BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Disusun oleh : Dhea Ajeng Clara P NPM : Kelas : 2EA33

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk membedakan dirinya dalam

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jawa Barat, yang

VII. SISTEM PENGELOLAAN USAHA TERNAK SAPI MANDIRI CISURUPAN. 7.1 Struktur Organisasi dan Pengambilan Keputusan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM KUD PUSPA MEKAR

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 I PENDAHULUAN. sapi perah sehingga kebutuhan susu tidak terpenuhi, dan untuk memenuhi

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Dengan adanya teknologi-teknologi yang canggih dapat

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD)

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN SAPI PERAH KUD GIRI TANI

Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB)) BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

PENGKAJIAN POTENSI PENGEMBANGAN USAHA SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN TRENGGALEK

7.2. PENDEKATAN MASALAH

BAB VI KONDISI LINGKUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN KUD GIRI TANI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perkembangan KUD Puspa Mekar

DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 1. SEJARAH PETERNAKAN SAPI PERAH DAN PERSUSUAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Karakteristik Wilayah dan Sosial Ekonomi Masyarakat Letak dan Kondisi Geografis Lokasi Penelitian

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Dengan kondisi geografis

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

1 III METODE PENELITIAN. (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KINERJA, PARTISIPASI, DAN MANFAAT BAGI ANGGOTA KOPERASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan sistem teknologi informasi telah berkembang sangat pesat. Jika diamati,

BAB I PENDAHULUAN. memang mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi bidang-bidang yang. berhubungan dengan kegiatan ekonomi contohnya saja dalam bidang

RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Periode Awal Berdirinya Badan Usaha Unit Desa (BUUD)

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara

: PERTANIAN ORGANISASI : DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Halaman sebelum perubahan

BAB I PENDAHULUAN. segar sampai produk-produk olahan yang berbahan baku susu sapi.

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dengan

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

PERANAN KOPERASI UNIT DESA (KUD) TERHADAP P0ENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI PERAH

BAB II GAMBARAN UMUM. 2.1 Sejarah Berdirinya KPRI Dwija Jaya Singorojo

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ASPEK FINANSIAL Skenario I

CAPAIAN KINERJA SKPD DALAM PENCAPAIAN 9 PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN RKPD 2014

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendukung berkembangnya sektor pertanian dan peternakan.

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

I. PENDAHULUAN. Pasar bebas bukan saja merupakan peluang namun juga ancaman. yang harus dihadapi oleh industri yang berkeinginan untuk terus maju dan

STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN

ANDRI NOVANDI JABATAN : MANAJER HR, KESEKRETARIAN, & ADM UMUM

PENGANTAR. guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang cenderung bertambah dari tahun

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mayoritasnya bermatapencarian sebagai petani.

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dede Upit, 2013

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

KEBIJAKAN EKONOMI INDUSTRI AGRIBISNIS SAPI PERAH DI INDONESIA

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

PENDAHULUAN. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap gizi dari susu menyebabkan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pengembangan Kapasitas, Kesimpulan & Rekomendasi DIFS Live Pakan Sapi Perah WORKSHOP PENUTUPAN DIFS LIVE PROJECT JAKARTA, NOVEMBER 21, 2017

BAB I PENDAHULUAN. bidang pertanian dan peternakan.pada umumnya sebagian besar penduduk. yang biasanya dimanfaatkan untuk pakan ternak sapi.

PERSUSUAN INDONESIA: KONDISI, PERMASALAHAN DAN ARAH KEBIJAKAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi pancasila. Secara ideologis normatif sumber dari dasar penjabaran

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

ILMU PRODUKSI TERNAK PERAH PENDAHULUAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang berada di wilayah kerja

Transpormasi kelembagaan tani menjadi Kelembagaan Ekonomi Petani tidak terelakkan lagi, sejalan dengan tuntunan untuk melakukan penguatan organisasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. perjuangan dari Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) untuk

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. kebutuhan susu nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum Koperasi Karyawan Perguruan Tinggi Swasta ABC

BAB I PENDAHULUAN. Dan dari sekian banyak para pengusaha budidaya sapi di indonesia, hanya sedikit. penulis ingin mengangkat tema tentang sapi perah.

