jepon 7.344, , , , , , , , ,11 10 Blora , , , , , , , , ,48 11 Banjarejo 5.512, , , , , , , , ,63 12 Tunjungan 4.332, , , , , , , , ,48 13 Japah 2.854, , ,82 983, , , , , ,04 14 Ngawen 8.476, , , , , , , , ,06 15 Kunduran 5.928, , , , , , , , ,14 16 Todanan 4.910, , , , , , , , ,56 Total , , , , , , , , ,86 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

236 Tabel : 12 A PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 (Jutaan rupiah) Lapangan Usaha No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Jati , , ,98 332,83 51, , , , ,99 2 Randublatung , , ,63 581,45 785, , , , ,92 3 Kradenan , , ,16 296,92 335, , , , ,18 4 Kedungtuban , , ,68 733,62 447, , , , ,03 5 Cepu , , , , , , , , ,78 6 Sambong , , ,31 421,36 59, , , , ,61 7 Jiken , , ,18 438,16 31, , , , ,15 8 Bogorejo , , ,00 519,74 37, , , , ,13 9 Jepon , , ,23 277,74 199, , , , ,61 10 Blora , , , , , , , , ,09 11 Banjarejo , , ,01 371,74 26, , , , ,13 12 Tunjungan , , ,40 343,18 24, , , , ,10 13 Japah , , ,37 273,05 19, , , , ,18 14 Ngawen , , ,01 423,00 275, , , , ,30 15 Kunduran , , ,98 445,91 409, , , , ,43 16 Todanan , , ,10 456,17 191, , , , ,73 Total , , , , , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

237 Tabel 12 A (Lanjutan) No. Kecamatan PDRB (1) (2) (10) (12) (14) (16) (18) (12) 1 Jati 3.638, , , , , , , , ,29 2 Randublatung , , , , , , , , ,40 3 Kradenan 2.993, , , , , , , , ,55 4 Kedungtuban 4.958, , , , , , , , ,67 5 Cepu , , , , , , , , ,46 6 Sambong 2.447, , ,61 811, , , , , ,56 7 Jiken 3.033, , , , , , , , ,07 8 Bogorejo 1.996, , ,48 732, , , , , ,01 9 Jepon 6.475, , , , , , , , ,25 10 Blora , , , , , , , , ,90 11 Banjarejo 4.797, , , , , , , , ,73 12 Tunjungan 3.786, , , , , , , , ,31 13 Japah 2.502, , ,45 967, , , , , ,01 14 Ngawen 7.451, , , , , , , , ,16 15 Kunduran 5.123, , , , , , , , ,50 16 Todanan 4.248, , , , , , , , ,68 Total , , , , , , , , ,55 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

238 Tabel : 12 B PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Tahun 2012 (Jutaan rupiah) Lapangan Usaha No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Jati , , ,77 329,77 51, , , , ,05 2 Randublatung , , ,39 575,48 790, , , , ,59 3 Kradenan , , ,45 293,98 335, , , , ,00 4 Kedungtuban , , ,25 731,79 457, , , , ,07 5 Cepu , , , , , , , , ,24 6 Sambong , , ,66 423,64 60, , , , ,37 7 Jiken , , ,09 447,11 32, , , , ,90 8 Bogorejo , , ,42 522,85 38, , , , ,22 9 Jepon , , ,51 278,74 201, , , , ,18 10 Blora , , , , , , , , ,38 11 Banjarejo , , ,87 375,34 26, , , , ,98 12 Tunjungan , , ,71 344,04 24, , , , ,38 13 Japah , , ,82 272,49 19, , , , ,13 14 Ngawen , , ,25 423,90 274, , , , ,37 15 Kunduran , , ,24 446,25 419, , , , ,61 16 Todanan , , ,85 450,53 195, , , , ,69 Total , , , , , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

239 Tabel 12 B (Lanjutan) No. Kecamatan PDRB (1) (2) (10) (12) (14) (16) (18) (12) 1 Jati 3.819, , , , , , , , ,83 2 Randublatung , , , , , , , , ,61 3 Kradenan 3.054, , , , , , , , ,06 4 Kedungtuban 5.189, , , , , , , , ,56 5 Cepu , , , , , , , , ,41 6 Sambong 2.567, , ,26 718, , , , , ,01 7 Jiken 3.153, , ,38 965, , , , , ,03 8 Bogorejo 2.060, , ,65 667, , , , , ,17 9 Jepon 6.646, , , , , , , , ,99 10 Blora , , , , , , , , ,26 11 Banjarejo 5.025, , , , , , , , ,67 12 Tunjungan 3.934, , , , , , , , ,40 13 Japah 2.611, , ,19 874, , , , , ,85 14 Ngawen 7.689, , , , , , , , ,38 15 Kunduran 5.388, , , , , , , , ,70 16 Todanan 4.472, , , , , , , , ,95 Total , , , , , , , , ,90 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

240 Tabel : 13 A PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011 (Jutaan rupiah) Lapangan Usaha No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Jati , , ,36 301,62 52, , , , ,95 2 Randublatung , , ,36 536,18 814, , , , ,59 3 Kradenan , , ,93 271,05 342, , , , ,86 4 Kedungtuban , , ,32 668,72 461, , , , ,73 5 Cepu , , , , , , , , ,09 6 Sambong , , ,29 385,84 60, , , , ,92 7 Jiken , , ,70 398,99 32, , , , ,12 8 Bogorejo , , ,09 474,38 38, , , , ,65 9 Jepon , , ,10 252,75 203, , , , ,49 10 Blora , , , , , , , , ,88 11 Banjarejo , , ,67 338,23 27, , , , ,66 12 Tunjungan , , ,41 312,94 25, , , , ,73 13 Japah , , ,32 249,41 19, , , , ,86 14 Ngawen , , ,54 382,98 280, , , , ,65 15 Kunduran , , ,15 406,99 424, , , , ,18 16 Todanan , , ,03 412,71 197, , , , ,38 Total , , , , , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

241 Tabel 13 A (Lanjutan) No. Kecamatan PDRB (1) (2) (10) (12) (14) (16) (18) (12) 1 Jati 3.399, , , , , , , , ,47 2 Randublatung , , , , , , , , ,36 3 Kradenan 2.763, , , , , , , , ,34 4 Kedungtuban 4.603, , , , , , , , ,33 5 Cepu , , , , , , , , ,30 6 Sambong 2.277, , ,82 737, , , , , ,24 7 Jiken 2.812, , ,09 983, , , , , ,22 8 Bogorejo 1.852, , ,76 668, , ,89 997, , ,72 9 Jepon 5.988, , , , , , , , ,21 10 Blora , , , , , , , , ,49 11 Banjarejo 4.426, , , , , , , , ,50 12 Tunjungan 3.506, , , , , , , , ,65 13 Japah 2.320, , ,99 885, , , , , ,11 14 Ngawen 6.894, , , , , , , , ,10 15 Kunduran 4.749, , , , , , , , ,31 16 Todanan 3.946, , , , , , , , ,92 Total , , , , , , , , ,26 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

242 Tabel : 13 B PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2011 (Jutaan rupiah) Lapangan Usaha No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Jati , , ,51 300,98 51, , , , ,28 2 Randublatung , , ,23 524,18 789, , , , ,53 3 Kradenan , , ,11 268,01 331, , , , ,59 4 Kedungtuban , , ,68 664,04 452, , , , ,28 5 Cepu , , , , , , , , ,25 6 Sambong , , ,99 385,02 59, , , , ,72 7 Jiken , , ,75 398,17 31, , , , ,31 8 Bogorejo , , ,24 473,40 37, , , , ,72 9 Jepon , , ,13 252,23 200, , , , ,05 10 Blora , , , , , , , , ,57 11 Banjarejo , , ,33 337,52 26, , , , ,35 12 Tunjungan , , ,94 312,28 24, , , , ,06 13 Japah , , ,56 247,76 19, , , , ,19 14 Ngawen , , ,63 381,70 271, , , , ,28 15 Kunduran , , ,66 405,45 415, , , , ,59 16 Todanan , , ,40 407,60 191, , , , ,03 Total , , , , , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

243 Tabel 13 B (Lanjutan) No. Kecamatan PDRB (1) (2) (10) (12) (14) (16) (18) (12) 1 Jati 3.471, , , , , , , , ,41 2 Randublatung , , , , , , , , ,01 3 Kradenan 2.798, , , , , , , , ,91 4 Kedungtuban 4.651, , , , , , , , ,56 5 Cepu , , , , , , , , ,87 6 Sambong 2.312, , ,41 680, , , , , ,69 7 Jiken 2.841, , ,89 910, , , , , ,52 8 Bogorejo 1.869, , ,86 625, , ,49 929, , ,12 9 Jepon 5.996, , , , , , , , ,45 10 Blora , , , , , , , , ,20 11 Banjarejo 4.520, , , , , , , , ,31 12 Tunjungan 3.536, , , , , , , , ,80 13 Japah 2.371, , ,09 823, , , , , ,29 14 Ngawen 6.961, , , , , , , , ,04 15 Kunduran 4.866, , , , , , , , ,18 16 Todanan 4.030, , , , , , , , ,68 Total , , , , , , , , ,03 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

244 Tabel : 14 A PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 (Jutaan rupiah) Lapangan Usaha No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Jati , , ,15 267,50 48, , , , ,96 2 Randublatung , , ,69 472,24 744, , , , ,83 3 Kradenan , , ,99 238,43 312, , , , ,75 4 Kedungtuban , , ,95 597,76 421, , , , ,72 5 Cepu , , , , , , , , ,48 6 Sambong , , ,12 346,97 55, , , , ,74 7 Jiken , , ,06 357,38 29, , , , ,38 8 Bogorejo , , ,65 422,88 35, , , , ,89 9 Jepon , , ,58 226,99 188, , , , ,29 10 Blora , , , , , , , , ,66 11 Banjarejo , , ,51 301,48 25, , , , ,63 12 Tunjungan , , ,28 277,49 23, , , , ,50 13 Japah , , ,48 219,81 18, , , , ,80 14 Ngawen , , ,07 340,54 256, , , , ,35 15 Kunduran , , ,89 361,13 387, , , , ,44 16 Todanan , , ,62 361,65 181, , , , ,56 Total , , , , , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

245 Tabel 14 A (Lanjutan) No. Kecamatan PDRB (1) (2) (10) (12) (14) (16) (18) (12) 1 Jati 3.149, , ,13 993, , , , , ,79 2 Randublatung 9.586, , , , , , , , ,77 3 Kradenan 2.533, , , , , , , , ,48 4 Kedungtuban 4.211, , , , , , , , ,57 5 Cepu , , , , , , , , ,25 6 Sambong 2.090, , ,24 626, , , , , ,30 7 Jiken 2.568, , ,89 835, , , , , ,87 8 Bogorejo 1.698, , ,98 573, , ,43 853, , ,38 9 Jepon 5.429, , , , , , , , ,11 10 Blora , , , , , , , , ,94 11 Banjarejo 4.104, , , , , , , , ,66 12 Tunjungan 3.208, , , , , , , , ,62 13 Japah 2.145, , ,60 756, , , , , ,92 14 Ngawen 6.314, , , , , , , , ,04 15 Kunduran 4.426, , , , , , , , ,72 16 Todanan 3.672, , , , , , , , ,21 Total , , , , , , , , ,62 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

246 Tabel : 14 B PDRB Kabupaten Blora Dirinci Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010 (Jutaan rupiah) Lapangan Usaha No. Kecamatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Jati , , ,15 267,50 48, , , , ,96 2 Randublatung , , ,69 472,24 744, , , , ,83 3 Kradenan , , ,99 238,43 312, , , , ,75 4 Kedungtuban , , ,95 597,76 421, , , , ,72 5 Cepu , , , , , , , , ,48 6 Sambong , , ,12 346,97 55, , , , ,74 7 Jiken , , ,06 357,38 29, , , , ,38 8 Bogorejo , , ,65 422,88 35, , , , ,89 9 Jepon , , ,58 226,99 188, , , , ,29 10 Blora , , , , , , , , ,66 11 Banjarejo , , ,51 301,48 25, , , , ,63 12 Tunjungan , , ,28 277,49 23, , , , ,50 13 Japah , , ,48 219,81 18, , , , ,80 14 Ngawen , , ,07 340,54 256, , , , ,35 15 Kunduran , , ,89 361,13 387, , , , ,44 16 Todanan , , ,62 361,65 181, , , , ,56 Total , , , , , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

247 Tabel 14 B (Lanjutan) No. Kecamatan PDRB (1) (2) (10) (12) (14) (16) (18) (12) 1 Jati 3.149, , ,13 993, , , , , ,79 2 Randublatung 9.586, , , , , , , , ,77 3 Kradenan 2.533, , , , , , , , ,48 4 Kedungtuban 4.211, , , , , , , , ,57 5 Cepu , , , , , , , , ,25 6 Sambong 2.090, , ,24 626, , , , , ,30 7 Jiken 2.568, , ,89 835, , , , , ,87 8 Bogorejo 1.698, , ,98 573, , ,43 853, , ,38 9 Jepon 5.429, , , , , , , , ,11 10 Blora , , , , , , , , ,94 11 Banjarejo 4.104, , , , , , , , ,66 12 Tunjungan 3.208, , , , , , , , ,62 13 Japah 2.145, , ,60 756, , , , , ,92 14 Ngawen 6.314, , , , , , , , ,04 15 Kunduran 4.426, , , , , , , , ,72 16 Todanan 3.672, , , , , , , , ,21 Total , , , , , , , , ,62 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

248 208 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

249

250

251 Tabel 1.1. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jati Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 4.672, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 267,50 301,62 332,83 333,34 344, Pengadaan Air 48,39 52,50 51,63 54,21 61, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 3.395, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7.025, , , , , Informasi dan Komunikasi 3.149, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 4.940, , , , , Jasa Perusahaan 993, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan 7.948, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.717, , , , , Jasa Lainnya 7.631, , , , ,76 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,87 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

252 Tabel 1.2. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jati Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 4.672, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 267,50 300,98 329,77 351,63 360, Pengadaan Air 48,39 51,94 51,98 52,44 55, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 3.395, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7.025, , , , , Informasi dan Komunikasi 3.149, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 4.940, , , , , Jasa Perusahaan 993, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan 7.948, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.717, , , , , Jasa Lainnya 7.631, , , , ,52 Produk Domestik Regional Bruto , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

253 Tabel 1.3. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jati Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 55,67 55,56 54,68 54,85 52, Pertambangan dan Penggalian 1,49 1,49 1,53 1,60 1, Industri Pengolahan 4,86 5,00 5,13 5,21 5, Pengadaan Listrik, Gas 0,09 0,09 0,09 0,08 0, Pengadaan Air 0,02 0,02 0,01 0,01 0, Konstruksi 8,09 7,95 8,37 8,34 8, Perdagangan 10,99 11,06 10,68 10,44 10, Transportasi dan Pergudangan 1,08 1,01 0,97 0,98 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,23 2,13 2,10 1,99 2, Informasi dan Komunikasi 1,00 0,98 0,97 0,93 0, Jasa Keuangan 3,34 3,33 3,47 3,40 3, Real Estate 1,57 1,51 1,48 1,46 1, Jasa Perusahaan 0,32 0,34 0,34 0,37 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,76 3,56 3,64 3,55 3, Jasa Pendidikan 2,53 3,09 3,73 3,95 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,55 0,58 0,63 0,64 0, Jasa Lainnya 2,43 2,33 2,15 2,21 2,42 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

254 Tabel 1.4. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jati Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 55,67 55,28 53,89 53,06 49, Pertambangan dan Penggalian 1,49 1,51 1,61 1,66 1, Industri Pengolahan 4,86 4,75 4,98 5,14 5, Pengadaan Listrik, Gas 0,09 0,09 0,10 0,10 0, Pengadaan Air 0,02 0,02 0,02 0,02 0, Konstruksi 8,09 7,92 8,49 8,59 8, Perdagangan 10,99 11,31 11,21 11,21 11, Transportasi dan Pergudangan 1,08 1,04 1,07 1,14 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,23 2,23 2,29 2,29 2, Informasi dan Komunikasi 1,00 1,06 1,14 1,20 1, Jasa Keuangan 3,34 3,32 3,33 3,29 3, Real Estate 1,57 1,59 1,64 1,71 1, Jasa Perusahaan 0,32 0,33 0,34 0,38 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,76 3,67 3,59 3,53 3, Jasa Pendidikan 2,53 2,94 3,40 3,60 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,55 0,57 0,60 0,62 0, Jasa Lainnya 2,43 2,38 2,31 2,46 2,68 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

255 Tabel 1.5. Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Jati Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 6,70 3,35 0,13 1,76-5, Pertambangan dan Penggalian -1,28 5,83 9,42 6,83 7, Industri Pengolahan 3,53 1,71 7,71 6,73 14, Pengadaan Listrik, Gas 5,26 12,52 9,56 6,63 2, Pengadaan Air 6,55 7,34 0,09 0,88 4, Konstruksi 5,39 1,81 10,13 4,57 5, Perdagangan 4,22 7,11 1,84 3,30 6, Transportasi dan Pergudangan 3,90 0,26 5,49 10,27 8, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,83 3,92 5,57 3,14 8, Informasi dan Komunikasi 6,89 10,20 10,03 9,44 13, Jasa Keuangan 5,01 3,43 2,99 2,25 5, Real Estate 4,80 5,50 5,69 7,69 6, Jasa Perusahaan 4,07 9,71 6,14 13,03 9, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8,38 1,37 0,49 1,81 2, Jasa Pendidikan 5,07 20,87 18,84 9,42 12, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,37 7,77 9,06 6,83 12, Jasa Lainnya 4,30 2,04-0,18 9,93 10,20 Produk Domestik Regional Bruto 5,81 4,07 2,71 3,35 0,97 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

256 Tabel 1.6. Indeks Implisit PDRB Kecamatan Jati Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 100,00 106,34 112,76 122,12 131, Pertambangan dan Penggalian 100,00 104,29 105,96 113,47 123, Industri Pengolahan 100,00 111,33 114,50 119,57 128, Pengadaan Listrik, Gas 100,00 100,21 100,93 94,80 95, Pengadaan Air 100,00 101,07 99,32 103,38 112, Konstruksi 100,00 106,22 109,63 114,68 125, Perdagangan 100,00 103,48 105,86 110,02 112, Transportasi dan Pergudangan 100,00 102,26 101,36 101,99 108, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,00 100,79 101,71 102,70 108, Informasi dan Komunikasi 100,00 97,95 95,27 91,64 87, Jasa Keuangan 100,00 106,09 116,07 121,96 128, Real Estate 100,00 100,20 100,45 100,99 107, Jasa Perusahaan 100,00 106,96 110,88 115,14 118, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 100,00 102,76 112,72 118,60 125, Jasa Pendidikan 100,00 111,33 121,93 129,82 133, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100,00 108,20 117,45 122,54 129, Jasa Lainnya 100,00 103,50 103,18 106,17 113,31 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 105,81 111,13 118,15 125, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

257 Tabel 1.7. Inflasi PDRB Kecamatan Jati Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 6,40 6,34 6,03 8,30 7, Pertambangan dan Penggalian 10,88 4,29 1,60 7,09 8, Industri Pengolahan 8,13 11,33 2,85 4,42 7, Pengadaan Listrik, Gas 7,50 0,21 0,72-6,08 0, Pengadaan Air 4,87 1,07-1,73 4,09 8, Konstruksi 3,33 6,22 3,22 4,60 9, Perdagangan 9,06 3,48 2,30 3,93 2, Transportasi dan Pergudangan 6,01 2,26-0,87 0,62 6, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,53 0,79 0,91 0,97 5, Informasi dan Komunikasi 5,59-2,05-2,73-3,81-4, Jasa Keuangan 7,38 6,09 9,41 5,08 5, Real Estate 8,09 0,20 0,25 0,54 6, Jasa Perusahaan 5,85 6,96 3,66 3,84 3, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 7,42 2,76 9,69 5,22 5, Jasa Pendidikan 7,88 11,33 9,51 6,48 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,98 8,20 8,55 4,33 5, Jasa Lainnya 4,51 3,50-0,31 2,90 6,72 Produk Domestik Regional Bruto 6,70 5,81 5,03 6,32 6,27 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

258 Tabel 1.8. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Jati Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Jati (Juta Rp) , , , , ,87 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,50 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,13 Tabel 1.9. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Jati Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Jati (Juta Rp) , , , , ,97 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,50 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

259 Tabel 2.1. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Randublatung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 5.724, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 472,24 536,18 581,45 594,80 622, Pengadaan Air 744,77 814,30 785,83 820,98 944, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi 9.586, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate , , , , , Jasa Perusahaan 2.421, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3.468, , , , , Jasa Lainnya , , , , ,45 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,76 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

260 Tabel 2.2. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Randublatung Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 5.724, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 472,24 524,18 575,48 621,65 645, Pengadaan Air 744,77 789,50 790,79 801,70 849, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi 9.586, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate , , , , , Jasa Perusahaan 2.421, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3.468, , , , , Jasa Lainnya , , , , ,96 Produk Domestik Regional Bruto , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

261 Tabel 2.3. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Randublatung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 52,45 51,67 51,57 51,63 48, Pertambangan dan Penggalian 0,78 0,80 0,81 0,83 0, Industri Pengolahan 6,48 6,75 6,92 6,94 8, Pengadaan Listrik, Gas 0,06 0,07 0,07 0,06 0, Pengadaan Air 0,10 0,10 0,09 0,08 0, Konstruksi 4,93 4,91 5,17 5,11 5, Perdagangan 14,05 14,36 13,62 13,66 14, Transportasi dan Pergudangan 3,58 3,35 3,37 3,38 3, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,86 2,84 2,78 2,65 2, Informasi dan Komunikasi 1,30 1,30 1,29 1,24 1, Jasa Keuangan 3,47 3,53 3,65 3,58 3, Real Estate 1,63 1,59 1,54 1,52 1, Jasa Perusahaan 0,33 0,36 0,36 0,38 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,25 3,10 3,12 3,04 3, Jasa Pendidikan 2,18 2,73 3,24 3,44 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,47 0,50 0,55 0,54 0, Jasa Lainnya 2,09 2,03 1,85 1,90 2,09 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

262 Tabel 2.4. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Randublatung Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 52,45 52,07 51,08 50,23 46, Pertambangan dan Penggalian 0,78 0,78 0,82 0,84 0, Industri Pengolahan 6,48 6,29 6,60 6,77 7, Pengadaan Listrik, Gas 0,06 0,07 0,07 0,07 0, Pengadaan Air 0,10 0,10 0,10 0,10 0, Konstruksi 4,93 4,77 5,17 5,21 5, Perdagangan 14,05 14,65 14,32 14,27 15, Transportasi dan Pergudangan 3,58 3,49 3,59 3,82 4, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,86 2,83 2,89 2,90 3, Informasi dan Komunikasi 1,30 1,35 1,44 1,52 1, Jasa Keuangan 3,47 3,46 3,48 3,46 3, Real Estate 1,63 1,65 1,69 1,75 1, Jasa Perusahaan 0,33 0,34 0,36 0,39 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,25 3,13 3,05 3,01 3, Jasa Pendidikan 2,18 2,51 2,89 3,05 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,47 0,48 0,51 0,53 0, Jasa Lainnya 2,09 2,03 1,95 2,08 2,26 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

263 Tabel 2.5. Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Randublatung Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 6,89 4,58 1,75 2,27-6, Pertambangan dan Penggalian 1,79 6,36 8,93 6,27 6, Industri Pengolahan 4,95 2,23 8,89 6,60 15, Pengadaan Listrik, Gas 7,49 11,00 9,79 8,02 3, Pengadaan Air 6,47 6,01 0,16 1,38 5, Konstruksi 3,17 1,94 12,39 4,75 4, Perdagangan 5,73 9,85 1,40 3,66 8, Transportasi dan Pergudangan 3,88 2,73 6,66 10,89 12, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,27 4,33 6,07 4,26 9, Informasi dan Komunikasi 7,44 9,50 10,55 9,96 15, Jasa Keuangan 6,32 4,88 4,31 3,47 6, Real Estate 5,85 6,38 6,05 8,06 8, Jasa Perusahaan 3,92 10,08 7,67 13,45 10, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 9,55 1,70 1,05 2,55 2, Jasa Pendidikan 5,05 21,16 19,64 9,59 12, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,35 8,17 9,96 7,48 11, Jasa Lainnya 4,28 2,31-0,41 11,07 10,10 Produk Domestik Regional Bruto 6,18 5,35 3,73 3,99 1,36 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

264 Tabel 2.6. Indeks Implisit PDRB Kecamatan Randublatung Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 100,00 102,92 110,41 119,70 127, Pertambangan dan Penggalian 100,00 105,76 107,78 115,16 128, Industri Pengolahan 100,00 111,37 114,57 119,33 128, Pengadaan Listrik, Gas 100,00 102,29 101,04 95,68 96, Pengadaan Air 100,00 103,14 99,37 102,41 111, Konstruksi 100,00 106,82 109,32 114,35 127, Perdagangan 100,00 101,68 104,03 111,49 114, Transportasi dan Pergudangan 100,00 99,74 102,81 102,84 107, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,00 104,17 105,19 106,35 112, Informasi dan Komunikasi 100,00 99,76 97,63 94,36 90, Jasa Keuangan 100,00 105,89 114,69 120,52 126, Real Estate 100,00 100,00 100,15 101,26 107, Jasa Perusahaan 100,00 107,58 110,18 115,09 118, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 100,00 102,78 111,82 117,62 125, Jasa Pendidikan 100,00 113,18 122,73 131,56 135, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100,00 107,60 116,46 119,53 125, Jasa Lainnya 100,00 103,50 103,90 106,37 113,53 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 103,72 109,35 116,44 123, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

265 Tabel 2.7. Inflasi PDRB Kecamatan Randublatung Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 7,63 2,92 7,28 8,41 6, Pertambangan dan Penggalian 13,33 5,76 1,92 6,85 11, Industri Pengolahan 6,64 11,37 2,87 4,15 7, Pengadaan Listrik, Gas 6,46 2,29-1,22-5,30 0, Pengadaan Air 3,52 3,14-3,65 3,05 8, Konstruksi 4,76 6,82 2,34 4,60 11, Perdagangan 10,62 1,68 2,30 7,17 2, Transportasi dan Pergudangan 5,83-0,26 3,08 0,02 4, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,44 4,17 0,98 1,10 5, Informasi dan Komunikasi 4,84-0,24-2,14-3,35-4, Jasa Keuangan 7,93 5,89 8,31 5,08 5, Real Estate 8,71 0,00 0,16 1,10 5, Jasa Perusahaan 6,28 7,58 2,41 4,46 3, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 7,29 2,78 8,80 5,19 6, Jasa Pendidikan 9,98 13,18 8,44 7,20 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 11,08 7,60 8,23 2,64 5, Jasa Lainnya 5,08 3,50 0,39 2,38 6,73 Produk Domestik Regional Bruto 7,75 3,72 5,43 6,49 5,73 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

266 Tabel 2.8. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Randublatung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Randublatung (Juta Rp) , , , , ,76 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,00 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,66 Tabel 2.9. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Randublatung Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Randublatung (Juta Rp) , , , , ,69 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,00 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

267 Tabel 3.1. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kradenan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian , , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 238,43 271,05 296,92 304,51 316, Pengadaan Air 312,41 342,20 335,31 352,62 401, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 1.845, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.041, , , , , Informasi dan Komunikasi 2.533, , , , , Jasa Keuangan 8.955, , , , , Real Estate 4.423, , , , , Jasa Perusahaan 1.105, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8.856, , , , , Jasa Pendidikan 5.945, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.284, , , , , Jasa Lainnya 5.708, , , , ,06 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,88 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

268 Tabel 3.2. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kradenan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian , , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 238,43 268,01 293,98 320,07 330, Pengadaan Air 312,41 331,17 335,35 337,52 353, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 1.845, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.041, , , , , Informasi dan Komunikasi 2.533, , , , , Jasa Keuangan 8.955, , , , , Real Estate 4.423, , , , , Jasa Perusahaan 1.105, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8.856, , , , , Jasa Pendidikan 5.945, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.284, , , , , Jasa Lainnya 5.708, , , , ,23 Produk Domestik Regional Bruto , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

269 Tabel 3.3. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kradenan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 59,14 58,02 57,40 57,29 54, Pertambangan dan Penggalian 5,18 5,44 5,48 5,77 6, Industri Pengolahan 4,96 5,24 5,37 5,38 6, Pengadaan Listrik, Gas 0,08 0,08 0,08 0,08 0, Pengadaan Air 0,10 0,10 0,09 0,09 0, Konstruksi 5,75 5,62 5,98 5,95 6, Perdagangan 9,64 10,01 9,67 9,54 9, Transportasi dan Pergudangan 0,60 0,57 0,55 0,56 0, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,96 1,96 1,92 1,83 1, Informasi dan Komunikasi 0,82 0,83 0,83 0,80 0, Jasa Keuangan 2,90 2,93 3,02 2,99 3, Real Estate 1,43 1,40 1,38 1,36 1, Jasa Perusahaan 0,36 0,39 0,39 0,42 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,87 2,75 2,79 2,71 2, Jasa Pendidikan 1,93 2,40 2,88 3,06 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,42 0,45 0,49 0,49 0, Jasa Lainnya 1,85 1,81 1,67 1,71 1,89 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

270 Tabel 3.4. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kradenan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 59,14 57,42 56,20 55,25 51, Pertambangan dan Penggalian 5,18 5,50 5,83 6,07 6, Industri Pengolahan 4,96 5,01 5,25 5,41 6, Pengadaan Listrik, Gas 0,08 0,09 0,09 0,10 0, Pengadaan Air 0,10 0,11 0,10 0,10 0, Konstruksi 5,75 5,68 6,08 6,19 6, Perdagangan 9,64 10,43 10,34 10,32 11, Transportasi dan Pergudangan 0,60 0,59 0,61 0,65 0, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,96 1,99 2,04 2,03 2, Informasi dan Komunikasi 0,82 0,90 0,95 1,00 1, Jasa Keuangan 2,90 2,92 2,91 2,94 3, Real Estate 1,43 1,50 1,53 1,60 1, Jasa Perusahaan 0,36 0,39 0,40 0,44 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,87 2,86 2,77 2,74 2, Jasa Pendidikan 1,93 2,30 2,64 2,79 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,42 0,45 0,47 0,49 0, Jasa Lainnya 1,85 1,87 1,78 1,89 2,07 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

271 Tabel 3.5. Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Kradenan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 6,48-2,04 0,97 1,55-5, Pertambangan dan Penggalian 2,38 7,09 9,41 7,46 8, Industri Pengolahan 3,47 1,82 8,07 6,54 12, Pengadaan Listrik, Gas 6,07 12,40 9,69 8,87 3, Pengadaan Air 7,59 6,01 1,26 0,65 4, Konstruksi 5,39-0,46 10,57 5,11 4, Perdagangan 4,51 9,23 2,26 3,12 8, Transportasi dan Pergudangan 4,27 0,04 6,21 10,66 7, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,04 2,74 5,44 2,70 7, Informasi dan Komunikasi 5,76 10,45 9,16 8,69 12, Jasa Keuangan 2,94 1,37 3,02 4,37 4, Real Estate 4,61 5,76 5,04 7,86 8, Jasa Perusahaan 2,12 8,91 6,67 12,59 10, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 9,17 0,54 0,03 1,86 2, Jasa Pendidikan 5,44 20,51 18,06 9,47 13, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,75 8,23 8,58 6,64 11, Jasa Lainnya 4,67 1,95-1,82 9,88 10,40 Produk Domestik Regional Bruto 5,67 0,91 3,16 3,30 0,75 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

272 Tabel 3.6. Indeks Implisit PDRB Kecamatan Kradenan Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 100,00 108,12 114,70 124,52 133, Pertambangan dan Penggalian 100,00 105,87 105,59 114,13 125, Industri Pengolahan 100,00 111,97 115,01 119,38 126, Pengadaan Listrik, Gas 100,00 101,13 101,00 95,14 95, Pengadaan Air 100,00 103,33 99,99 104,47 113, Konstruksi 100,00 105,96 110,31 115,39 126, Perdagangan 100,00 102,63 104,99 110,92 110, Transportasi dan Pergudangan 100,00 102,63 101,41 101,89 108, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,00 105,14 105,96 108,44 114, Informasi dan Komunikasi 100,00 98,75 98,02 95,47 91, Jasa Keuangan 100,00 107,36 116,27 121,97 128, Real Estate 100,00 99,77 100,90 102,09 108, Jasa Perusahaan 100,00 107,36 109,85 114,67 117, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 100,00 102,72 112,99 118,83 125, Jasa Pendidikan 100,00 111,73 122,86 131,48 134, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100,00 107,45 117,09 121,14 127, Jasa Lainnya 100,00 103,50 105,19 108,34 115,98 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 106,99 112,29 120,07 127, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

273 Tabel 3.7. Inflasi PDRB Kecamatan Kradenan Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 6,16 8,12 6,09 8,56 7, Pertambangan dan Penggalian 13,07 5,87-0,27 8,09 10, Industri Pengolahan 8,49 11,97 2,71 3,81 6, Pengadaan Listrik, Gas 6,86 1,13-0,14-5,80 0, Pengadaan Air 6,61 3,33-3,24 4,49 8, Konstruksi 9,37 5,96 4,11 4,61 9, Perdagangan 9,31 2,63 2,30 5,65-0, Transportasi dan Pergudangan 5,55 2,63-1,20 0,48 6, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,31 5,14 0,78 2,34 5, Informasi dan Komunikasi 6,48-1,25-0,75-2,60-4, Jasa Keuangan 8,50 7,36 8,30 4,90 5, Real Estate 8,13-0,23 1,14 1,18 6, Jasa Perusahaan 7,45 7,36 2,32 4,39 2, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8,51 2,72 10,00 5,17 5, Jasa Pendidikan 8,90 11,73 9,96 7,02 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,22 7,45 8,97 3,46 5, Jasa Lainnya 3,98 3,50 1,64 2,99 7,06 Produk Domestik Regional Bruto 7,32 6,99 4,95 6,92 6,04 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

274 Tabel 3.8. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Kradenan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Kradenan (Juta Rp) , , , , ,88 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,50 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,79 Tabel 3.9. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Kradenan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Kradenan (Juta Rp) , , , , ,37 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,50 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

275 Tabel 4.1. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kedungtuban Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 7.929, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 597,76 668,72 733,62 750,19 776, Pengadaan Air 421,93 461,05 447,51 470,27 538, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9.401, , , , , Informasi dan Komunikasi 4.211, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 6.960, , , , , Jasa Perusahaan 1.399, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan 9.822, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.122, , , , , Jasa Lainnya 9.431, , , , ,81 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,81 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

