A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

dokumen-dokumen yang mirip
Hasil perhitungan t tabel

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan

III. METODE PENELITIAN. Umur responden merupakan usia responden dari awal kelahiran. sampai pada saat penelitian ini dilakukan.

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

III. METODE PENELITIAN. sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. Saat dunia mengalami krisis bahan bakar, Indonesiapun ikut terkena imbasnya.

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

INSTRUMEN IDENTIFIKASI FAKTOR PENENTU (IMPACT POINT) ASPEK TEKNIS UNTUK PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Petani Karakteristik petani dalam penelitian ini meliputi Umur, Pendidikan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. Variabel X merupakan variabel faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo

III.METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Peranan dan status merupakan suatu konsep yang saling berkaitan.

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. METODE PENELITIAN

MENGENAL KELAPA DALAM UNGGUL LOKAL ASAL SULAWESI UTARA (Cocos nucifera. L) Eko Purdyaningsih,SP PBT Ahli Muda BBPPTPSurabaya

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH

III. METODE PENELITIAN

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

III. METODE PENELITIAN. Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah milik dengan luas

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Metode

III. METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dan diuji sesuai

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

PERAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAWADA KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT. Oleh : Nur Rahmah dan Erni Wati ABSTRAK PENDAHULUAN

PELAKSANAAN PENELITIAN

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN. bibit sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) pupuk NPK, herbisida

V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

BAB III METODE PENELITIAN

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi Variabel Batasan definisi operasional ini mencakup semua pengertian yang

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

BAB III METODE PENELITIAN

PENGAIRAN BAWANG MERAH

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

III. MATERI DAN METODE

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa

HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT)

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai bagaimana variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan diidentifikasikan. Peranan ketua kelompok tani dalam adopsi inovasi budidaya jarak pagar diidentifikasikan sebagai variabel X dan adopsi inovasi budidaya jarak pagar sebagai variabel Y. Berdasarkan hipotesis yang diuji dalam penelitian ini, secara operasional diuraikan batasan, ukuran dan klasifikasi dari variabel bebas dan variabel terikat sebagai berikut: 1. Variabel Bebas (X) Variabel bebas (X) yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu peranan ketua kelompok tani dalam adopsi inovasi petani terhadap budidaya jarak pagar. Peranan ketua kelompok tani dilihat dari perannya sebagai pembantu penyuluh, sebagai pemimpin, sebagai pelopor, sebagai teladan, sebagai motivator dan sebagai komunikator. 1. Peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilakukan sesuai dengan status dan kedudukannya dalam masyarakat. Peranan ketua kelompok tani sebagai pembantu penyuluh yaitu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh ketua kelompok dalam membantu penyuluh melaksanakan tugas dan kewajiban menyebarkan informasi dan inovasi kepada petani. Indikator peranan ketua kelompok tani sebagai pembantu penyuluh adalah; a) keaktifan dalam menyebarkan informasi baru dari PPL kepada anggota kelompoknya, b)

menyadarkan anggota kelompoknya mengenai arti pentingnya berkelompok. Peranan ketua kelompok tani sebagai pembantu penyuluh diukur dengan satuan skor dari 1 sampai 3. Skor tertinggi adalah 12 dan skor terendah adalah 4 dan diklasifikasikan menjadi rendah (4,0 6,6), sedang (6,7 9,3) dan tinggi (9,4 12,0). 2. Peranan ketua kelompok tani sebagai pemimpin yaitu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh ketua kelompok dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin kelompok. Indikator peranan ketua kelompok sebagai pemimpin yaitu; a) memberikan bimbingan dan petunjuk dalam pengembangan usaha tani yang berhubungan dengan kepentingan kelompoknya, b) menunjukkan sikap yang baik agar dihormati para anggotanya. Peranan ketua kelompok tani sebagai pemimpin diukur dengan satuan skor dari 1 sampai 3. Skor tertinggi adalah 12 dan skor terendah adalah 4 dan diklasifikasikan menjadi rendah (4,0 6,6), sedang (6,7 9,3) dan tinggi (9,4 12,0). 3. Peranan ketua kelompok tani sebagai pelopor yaitu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh ketua kelompok dalam menjalankan tugasnya sebagai pelopor didalam kelompoknya. Indikator peranan ketua kelompok sebagai pelopor yaitu; a) memberikan inovasi-inovasi dalam berusaha tani yang dapat diterapkan para anggota kelompoknya, b) menggerakkan anggota kelompok untuk mencari informasi guna pengembangan usaha taninya. Peranan ketua kelompok tani sebagai pelopor diukur dengan satuan skor dari 1 sampai 3. Skor tertinggi adalah 15 dan skor terendah adalah 5 dan diklasifikasikan menjadi rendah (5,0 8,3), sedang (8,4 11,7) dan tinggi (11,8 15,0).

