BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Produksi dan Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia:

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. proses pengadaan bahan baku, proses pengolahan dan pemasaran produk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Lampiran 1. Daftar perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI.

BAB II DESKRIPSI SEKTOR/INDUSTRI PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir, produk kelapa sawit merupakan produk perkebunan yang. hampir mencakup seluruh daerah tropis (RSPO, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan. Hal ini dikarenakan permintaan kelapa sawit baik dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Fungsi keuangan yaitu menjadi

PENDAHULUAN. ini pertumbuhannya sangat signifikan. Sejak tahun 2006 indonesia telah. Tabel 1.1 Volume dan Nilai Expor Kelapa Sawit

Ekonomis : Jurnal of Economics and Business Vol.1 No.1 September Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Batanghari 2

Nurita Ziyadatur Rahman R. Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi (Husnan, 1998). Investasi dianggap mempunyai

Lampiran 1 Sampel Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Hermuningsih (2009) bagi perusahaan terbuka (go public) indikator nilai

Finance, Accounting and Marketing Pemetaan Daya Saing Industri Pada Sektor Industri Agribisnis di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu

M. Hudori *1 dan Muhammad 2 1

M. Hudori Program Studi Manajemen Logistik, Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Bekasi 17520, Indonesia

SKRIPSI ANALISIS PERAMALAN HARGA SAHAM DALAM KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN DI PT BURSA EFEK INDONESIA OLEH FAUZIAH

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber daya dasar (input), yang digabung lalu diproses untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan rumus-rumus matematik. Penulis juga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor. Dana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cara menaikkan hutang (Yeniatie dan Nicken, 2010). memaksimumkan kemakmuran pemegang saham tetapi memaksimumkan

Jurnal Neo-bis Volume 9, No. 2, Des 2015

Daftar Perhitungan Indeks Eckel

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT GO PUBLIC

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang Termasuk dalam Industri Pertanian di BEI Pada

BAB I PENDAHULUAN. modal didalam mendorong kinerja operasionalnya agar perusahaan tetap berjalan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menganut sistem ekonomi pasar. Untuk mencapai tujuan itu maka sumber

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini dipandang sebagai sarana efektif untuk mempercepat

DAFTAR PUSTAKA. Fahmi, Irham. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Bandung : Alfabeta

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERKEBUNAN INDEKS LQ45 DI BEI NINDI YUSDARIANI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kelapa sawit adalah salah satu komoditi yang diharapkan mampu memberikan

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perkebunan memegang peranan penting dalam meningkatkan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

Hubungi Kami : eksemplar. Mohon Kirimkan. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan. Alamat. Tanggal : / / Telepon/Fax. Tanda Tangan : E mail

BAB I PENDAHULUAN. sawit, serta banyak digunakan untuk konsumsi makanan maupun non-makanan.

BAB I PENDAHULUAN. pertanian (agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis

BAB I PENDAHULUAN. Dengan terjadinya krisis ekonomi global yang melanda dunia bisnis di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kita perlu memiliki pengetahuan tentang Nilai Perusahaan. Nilai

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan dari pengamatan yang menjadi fokus penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum siklus hidup perusahaan terdiri atas start-up, infant, youth, growing,

BAB V KESIMPULAN & SARAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, pasar modal memungkinkan pemilik dana memeproleh keuntungan

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... xxiii DAFTAR TABEL... xxv DAFTAR GAMBAR... xxvii DAFTAR ISTILAH...xxix DAFTAR SINGKATAN...xxxi

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI)

BAB I. Indonesia. Hal ini karena pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. ditopang oleh sektor pertanian, sehingga sektor pertanian menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dalam realita ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Akuntansi Sumber Daya Manusia merupakan bidang kajian dari akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh

BAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ditanam di Kebun Raya Bogor, dua berasal dari Bourbon (Mauritius) dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat dahulu, pada umumnya orang melakukan investasi secara tradisional.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen,

NO. PENANYA PERTANYAAN JAWABAN 1. Andre Parlian Ciptadana Securities

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR PUSTAKA. Baltagi, B.H. (2008). Econometrics. Fourth Edition. Spinger. Heidelberg.

TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya. Oleh: VERONIKA LASTRI SITORUS NIM:

I. PENDAHULUAN. diarahkan pada berkembangnya pertanian yang maju, efisien dan tangguh.

ANALISIS TOP-DOWN DALAM MENILAI HARGA WAJAR SAHAM PT ASTRA AGRO LESTARI TBK (AALI) PERIODE JANUARI 2007 DESEMBER Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. pada sektor pertanian. Wilayah Indonesia yang luas tersebar diberbagai. meningkatkan perekonomian adalah kelapa sawit. Gambar 1.