276 Tabel 4.2. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kedungtuban Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 7.929, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 597,76 664,04 731,79 795,23 817, Pengadaan Air 421,93 452,67 457,86 463,55 488, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9.401, , , , , Informasi dan Komunikasi 4.211, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 6.960, , , , , Jasa Perusahaan 1.399, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan 9.822, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.122, , , , , Jasa Lainnya 9.431, , , , ,95 Produk Domestik Regional Bruto , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

277 Tabel 4.3. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kedungtuban Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 61,44 61,07 60,47 60,70 57, Pertambangan dan Penggalian 1,56 1,59 1,64 1,68 1, Industri Pengolahan 4,98 5,30 5,42 5,42 6, Pengadaan Listrik, Gas 0,12 0,12 0,12 0,11 0, Pengadaan Air 0,08 0,08 0,07 0,07 0, Konstruksi 5,29 5,19 5,55 5,49 6, Perdagangan 9,07 9,28 8,92 8,78 9, Transportasi dan Pergudangan 3,18 2,96 2,89 2,88 3, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,84 1,82 1,79 1,69 1, Informasi dan Komunikasi 0,83 0,82 0,81 0,77 0, Jasa Keuangan 2,90 2,94 3,05 3,02 3, Real Estate 1,37 1,30 1,28 1,25 1, Jasa Perusahaan 0,27 0,29 0,30 0,32 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,87 2,68 2,72 2,64 2, Jasa Pendidikan 1,93 2,35 2,83 3,01 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,42 0,44 0,49 0,48 0, Jasa Lainnya 1,85 1,77 1,64 1,67 1,86 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

278 Tabel 4.4. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kedungtuban Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 61,44 60,74 59,56 58,95 55, Pertambangan dan Penggalian 1,56 1,61 1,71 1,76 1, Industri Pengolahan 4,98 4,91 5,14 5,26 6, Pengadaan Listrik, Gas 0,12 0,13 0,13 0,14 0, Pengadaan Air 0,08 0,09 0,08 0,08 0, Konstruksi 5,29 5,23 5,60 5,64 6, Perdagangan 9,07 9,71 9,60 9,49 10, Transportasi dan Pergudangan 3,18 3,07 3,18 3,36 3, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,84 1,84 1,89 1,88 2, Informasi dan Komunikasi 0,83 0,88 0,95 1,01 1, Jasa Keuangan 2,90 2,87 2,90 2,87 3, Real Estate 1,37 1,39 1,43 1,49 1, Jasa Perusahaan 0,27 0,29 0,30 0,33 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,87 2,77 2,71 2,67 2, Jasa Pendidikan 1,93 2,25 2,61 2,74 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,42 0,43 0,46 0,47 0, Jasa Lainnya 1,85 1,81 1,76 1,87 2,07 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

279 Tabel 4.5. Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Kedungtuban Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 4,96 2,64 0,88 3,05-5, Pertambangan dan Penggalian 1,79 7,23 9,56 7,14 8, Industri Pengolahan 4,50 2,30 7,67 6,61 16, Pengadaan Listrik, Gas 7,84 11,09 10,20 8,67 2, Pengadaan Air 8,77 7,29 1,15 1,24 5, Konstruksi 8,55 2,65 10,12 4,86 6, Perdagangan 6,50 11,18 1,67 2,91 8, Transportasi dan Pergudangan 4,53 0,07 6,42 10,28 9, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,93 3,42 5,89 3,38 6, Informasi dan Komunikasi 5,87 10,45 11,56 10,54 13, Jasa Keuangan 3,59 2,87 3,66 3,18 7, Real Estate 4,85 5,56 6,05 8,53 8, Jasa Perusahaan 3,57 10,19 6,90 13,67 10, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 9,04 0,08 0,60 2,64 2, Jasa Pendidikan 5,71 21,16 19,20 9,37 13, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5,01 7,88 8,63 6,74 11, Jasa Lainnya 4,94 1,76-0,20 10,51 11,43 Produk Domestik Regional Bruto 5,33 3,84 2,86 4,12 0,36 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

280 Tabel 4.6. Indeks Implisit PDRB Kecamatan Kedungtuban Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 100,00 106,89 113,44 122,67 131, Pertambangan dan Penggalian 100,00 105,46 107,01 113,73 120, Industri Pengolahan 100,00 114,87 117,88 122,90 132, Pengadaan Listrik, Gas 100,00 100,70 100,25 94,34 95, Pengadaan Air 100,00 101,85 97,74 101,45 110, Konstruksi 100,00 105,51 110,82 116,02 126, Perdagangan 100,00 101,53 103,86 110,24 110, Transportasi dan Pergudangan 100,00 102,45 101,82 101,99 110, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,00 105,18 106,01 107,31 113, Informasi dan Komunikasi 100,00 98,95 95,54 91,17 87, Jasa Keuangan 100,00 108,73 117,76 125,41 131, Real Estate 100,00 99,86 99,60 100,22 106, Jasa Perusahaan 100,00 106,88 110,12 114,37 116, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 100,00 102,88 112,44 117,86 124, Jasa Pendidikan 100,00 111,16 121,45 131,19 134, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100,00 108,06 118,69 122,31 128, Jasa Lainnya 100,00 103,50 103,89 106,65 112,99 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 106,30 111,73 119,13 126, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

281 Tabel 4.7. Inflasi PDRB Kecamatan Kedungtuban Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 6,09 6,89 6,12 8,14 6, Pertambangan dan Penggalian 11,44 5,46 1,47 6,28 6, Industri Pengolahan 10,05 14,87 2,63 4,26 8, Pengadaan Listrik, Gas 5,81 0,70-0,45-5,90 0, Pengadaan Air 4,56 1,85-4,04 3,80 8, Konstruksi 5,49 5,51 5,02 4,70 9, Perdagangan 6,77 1,53 2,30 6,14 0, Transportasi dan Pergudangan 5,15 2,45-0,62 0,17 8, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,73 5,18 0,79 1,22 5, Informasi dan Komunikasi 6,61-1,05-3,45-4,57-4, Jasa Keuangan 7,67 8,73 8,30 6,50 4, Real Estate 8,74-0,14-0,26 0,62 5, Jasa Perusahaan 6,27 6,88 3,03 3,86 2, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 7,60 2,88 9,29 4,82 5, Jasa Pendidikan 8,72 11,16 9,26 8,02 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,79 8,06 9,83 3,06 5, Jasa Lainnya 4,22 3,50 0,38 2,66 5,94 Produk Domestik Regional Bruto 6,51 6,30 5,11 6,62 5,92 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

282 Tabel 4.8. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Kedungtuban Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Kedungtuban (Juta Rp) , , , , ,81 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,50 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,20 Tabel 4.9. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Kedungtuban Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Kedungtuban (Juta Rp) , , , , ,10 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,50 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

283 Tabel 5.1. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Cepu Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian , , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 1.552, , , , , Pengadaan Air 1.793, , , , , Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi , , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate , , , , , Jasa Perusahaan 2.424, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , , , Jasa Lainnya , , , , ,98 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,09 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

284 Tabel 5.2. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Cepu Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian , , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 1.552, , , , , Pengadaan Air 1.793, , , , , Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi , , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate , , , , , Jasa Perusahaan 2.424, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , , , Jasa Lainnya , , , , ,67 Produk Domestik Regional Bruto , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

285 Tabel 5.3. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Cepu Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 5,71 5,27 5,50 5,65 4, Pertambangan dan Penggalian 48,02 50,38 48,18 47,64 48, Industri Pengolahan 6,93 6,72 7,18 7,39 7, Pengadaan Listrik, Gas 0,06 0,05 0,06 0,05 0, Pengadaan Air 0,07 0,06 0,05 0,05 0, Konstruksi 1,53 1,42 1,59 1,61 1, Perdagangan 21,31 20,37 20,40 20,15 19, Transportasi dan Pergudangan 2,62 2,29 2,39 2,45 2, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,33 4,06 4,15 4,07 4, Informasi dan Komunikasi 1,04 0,99 1,02 1,01 0, Jasa Keuangan 2,02 1,89 2,04 2,08 2, Real Estate 0,87 0,79 0,81 0,82 0, Jasa Perusahaan 0,09 0,09 0,10 0,11 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 1,28 1,15 1,21 1,21 1, Jasa Pendidikan 2,77 3,18 3,96 4,30 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,74 0,73 0,83 0,85 0, Jasa Lainnya 0,60 0,55 0,53 0,56 0,56 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

286 Tabel 5.4. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Cepu Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 5,71 5,46 5,27 5,00 4, Pertambangan dan Penggalian 48,02 47,88 47,84 48,11 47, Industri Pengolahan 6,93 6,80 7,00 6,98 7, Pengadaan Listrik, Gas 0,06 0,06 0,06 0,06 0, Pengadaan Air 0,07 0,07 0,06 0,06 0, Konstruksi 1,53 1,45 1,52 1,56 1, Perdagangan 21,31 21,63 21,14 21,04 21, Transportasi dan Pergudangan 2,62 2,55 2,59 2,67 2, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,33 4,23 4,24 4,14 4, Informasi dan Komunikasi 1,04 1,08 1,12 1,16 1, Jasa Keuangan 2,02 2,05 2,02 1,98 2, Real Estate 0,87 0,88 0,89 0,90 0, Jasa Perusahaan 0,09 0,09 0,10 0,10 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 1,28 1,25 1,20 1,15 1, Jasa Pendidikan 2,77 3,17 3,60 3,70 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,74 0,76 0,80 0,80 0, Jasa Lainnya 0,60 0,59 0,55 0,57 0,59 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

287 Tabel 5.5. Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Cepu Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 2,75 1,15 2,04 1,42-6, Pertambangan dan Penggalian 1,26 5,53 5,58 7,52 4, Industri Pengolahan 1,98 3,72 8,89 6,63 12, Pengadaan Listrik, Gas 6,94 9,94 11,06 7,45 2, Pengadaan Air 6,55 7,94-6,54 4,47 4, Konstruksi 5,39 0,71 10,63 9,55 6, Perdagangan 7,02 7,46 3,29 6,40 6, Transportasi dan Pergudangan 5,60 2,94 7,29 10,20 10, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8,35 3,40 5,99 4,25 9, Informasi dan Komunikasi 7,44 9,50 9,63 10,74 12, Jasa Keuangan 7,96 7,24 4,37 4,74 8, Real Estate 6,77 6,90 6,90 8,68 8, Jasa Perusahaan 5,03 11,90 7,33 13,53 11, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8,68 3,37 1,58 2,51 1, Jasa Pendidikan 6,79 21,10 19,92 9,86 12, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,08 9,09 9,96 7,34 11, Jasa Lainnya 6,01 3,24-1,05 11,34 9,53 Produk Domestik Regional Bruto 3,60 5,85 5,68 6,90 6,00 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

288 Tabel 5.6. Indeks Implisit PDRB Kecamatan Cepu Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 100,00 107,06 114,55 125,80 134, Pertambangan dan Penggalian 100,00 116,54 110,53 110,18 124, Industri Pengolahan 100,00 109,56 112,57 117,77 130, Pengadaan Listrik, Gas 100,00 100,90 99,03 92,82 93, Pengadaan Air 100,00 100,29 99,28 100,69 109, Konstruksi 100,00 107,95 114,98 114,63 125, Perdagangan 100,00 104,29 105,90 106,57 110, Transportasi dan Pergudangan 100,00 99,41 101,15 102,23 108, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,00 106,35 107,31 109,49 115, Informasi dan Komunikasi 100,00 101,75 100,28 96,73 93, Jasa Keuangan 100,00 102,39 110,89 116,76 122, Real Estate 100,00 100,15 99,71 100,70 107, Jasa Perusahaan 100,00 106,20 108,86 114,71 118, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 100,00 101,88 110,91 116,60 124, Jasa Pendidikan 100,00 111,02 120,79 129,23 132, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100,00 105,84 114,54 118,81 124, Jasa Lainnya 100,00 103,50 104,96 107,64 114,92 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 110,77 109,75 111,27 121, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

289 Tabel 5.7. Inflasi PDRB Kecamatan Cepu Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 8,52 7,06 7,00 9,82 6, Pertambangan dan Penggalian 21,14 16,54-5,16-0,32 12, Industri Pengolahan 7,69 9,56 2,74 4,62 10, Pengadaan Listrik, Gas 7,36 0,90-1,86-6,26 0, Pengadaan Air 4,41 0,29-1,01 1,42 8, Konstruksi 3,50 7,95 6,51-0,30 9, Perdagangan 11,67 4,29 1,55 0,63 3, Transportasi dan Pergudangan 4,99-0,59 1,75 1,07 6, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,39 6,35 0,91 2,03 5, Informasi dan Komunikasi 6,36 1,75-1,44-3,55-3, Jasa Keuangan 3,98 2,39 8,30 5,30 4, Real Estate 7,35 0,15-0,44 0,99 6, Jasa Perusahaan 5,17 6,20 2,51 5,37 2, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 6,92 1,88 8,86 5,13 6, Jasa Pendidikan 6,04 11,02 8,80 6,98 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,42 5,84 8,22 3,73 5, Jasa Lainnya 4,45 3,50 1,41 2,55 6,76 Produk Domestik Regional Bruto 14,31 10,77-0,92 1,38 8,81 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

290 Tabel 5.8. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Cepu Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Cepu (Juta Rp) , , , , ,09 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,50 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,84 Tabel 5.9. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Cepu Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Cepu (Juta Rp) , , , , ,54 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,50 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

291 Tabel 6.1. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Sambong Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 4.586, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 346,97 385,84 421,36 428,32 442, Pengadaan Air 55,27 60,08 59,69 62,94 70, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 4.122, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.136, , , , , Informasi dan Komunikasi 2.090, , , , , Jasa Keuangan 5.074, , , , , Real Estate 2.506, , , , , Jasa Perusahaan 626,54 737,26 811,83 954, , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8.347, , , , , Jasa Pendidikan 5.604, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.210, , , , , Jasa Lainnya 5.381, , , , ,96 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,32 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

292 Tabel 6.2. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Sambong Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 4.586, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 346,97 385,02 423,64 457,20 468, Pengadaan Air 55,27 59,03 60,65 62,33 64, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 4.122, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.136, , , , , Informasi dan Komunikasi 2.090, , , , , Jasa Keuangan 5.074, , , , , Real Estate 2.506, , , , , Jasa Perusahaan 626,54 680,33 718,88 807,44 879, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8.347, , , , , Jasa Pendidikan 5.604, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.210, , , , , Jasa Lainnya 5.381, , , , ,21 Produk Domestik Regional Bruto , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

293 Tabel 6.3. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Sambong Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 53,68 52,77 52,40 52,49 49, Pertambangan dan Penggalian 2,35 2,42 2,39 2,44 2, Industri Pengolahan 7,57 7,90 8,03 8,11 9, Pengadaan Listrik, Gas 0,18 0,18 0,19 0,17 0, Pengadaan Air 0,03 0,03 0,03 0,03 0, Konstruksi 5,69 5,57 5,69 5,61 6, Perdagangan 10,44 10,57 10,12 9,95 10, Transportasi dan Pergudangan 2,12 2,02 1,98 1,98 2, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,12 2,05 2,03 1,94 2, Informasi dan Komunikasi 1,07 1,09 1,08 1,03 1, Jasa Keuangan 2,60 2,66 2,76 2,74 2, Real Estate 1,29 1,26 1,24 1,20 1, Jasa Perusahaan 0,32 0,35 0,36 0,38 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 4,28 4,14 4,21 4,08 4, Jasa Pendidikan 2,88 3,60 4,30 4,58 5, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,62 0,67 0,73 0,73 0, Jasa Lainnya 2,76 2,72 2,49 2,56 2,85 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

294 Tabel 6.4. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Sambong Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 53,68 52,01 50,29 49,54 45, Pertambangan dan Penggalian 2,35 2,48 2,63 2,67 2, Industri Pengolahan 7,57 7,60 8,01 8,25 9, Pengadaan Listrik, Gas 0,18 0,20 0,21 0,22 0, Pengadaan Air 0,03 0,03 0,03 0,03 0, Konstruksi 5,69 5,66 6,01 5,97 6, Perdagangan 10,44 11,02 10,97 10,93 11, Transportasi dan Pergudangan 2,12 2,11 2,22 2,34 2, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,12 2,17 2,25 2,23 2, Informasi dan Komunikasi 1,07 1,18 1,28 1,35 1, Jasa Keuangan 2,60 2,65 2,69 2,69 2, Real Estate 1,29 1,34 1,38 1,42 1, Jasa Perusahaan 0,32 0,35 0,36 0,39 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 4,28 4,28 4,23 4,14 4, Jasa Pendidikan 2,88 3,46 4,01 4,23 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,62 0,67 0,73 0,75 0, Jasa Lainnya 2,76 2,79 2,71 2,85 3,14 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

295 Tabel 6.5. Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Sambong Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 5,55-2,27-1,59 2,17-6, Pertambangan dan Penggalian 3,04 6,22 7,92 5,47 7, Industri Pengolahan 5,93 1,36 7,15 6,85 13, Pengadaan Listrik, Gas 7,47 10,97 10,03 7,92 2, Pengadaan Air 7,94 6,79 2,75 2,75 2, Konstruksi 6,73 0,36 7,98 3,03 5, Perdagangan 4,31 6,37 1,36 3,37 6, Transportasi dan Pergudangan 4,29 0,81 6,75 9,46 8, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,49 3,14 5,48 2,63 6, Informasi dan Komunikasi 5,84 10,66 11,01 8,69 12, Jasa Keuangan 2,87 2,60 3,38 3,55 5, Real Estate 4,10 5,19 4,81 6,89 8, Jasa Perusahaan 2,54 8,59 5,67 12,32 8, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8,79 0,85 0,39 1,73 2, Jasa Pendidikan 5,46 21,33 18,06 9,28 13, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,77 8,99 10,15 7,54 11, Jasa Lainnya 4,70 1,78-1,20 9,44 11,15 Produk Domestik Regional Bruto 5,42 0,85 1,77 3,72 1,08 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

296 Tabel 6.6. Indeks Implisit PDRB Kecamatan Sambong Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 100,00 108,34 118,35 127,94 136, Pertambangan dan Penggalian 100,00 104,15 103,07 110,39 118, Industri Pengolahan 100,00 110,96 113,89 118,69 123, Pengadaan Listrik, Gas 100,00 100,21 99,46 93,68 94, Pengadaan Air 100,00 101,79 98,41 100,98 110, Konstruksi 100,00 105,18 107,62 113,52 124, Perdagangan 100,00 102,46 104,77 109,86 111, Transportasi dan Pergudangan 100,00 101,99 101,46 102,03 108, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,00 100,85 102,32 105,00 111, Informasi dan Komunikasi 100,00 98,47 95,31 92,33 88, Jasa Keuangan 100,00 107,40 116,31 123,23 129, Real Estate 100,00 100,21 101,57 101,54 107, Jasa Perusahaan 100,00 108,37 112,93 118,18 121, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 100,00 103,25 113,19 118,98 126, Jasa Pendidikan 100,00 111,00 121,64 130,75 134, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100,00 107,05 114,82 116,39 122, Jasa Lainnya 100,00 104,04 104,39 108,08 115,28 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 106,79 113,58 120,74 127, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

297 Tabel 6.7. Inflasi PDRB Kecamatan Sambong Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 8,32 8,34 9,23 8,11 6, Pertambangan dan Penggalian 12,04 4,15-1,03 7,10 7, Industri Pengolahan 6,70 10,96 2,64 4,21 4, Pengadaan Listrik, Gas 9,59 0,21-0,75-5,81 0, Pengadaan Air 1,99 1,79-3,32 2,61 8, Konstruksi 7,84 5,18 2,31 5,49 9, Perdagangan 7,76 2,46 2,25 4,86 1, Transportasi dan Pergudangan 5,88 1,99-0,52 0,56 6, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,96 0,85 1,46 2,62 5, Informasi dan Komunikasi 5,52-1,53-3,22-3,12-4, Jasa Keuangan 8,06 7,40 8,30 5,94 5, Real Estate 8,80 0,21 1,36-0,03 5, Jasa Perusahaan 6,48 8,37 4,21 4,65 3, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 7,85 3,25 9,62 5,11 5, Jasa Pendidikan 10,48 11,00 9,58 7,49 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,26 7,05 7,26 1,37 5, Jasa Lainnya 3,84 4,04 0,34 3,53 6,66 Produk Domestik Regional Bruto 7,97 6,79 6,36 6,31 5,28 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

298 Tabel 6.8. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Sambong Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Sambong (Juta Rp) , , , , ,32 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,00 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,61 Tabel 6.9. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Sambong Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Sambong (Juta Rp) , , , , ,55 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,00 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

299 Tabel 7.1. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jiken Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 4.669, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 357,38 398,99 438,16 446,08 463, Pengadaan Air 29,66 32,49 31,67 33,28 37, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 4.193, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5.680, , , , , Informasi dan Komunikasi 2.568, , , , , Jasa Keuangan 8.823, , , , , Real Estate 4.152, , , , , Jasa Perusahaan 835,29 983, , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan 7.509, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.622, , , , , Jasa Lainnya 7.210, , , , ,29 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,24 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

300 Tabel 7.2. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jiken Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 4.669, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 357,38 398,17 447,11 481,65 497, Pengadaan Air 29,66 31,73 32,43 33,24 34, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 4.193, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5.680, , , , , Informasi dan Komunikasi 2.568, , , , , Jasa Keuangan 8.823, , , , , Real Estate 4.152, , , , , Jasa Perusahaan 835,29 910,95 965, , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan 7.509, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.622, , , , , Jasa Lainnya 7.210, , , , ,92 Produk Domestik Regional Bruto , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

301 Tabel 7.3. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jiken Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 47,27 46,36 45,52 45,61 43, Pertambangan dan Penggalian 2,08 2,12 2,11 2,16 2, Industri Pengolahan 6,74 7,04 7,30 7,40 8, Pengadaan Listrik, Gas 0,16 0,17 0,17 0,16 0, Pengadaan Air 0,01 0,01 0,01 0,01 0, Konstruksi 7,38 7,26 7,42 7,34 7, Perdagangan 12,43 12,50 12,08 11,86 11, Transportasi dan Pergudangan 1,87 1,79 1,76 1,76 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,53 2,37 2,34 2,24 2, Informasi dan Komunikasi 1,14 1,17 1,17 1,12 1, Jasa Keuangan 3,93 3,99 4,19 4,14 4, Real Estate 1,85 1,84 1,81 1,79 1, Jasa Perusahaan 0,37 0,41 0,41 0,44 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 4,98 4,76 4,83 4,69 4, Jasa Pendidikan 3,34 4,24 5,10 5,41 5, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,72 0,78 0,85 0,86 0, Jasa Lainnya 3,21 3,19 2,93 3,00 3,27 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

302 Tabel 7.4. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jiken Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 47,27 45,54 44,40 43,84 40, Pertambangan dan Penggalian 2,08 2,13 2,23 2,26 2, Industri Pengolahan 6,74 6,80 7,14 7,38 8, Pengadaan Listrik, Gas 0,16 0,18 0,19 0,20 0, Pengadaan Air 0,01 0,01 0,01 0,01 0, Konstruksi 7,38 7,36 7,67 7,65 7, Perdagangan 12,43 13,03 12,82 12,44 12, Transportasi dan Pergudangan 1,87 1,85 1,90 2,03 2, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,53 2,59 2,63 2,61 2, Informasi dan Komunikasi 1,14 1,25 1,34 1,41 1, Jasa Keuangan 3,93 3,98 4,02 4,01 4, Real Estate 1,85 1,92 1,94 2,02 2, Jasa Perusahaan 0,37 0,40 0,41 0,45 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 4,98 4,90 4,78 4,70 4, Jasa Pendidikan 3,34 4,01 4,57 4,85 5, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,72 0,77 0,81 0,84 0, Jasa Lainnya 3,21 3,27 3,13 3,30 3,56 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

303 Tabel 7.5. Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Jiken Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 7,31-2,68 1,27 2,04-4, Pertambangan dan Penggalian 1,57 3,65 8,74 4,72 7, Industri Pengolahan 4,84 1,99 9,00 6,80 14, Pengadaan Listrik, Gas 5,32 11,41 12,29 7,73 3, Pengadaan Air 7,19 6,99 2,21 2,50 4, Konstruksi 1,85 0,63 8,23 3,20 6, Perdagangan 4,95 5,84 2,22 0,25 5, Transportasi dan Pergudangan 4,67-0,08 6,70 10,80 9, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,88 3,50 5,52 2,70 7, Informasi dan Komunikasi 4,89 10,66 10,97 9,34 12, Jasa Keuangan 5,86 2,47 4,82 3,17 4, Real Estate 4,64 4,96 4,94 7,50 8, Jasa Perusahaan 3,05 9,06 6,00 12,60 9, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 9,18-0,51 1,30 1,55 2, Jasa Pendidikan 5,85 21,10 18,60 9,51 12, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5,15 7,68 9,63 7,23 11, Jasa Lainnya 5,08 2,96-0,63 8,96 10,44 Produk Domestik Regional Bruto 5,99 0,99 3,87 3,36 2,45 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

304 Tabel 7.6. Indeks Implisit PDRB Kecamatan Jiken Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 100,00 107,90 113,11 122,53 131, Pertambangan dan Penggalian 100,00 105,23 104,24 112,36 120, Industri Pengolahan 100,00 109,74 112,79 118,21 123, Pengadaan Listrik, Gas 100,00 100,21 98,00 92,61 93, Pengadaan Air 100,00 102,38 97,66 100,12 108, Konstruksi 100,00 104,66 106,81 112,95 123, Perdagangan 100,00 101,66 103,91 112,34 115, Transportasi dan Pergudangan 100,00 102,62 102,21 102,05 108, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,00 97,19 98,30 100,97 107, Informasi dan Komunikasi 100,00 98,95 96,19 93,60 89, Jasa Keuangan 100,00 106,15 114,97 121,38 127, Real Estate 100,00 101,63 102,98 104,62 110, Jasa Perusahaan 100,00 107,99 111,24 115,92 119, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 100,00 102,92 111,40 117,51 125, Jasa Pendidikan 100,00 112,22 123,12 131,47 135, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100,00 107,32 115,74 119,72 126, Jasa Lainnya 100,00 103,50 103,27 107,26 114,46 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 106,01 110,33 117,76 124, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

305 Tabel 7.7. Inflasi PDRB Kecamatan Jiken Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 5,73 7,90 4,82 8,33 7, Pertambangan dan Penggalian 16,55 5,23-0,94 7,79 7, Industri Pengolahan 10,90 9,74 2,78 4,81 4, Pengadaan Listrik, Gas 6,89 0,21-2,20-5,50 0, Pengadaan Air 4,01 2,38-4,61 2,51 8, Konstruksi 7,94 4,66 2,06 5,75 8, Perdagangan 9,00 1,66 2,22 8,11 2, Transportasi dan Pergudangan 5,52 2,62-0,40-0,15 6, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,50-2,81 1,14 2,72 6, Informasi dan Komunikasi 7,09-1,05-2,79-2,69-4, Jasa Keuangan 7,99 6,15 8,30 5,58 5, Real Estate 8,81 1,63 1,33 1,59 5, Jasa Perusahaan 5,70 7,99 3,01 4,21 3, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 4,60 2,92 8,24 5,48 6, Jasa Pendidikan 9,35 12,22 9,71 6,79 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,07 7,32 7,84 3,44 5, Jasa Lainnya 4,29 3,50-0,22 3,87 6,71 Produk Domestik Regional Bruto 7,07 6,01 4,08 6,74 5,79 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

306 Tabel 7.8. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Jiken Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Jiken (Juta Rp) , , , , ,24 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,50 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,38 Tabel 7.9. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Jiken Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Jiken (Juta Rp) , , , , ,61 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,50 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

307 Tabel 8.1. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Bogorejo Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 5.634, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 422,88 474,38 519,74 530,54 546, Pengadaan Air 35,08 38,77 37,58 39,78 44, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 2.008, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.899, , , , , Informasi dan Komunikasi 1.698, , , , , Jasa Keuangan 5.423, , , , , Real Estate 2.600, , , , , Jasa Perusahaan 573,30 668,98 732,16 862,58 982, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 5.882, , , , , Jasa Pendidikan 3.949, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 853,24 997, , , , Jasa Lainnya 3.792, , , , ,71 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,80 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

308 Tabel 8.2. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Bogorejo Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 5.634, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 422,88 473,40 522,85 564,80 577, Pengadaan Air 35,08 37,71 38,45 39,53 40, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 2.008, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.899, , , , , Informasi dan Komunikasi 1.698, , , , , Jasa Keuangan 5.423, , , , , Real Estate 2.600, , , , , Jasa Perusahaan 573,30 625,59 667,37 750,32 829, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 5.882, , , , , Jasa Pendidikan 3.949, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 853,24 929, , , , Jasa Lainnya 3.792, , , , ,38 Produk Domestik Regional Bruto , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

309 Tabel 8.3. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Bogorejo Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 42,99 42,49 42,75 43,08 39, Pertambangan dan Penggalian 3,22 3,23 3,16 3,25 3, Industri Pengolahan 7,79 8,32 8,47 8,56 9, Pengadaan Listrik, Gas 0,24 0,25 0,25 0,23 0, Pengadaan Air 0,02 0,02 0,02 0,02 0, Konstruksi 7,11 7,13 7,21 7,15 7, Perdagangan 19,39 19,22 18,39 18,03 18, Transportasi dan Pergudangan 1,15 1,08 1,06 1,06 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,94 3,65 3,61 3,44 3, Informasi dan Komunikasi 0,97 0,97 0,96 0,92 0, Jasa Keuangan 3,10 3,15 3,24 3,21 3, Real Estate 1,49 1,45 1,41 1,39 1, Jasa Perusahaan 0,33 0,35 0,35 0,38 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,36 3,20 3,24 3,16 3, Jasa Pendidikan 2,26 2,83 3,37 3,58 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,49 0,52 0,57 0,57 0, Jasa Lainnya 2,17 2,11 1,93 1,98 2,18 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

310 Tabel 8.4. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Bogorejo Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 42,99 42,25 41,84 41,47 37, Pertambangan dan Penggalian 3,22 3,23 3,35 3,44 3, Industri Pengolahan 7,79 7,70 7,93 8,20 9, Pengadaan Listrik, Gas 0,24 0,26 0,28 0,29 0, Pengadaan Air 0,02 0,02 0,02 0,02 0, Konstruksi 7,11 7,12 7,34 7,29 7, Perdagangan 19,39 19,74 19,28 18,89 19, Transportasi dan Pergudangan 1,15 1,12 1,14 1,22 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,94 3,96 4,00 3,99 4, Informasi dan Komunikasi 0,97 1,04 1,10 1,16 1, Jasa Keuangan 3,10 3,08 3,05 3,04 3, Real Estate 1,49 1,53 1,52 1,57 1, Jasa Perusahaan 0,33 0,35 0,36 0,39 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,36 3,28 3,18 3,14 3, Jasa Pendidikan 2,26 2,66 3,02 3,20 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,49 0,52 0,54 0,55 0, Jasa Lainnya 2,17 2,15 2,04 2,16 2,34 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

311 Tabel 8.5. Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Bogorejo Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 4,81 1,05 3,43 2,55-7, Pertambangan dan Penggalian 2,87 3,26 8,16 6,19 8, Industri Pengolahan 5,01 1,62 7,67 6,91 15, Pengadaan Listrik, Gas 5,37 11,95 10,45 8,02 2, Pengadaan Air 6,68 7,49 1,97 2,80 3, Konstruksi 5,51 2,99 7,73 2,73 5, Perdagangan 5,77 4,66 2,04 1,36 5, Transportasi dan Pergudangan 4,90 0,26 6,82 10,75 9, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,78 3,33 5,59 3,07 7, Informasi dan Komunikasi 5,46 10,03 10,25 9,78 11, Jasa Keuangan 2,70 2,22 3,48 2,96 5, Real Estate 4,83 5,76 3,92 6,86 8, Jasa Perusahaan 3,22 9,12 6,68 12,43 10, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 9,43 0,36 1,16 2,14 2, Jasa Pendidikan 6,08 21,45 18,51 9,32 12, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5,38 8,99 9,43 5,87 11, Jasa Lainnya 5,31 2,20-1,15 9,46 10,41 Produk Domestik Regional Bruto 5,16 2,83 4,43 3,47 1,71 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

312 Tabel 8.6. Indeks Implisit PDRB Kecamatan Bogorejo Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 100,00 106,29 112,79 122,43 130, Pertambangan dan Penggalian 100,00 105,44 104,12 111,32 121, Industri Pengolahan 100,00 114,28 117,84 123,03 130, Pengadaan Listrik, Gas 100,00 100,21 99,40 93,93 94, Pengadaan Air 100,00 102,81 97,75 100,65 109, Konstruksi 100,00 105,90 108,35 115,59 126, Perdagangan 100,00 102,93 105,30 112,44 115, Transportasi dan Pergudangan 100,00 102,27 101,88 101,91 108, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,00 97,47 99,55 101,73 107, Informasi dan Komunikasi 100,00 99,13 96,90 93,54 89, Jasa Keuangan 100,00 108,16 117,14 124,40 130, Real Estate 100,00 100,58 102,62 104,57 110, Jasa Perusahaan 100,00 106,94 109,71 114,96 118, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 100,00 103,10 112,70 118,60 125, Jasa Pendidikan 100,00 112,20 123,05 131,86 135, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100,00 107,28 116,62 121,68 127, Jasa Lainnya 100,00 103,50 104,73 108,21 115,47 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 105,67 110,39 117,83 124, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

313 Tabel 8.7. Inflasi PDRB Kecamatan Bogorejo Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 7,12 6,29 6,11 8,55 6, Pertambangan dan Penggalian 9,12 5,44-1,26 6,92 8, Industri Pengolahan 8,99 14,28 3,11 4,41 5, Pengadaan Listrik, Gas 6,67 0,21-0,80-5,50 0, Pengadaan Air 3,18 2,81-4,92 2,97 8, Konstruksi 8,09 5,90 2,31 6,69 9, Perdagangan 8,03 2,93 2,30 6,79 2, Transportasi dan Pergudangan 5,00 2,27-0,38 0,03 6, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,83-2,53 2,13 2,19 6, Informasi dan Komunikasi 7,29-0,87-2,25-3,46-4, Jasa Keuangan 8,55 8,16 8,30 6,20 5, Real Estate 8,10 0,58 2,03 1,90 5, Jasa Perusahaan 5,00 6,94 2,59 4,79 3, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 7,67 3,10 9,32 5,23 5, Jasa Pendidikan 7,96 12,20 9,66 7,16 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10,48 7,28 8,70 4,34 5, Jasa Lainnya 3,39 3,50 1,19 3,33 6,71 Produk Domestik Regional Bruto 7,51 5,67 4,46 6,74 5,35 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

