6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan merupakan salah satu sumber yang berperan penting pada lembaga pendidikan. Menurut UU 43 tahun 2007 perpustakaan terdiri dari perpustakaan nasional, perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah, dan perpustakaan perguruan tinggi. 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan pusat penyedia informasi untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Keberadaan perpustakaan pada perguruan tinggi sangat penting untuk melayani mahasiswa, staf pegawai maupun lembaga pendidikan itu sendiri. Menurut Sutarno (2003:35) perpustakaan perguruan tinggi dapat diartikan sebagai perpustakaan yang berada di perguruan tinggi, baik universitas, akademi, sekolah tinggi, ataupun institut. Keberadaan, tugas, dan fungsi perpustakaan adalah dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Perpustakaan perguruan tinggi di istilahkan sebagai research library atau perpustakaan penelitian karena perpustakaan perguruan tinggi digunakan sebagai sarana penunjang dalam kegiatan penelitian.
7 Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang merupakan bagian integral dari kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dan berfungsi sebagai pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya t ujuan pendidikan yang berkedudukan di perguruan tinggi. Menurut Sulistyo-Basuki (1991:51) perpustakaan perguruan tinggi diartikan sebagai perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya. Berdasarkan definisi diatas maka dapat diambil suatu pengertian bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang berada pada perguruan tinggi yang memiliki tugas dan fungsi dalam rangka menunjang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. 2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan tempat dari jajaran koleksi bahan pustaka maupun koleksi lainnya untuk mendukung jalannya proses belajar mengajar agar mencapai tujuan dari perpustakaan perguruan tinggi. Menurut Sulistyo-Basuki (1991:52) menyatakan secara umum tujuan Perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut.
8 1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. 2. Menyediakan bahan pustaka rujukan (referensi) pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa program pasca sarjana dan pengajar. 3. Menyediakan ruangan belajar untuk pemakai perpustakaan. 4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai. 5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industri lokal. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam hal ini mahasiswa, staf pegawai, dan pengajar. 2.2 Layanan Perpustakaan Perpustakaan terdiri dari beberapa unit kegiatan yaitu pengadaan bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka, dan pelayanan bahan pustaka. Ketiga unit kegiatan tersebut memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Layanan perpustakaan merupakan pusat dari kegiatan perpustakaan. 2.2.1 Pengertian Layanan Perpustakaan Perpustakaan merupakan tempat yang didalamnya terdapat berbagai macam aktivitas yang menjadi tugas pokoknya. Perpustakaan memiliki fungsi sebagai penyedia informasi dan pusat ilmu pengetahuan. Tidak hanya melaksanakan tugas mengumpulkan, menyusun informasi, menyediakan, dan
9 memberikan pinjaman bahan pustaka kepada pengguna perpustakaan. Perpustakaan juga memiliki kewajiban dalam memberikan pelayanan kepada pengguna perpustakaan. Menurut Supeno (1994:122) pelayanan perpustakaan adalah memberikan bantuan, fasilitas, dan penunjukkan untuk mempermudah informasi yang dibutukan secara cepat dan mudah. Menurut Darmono (2004:134) pelayanan perpustakaan pada awalnya diartikan sebagai penawaran semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemakai yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkan. Namun kini perpustakaan secara aktif menawarkan segala bentuk koleksi kepada pengguna perpustakaan. Perpustakaan sekarang ini berupaya untuk menyediakan segala kemungkinan informasi yang diperlukan oleh pengguna perpustakaan. Berdasarkan uraian diatas, dapat diartikan bahwa pelayanan perpustakaan merupakan penyediaan fasilitas dan informasi dan segala bentuk bantuan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan dan kepuasan pengguna perpustakaan. 2.2.2 Jenis Layanan Perpustakaan Terdapat beberapa jenis layanan perpustakaan yang disediakan kepada pengguna perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dalam memberikan kepuasan bagi pengguna perpustakaan. Jenis layanan perpustakaan dapat dipengaruhi oleh jenis perpustakaan dan pengguna yang dilayaninya. Jenis perpustakaan seperti perpustakaan umum dan perpustakaan perguruan tinggi
10 memiliki perbedaan dalam jenis layanan perpustakaan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan. Beberapa jenis layanan perpustakaan menurut Darmono (2004:141) adalah sebagai berikut. 1. Layanan peminjaman bahan pustaka (layanan sirkulasi) Layanan peminjaman bahan pustaka (layanan sirkulasi) merupakan layanan khusus kepada pengguna perpustakaan yang memberikan peminjaman bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan. Layanan peminjaman bahan pustaka memiliki sistem tertentu dan aturan peminjaman yang digunakan perpustakaan sesuai dengan kondisi dari perpustakaan. 2. Layanan Referensi Layanan referensi adalah layanan perpustakaan yang menyediakan koleksi-koleksi khusus berupa ensiklopedia, kamus, direktori, buku tahunan, almanak, yang terdapat informasi teknis dan singkat. Koleksi pada layanan referensi tidak dapat di pinjam oleh pengguna perpustakaan dan hanya diperbolehkan untuk dibaca di ruang referensi. 3. Layanan Ruang Baca Layanan ruang baca merupakan layanan yang disediakan perpustakaan untuk tempat melakukan kegiatan membaca di perpustakaan. Layanan ini disediakan apabila pengguna perpustakaan ingin memanfaatkan koleksi-koleksi yang ada hanya dimanfaatkan di perpustakaan.