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku

SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PETERNAKAN

TINJAUAN PUSTAKA. Gaduhan Sapi Potong. Gaduhan adalah istilah bagi hasil pada bidang peternakan yang biasanya

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

Pendapatan Rata-Rata Peternak Sapi Perah Per Ekor/Bulan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, koperasi sebagai soko guru

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari 21 program utama Departemen Pertanian terkait dengan

VI ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Transkripsi:

53 BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI 4.1 Sejarah Perkembangan KPSBU Jabar Bangsa Belanda mulai memperkenalkan sapi perah kepada masyarakat Lembang sekitar tahun 1800-an. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan peternak sapi perah mulai bertambah sehingga disadari akan pentingnya memasarkan produk susu yang dihasilkan oleh para peternak sapi perah. Meskipun terdapat beberapa industri yang dapat menampung produk susu segar dari para peternak sapi, kondisi ini belum menguntungkan pihak peternak sapi perah karena harga yang ditetapkan belum memuaskan dan hanya menguntungkan pihak industri saja. Oleh karena itu, dalam rangka menaikkan posisi tawar para peternak sapi di Lembang maka dibentuklah Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara yang didirikan oleh 35 peternak pada tanggal 8 Agustus 1971 dan terus berupaya mencapai tujuan menjadi model koperasi yang menyejahterakan anggotanya. Keberadaan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara semakin berkembang setiap tahunnya yang ditandai dengan semakin meningkatnya produksi susu yang dihasilkan. Peningkatan tersebut didukung oleh kerja sama pengembangan susu segar dengan PT. Frisian Flag Indonesia (FFI). Mulai tahun 2002 KPSBU bekerja sama dengan PT. FFI untuk memasok susu segar. Tercatat hingga tahun 2010 jumlah peternak sapi perah yang menjadi anggota KPSBU sebanyak 6.952 orang sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 6.907 orang sehingga mengalami peningkatan jumlah anggota 45 orang atau naik 0.65% dari tahun sebelumnya. Pada umumnya jenis sapi yang banyak dipelihara oleh para peternak anggota KPSBU adalah jenis sapi bangsa Fries Holland (FH) dan peranakannya. Pada saat ini, KPSBU menjadi salah satu koperasi terbaik di Indonesia. KPSBU menempati urutan pertama sebagai koperasi susu terbaik dan merupakan leader, baik dari segi manajemen, pengembangan organisasi, maupun kualitas produk di Jawa Barat. Keberhasilan KPSBU dapat terukur dengan diberikannya penghargaan Indonesia Cooperative Award dari Kementrian Negara Koperasi dan UKM serta

54 Majalah SWA pada tahun 2006. Pada tanggal 13 Juli 2008 KPSBU Lembang diresmikan oleh Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menjadi KPSBU Jabar. 4.2 Visi dan Misi KPSBU Jabar Setiap organisasi mempunyai visi dan misi dalam menjalankan usahanya agar terarah dan tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. KPSBU Jabar mempunyai visi yaitu menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia dalam menyejahterakan anggota. Untuk mencapai visi tersebut KPSBU Jabar memiliki misimisi yang mendukung. Misi-misi KPSBU Jabar adalah : a. Menyejahterakan anggota melalui layanan prima dalam industri persusuan dengan manajemen yang berkomitmen. b. Meningkatkan kapasitas kelembagaan koperasi melalui pendidikan, pemberdayaan SDM dan kemitraan strategis. Visi dan misi yang dimiliki oleh KPSBU sejalan dengan nilai-nilai yang dianut oleh KPSBU, yaitu inovatif, dinamis, berorientasi pada kualitas, keterbukaan, keadilan, demokratis, dan mandiri. 4.3 Keadaan KPSBU Jabar Struktur organisasi KPSBU Jabar terdiri dari pengurus dan badan pengawas. Pengurus bertujuan mengelola koperasi yang dibantu oleh para karyawan, sedangkan badan pengawas bertugas mengawasi pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi. Rapat Anggota Tahunan (RAT) memegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi. RAT dilaksanakan satu tahun sekali yang berisi laporan pertanggungjawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya, menetapkan kebijakan umum dan membuat rencana kerja. Seiring dengan berjalannya waktu, KPSBU Jabar mengalami pengembangan struktur organisasi yang terdiri dari berbagai unit kerja agar dapat mencapai kinerja organisasi dan juga pelayanan kepada anggota yang efektif. Secara singkat struktur organisasi KPSBU digambarkan pada Gambar 4.