314 Tabel 8.8. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Bogorejo Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Bogorejo (Juta Rp) , , , , ,80 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,50 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,41 Tabel 8.9. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Bogorejo Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Bogorejo (Juta Rp) , , , , ,25 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,50 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

315 Tabel 9.1. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jepon Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian , , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 226,99 252,75 277,74 285,40 298, Pengadaan Air 188,31 203,89 199,53 209,38 238, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi 5.429, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 9.123, , , , , Jasa Perusahaan 1.835, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.420, , , , , Jasa Lainnya , , , , ,50 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,95 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

316 Tabel 9.2. Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jepon Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian , , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 226,99 252,23 278,74 304,05 316, Pengadaan Air 188,31 200,00 201,66 202,70 212, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi 5.429, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 9.123, , , , , Jasa Perusahaan 1.835, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.420, , , , , Jasa Lainnya , , , , ,97 Produk Domestik Regional Bruto , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

317 Tabel 9.3. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jepon Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 37,25 36,25 35,32 35,51 33, Pertambangan dan Penggalian 2,61 2,63 2,59 2,64 2, Industri Pengolahan 13,98 14,67 15,18 15,32 16, Pengadaan Listrik, Gas 0,04 0,04 0,04 0,04 0, Pengadaan Air 0,04 0,03 0,03 0,03 0, Konstruksi 5,28 5,08 5,20 5,09 5, Perdagangan 16,97 17,14 16,41 16,17 15, Transportasi dan Pergudangan 2,62 2,41 2,40 2,39 2, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,45 3,29 3,21 3,04 3, Informasi dan Komunikasi 1,04 1,03 1,02 0,97 0, Jasa Keuangan 3,73 3,79 3,93 3,86 3, Real Estate 1,75 1,68 1,63 1,60 1, Jasa Perusahaan 0,35 0,37 0,37 0,40 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,21 3,01 3,03 2,92 2, Jasa Pendidikan 5,13 6,11 7,29 7,67 7, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,47 0,48 0,52 0,52 0, Jasa Lainnya 2,07 1,98 1,82 1,84 1,93 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

318 Tabel 9.4. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Jepon Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 37,25 36,43 34,92 34,11 31, Pertambangan dan Penggalian 2,61 2,65 2,74 2,75 2, Industri Pengolahan 13,98 13,69 14,37 14,72 16, Pengadaan Listrik, Gas 0,04 0,05 0,05 0,05 0, Pengadaan Air 0,04 0,04 0,04 0,03 0, Konstruksi 5,28 5,16 5,38 5,32 5, Perdagangan 16,97 17,60 17,31 17,47 17, Transportasi dan Pergudangan 2,62 2,53 2,58 2,71 2, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,45 3,42 3,46 3,39 3, Informasi dan Komunikasi 1,04 1,09 1,16 1,21 1, Jasa Keuangan 3,73 3,69 3,69 3,67 3, Real Estate 1,75 1,78 1,80 1,85 1, Jasa Perusahaan 0,35 0,37 0,38 0,41 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,21 3,10 2,99 2,88 2, Jasa Pendidikan 5,13 5,89 6,67 6,91 7, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,47 0,48 0,50 0,51 0, Jasa Lainnya 2,07 2,03 1,95 2,02 2,14 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

319 Tabel 9.5. Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Jepon Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 7,30 3,18 0,23 3,19-3, Pertambangan dan Penggalian 2,68 7,13 8,03 6,27 7, Industri Pengolahan 4,24 3,27 9,81 8,20 16, Pengadaan Listrik, Gas 3,95 11,12 10,51 9,08 4, Pengadaan Air 8,08 6,20 0,83 0,51 4, Konstruksi 5,86 3,14 9,09 4,45 7, Perdagangan 5,04 9,40 2,83 6,59 6, Transportasi dan Pergudangan 4,32 1,83 6,70 10,68 10, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,74 4,43 6,02 3,28 9, Informasi dan Komunikasi 6,96 10,45 10,84 10,51 14, Jasa Keuangan 5,17 4,43 4,74 4,88 5, Real Estate 4,65 7,01 5,81 8,29 7, Jasa Perusahaan 3,89 10,83 7,33 13,28 10, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8,82 1,98 0,84 1,66 2, Jasa Pendidikan 5,49 21,16 18,40 9,38 12, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,80 8,79 9,63 6,31 12, Jasa Lainnya 4,73 3,80 0,21 9,26 11,60 Produk Domestik Regional Bruto 5,89 5,50 4,57 5,63 5,23 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

320 Tabel 9.6. Indeks Implisit PDRB Kecamatan Jepon Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 100,00 105,80 112,26 122,25 132, Pertambangan dan Penggalian 100,00 105,68 105,00 112,68 122, Industri Pengolahan 100,00 113,93 117,25 122,21 129, Pengadaan Listrik, Gas 100,00 100,21 99,64 93,87 94, Pengadaan Air 100,00 101,95 98,94 103,30 112, Konstruksi 100,00 104,77 107,19 112,32 122, Perdagangan 100,00 103,55 105,26 108,70 112, Transportasi dan Pergudangan 100,00 101,03 103,23 103,53 110, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,00 102,33 102,74 105,42 111, Informasi dan Komunikasi 100,00 99,87 97,44 93,70 89, Jasa Keuangan 100,00 109,13 118,20 123,68 129, Real Estate 100,00 100,31 100,72 101,90 109, Jasa Perusahaan 100,00 106,26 108,45 114,42 117, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 100,00 103,37 112,61 119,18 126, Jasa Pendidikan 100,00 110,25 121,27 130,33 133, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100,00 107,08 115,51 120,32 126, Jasa Lainnya 100,00 103,50 103,46 107,15 112,26 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 106,33 111,00 117,44 124, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

321 Tabel 9.7. Inflasi PDRB Kecamatan Jepon Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 5,79 5,80 6,11 8,89 8, Pertambangan dan Penggalian 15,64 5,68-0,65 7,32 8, Industri Pengolahan 8,01 13,93 2,92 4,23 6, Pengadaan Listrik, Gas 7,98 0,21-0,56-5,80 0, Pengadaan Air 6,75 1,95-2,95 4,40 8, Konstruksi 8,04 4,77 2,31 4,78 9, Perdagangan 5,83 3,55 1,65 3,27 3, Transportasi dan Pergudangan 5,07 1,03 2,18 0,29 6, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,96 2,33 0,40 2,61 5, Informasi dan Komunikasi 7,02-0,13-2,44-3,83-4, Jasa Keuangan 7,47 9,13 8,31 4,64 5, Real Estate 9,89 0,31 0,41 1,18 7, Jasa Perusahaan 6,32 6,26 2,06 5,51 3, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 7,24 3,37 8,93 5,84 5, Jasa Pendidikan 10,16 10,25 9,99 7,47 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10,85 7,08 7,87 4,16 5, Jasa Lainnya 6,69 3,50-0,03 3,57 4,77 Produk Domestik Regional Bruto 6,95 6,33 4,40 5,80 6,05 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

322 Tabel 9.8. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Jepon Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Jepon (Juta Rp) , , , , ,95 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,50 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,33 Tabel 9.9. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Jepon Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Jepon (Juta Rp) , , , , ,28 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,50 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

323 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Blora Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 5.719, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 1.156, , , , , Pengadaan Air 1.053, , , , , Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi , , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate , , , , , Jasa Perusahaan 4.763, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , , , Jasa Lainnya , , , , ,62 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,85 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

324 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Blora Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 5.719, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 1.156, , , , , Pengadaan Air 1.053, , , , , Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi , , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate , , , , , Jasa Perusahaan 4.763, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , , , Jasa Lainnya , , , , ,91 Produk Domestik Regional Bruto , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

325 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Blora Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 13,30 13,00 12,89 12,99 11, Pertambangan dan Penggalian 0,35 0,34 0,33 0,33 0, Industri Pengolahan 10,52 10,61 10,76 10,70 11, Pengadaan Listrik, Gas 0,07 0,07 0,07 0,06 0, Pengadaan Air 0,06 0,06 0,05 0,05 0, Konstruksi 3,22 3,11 3,23 3,15 3, Perdagangan 23,86 24,13 22,89 22,60 22, Transportasi dan Pergudangan 5,66 5,18 5,06 5,11 5, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,85 4,74 4,55 4,36 4, Informasi dan Komunikasi 2,25 2,26 2,21 2,13 2, Jasa Keuangan 4,23 4,30 4,42 4,40 4, Real Estate 1,90 1,82 1,77 1,75 1, Jasa Perusahaan 0,29 0,31 0,30 0,33 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 12,80 11,88 11,83 11,50 11, Jasa Pendidikan 8,59 10,40 12,22 12,99 13, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,00 2,08 2,25 2,26 2, Jasa Lainnya 6,04 5,70 5,16 5,29 5,53 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

326 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Blora Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 13,30 12,79 12,30 11,87 10, Pertambangan dan Penggalian 0,35 0,35 0,35 0,34 0, Industri Pengolahan 10,52 10,31 10,60 10,69 11, Pengadaan Listrik, Gas 0,07 0,07 0,08 0,08 0, Pengadaan Air 0,06 0,06 0,06 0,06 0, Konstruksi 3,22 3,12 3,28 3,27 3, Perdagangan 23,86 23,98 23,39 23,44 23, Transportasi dan Pergudangan 5,66 5,48 5,57 5,78 5, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,85 4,79 4,79 4,65 4, Informasi dan Komunikasi 2,25 2,33 2,44 2,55 2, Jasa Keuangan 4,23 4,29 4,25 4,17 4, Real Estate 1,90 1,92 1,93 1,96 2, Jasa Perusahaan 0,29 0,31 0,31 0,33 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 12,80 12,33 11,65 11,23 10, Jasa Pendidikan 8,59 9,86 11,25 11,61 12, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,00 2,10 2,18 2,21 2, Jasa Lainnya 6,04 5,92 5,57 5,76 5,95 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

327 Tabel Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Blora Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 5,21 1,93 2,19 2,73-7, Pertambangan dan Penggalian 0,62 7,24 5,77 4,71 5, Industri Pengolahan 3,65 3,88 9,29 7,30 12, Pengadaan Listrik, Gas 8,77 9,80 10,53 7,27 4, Pengadaan Air 7,84 6,51-5,09 3,23 5, Konstruksi 5,63 2,71 11,91 5,81 6, Perdagangan 7,90 6,54 3,63 6,68 7, Transportasi dan Pergudangan 6,88 2,74 8,03 10,27 11, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,78 4,75 6,28 3,35 9, Informasi dan Komunikasi 6,90 9,50 11,62 11,15 13, Jasa Keuangan 5,64 7,37 5,28 4,56 7, Real Estate 7,23 6,90 6,92 8,10 9, Jasa Perusahaan 6,52 12,22 7,86 14,54 11, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8,81 2,15 0,38 2,58 2, Jasa Pendidikan 8,08 21,70 21,18 9,84 13, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,37 11,00 10,68 7,68 12, Jasa Lainnya 7,29 3,87 0,01 10,03 10,56 Produk Domestik Regional Bruto 6,86 6,02 6,26 6,42 7,08 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

328 Tabel Indeks Implisit PDRB Kecamatan Blora Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 100,00 107,51 115,61 125,84 133, Pertambangan dan Penggalian 100,00 102,81 102,68 109,45 120, Industri Pengolahan 100,00 108,88 111,93 115,12 128, Pengadaan Listrik, Gas 100,00 101,02 99,99 95,37 96, Pengadaan Air 100,00 101,82 99,29 99,48 108, Konstruksi 100,00 105,45 108,56 111,09 124, Perdagangan 100,00 106,45 108,01 110,92 113, Transportasi dan Pergudangan 100,00 99,94 100,22 101,78 108, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,00 104,67 104,75 107,82 114, Informasi dan Komunikasi 100,00 102,70 99,82 96,28 92, Jasa Keuangan 100,00 106,09 114,87 121,49 127, Real Estate 100,00 100,51 101,16 102,52 108, Jasa Perusahaan 100,00 105,90 107,99 113,08 116, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 100,00 101,94 112,11 117,92 125, Jasa Pendidikan 100,00 111,56 119,91 128,72 132, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100,00 105,05 113,48 117,73 123, Jasa Lainnya 100,00 101,86 102,24 105,63 112,70 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 105,77 110,33 115,06 121, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

329 Tabel Inflasi PDRB Kecamatan Blora Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 6,10 7,51 7,54 8,84 6, Pertambangan dan Penggalian 12,02 2,81-0,13 6,59 10, Industri Pengolahan 7,59 8,88 2,79 2,85 11, Pengadaan Listrik, Gas 6,38 1,02-1,02-4,62 0, Pengadaan Air 7,25 1,82-2,48 0,19 8, Konstruksi 8,02 5,45 2,95 2,33 12, Perdagangan 7,78 6,45 1,47 2,69 2, Transportasi dan Pergudangan 5,71-0,06 0,28 1,56 6, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,81 4,67 0,07 2,94 5, Informasi dan Komunikasi 7,18 2,70-2,81-3,54-4, Jasa Keuangan 6,60 6,09 8,27 5,76 5, Real Estate 6,98 0,51 0,64 1,35 5, Jasa Perusahaan 4,58 5,90 1,97 4,72 2, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 5,88 1,94 9,97 5,19 6, Jasa Pendidikan 4,97 11,56 7,48 7,35 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,01 5,05 8,03 3,75 5, Jasa Lainnya 3,81 1,86 0,37 3,31 6,70 Produk Domestik Regional Bruto 6,48 5,77 4,31 4,29 5,32 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

330 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Blora Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Blora (Juta Rp) , , , , ,85 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,00 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,00 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Blora Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Blora (Juta Rp) , , , , ,37 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,00 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

331 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Banjarejo Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 6.157, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 301,48 338,23 371,74 379,17 394, Pengadaan Air 25,01 27,22 26,89 28,49 32, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 5.794, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi 4.104, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 6.375, , , , , Jasa Perusahaan 1.125, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan 8.776, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.896, , , , , Jasa Lainnya 8.427, , , , ,47 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,72 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

332 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Banjarejo Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 6.157, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 301,48 337,52 375,34 404,34 417, Pengadaan Air 25,01 26,51 26,84 27,47 29, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 5.794, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi 4.104, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 6.375, , , , , Jasa Perusahaan 1.125, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan 8.776, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.896, , , , , Jasa Lainnya 8.427, , , , ,83 Produk Domestik Regional Bruto , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

333 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Banjarejo Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 45,12 44,96 43,59 44,00 41, Pertambangan dan Penggalian 1,84 1,83 1,86 1,92 2, Industri Pengolahan 6,75 7,09 7,36 7,42 8, Pengadaan Listrik, Gas 0,09 0,09 0,10 0,09 0, Pengadaan Air 0,01 0,01 0,01 0,01 0, Konstruksi 7,50 7,34 7,68 7,57 8, Perdagangan 16,40 16,26 15,93 15,62 15, Transportasi dan Pergudangan 1,73 1,64 1,64 1,63 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,33 3,10 3,11 2,96 3, Informasi dan Komunikasi 1,23 1,22 1,24 1,19 1, Jasa Keuangan 4,14 4,16 4,40 4,35 4, Real Estate 1,91 1,87 1,87 1,85 1, Jasa Perusahaan 0,34 0,36 0,37 0,40 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,91 3,72 3,85 3,73 3, Jasa Pendidikan 2,62 3,27 3,99 4,22 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,57 0,61 0,68 0,68 0, Jasa Lainnya 2,52 2,48 2,33 2,37 2,55 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

334 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Banjarejo Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 45,12 43,51 42,30 41,82 38, Pertambangan dan Penggalian 1,84 1,88 1,98 2,03 2, Industri Pengolahan 6,75 6,82 7,10 7,30 8, Pengadaan Listrik, Gas 0,09 0,10 0,11 0,11 0, Pengadaan Air 0,01 0,01 0,01 0,01 0, Konstruksi 7,50 7,52 7,93 7,83 8, Perdagangan 16,40 16,88 16,62 16,41 16, Transportasi dan Pergudangan 1,73 1,73 1,79 1,90 2, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,33 3,42 3,50 3,48 3, Informasi dan Komunikasi 1,23 1,34 1,44 1,52 1, Jasa Keuangan 4,14 4,21 4,24 4,26 4, Real Estate 1,91 2,00 2,06 2,13 2, Jasa Perusahaan 0,34 0,37 0,38 0,41 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,91 3,88 3,79 3,73 3, Jasa Pendidikan 2,62 3,14 3,61 3,80 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,57 0,61 0,65 0,67 0, Jasa Lainnya 2,52 2,58 2,47 2,61 2,79 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

335 Tabel Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Banjarejo Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 3,63-2,74 0,26 2,92-4, Pertambangan dan Penggalian 2,62 2,97 8,69 6,81 7, Industri Pengolahan 5,82 1,85 7,41 7,01 14, Pengadaan Listrik, Gas 5,32 11,96 11,20 7,73 3, Pengadaan Air 8,75 6,01 1,22 2,35 6, Konstruksi 7,52 1,04 8,75 2,80 5, Perdagangan 4,86 3,80 1,59 2,74 6, Transportasi dan Pergudangan 3,98 0,89 6,61 10,43 9, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,28 3,52 5,64 3,25 7, Informasi dan Komunikasi 5,24 10,13 11,17 9,68 12, Jasa Keuangan 5,95 2,50 3,85 4,43 8, Real Estate 4,81 6,07 5,86 7,60 9, Jasa Perusahaan 3,06 10,08 6,46 13,43 9, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8,46 0,16 0,80 2,39 1, Jasa Pendidikan 5,15 20,87 18,47 9,47 12, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,45 8,89 9,89 6,23 10, Jasa Lainnya 4,38 3,28-1,08 9,84 10,10 Produk Domestik Regional Bruto 4,69 0,86 3,12 4,11 2,91 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

336 Tabel Indeks Implisit PDRB Kecamatan Banjarejo Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 100,00 111,17 114,28 124,41 133, Pertambangan dan Penggalian 100,00 104,96 104,36 111,76 119, Industri Pengolahan 100,00 111,91 114,85 120,14 127, Pengadaan Listrik, Gas 100,00 100,21 99,04 93,78 94, Pengadaan Air 100,00 102,66 100,21 103,74 112, Konstruksi 100,00 105,00 107,43 114,37 125, Perdagangan 100,00 103,65 106,30 112,56 115, Transportasi dan Pergudangan 100,00 101,97 101,44 101,59 108, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,00 97,41 98,39 100,82 106, Informasi dan Komunikasi 100,00 97,92 95,45 92,20 88, Jasa Keuangan 100,00 106,16 114,98 120,82 126, Real Estate 100,00 100,18 100,64 102,65 108, Jasa Perusahaan 100,00 106,60 109,74 114,22 117, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 100,00 103,15 112,51 118,15 125, Jasa Pendidikan 100,00 111,84 122,57 131,51 135, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100,00 106,99 115,88 120,51 126, Jasa Lainnya 100,00 103,50 104,38 107,48 114,46 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 107,59 110,91 118,24 125, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

337 Tabel Inflasi PDRB Kecamatan Banjarejo Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 7,44 11,17 2,79 8,87 7, Pertambangan dan Penggalian 17,02 4,96-0,57 7,09 6, Industri Pengolahan 7,48 11,91 2,63 4,60 6, Pengadaan Listrik, Gas 7,39 0,21-1,16-5,32 0, Pengadaan Air 4,28 2,66-2,39 3,52 8, Konstruksi 7,14 5,00 2,32 6,46 9, Perdagangan 4,38 3,65 2,56 5,89 2, Transportasi dan Pergudangan 6,17 1,97-0,52 0,15 6, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,07-2,59 1,01 2,46 6, Informasi dan Komunikasi 7,43-2,08-2,52-3,40-4, Jasa Keuangan 7,56 6,16 8,30 5,08 4, Real Estate 10,12 0,18 0,46 2,00 5, Jasa Perusahaan 6,89 6,60 2,94 4,08 3, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8,12 3,15 9,07 5,01 5, Jasa Pendidikan 10,82 11,84 9,60 7,29 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,42 6,99 8,31 4,00 5, Jasa Lainnya 5,95 3,50 0,85 2,96 6,50 Produk Domestik Regional Bruto 7,17 7,59 3,08 6,61 5,85 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

338 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Banjarejo Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Banjarejo (Juta Rp) , , , , ,72 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,50 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,36 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Banjarejo Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Banjarejo (Juta Rp) , , , , ,49 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,50 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

339 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Tunjungan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 8.719, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 277,49 312,94 343,18 350,13 365, Pengadaan Air 23,02 25,22 24,68 25,97 30, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 3.542, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi 3.208, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 5.226, , , , , Jasa Perusahaan 1.051, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.493, , , , , Jasa Lainnya 6.636, , , , ,00 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,57 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

340 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Tunjungan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 8.719, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 277,49 312,28 344,04 371,75 385, Pengadaan Air 23,02 24,22 24,65 25,05 26, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 3.542, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi 3.208, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 5.226, , , , , Jasa Perusahaan 1.051, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.493, , , , , Jasa Lainnya 6.636, , , , ,71 Produk Domestik Regional Bruto , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

341 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Tunjungan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 34,69 32,71 31,99 31,86 28, Pertambangan dan Penggalian 1,95 1,92 1,86 1,89 1, Industri Pengolahan 22,84 23,18 22,81 22,83 25, Pengadaan Listrik, Gas 0,06 0,06 0,06 0,06 0, Pengadaan Air 0,01 0,01 0,00 0,00 0, Konstruksi 4,06 3,86 3,80 3,70 3, Perdagangan 11,49 11,41 10,58 10,24 9, Transportasi dan Pergudangan 0,79 0,73 0,68 0,67 0, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,34 2,21 2,11 1,98 2, Informasi dan Komunikasi 0,72 0,70 0,67 0,63 0, Jasa Keuangan 2,48 2,40 2,43 2,38 2, Real Estate 1,17 1,12 1,06 1,03 1, Jasa Perusahaan 0,23 0,25 0,24 0,26 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,30 2,11 2,06 1,97 1, Jasa Pendidikan 13,07 15,58 18,03 18,86 19, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,33 0,34 0,37 0,36 0, Jasa Lainnya 1,48 1,42 1,26 1,27 1,35 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

342 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Tunjungan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 34,69 32,84 31,89 31,05 27, Pertambangan dan Penggalian 1,95 1,99 2,01 2,04 2, Industri Pengolahan 22,84 22,28 22,34 22,69 24, Pengadaan Listrik, Gas 0,06 0,07 0,07 0,07 0, Pengadaan Air 0,01 0,01 0,00 0,00 0, Konstruksi 4,06 3,93 3,97 3,93 3, Perdagangan 11,49 11,94 11,31 11,09 11, Transportasi dan Pergudangan 0,79 0,76 0,75 0,79 0, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,34 2,33 2,29 2,25 2, Informasi dan Komunikasi 0,72 0,76 0,79 0,82 0, Jasa Keuangan 2,48 2,47 2,41 2,39 2, Real Estate 1,17 1,20 1,18 1,21 1, Jasa Perusahaan 0,23 0,25 0,25 0,27 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,30 2,20 2,07 2,02 1, Jasa Pendidikan 13,07 15,17 16,96 17,61 18, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,33 0,35 0,35 0,36 0, Jasa Lainnya 1,48 1,47 1,36 1,42 1,49 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

343 Tabel Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Tunjungan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 4,53-1,49 4,35 2,78-5, Pertambangan dan Penggalian 1,87 6,62 8,15 7,04 6, Industri Pengolahan 1,73 1,53 7,74 7,21 12, Pengadaan Listrik, Gas 4,74 12,54 10,17 8,05 3, Pengadaan Air 9,23 5,22 1,77 1,64 6, Konstruksi 7,98 0,74 8,43 4,67 5, Perdagangan 3,73 8,10 1,79 3,53 6, Transportasi dan Pergudangan 4,31 0,05 6,54 10,51 10, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,05 3,66 5,65 3,65 7, Informasi dan Komunikasi 5,42 10,20 11,27 10,13 13, Jasa Keuangan 4,39 3,63 5,11 4,49 6, Real Estate 5,82 6,80 5,91 7,91 9, Jasa Perusahaan 4,27 10,19 6,92 14,06 9, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8,81-0,28 1,16 2,74 1, Jasa Pendidikan 5,48 20,75 20,14 9,60 13, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,79 8,58 8,91 6,34 11, Jasa Lainnya 4,72 3,61-1,08 10,06 11,36 Produk Domestik Regional Bruto 4,12 4,07 7,44 5,55 5,52 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

344 Tabel Indeks Implisit PDRB Kecamatan Tunjungan Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 100,00 107,28 112,97 122,92 131, Pertambangan dan Penggalian 100,00 103,62 104,39 111,49 122, Industri Pengolahan 100,00 112,06 115,01 120,55 132, Pengadaan Listrik, Gas 100,00 100,21 99,75 94,18 94, Pengadaan Air 100,00 104,12 100,13 103,65 112, Konstruksi 100,00 105,82 107,82 112,64 123, Perdagangan 100,00 102,94 105,36 110,63 113, Transportasi dan Pergudangan 100,00 102,84 101,38 101,65 108, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,00 102,45 103,65 105,69 111, Informasi dan Komunikasi 100,00 99,18 96,25 92,14 88, Jasa Keuangan 100,00 104,72 113,41 119,16 125, Real Estate 100,00 100,78 101,09 102,25 108, Jasa Perusahaan 100,00 106,88 110,31 115,19 118, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 100,00 103,09 111,76 117,15 124, Jasa Pendidikan 100,00 110,63 119,70 128,28 133, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100,00 106,42 116,69 121,25 127, Jasa Lainnya 100,00 103,50 104,71 107,65 115,47 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 107,70 112,63 119,80 127, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

345 Tabel Inflasi PDRB Kecamatan Tunjungan Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 6,55 7,28 5,31 8,80 7, Pertambangan dan Penggalian 12,96 3,62 0,74 6,81 9, Industri Pengolahan 7,29 12,06 2,63 4,82 9, Pengadaan Listrik, Gas 7,18 0,21-0,46-5,58 0, Pengadaan Air 3,68 4,12-3,83 3,51 8, Konstruksi 5,30 5,82 1,89 4,47 9, Perdagangan 6,32 2,94 2,35 5,01 2, Transportasi dan Pergudangan 5,53 2,84-1,42 0,26 6, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,32 2,45 1,18 1,97 5, Informasi dan Komunikasi 6,92-0,82-2,95-4,27-4, Jasa Keuangan 6,45 4,72 8,30 5,07 5, Real Estate 9,51 0,78 0,30 1,15 5, Jasa Perusahaan 5,78 6,88 3,21 4,42 3, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 7,85 3,09 8,40 4,82 5, Jasa Pendidikan 10,98 10,63 8,20 7,16 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,98 6,42 9,66 3,91 5, Jasa Lainnya 4,80 3,50 1,17 2,81 7,26 Produk Domestik Regional Bruto 7,38 7,70 4,58 6,37 6,56 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

346 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Tunjungan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Tunjungan (Juta Rp) , , , , ,57 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,50 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,97 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Tunjungan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Tunjungan (Juta Rp) , , , , ,76 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,50 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

347 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Japah Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 9.188, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 219,81 249,41 273,05 278,46 289, Pengadaan Air 18,24 19,94 19,50 20,47 23, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 3.130, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.682, , , , , Informasi dan Komunikasi 2.145, , , , , Jasa Keuangan 7.987, , , , , Real Estate 3.759, , , , , Jasa Perusahaan 756,19 885,78 967, , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8.315, , , , , Jasa Pendidikan 5.582, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.206, , , , , Jasa Lainnya 5.360, , , , ,34 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,13 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

348 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Japah Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 9.188, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 219,81 247,76 272,49 294,63 303, Pengadaan Air 18,24 19,13 19,30 19,92 20, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 3.130, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.682, , , , , Informasi dan Komunikasi 2.145, , , , , Jasa Keuangan 7.987, , , , , Real Estate 3.759, , , , , Jasa Perusahaan 756,19 823,54 874,49 983, , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8.315, , , , , Jasa Pendidikan 5.582, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.206, , , , , Jasa Lainnya 5.360, , , , ,24 Produk Domestik Regional Bruto , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

349 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Japah Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 55,44 55,39 55,10 55,15 52, Pertambangan dan Penggalian 3,69 3,63 3,64 3,77 4, Industri Pengolahan 8,06 8,38 8,54 8,61 9, Pengadaan Listrik, Gas 0,09 0,09 0,09 0,09 0, Pengadaan Air 0,01 0,01 0,01 0,01 0, Konstruksi 6,24 6,11 6,26 6,17 6, Perdagangan 9,25 9,16 8,73 8,56 8, Transportasi dan Pergudangan 1,26 1,18 1,14 1,13 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,88 1,78 1,74 1,66 1, Informasi dan Komunikasi 0,86 0,85 0,84 0,81 0, Jasa Keuangan 3,21 3,17 3,26 3,23 3, Real Estate 1,51 1,45 1,41 1,40 1, Jasa Perusahaan 0,30 0,32 0,33 0,35 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,34 3,14 3,17 3,08 3, Jasa Pendidikan 2,24 2,75 3,27 3,48 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,48 0,52 0,56 0,56 0, Jasa Lainnya 2,15 2,08 1,91 1,94 2,13 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

350 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Japah Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 55,44 55,78 55,09 54,32 50, Pertambangan dan Penggalian 3,69 3,67 3,86 3,99 4, Industri Pengolahan 8,06 7,86 8,13 8,39 9, Pengadaan Listrik, Gas 0,09 0,09 0,10 0,10 0, Pengadaan Air 0,01 0,01 0,01 0,01 0, Konstruksi 6,24 6,03 6,30 6,31 6, Perdagangan 9,25 9,24 8,98 8,92 9, Transportasi dan Pergudangan 1,26 1,20 1,22 1,29 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,88 1,86 1,88 1,87 2, Informasi dan Komunikasi 0,86 0,91 0,96 1,02 1, Jasa Keuangan 3,21 3,13 3,10 3,07 3, Real Estate 1,51 1,51 1,52 1,58 1, Jasa Perusahaan 0,30 0,32 0,32 0,35 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,34 3,18 3,08 3,03 3, Jasa Pendidikan 2,24 2,59 2,94 3,11 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,48 0,50 0,52 0,54 0, Jasa Lainnya 2,15 2,10 1,98 2,10 2,28 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

351 Tabel Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Japah Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 5,47 5,35 3,02 1,80-5, Pertambangan dan Penggalian -0,77 4,29 9,65 6,79 7, Industri Pengolahan 2,86 2,02 7,96 6,54 14, Pengadaan Listrik, Gas 5,31 12,72 9,98 8,13 3, Pengadaan Air 7,63 4,87 0,89 3,22 3, Konstruksi 8,45 1,32 8,91 3,34 5, Perdagangan 2,82 4,59 1,38 2,62 6, Transportasi dan Pergudangan 4,19 0,28 5,81 9,23 8, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,14 3,64 5,52 2,71 7, Informasi dan Komunikasi 4,59 10,55 10,12 9,31 12, Jasa Keuangan 5,22 2,26 3,38 2,18 4, Real Estate 5,30 4,96 4,94 6,99 7, Jasa Perusahaan 3,02 8,91 6,19 12,49 10, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8,68-0,18 1,01 1,57 2, Jasa Pendidikan 5,36 21,16 18,21 9,33 11, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,67 8,79 8,80 5,80 11, Jasa Lainnya 4,59 2,13-1,70 9,43 9,53 Produk Domestik Regional Bruto 4,95 4,70 4,31 3,25 0,64 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

352 Tabel Indeks Implisit PDRB Kecamatan Japah Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 100,00 103,81 109,03 118,21 126, Pertambangan dan Penggalian 100,00 103,38 102,81 110,03 122, Industri Pengolahan 100,00 111,52 114,45 119,53 122, Pengadaan Listrik, Gas 100,00 100,66 100,21 94,51 95, Pengadaan Air 100,00 104,27 101,06 102,78 111, Konstruksi 100,00 105,88 108,33 113,96 124, Perdagangan 100,00 103,63 106,03 111,71 113, Transportasi dan Pergudangan 100,00 102,45 101,39 102,00 108, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,00 99,79 100,82 103,30 109, Informasi dan Komunikasi 100,00 97,86 95,84 92,29 88, Jasa Keuangan 100,00 105,66 114,44 122,39 128, Real Estate 100,00 100,43 101,29 103,20 109, Jasa Perusahaan 100,00 107,56 110,59 115,59 119, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 100,00 103,06 112,05 118,29 125, Jasa Pendidikan 100,00 110,87 121,33 130,21 133, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100,00 107,19 117,32 121,93 128, Jasa Lainnya 100,00 103,50 105,07 107,98 115,16 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 104,55 109,01 116,43 123, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

353 Tabel Inflasi PDRB Kecamatan Japah Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 6,76 3,81 5,04 8,42 7, Pertambangan dan Penggalian 15,04 3,38-0,55 7,02 11, Industri Pengolahan 8,88 11,52 2,64 4,44 2, Pengadaan Listrik, Gas 7,15 0,66-0,45-5,69 0, Pengadaan Air 1,32 4,27-3,08 1,70 8, Konstruksi 5,21 5,88 2,31 5,19 9, Perdagangan 7,52 3,63 2,32 5,36 1, Transportasi dan Pergudangan 5,26 2,45-1,03 0,60 6, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,41-0,21 1,04 2,46 5, Informasi dan Komunikasi 6,84-2,14-2,06-3,71-4, Jasa Keuangan 8,37 5,66 8,30 6,95 5, Real Estate 8,34 0,43 0,85 1,89 6, Jasa Perusahaan 6,07 7,56 2,82 4,52 3, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8,45 3,06 8,72 5,57 5, Jasa Pendidikan 7,38 10,87 9,44 7,32 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,96 7,19 9,45 3,94 5, Jasa Lainnya 4,10 3,50 1,51 2,77 6,65 Produk Domestik Regional Bruto 7,30 4,55 4,27 6,81 5,85 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

354 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Japah Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Japah (Juta Rp) , , , , ,13 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,50 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,53 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Japah Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Japah (Juta Rp) , , , , ,81 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,50 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

355 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Ngawen Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian , , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 340,54 382,98 423,00 430,18 449, Pengadaan Air 256,44 280,13 275,86 289,96 330, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi 6.314, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 8.719, , , , , Jasa Perusahaan 1.753, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.631, , , , , Jasa Lainnya , , , , ,98 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,21 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