11 Selain layanan diatas, terdapat beberapa layanan dalam bentuk lain yang disediakan perpustakaan antara lain sebagai berikut. 1. Layanan Audio Visual (AV) Layanan audio visual merupakan layanan yang diberikan khusus untuk bahan-bahan audio visual. Layanan ini berupa peminjaman dan pemutaran film, slide, dan filmstrip. 2. Layanan Berceritra Layanan ini terkadang diselenggarakan pada perpustakaan anakanak atau perpustakaan sekolah dasar. Layanan ini dilakukan sesuai dengan jadwal dan tidak bersifat tetap. Layanan ini tidak diberikan secara perseorangan. 3. Layanan Jasa Dokumentasi Layanan jasa dokumen merupakan pemberian jasa layanan penyediaan dokumen yang dibutuhkan oleh pengguna seperti peraturan perundangan serta terbitan pemerintah yang dikumpulkan perpustakaan. 4. Layanan Jasa Informasi Layanan ini berupa layanan dengan menggunakan alat komunikasi seperti melalui surat, telepon, atau layanan ini juga dapat dilakukan melalui tatap muka. Layanan ini dipergunakan jika pengguna perpustakaan terkadang membutuhkan informasi tertentu.
12 5. Layanan Terjemahan Untuk jenis perpustakaan tertentu, layanan jasa terjemahan memiliki banyak peminat, seperti pada perpustakaan perguruan tinggi. 6. Layanan jasa silang layanan Layanan ini disebut dengan layanan pinjam antar perpustakaan. Layanan ini diadakan jika pengguna perpustakaan tidak memperoleh informasi yang diperlukan di perpustakaan. Untuk itu perpustakaan dapat menghubungi perpustakaan lain untuk membantu pengguna perpustakaan dalam meminjamkan koleksinya. Peminjaman ke perpustakaan lain dilaksanakan atas nama perpustakaan bersangkutan, tidak atas nama pengguna perpustakaan yang meminjam. Setelah buku tersebut didapat barulah dipinjamkan kepada pengguna. 7. Layanan pembundelan dan perbaikan buku Layanan ini biasanya terdapat pada perpustakaan besar. Perpustakaan memiliki bagian pembundelan dan perbaikan buku. Dalam layanan ini biasanya bertugas dalam memperbaiki jilidan dan koleksikoleksi yang rusak di perpustakaan. Bagian layanan ini juga dapat menerima perbaikan dan penjilidan dari perpustakaan lain. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa layanan perpustakaan terdiri dari layanan peminjaman bahan pustaka (layanan sirkulasi), layanan referensi, layanan ruang baca, dan layanan dalam bentuk lain seperti layanan audio visual, layanan berceritra, layanan jasa dokumentasi, layanan jasa informasi, layanan terjemahan, layanan jasa silang layanan, layanan
13 pembundelan dan perbaikan buku, layanan tersebut disediakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. 2.2.3 Sistem Layanan Perpustakaan Perpustakaan berupaya untuk memberikan pelayanan secara optimal dalam rangka memenuhi kebutuhan bagi pengguna perpustakaan. Agar pengguna dapat memanfaatkan fasilitas yang disediakan di perpustakaan maka perpustakaan menentukan sistem layanan. Menurut darmono (2004:137) Terdapat dua sistem layanan yang terdiri dari sistem terbuka (open access system) dan sistem tertutup (closed acces system). Sistem terbuka (open acces system) merupakan sistem layanan yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk dapat memilih, menemukan, atau mengambil bahan pustaka yang diperlukan dari jajaran koleksi bahan pustaka yang ada di rak perpustakaan. Sistem layanan terbuka (open acces system) memiliki keuntungan dan kelemahan dalam penyelenggaraan perpustakaan. Menurut Darmono (2004:140) keuntungan dan kelemahan dari sistem layanan terbuka adalah sebagai berikut. Keuntungan sistem layanan terbuka (open acces system) adalah sebagai berikut. 1. Pemakai dapat melakukan pengambilan sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi. 2. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan.