55 RAT PENGURUS PENGAWAS MANAJER LABORATORIUM & QUALITY CONTROL PROGRAMMER PRODUKSI SUSU PENGOLA HAN SUSU WASERDA MAKANAN TERNAK PELAYANAN & KEUANGAN PERSONALIA ADMINKEU IB KESWAN PENYULUHAN & KELEMBAGAAN PEMBIBITAN PENGEMBANGAN CIATER PENGEMBANGAN PUSPAMEKAR ANGGOTA Gambar 4. Struktur Organisasi KPSBU Jabar

57 Berdasarkan hal tersebut jumlah karyawan yang terdapat pada KPSBU juga mengalami peningkatan. KPSBU Jabar memiliki karyawan tetap, karyawan harian dan karyawan kontrak dari berbagai tingkat pendidikan. Jumlah karyawan KPSBU pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini. Tabel 9. Jumlah karyawan tetap KPSBU Jabar tahun 2010 No. Unit Kerja Jumlah 1 Manajer 1 2 Korwil 13 3 Personalia dan Kesekreriatan 18 4 Administrasi dan Keuangan 10 5 Pelayanan Keuangan 7 6 Pembinanaan dan Kelembagaan 3 7 Pengembangan Wilayah Ciater 2 8 COO Puspa Mekar 1 9 Makanan Ternak 14 10 IB/Keswan 21 11 Produksi Susu 133 12 Laboratorium dan QC 8 13 Pengolahan Susu 15 14 Waserda 9 15 Internal Audit 4 Jumlah 260 Sumber: RAT KPSBU Jabar (2010) 4.3.1 Bidang Usaha KPSBU Jabar KPSBU Jabar bergerak di bidang usaha yang terdiri dari: a. Produksi susu Pada tahun 2010 KPSBU Jabar dapat menampung susu dari anggota 49.571.627, 50 liter atau 135.812, 7 liter per hari. Pemasaran susu di KPSBU masih bergantung pada IPS. Sebanyak 82,91% susu segar dari KPSBU dikirim ke pabrik Frisian Flag Indonesia di Jakarta. b. Pakan konsentrat Kondisi sapi yang sehat sangat mempengaruhi produksi susu. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah asupan makanannya. Dengan pertimbangan lahan hijau yang sudah semakin sempit maka dibutuhkan konsentrat bagi pakan sapi perah tersebut. KPSBU Jabar

58 memproduksi pakan konsentrat yang siap dipasarkan pada tahun 2010 sebanyak 30.946.152 kg. c. Pengolahan susu Pendapatan pengolahan susu terdiri dari penjualan susu eceran, pendapatan produksi yoghurt dan susu sterilisasi. Produk hasil pengolahan ini diberi merk Freshtime. Produk susu sterilasasi dikemas dalam kemasan dengan rasa coklat dan strawberi sedangkan untuk yoghurt KPSBU menawarkan lima rasa yang berbeda, yaitu melon, durian, anggur, moka dan strawberi. Pada tahun 2010 penjualan susu eceran dan susu olahan sebesar Rp 17.759.035.760 atau naik 32,21% dari target yang sudah ditetapkan pada tahun sebelumnya. Produksi yoghurt dari KPSBU Jabar termasuk dalam skala kecil karena masih manual dalam pembuatannya. d. Waserda Warung serba ada (waserda) menyediakan barang-barang keperluan rumah tangga dan kandang bagi anggota. Hasil penjualan barang pada tahun 2010 sebesar Rp 11.283.905.000, 20 atau melebihi target dari tahun sebelumnya sebesar 60,28%. e. Pembibitan sapi Dalam rangka menjaga kualitas sapi, maka peran pembibitan sapi sangat penting. Pada tahun 2010 hasil penjualan pembibitan sapi sebesar Rp 2.189.640.000,00 atau turun 7,20% dari tahun 2009, hal ini disebabkan oleh harga jual ternak sapi mengalami penurunan. 4.3.2 Pelayanan KPSBU Jabar Sesuai dengan tujuannya untuk menyejahterakan anggotanya, maka KPSBU memiliki beberapa aktivitas pelayanan, yaitu:

59 a. Pemasaran susu kepada IPS KPSBU Jabar mengumpulkan susu segar dari peternak anggota untuk dikirimkan ke IPS, misalnya PT. Frisian Flag Indonesia, PT. Danone Dairy Indonesia, Unican, PT. ISAM. b. Pelayanan simpan pinjam anggota Pelayanan simpan pinjam memberikan kesempatan kepada anggota untuk meminjam uang kepada koperasi tanpa beban bunga. Pembayaran pinjaman dilakukan dengan sistem pemotongan berkala pada saat pembayaran susu kepada peternak. c. Waserda Waserda yang dikelola oleh koperasi menyediakan barang-barang kebutuhan rumah tangga dan kandang. Waserda menyediakan layanan antar langsung kepada peternak. Pembayaran terhadap waserda juga dilakukan dengan sistem pemotongan pada saat pembayaran susu. d. Pelayanan kesehatan anggota Untuk menjamin kesehatan peternak, KPSBU Jabar juga menyediakan program pelayanan kesehatan. Program ini adalah hasil kerja sama KPSBU Jabar dengan tenaga medis yang berada di wilayah kerja KPSBU Jabar. e. Pelayanan inseminasi buatan dan kesehatan hewan Pelayanan ini berupa pelayanan dokter hewan dan obat-obatan secara gratis untuk ternak yang sakit. Peternak juga mendapatkan pelayanan gratis dalam melakukan inseminasi buatan. f. Pabrik makanan ternak Selain pakan utama berupa rumput atau yang biasa disebut dengan istilah hijauan, peternak sapi di Indonesia khususnya memerlukan suplemen makanan bagi sapi ternaknya berupa pakan konsentrat. Hal ini disebabkan lahan peternakan yang semakin sempit maka produksi hijauan pun menurun. Dalam hal ini, KPSBU Jabar menyediakan pelayanan berupa produksi makanan ternak.

60 g. Pelayanan program sapi bergulir mandiri Pada tahun 2010 KPSBU Jabar telah memberikan kredit sapi bergulir mandiri kepada anggota sebanyak 48 ekor dengan dana yang dikeluarkan sebesar Rp 518.250.000, 00. 4.4 Modal Insani yang Ada di KPSBU Jabar Modal insani yang dimiliki oleh setiap organisasi berbeda-beda tergantung bagaimana organisasi tersebut mengelolanya. Pengelolaan modal insani yang baik akan berdampak pada keunggulan bersaing organisai bersangkutan. Selain sekolah atau pendidikan formal dan pengetahuan atau wawasan yang sudah merupakan modal dasar yang dimiliki oleh setiap individu dalam bekerja, faktor pelatihan sangat berperan penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Pengembangan sumber daya manusia sangat penting dan menjadi prioritas utama di KPSBU Jabar untuk menghadapi persaingan yang ketat saat ini dituntut untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Produk yang berkualitas tersebut dihasilkan oleh sumber daya manusia yang terampil, professional dan berkomitmen. Dalam rangka peningkatan sumber daya manusia, pada tahun 2010 KPSBU Jabar telah melaksnakan beberapa kegiatan sebagai berikut ini. 1. Peningkatan SDM Anggota a. Pendidikan dasar-dasar perkoperasian Pendidikan dasar-dasar perkoperasian (Diksarkop) merupakan prioritas utama calon anggota yang sudah memenuhi syarat untuk menjadi anggota, hal ini sesuai dengan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) bahwa Diksarkop adalah pendidikan dasar-dasar perkoperasian yang bertujuan untuk meningkatkan wawasan anggota atau pengetahuan anggota mengenai organisasi koperasi, dengan harapan anggota KPSBU Jabar mengerti dan melaksanakan aturan-aturan KPSBU Jabar.

61 b. Penyuluhan teknis peternakan Penyuluhan teknis peternakan sapi perah merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas susu segar dan menyelesaikan berbagai permasalahan teknis peternakan, diantaranya tata laksana peternakan sehingga kualitas susu yang dihasilkan oleh peternak mengalami peningkatan. 2. Peningkatan SDM Karyawan a. Pelatihan komputer Seiring dengan kemajuan jaman dan teknologi yang begitu pesat, KPSBU Jabar dituntut untuk mengikuti perubahan tersebut apabila ingin tetap bertahan. Berdasarkan hal tersebut KPSBU Jabar mengadakan pelatihan komputer bagi karyawanya. b. Pelatihan perpajakan Dalam kaitannya dengan masalah keuangan khususnya perpajakan KPSBU jabar pada tahun 2010 telah berpartisipasi dalm pelatihan perpajakan yang diselenggrakan oleh kantor pajak. c. Pelatihan tester Karyawan yang bertugas untuk menerima susu dari daerah (tester) berkewajiban melakukan pengujian dengan beberapa tahapan standar, yang salah satunya adalah tes organoleptik (rasa, warna, bau). d. Pelatihan manajemen pemasaran Pada saat ini KPSBU Jabar memerlukan karyawan yang cukup handal dalam hal memasarkan produk. Berdasarkan hal tersebut, KPSBU Jabar melaksanakan pelatihan pemasaran produk yang bekerja sama dengan Rabobank Foundation.