356 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Ngawen Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian , , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 340,54 381,70 423,90 456,17 472, Pengadaan Air 256,44 271,78 274,91 277,67 290, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi 6.314, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 8.719, , , , , Jasa Perusahaan 1.753, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.631, , , , , Jasa Lainnya , , , , ,86 Produk Domestik Regional Bruto , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

357 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Ngawen Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 30,60 29,82 31,08 31,30 29, Pertambangan dan Penggalian 1,46 1,46 1,45 1,49 1, Industri Pengolahan 16,13 16,57 16,77 16,98 18, Pengadaan Listrik, Gas 0,05 0,05 0,05 0,05 0, Pengadaan Air 0,04 0,04 0,03 0,03 0, Konstruksi 4,44 4,24 4,36 4,31 4, Perdagangan 27,37 28,05 26,46 26,20 25, Transportasi dan Pergudangan 2,92 2,70 2,61 2,62 2, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,56 5,46 5,28 5,05 5, Informasi dan Komunikasi 0,90 0,89 0,87 0,84 0, Jasa Keuangan 2,65 2,71 2,80 2,78 2, Real Estate 1,25 1,20 1,15 1,14 1, Jasa Perusahaan 0,25 0,27 0,27 0,28 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,60 2,44 2,46 2,39 2, Jasa Pendidikan 1,74 2,12 2,49 2,64 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,38 0,39 0,42 0,42 0, Jasa Lainnya 1,67 1,60 1,44 1,47 1,56 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

358 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Ngawen Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 30,60 30,62 30,33 29,67 26, Pertambangan dan Penggalian 1,46 1,48 1,53 1,55 1, Industri Pengolahan 16,13 15,60 16,09 16,40 18, Pengadaan Listrik, Gas 0,05 0,05 0,05 0,06 0, Pengadaan Air 0,04 0,04 0,04 0,03 0, Konstruksi 4,44 4,23 4,42 4,39 4, Perdagangan 27,37 28,16 27,58 27,64 28, Transportasi dan Pergudangan 2,92 2,77 2,80 2,97 3, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,56 5,47 5,48 5,38 5, Informasi dan Komunikasi 0,90 0,94 0,98 1,03 1, Jasa Keuangan 2,65 2,63 2,60 2,60 2, Real Estate 1,25 1,25 1,26 1,29 1, Jasa Perusahaan 0,25 0,26 0,27 0,29 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,60 2,50 2,40 2,35 2, Jasa Pendidikan 1,74 1,99 2,25 2,35 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,38 0,39 0,40 0,40 0, Jasa Lainnya 1,67 1,61 1,52 1,59 1,66 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

359 Tabel Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Ngawen Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 3,14 6,07 4,54 2,70-4, Pertambangan dan Penggalian 3,71 7,02 9,01 6,46 8, Industri Pengolahan 4,39 2,55 8,81 7,01 16, Pengadaan Listrik, Gas 6,01 12,09 11,05 7,61 3, Pengadaan Air 8,86 5,98 1,15 1,01 4, Konstruksi 7,62 1,10 10,11 4,40 5, Perdagangan 5,18 9,05 3,35 5,23 7, Transportasi dan Pergudangan 3,62 0,58 6,82 11,10 9, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,50 4,25 5,76 3,06 8, Informasi dan Komunikasi 5,42 10,24 10,47 10,23 12, Jasa Keuangan 3,23 5,13 4,49 4,79 7, Real Estate 4,96 6,39 5,92 8,06 8, Jasa Perusahaan 3,77 10,34 7,06 13,41 10, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8,08 2,14 1,24 2,64 1, Jasa Pendidikan 4,78 21,33 19,20 9,48 12, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,09 8,48 9,78 6,03 12, Jasa Lainnya 4,02 2,22-0,71 9,82 10,44 Produk Domestik Regional Bruto 4,52 5,99 5,53 4,98 5,62 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

360 Tabel Indeks Implisit PDRB Kecamatan Ngawen Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 100,00 101,79 112,20 121,95 131, Pertambangan dan Penggalian 100,00 103,58 104,17 111,28 119, Industri Pengolahan 100,00 110,97 114,10 119,70 125, Pengadaan Listrik, Gas 100,00 100,33 99,79 94,30 94, Pengadaan Air 100,00 103,07 100,35 104,43 113, Konstruksi 100,00 104,83 108,20 113,57 124, Perdagangan 100,00 104,13 105,04 109,57 112, Transportasi dan Pergudangan 100,00 101,91 102,07 102,16 109, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,00 104,24 105,39 108,46 114, Informasi dan Komunikasi 100,00 99,04 96,90 93,54 89, Jasa Keuangan 100,00 107,73 117,69 123,68 129, Real Estate 100,00 100,27 100,28 101,58 107, Jasa Perusahaan 100,00 107,12 109,58 114,49 117, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 100,00 102,05 112,14 117,65 124, Jasa Pendidikan 100,00 111,00 121,20 130,11 133, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100,00 106,72 115,98 120,91 127, Jasa Lainnya 100,00 103,50 104,00 107,18 114,08 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 104,53 109,49 115,61 121, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

361 Tabel Inflasi PDRB Kecamatan Ngawen Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 8,91 1,79 10,23 8,69 7, Pertambangan dan Penggalian 15,91 3,58 0,57 6,83 7, Industri Pengolahan 7,91 10,97 2,82 4,91 4, Pengadaan Listrik, Gas 7,05 0,33-0,55-5,50 0, Pengadaan Air 4,21 3,07-2,64 4,07 8, Konstruksi 7,31 4,83 3,22 4,96 9, Perdagangan 6,98 4,13 0,88 4,31 2, Transportasi dan Pergudangan 6,63 1,91 0,16 0,09 7, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,88 4,24 1,10 2,91 5, Informasi dan Komunikasi 7,71-0,96-2,15-3,47-4, Jasa Keuangan 6,77 7,73 9,24 5,09 5, Real Estate 8,95 0,27 0,01 1,30 5, Jasa Perusahaan 6,87 7,12 2,29 4,49 3, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8,02 2,05 9,89 4,91 5, Jasa Pendidikan 9,48 11,00 9,19 7,35 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 11,66 6,72 8,68 4,25 5, Jasa Lainnya 6,84 3,50 0,48 3,06 6,44 Produk Domestik Regional Bruto 7,89 4,53 4,74 5,59 5,21 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

362 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Ngawen Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Ngawen (Juta Rp) , , , , ,21 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,00 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,87 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Ngawen Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Ngawen (Juta Rp) , , , , ,80 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,00 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

363 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kunduran Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 4.811, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 361,13 406,99 445,91 454,01 472, Pengadaan Air 387,56 424,45 409,16 437,75 498, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi 4.426, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate , , , , , Jasa Perusahaan 2.058, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.588, , , , , Jasa Lainnya , , , , ,35 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,44 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

364 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kunduran Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 4.811, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 361,13 405,45 446,25 481,14 496, Pengadaan Air 387,56 415,01 419,93 423,98 443, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan , , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , Informasi dan Komunikasi 4.426, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate , , , , , Jasa Perusahaan 2.058, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan , , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.588, , , , , Jasa Lainnya , , , , ,41 Produk Domestik Regional Bruto , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

365 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kunduran Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 50,30 49,38 48,18 48,49 45, Pertambangan dan Penggalian 0,69 0,71 0,71 0,72 0, Industri Pengolahan 16,97 17,71 18,37 18,50 20, Pengadaan Listrik, Gas 0,05 0,05 0,05 0,05 0, Pengadaan Air 0,06 0,06 0,05 0,05 0, Konstruksi 4,70 4,53 4,87 4,78 5, Perdagangan 11,42 11,62 11,30 11,04 11, Transportasi dan Pergudangan 1,60 1,52 1,50 1,50 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,32 2,23 2,23 2,12 2, Informasi dan Komunikasi 0,64 0,63 0,63 0,60 0, Jasa Keuangan 3,14 3,16 3,33 3,28 3, Real Estate 1,48 1,44 1,42 1,39 1, Jasa Perusahaan 0,30 0,32 0,33 0,35 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,57 2,47 2,51 2,43 2, Jasa Pendidikan 1,73 2,16 2,60 2,75 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,37 0,40 0,44 0,44 0, Jasa Lainnya 1,66 1,61 1,49 1,52 1,64 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

366 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Kunduran Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 50,30 48,60 47,54 46,81 43, Pertambangan dan Penggalian 0,69 0,72 0,75 0,77 0, Industri Pengolahan 16,97 17,29 17,99 18,50 20, Pengadaan Listrik, Gas 0,05 0,06 0,06 0,06 0, Pengadaan Air 0,06 0,06 0,06 0,06 0, Konstruksi 4,70 4,68 4,95 4,95 5, Perdagangan 11,42 12,03 11,81 11,70 12, Transportasi dan Pergudangan 1,60 1,61 1,64 1,74 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,32 2,39 2,42 2,38 2, Informasi dan Komunikasi 0,64 0,70 0,74 0,78 0, Jasa Keuangan 3,14 3,25 3,24 3,23 3, Real Estate 1,48 1,55 1,57 1,62 1, Jasa Perusahaan 0,30 0,32 0,33 0,36 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 2,57 2,59 2,52 2,47 2, Jasa Pendidikan 1,73 2,08 2,36 2,48 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,37 0,40 0,42 0,42 0, Jasa Lainnya 1,66 1,68 1,60 1,67 1,79 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

367 Tabel Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Kunduran Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 5,04-2,63 1,94 2,77-4, Pertambangan dan Penggalian 3,05 5,10 8,40 6,32 8, Industri Pengolahan 5,74 2,69 8,43 7,35 14, Pengadaan Listrik, Gas 6,24 12,27 10,06 7,82 3, Pengadaan Air 9,02 7,08 1,18 0,96 4, Konstruksi 7,78 0,17 10,43 4,30 6, Perdagangan 5,87 6,17 2,35 3,42 6, Transportasi dan Pergudangan 4,61 0,85 6,42 10,50 8, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,29 3,75 5,61 2,61 7, Informasi dan Komunikasi 5,32 9,96 10,71 10,03 12, Jasa Keuangan 3,15 4,39 4,00 4,18 6, Real Estate 5,82 6,17 5,05 8,03 9, Jasa Perusahaan 3,32 9,71 5,77 13,14 10, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 9,12 1,51 1,43 2,31 1, Jasa Pendidikan 5,79 21,22 18,51 9,39 12, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5,09 8,08 8,60 5,73 11, Jasa Lainnya 5,02 1,95-0,96 9,01 10,46 Produk Domestik Regional Bruto 5,43 0,78 4,22 4,37 2,95 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

368 Tabel Indeks Implisit PDRB Kecamatan Kunduran Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 100,00 109,75 113,26 123,24 132, Pertambangan dan Penggalian 100,00 105,74 104,92 112,15 119, Industri Pengolahan 100,00 110,61 114,07 118,93 125, Pengadaan Listrik, Gas 100,00 100,38 99,92 94,36 95, Pengadaan Air 100,00 102,27 97,44 103,25 112, Konstruksi 100,00 104,70 109,95 114,85 125, Perdagangan 100,00 104,40 106,87 112,22 115, Transportasi dan Pergudangan 100,00 102,02 102,26 102,53 109, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,00 100,85 102,70 105,97 112, Informasi dan Komunikasi 100,00 97,58 95,09 91,15 87, Jasa Keuangan 100,00 105,01 114,63 120,57 126, Real Estate 100,00 100,19 101,21 101,98 108, Jasa Perusahaan 100,00 107,34 111,00 115,83 119, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 100,00 103,09 111,08 116,64 123, Jasa Pendidikan 100,00 112,32 123,06 132,25 135, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100,00 107,79 117,38 122,45 128, Jasa Lainnya 100,00 103,50 104,18 108,31 115,48 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 108,01 111,73 118,95 126, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

369 Tabel Inflasi PDRB Kecamatan Kunduran Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 7,07 9,75 3,20 8,81 7, Pertambangan dan Penggalian 11,89 5,74-0,78 6,89 6, Industri Pengolahan 3,57 10,61 3,13 4,27 5, Pengadaan Listrik, Gas 7,93 0,38-0,46-5,57 0, Pengadaan Air 2,86 2,27-4,73 5,97 8, Konstruksi 6,42 4,70 5,01 4,46 9, Perdagangan 7,22 4,40 2,37 5,01 2, Transportasi dan Pergudangan 5,41 2,02 0,24 0,26 6, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,59 0,85 1,83 3,18 5, Informasi dan Komunikasi 7,06-2,42-2,55-4,14-4, Jasa Keuangan 8,58 5,01 9,16 5,18 5, Real Estate 7,08 0,19 1,02 0,76 5, Jasa Perusahaan 6,74 7,34 3,41 4,35 3, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 7,77 3,09 7,75 5,00 5, Jasa Pendidikan 8,83 12,32 9,57 7,46 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10,87 7,79 8,89 4,32 5, Jasa Lainnya 5,50 3,50 0,66 3,96 6,62 Produk Domestik Regional Bruto 6,54 8,01 3,44 6,46 5,96 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

370 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Kunduran Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Kunduran (Juta Rp) , , , , ,44 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,50 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,22 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Kunduran Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Kunduran (Juta Rp) , , , , ,70 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,50 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

371 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Todanan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 6.794, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 361,65 412,71 456,17 464,58 482, Pengadaan Air 181,94 197,89 191,86 201,96 231, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 5.838, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8.975, , , , , Informasi dan Komunikasi 3.672, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 8.401, , , , , Jasa Perusahaan 1.689, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan 8.402, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.815, , , , , Jasa Lainnya 8.068, , , , ,14 Produk Domestik Regional Bruto , , , , ,64 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

372 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Todanan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Jutaan Rupiah) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian , , , , , Pertambangan dan Penggalian 6.794, , , , , Industri Pengolahan , , , , , Pengadaan Listrik, Gas 361,65 407,60 450,53 486,22 501, Pengadaan Air 181,94 191,44 195,47 196,90 207, Konstruksi , , , , , Perdagangan , , , , , Transportasi dan Pergudangan 5.838, , , , , Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8.975, , , , , Informasi dan Komunikasi 3.672, , , , , Jasa Keuangan , , , , , Real Estate 8.401, , , , , Jasa Perusahaan 1.689, , , , , Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb , , , , , Jasa Pendidikan 8.402, , , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.815, , , , , Jasa Lainnya 8.068, , , , ,04 Produk Domestik Regional Bruto , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

373 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Todanan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 54,70 54,15 53,06 53,29 49, Pertambangan dan Penggalian 1,71 1,73 1,76 1,81 1, Industri Pengolahan 6,01 6,26 6,43 6,52 7, Pengadaan Listrik, Gas 0,09 0,10 0,10 0,09 0, Pengadaan Air 0,05 0,05 0,04 0,04 0, Konstruksi 6,81 6,66 7,16 7,11 7, Perdagangan 11,14 11,13 10,74 10,52 10, Transportasi dan Pergudangan 1,47 1,41 1,40 1,39 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,27 2,21 2,22 2,11 2, Informasi dan Komunikasi 0,93 0,93 0,93 0,89 0, Jasa Keuangan 4,51 4,54 4,77 4,70 4, Real Estate 2,12 2,10 2,06 2,04 2, Jasa Perusahaan 0,43 0,47 0,48 0,51 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,16 3,07 3,17 3,08 3, Jasa Pendidikan 2,12 2,69 3,27 3,46 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,46 0,49 0,55 0,55 0, Jasa Lainnya 2,04 2,00 1,85 1,90 2,08 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

374 Tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Todanan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Pada Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 54,70 53,14 52,14 51,52 47, Pertambangan dan Penggalian 1,71 1,77 1,85 1,90 2, Industri Pengolahan 6,01 6,11 6,36 6,55 8, Pengadaan Listrik, Gas 0,09 0,10 0,11 0,11 0, Pengadaan Air 0,05 0,05 0,05 0,05 0, Konstruksi 6,81 6,78 7,16 7,22 7, Perdagangan 11,14 11,57 11,33 11,23 11, Transportasi dan Pergudangan 1,47 1,48 1,52 1,61 1, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,27 2,35 2,42 2,40 2, Informasi dan Komunikasi 0,93 1,02 1,10 1,16 1, Jasa Keuangan 4,51 4,56 4,59 4,56 4, Real Estate 2,12 2,24 2,30 2,39 2, Jasa Perusahaan 0,43 0,47 0,48 0,52 0, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 3,16 3,21 3,12 3,07 3, Jasa Pendidikan 2,12 2,57 2,95 3,10 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,46 0,50 0,52 0,53 0, Jasa Lainnya 2,04 2,08 1,99 2,10 2,26 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

375 Tabel Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Todanan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 4,27-2,93 1,24 2,65-6, Pertambangan dan Penggalian 2,03 3,21 8,03 6,46 8, Industri Pengolahan 4,70 1,66 7,43 6,91 34, Pengadaan Listrik, Gas 6,21 12,71 10,53 7,92 3, Pengadaan Air 7,69 5,22 2,11 0,73 5, Konstruksi 8,51-0,45 8,91 4,76 7, Perdagangan 3,03 3,77 1,03 2,90 6, Transportasi dan Pergudangan 4,06 0,24 6,24 9,54 9, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,43 3,56 6,18 3,15 7, Informasi dan Komunikasi 6,30 9,75 10,97 9,78 12, Jasa Keuangan 5,69 1,09 3,85 3,13 5, Real Estate 4,73 5,66 5,93 7,77 8, Jasa Perusahaan 3,60 9,06 6,67 12,95 10, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 8,63 1,65 0,07 2,26 1, Jasa Pendidikan 5,23 21,10 18,28 9,30 12, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,53 7,98 9,31 5,87 10, Jasa Lainnya 4,46 1,95-1,05 9,34 10,09 Produk Domestik Regional Bruto 4,62-0,09 3,17 3,89 2,07 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

376 Tabel Indeks Implisit PDRB Kecamatan Todanan Tahun ( Tahun 2010 = 100,00 ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 100,00 109,50 113,53 122,90 131, Pertambangan dan Penggalian 100,00 104,97 105,66 112,97 120, Industri Pengolahan 100,00 110,13 112,71 118,24 111, Pengadaan Listrik, Gas 100,00 101,25 101,25 95,55 96, Pengadaan Air 100,00 103,37 98,15 102,57 111, Konstruksi 100,00 105,48 111,64 116,95 127, Perdagangan 100,00 103,32 105,70 111,34 114, Transportasi dan Pergudangan 100,00 102,28 102,30 102,57 109, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100,00 101,07 102,40 104,71 110, Informasi dan Komunikasi 100,00 97,92 95,00 91,43 87, Jasa Keuangan 100,00 107,09 115,98 122,65 128, Real Estate 100,00 100,68 100,03 101,62 107, Jasa Perusahaan 100,00 108,18 111,44 116,12 119, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 100,00 102,75 113,54 119,10 126, Jasa Pendidikan 100,00 112,53 123,73 132,62 136, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100,00 106,98 115,94 121,16 127, Jasa Lainnya 100,00 103,50 103,78 107,52 114,49 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 107,44 111,56 118,81 124, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

377 Tabel Inflasi PDRB Kecamatan Todanan Tahun ( % ) Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Pertanian 7,17 9,50 3,68 8,26 6, Pertambangan dan Penggalian 8,54 4,97 0,67 6,92 6, Industri Pengolahan 6,73 10,13 2,35 4,90-5, Pengadaan Listrik, Gas 9,44 1,25 0,00-5,63 0, Pengadaan Air 4,14 3,37-5,05 4,50 8, Konstruksi 6,45 5,48 5,84 4,76 9, Perdagangan 9,43 3,32 2,30 5,34 2, Transportasi dan Pergudangan 5,27 2,28 0,02 0,27 6, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,94 1,07 1,32 2,26 5, Informasi dan Komunikasi 5,42-2,08-2,98-3,76-4, Jasa Keuangan 7,96 7,09 8,30 5,75 5, Real Estate 9,49 0,68-0,64 1,58 5, Jasa Perusahaan 6,23 8,18 3,01 4,20 3, Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jam Sos Wjb 11,18 2,75 10,50 4,89 5, Jasa Pendidikan 8,69 12,53 9,96 7,18 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10,05 6,98 8,38 4,50 5, Jasa Lainnya 5,03 3,50 0,27 3,60 6,48 Produk Domestik Regional Bruto 7,54 7,44 3,83 6,50 4,72 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

378 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Todanan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Todanan (Juta Rp) , , , , ,64 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,00 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , ,11 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kecamatan Todanan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDRB Kecamatan Todanan (Juta Rp) , , , , ,96 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , , , ,00 PDRB Per Kapita (Rp) , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

379 Tabel 17. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROPINSI JAWA TENGAH ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN (Juta Rupiah) Kategori Uraian (1) (2) (5) (6) (7) (8) (9) A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , , , ,57 B Pertambangan dan Penggalian , , , , ,23 C Industri Pengolahan , , , , ,49 D Pengadaan Listrik dan Gas , , , , ,18 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , , , ,81 F Konstruksi , , , , ,27 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , , , ,73 H Transportasi dan Pergudangan , , , , ,88 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , ,86 J Informasi dan Komunikasi , , , , ,43 K Jasa Keuangan dan Asuransi , , , , ,67 L Real Estate , , , , ,02 M,N Jasa Perusahaan , , , , ,62 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , , ,80 P Jasa Pendidikan , , , , ,29 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , , ,60 R,S,T,U Jasa lainnya , , , , ,75 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO , , , , ,21 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

380 Tabel 18. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROPINSI JAWA TENGAH ATAS DASAR HARGA KONSTAN (2010) TAHUN (Juta Rupiah) Kategori Uraian (1) (2) (5) (6) (7) (8) (9) A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , , , ,88 B Pertambangan dan Penggalian , , , , ,84 C Industri Pengolahan , , , , ,26 D Pengadaan Listrik dan Gas , , , , ,65 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , , , ,08 F Konstruksi , , , , ,60 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , , , ,58 H Transportasi dan Pergudangan , , , , ,75 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , ,09 J Informasi dan Komunikasi , , , , ,63 K Jasa Keuangan dan Asuransi , , , , ,52 L Real Estate , , , , ,55 M,N Jasa Perusahaan , , , , ,61 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial O Wajib , , , , ,55 P Jasa Pendidikan , , , , ,07 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , , ,61 R,S,T,U Jasa lainnya , , , , ,01 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

381 Tabel 19. PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN (Milyar Rupiah) Kategori Uraian (1) (2) (5) (6) (7) (8) (9) A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , , , ,10 B Pertambangan dan Penggalian , , , , ,90 C Industri Pengolahan , , , , ,60 D Pengadaan Listrik dan Gas , , , , ,90 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan D 5 848, , , , ,60 F Konstruksi , , , , ,50 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan , , , , ,00 H Transportasi dan Pergudangan , , , , ,00 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , ,40 J Informasi dan Komunikasi , , , , ,00 K Jasa Keuangan dan Asuransi , , , , ,70 L Real Estate , , , , ,40 M,N Jasa Perusahaan , , , , ,60 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jamina , , , , ,60 P Jasa Pendidikan , , , , ,80 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , , ,70 R,S,T,U Jasa lainnya , , , , ,80 A NILAI TAMBAH BRUTO ATAS HARGA DASAR , , , , ,60 B PAJAK DIKURANG SUBSIDI ATAS PRODUK , , , , ,90 C PRODUK DOMESTIK BRUTO , , , , ,50 * Angka sementara ** Angka sangat sementara Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

382 Tabel 20. PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA ATAS DASAR HARGA KONSTAN (2010) TAHUN (Milyar Rupiah) Kategori Uraian (1) (2) (5) (6) (7) (8) (9) A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , , , ,00 B Pertambangan dan Penggalian , , , , ,70 C Industri Pengolahan , , , , ,60 D Pengadaan Listrik dan Gas , , , , ,90 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan D 5 848, , , , ,00 F Konstruksi , , , , ,60 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan , , , , ,60 H Transportasi dan Pergudangan , , , , ,90 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , ,00 J Informasi dan Komunikasi , , , , ,90 K Jasa Keuangan dan Asuransi , , , , ,50 L Real Estate , , , , ,20 M,N Jasa Perusahaan , , , , ,30 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jamina , , , , ,00 P Jasa Pendidikan , , , , ,30 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , , ,80 R,S,T,U Jasa lainnya , , , , ,10 A NILAI TAMBAH BRUTO ATAS HARGA DASAR , , , , ,40 B PAJAK DIKURANG SUBSIDI ATAS PRODUK , , , , ,20 C PRODUK DOMESTIK BRUTO , , , , ,60 * Angka sementara ** Angka sangat sementara 340 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

383

384

385 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan pencapaian pembangunan yang telah dilaksanakan maka diperlukan adanya alat yang dapat membantu memberikan gambaran tingkat keberhasilan pelaksanaan pembangunan khususnya dibidang ekonomi. Salah satu tolok ukur untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi yang sudah dilaksanakan adalah tersedianya data statistik Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Disamping data PDRB menurut lapangan usaha yang didapat melalui pendekatan nilai tambah, tersedianya data PDRB menurut penggunaan secara baik, lengkap dan berkesinambungan dapat memberikan gambaran fenomena ekonomi tentang perilaku konsumsi masyarakat, pemerintah pada umumnya serta investasi (fisik) pada khususnya. Selain itu juga dapat diperoleh informasi tentang surplus atau defisitnya neraca perdagangan barang dan jasa dengan pihak atau wilayah lain. Dari komponen PDRB menurut penggunaan ini dapat diturunkan beberapa indikator makro di antaranya tingkat kecenderungan konsumsi marjinal (marginal propensity to consume), ICOR (incremental capital output ratio), rasio pembentukan modal tetap terhadap konsumsi, dan sebagainya. Sampai saat ini pengukuran PDRB dengan menggunakan pendekatan nilai tambah (PDRB lapangan usaha) sudah lebih maju dan lebih baik jika dibandingkan dengan pendekatan penggunaan. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

386 BAB I : Pendahuluan Hal ini terjadi antara lain karena kendala-kendala di lapangan, terutama ketidaktersediaan data sekunder maupun keterbatasan dalam mendapatkan data primer, disamping teknik penghitungan maupun sumberdaya penghitungnya yang masih terbatas. Dari sisi penggunaan, besaran PDRB tersusun dari tiga komponen utama, pertama adalah besaran Konsumsi, baik Konsumsi Rumah Tangga, Pemerintah maupun Lembaga Swasta Nirlaba; komponen kedua adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan komponen yang ketiga adalah Net Ekspor yaitu besarnya ekspor di kurangi dengan impornya. Didalam ekonomi makro, konsumsi rumah tangga sering mendapat perhatian khusus, karena konsumsi rumah tangga merupakan penyumbang terbesar di dalam PDB/PDRB. Tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Blora tidak sebagus tahun sebelumnya. Dilihat dari sisi PDRB menurut lapangan usaha perlambatan pertumbuhan ekonomi lebih didorong oleh penurunan produk pertanian, sedangkan dari sisi pengeluaran perlambatan tersebut lebih didominasi oleh perlambatan pertumbuhan konsumsi pemerintah, pertumbuhan ekspor dan meningkatnya impor barang dan jasa dari luar wilayah. Peningkatan ekspor salah satunya dipicu oleh permintaan barang dan jasa oleh masyarakat yang digunakan sebagai barang konsumsi maupun digunakan sebagai pembentukan modal tetap bruto. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai suatu proses dimana PDB (PDRB) riil atau pendapatan riil per kapita meningkat secara terus menerus melalui kenaikan produktivitas per kapita (Salvatore:1977). Pertumbuhan ekonomi yang dinyatakan dengan peningkatan output dan pendapatan riil perkapita memang bukanlah satu-satunya sasaran 342 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

387 BAB I : Pendahuluan kebijaksanaan di negara-negara berkembang, namun kebijaksanaan ekonomi menaikkan tingkat pertumbuhan output perlu dilakukan karena: 1. Pertumbuhan ekonomi dipandang sebagai suatu syarat yang sangat diperlukan untuk perbaikan kesejahteraan masyarakat. 2. Pertumbuhan ekonomi dipandang sebagai suatu prasyarat untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan lainnya, seperti: peningkatan pendapatan dan kekayaan masyarakat, ataupun penyediaan fasilitas dan sarana sosial lainnya (Thirwall: 1976). Menurut teori pertumbuhan ekonomi neo-klasik, dengan mengasumsikan luas lahan tetap, maka yang mempengaruhi pertumbuhan adalah peningkatan pada penawaran tenaga kerja, peningkatan pada capital stock dan peningkatan pada produktivitas. Meningkatnya penawaran tenaga kerja akan menyebabkan bertambahnya output. Real output meningkat bila semakin banyak orang yang ikut serta dalam proses produksi suatu negara. Peningkatan modal dapat dibagi menjadi dua, yaitu peningkatan pada modal fisik dan modal tenaga kerja. Modal fisik meningkatkan output dikarenakan hal tersebut merangsang produktivitas tenaga kerja dan secara langsung menyediakan pelayanan yang berharga. Peningkatan pada produktivitas akan terjadi ketika investasi pada peralatan seperti komputer dan mesin yang dapat mengurangi jam kerja tenaga kerja. Modal tenaga kerja meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena tenaga kerja yang mempunyai skill lebih produktif dibandingkan dengan mereka yang tidak. Investasi pada modal tenaga kerja dapat dilakukan melalui pendidikan atau pelatihan. Peningkatan produktivitas menjelaskan peningkatan pada output yang tidak dapat dijelaskan oleh pertambahan input. Yang terpenting dari produktivitas adalah dengan Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

388 BAB I : Pendahuluan adanya kemajuan teknologi, yang mempengaruhinya dengan 2 cara. Pertama adalah kemajuan pada pengetahuan yang disebut inventions dan kedua adalah penggunaan dari pengetahuan itu sendiri yang menyebabkan produksi yang lebih efisien yang disebut inovasi(burda dan Wyplosz, 2001). Sampai saat ini konponen konsumsi, terutama konsumsi rumah tangga masih memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap PDRB penggunaan, maka ketika permintaan akan konsumsi rumah tangga yang turun sedikit saja, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan PDRB dan sebaliknya. Dan di tahun 2014 ini pertumbuhan konsumsi rumah tangga naik tipis dari tahun sebelumnya tetapi belum mampu memutar roda ekonomi berjalan lebih cepat. WW Rostow dan RA Musgrave menghubungkan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi. Pada tahap awal pembangunan ekonomi, menurut mereka, rasio investasi pemerintah terhadap investasi total dengan perkataan lain juga rasio pengeluaran pemerintah terhadap pendapatan nasional relatif besar, karena pemerintah harus menyediakan berbagai sarana dan prasarana. Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap diperlukan guna memacu pertumbuhan agar dapat lepas landas. Bersamaan dengan itu porsi investasi pihak swasta juga meningkat. Tahap besarnya peranan pemerintah adalah karena pada tahap ini banyak terjadi kegagalan pasar yang ditimbulkan oleh perkembangan ekonomi itu sendiri. Walaupun dari sisi produksi barang dan jasa turun, tapi dari pengamatan penulis, konsumsi rumah tangga di tahun 2014 masih bisa tetap tumbuh, bahkan tahun 2014 lebih tinggi dari tahun sebelumnya, 344 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

389 BAB I : Pendahuluan kondisi ini salah satunya akibat pertumbuhan penduduk. Dengan penduduk yang bertambah tentunya akan meningkatkan permintaan akan barang dan jasa. Yang kedua karena pola konsumsi yang berubah, yang sebelumnya prosentase makanan lebih tinggi tetapi saat ini konsumsi non makanan cenderung lebih tinggi prosentasenya. Kenaikan harga barang dan jasa juga bisa memicu kenaikan pertumbuhan akan konsumsi rumah tangga. Pertumbuhan ekonomi yang ditopang sektor konsumsi sebenarnya kurang sustainable, karena mudah bergejolak. Diharapkan ke depannya proses produksi melalui investasi maupun ekspor menjadi penopang pertumbuhan ekonomi. Pesta demokrasi tahun 2014 berupa pemilihan anggota dewan maupun pemilihan presiden dan wakilnya sedikit banyak cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh partai politik maupun organisasi nirlaba lainnya meningkat dibandingkatan tahun sebelumnya. Tetapi karena share komponen ini tidak begitu besar terhadap pembentukan PDRB sehingga pertumbuhan yang tinggi di tahun 2014 ini belum mampu meningkatkan pertumbuhan PDRB secara agregat. Dilihat dari sisi penggunaan, bila pemerintah ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan dan berkelanjutan, prosesproses produksi melalui peningkatan investasi disemua bidang yang akan berimbas kepada peningkatan ekspor barang dan jasa harus bisa menjadi strategi baru untuk lebih mendorong ekonomi berputar lebih cepat. Sedangkan sampai saat ini konsumsi masyarakat maupun sebagian konsumsi pemerintah menjadi pilar-pilar pertumbuhan ekonomi. Sisi kurang baik dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang tinggi Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

390 BAB I : Pendahuluan adalah cenderung meningkatkan impor, sehingga secara formula akan menurunkan produk domestik regional bruto. Tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blora tercatat sebesar 4,39 persen, dimana pertumbuhan komponen pengeluaran/konsumsi tercatat sebesar 4,16 persen, yang terdiri dari konsumsi rumah tangga 4,19 persen, konsumsi pemerintah 3,30 persen dan konsumsi lembaga non profit 8,43 persen. Pertumbuhan komponen pengeluaran/konsumsi tahun 2014 lebih rendah dari tahun sebelumnya, dan karena sumbangan konsumsi, terutama konsumsi rumah tangga cukup besar, maka perlambatan pertumbuhan pada komponen ini cukup berpengaruh terhadap total pertumbuhan ekonomi. Untuk menghitung pertumbuhan ekonomi, didasarkan pada PDRB atas dasar harga konstan, yang diperoleh dari PDRB atas dasar harga berlaku dibagi dengan nilai indeks yaitu indeks harga konsumen. Sehingga ketika tingkat inflasi tinggi, berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Imbas kenaikan harga BBM bersubsidi pada pertengahan tahun 2013, dan disusul dengan kenaikan dibulan-bulan terkahir tahun 2014, berakibat pada kenaikan harga barang dan jasa yang mendorong terjadi inflasi yang cukup tinggi. Inflasi tahun 2014 Blora tercatat sebesar 7,13 persen, lebih rendah tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 7,93 persen. Tingginya inflasi cukup berpengaruh terhadapperlambatan pertumbuhan ekonomi Tujuan Hasil dari pelaksanaan pembangunan tentu saja diharapkan dapat dievaluasi dan ditindak lanjuti serta dapat dijadikan sebagai awal penyusunan perencanaan berikutnya sehingga pelaksanaan 346 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