14 3. Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang dicari tidak ditemukan. 4. Dalam sistem ini tenaga perpustakaan yang bertugas untuk mengambilkan bahan pustaka tidak diperlukan sehingga bisa diberi tanggung jawab dibagian lain. Kelemahan sistem layanan terbuka (open acces system) adalah sebagai berikut. 1. Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan (jajaran) menjadi kacau karena ketika mereka melakukan browsing. Buku yang sudah dicabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai secara tidak tepat. 2. Ada kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan sistem yang bersifat tertutup. 3. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu lintas/mobilitas pemakai lebih leluasa. 4. Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk mengambil sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan berbagai ekses seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan pustaka. Sistem tertutup (closed access system) merupakan sistem yang tidak memperbolehkan pengguna untuk mencari atau mengambil bahan pustaka. Pengguna perpustakaan yang ingin mengambil atau meminjam bahan pustaka harus melalui petugas perpustakaan. Menurut Darmono (2004:138), terdapat keuntungan dan kelemahan pada sistem layanan tertutup (closed acess system).
15 Keuntungan sistem layanan tertutup antara lain: 1. Jajaran koleksi akan tetap terjaga kerapiannya karena hanya petugas perpustakaan yang boleh masuk kejajaran koleksi. 2. Kemungkinan terjadinya kehilangan atau perobekan bahan pustaka dapat ditekan karena pemakai tidak dapat melakukan akses langsung ke jajaran koleksi. 3. Ruangan untuk koleksi tidak terlalu luas, karena lalu lintas manusia/mobilitas petugas di daerah jajaran koleksi relatif rendah. 4. Untuk koleksi yang sangat rentan terhadap kerusakan maka sistem ini sangat sesuai. Kelemahan sistem tertutup (closed acces system) antara lain : 1. Dalam menemukan bahan pustaka pengguna hanya dapat mengetahui ciriciri fisik bahan pustaka yaitu judul, pengarang, ukuran buku, dan jumlah halaman, informasi semacam ini sebenarnya sangat abstrak. 2. Judul buku tidak selalu menggambarkan makna pembahasan buku sehingga bisa saja judul yang telah dipilih, tetapi bukan bahan pustaka tersebut yang dimaksud oleh pemakai perpustakaan. 3. Pemakai tidak mungkin melakukan browsing dijajaran rak, sehingga pemakai tidak mungkin menemukan alternatif lain dari bahan pustaka yang diperlukan.