4. Peranan ketua kelompok tani sebagai teladan yaitu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh ketua kelompok dalam menjalankan tugasnya sebagai teladan bagi anggota kelompoknya. Indikator peranan ketua kelompok tani sebagai teladan yaitu; a) kemampuan memberikan contoh yang baik, terutama dalam hal berusaha tani, b) menunjukkan perilaku yang baik terhadap anggota kelompoknya. Peranan ketua kelompok tani sebagai teladan diukur dengan satuan skor dari 1 sampai 3. Skor tertinggi adalah 15 dan skor terendah adalah 5 dan diklasifikasikan menjadi rendah (5,0 8,3), sedang (8,4 11,7) dan tinggi (11,8 15,0). 5. Peranan ketua kelompok tani sebagai motivator yaitu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh ketua kelompok dalam melaksanakan tugasnya sebagai motivator didalam kelompoknya. Indikator peranan ketua kelompok sebagai motivator yaitu; a) memberikan dorongan anggota kelompok taninya agar berusaha lebih baik lagi, b) menggerakkan kerja sama antar anggota kelompoknya. Peranan ketua kelompok tani sebagai motivator diukur dengan satuan skor dari 1 sampai 3. Skor tertinggi adalah 15 dan skor terendah adalah 5 dan diklasifikasikan menjadi rendah (5,0 8,3), sedang (8,4 11,7) dan tinggi (11,8 15,0). 6. Peranan ketua kelompok tani sebagai komunikator yaitu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh ketua kelompok dalam menjalankan tugasnya sebagai komunikator atau penghubung antara petani dengan pihak lain, baik pihak pemerintah maupun pihak swasta. Indikator peranan ketua kelompok tani sebagai komunikator yaitu; a) menjadi penghubung antara petani dengan pihak lain, b) menyampaikan pesan atau informasi yang diperoleh ketua kelompok tani dari pihak lain kepada para anggota kelompoknya dengan cara penyampaian yang baik, sehingga mudah dimengerti oleh anggotanya. Peranan ketua kelompok tani

sebagai komunikatot diukur dengan satuan skor dari 1 sampai 3. Skor tertinggi adalah 12 dan skor terendah adalah 4 dan diklasifikasikan menjadi rendah (4,0 6,6), sedang (6,7 9,3) dan tinggi (9,4 12,0). Peranan ketua kelompok tani diukur dengan cara menjumlahkan seluruh skor dari 6 indikator. Skor terendah adalah 27,0 dan skor tertinggi adalah 81,0 dan diklasifikasikan menjadi rendah (27,0 45,0), sedang (45,1 63,1) dan tinggi (63,2 81,0). 2. Variabel Terikat (Y) Adopsi inovasi adalah proses seseorang mendengar hal baru sampai orang tersebut mengadopsi (menerima, menerapkan, menggunakan) hal baru tersebut. Variabel terikat (Y) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adopsi inovasi budidaya tanaman jarak pagar oleh petani. Variabel ini diukur berdasarkan unsur-unsur budidaya tanaman jarak pagar mulai dari pengolahan lahan, penggunaan benih, pembibitan, penanaman, pemeliharaan hingga panen dan pasca panen. 1. Pengolahan Lahan Persiapan lahan meliputi pembersihan lahan yaitu membersihkan lahan dari semak belukar dan gulma kemudian melakukan pembuatan lubang tanam, lubang tanam yang dianjurkan yaitu 30x30x30cm, dengan jarak lubang tanam 2x2m. Pengukuran pengolahan lahan dilakukan berdasarkan pembersihan lahan, pembuatan lubang tanam dan jarak lubang tanam yang diukur dengan satuan skor dari 1 sampai 3. Skor tertinggi adalah 12 dan skor terendah adalah 4 dan