391 BAB I : Pendahuluan pembangunan kedepan lebih terarah, baik sasaran maupun manfaatnya. Berangkat dari situlah buku PDRB ini disajikan, dengan tujuan dapat dijadikan sebagai salah satu sarana tolok ukur untuk menilai kinerja pelaksanaan pembangunan khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam buku ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran kondisi perekonomian ditinjau dari sisi penggunaan. Hasil-hasil penyajian angka-angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut penggunaan ini sangat berguna dalam pengambilan kebijaksanaan di bidang ekonomi antara lain: memberikan gambaran fenomena ekonomi tentang perilaku konsumsi masyarakat, pengeluaran konsumsi pemerintah pada umumnya serta investasi (fisik) pada khususnya. Selain itu juga dapat diperoleh informasi tentang surplus atau defisitnya neraca perdagangan barang dan jasa dengan wilayah lain. Dan berguna juga sebagai salah satu bahan untuk analisa tingkat kemakmuran masyarakat, sebagai alat kontrol dalam pelaksanaan pembangunan dan sebagai alat evaluasi hasil-hasil pembangunan, serta sebagai bahan kebijaksanaan di bidang pembangunan dan pengarahan investasi Manfaat Penyusunan PDRB Penggunaan Kabupaten Blora tahun 2014 sangat bermanfaat bagi pemerintah daerah pada umumnya dan pengambil kebijakan pada khususnya dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan dalam: 1. Mengetahui pola konsumsi makanan dan non makanan masyarakat/rumah tangga, konsumsi pemerintah dan konsumsi LNPRT. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

392 BAB I : Pendahuluan 2. Mengetahui pola investasi. 3. Mengetahui surplus atau defisitnya neraca perdagangan Kabupaten Blora. Dengan demikian pemerintah punya dasar/pijakan yang kuat dalam membuat perencanaan pembangunan dengan lebih baik. Selain itu, pemerintah juga dapat melakukan intervensi baik secara langsung maupun tidak langsung agar proporsi pola konsumsi, pola investasi dan neraca perdagangan lebih berimbang sehingga mampu menggerakan percepatan pembangunan ekonomi di Kabupaten Blora. 348 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

393 BAB II KONSEP DEFINISI Aktivitas yang terjadi dalam masyarakat secara umum didasarkan pada dua motivasi pokok yaitu motif ekonomi dan motif non ekonomi. Kedua motif tersebut akan menimbulkan interaksi dalam masyarakat yang pada akhirnya akan berpengaruh pada arus ekonomi. Interaksi maupun transaksi yang terjadi dalam masyarakat terutama yang dilakukan pelaku ekonomi baik berbentuk tindakan produksi, konsumsi maupun akumulasi (investasi) akan membentuk suatu proses ekonomi yang panjang dan berkaitan. Interaksi dalam masyarakat akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan tersebut terjadi sebagai akibat dari perkembangan jumlah penduduk, perubahan gaya hidup dan perilaku konsumsi dari sebagian besar masyarakat. Permintaan akan produkproduk ekonomi untuk memenuhi kebutuhan akan lebih banyak dan lebih bervariasi. Hal ini tentu akan direspon para produsen dengan meningkatkan produksinya baik secara kuantitas maupun kualitas. Para produsen akan mengoptimalkan dan mengefisienkan sumber daya yang dimilikinya dalam memproduksi barang dan jasa dengan meningkatkan tehnologi produksinya. Proses peningkatan produksi barang dan jasa inilah yang disebut sebagai proses pembangunan ekonomi. 2.1 Siklus Kegiatan Ekonomi Konsep ekonomi klasik secara sederhana menjelaskan bahwa transaksi ekonomi (makro) yang dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, dibedakan menjadi dua kelompok pelaku utama Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

394 BAB II : Konsep dan Definisi yaitu produsen dan konsumen. Kelompok produsen menggunakan faktorfaktor produksi yang dimiliki oleh kelompok konsumen bagi kepentingan proses produksinya dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai produk barang dan jasa, atau lazimnya disebut sebagai output. Di sisi lain kelompok konsumen memiliki atau menguasai faktor-faktor produksi berupa tanah (land), tenaga kerja (labor), modal (capital) dan kewiraswastaan (entrepreneurshipl) yang digunakan oleh produsen sebagai input untuk mendukung kegiatan proses produksinya. Sebagai kompensasinya, konsumen akan menerima balas jasa dari produsen berupa sewa tanah,upah dan gaji, bunga modal, dividen serta bentuk keuntungan lainnya. Balas jasa yang diterima oleh konsumen ini merupakan sumber pendapatan masyarakat, yang selanjutnya akan digunakan untuk membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhirnya. Pada sisi yang berbeda, barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen tadi akan dibeli kembali oleh konsumen untuk digunakan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hubungan antara penyediaan produk di satu sisi serta penggunaan (permintaan) di sisi lainnya ini disebut sebagai titik keseimbangan umum (general equilibrium) antara Supply dan Demand. Bahkan interaksi yang terjadi antara kedua kelompok besar pelaku ekonomi ini terjadi secara terus menerus dan berkelanjutan membentuk suatu siklus perekonomian. Pada proses ini produsen berfungsi sebagai penghasil produk, sedangkan konsumen sebagai pemakai produk akhir. Dari siklus makro tersebut dapat dilihat gambaran tentang struktur ekonomi serta perubahan-perubahan yang terjadi, pertumbuhan ekonomi maupun beberapa data agregat lainnya. Pada sisi lain ada peran pemerintah dalam mengatur sistem ekonomi suatu wilayah. Peran utama pemerintah tersebut adalah sebagai 350 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

395 BAB II : Konsep dan Definisi regulator, fasilitator maupun stabilitator antara pihak produsen dengan konsumen dalam menjaga keberlangsungan aktivitas ekonomi, agar sistem ekonomi dapat berjalan dengan tertib dan lancar. Untuk melihat siklus (perputaran) sistem perekonomian suatu wilayah atau negara secara sederhana adalah dengan menggunakan model perekonomian tertutup di mana diasumsikan tidak ada transaksi ekonomi antara wilayah tersebut dengan wilayah/negara lain (seperti halnya transaksi ekspor dan impor). Wilayah yang menganut sistem ekonomi tertutup tidak menggunakan produk yang dihasilkan oleh negara lain, begitu juga sebaliknya, negara lain juga tidak menggunakan produk yang dihasilkan oleh wilayah tersebut. Gambar 2.1. Siklus Kegiatan Ekonomi Tertutup a. Faktor-faktor produksi (arus faktor) b. Balas jasa faktor produksi (arus uang) Produsen (Perusahaan) Konsumen (Rumah tangga) c. Pengeluaran konsumsi (arus uang) d. Barang dan jasa (arus produk) Berdasarkan siklus makro tersebut, secara sederhana dapat dijelaskan beberapa arus transaksi yang terjadi antara produsen dengan konsumen sebagaimana berikut ini: a. arus penyediaan faktor produksi yang terdiri dari unsur tanah, tenaga kerja, kapital, kewirausahaan; Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

396 BAB II : Konsep dan Definisi b. arus balas jasa faktor produksi atau pendapatan yang terdiri atas unsur sewa tanah, upah dan gaji, bunga, deviden, serta keuntungan; c. arus pengeluaran untuk kebutuhan konsumsi; d. arus barang dan jasa yang menjadi konsumsi. Gambar di atas menunjukkan adanya hubungan secara langsung antara arus produk dengan arus uang (moneter). Apabila seluruh transaksi dikonversikan kedalam satu satuan moneter (rupiah) maka keempat alur transaksi tersebut akan memberikan besaran nilai yang sama. Aliran faktor produksi dari rumah tangga ke produsen akan menyebabkan terjadinya arus balik dari produsen ke rumah tangga dalam bentuk pendapatan atau yang disebut sebagai balas jasa faktor produksi. Pendapatan faktor yang dibayarkan oleh produsen tersebut merupakan sumber penerimaan bagi rumah tangga yang pada gilirannya akan digunakan untuk membiayai kebutuhan konsumsinya. Konsumsi tersebut meliputi penggunaan berbagai produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen (perusahaan); Atau dengan kata lain pendapatan di satu sisi akan sama dengan penggunaan di sisi yang lain. Dengan demikian maka aliran produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen akan sama dengan aliran uang yang dibayarkan oleh rumah tangga untuk membeli barang dan jasa tersebut. Dalam kenyataannya, barang dan jasa yang digunakan baik untuk konsumsi maupun barang modal, tidak semuanya berasal dari dalam negeri tetapi bisa juga sebagian dari luar negeri (import). Juga sebaliknya barang dan jasa yang dihasilkan didalam negeri tidak semuanya digunakan di dalam negeri tetapi sebagian digunakan oleh luar negeri (export). Seluruh aktivitas dan transaksi perdagangan tersebut akan tergambar dalam sistem perekonomian terbuka yang strukturnya sedikit 352 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

397 BAB II : Konsep dan Definisi lebih rumit dibandingkan dengan perekonomian sistem tertutup. Interaksi perdagangan antara pelaku ekonomi domestik dengan luar negeri akan menyebabkan terjadinya aliran devisa baik masuk maupun keluar wilayah. Dalam hal pendapatan regional, pengertian luar negeri bisa juga mencakup luar daerah atau luar wilayah. Gambar 2.2. Siklus Transaksi Ekonomi Terbuka Luar Negeri Produsen Rumahtangga Berdasarkan siklus ekonomi terbuka tersebut, Produk Domestik Regional Bruto, dapat dideskripsikan secara lebih jauh sebagai berikut: a. Kalau ditinjau dari segi produksi (arus nilai tambah) disebut sebagai Produk Regional, yang merupakan penjumlahan komponen nilai tambah (value added) yang dihasilkan oleh unit-unit produksi (produsen) di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. b. Kalau ditinjau dari segi pengeluaran atau penggunaan disebut sebagai pengeluaran/penggunaan atas produk regional (regional expenditure), yang merupakan penjumlahan dari pengeluaran konsumsi akhir yang dilakukan oleh rumah tangga, lembaga nirlaba, pemerintah, maupun produsen dalam bentuk konsumsi akhir, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

398 BAB II : Konsep dan Definisi pembentukan modal tetap bruto, perubahan inventori serta ekspor dan impor suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. c. Kalau ditinjau dari segi pendapatan disebut sebagai pendapatan regional (regional income) yang merupakan jumlah pendapatan (balas jasa) yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki atau dikuasai oleh penduduk suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. 2.2 Siklus Pendapatan dan Penerimaan Regional Tujuan akhir dari pengukuran PDRB adalah untuk menghitung besarnya pendapatan yang diterima oleh masyarakat di suatu wilayah. Pendapatan yang diterima inilah yang akan menjadi dasar ukuran kemakmuran suatu wilayah, karena dengan adanya pendapatan tersebut menyebabkan masyarakat dapat membiayai kebutuhannya. Analoginya, bahwa pendapatan tercipta akibat dari adanya proses produksi, dimana kemudian pendapatan tersebut akan digunakan oleh masyarakat sebagai sumber pembiayaan konsumsinya. Pendapatan yang berasal dari kompensasi faktor produksi ini akan di-redistribusikan kembali diantara kelompok masyarakat dalam bentuk hibah atau transfer, atau pemberian dalam bentuk lain (natura) secara cuma-cuma yang bersifat tidak mengikat. Dalam kenyataannya, pendapatan yang dihasilkan oleh suatu wilayah belum tentu seluruhnya dapat dinikmati dan digunakan oleh masyarakat di wilayah tersebut. Ada sebagian pendapatan yang mengalir keluar wilayah lain, begitu pula sebaliknya, ada pula pendapatan yang berasal dari wilayah lain yang dinikmati oleh masyarakat di wilayah tersebut. Implikasi dari kondisi tersebut adalah terjadinya aliran 354 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

399 BAB II : Konsep dan Definisi pendapatan antar wilayah, atau timbulnya arus pendapatan yang mengalir dari suatu daerah ke daerah lainnya, sebagaimana dijelaskan pada diagram berikut ini: Gambar 2.3. Arus Pendapatan Faktor Regional Luar Negeri Produsen Transfer Konsumen Pendapatan yang mengalir antar wilayah tersebut dapat berupa pendapatan faktor itu sendiri (distribusi primer) atau redistribusi pendapatan (distribusi sekunder), antar pelaku ekonomi maupun antar wilayah dalam bentuk pemberian atau penerimaan hibah atau transfer. Dengan demikian maka untuk memperoleh gambaran penerimaan masyarakat yang sesungguhnya (pendapatan disposabel) harus diperhitungkan pula dengan aliran pendapatan yang mengalir keluar maupun yang masuk di wilayah tersebut, baik dalam bentuk pendapatan faktor netto maupun transfer/hibah netto. Pendapatan masyarakat yang berupa balas jasa faktor produksi, baik yang berasal dari wilayah tersebut maupun yang berasal dari wilayah lain dikurangi dengan pendapatan yang dibayarkan ke wilayah lain (faktor produksi dimiliki oleh wilayah lain), disebut sebagai pendapatan regional. Kemudian pendapatan regional yang ditambahkan Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

400 BAB II : Konsep dan Definisi dengan transfer yang diterima dikurangi dengan transfer yang dibayar ke wilayah lain ini disebut penerimaan disposibel regional. Penerimaan atas pendapatan faktor milik sendiri maupun yang diterima dari pendapatan faktor pihak lain ini digambarkan sebagai penerimaan masyarakat yang benar-benar dapat dibelanjakan dan dinikmati masyarakat di wilayah tersebut (disposable income). Transfer merupakan proses pendistribusian atau pengalokasian kembali pendapatan faktor yang diberikan oleh pemilik faktor produksi kepada pihak lain secara cuma-cuma, atau tanpa adanya suatu kewajiban. Diartikan juga sebagai pemberian yang bersifat tidak mengikat yang digambarkan sebagai proses redistribusi pendapatan masyarakat sebagai akibat dari adanya dorongan, motivasi serta tindakan sosial. Transfer yang dimaksud disini adalah transfer berjalan (current transfer) seperti halnya sumbangan bencana alam, sumbangan pendidikan, sumbangan kesehatan dan sebagainya. Dilihat dari lalu lintasnya maka transfer dapat terjadi antar rumah tangga, antara rumah tangga dengan pemerintah, antar pemerintah, antara rumah tangga dengan perusahaan, antar perusahaan serta antara perusahaan dengan pemerintah. Dengan demikian pendapatan yang diterima masyarakat yang diterima dari berbagai sektor ekonomi produksi, akan didistribusikan atau dialokasikan kembali kepada pihak-pihak lain di dalam wilayah maupun antar wilayah. Relokasi pendapatan dalam bentuk transfer akan menyebabkan terjadinya transaksi penerimaan bagi kelompok penerima pendapatan dan kelompok pemilik faktor produksi. Sebagai contoh ada orang yang mempunyai pendapatan sebagai pemilik faktor produksi tetapi juga menerima bagian dari pendapatan milik pihak lain dalam bentuk hadiah atau sumbangan. PDRB menurut sektor produksi (pendekatan nilai tambah) lebih 356 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

401 BAB II : Konsep dan Definisi mencerminkan tentang tingkat produktivitas suatu daerah/wilayah; Data tersebut menjelaskan tentang kemampuan suatu wilayah dalam menghasilkan output (produk) serta dalam menciptakan nilai tambah. PDRB menurut penggunaan lebih menggambarkan tentang bagian dari produk regional yang digunakan untuk keperluan konsumsi akhir, pembentukan modal serta yang dieskpor. Untuk melihat peran ekonomi domestik maka total PDRB menurut sektor tersebut harus dikurangi dengan impor. PDRB menurut penggunaan dapat pula diartikan sebagai kemampuan masyarakat dalam menggunakan pendapatannya untuk keperluan konsumsi maupun untuk tabungan, dimana tabungan tersebut merupakan sumber investasi domestik (dilihat dari aspek moneter). Sementara itu transaksi ekspor dan impor lebih menggambarkan tentang kemampuan daerah dalam menciptakan pendapatan yang berasal dari transaksi perdagangan dengan wilayah lain, termasuk luar negeri. Sedangkan PDRB menurut pendekatan pendapatan lebih menekankan tentang aspek pemerataan pendapatan. Tipikal arus transaksi yang sama berlaku pula bagi kegiatan dalam proses distribusi (primary distribution) serta redistribusi pendapatan (pengalokasian kepada pihak lain atau disebut sebagai transfer). Proses ini bisa juga terjadi antar daerah atau antar wilayah, yang pada akhirnya akan berdampak terhadap struktur pendapatan atau penerimaan daerah. Dengan demikian sebenarnya data agregat makro pendapatan disposabel regional (regional disposabel income) dapat lebih menggambarkan informasi tentang tingkat kemakmuran atau kesejahteraan sebagai dampak pembangunan, yang benar-benar potensi untuk dinikmati atau diakses oleh masyarakat. Apabila dilihat dari ukuran pemerataan orang-perorang (nilai ratarata), maka PDRB perkapita yang disebut sebagai ukuran produktivitas Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

402 BAB II : Konsep dan Definisi tersebut sebenarnya menggambarkan tingkat kemampuan potensial setiap individu di wilayah tersebut untuk menghasilkan produk atau menciptakan nilai tambah; Sedangkan pendapatan regional perkapita yang disebut sebagai ukuran kemakmuran menggambarkan tingkat kesejahteraan potensial yang dapat dinikmati oleh setiap individu di wilayah tersebut, tanpa perlu membedakan faktor jabatan, usia, jenis kelamin, suku bangsa, ataupun aspek sosial ekonomi lainnya Klasifikasi Kegiatan Pelaku kegiatan (aktivitas), transaksi maupun produk ekonomi yang terjadi di suatu wilayah sangat beraneka ragam dilihat dari sifat maupun jenisnya. Maka untuk kepentingan analisis, berbagai kategori atau karakteristik yang sangat beragam tersebut perlu dikelompokkelompokkan ke dalam bagian-bagaian yang lebih kecil. Maksud utama pengelompokan melalui proses klasifikasi ini adalah untuk menghimpun data/informasi yang sangat heterogen ke dalam golongan yang sesuai sehingga karakteristiknya menjadi relatif sama (homogen). Keseragaman dalam konsep, definisi serta klasifikasi diperlukan dalam rangka keterbandingan data yang dihasilkan, sehingga gambaran mengenai perkembangan dan perbedaan antar daerah/wilayah, antar waktu atau antar karakteristik tertentu menjadi lebih baik dan lebih tepat. Penggolongan yang paling sederhana adalah menurut pelaku ekonomi yang secara garis besar terbagi atas konsumen, produsen, pemerintah dan luar negeri. Penggolongan ini tentunya didasarkan pada fungsi dan tujuan utama masing-masing pelaku ekonomi tersebut. SNA 93 menggolongkan pelaku-pelaku ekonomi (actors) menjadi korporasi (finansial dan non-finansial), rumah tangga, lembaga non-profit yang melayani rumah tangga, pemerintah, serta luar negeri (rest of the 358 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

403 BAB II : Konsep dan Definisi world). Konsep konsumen selama ini dipakai identik dengan rumah tangga sedangkan yang dimaksud dengan produsen adalah pelakupelaku ekonomi produksi. Lingkup ini tentunya sangat berbeda dengan klasifikasi yang digunakan dalam SNA 93 yang lebih cenderung membuat klasifikasi berdasarkan institusi atau kelembagaan. Institusi ini bisa dalam bentuk perorangan atau pun kolektif. Dalam kaitannya dengan penyusunan PDRB maka secara garis besar struktur dan perilaku ekonomi tersebut, suatu wilayah dapat dikelompokkan atau dibedakan menurut: a. Lapangan usaha/sektoral (production approach) b. Penggunaan/pengeluaran (expenditure approach) c. Pendapatan atau balas jasa faktor produksi (income approach) Penggolongan atau klasifikasi yang telah dipakai dalam penyusunan PDRB sektoral selama ini adalah Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI). Penetapan klasifikasi ini didasarkan pada batasan kegiatan atau perilaku ekonomi produksi, yang menekankan pada aspek proses produksi dengan sektor-sektor ekonomi yang menghasilkannya. Penggolongan kegiatan ekonomi ke dalam suatu sektor/lapangan usaha ini didasarkan pada kesamaan dan kebiasaan satuan ekonomi dalam cara berproduksi, sifat maupun jenis produk (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh sektor-sektor tersebut. Lebih lanjut yang dimaksud dengan konsep produksi dalam penyusunan klasifikasi ini adalah yang berkaitan dengan proses, tekonologi dan organisasi dalam menghasilkan barang dan jasa tersebut. Perlu diingat bahwa ada sedikit perbedaan antara konsep produksi dengan konsep produk, berkaitan dengan kharakteristik dari masing-masing variabel tersebut. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

404 BAB II : Konsep dan Definisi Dalam klasifikasi lapangan usaha secara internasional tersebut, lapangan usaha dibagi kedalam 10 (sepuluh) sektor ekonomi produksi sebagaimana telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya. Akan halnya klasifikasi di Indonesia, BPS telah menerbitkan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) yang menjadi pegangan bagi kegiatan pengumpulan data atau penyusunan statistik di Indonesia. Dalam penyusunan pendapatan nasional atau pun pendapatan regional, klasifikasi sektor produksi yang dipakai terdiri dari sembilan sektor utama sebagaimana telah dijelaskan di atas (tidak termasuk kegiatan yang tidak jelas batasannya). Sedangkan Klasifikasi atau penggolongan PDRB menurut sisi penggunaan dapat dibedakan atas 2 (dua) kategori utama, yaitu menurut pelaku ekonomi dan menurut jenis transaksi. Pelaku ekonomi terdiri atas rumah tangga (RT), lembaga non-profit pelayan rumah tangga (LNPRT), pemerintah (pusat dan daerah), investor (pelaku investasi fisik), serta luar daerah/wilayah dan luar negeri (eksportir dan importir); Sedangkan jenis transaksinya digolongkan menurut pengeluaran untuk penggunaan berbagai produk sebagai konsumsi akhir serta untuk investasi (PMTB). Kemudian pada transaksi eksternal perlu dibedakan dengan pihak mana transaksi tersebut dilakukan (domestik atau luar negeri). Pada umumnya transaksi ekspor dan impor (antar-wilayah/negara) digolongkan hanya berdasarkan sifat dan jenis produk. Penggolongan menurut transaksi yang dilakukan oleh berbagai pelaku ekonomi dalam wilayah ini disebut sebagai pengeluaran atau penggunaan konsumsi akhir. Dengan demikian maka untuk selanjutnya transaksi-transaksi tersebut yang akan menjadi dasar penggolongan PDRB menurut permintaan/penggunaan akhir ini akan dibedakan sebagaimana berikut: 360 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

405 BAB II : Konsep dan Definisi 1. Konsumsi akhir Rumah Tangga (RT) Lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) Pemerintah (Pem) 2. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Rumah tangga Pemerintah Badan usaha milik negara/daerah (BUMN/BUMD) Perusahaan swasta 3. Inventori (persediaan) 4. Perdagangan antar-wilayah Keluar (domestik, outflow) Masuk (domestik, inflow) 5. Perdagangangan antar-negara Ekspor (luar negeri, outflow) Impor (luar negeri, inflow) 6. Diskrepansi statistik Dengan demikian maka penggolongan tersebut merupakan kombinasi antara jenis transaksi, pelaku transaksi, serta wilayah transaksi yang dirinci sesuai dengan kepentingan analisis. Sementara itu meskipun sangat dimungkinkan tetapi komponen inventori tidak digolongkan secara rinci karena pertimbangan teknis semata. Penilaian PDRB menurut pengeluaran/penggunaan lazim dilakukan dengan pendekatan arus komoditi (commodity flow), yang dengan kata lain disebut sebagai pendekatan tidak langsung (indirect method). Sampai sekarang, pendekatan dengan cara konvensional ini Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

406 BAB II : Konsep dan Definisi masih digunakan oleh hampir seluruh negara di dunia karena dianggap sebagai cara yang relatif mudah, praktis dan efisien. Pendekatan arus komoditi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap berbagai produk barang dan jasa (komoditi) baik yang berasal dari produk domestik maupun impor yang dikonsumsi oleh pelaku-pelaku ekonomi bersangkutan. Karena informasi yang dapat diperoleh dari masing-masing segmen pelaku konsumsi akhir bersangkutan belum memadai (kelengkapan, akurasi dan kesinambungan) menyebabkan metode ini masih direkomendasikan sampai saat ini. Perlu ditambahkan bahwa sebagian besar data konsumsi akhir ini diperoleh dari hasil sistem pencatatan administrasi Konsep Secara Umum Telah dijelaskan sebelumnya bahwa data PDRB ini sebagian besar diturunkan dari data neraca produksi. Khusus bagi PDRB menurut penggunaan penggolongan dilihat dari struktur sisi keluaran (output). Pada sisi ini dapat ditelusuri lebih jauh penggunaan atas produk barang dan jasa yang dihasilkan di wilayah tersebut. Dengan demikian maka seluruh transaksi yang ada dipastikan mempunyai keterkaitan dengan transaksi pada neraca-neraca lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung (articulated). Neraca produksi merupakan neraca yang pertama kali terbentuk dalam perangkat data sistem neraca nasional (SNN) yang pada gilirannya akan menurunkan neraca-neraca berikutnya. Dari neraca produksi inilah pengukuran komponen PDRB melalui kedua pendekatan tadi dapat disajikan. Beberapa konsep dasar yang melatarbelakangi penyusunan neraca nasional pada umumnya serta PDRB diuraikan di bawah ini. 362 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

407 BAB II : Konsep dan Definisi Wilayah ekonomi Wilayah ekonomi adalah wilayah geografi yang secara administrasi dikelola oleh suatu pemerintahan (negara), di mana manusia, barang dan modal bebas berpindah, yang meliputi: wilayah udara, daratan dan perairan. Selain itu wilayah ekonomi ini juga mencakup wilayah khusus seperti kedutaan, konsulat dan pangkalan militer, serta zona bebas aktif (lepas pantai). Ekonomi Domestik Ekonomi domestik adalah kegiatan ekonomi yang terjadi dalam wilayah domestik suatu daerah, yang dibedakan dengan luar daerah berdasarkan konsep residen, bukan karena unsur kedaerahan yang dilakukan oleh unit-unit institusi ekonomi yang dikelola oleh residen. Residen Residen adalah unit institusi yang mempunyai pusat kegiatan ekonomi dalam batas ekonomi suatu daerah (centre of economic interest). Peran penting ini ditandai dengan dua faktor penting yaitu tempat tinggal (dwelling) dan tempat aktivitas berproduksi dalam jangka waktu yang relatif panjang, biasanya satu tahun. Tujuannya untuk membedakan batas teritorial suatu daerah terhadap daerah-daerah lainnya. Unit ekonomi yang bukan merupakan residen suatu daerah dianggap sebagai sektor luar daerah/luar negeri/asing (non-resident). Produk Produk adalah output (keluaran) yang dihasilkan oleh suatu proses produksi yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi di wilayah domestik, pada satu waktu tertentu. Produk yang dalam istilah lain disebut sebagai komoditi ini menurut sifatnya dibedakan atas produk dalam bentuk barang (goods) serta jasa (services). Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

408 BAB II : Konsep dan Definisi Produk Domestik Produk domestik adalah nilai akhir produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor produksi dalam sistem ekonomi domestik, setelah diperhitungkan dengan nilai barang dan jasa yang berasal dari impor. Total penyediaan produk yang berasal dari produk domestik dan impor disebut sebagai total penyediaan (supply). Neraca Produksi Neraca produksi adalah neraca dasar yang disajikan dalam format T yang berisikan data tentang perilaku dan proses produksi, yang alur prosesnya terdiri dari input, transformasi serta keluaran (output). Pada lajur kiri neraca disajikan data struktur input yang menggambarkan pengeluaran dari kegiatan produksi, yang secara garis besar dibedakan atas input antara dan input primer (nilai tambah bruto); Sedangkan pada lajur kanan diuraikan struktur keluaran yang bisa digolongkan lebih jauh menurut sifat produk, jenis produk, serta tujuan penggunaan produk. Domestik Batas domestik adalah batas teritorial kegiatan ekonomi yang hampir mendekati konsep wilayah teritorial suatu negara secara hukum (batas administrasi), merupakan terminologi baku yang digunakan dalam penyusunan statistik neraca nasional yang memberikan batasan jelas tentang kawasan ekonomi penduduk, baik residen maupun non-residen. Nasional dan Regional Produk domestik regional bruto (PDRB) adalah segmen PDB nasional berdasarkan wilayah kegiatan ekonomi, yang mengacu pada pembagian wilayah administrasi pemerintah yang berlaku. Secara hirarkhi tingkat agregasi produk terdiri dari tingkat nasional (Indonesia), propinsi dan kabupaten/kota. Sesuai dengan kepentingan analisis maka 364 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

409 BAB II : Konsep dan Definisi batasan regional bisa pula dibuat menurut kelompok lain, seperti pengelompokkan menurut pulau atau kepulauan atau pengelompokan menurut wilayah pembangunan. PDRB dan PDRN PDRB merupakan produk yang dihasilkan di wilayah ekonomi domestik yang dibedakan dengan PDRN karena unsur penyusutan. Produk domestik regional bruto (PDRB) dikurangi dengan penyusutan sama dengan produk domestik regional neto (PDRN). Dalam pengukuran PDRB baik menurut sektor maupun menurut penggunaan unsur penyusutan harus diperhitungkan untuk menghindari terjadinya pencatatan yang tumpang tindih. Penghitungan atau pengukuran PDRB menurut lapangan usaha (nilai tambah sektor produksi) maupun PDRB menurut pengeluaran/penggunaan dilakukan dengan metode dan tatacara penghitungan yang berbeda, meskipun keduanya mempunyai tujuan akhir yang sama yaitu mengukur tingkat kemakmuran masyarakat. Apabila penghitungan dari sisi lapangan usaha lebih menekankan pada proses penciptaan (distribusi primer) oleh berbagai sektor ekonomi maka penghitungan PDRB menurut penggunaan lebih menekankan pada bagaimana pendapatan masyarakat digunakan atau dikeluarkan untuk kepentingan konsumsi akhir. Konsumsi akhir produk barang dan jasa bisa berasal dari produk domestik bisa pula dari wilayah lain (termasuk impor). Pada umumnya cara pengukuran PDRB menurut pengeluaran menggunakan metode arus komoditi (commodity flow method), yaitu dengan cara menelusuri alokasi barang dan jasa yang tersedia (supply) yang menjadi konsumsi akhir masyarakat di suatu wilayah, pada satu kurun waktu tertentu. Barang dan jasa tersebut bisa berasal dari produk Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

410 BAB II : Konsep dan Definisi domestik maupun impor (baik yang berasal dari wilayah lain maupun negara lain). Melalui pendekatan ini dapat dilihat konsistensi dan keterkaitan antara transaksi supply dengan demand berbagai pelaku ekonomi. Salah satu parameter atau data agregat pokok yang dapat diturunkan dari perhitungan PDRB ini adalah pertumbuhan ekonomi atau yang biasanya disebut sebagai pertumbuhan riil. Parameter ini memberikan indikasi tentang perubahan kuantitas produk atau volume yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi produksi. Apabila pertumbuhan dari masing-masing sektor ekonomi produksi tersebut diagregasikan maka akan membentuk pertumbuhan ekonomi. Lazimnya metode harga konstan yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan metode yaitu i) revaluasi, ii) ekstrapolasi dan iii) deflasi. Tentu saja pendekatan mana dari ketiga metode tersebut yang dipakai harus disesuaikan dengan tingkat ketersediaan data (volume dan harga) pada masingmasing komoditi komponen PDRB. Khusus bagi PDRB menurut pengeluaran metode deflasi merupakan pendekatan yang sangat direkomendasikan untuk digunakan karena pertimbangan praktis, yaitu tidak tersedianya data volume konsumsi akhir pada masing-masing komoditi komponen PDRB. Deflasi adalah cara menghitung nilai PDRB atas dasar harga konstan (adhk) yang diturunkan dari PDRB atas dasar harga berlaku (adhb). Apabila perhitungan PDRB adhb memberikan gambaran tentang perubahan volume maupun harga, maka PDRB adhk hanya menggambarkan tentang perubahan volume saja (perubahan harga sudah dieliminasi). 366 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

411 BAB II : Konsep dan Definisi 2.5. Komponen PDRB Menurut Penggunaan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan pengeluaran rumah tangga atas barang dan jasa untuk tujuan konsumsi. Rumah tangga dalam hal ini berfungsi sebagai konsumen akhir (final demand) dari berbagai jenis barang dan jasa yang tersedia. Rumah tangga didefinisikan sebagai seorang atau sekelompok orang yang tinggal bersama dalam suatu bangunan tempat tinggal. Mereka secara bersama mengumpulkan pendapatan, memiliki harta dan kewajiban, serta mengkonsumsi barang dan jasa yang utamanya berupa kelompok makanan dan perumahan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga mencakup pengeluaran konsumsi rumah tangga atas barang dan jasa baik dengan cara membeli, menerima transfer, atau memproduksi sendiri dengan tujuan untuk dikonsumsi atau tidak diproses lebih lanjut menjadi produk baru, dikurangi hasil penjualan neto barang bekas atau apkiran pada periode waktu tertentu. Barang dan jasa yang dimaksud antara lain dalam bentuk: makanan dan minuman, baik dalam bentuk bahan mentah maupun makanan jaditermasuk minuman beralkohol, tembakau, dan rokok ; perumahan dan fasilitasnya, seperti biaya sewa atau kontrak rumah, bahan bakar,rekening telepon, listrik, dan air, biaya pemeliharaan dan perbaikan rumah, termasukimputasi sewa rumah milik sendiri (owner occupied dwellings) ; Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