16 4. Jika peminjam cukup banyak dan petugas perpustakaan relatif terbatas hal ini membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak untuk memenuhi permintaan pemakai perpustakaan dan menyiapkan bahan pustaka yang dibutuhkannya, sehingga pemakai harus menunggu lebih lama. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan terbuka (open acces system) yaitu layanan yang memungkinkan pengguna untuk mencari langsung bahan pustaka di dalam jajaran rak bahan pustaka diletakkan sedangkan layanan tertutup adalah layanan yang tidak memungkinkan pengguna dalam mengambil atau mencari bahan pustaka di jajaran rak. Pada sistem ini pengambilan bahan pustaka dibantu oleh petugas perpustakaan. Kedua sistem layanan ini memiliki keuntungan dan kekurangan masing-masing dalam penyelenggaraan perpustakaan. 2.3 Layanan Sirkulasi Perpustakaan Perpustakaan menyediakan berbagai jenis layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna perpustakaan. Salah satu dari jenis layanan tersebut adalah layanan sirkulasi. 2.3.1 Pengertian Layanan Sirkulasi Perpustakaan Layanan sirkulasi merupakan pusat dari kegiatan yang dilaksanakan hampir semua perpustakaan. Pengertian layanan sirkulasi menurut Sulistyo- Basuki (1991:257) adalah dianggap sebagai ujung tombak jasa perpustakaan karena bagian ini yang pertama kali berhubungan dengan pengguna perpustakaan serta paling sering digunakan oleh pengguna. Kegiatan layanan
17 sirkulasi meliputi peminjaman, perpanjangan, dan pengembalian bahan pustaka. Layanan ini merupakan tempat keluar masuknya bahan pustaka. Menurut Darmono (2004:143) layanan sirkulasi merupakan salah satu kegiatan di perpustakaan yang melayani peminjaman dan pengembalian buku, kegiatan ini dilakukan di semua jenis perpustakaan baik perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, maupun perpustakaan khusus, kesibukan pada layanan sirkulasi dapat mengukur kegiatan perpustakaan. Berdasarkan definisi diatas dapat ditarik suatu pengertian bahwa layanan sirkulasi merupakan pusat layanan yang berhubungan langsung dengan pengguna perpustakaan meliputi kegiatan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka dalam memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan. 2.3.2 Fungsi Layanan Sirkulasi Kegiatan sirkulasi merupakan salah satu kegiatan pada perpustakaan. Kegiatan sirkulasi memiliki fungsi dalam memenuhi kebutuhan pengguna terhadap bahan pustaka. Adapun fungsi dari layanan sirkulasi menurut Sulistyo- Basuki (1991:257) adalah sebagai berikut. 1. Mengawasi pintu masuk dan keluar perpustakaan. Petugas pada bagian sirkulasi perlu mengontrol pintu masuk dan pintu keluar di perpustakaan. Pada layanan ini petugas harus bersikap tegas namun harus ramah dan bersahabat terhadap pengguna perpustakaan. 2. Pendaftaran anggota, perpanjangan anggota, dan pengunduran diri anggota perpustakaan.
18 Jika ingin menjadi anggota perpustakaan, maka perlu mengisi formulir keanggotaan. Setelah melakukan pengisian formulir keanggotaan, formulir dikembalikan pada petugas bagian sirkulasi beserta kelengkapan lainnya. Kelengkapan lainnya seperti syarat membayar iuran, foto, dan fotokopi tanda pengenal. 3. Meminjamkan, mengembalikan buku, dan memperpanjang waktu peminjaman. Kegiatan peminjaman merupakan kegiatan utama pada layanan sirkulasi. Apabila anggota perpustakaan ingin meminjam bahan pustaka, mengembalikan, dan memperpanjang waktu peminjaman maka anggota berhubungan langsung dengan bagian layanan sirkulasi. 4. Menarik denda bagi buku yang terlambat dikembalikan. Apabila anggota perpustakaan terlambat untuk mengembalikan bahan pustaka yang telah dipinjam maka petugas perpustakaan akan menghitung denda dari berapa lama buku tersebut dipinjam dan berapa buku yang dipinjam oleh anggota perpustakaan. 5. Mengeluarkan surat peringatan bagi buku yang belum dikembalikan pada waktunya. Pengeluaran surat peringatan merupakan kebijakan pada perpustakaan bagi anggota yang belum mengembalikan bahan pustaka tepat pada waktunya. Ada perpustakaan yang memberikan waktu tujuh hari setelah jatuh waktu dan perlu disusul surat peringatan ke dua dan
19 ketiga jika anggota perpustakaan belum mengembalikan bahan pustaka yang dipinjam dalam selang waktu tujuh hari. 6. Tugas yang berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku hilang atau rusak. Bagian sirkulasi juga memiliki tugas yang berhubungan dengan buku hilang dan rusak. Apabila buku yang dipinjam anggota hilang, maka anggota harus mengganti atau membayar buku tersebut, bila buku yang dipinjam rusak maka buku diserahkan pada penjilidan dan perbaikan buku atau membayar uang perbaikan buku. 7. Bertanggung jawab atas segala berkas peminjaman. Layanan sirkulasi memiliki tanggung jawab atas segala berkas anggota perpustakaan, pengembalian buku, keterlambatan pengembalian, buku tandon, uang denda, uang ganti rugi apabila terjadi kerusakan atau buku hilang, dan kartu anggota yang hilang. Layanan sirkulasi juga bertanggung jawab atas buku kunjungan atau buku tamu pengguna perpustakaaan yang terdiri dari nama, alamat, pekerjaan, dan tanda tangan pengunjung. 8. Membuat statistika peminjaman. Pada bagian sirkulasi bertugas untuk membuat statistika anggota antara lain memperbaharui keanggotaannya, anggota baru, anggota yang mengundurkan diri, jumlah buku yang dipinjam, peminjaman buku yang berdasarkan subjek (disusun menurut bagan klasifikasi), jumlah buku yang masuk daftar tandon, dan jumlah pengunjung.