diklasifikasikan menjadi kurang baik (4,0 6,6), cukup baik (6,7 9,3) dan baik (9,4 12,0). 2. Penggunaan Benih Benih jarak pagar yang baik dipilih dari biji yang telah cukup tua yaitu diambil dari buah yang telah masak biasanya berwarna hitam dan umur pohon sudah lebih dari 3 tahun. Pengukuran penggunaan benih dilakukan berdasarkan pemilihan biji jarak pagar yang akan dijadikan bibit yang diukur dengan satuan skor dari 1 sampai 3. Skor tertinggi adalah 9 dan skor terendah adalah 3 dan diklasifikasikan menjadi kurang baik (3,0 5,0), cukup baik (5,1 7,1) dan baik (7,2 9,0). 3. Pembibitan Pembibitan dapat dilakukan di polibag atau di bedengan. Setiap polibag ditanami 1 (satu) benih. Lama di pembibitan 2 3 bulan. Bibit jarak pagar sebaiknya diberikan naungan. Pengukuran pembibitan jarak pagar dilakukan berdasarkan penyiraman (setiap hari 2 kali pagi dan sore), penyiangan, dan seleksi yang diukur dengan satuan skor dari 1 sampai 3. Skor tertinggi adalah 21 dan skor terendah adalah 7 dan diklasifikasikan menjadi kurang baik (7,0 11,6), cukup baik (11,7 16,3) dan baik (16,4 21,0). 4. Penanaman Penanaman jarak pagar dapat dilakukan secara monokultur atau tumpang sari. Penanaman dilakukan setelah lubang tanam yang dibuat dibiarkan selama 2-3 minggu. Bibit jarak pagar yang akan dipindahkan keareal tanam sebaiknya menjelang musim hujan. Pengukuran penanaman jarak pagar dilakukan berdasarkan pemindahan bibit jarak pagar keareal tanam yang sesuai dengan anjuran yang diukur dengan satuan skor dari 1 sampai 3. Skor tertinggi adalah 12

dan skor terendah adalah 4 dan diklasifikasikan menjadi kurang baik (4,0 6,6), cukup baik (6,7 9,3) dan baik (9,4 12,0). 5. Pemeliharaan Jarak pagar sebaiknya disiram 2 hari sekali yaitu pada pagi dan sore hari. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai dengan hama dan penyakit yang menyerang jarak pagar. Selain itu, dilakukan juga pemangkasan jarak pagar, pemangkasan yang sesuai dengan anjuran yaitu pada saat tanaman jarak pagar telah beradaptasi setelah dipindahkan keareal tanam. Pengukuran pemeliharan jarak pagar dilakukan berdasarkan pemupukan, pengairan, pemangkasan, pengendalian gulma dan pemeliharaan terhadap hama dan penyakit tanaman yang diukur dengan satuan skor dari 1 sampai 3. Skor tertinggi adalah 21 dan skor terendah adalah 7 dan diklasifikasikan menjadi kurang baik (7,0 11,6), cukup baik (11,7 16,3) dan baik (16,4 21,0). 6. Panen dan Pasca Panen Pemanenan dilakukan ketika 75% buah di tangkai jarak pagar telah mengering dan sisa buah lainnya berwarna kuning kehijauan. Ciri buah yang telah kering adalah berwarna kuning hingga kecoklatan dan batas antara ruang biji tampak jelas bergaris. Pengukuran panen dan pasca panen jarak pagar dilakukan berdasarkan cara pemenenan jarak pagar dan perlakuan jarak pagar setelah panen yang diukur dengan satuan skor dari 1 sampai 3. Skor tertinggi adalah 12 dan skor terendah adalah 4 dan diklasifikasikan menjadi kurang baik (4,0 6,6), cukup baik (6,7 9,3) dan baik (9,4 12,0).

Adopsi inovasi budidaya jarak pagar sebagai bahan bakar alternatif diukur dengan cara menjumlahkan skor dari indikator budidaya jarak pagar. Skor terendah adalah 29,0 dan skor tertinggi adalah 87,0 dan diklasifikasikan menjadi rendah (29.0 48,3), sedang (48,4 67,7) dan tinggi (67,8 87,0). Pengklasifikasian variabel bebas dan terikat digunakan rumus Sturges (dalam, Dajan 1986) yaitu sebagai berikut: x k y Keterangan: Z = Lebar Kelas X = Nilai Skor Terendah Y = Nilai Skor Tertinggi K = Banyaknya Kelas / Kategori B. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dipilih secara sengaja (purposive) yakni di Desa Babatan Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa di Desa Babatan terdapat populasi petani mandiri yang bergabung dalam kelompok tani dan membudidayakan jarak pagar. Untuk lebih jelasnya jumlah kelompok tani yang membudidayakan jarak pagar di Desa Babatan Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Kelompok tani jarak pagar di Desa Babatan Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan No Nama Kelompok Tani Jarak Pagar Jumlah Anggota (Jiwa)