412 BAB II : Konsep dan Definisi segala jenis bahan pakaian, pakaian jadi, alas kaki, dan penutup kepala ; barang tahan lama seperti mobil, meubeler, perabot dapur, TV, perhiasan, alat olah raga,binatang peliharaan, tanaman hias ; barang lain seperti bahan kebersihan (sabun mandi, sampo dsj.), bahan kecantikan(kosmetik, bedak, lipstik dsj.), obatobatan, vitamin, buku, alat tulis, surat kabar, dansebagainya; serta jasa-jasa seperti jasa kesehatan (biaya rumah sakit, dokter, imunisasi dsj.), jasa pendidikan (biaya sekolah, kursus dsj.), ongkos transportasi, perbaikan kendaraan, biaya hotel, tiket tempat rekreasi, biaya pembantu rumah tangga. Barang dan jasa yang dibeli langsung (direct purchase) oleh penduduk di luar wilayah atau di luar negeri diperlakukan sebagai transaksi impor, sebaliknya pembelian langsung oleh bukan penduduk di suatu wilayah diperlakukan sebagai ekspor dari wilayah yang bersangkutan. Termasuk dalam konsumsi rumah tangga adalah pembelian barang yang tidak ada duplikatnya (tidak diproduksi kembali) seperti hasil karya seni dan barang antik (yang dihitung nilai marjinnya). Meskipun barang tersebut sudah dinilai pada saat diproduksi, tetapi karena nilainya cenderung naik maka umumnya dari waktu ke waktu harga barang tersebut relatif lebih mahal. Pembelian atas produk lama semacam ini diperlakukan sebagai pembelian produk baru. Begitu pula dengan imputasi sewa rumah. Alasan diperhitungkannya nilai perkiraan sewa rumah milik sendiri, karena dalam hal ini rumah tangga pemilik dianggap menghasilkan jasa sewa rumah bagi diri sendiri. Imputasi sewa 368 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

413 BAB II : Konsep dan Definisi rumah adalah perkiraan nilai sewa atas dasar harga pasar meskipun status rumah tersebut adalah milik sendiri. Apabila rumah tangga benar-benar menyewa rumah, maka yang diperhitungkan adalah nilai sewa yang sebenarnya dibayar, baik dibayar secara penuh maupun tidak (karena mendapat subsidi). Dalam komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga termasuk imputasi atas jasa layanan lembaga keuangan (seperti bank) yang disebut sebagai FISIM (Financial Intermediation Services Indirectly Measured). Pengeluaran tersebut berupa perkiraan nilai jasa layanan lembaga keuangan atas tabungan dan pinjaman yang dinyatakan dalam bentuk transaksi bunga. Transaksi pembayaran maupun penerimaan bunga oleh rumah tangga tidak digolongkan sebagai aktivitas produksi, tetapi sebagai bagian dari transaksi penerimaan lain (property income). Penggunaan peralatan kerja yang terkait dengan aktivitas pekerjaannya, tidak digolongkan sebagai konsumsi rumah tangga. Contoh apabila buruh tambang membeli peralatan sekop, linggis, lampu senter untuk mendukung pekerjaannya (dengan biaya ditanggung perusahaan), maka pengeluaran ini tidak termasuk sebagai konsumsi rumah tangga buruh tambang, tetapi merupakan biaya antara dari perusahaan tambang tempat buruh bekerja Pembentukan Modal Tetap Bruto Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) merupakan bagian dari suatu proses investasi fisik secara keseluruhan. PMTB dalam SNN merupakan bagian dari Pembentukan Modal Bruto (PMB). PMTB didefinisikan sebagai pengadaan, pembuatan, pembelian barang modal baru dari dalam negeri dan barang modal baru Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

414 BAB II : Konsep dan Definisi maupun bekas dari luar negeri, dikurangi penjualan neto barang modal bekas. Diperhitungkannya barang modal bekas dari luar negeri sebagai barang modal baru di dalam negeri, karena nilainya secara ekonomi belum diperhitungkan. Barang modal juga dapat diartikan sebagai barang atau peralatan yang digunakan dalam proses produksi secara berulang-ulang dan mempunyai umur pemakaian satu tahun atau lebih. PMTB yang terdiri dari berbagai jenis dan wujud barang modal (kapital) ini dapat dibedakan menjadi tiga penggolongan atau klasifikasi pokok yaitu : menurut jenis barang, menurut sektor penguasa/pemilik (holder) dan menurut institusi. Penggolongan tersebut didasarkan pada jenis barang modal, perilaku pemilikan/ penguasaan barang modal serta institusi atau kelembagaan yang menguasainya, dengan uraian masing-masing sebagai berikut. 1. PMTB menurut jenis barang terdiri dari: i. penambahan dikurangi pengurangan aset (harta) tetap baik baru maupun bekasyang dirinci menurut jenis aset seperti: bangunan tempat tinggal, bangunan bukantempat tinggal, bangunan lainnya, mesin & peralatannnya, kendaraan dan ternak; ii. perbaikan besar aset berwujud; dan iii. biaya transfer kepemilikan aset. 2. PMTB menurut Sektor /Lapangan Usaha Yang dimaksud di sini adalah barang modal yang dimiliki atau dikuasai oleh sektor sektor ekonomi produksi (produsen) yang digunakan dalam proses produksinya. Sektor-sektor ekonomi yang secara garis besar terdiri dari sektor primer, 370 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

415 BAB II : Konsep dan Definisi sekunder dan tertier ini secara rinci terdiri atas sektor-sektor: Pertanian; Pertambangan & penggalian; Industri pengolahan; Listrik, gas & Air bersih; Bangunan/Konstruksi; Perdagangan, Hotel & Restoran; Pengangkutan & Komunikasi; Bank & lembaga keuangan; Pemerintahan umum serta Jasa-jasa. Rincian PMTB pada setiap lapangan usaha adalah sebagai berikut: i. di sektor pertanian mencakup semua bangunan bukan tempat tinggal yang digunakanoleh para petani untuk menyimpan hasil produksi, bangunan dan saluran air untukirigasi, peningkatan mutu tanah, penanaman dan perluasan perkebunan, mesin-mesindan alat-alat perlengkapan untuk pertanian serta perbaikan besarbesaran atas mesintersebut, dan pembelian ternak perah dan ternak yang dipelihara untuk diambil susuatau telurnya serta alat-alat penangkapan ikan dan tempat pemeliharaannya; ii. di sektor pertambangan terdiri dari perluasan areal pertambangan dan bangunannya,mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan pertambangan serta perbaikannya,kendaraan/alat pengangkut yang dipakai dalam usaha pertambangan dan barang-barangmodal lainnya yang digunakan sebagai alat dalam berproduksi di sektorpertambangan; iii. di sektor industri pengolahan adalah semua barang-barang modal seperti gedung-gedung,kendaraan, mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan yang dipakai dalamusaha industri pengolahan termasuk perbaikannya; Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

416 BAB II : Konsep dan Definisi iv. di sektor listrik, gas dan air bersih mencakup pembuatan proyek pembangkit tenagalistrik, transmisi dan gardu distribusi beserta kantorkantornya,danpembelian/penambahan prasarana produksi di sektor gas dan air minum. v. di sektorbangunan atau konstruksi adalah semua pembelian/penambahan prasarana produksiyang diperlukan dalam kegiatan konstruksi. Termasuk di sini kantor besertaperalatannya, alat-alat besar dan kendaraan yang digunakan dalam menunjangkegiatan sektor konstruksi; vi. di sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah semua barang modal yang dimilikidan digunakan dalam kegiatan usaha yang meliputi bangunan bukan tempat tinggalbeserta peralatan produksi yang ada, alat-alat transpor dan mesinmesin yangdipakai. Termasuk juga asrama yang disediakan perusahaan untuk tempat tinggalpegawainya; vii. di sektor transport dan komunikasi modal adalah semua kendaraan yang dioperasikan antara lain: bus, truk, sado, bajay, becak, dan lain-lain, alat-alat angkutan di sungai, laut dan udara, kereta api termasuk kantor-kantor perusahaan jawatan kereta api serta pembuatan jalan-jalan kereta api, dan stasiun-stasiun dengan rambu-rambunya, bangunan bukan tempat tinggal dan kendaraan-kendaraan yang digunakan untuk menunjang usaha angkutan. Di sektor bank dan lembaga keuangan lainnya, real estate dan jasa perusahaan mencakup bangunan bukan tempat tinggal yang dimiliki dan digunakan untuk operasi perbankan, kendaraan yang dimiliki dan dipakai untuk menunjang kegiatan 372 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

417 BAB II : Konsep dan Definisi viii. ix. perbankan. Termasuk juga kantor-kantorperwakilan perbankan beserta peralatan yang digunakan; di sektor pemerintahan hanya barang-barang modal yang dibeli, dibuat ataudiadakan oleh pemerintah untuk menunjang terlaksananya kegiatan administrasipemerintahan saja. Barang-barang modal yang dimaksud adalah seperti gedunggedung/ kantor-kantor pemerintah, pembelian mobil pemadam kebakaran beserta peralatannya dan sebagainya, yang semuanya digunakan sebagai alat dari instansi-instansi pemerintah dalam memberikan jasa/pelayanan kepada masyarakat. Termasuk di sini pembuatan jalan-jalan baik oleh pemerintah pusat maupun olehpemerintah daerah. Pembelian barang-barang modal oleh pemerintah untukperusahaan-perusahaan negara dalam rangka bantuan pemerintah tidak termasukdalam pembentukan modal sektor pemerintah melainkan merupakan pembentukanmodal oleh perusahaan-perusahaan yang menerima sumbangan tersebut, misalnyapemerintah menyediakan anggaran untuk memperluas pabrik semen maka semuapengeluaran baik untuk pembuatan bangunannya maupun untuk pembelian mesin-mesin adalah merupakan pembentukan modal di sektor industri pengolahan; dan di sektor jasa-jasa, berupa gedung bioskop, ternak sirkus atau taman hiburan,peralatan kantor, kendaraan dan sebagainya. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

418 BAB II : Konsep dan Definisi 3. PMTB menurut institusi Penggolongan ini menjelaskan tentang barang modal yang dimiliki atau dikuasai oleh pelaku-pelaku ekonomi (institusi) untuk digunakan dalam proses produksinya baik secara langsung maupun tidak langsung. Institusi di sini dibedakan menurut Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) & Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta usaha swasta lainnya (termasuk usaha rumah tangga) yang meliputi: i. pemerintah mencakup pengeluaran untuk barang modal oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang berupa, pembuatan gedung atau bangunan kantor, perumahan dinas, bangunan sekolah, bangunan puskesmas, jalan & jembatan dan infrastruktur lainnya; ii. BUMN/D, barang modalnya antara lain: lapangan terbang, pelabuhan,telekomunikasi, kereta api, pesawat terbang dan sebagainya; dan iii. swasta dan rumah tangga, barang modal yang dikuasai dapat berupa bangunan,mesin-mesin, kendaraan dan sebagainya Perubahan Inventori Bersamaan dengan saat terjadinya perubahan tahun dasar pada tingkat nasional dari tahun dasar 1993 ke tahun dasar 2000 yaitu pada triwulan I tahun 2004 komponen perubahan inventori mulai diperkenalkan. Komponen perubahan inventori sendiri pengertiannya sama seperti perubahan stok yang sebelumnya digunakan sebagai komponen penyeimbang/sisa pada PDB menurut penggunaan. 374 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

419 BAB II : Konsep dan Definisi Inventori merupakan persediaan barang (jadi maupun setengah jadi) pada unit institusi yang tidak terpakai pada proses produksi atau belum selesai diproses atau belum terjual, sedangkan perubahan inventori adalah selisih antara nilai inventori pada akhir periode pencatatan dengan nilai inventori pada awal periode pencatatan. Perubahan inventori menjelaskan tentang perubahan posisi barang inventori yang bisa bermakna pertambahan (tanda positif) atau pengurangan (bertanda negatif) Secara umum Inventori ini meliputi: Barang yang dibeli tetapi belum terpakai untuk proses produksi Barang yang belum selesai dalam proses produksi Barang yang belum terjual Ternak potong Barang tahan lama yang masih dalam proses penyelesaian: seperti mesin-mesin,pesawat udara, kapal laut dan sejenisnya Pada prinsipnya inventori merupakan persediaan barang setengah jadi maupun barang jadi yang dikuasai oleh berbagai pelaku ekonomi produksi maupun konsumsi. Barang-barang inventori ini akan digunakan lebih lanjut dalam proses produksi baik sebagai input antara maupun input akhir. Klasifikasi inventori menurut jenis barang dapat dibedakan atas: i. barang inventori menurut sektor penghasilnya seperti produk atau hasil dari:perkebunan, kehutanan, perikanan, pertambangan, industri pengolahan, gas kota, airbersih, serta konstruksi/bangunan; Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

420 BAB II : Konsep dan Definisi ii. berbagai jenis bahan baku & penolong (material & supplies), yaitu semua bahan,komponen atau persediaan yang diperoleh untuk diproses lebih lanjut menjadibarang jadi; iii. barang jadi, yaitu barang yang telah selesai diproses tapi belum terjual atu belumdigunakan, termasuk barangbarang yang dijual dalam bentuk yang sama sepertipada waktu dibeli; iv. barang setengah jadi, yaitu barang-barang yang sebagian telah diolah atau belumselesai (tidak termasuk konstruksi yang belum selesai). v. ternak untuk tujuan dipotong; vi. barang dagangan yang masih dikuasai oleh pedagang besar maupun pedagangeceran untuk tujuan dijual; vii. pengadaan barang-barang oleh unit perdagangan untuk tujuan dijual atau dipakaisebagai bahan bakar atau persediaan; dan viii. stok pada pemerintah yang mencakup barang-barang strategis, seperti beras, kedelai,gula pasir, dan gandum Transaksi Eksternal (Perdagangan antar-wilayah) Transaksi eksternal atau transaksi ekonomi yang mencakup perdagangan barang dan jasa antar-wilayah/daerah ini menjelaskan tentang proses atau alur distribusi produk domestik yang mengalir ke luar wilayah serta yang masuk ke dalam wilayah (domestik) tersebut. Karena lebih menekankan pada aspek riil maka yang dimaksud dengan produk di sini adalah berbagai jenis barang dan 376 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

421 BAB II : Konsep dan Definisi jasa atau yang disebut pula sebagai komoditas. Sedangkan yang dimaksud dengan wilayah di sini adalah wilayah negara lain (luar negeri) maupun wilayah atau daerah lain (propinsi maupun kabupaten), diluar wilayah domestik. Pada prinsipnya meskipun transaksi antar-negara dan antar-daerah sama dalam pengertian perilaku (perdagangan antar-wilayah) namun sebenarnya maknanya agak berbeda. Transaksi antar-negara selain menunjukkan ketergantungan ekonomi suatu wilayah pada negara lain juga menyebabkan terjadinya aliran devisa (masuk maupun ke luar), sementara di sisi lain perdagangan antar-daerah hanya menyebabkan terjadinya aliran mata uang lokal (rupiah) antardaerah. Dilihat dari kegiatan ekspor, dengan ke luarnya sebagian produk domestik ke negara lain maka akan menciptakan arus masuknya mata uang asing, sedangkan sebaliknya kegiatan impor akan menyebabkan mengalirnya pendapatan nasional (regional) ke luar negeri, sebagai akibat dari masuknya produk-produk negara lain. Pada akhirnya kedua model transaksi tersebut akan mempengaruhi struktur pendapatan nasional (regional). Pembedaan transaksi antar-wilayah ini utamanya dibatasi oleh konsep wilayah ekonomi yang terdiri dari dua unsur yaitu residen dan kegiatan ekonomi. Pengelompokan residen dan non-residen berkaitan dengan kepentingan ekonomi (economic interest) yang dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi. Pelaku ekonomi sebagai residen atau non-residen tersebut meliputi penduduk atau rumah tangga, perusahaan atau korporasi, pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya seperti lembaga nirlaba atau lembagalembaga internasional lainnya seperti ILO, UNHCR, World Bank (Bank Dunia), IMF dan lain Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

422 BAB II : Konsep dan Definisi sebagainya.konsep dan definisi yang digunakan dalam transaksi eksternal antara lain: 1. Antar-negara (Ekspor dan Impor) Transaksi perdagangan antar-negara ini dicirikan melalui 2 (dua) aktivitas yang berlawanan, disebut ekspor apabila produk barang dan jasa dikirim ke luar negeri sebaliknya disebut impor apabila produk tersebut masuk ke dalam wilayah ekonomi (domestik). Meskipun secara garis besar penggolongannya terbagi atas barang dan jasa tetapi jenis-jenis komoditas yang diekspor bisa berbeda dengan komoditas impor, tergantung kepada kebutuhan pasar di negara lain maupun di wilayah tersebut. Ekspor barang dan jasa merupakan transaksi ekonomi penjualan, pertukaran (barter), atau hadiah (gifts) atau hibah (grants) yang dilakukan oleh penduduk residen suatu negara/wilayah (region) dengan non-residen atau pihak luar negeri atau wilayah (region) lain; Sedangkan impor merupakan transaksi ekonomi berupa pembelian, pertukaran (barter), penerimaan hadiah (gifts), hibah (grants), berbagai jenis barang dan jasa oleh residen dari non-residen. Konsep residen yang berkaitan dengan kegiatan ekspor dan impor suatu negara meliputi transaksi ekonomi yang dilakukan antara unit-unit institusi atau pelaku ekonomi suatu negara dengan unit-unit ekonomi negara lain. 2. Antar-daerah Sebenarnya sampai sekarang belum ada satu pun panduan resmi yang menjelaskan tentang tata cara pencatatan 378 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

423 BAB II : Konsep dan Definisi kegiatan antar-daerah di dalam wilayah domestik suatu negara, sehingga pada prakteknya setiap negara mempunyai pendekatan sendiri yang berbeda-beda dalam upaya mengukur jenis transaksi perdagangan yang mendominasi peta ekonomi di setiap daerah di dalam negaranya. Lemahnya sistem administrasi pemerintahan dalam menyusun jenis statistik ini berdampak terhadap kualitas pengumpulan data transaksi yang sangat berarti dalam konteks mikro atau semi mikro ini. Dengan demikian dalam kaitannya dengan penyusunan statistik PDRB di sini, untuk selanjutnya yang dimaksud dengan transaksi eksternal antar-wilayah adalah sistem perdagangan barang dan jasa antara suatu wilayah dengan wilayah-wilayah domestik lainnya (tidak termasuk transaksi dengan luar negeri). Hampir seluruh wilayah di Indonesia mempunyai ketergantungan yang sangat kuat dengan wilayah-wilayah lainnya. Perbedaan struktur dan aktivitas ekonomi menyebabkan lalulintas perdagangan barang dan jasa menjadi subur dan menjadi kian dominan. Produk barang dan jasa yang diperdagangkan antar-daerah ini bisa berupa produk yang sejenis atau yang berbeda, tergantung pada kebutuhan masyarakat. Perdagangan produk ke luar suatu wilayah akan menyebabkan terjadinya aliran dana yang masuk ke wilayah tersebut, sedangkan sebaliknya produk masuk ke wilayah tersebut akan menyebabkan aliran dana ke luar wilayah. Kedua perilaku transaksi ekonomi tersebut pada akhirnya akan berpengaruh pula pada pendapatan wilayah (regional), dan pada gilirannya pada sistem pembangunan ekonominya. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

424 BAB II : Konsep dan Definisi 380 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

425 BAB III METODE PENGHITUNGAN PDRB menurut penggunaan menggambarkan penggunaan barang dan jasa yang diproduksi oleh berbagai golongan dalam masyarakat. Penggunaan tersebut secara garis besar ada dua macam yaitu Konsumsi Antara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam proses produksi dan Konsumsi Akhir yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Barang dan jasa yang termasuk dalam konsumsi antara akan habis dalam proses produksi, sedangkan barang dan jasa yang termasuk konsumsi akhir meliputi: a. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga b. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba c. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah dan Pertahanan d. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) e. Perubahan Stok f. Ekspor g. Impor PDRB menurut penggunaan di substitusikan ke dalam persamaan: Y = C h + C n + C g + I f + I s + X M Dimana: C h = Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga C n = Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba C g = Pengeluaran Konsumsi Pemerintah dan Pertahanan I f = Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

426 BAB III : Metode Penghitungan PDRB I s = Perubahan Stok X = Ekspor M = Impor 3.1 Pengeluran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga terdiri dari semua pengeluaran atas pembelian barang dan jasa dikurangi dengan hasil penjualan neto dari barang bekas atau afkiran. Termasuk pengeluaran untuk pembelian barang-barang yang tidak dapat diproduksi kembali (kecuali tanah) seperti hasil karya seni, barang-barang antik. Pengeluran juga termasuk pembelian barang tahan lama seperti mebel, mobil dan barang elektronik dan juga nilai barang dan jasa yang dihasilkan untuk konsumsi sendiri seperti hasil kebun, peternakan, serta biaya hidup lainnya Metode Penghitungan Penghitungan pengeluaran konsumsi rumah tangga dilakukan dengan konsep bahwa pengeluaran konsumsi rumah tangga penduduk suatu daerah baik dilakukan di daerahnya maupun di luar, tetapi tidak termasuk penduduk luar yang mengkonsumsi di wilayah domestik. a. Konsumsi Rumah Tangga Kelompok Makanan Model yang digunakan untuk kelompok ini adalah fungsi eksponensial. Model ini dipilih berdasarkan asumsi bahwa setiap penambahan pendapatan akan menyebabkan pertambahan konsumsi, tetapi pada suatu saat (titik jenuh) 382 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

427 BAB III : Metode Penghitungan PDRB konsumsi tersebut mulai menurun, dengan bentuk kurva seperti parabola. Bentuk fungsi eksponensial tersebut adalah: b Q i = a. Y i Dimana: Q i = Rata-rata konsumsi perkapita sebulan (kuantum) a = konstanta Y i = Pendapatan per kapita sebulan b = Koefisien elastisitas Koefisien elastisitas (b) pada dasarnya merupakan elastisitas pendapatan perkapita dari kuantum konsumsi (Income Elasticity of Consumption). b. Konsumsi Rumah Tangga Kelompok Non Makanan Perkiraan konsumsi rumah tangga untuk kelompok bukan makanan mengikuti fungsi linier, artinya setiap kenaikan pendapatan akan selalu diikuti oleh penambahan permintaan konsumsi bukan makanan. Dengan kata lain konsumsi bukan makanan tidak akan pernah sampai pada titik jenuh. Pola hubungan linier ini dapat diformulasikan sebagai: C i = a + by i Dimana: C i a Y i b = Rata-rata nilai pengeluaran konsumsi perkapita sebulan untuk kelas/kelompok pendaptan rumah tangga ke i = Konstanta = Pendapatan per kapita sebulan untuk kelas/kelompok pendapatan rumah tangga ke i = Koefisien fungsi linier Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

428 BAB III : Metode Penghitungan PDRB 3.2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Lembaga Swasta Nirlaba adalah lembaga swasta yang dalam operasinya tidak bertujuan mencari keuntungan. Lembaga Swasta Nirlaba terdiri dari lembaga/badan swasta yang memberikan pelayanan atau jasa kepada masyarakat, seperti badan keagamaan, lembaga penelitian, lembaga pendidikan formal maupu non formal, badan kesehatan, rumah yatim piatu/ panti asuhan, penyantunan orang cacat dan lainnya yang tidak mementingkan keuntungan. Lembaga Swasta Nirlaba ini mungkin berbadan hukum atau tidak berbadan hukum, dan tidak sepenuhnya dikelola oleh pemerintah Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pengeluaran Konsumsi Pemerintah meliputi belanja pegawai (upah dan gaji), penyusutan barang-barang modal pemerintah, dan belanja barang dan jasa yang habis dipakai/dikonsumsi sendiri (belanja perjalanan dinas, biaya pemeliharaan dan pengeluaran lain yang bersifat rutin). Pengeluaran tersebut mencakup yang dilakukan oleh pemerintah daerah, dikurangi penerimaan dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan. Penghitungan pengeluaran konsumsi Pemerintah Pusat didasarkan realisasi pengeluaran pemerintah, baik yang berupa pengeluaran rutin maupun pembangunan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) meliputi berbagai macam pengeluaran untuk pengadaan, pembuatan dan pembelian barang modal baru yang dihasilkan di domestik/region dan barang modal baru atau bekas yang berasal dari domestik/region lain atau dari luar negeri (impor). 384 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

429 BAB III : Metode Penghitungan PDRB Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dapat dihitung berdasarkan pengeluaran untuk pembelian barang modal oleh masing-masing lapangan usaha. Pembentukan modal juga dapat dihitung berdasarkan arus barang Perubahan Stok Perubahan Stok merupakan selisih antara persediaan barang pada akhir tahun terhadap awal tahun. Persediaan barang-barang ini berasal dari pembelian atau yang diproduksi pemerintah. Khusus stok di pemerintah biasanya merupakan penyediaan barang-barang pokok atau barang strategis, antara lain beras, jagung, tepung terigu dan gula yang dihasilkan sendiri dan belum digunakan atau dijual lagi. Persediaan barang ini ada di produsen, pedagang atau distributor Ekspor dan Impor Ekspor barang dan jasa merupakan suatu komponen dari permintaan akhir. Impor merupakan sumber suplay barang dan jasa. Impor bukan asli produk domestik, sehingga harus dikurangi dari total penggunaan dalam PDRB. Ekspor dan Impor barang dan jasa meliputi angkutan dan komunikasi, jasa asuransi serta barang dan jasa lain seperti jasa perdagangan yang diterima pedagang suatu daerah karena mengadakan transaksi penjualan di luar daerah dan pembayaran biaya kantor pusat perusahaan induk oleh cabang dan anak perusahaan di luar daerah. Pembelian langsung di pasar suatu daerah oleh bukan penduduk termasuk ekspor barang dan jasa, serta pembelian di luar daerah oleh penduduk daerah dikategorikan sebagai impor. Yang tidak termasuk ekspor dan impor barang adalah barang milik penduduk atau bukan Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

430 BAB III : Metode Penghitungan PDRB penduduk suatu daerah yang melintasi batas geografir suatu daerah karena tempat persinggahan saja, barang untuk peragaan, barang contoh dan barang untuk keperluan sehari-hari wisatawan mancanegara/ domestik. Ekspor jasa dinilai pada saat jasa tersebut diberikan ke bukan penduduk, sedangkan impor jasa dinilai pada saat jasa diterima oleh penduduk. 386 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

431 BAB IV PDRB MENURUT PENGGUNAAN KABUPATEN BLORA TAHUN Komponen Pembentuk PDRB Menurut Penggunaan Ada tiga komponen utama yang membentuk PDRB penggunaan, yaitu Komponen Pengeluaran (pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi lembaga no profit dan pengeluaran konsumsi pemerintah), Investasi (PMTB + Inventori) dan Ekspor Netto (selisih antara ekspor dan impor). Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan pengeluaran rumah tangga atas barang dan jasa untuk tujuan konsumsi, baik dengan cara membeli, menerima transfer, atau memproduksi sendiri dengan tujuan untuk dikonsumsi atau tidak diproses lebih lanjut menjadi produk baru. Pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit adalah berbagai pengeluaran oleh lembaga untuk pengadaan barang dan jasa, yang secara prinsip mempunyai fungsi dalam melayani rumah tangga. Lembaga non profit yang melayani rumah tangga merupakan satu entitas legal, yang secara prinsip terlibat dalam kegiatan layanan atau pemberian jasa kepada rumah tangga (non-market). Seluruh biaya kegiatan lembaga bersumber dari sumbangan atau donasi rumah tangga. Oleh karenanya hampir seluruh aktivitas lembaga dirancang dan dikontrol oleh rumah tangga. Umumnya pekerja yang aktif dalam kegiatan lembaga merupakan tenaga kerja tidak dibayar (volunteer). Pengeluaran konsumsi pemerintah didefinisikan sebagai jumlah seluruh pengeluaran pemerintah yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatannya, yang terdiri dari pembelian barang dan jasa (belanja barang), pembayaran balas jasa pegawai (belanja pegawai), dan penyusutan barang modal, dikurangi dengan hasil Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

432 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 penjualan barang dan jasa (output pasar) pemerintah yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pemerintah (yang bukan dikonsumsi oleh pemerintah). Konsumsi pemerintah disebut juga dengan output nonpasar pemerintah. Pengeluaran konsumsi pemerintah (umum) meliputi konsumsi pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemerintah pusat meliputi seluruh instansi negara, baik yang ada di pusat maupun kantor wilayah (unit vertikalnya) di daerah. Sedangkan pemerintah daerah meliputi pemerintah daerah propinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan pemerintah desa beserta perangkat dinasnya pada masing-masing tingkat pemerintahan tersebut. Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) merupakan bagian dari suatu proses investasi fisik secara keseluruhan. PMTB didefinisikan sebagai pengadaan, pembuatan, pembelian barang modal baru dari dalam negeri dan barang modal baru maupun bekas dari luar negeri, dikurangi penjualan neto barang modal bekas. Barang atau peralatan yang digunakan dalam proses produksi secara berulang-ulang dan mempunyai umur pemakaian satu tahun atau lebih. Inventori merupakan persediaan barang (jadi maupun setengah jadi) pada unit institusi yang tidak terpakai pada proses produksi atau belum selesai diproses atau belum terjual, sedangkan perubahan inventori adalah selisih antara nilai inventori pada akhir periode pencatatan dengan nilai inventori pada awal periode pencatatan. Ekspor neto merupakan selisih dari ekspor dikurangi dengan impor. Ekspor impor merupakan transaksi ekonomi yang mencakup perdagangan barang dan jasa antar-wilayah/daerah ini menjelaskan tentang proses atau alur distribusi produk domestik yang mengalir ke luar wilayah serta yang masuk ke dalam wilayah (domestik) tersebut. 388 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

433 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Blora pada tahun 2014 tercatat sebesar 4,39 persen, melambat dari tahun sebelumnya yang mencapai 5,36 persen. Dari sisi PDRB penggunaan, besarnya pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh komponen penyusun yang nilainya dominan, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga, ekspor dan impor sebagai faktor pengurang. Kontribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga ini pada tahun 2014 mencapai 78,17 persen, ekspor mencapai 73,16 persen dan impor minus 78,42 persen. Kabupaten Blora yang berpenduduk hampir 850 ribu jiwa pada tahun 2014, merupakan pangsa pasar yang sangat potensial. Permintaan akan barang dan jasa akan memicu pertumbuhan konsumsi. Tetapi perlu diingat bahwa pertumbuhan konsumsi khususnya konsumsi rumah tangga akan memicu pertumbuhan tinggi akan impor barang dan jasa yang tidak bisa diproduksi oleh wilayah lokal. Sehingga agar pertumbuhan ekonomi lebih susteinable, disamping pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang tinggi, juga harus diimbangi dengan pertumbuhan investasi dan ekspor yang tinggi pula. PDRB Kabupaten Blora atas dasar harga berlaku pada tahun 2014 menunjukan pergerakan yang menggembirakan, tumbuh sebesar 11,15 persen, dari ,65 milyar rupiah di tahun 2013 menjadi ,18 milyar rupiah di tahun Angka tersebut merupakan agregat dari tiga komponen utama PDRB penggunaan. Komponen Pengeluaran meningkat dari ,35 milyar rupiah pada tahun 2013 menjadi ,84 milyar rupiah di tahun 2014, atau naik sebesar 11,65 persen. Komponen Investasi (PMTB+ Inventori) malah mengalami penurunan dari 2.304,43 milyar rupiah pada tahun 2013 menjadi 2.199,74 milyar rupiah pada tahun 2014, atau turun sebesar minus 4,54 persen. Sedangkan Ekspor Neto juga menunjukan penurunan yang cukup signifikan, yaitu dari minus 983,13 milyar rupiah pada tahun 2013 menjadi minus 792,40 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

434 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 milyar rupiah pada tahun 2014, atau turun sebesar minus 19,40 persen. Nilai negatif pada komponen ekspor netto menunjukkan bahwa nilai barang dan jasa yang diimpor oleh wilayah Blora lebih besar daripadari nilai barang dan jasa yang diekspor keluar wilayah Blora. Tabel 4.1. Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kabupaten Blora adh Berlaku Tahun (Juta Rupiah) KOMPONEN PENGGUNAAN Komponen Pengeluaran , , , , ,38 2. Komponen Investasi , , , , ,07 3. Ekspor Neto ( ,85) ( ,45) ( ,04) ( ,41) ( ,19) PDRB PENGELUARAN , , , , ,26 Sedangkan menurut harga konstan, PDRB Kabupaten Blora menurut penggunaan tahun 2014 tumbuh sebesar 4,39 persen, dari ,50 milyar rupiah di tahun 2013 menjadi ,20 milyar rupiah di tahun Komponen Pengeluaran meningkat sebesar 4,16 persen, dari ,13 milyar rupiah pada tahun 2013 menjadi ,94 milyar rupiah pada tahun Sedangkan Komponen Investasi (PMTB+ Inventori) juga mengalami penurunan dari 1.803,61 milyar rupiah pada tahun 2013 menjadi 1.742,18 milyar rupiah pada tahun 2014, atau turun sebesar minus 3,41 persen. Sedangkan Ekspor Neto juga mengalami penurunan, dari minus 471,24 milyar rupiah pada tahun 2013 menjadi minus 326,92 milyar rupiah pada tahun 2014, atau turun sebesar minus 30,63 persen. 390 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

435 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 Tabel 4.2. Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kabupaten Blora adh Konstan Th 2010 Tahun (Juta Rupiah) KOMPONEN PENGGUNAAN Komponen Pengeluaran , , , , ,67 2. Komponen Investasi , , , , ,81 3. Ekspor Neto ( ,85) ( ,11) ( ,70) ( ,38) ( ,19) PDRB PENGELUARAN , , , , ,29 Dengan melihat hubungan antara pendapatan dan permintaan, dimana nilai PDRB merupakan nilai seluruh pengeluaran akhir dikurangi nilai total impor, maka dapat diterjemahkan bahwa semua barang dan jasa yang dibeli suatu wilayah berasal dari produk wilayah itu sendiri dan dari produk luar wilayah (impor). Oleh karena itu persentase impor terhadap total pembelian barang dan jasa dapat dijadikan indikator ketergantungan akan barang dan jasa suatu wilayah. Distribusi PDRB merupakan gambaran besarnya sumbangan/share komponen tersebut terhadap PDRB. Semakin besar nilainya, berarti komponen tersebut semakin besar sumbangannya terhadap pembentukan PDRB dan sebaliknya. Sampai saat ini komponen pengeluaran mempunyai nilai terbesar. Dilihat dari PDRB Penggunaan Kabupaten Blora atas dasar harga berlaku tahun 2014, distribusi Komponen Pengeluaran yang meliputi pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah dan konsumsi lembaga non profit tercatat sebesar 90,65 persen, angka ini menunjukkan seolah-olah besaran PDRB Kabupaten Blora hampir habis digunakan untuk mencukupi kebutuhan konsumsi pada Komponen Pengeluaran. Untuk mencukupinya dipenuhi melalui impor. Sedangkan Komponen Investasi Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