20 9. Peminjaman antar perpustakaan. Layanan sirkulasi juga bertugas dalam peminjaman antar perpustakaan, peminjaman buku dapat terjadi apabila perpustakaan tidak memiliki buku yang ingin dipinjam oleh pengguna perpustakaan. Perpustakaan dapat meminjam buku pada perpustakaan lain dan setelah buku tersebut diperoleh, perpustakaan yang bersangkutan dapat meminjamkan buku kepada pengguna perpustakaan. 10. Mengawasi urusan penitipan tas, jas, mantel, dan sebagainya milik pengunjung perpustakaan. Bagian sirkulasi menyediakan tempat untuk meletakkan barang yang dibawa oleh pengguna pepustakaan yang tidak boleh dibawa ke ruang baca. Sebagai tanda penitipan ada beberapa perpustakaan memberikan tanda terima. 11. Tugas lainnya yang berkaitan dengan peminjaman. Bagian sirkulasi terkadang memiliki tugas tambahan seperti pengembalian buku ke rak, jasa peminjaman antar perpustakaan, jasa referens, dan sebagainya. Tugas tambahan tersebut dapat dilakukan oleh petugas pada layanan sirkulasi akibat keterbatasan tenaga. 2.3.3 Tujuan Layanan sirkulasi Layanan sirkulasi disediakan bagi pengguna perpustakaan dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan. Menurut Lasa Hs (1993:1) layanan sirkulasi memiliki tujuan sebagai berikut.
21 1. Pengunjung dapat memanfaatkan koleksi yang terdapat di perpustakaan. 2. Petugas perpustakaan dapat mengetahui pengguna perpustakaan yang meminjam koleksi perpustakaan, alamat pengguna, dan kapan koleksi kembali. 3. Waktu pengembalian buku dapat ditentukan dengan jelas sehingga bahan pustaka dapat terjaga dengan baik. 4. Data-data buku dapat diperoleh dalam kegiatan perpustakaan, seperti pemanfaatan koleksi perpustakaan oleh pengguna perpustakaan. 5. Pelanggaran seperti keterlambatan, pengembalian buku, dan hilangnya buku dapat segera diketahui. Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa layanan sirkulasi memiliki tujuan untuk mempermudah petugas perpustakaan untuk mengetahui peminjaman maupun pengembalian bahan pustaka, memperoleh data pemanfaatan koleksi serta pelanggaran yang dilakukan oleh anggota perpustakaan. 2.3.4 Sistem Peminjaman Perpustakaan Sistem peminjaman pada perpustakaan tidak sama tergantung dari bagaimana kondisi dari perpustakaan. Metode peminjaman dapat disebut dengan sistem kendali sirkulasi atau sistem sirkulasi. Adapun macam dari sistem sirkulasi menurut Darmono (2004:46) adalah sebagai berikut. 1. Sistem Buku Besar Setiap halaman dengan menggunakan sistem buku besar berisi kolom nama peminjam, alamat, tanggal pinjam, nomor buku, nomor panggil,
22 pengarang, judul, edisi, tanda tangan peminjam, tanggal harus kembali, dan tanggal pengembalian sebenarnya. Contoh sistem buku besar Tabel 2.1 Sistem Buku Besar Nama Mahasiswa : No Induk : Alamat : No Judul Buku No Buku No register Tgl Pinjam Tgl Kembali Tanda Tangan 2. Bentuk NCR (No Carbon Required) Sistem layanan ini, peminjam perlu mengisi formulir peminjaman, berisi nama, alamat, pengarang, judul, nomor klasifikasi, dan nomor induk pada formulir peminjaman. Jika jumlah formulir lebih dari satu maka semua keterangan yang diisi anggota akan tertera pada lembaran lain. Hal ini disebabkan karena formulir peminjaman mempergunakan kertas khusus yang langsung membuat tembusan walaupun tidak memakai karbon. Oleh sebab itu formulir ini disebut NCR atau No Carbon Required. Sistem NCR biasanya banyak digunakan di perguruan tinggi di luar negeri. Dengan tujuan untuk mendorong mahasiswa untuk meminjam buku. Perpustakaan yang menganut sistem ini tidak membatasi jumlah buku yang dipinjam oleh pengguna perpustakaan.