1. Karya Tani 25 2. Mekar Sari 1 25 3. Mekar Sari II 25 4. Sido Rukun II 25 5. Manunggal 1 25 6. Tunas Muda 25 150 Jumlah Sumber: Diolah dari BPP Kecamatan Katibung, 2009 Pada Tabel 8 terlihat bahwa jumlah petani di Desa Babatan Kecamatan Katibung berjumlah 150 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2010. C. Metode Penelitian, Pengumpulan Data dan Pengambilan Sampel Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Data yang digunakan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner). Kuisioner tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai peranan ketua kelompok tani dalam adopsi inovasi budidaya jarak pagar sebagai bahan bakar alternatif. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur, laporan, studi kepustakaan, serta instansi atau lembaga yang berkaitan dengan penelitian ini. Berdasarkan Tabel 7, jumlah seluruh petani jarak pagar yang ada di Desa Babatan Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan yakni sebanyak 150 orang yang terbagi dalam tujuh kelompok tani. Jumlah sampel ditentukan berdasarkan rumus Yamane (1967 dalam Rakhmat, 2004) sebagai berikut: N 150 n n 60 orang N( d) 2 2 1 150(0,1) 1

Keterangan n = banyaknya unit sampel N = banyaknya unit populasi d = tingkat presisi atau tingkat kesalahan yang ditetapkan 10% 1 = bilangan konstan Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebanyak 60 orang. Untuk memperoleh sampel masing-masing kelompok petani jarak pagar ditentukan dengan teknik pengambilan sampel proporsional yang mengacu pada teori Nasir (1988) sebagai berikut: n i Ni n N n 1 60 10 150 orang n 4 60 10 150 orang n 2 60 10 150 orang n 5 60 10 150 orang n 3 60 10 150 orang n 6 60 10 150 orang Keterangan n i = jumlah sampel setiap kelompok Ni = jumlah populasi masing-masing kelompok N = jumlah seluruh populasi n = jumlah seluruh sampel D. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif, tabulasi dan statistik. Analisis data dilakukan secara kuantitatif. Tujuan pertama pada penelitian ini akan di jawab secara deskriptif. Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang kedua dan ketiga guna melihat hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dan melihat peubah (X) yang paling berhubungan terhadap variabel (Y), maka menggunakan statistik nonparametrik dengan uji korelasi Parsial Kendall (Siegel, 1997)

dan di uji menggunakan SPSS 16 dengan Parsial Corelation (Riduwan, 2009). Uji korelasi Parsial Kendall digunakan karena mempunyai kelebihan dari uji karelasi lainnya, yaitu dapat melihat salah satu variabel bebas yang paling berhubungan terhadap variabel terikat, dengan bariabel bebas yang lainnya dianggap konstan (variabel control). Rumus uji korelasi Parsial Kendall yaitu : xy. z AD BC ( A B)( C D)( A C)( B D) Atau : xy. z xy zy zx 2 2 (1 zy)(1 zx) Keterangan : xy.z = Koefisien Korelasi Parsial Kendall xy = Korelasi antara X dan Y dengan yang lainnya dianggap konstan zy = Korelasi antara Z dan Y dengan yang lainnya dianggap konstan zx = Korelasi antara Z dan X dengan yang lainnya dianggap konstan Untuk mengetahui hubungan antara kedua varibel dapat menggunakan 2 cara, yaitu dengan menggunakan rumus t hitung dan melihat nilai signifikasi. Rumus t hitung yang digunakan adalah sebagai berikut: t hitung = r p a rsia l 2 1 r n 3 p a rsia l Keterangan: r parsial : nilai koefisien parsial n : Jumlah sampel Pengujian hipotesis dan kaidah pengambilan keputusan adalah : 1) Jika t hitung < t tabel pada = 0,01 atau = 0,05 maka H 1 ditolak, artinya tidak ada hubungan yang nyata antara kedua variabel.

2) Jika t hitung > t tabel pada = 0,01 atau = 0,05 maka H 1 diterima, artinya terdapat hubungan yang nyata antara kedua variabel. Untuk mengetahui hubungan antara kedua varibel dengan melihat nilai signifikasi, maka kaidah keputusan adalah: 1. Jika nilai signifikasi > pada = 0,01 atau = 0,05 maka H 1 ditolak, artinya tidak ada hubungan yang nyata antara kedua variabel. 2. Jika nilai signifikasi < pada = 0,01 atau = 0,05 maka H 1 diterima, artinya terdapat hubungan yang nyata antara kedua variabel. Untuk melihat peubah peranan ketua kelompok yang paling berhubungan dengan adopsi inovasi budidaya jarak pagar sebagai bahan bakar alternatif, maka dilihat koefisien Parsial Kendall yang terbesar.