436 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 memberikan share sebesar 14,61 persen dan Ekspor Neto sebesar minus 5,26 persen. Tabel 4.3. Distribusi Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kabupaten Blora adh Berlaku Tahun (Persen) KOMPONEN PENGGUNAAN Komponen Pengeluaran 89,90 89,50 89,44 90,24 90,65 2. Komponen Investasi 12,28 14,87 17,62 17,01 14,61 3. Ekspor Neto (2,18) (4,37) (7,07) (7,26) (5,26) PDRB PENGELUARAN 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sejalan dengan harga berlaku, distribusi PDRB Penggunaan Kabupaten Blora tahun 2014 atas dasar harga konstan menempatkan Komponen Pengeluaran sebagai komponen terbesar pembentuk PDRB penggunaan. Distribusi Komponen Pengeluaran tercatat sebesar 88,43 persen dari total nilai PDRB, diikuti Komponen Investasi yang tercatat sebesar 14,25 persen dan Ekspor Neto yang tercatat sebesar minus 2,67 persen. Proporsi Pengeluaran yang mendekati angka PDRB diimbangi dengan masuknya barang dan jasa yang cukup besar dari luar daerah. Sehingga kebutuhan akan Konsumsi dan Investasi berakibat pada nilai Ekspor Neto yang negatif. Sehingga Komponen Pengeluaran/Konsumsi dan Investasi merupakan total PDRB ditambah dengan Ekspor Neto. Tabel 4.4. Distribusi Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kabupaten Blora adh Konstan Th 2010 Tahun (Persen) KOMPONEN PENGGUNAAN Komponen Pengeluaran 89,90 89,81 89,51 88,62 88,43 2. Komponen Investasi 12,28 15,52 16,44 15,40 14,25 3. Ekspor Neto (2,18) (5,34) (5,95) (4,02) (2,67) PDRB PENGELUARAN 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

437 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 Pada tahun 2014, pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku tercatat sebesar 11,15 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 10,25 persen. Komponen Pengeluaran tumbuh sebesar 11,65 persen, Komponen Investasi tumbuh sebesar minus 4,54 persen dan Ekspor Netto tumbuh sebesar minus 19,40 persen. Tabel 4.5. Pertumbuhan Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kabupaten Blora adh Berlaku Tahun (Persen) KOMPONEN PENGGUNAAN Komponen Pengeluaran 11,56 7,95 11,24 11,65 2. Komponen Investasi 35,68 28,00 6,43 (4,54) 3. Ekspor Neto 124,38 74,64 13,22 (19,40) PDRB PENGELUARAN 12,06 8,02 10,25 11,15 Sedangkan atas dasar harga konstan, pertumbuhan pada tahun 2014 tercatat sebesar 4,39 persen, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 5,36 persen. Banyak faktor yang mengakibatkan perlambatan tersebut, salah satunya adalah penurunan ekspor dan impor yang meningkat serta kegiatan penanaman modal yang juga ikut melambat. Komponen investasi pada tahun 2014 adh konstan yang tumbuh sebesar minus 3,41 persen. Yang terakhir adalah pertumbuhan ekspor netto, dimana pada tahun 2014 pertumbuhannya tercatat sebesar minus 29,82 persen. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

438 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 Tabel 4.6. Pertumbuhan Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kabupaten Blora adh Konstan Th 2010Tahun (Persen) KOMPONEN PENGGUNAAN Komponen Pengeluaran 4,32 4,54 4,32 4,16 2. Komponen Investasi 31,95 11,09 (1,31) (3,41) 3. Ekspor Neto 155,25 16,88 (28,72) (30,63) PDRB PENGELUARAN 4,42 4,90 5,36 4,39 PDRB atas dasar harga berlaku cenderung mempunyai angka yang lebih tinggi dibandingkan dengan PDRB atas dasar harga konstan, termasuk pertumbuhannya, hal ini terjadi karena harga barang dan jasa yang cenderung mengalami peningkatan. Perbandingan antara PDRB atas dasar harga berlaku dengan PDRB atas dasar harga konstan disebut sebagai indeks implisit dan pertumbuhan indeks implisit disebut sebagai perubahan indeks implisit/inflasi PDRB. Tabel 4.7. Indeks Implisit Komponen Pembentuk PDRB Penggunaan Kabupaten Blora Tahun (Persen) KOMPONEN PENGGUNAAN Komponen Pengeluaran 100,00 106,94 110,43 117,76 126,23 2. Komponen Investasi 100,00 102,82 118,48 127,77 126,26 3. Ekspor Neto 100,00 87,91 131,35 208,63 242,39 PDRB PENGELUARAN 100,00 107,32 110,51 115,64 123,13 Pada tahun 2014, perubahan indeks implisit/ inflasi PDRB penggunaan Kabupaten Blora tercatat sebesar 6,47 persen lebih rendah dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,64 persen, dimana inflasi dari masing-masing komponennya adalah: Komponen Pengeluaran mengalami inflasi sebesar 7,19 persen, Komponen Investasi mengalami 394 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

439 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 deflasi sebesar 1,18 persen dan Ekspor Neto tercatat mengalami inflasi sebesar 16,18 persen. Tabel 4.8. Inflasi PDRB Penggunaan Kabupaten Blora Tahun (Persen) KOMPONEN PENGGUNAAN Komponen Pengeluaran 6,94 3,27 6,63 7,19 2. Komponen Investasi 2,82 15,22 7,84 (1,18) 3. Ekspor Neto (12,09) 49,42 58,84 16,18 PDRB PENGELUARAN 7,32 2,98 4,64 6, Pengeluaran/Konsumsi RumahTangga Konsumsi Rumah Tangga sering kali dijadikan barometer kesejahteraan masyarakat suatu wilayah. Peningkatan konsumsi dan perubahan proporsi pola konsumsi dari makanan ke non makanan dijadikan indikator kemampuan daya beli yang diakibatkan peningkatan pendapatan dianggap sebagai peningkatan kesejahteraan masyarakat. Secara teori peningkatan konsumsi rumah tangga dipacu oleh adanya pertambahan penduduk, peningkatan pendapatan masyarakat mapun perubahan pola konsumsi masyarakat. Peningkatan permintaan atau konsumsi merupakan pangsa pasar yang dapat menggerakan roda perekonomian dapat berjalan lebih cepat dan akan menggerakan sektorsektor usaha lainnya untuk memenuhi permintaan tersebut. Namun perlu diwaspadai bahwa tingginya tingkat konsumsi biasanya akan dibarengi dengan permintaan barang dan jasa dari luar daerah, terutama barang dan jasa yang tidak bisa diproduksi oleh wilayah lokal. Akibat tingginya barang dari luar daerah maka secara teori akan menurunkan angka PDRB. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

440 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 Tabel 4.9. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga adh Berlaku Tahun (Juta Rupiah) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga , , , , ,33 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok , , , , ,99 1.b. Pakaian dan Alas Kaki , , , , ,62 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tangga , , , , ,62 1.d. Kesehatan dan Pendidikan , , , , ,06 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya , , , , ,74 1.f. Hotel dan Restoran , , , , ,15 1.g. Lainnya , , , , ,15 PDRB PENGELUARAN , , , , ,26 Prosentase 77,83 77,37 77,13 77,83 78,17 Pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga berlaku di Kabupaten Blora pada tahun 2014 mengalami peningkatan dari ,16 milyar rupiah pada tahun 2013 menjadi ,22 milyar di tahun 2014, atau tumbuh sebesar 11,64 persen, sehingga memberikan andil terhadap pembentukan PDRB penggunaan sebesar 78,17 persen, lebih tinggi dibandingkan kontribusi tahun sebelumnya yang mencapai 77,83 persen. Fluktuasi pengeluaran konsumsi rumah tangga ini biasanya dipengaruhi oleh tingkat harga (inflasi) dan pendapatan rumah tangga. Besarnya proporsi tersebut merupakan modal yang positif dalam mempertahankan atau meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, apalagi dengan jumlah penduduk Blora yang lumayan besar yang hampir 850 ribu jiwa, merupakan pangsa pasar yang cukup menarik. Bila dilihat dari pembentuknya komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga dapat dikelompokan menjadi dua, konsumsi makanan dan 396 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

441 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 konsumsi non makanan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan total penjumlahan dari seluruh konsumsi masyarakat di suatu wilayah, jika dibagi dengan jumlah penduduk akan merupakan konsumsi rata rata perkapita. Grafik 4.1 Distribusi Konsumsi Makanan dan Non Makanan terhadap Konsumsi Rumah Tangga adh berlaku Tahun % 42.13% Makanan Non Makanan Pada tahun 2014, konsumsi non makanan menunjukan peran yang dominan, yaitu sebesar 57,87 persen, sedangkan konsumsi makanan perannya tercatat sebesar 42,13 persen. Laju pertumbuhan konsumsi non makanan tidak lepas dari beberapa kondisi, antara lain: meningkatnya pendapatan masyarakat, perkembangan budaya di dalam masyarakat seperti perkembangan masyarakat yang semakin modern, disamping itu ada faktor lainnya seperti kemudahan rumah tangga untuk mendapatkan barang-barang konsumsi, seperti kendaraan bermotor, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

442 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 barang-barang elektronik atau barang keperluan rumah tangga lainnya melalui kredit perbankan, lembaga keuangan lainnya atau bahkan melalui pinjaman perorangan ataupun arisan tampaknya menjadi trend saat ini. Secara ekonomi kegiatan semacam ini sedikit banyak akan meningkatkan gerak roda perekonomian. Dengan berbagai kemudahan tersebut masyarakat dipacu untuk meningkatkan pengeluaran konsumsi rumah tangganya, akan tetapi dilihat dari segi pemanfaatan oleh rumah tangga belum tentu barang-barang yang dibeli akan menjadi alat penggerak ekonomi rumah tangga. Bila penggunaan barang yang didapat dengan mudah ini menjadi alat peningkatan ekonomi rumah tangga maka dampak dari hal tersebut akan menghidupkan kekuatan grass root dalam meningkatan pendapatannya, bahkan akan menggerakan roda pembangunan ekonomi yang pesat. Tabel Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga adh Konstan (2010=100) Tahun (Juta Rupiah) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga , , , , ,46 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok , , , , ,47 1.b. Pakaian dan Alas Kaki , , , , ,44 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tangga , , , , ,51 1.d. Kesehatan dan Pendidikan , , , , ,78 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya , , , , ,78 1.f. Hotel dan Restoran , , , , ,64 1.g. Lainnya , , , , ,85 PDRB PENGELUARAN , , , , ,29 Prosentase 77,83 77,85 77,62 76,68 76,53 Untuk harga konstan, pada tahun 2014 pengeluaran konsumsi rumah tangga mencatat pertumbuhan yang cukup signifikan, yaitu 398 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

443 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 sebesar 4,19 persen dari 8.891,73 milyar rupiah di tahun 2013 menjadi 9.357,71 milyar rupiah pada tahun Dan memberikan andil terhadap PDRB Kabupaten sebesar 76,53 persen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Pengertian lembaga Non Profit secara umum adalah setiap lembaga nirlaba yang independen dan tidak terpengaruh oleh institusi pemerintah. Secara khusus Bank Dunia mendefinisikan lembaga nirlaba sebagai Non Government Organization (NGO) atau kemudian juga diterjemahkan sebagai organisasi swasta yang pada umumnya bergerak dalam kegiatan-kegiatan pengentasan kemiskinan, mengangkat dan menyuarakan berbagai kepentingan orang miskin atau pihak yang terpinggirkan, memberikan pelayanan sosial dasar, atau melakukan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Pada umumnya lembaga ini didalam operasionalnya disamping dukungan finansial ataupun non finansial dari rumah tangga juga tidak sedikit yang mendapat dukungan (finansial dan non finansial) dari pemerintah dan berbagai lembaga donor internasional. Karena sifatnya yang nirlaba, kegiatan-kegiatan yang dikembangkan oleh lembaga ini belum banyak menggerakkan roda perekonomian khususnya di Kabupaten Blora. Hal ini bisa dilihat dari kontribusi pengeluaran konsumsi lembaga tersebut terhadap PDRB. Secara agregat peran ekonomi lembaga Non Profit masih sangat kecil jika dibandingkan dengan komponen-komponen penyusun PDRB yang lain. Dilihat dari kontribusinya, pada tahun 2014 kontribusi pengeluaran konsumsi lembaga non profit tercatat sebesar 1,71 persen dari total nilai PDRB atas dasar harga berlaku, meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 1,63 persen. Sedangkan untuk harga konstannya, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

444 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 kontribusinya sebesar 1,61 persen pada tahun 2013 dan 1,67 persen di tahun Nilai konsumsi lembaga Non Profit adh berlaku pada tahun 2014 tercatat sebesar 256,83 milyar rupiah, lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 221,10 milyar rupiah, atau terjadi laju pertumbuhan sebesar 16,16 persen lebih besar dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 13,77 persen. Pertumbuhan di tahun tersebut relatif tinggi salah satu sebabnya karena ada kegiatan pemilihan anggota dewan dan pemilihan presiden dan wakil preside, yang secara tidak lagsung banyak lembaga-lembaga nirlaba yang ikut terlibat didalam kegiatan tersebut. Tabel Persentase Konsumsi Lembaga Non Profit Terhadap PDRB adh Berlaku Kabupaten Blora Tahun KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi LNPRT , , , , ,95 PDRB PENGELUARAN , , , , ,26 Prosentase 1,57 1,54 1,58 1,63 1,71 Sedangkan untuk harga konstan, pengeluaran Lembaga Non Profit pada tahun 2014 tercatat sebesar 204,58 milyar rupiah, meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 188,68 milyar rupiah atau terjadi pertumbuhan sebesar 8,43 persen. Tabel Persentase Konsumsi Lembaga Non Profit Terhadap PDRB adh Konstan Th 2010 Kabupaten Blora Tahun KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi LNPRT , , , , ,07 PDRB PENGELUARAN , , , , ,29 Prosentase 1,57 1,57 1,59 1,61 1, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

445 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 Mengingat peran lembaga ini lebih banyak berorientasi pada pelayanan masyarakat serta pembiayaannya ditanggung baik oleh masyarakat sendiri, lembaga donor maupun oleh pemerintah, sehingga peran lembaga ini masih belum berkembang, hal ini bisa dipahami karena memang lembaga tersebut tidak berorientasi kepada profit sehingga tidak banyak masyarakat yang mau terjun pada kegiatan tersebut. Di sisi lain, tampaknya pemerintah belum bisa mengoptimalkan peran lembaga Non Profit ini untuk membantu dalam pelayanan masyarakat, hal bisa dilihat bahwa aliran dana untuk pelayanan masyarakat masih banyak yang bersifat langsung dari pemerintah kepada masyarakat, atau tidak melalui lembaga non profit. Sebagai contoh bantuan pelayanan langsung dari pemerintah kepada masyarakat penerima manfaat seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), Biaya Operasional Sekolah (BOS), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan lain sebagainya Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pengeluaran konsumsi Pemerintah mencakup konsumsi Pemerintah Kabupaten/Kota, yang di dalamnya termasuk konsumsi Pemerintah Kecamatan dan konsumsi Pemerintah Desa, ditambah dengan konsumsi Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat yang masih dalam lingkup Kabupaten/Kota tersebut. Dana pengeluaran konsumsi pemerintah berasal baik dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dari Pemerintah Pusat (DAU, DAK) maupun dari sumber pendapatan lain yang sah. PAD sebagai sumber pembiayaan atau belanja Pemerintah salah satunya berasal dari pajak yang diambil dari masyarakat, yang berarti peningkatan pendapatan berkaitan dengan kemampuan masyarakat membayar pajak. Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

446 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 Dalam teori ekonomi, tingkat pajak akan mempengaruhi mutiplier regional. Tingkat pajak yang tinggi akan menurunkan multiplier regional, akan tetapi pajak pada akhirnya akan menjadi pengeluaran pemerintah yang tentunya akan meningkatkan pendapatan regional. Dalam menjalankan kegiatan sehari-hari, pemerintah membutuhkan anggaran yang digunakan untuk keperluan belanja rutin pegawai dan keperluan pembiayaan pembangunan. Besar kecilnya pengeluaran konsumsi pemerintah dipengaruhi oleh komponen belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal serta belanja pemerintah lainnya. Peran yang dimiliki oleh pemerintah ini digunakan terutama untuk membiayai kegiatankegiatan pelayanan yang tidak dapat dilakukan oleh pihak swasta. Jumlah pengeluaran pemerintah ini merupakan salah satu komponen penting dari PDRB. Secara teoritis kenaikan pengeluaran pemerintah merupakan salah satu kebijakan untuk meningkatkan pembangunan lewat instrumen kebijakan fiskal. Instrumen ini diambil untuk meningkatkan daya beli masyarakat sehingga dapat meningkatkan kehidupan perekonomian. Tabel Persentase Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB adh Harga Berlaku Kabupaten Blora Tahun KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Pemerintah , , , , ,10 PDRB PENGELUARAN , , , , ,26 Prosentase 10,50 10,59 10,73 10,79 10,78 Dalam beberapa tahun pengeluaran pemerintah secara nominal semakin membesar dari tahun ke tahunnya sesuai dengan peningkatan pada APBD dan APBN. Kontribusi pengeluaran konsumsi pemerintah 402 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

447 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 terhadap PDRB cukup besar, pada tahun 2014 adh berlaku, pengeluaran pemerintah tercatat sebesar 1.622,79 milyar rupiah dan memberikan kontribusi sebesar 10,78 persen terhadap total PDRB. Dibanding tahun sebelumnya pengeluaran pemerintah di tahun 2014 lebih tinggi, dimana pada tahun sebelumnya tercatat sebesar 1.461,09 milyar rupiah dengan kontribusi sebesar 10,79 persen. Sedangkan untuk angka pertumbuhannya, pertumbuhan pengeluaran konsumsi pemerintah pada tahun 2014 tercatat sebesar 11,07 persen atas dasar harga berlaku dan 3,30 persen atas dasar harga konstan dengan nominal atas dasar harga konstan sebesar 1.249,64 milyar rupiah. Tabel Persentase Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB adh Harga Konstan (2010=100) Tahun KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Pemerintah , , , , ,13 PDRB PENGELUARAN , , , , ,29 Prosentase 10,50 10,39 10,30 10,33 10,22 Peningkatan pengeluaran konsumsi pemerintah dapat digunakan sebagai akselerator pembangunan ekonomi, walaupun pada saat ini tampaknya masih diarahkan pada hal-hal yang bersifat pelayanan secara langsung pada masyarakat seperti pelayanan pendidikan, kesehatan maupun ekonomi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Para pakar ekonomi sependapat bahwa untuk mendorong roda perekonomian salah satu mesin penggeraknya adalah investasi. Dalam konteks PDRB Penggunaan, investasi dikenal sebagai Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) ditambah dengan inventori. PMTB Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

448 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 menggambarkan adanya proses penambahan dan pengurangan barang modal pada tahun tertentu. PMTB disebut sebagai bruto karena di dalamnya masih terkandung unsur penyusutan, atau nilai barang modal sebelum diperhitungkan nilai penyusutannya. PMTB adalah semua pengadaan barang modal untuk digunakan/dipakai sebagai alat yang tetap (fixed assets). Sumber dana investasi dapat berasal dari tabungan domestik atau pinjaman luar negeri yang meningkatkan tingkat tabungan suatu daerah. Perkembangan lembaga keuangan juga mempengaruhi tingkat tabungan karena berhubungan dengan kemungkinan investor asing untuk melakukan investasi. Bagi wilayah yang memiliki tingkat tabungan domestik tidak memadai untuk menjalankan negara sekaligus berinvestasi, maka alternatif yang dilakukan umumnya adalah melalui pinjaman luar negeri atau mengundang investor untuk berinvestasi. Dilihat dari institusi pelaku PMTB terbagi empat yaitu Swasta, Rumah Tangga, BUMN dan BUMD dan Pemerintah. Belanja pemerintah dalam bentuk barang modal (terutama Infrastruktur) menjadi stimulus yang mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi pembangunan ekonomi. Korelasi antara laju pertumbuhan ekonomi dengan investasi dikenal dengan Incremental Capital Output Ratio (ICOR). ICOR menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi relatif akibat adanya investasi. Dengan ICOR kita dapat melihat efisiensi penggunaan modal yang secara signifikan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah pada tahun tertentu. Kabupaten Blora yang memiliki potensi sumber daya alam, tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga harga konstan Kabupaten Blora pada tahun 2014 mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, untuk PMTB atas dasar harga berlaku 404 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

449 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 bergerak dari 1.640,68 milyar rupiah pada tahun 2013 menjadi 1.868,47 milyar rupiah di tahun 2014, atau mengalami pertumbuhan sebesar 13,88 persen, sedangkan untuk harga konstan bergerak dari 1.490,45 milyar rupiah di tahun 2013 menjadi 1.547,12 milyar rupiah di tahun 2013, atau tumbuh sebesar 4,50 persen. Tabel Persentase PMTB terhadap PDRB Kabupaten Blora adh Berlaku Tahun KOMPONEN PENGGUNAAN Pembentukan Modal Tetap Bruto , , , , ,80 a. Bangunan , , , , ,69 b. Non-Bangunan , , , , ,11 PDRB PENGELUARAN , , , , ,26 Prosentase 11,74 11,70 12,41 12,11 12,41 Dilihat dari proporsi PMTB terhadap PDRB Kabupaten Blora pada tahun 2014, tercatat sebesar 12,41 persen atas dasar harga belaku, lebih tinggi dibandingkan proporsi pada tahun 2013 yang tercatat sebesar 12,11 persen. Sedangkan menurut harga konstan, kontribusi PMTB terhadap PDRB Kabupaten Blora tercatat sebesar 12,64 persen di tahun 2013 dan 12,65 persen di tahun Tabel Persentase PMTB terhadap PDRB Kabupaten Blora adh Konstan (2010=100) Tahun KOMPONEN PENGGUNAAN Pembentukan Modal Tetap Bruto , , , , ,69 a. Bangunan , , , , ,76 b. Non-Bangunan , , , , ,92 PDRB PENGELUARAN , , , , ,29 Prosentase 11,74 11,80 12,53 12,64 12,65 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

450 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 Terkadang PMTB yang terbentuk belum tentu langsung meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi karena ada kalanya PMTB yang dibentuk bersifat investasi jangka panjang yang baru terlihat hasilnya pada tahun-tahun berikutnya, seperti investasi dalam bentuk sarana dan prasarana, juga investasi pada sektor-sektor yang membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk dapat memulai berproduksinya. Mengingat pentingnya PMTB dalam menggerakan perekonomian, juga dapat memberi dampak peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja, maka kinerja PMTB ini harus dapat dipertahankan terus dan berkesinambungan. Secara teori ekonomi terdapat beberapa kebijakan yang dijadikan rujukan dalam meningkatkan kinerja PMTB atau investasi secara umum. Beberapa pendapat tersebut adalah : 1. Mengusahakan sarana dan prasarana perhubungan yang baik dan lancar, serta perbaikan arus komunikasi dan penyebar luasan informasi potensi wilayah. 2. Mengusahakan masuknya dana investasi dari pemerintah pusat atau luar negeri sebanyak-banyaknya, termasuk investasi swasta dalam dan luar negeri, dengan cara menawarkan program-program yang bisa dibiayai atau menarik untuk dibiayai. 3. Memantau kebutuhan wilayah lain atau luar negeri untuk melihat potensi wilayah yang dapat dikembangkan untuk memberikan penawaran. Pentingnya menarik investor untuk menanamkan modal baik berupa investasi untuk kegiatan baru atau perluasan dari usaha yang telah ada, karena dapat berdampak pada penambahan lapangan kerja, peningkatan pendapatan dan menggerakkan roda perekonomian secara umum. Hal yang perlu mendapat perhatian tentunya adalah investasi 406 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

451 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 diarahkan pada basis ekonomi yang banyak menggunakan komponen lokal dengan daya saing yang tinggi serta dapat bersinergi dengan usaha yang telah terbentuk. Kendala yang menghambat masuknya para investor baik berupa stabilitas sosial, peraturan-peraturan dan jaminan penanaman modal harus mendapat perhatian dan kemudahan tanpa mengorbankan kualitas sumber daya alam dan usaha tingkat bawah yang telah ada dan berkembang Ekspor dan Impor Peran ekspor maupun impor sangat berpengaruh didalam besaran PDRB menurut penggunaan ini. Ekspor dikurangi impor dinamakan sebagai Ekspor Netto. Ketika ekspor lebih besar daripada impor, maka nilai Ekspor Netonya positif dan sebaliknya. Kondisi tersebut tercemin dari Ekspor Netto Kabupaten Blora yang bernilai negatif, artinya nilai barang dan jasa yang masuk ke Blora lebih besar dari nilai barang dan jasa yang keluar Blora. Kondisi tersebut terjadi karena tidak semua barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat Blora bisa dihasilkan sendiri di wilayah Blora. Barang-barang konsumsi seperti kendaraan bermotor, mesin-mesin, alat-alat elektronik, bahan bakar, maupun barang konsumsi lainnya sebagian besar masih didatangkan dari luar wilayah Blora. Tabel Nilai Ekspor dan Impor adh Berlaku Kabupaten BloraTahun (Juta Rupiah) KOMPONEN PENGGUNAAN Ekspor , , , , ,96 Impor , , , , ,14 Ekspor Neto ( ,85) ( ,45) ( ,04) ( ,41) ( ,19) PDRB PENGELUARAN , , , , ,26 Prosentase Ekspor Neto (2,18) (4,37) (7,07) (7,26) (5,26) Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

452 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 Pada tahun 2014 adh berlaku, ekspor barang dan jasa dari Kabupaten Blora senilai ,54 milyar rupiah, atau lebih besar dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 9.850,36 milyar rupiah, sehingga terjadi pertumbuhan sebesar 11,82 persen. Sedangkan nilai impornya, pada tahun yang sama tercatat sebesar ,94 milyar rupiah, atau naik sebesar 8,99 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar ,49 milyar rupiah. Walaupun pertumbuhan nilai ekspor lebih besar daripada nilai impor, Ekspor Neto masih bernilai negatif karena nilai impor jauh lebih besar daripada nilai ekspornya. Adh berlaku persentase ekspor terhadap PDRB Kabupaten Blora menunjukan kenaikan, dari 72,73 persen di tahun 2013, menjadi 73,16 persen di tahun Sedangkan nilai impornya terjadi penurunan prosentase, dari 79,98 persen di tahun 2013 menjadi 78,42 persen di tahun 2014, sehingga ekspor netonya menurun menjadi minus 5,26 persen. Tabel Nilai Ekspor dan Impor adh Konstan Kabupaten BloraTahun (Juta Rupiah) KOMPONEN PENGGUNAAN Ekspor , , , , ,04 Impor , , , , ,23 Ekspor Neto ( ,85) ( ,11) ( ,70) ( ,38) ( ,19) PDRB PENGELUARAN , , , , ,29 Prosentase Ekspor Neto (2,18) (5,34) (5,95) (4,02) (2,67) Atas dasar harga konstan, ekspor barang dan jasa tahun 2014 dari Kabupaten Blora senilai 9.580,61 milyar rupiah, lebih besar dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 8.952,00 milyar rupiah, sehingga 408 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

453 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 terjadi pertumbuhan sebesar 7,02 persen. Sedangkan nilai impornya, pada tahun yang sama tercatat sebesar 9.907,53 milyar rupiah, atau naik sebesar 5,14 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 9.423,24 milyar rupiah. Pada tahun 2014 ini pertumbuhan nilai ekspor lebih tinggi daripada nilai impor, sehingga nilai negatif Ekspor Neto menjadi berkurang. Sedangkan pada tahun 2014 ditribusi eksport barang dan jasa terhadap total nilai PDRB Kabupaten adh konstan tercatat sebesar 78,35 persen sedangkan impornya tercatat sebesar 81,03 persen, sehingga ekspor netonya tercatat sebesar minus 2,67 persen. Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai impor Kabupaten Blora lebih besar dari nilai ekspornya, sehingga Ekspor Neto Kabupaten Blora bernilai negatif. Hal ini menggambarkan bahwa kebutuhan akan konsumsi masyarakat Kabupaten Blora dominan menggunakan produk impor. Guna dapat meningkatkan pola ekspor yang dapat meningkatkan pendapatan daerah secara berkesinambungan maka perlu kiranya pemerintah membuat kebijakan umum dan rencana strategis ke depan. Berdasarkan beberapa teori ekonomi ada beberapa kebijakan umum yang dapat dilakukan guna dapat mempertahankan pembangunan ekonomi yang berkesinambungan, khususnya untuk pemenuhan kebutuhan wilayah secara Regional dan Nasional dapat dikemukan beberapa pola kebijakan sebagai berikut : 1. Mendorong usaha dan mengarahkan pada sektor basis orientasi ekspor, khususnya meningkatkan mutu agar dapat bersaing dengan produk luar negeri, dengan memanfaatkan UKM yang diarahkan untuk berorientasi ekspor. 2. Mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi produk lokal dan mendorong industri untuk lebih banyak memakai komponen atau Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

454 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 bahan baku lokal, serta mendorong pembangunan industri berorientasi ekspor dan industri substitusi impor. 3. Menentukan sektor dan komoditi basis yang diperkirakan bisa tumbuh cepat dan orientasi ekspor secara berksinambungan dan besarbesaran, serta dapat bersinergi dengan sektor lain dan mendorong sektor lain juga turut tumbuh Prediksi PDRB Menurut Penggunaan Tahun Prediksi PDRB digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan. Secara umum metode yang digunakan dalam membuat prediksi PDRB adalah melalui penggabungan metode trend pertumbuhan dan rata-rata pertumbuhan selama kurun waktu 10 tahun. Untuk prediksi PDRB pada tahun terdekat dilakukan perbaikan dengan mempertimbangkan data-data produksi awal tahun dan rencana pembangunan tahun tersebut. Besaran PDRB hasil prediksi tahun sebagai berikut: 410 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

455 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 Tabel 4.19.Prediksi PDRB Kabupaten Blora Mnrt Penggunaan Adhberlaku Tahun (Juta Rupiah) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga , , ,94 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok , , ,82 1.b. Pakaian dan Alas Kaki , , ,02 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang , , ,05 1.d. Kesehatan dan Pendidikan , , ,04 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya , , ,15 1.f. Hotel dan Restoran , , ,42 1.g. Lainnya , , ,43 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT , , ,69 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah , , ,41 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto , , ,06 4.a. Bangunan , , ,97 4.b. Non-Bangunan , , ,09 5. Perubahan Inventori , , ,44 6. Ekspor , , ,77 7. Impor , , ,06 PDRB PENGELUARAN , , ,25 Tabel 4.20.Prediksi PDRBKabupaten Blora Mnrt Penggunaan Adh konstan Tahun KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga , , ,39 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok , , ,78 1.b. Pakaian dan Alas Kaki , , ,16 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang , , ,21 1.d. Kesehatan dan Pendidikan , , ,70 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya , , ,61 1.f. Hotel dan Restoran , , ,89 1.g. Lainnya , , ,03 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT , , ,48 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah , , ,93 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto , , ,29 4.a. Bangunan , , ,43 4.b. Non-Bangunan , , ,85 5. Perubahan Inventori , , ,89 6. Ekspor , , ,02 7. Impor , , ,57 PDRB PENGELUARAN , , ,43 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

456 BAB IV : PDRB Menurut Penggunaan Kab. Blora Tahun 2014 Tabel 4.21.PrediksiPertumbuhan PDRB Kabupaten Blora Menurut Penggunaan Adh konstan Tahun (Persen) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 4,19 4,32 4,63 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok 1,20 2,36 2,78 1.b. Pakaian dan Alas Kaki 4,70 5,27 5,98 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang 6,13 3,77 5,81 1.d. Kesehatan dan Pendidikan 5,15 5,49 5,87 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya 6,57 6,63 5,66 1.f. Hotel dan Restoran 7,84 5,00 6,30 1.g. Lainnya 5,24 5,29 5,87 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 8,43 7,97 4,59 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3,30 4,91 5,08 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 4,50 5,14 6,01 4.a. Bangunan 6,16 5,27 6,08 4.b. Non-Bangunan (1,56) 4,61 5,75 5. Perubahan Inventori (39,64) 4,98 6,07 6. Ekspor 7,02 5,04 6,28 7. Impor 5,14 5,33 6,03 PDRB PENGELUARAN 4,39 4,30 5, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

457 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Disamping PDRB menurut lapangan usaha yang dihitung melalui pendekatan nilai tambah, tersedianya data PDRB menurut penggunaan secara baik, lengkap dan berkesinambungan dapat memberikan gambaran fenomena ekonomi tentang perilaku konsumsi Masyarakat, Pemerintah dan Lembaga Non Profit, serta Investasi. Selain itu diperoleh juga informasi tentang surplus atau defisit neraca perdagangan barang dan jasa dengan pihak atau wilayah lain. PDRB Kabupaten Blora atas dasar harga berlaku pada tahun 2014 tercatat sebesar ,18 milyar rupiah. Angka tersebut merupakan agregat dari tiga komponen utama PDRB penggunaan. Komponen Pengeluaran sebesar ,84 milyar rupiah, Komponen Investasi (PMTB+ Inventori) sebesar 2.199,74 milyar rupiah dan Ekspor Neto tercatat sebesar minus 792,40 milyar rupiah. Nilai negatif pada komponen ekspor netto menunjukkan bahwa nilai barang dan jasa yang diimpor oleh wilayah Blora lebih besar daripadari nilai barang dan jasa yang diekspor keluar wilayah Blora. Sedangkan menurut harga konstan, PDRB Kabupaten Blora menurut penggunaan tahun 2014 tumbuh sebesar 4,39 persen, atau senilai ,20 milyar rupiah. Komponen Pengeluaran tercatat sebesar ,94 milyar rupiah, Komponen Investasi (PMTB+ Inventori) sebesar 1.742,18 milyar rupiah, dan Ekspor Neto sebesar minus 326,92 milyar rupiah. PDRB Kabupaten Blora Tahun