23 3. Sistem Book Issue Card (BIC) Sistem ini biasanya banyak digunakan di perpustakaan sekolah. Ada dua variasi sistem BIC, sistem ini menggunakan kartu berukuran 7,5 x 12,5 cm. Pada sistem BIC pertama, bagian atas terdapat kata pengarang dan judul. Bagian sebelah bawah ditulis kolom tanggal dan peminjam. Pada sistem kedua menggunakan kartu anggota, pada bagian atas terdapat tulisan nama dan jenis koleksi. Pada kolom ini akan diisi oleh petugas perpustakaan. Pada bagian bawah diisi kolom tanggal dan buku. Tujuan terdapat variasi kedua pada sistem ini adalah untuk mengetahui buku yang dipinjam oleh pengguna perpustakaan. 4. Sistem Browne Pada awalnya sistem ini digunakan di Inggris, setiap anggota perpustakaan mendapatkan tiket pembaca, jumlah disesuikan dengan berapa buku dipinjam oleh anggota perpustakaan. Jumlah buku yang dipinjam lazimnya dua sampai empat buku tergantung kebijakan pada masing-masing perpustakaan. 5. Sistem Newark Sistem newark, sistem yang memberikan anggota perpustakaan kartu peminjaman. Kartu tersebut berisi nama, alamat, nomor pendaftaran, tanggal berakhirnya kartu anggota, tanda tangan anggota, serta kolom tanggal peminjam, dan tanggal harus kembali. Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan memiliki sistem tersendiri dalam peminjaman bahan pustaka, sistem peminjaman
24 terdiri dari sistem buku besar, sistem dalam bentuk NCR (No Carbon Required), sistem Book Issue Card (BIC), sistem browne, dan sistem newark. 2.4 Pengertian Kepuasan Kepuasan merupakan sesuatu yang sesuai dengan harapan. Menurut Sunu (1999 : 127) kepuasan merupakan tingkat pernyataan perasaan seseorang yang dihasilkan dan perbandingan daya guna produk yang dirasakan dengan harapan produk tersebut. Tingkat kepuasan adalah perbedaan antara daya guna yang dirasakan pelanggan (perceived perfomence outcome) dan harapan (expectations) Berdasarkan definisi diatas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kepuasan merupakan perasaan yang ada pada diri seseorang dalam menanggapi suatu hal yang sesuai dengan harapan. 2.5 Pengertian Pemustaka Pengguna pada perpustakaan disebut dengan pemustaka. Pada Undang- Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang pemustaka merupakan pengguna perpustakaan yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. Jadi dapat diartikan pemustaka atau pengguna perpustakaan adalah orang yang menggunakan segala fasilitas yang ada pada perpustakaan.
25 2.6 Kepuasan Pengguna Perasaan puas akan didapat jika harapan dapat terpenuhi. Kepuasan pengguna atau user satification merupakan tingkat perasaan pengguna terhadap kinerja yang dirasakan dapat dipenuhi, dalam hal ini kepuasan didapat jika perpustakaan memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada pengguna perpustakaan. Kepuasan pengguna dapat dipengaruhi dari kinerja pelayanan, kompetensi yang dimiliki petugas perpustakaan, respon petugas terhadap pengguna, kualitas koleksi, dan dapat mengakses informasi perpustakaan dengan mudah, murah, tepat, dan cepat, kesediaan alat temu kembali, dan waktu layanan (Lasa HS, 2009 : 155)