458 Pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga berlaku pada tahun 2014 tercatat ,22 milyar dan tumbuh sebesar 11,64 persen, sehingga memberikan andil terhadap pembentukan PDRB penggunaan sebesar 78,17 persen.sedangkan untuk harga konstan, pada tahun yang sama pengeluaran konsumsi rumah tangga mencatat pertumbuhan sebesar 4,19 persen atau senilai 9.357,71 milyar rupiah dan memberikan andil terhadap PDRB Kabupaten sebesar 76,53 persen. Nilai konsumsi lembaga Non Profit adh berlaku pada tahun 2014 tercatat sebesar 256,83 milyar rupiah, lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 221,10 milyar rupiah, atau terjadi laju pertumbuhan sebesar 16,16 persen lebih besar dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 13,77 persen. Sedangkan untuk harga konstan, pengeluaran Lembaga Non Profit pada tahun 2014 tercatat sebesar 204,58 milyar rupiah, meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 188,68 milyar rupiah atau terjadi pertumbuhan sebesar 8,43 persen. Kontribusi pengeluaran konsumsi pemerintah terhadap PDRB cukup besar, pada tahun 2014 adh berlaku, pengeluaran pemerintah tercatat sebesar 1.622,79 milyar rupiah dan memberikan kontribusi sebesar 10,78 persen terhadap total PDRB dan tumbuh sebesar 11,07 persen. Atas dasar harga konstan pada tahun yang samapengeluaran pemerintah tercatat sebesar 1.249,64 milyar rupiah dengan pertumbuhan sebesar3,30 persen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga harga konstan Kabupaten Blora pada tahun 2014 mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, untuk PMTB atas dasar harga berlaku bergerak dari 1.640,68 milyar rupiah pada tahun 2013 menjadi 1.868,47 milyar rupiah di tahun 2014, atau mengalami 414 PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

459 pertumbuhan sebesar 13,88 persen, sedangkan untuk harga konstan bergerak dari 1.490,45 milyar rupiah di tahun 2013 menjadi 1.547,12 milyar rupiah di tahun 2013, atau tumbuh sebesar 4,50 persen. Pada tahun 2014 adh berlaku, ekspor barang dan jasa dari Kabupaten Blora senilai ,54 milyar rupiah, dan tumbuhsebesar 11,82 persen. Sedangkan nilai impornya, pada tahun yang sama tercatat sebesar ,94 milyar rupiah, atau naik sebesar 8,99 persen. Walaupun pertumbuhan nilai ekspor lebih besar daripada nilai impor, Ekspor Neto masih bernilai negatif karena nilai impor jauh lebih besar daripada nilai ekspornya. Atas dasar harga konstan, ekspor barang dan jasa tahun 2014 senilai 9.580,61 milyar rupiah, dengan pertumbuhan sebesar 7,02 persen. Sedangkan nilai impornya, pada tahun yang sama tercatat sebesar 9.907,53 milyar rupiah, atau naik sebesar 5,14 persen. Pada tahun 2014 distribusi eksport barang dan jasa terhadap total nilai PDRB Kabupaten adh konstan tercatat sebesar 78,35 persen sedangkan impornya tercatat sebesar 81,03 persen, sehingga ekspor netonya tercatat sebesar minus 2,67 persen, terlihat bahwa nilai impor Kabupaten Blora lebih besar dari nilai ekspornya, sehingga Ekspor Neto Kabupaten Blora bernilai negatif. Hal ini menggambarkan bahwa kebutuhan akan konsumsi masyarakat Kabupaten Blora dominan menggunakan produk impor Saran Berdasarkan uraian tersebut di atas, beberapa saran yang perlu dilakukan supaya terjadi pertumbuhan ekonomi lebih cepat dan lebih dapat membawa kemakmuran bagi seluruh penduduk antara lain : PDRB Kabupaten Blora Tahun

460 1. Mendorong tumbuhnya pembentukan modal tetap bruto/investasi, dengan memberikan kemudahan perijinan, pemangkasan waktu dan biaya investasi serta perbaikan infrastruktur jalan dan air di Kabupaten Blora. 2. Mendorong sektor-sektor ekonomi yang ada untuk meningkatkan produksi dengan memberikan kemudahan kredit modal berbunga rendah dan optimalisasi penyuluhan/bimbingan, serta menggalakkan pemakaian produksi lokal sehingga defisit perdagangan bisa berkurang. 3. Konsumsi pemerintah dalam hal ini APBD yang diserap terutama belanja publik diarahkan untuk kegiatan/proyek yang menggerakkan perekonomian pada sektor-sektor yang mempunyai tingkat produktivitas tinggi seperti sektor pertanian, sektor perdagangan, dan sektor industri. Khususnya di sektor pertanian, Kabupaten Blora memiliki potensi sumber daya yang besar untuk produksi padi, jagung, kehutanan serta hasil-hasil peternakan. 416 PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

461

462

463 Tabel 1: PDRB KABUPATEN BLORA MENURUT PENGGUNAAN ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN (JUTA RUPIAH) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga , , , , ,33 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok , , , , ,99 1.b. Pakaian dan Alas Kaki , , , , ,62 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang , , , , ,62 1.d. Kesehatan dan Pendidikan , , , , ,06 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya , , , , ,74 1.f. Hotel dan Restoran , , , , ,15 1.g. Lainnya , , , , ,15 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT , , , , ,95 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah , , , , ,74 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto , , , , ,80 4.a. Bangunan , , , , ,69 4.b. Non-Bangunan , , , , ,11 5. Perubahan Inventori , , , , ,27 6. Ekspor , , , , ,31 7. Impor , , , , ,14 PDRB PENGELUARAN , , , , ,26 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

464 Tabel 2: PDRB KABUPATEN BLORA MENURUT PENGGUNAAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN (2010=100) TAHUN (JUTA RUPIAH) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga , , , , ,46 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok , , , , ,47 1.b. Pakaian dan Alas Kaki , , , , ,44 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang , , , , ,51 1.d. Kesehatan dan Pendidikan , , , , ,78 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya , , , , ,78 1.f. Hotel dan Restoran , , , , ,64 1.g. Lainnya , , , , ,85 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT , , , , ,07 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah , , , , ,79 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto , , , , ,69 4.a. Bangunan , , , , ,76 4.b. Non-Bangunan , , , , ,92 5. Perubahan Inventori , , , , ,12 6. Ekspor , , , , ,38 7. Impor , , , , ,23 PDRB PENGELUARAN , , , , , Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

465 Tabel 3: DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN BLORA MENURUT PENGGUNAAN ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN (PERSEN) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 77,83 77,37 77,13 77,83 78,17 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok 35,19 34,18 33,52 33,62 32,79 1.b. Pakaian dan Alas Kaki 3,39 3,40 3,18 2,93 2,90 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang 8,66 8,63 8,64 8,71 8,85 1.d. Kesehatan dan Pendidikan 4,96 4,88 4,88 4,74 4,80 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya 19,03 19,63 20,13 21,17 21,96 1.f. Hotel dan Restoran 4,93 4,80 4,79 4,77 5,06 1.g. Lainnya 1,67 1,85 1,99 1,88 1,81 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1,57 1,54 1,58 1,63 1,71 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 10,60 10,69 10,83 10,89 10,88 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 11,74 11,70 12,41 12,11 12,41 4.a. Bangunan 9,81 9,64 9,95 9,59 9,91 4.b. Non-Bangunan 1,93 2,06 2,46 2,52 2,50 5. Perubahan Inventori 0,55 3,17 5,21 4,90 2,20 6. Ekspor 75,91 74,63 72,81 72,62 73,06 7. Impor 78,19 79,10 79,97 79,98 78,42 PDRB PENGELUARAN 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

466 Tabel 4: DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN BLORA MENURUT PENGGUNAAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN (2010=100) TAHUN (PERSEN) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 77,83 77,85 77,62 76,68 76,53 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok 35,19 33,93 32,69 31,48 30,52 1.b. Pakaian dan Alas Kaki 3,39 3,37 3,38 3,33 3,34 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang 8,66 8,74 8,81 8,82 8,96 1.d. Kesehatan dan Pendidikan 4,96 5,02 5,06 5,09 5,13 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya 19,03 20,05 20,82 21,13 21,57 1.f. Hotel dan Restoran 4,93 4,88 4,89 4,84 5,00 1.g. Lainnya 1,67 1,86 1,97 2,00 2,01 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1,57 1,57 1,59 1,61 1,67 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 10,60 10,49 10,39 10,43 10,32 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 11,74 11,80 12,53 12,64 12,65 4.a. Bangunan 9,81 9,63 9,88 9,93 10,10 4.b. Non-Bangunan 1,93 2,17 2,65 2,71 2,56 5. Perubahan Inventori 0,55 3,73 3,91 2,76 1,60 6. Ekspor 75,91 74,50 74,65 76,33 78,26 7. Impor 78,19 79,93 80,70 80,45 81,03 PDRB PENGELUARAN 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

467 Tabel 5: INDEKS PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN BLORA MENURUT PENGGUNAAN ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN (PERSEN) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 100,00 111,40 119,97 133,45 148,98 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok 100,00 108,87 115,32 127,51 138,22 1.b. Pakaian dan Alas Kaki 100,00 112,25 113,34 115,35 126,62 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang 100,00 111,74 120,87 134,31 151,65 1.d. Kesehatan dan Pendidikan 100,00 110,25 119,22 127,53 143,62 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya 100,00 115,55 128,03 148,44 171,17 1.f. Hotel dan Restoran 100,00 109,19 117,50 129,13 152,15 1.g. Lainnya 100,00 123,86 144,28 150,39 160,98 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 100,00 109,95 122,30 139,14 161,62 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 100,00 113,03 123,66 137,06 152,23 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 100,00 111,73 128,00 137,72 156,84 4.a. Bangunan 100,00 110,23 122,84 130,58 149,87 4.b. Non-Bangunan 100,00 119,37 154,19 173,91 192,18 5. Perubahan Inventori 100,00 650, , ,38 598,10 6. Ekspor 100,00 110,18 116,11 127,69 142,78 7. Impor 100,00 113,38 123,82 136,52 148,79 PDRB PENGELUARAN 100,00 112,06 121,05 133,46 148,34 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

468 Tabel 6: INDEKS PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN BLORA MENURUT PENGGUNAAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN (2010=100) TAHUN (PERSEN) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 100,00 104,45 109,24 113,71 118,47 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok 100,00 100,68 101,77 103,25 104,49 1.b. Pakaian dan Alas Kaki 100,00 103,61 109,16 113,25 118,57 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang 100,00 105,46 111,43 117,54 124,75 1.d. Kesehatan dan Pendidikan 100,00 105,82 111,91 118,47 124,57 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya 100,00 109,98 119,81 128,09 136,51 1.f. Hotel dan Restoran 100,00 103,40 108,62 113,37 122,26 1.g. Lainnya 100,00 116,13 128,86 137,96 145,19 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 100,00 104,93 111,30 118,74 128,74 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 100,00 103,29 107,38 113,48 117,23 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 100,00 104,94 116,92 124,27 129,86 4.a. Bangunan 100,00 102,56 110,35 116,85 124,05 4.b. Non-Bangunan 100,00 117,00 150,23 161,88 159,36 5. Perubahan Inventori 100,00 713,00 784,76 583,46 352,18 6. Ekspor 100,00 102,48 107,73 116,06 124,21 7. Impor 100,00 106,75 113,05 118,75 124,85 PDRB PENGELUARAN 100,00 104,42 109,54 115,40 120, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

469 Tabel 7: INDEKS BERANTAI PDRB KABUPATEN BLORA MENURUT PENGGUNAAN ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN (PERSEN) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 100,00 111,40 107,69 111,24 111,64 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok 100,00 108,87 105,93 110,57 108,41 1.b. Pakaian dan Alas Kaki 100,00 112,25 100,97 101,77 109,77 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang 100,00 111,74 108,17 111,12 112,91 1.d. Kesehatan dan Pendidikan 100,00 110,25 108,14 106,97 112,62 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya 100,00 115,55 110,80 115,95 115,31 1.f. Hotel dan Restoran 100,00 109,19 107,61 109,90 117,82 1.g. Lainnya 100,00 123,86 116,48 104,24 107,04 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 100,00 109,95 111,23 113,77 116,16 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 100,00 113,03 109,40 110,84 111,07 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 100,00 111,73 114,56 107,59 113,88 4.a. Bangunan 100,00 110,23 111,44 106,30 114,77 4.b. Non-Bangunan 100,00 119,37 129,17 112,79 110,50 5. Perubahan Inventori 100,00 650,82 177,62 103,67 49,91 6. Ekspor 100,00 110,18 105,38 109,97 111,82 7. Impor 100,00 113,38 109,21 110,26 108,99 PDRB PENGELUARAN 100,00 112,06 108,02 110,25 111,15 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

470 Tabel 8: INDEKS BERANTAI PDRB KABUPATEN BLORA MENURUT PENGGUNAAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN (2010=100) TAHUN (PERSEN) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 100,00 104,45 104,59 104,09 104,19 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok 100,00 100,68 101,08 101,45 101,20 1.b. Pakaian dan Alas Kaki 100,00 103,61 105,36 103,75 104,70 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang 100,00 105,46 105,66 105,48 106,13 1.d. Kesehatan dan Pendidikan 100,00 105,82 105,75 105,86 105,15 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya 100,00 109,98 108,93 106,92 106,57 1.f. Hotel dan Restoran 100,00 103,40 105,05 104,37 107,84 1.g. Lainnya 100,00 116,13 110,96 107,06 105,24 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 100,00 104,93 106,06 106,69 108,43 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 100,00 103,29 103,96 105,68 103,30 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 100,00 104,94 111,41 106,28 104,50 4.a. Bangunan 100,00 102,56 107,59 105,89 106,16 4.b. Non-Bangunan 100,00 117,00 128,40 107,76 98,44 5. Perubahan Inventori 100,00 713,00 110,06 74,35 60,36 6. Ekspor 100,00 102,48 105,12 107,73 107,03 7. Impor 100,00 106,75 105,90 105,04 105,14 PDRB PENGELUARAN 100,00 104,42 104,90 105,36 104, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

471 Tabel 9: PERTUMBUHAN PDRB KABUPATEN BLORA MENURUT PENGGUNAAN ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN (PERSEN) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 11,40 7,69 11,24 11,64 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok 8,87 5,93 10,57 8,41 1.b. Pakaian dan Alas Kaki 12,25 0,97 1,77 9,77 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tangga 11,74 8,17 11,12 12,91 1.d. Kesehatan dan Pendidikan 10,25 8,14 6,97 12,62 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya 15,55 10,80 15,95 15,31 1.f. Hotel dan Restoran 9,19 7,61 9,90 17,82 1.g. Lainnya 23,86 16,48 4,24 7,04 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 9,95 11,23 13,77 16,16 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 13,03 9,40 10,84 11,07 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 11,73 14,56 7,59 13,88 4.a. Bangunan 10,23 11,44 6,30 14,77 4.b. Non-Bangunan 19,37 29,17 12,79 10,50 5. Perubahan Inventori 550,82 77,62 3,67 (50,09) 6. Ekspor 10,18 5,38 9,97 11,82 7. Impor 13,38 9,21 10,26 8,99 PDRB PENGELUARAN 12,06 8,02 10,25 11,15 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

472 Tabel 10: PERTUMBUHAN PDRB KABUPATEN BLORA MENURUT PENGGUNAAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN (2010=100) TAHUN (PERSEN) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 4,45 4,59 4,09 4,19 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok 0,68 1,08 1,45 1,20 1.b. Pakaian dan Alas Kaki 3,61 5,36 3,75 4,70 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tangga 5,46 5,66 5,48 6,13 1.d. Kesehatan dan Pendidikan 5,82 5,75 5,86 5,15 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya 9,98 8,93 6,92 6,57 1.f. Hotel dan Restoran 3,40 5,05 4,37 7,84 1.g. Lainnya 16,13 10,96 7,06 5,24 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 4,93 6,06 6,69 8,43 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3,29 3,96 5,68 3,30 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 4,94 11,41 6,28 4,50 4.a. Bangunan 2,56 7,59 5,89 6,16 4.b. Non-Bangunan 17,00 28,40 7,76 (1,56) 5. Perubahan Inventori 613,00 10,06 (25,65) (39,64) 6. Ekspor 2,48 5,12 7,73 7,03 7. Impor 6,75 5,90 5,04 5,14 PDRB PENGELUARAN 4,42 4,90 5,36 4, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

473 Tabel 11: INDEKS IMPLISIT PDRB KABUPATEN BLORA MENURUT PENGGUNAAN TAHUN (PERSEN) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 100,00 106,65 109,82 117,36 125,76 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok 100,00 108,13 113,31 123,49 132,28 1.b. Pakaian dan Alas Kaki 100,00 108,34 103,82 101,85 106,79 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tang 100,00 105,95 108,47 114,27 121,57 1.d. Kesehatan dan Pendidikan 100,00 104,18 106,53 107,65 115,29 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya 100,00 105,06 106,86 115,89 125,39 1.f. Hotel dan Restoran 100,00 105,60 108,17 113,91 124,45 1.g. Lainnya 100,00 106,66 111,97 109,01 110,88 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 100,00 104,78 109,88 117,18 125,54 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 100,00 109,43 115,15 120,78 129,86 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 100,00 106,47 109,48 110,82 120,77 4.a. Bangunan 100,00 107,47 111,32 111,75 120,82 4.b. Non-Bangunan 100,00 102,03 102,64 107,43 120,59 5. Perubahan Inventori 100,00 91,28 147,31 205,39 169,83 6. Ekspor 100,00 107,52 107,78 110,02 114,95 7. Impor 100,00 106,21 109,53 114,97 119,17 PDRB PENGELUARAN 100,00 107,32 110,51 115,64 123,13 Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun

474 Tabel 12: PERUBAHAN INDEKS IMPLISIT PDRB KABUPATEN BLORA MENURUT PENGGUNAAN TAHUN (PERSEN) KOMPONEN PENGGUNAAN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 6,65 2,97 6,87 7,16 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok 8,13 4,80 8,98 7,12 1.b. Pakaian dan Alas Kaki 8,34 (4,17) (1,90) 4,85 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyel Rmh Tangga 5,95 2,37 5,34 6,39 1.d. Kesehatan dan Pendidikan 4,18 2,26 1,05 7,10 1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya 5,06 1,72 8,45 8,20 1.f. Hotel dan Restoran 5,60 2,44 5,30 9,25 1.g. Lainnya 6,66 4,98 (2,64) 1,71 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 4,78 4,87 6,64 7,13 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 9,43 5,23 4,88 7,52 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 6,47 2,83 1,23 8,98 4.a. Bangunan 7,47 3,58 0,39 8,11 4.b. Non-Bangunan 2,03 0,60 4,67 12,25 5. Perubahan Inventori (8,72) 61,38 39,43 (17,32) 6. Ekspor 7,52 0,25 2,08 4,48 7. Impor 6,21 3,12 4,97 3,66 PDRB PENGELUARAN 7,32 2,98 4,64 6, Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2014

475

476

BUPATI BLORA KATA SAMBUTAN

BUPATI BLORA KATA SAMBUTAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 ii Analisa Data PDRB Kab. Blora Tahun 2015 BUPATI BLORA KATA SAMBUTAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Sebagaimana kita ketahui bersama

Lebih terperinci

BUPATI BLORA KATA SAMBUTAN

BUPATI BLORA KATA SAMBUTAN BUPATI BLORA KATA SAMBUTAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Pertama-tama saya ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Tim Penyusun Tinjauan PDRB Kabupaten Blora Tahun 2013 yang telah mampu membuktikan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 BPS PROVINSI BENGKULU No. 10/02/17/XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 EKONOMI BENGKULU TUMBUH 5,30 PERSEN, MENINGKAT DIBANDINGKAN TAHUN 2015 Perekonomian Provinsi Bengkulu

Lebih terperinci

Highlight PDRB Kota Magelang Tahun

Highlight PDRB Kota Magelang Tahun Highlight PDRB Kota Magelang Tahun 2015 1 DAFTAR ISI i iii v vi vii viii x 1 1 2 3 7 9 10 12 15 16 17 18 19 26 Halaman judul Sambutan Walikota Magelang Kata Pengantar Kepala Kantor Penelitian pengembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga dikatakan bahwa pembangunan ekonomi dapat mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga dikatakan bahwa pembangunan ekonomi dapat mendorong BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan proses yang menyebabkan pendapatan penduduk suatu wilayah meningkat dalam jangka panjang, sehingga dikatakan bahwa pembangunan

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN KUBU RAYA. Regional Economy of Kubu Raya Regency

PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN KUBU RAYA. Regional Economy of Kubu Raya Regency Kerja Sama BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KUBU RAYA dengan BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUBU RAYA Tahun Anggaran 2017 PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN KUBU RAYA Regional Economy of Kubu

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR

M E T A D A T A INFORMASI DASAR M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Statistik Departemen Statistik : Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi Statistik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE KATA PENGANTAR Buku Indikator Ekonomi Kota Lubuklinggau ini dirancang khusus bagi para pelajar, mahasiswa, akademisi, birokrat, dan masyarakat luas yang memerlukan data dan informasi dibidang perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 13/02/52/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 TUMBUH 5,06 PERSEN Perekonomian Provinsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 52/08/52/Th. XI, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2017 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2017 MENGALAMI KONTRAKSI 1,96 PERSEN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016 No. 12/02/51/Th. XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN EKONOMI BALI TAHUN TUMBUH 6,24 PERSEN MENINGKAT JIKA DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA. Perekonomian Bali tahun yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2014 EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2014 TUMBUH 5,4 PERSEN MENGUAT SETELAH MENGALAMI PERLAMBATAN SEJAK EMPAT TAHUN SEBELUMNYA No. 13/02/33/Th.IX, 5 Februari 2015 Release

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2016 Pertanian, Kehutanan, dan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Konstruksi Perdagangan Besar dan Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 73/11/52/X/2016, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 TUMBUH 3,47 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG 2008 2011 NOMOR KATALOG : 9302008.1114 UKURAN BUKU JUMLAH HALAMAN : 21,00 X 28,50 CM : 78 HALAMAN + XIII NASKAH : - SUB BAGIAN TATA USAHA - SEKSI STATISTIK SOSIAL

Lebih terperinci

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 TUMBUH 5,98 PERSEN Release PDRB tahun 2014 dan selanjutnya

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III2017 Provinsi Nusa Tenggara Barat No. 72/11/52/Th. XI, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Pertumbuhan Ekonomi Provinsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016 No. 1/0/33/Th.XI, 6 Februari 017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN TUMBUH 5,8 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN PERTUMBUHAN TAHUN SEBELUMNYA 17 1 A. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 No. 06/2/62/Th. IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 TUMBUH 6,21 PERSEN MELAMBAT SEJAK LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kalimantan Tengah

Lebih terperinci

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VIII, 7 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 TUMBUH 5,41 PERSEN Perekonomian Jakarta Timur tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA No. 10/02/94/Th. X, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TAHUN 2016 EKONOMI PAPUA TAHUN 2016 TUMBUH 9,21 PERSEN TUMBUH LEBIH CEPAT DIBANDING TAHUN LALU Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 01/08/1205/Th. VIII, 16 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 9902008.3373 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA SALATIGA TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas terbitnya publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Salatiga

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2014 No. 32/05/35/Th. XIV, 5 Mei 2014 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2014 (y-on-y) mencapai 6,40

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2016 I-12 II-12 III-12 IV-12 I-13 II-13 III-13 IV-13 I-14 II-14 III-14 IV-14 I-15 II-15 III-15 IV-15 I-16 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 31/05/52/Th X, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 No. 31/05/51/Th. XI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 EKONOMI BALI TRIWULAN I-2017 TUMBUH SEBESAR 5,75% (Y-ON-Y) NAMUN MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR 1,34% (Q-TO-Q) Total perekonomian Bali

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 No. 05/11/Th.IX, 5 Februari 2015 No. 11/02/63/Th.XIX/ 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 TUMBUH 4,85 PERSEN MELAMBAT SEJAK TIGA TAHUN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 10/02/34/Th.XVI, 3 Februari 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015 BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 02/12/1204/Th. XIX, 1 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2015 sebesar 5,08 persen

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 31/05/52/Th XI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2017 EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2017 MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015 2 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 29/05/34/Th.XVII, 5 Mei 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I 2015 TUMBUH 0,16 PERSEN MELAMBAT DIBANDING

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2017

Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-217 Ekonomi Gorontalo Triwulan III- 217 tumbuh 5,29 persen Perekonomian Gorontalo berdasarkan besaran Produk Domestik

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri MARET 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Maret 2017 Pertumbuhan Ekonomi Nasional Pertumbuhan ekonomi nasional, yang diukur berdasarkan PDB harga konstan 2010, pada triwulan IV

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen No. 11/02/75/Th.XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen Perekonomian Gorontalo tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2016 No. 32/05/51/Th. X, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2016 EKONOMI BALI TRIWULAN I-2016 TUMBUH SEBESAR 6,04% (Y-ON-Y) NAMUN MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR 1,46% (Q-TO-Q) Total perekonomian Bali

Lebih terperinci

Perekonomian Papua tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Perekonomian Papua tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) No. 09/02/94/Th. IX, 05 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TAHUN EKONOMI PAPUA TAHUN TUMBUH 7,97 PERSEN TUMBUH LEBIH CEPAT DIBANDING TAHUN LALU Perekonomian Papua tahun yang diukur berdasarkan Produk

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN III TAHUN 2016 NO. 76/11/33 TH. X, 1 NOVEMBER 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN III TAHUN 2016 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan III tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 12/02/61/Th.XVIII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN TUMBUH 5,02 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN TAHUN 2013 Perekonomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak sekedar terfokus pada peran pemerintah, banyak sektor yang mempunyai peran dalam kemajuan perekonomian di Indonesia. Proses

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN 7 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN EKONOMI TAHUN 2015 TUMBUH 4,06 PERSEN MELAMBAT SEJAK EMPAT TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kabupaten Bangka Selatan tahun 2015 yang diukur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015 BPS KABUPATEN SERDANG BEDAGAI No. 01/10/1218/Th.VII, 10 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Serdang Bedagai tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015 BPS KABUPATEN LABUHANBATU No. 01/10/1207/Th. IX, 6 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Labuhanbatu Tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 63/11/34/Th.XVIII, 7 November PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 4,68 PERSEN, LEBIH LAMBAT

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II TAHUN 2017 No. 54/08/19/Th.XI, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II TAHUN 2017 EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II-2017 TUMBUH 1,70 PERSEN MENINGKAT DIBANDING PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-321/PJ/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No.34/05/52/Th. IX, 5 Mei 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2015 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2015 TUMBUH 1,21 PERSEN Perekonomian Provinsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II-2017 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 58/8/21/Th. XII, 7 Agustus 217 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II-217 EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II 217 (Q TO Q) TUMBUH SEBESAR 1,16 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 Laju Pertumbuhan (persen) PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 TUMBUH 1,11 PERSEN LEBIH BAIK DIBANDING TRIWULAN III/2015 No. 054/11/14/Th.XVII, 7 November 2016 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2016 NO. 55/08/33 TH. X, 1 AGUSTUS 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2016 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II tahun 2016

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2017 NO. 55/08/33 TH. XI, 1 AGUSTUS 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2017 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II tahun 2017

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA

BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA Perkembangan perekonomian suatu wilayah, umumnya digambarkan melalui indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pendekatan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 09/02/Th.XX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH EKONOMI ACEH SELAMA TAHUN DENGAN MIGAS TUMBUH 3,31 PERSEN, TANPA MIGAS TUMBUH 4,31 PERSEN. Perekonomian Aceh

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH),

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), 2010-2016 A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4 848 847.7 5 422 596.4 6 137 535.9 6 879 709.2 7 610 994.1 8 399 150.1

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 12/02/52/Th.X, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TUMBUH 5,82 PERSEN Sampai dengan triwulan IV-2016 perekonomian

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2014 2 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA Release PDRB tahun dan selanjutnya menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA 2008 No. 11/02/34/Th.XVII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN EKONOMI DAERAH

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I-2017 No. 26/05/75/Th.XI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I-2017 EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I-2017 TUMBUH 7,27 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN I-2016 Perekonomian Gorontalo yang diukur

Lebih terperinci

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan Laju Pertumbuhan (persen) PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN II-2017 EKONOMI RIAU TRIWULAN II-2017 TUMBUH 2,41 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 No. 37/08/14/Th. XVIII, 7 Agustus 2017 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014 No. 17/05/31/Th.IX, 15 MEI 2010 No. 7/10/3171/Th.VII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014 Release PDRB tahun 2014 dan selanjutnya menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA 2008

Lebih terperinci

usaha perdagangan besar dan eceran (0,71%); pertanian, kehutanan dan perikanan (0,52%); serta konstruksi (0,54%).

usaha perdagangan besar dan eceran (0,71%); pertanian, kehutanan dan perikanan (0,52%); serta konstruksi (0,54%). No. 29/5/63/Th.XIX, 5 Mei 215 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I -215 EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I TAHUN 215 TUMBUH -4,78 PERSEN Perekonomian Kalimantan selatan pada triwulan I-215

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016 NO. 32/05/33 TH. X, 2 MEI 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan I tahun 2016 Provinsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015 No. 78/11/71/Th. IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015 TUMBUH 6,28 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara Triwulan III-2015 yang

Lebih terperinci

EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2016 TUMBUH 4,58 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2015

EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2016 TUMBUH 4,58 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 38/05/21/Th.XI, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2016 EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2016 TUMBUH 4,58 PERSEN MELAMBAT DIBANDING

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 No. 11/02/15/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN TUMBUH 7,9 PERSEN KINERJA POSITIF YANG TERUS TERJAGA DALAM KURUN LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No.11/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,05 PERSEN LEBIH TINGGI DIBANDING TAHUN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2017 NO. 32/05/33 TH. XI, 2 MEI 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2017 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan I tahun 2017 Provinsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2016 No. 09/02/14/Th. XVIII, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN EKONOMI RIAU TAHUN TUMBUH 2,23 PERSEN MEMBAIK DIBANDINGKAN TAHUN SEBELUMNYA (0,22 PERSEN) Perekonomian Riau tahun yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT No.01/10/3174/Th.IX, 3 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015 TUMBUH 5,96 PERSEN Trend laju pertumbuhan ekonomi Jakarta

Lebih terperinci

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018 LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018 METODOLOGI STATISTICAL REPORT iii BAB I PERTUMBUHAN INDUSTRI 1 BAB II PERTUMBUHAN INVESTASI 37 BAB III PERTUMBUHAN EKSPOR - IMPOR HASIL PERTANIAN 58 BAB

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2015 I-12 II-12 III-12 IV-12 I-13 II-13 III-13 IV-13 I-14 II-14 III-14 IV-14 I-15 II-15 III-15 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No.76/11/52/Th. IX, 5 November 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 55/08/52/Th. IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2015 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2015 TUMBUH 3,76 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017 EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017 TUMBUH 3,36 PERSEN MENINGKAT DARI TAHUN SEBELUMNYA YANG BERKONTRAKSI -0,72 PERSEN 26/05/94/Th.X,

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016 NO. 11/02/33 TH. XI, 1 FEBRUARI 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan IV tahun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI

PERKEMBANGAN INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI No. 13/12/33/16/Th.VIII, 15 Desember 2016 PERKEMBANGAN INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN BLORA TAHUN 2016 SEBESAR 94,13 Pada tahun 2016, Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 11/2/16/Th.XIX, 6 Februari 217 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 216 EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 216 TUMBUH 5,3 PERSEN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 31/05/35/Th.XV, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I 2017 TUMBUH 5,37 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2016 Perekonomian

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Bali Triwulan III 2017

Pertumbuhan Ekonomi Bali Triwulan III 2017 Berita Resmi Statistik Bulan November Provinsi Bali No. 73/11/51/Th. XI, 6 November BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI Pertumbuhan Ekonomi Bali Triwulan III Ekonomi Bali Triwulan III Tumbuh 6,22 Persen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN EKONOMI MURUNG RAYA TAHUN

BAB II TINJAUAN EKONOMI MURUNG RAYA TAHUN BAB II TINJAUAN EKONOMI MURUNG RAYA TAHUN 2010-2014 2.1 STRUKTUR EKONOMI Penetapan SDG s Sustainable Development Goals) sebagai kelanjutan dari MDG s Millenium Development Goals) dalam rangka menata arah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2015 BADAN PUSAT PUSAT STATISTIK STATISTIK KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN No. 01/11/1215/Thn.2016, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2015 Pertumbuhan ekonomi kabupaten Humbang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015 No. 11/02/15/Th.X, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN TUMBUH 4,21 PERSEN Perekonomian Provinsi Jambi tahun yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2017 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 36/05/21/Th. XII, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2017 EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I 2017 (Q TO Q) MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR -2,76 PERSEN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN III-2016 Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2016 Tumbuh 6,98 Persen Meningkat Dibanding dengan Triwulan II-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN III-2016 Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2016 Tumbuh 6,98 Persen Meningkat Dibanding dengan Triwulan II-2016 No. 62/11/75/Th.X, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN III-2016 Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2016 Tumbuh 6,98 Persen Meningkat Dibanding dengan Triwulan II-2016 Perekonomian Gorontalo

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN DAN PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK PADA

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III-2016 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 93/11/21/Th.XI, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III-2016 EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III-2016 (Y-ON-Y) TUMBUH 4,64 PERSEN MELAMBAT DIBANDING

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN III TAHUN 2016 No. 74/11/19/Th. X, 7 November PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN III TAHUN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN III- TUMBUH 3,83 PERSEN MENINGKAT DIBANDING PERTUMBUHAN TRIWULAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 10/02/73/Th. IX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016 EKONOMI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016 TUMBUH 7,41 PERSEN PDRB MENURUT

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

PERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA PERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA PDRB Kabupaten Way Kanan menurut lapangan usaha dirinci menjadi 17 kategori lapangan usaha dan sebagian besar kategori dirinci lagi menjadi subkategori. Pemecahan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT 10/02/32/Th. XVIII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN TUMBUH 5,03 PERSEN Perekonomian Jawa Barat tahun yang diukur berdasarkan Produk

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 12/02/52/Th.X, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT PADA TRIWULAN IV 2015 TUMBUH 11,98 PERSEN Sampai dengan

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015

PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015 No. 27/05/94/ Th. VIII, 5 Mei 2015 PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015 Perekonomian Papua triwulan I tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2014 No. 13/02/19/Th.IX, 5 Februari 2015 EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2014 TUMBUH 4,68 PERSEN MELAMBAT SEJAK TIGA TAHUN TERAKHIR Release PDRB

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 11/02/61/Th.XIX, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015 EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015 TUMBUH 4,81 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN TAHUN 2014

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI BIDANG USAHA UNGGULAN BERBAHAN BAKU PERTANIAN DALAM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI BIDANG USAHA UNGGULAN BERBAHAN BAKU PERTANIAN DALAM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI BIDANG USAHA UNGGULAN BERBAHAN BAKU PERTANIAN DALAM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA OLEH MUHAMMAD MARDIANTO 07114042 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN III TAHUN 2016 No. 64/11/36/Th.X, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN III TAHUN 2016 EKONOMI BANTEN TRIWULAN III TAHUN 2016 TUMBUH 5,35 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN DENGAN TRIWULAN YANG SAMA TAHUN SEBELUMNYA

Lebih terperinci