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO PADA LIMA PERUSAHAAN YANG BERGERAK DI BIDANG PLANTATION

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Golden Agri Resources Memprakarsai Keterlibatan Industri untuk Konservasi Hutan

Gambar 1.1. Perkembangan Konsumsi Minyak Nabati Dunia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perusahaan besar adalah kelapa sawit. Industri kelapa sawit telah tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara sangat memengaruhi tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan bisnisnya perusahaan berupaya untuk

I. PENDAHULUAN. mencapai US$ per ton dan mendekati US$ per ton pada tahun 2010.

BAB I PENDAHULUAN. peranan paling penting dalam perekonomian nasional. Harianto (2013), Staf

BAB I PENDAHULUAN. sektor perkebunan karena merupakan komoditi yang paling banyak diminati. Hasil

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tandan buah segar (TBS) sampai dihasilkan crude palm oil (CPO). dari beberapa family Arecacea (dahulu disebut Palmae).

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan suatu industri. Sumber dana dapat diperoleh suatu industri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal. Modal sebuah perusahaan bersumber dari dalam maupun dari luar perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan industri manufaktur merupakan jenis industri

Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman dan Foster pada Perusahaan Agribisnis di Bursa Efek Indonesia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit (elaeis Guinensis) memiliki habitat asli di daerah tropis (15 LU - 15 LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun, Indonesia memiliki kondisi Iklim dan cuaca yang sangat mendukung sekali untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit. (wikipedia, 2016). Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak yang paling banyak diproduksi dan dikonsumsi di seluruh dunia. Selain harganya murah, produk minyak sangat efisien dan sangat stabil digunakan dalam berbagai produk makanan, kosmetik, dan juga digunakan sebagai sumber untuk bahan bakar atau biodiesel. Indonesia adalah salah satu negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia. Pada tahun 2014 produksi minyak kelapa sawit di Indonesia mencapai 33 Juta ton. Mayoritas produksi kelapa sawit Indonesia di ekspor ke beberapa negara seperti RRC, India, Malaysia, Singapura, dan Beberapa Negara Eropa (Indonesia Investment, 2016) Tabel 1.1 Produksi dan Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia: Produksi (juta ton) Export (juta ton) Export (dollar AS) 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 19.2 19.4 21.8 23.5 26.5 30.0 31.5 32.5 32.0* 15.1 17.1 17.1 17.6 18.2 22.4 21.7 26.4 27.0* 15.6 10.0 16.4 20.2 21.6 20.6 21.1 18.6 18.6* * menunjukkan prognosis Sumber: Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) & Departemen Pertanian (2016) 1

2 Perkembangan industri kelapa sawit di Indonesia di dorong oleh kebutuhan pasar global minyak nabati yang semakin meningkat serta potensi sumberdaya lahan Indonesia yang luas. Hal ini menyebabkan banyak pengusaha baik perusahaan skala besar maupun kecil melakukan investasi dan pengembangan usaha perkebunan kelapa sawit, setidaknya hingga Desember 2015 terdapat 16 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Salah satu tantangan industri perkebunan kelapa sawit saat ini adalah adanya Isu isu yang berkaitang dengan lingkungan, hal ini disebabkan semakin luasnya areal yang dimanfaatkan untuk kegiatan perkebunan dan kekhawatiran adanya penurunan kualitas lingkungan atau adanya dampak gangguan terhadap lingkungan dari kegiatan perkebunan tersebut. Kontrol yang ketat mutlak dilakukan Multi-Stakeholder termasuk Pemerintah. Industri kelapa sawit berkelanjutan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan minyak nabati dunia dan dapat meminimalisir dampak lingkungan yang negatif, beberapa Negara pengimpor minyak kelapa sawit sudah mempersyaratkan adanya jaminan sumber komoditi tersebut dari kegiatan yang ramah lingkungan. Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang didirikan tahun 2004 memiliki tujuan mempromosikan produksi dan penggunaan minyak sawit secara berkelanjutan. Produksi minyak sawit berkelanjutan yang diterapkan RSPO meliputi 4 elemen utama yaitu : 1. minyak sawit yang dihasilkan harus memenuhi peraturan dan hukum, 2. memperhatikan aspek lingkungan, 3. memperhatikan tatanan sosial, 4. serta dapat memberikan manfaat ekonomis. Kesepakatan tersebut dihasilkan melalui beberapa kali pertemuan Meja Bundar Multistakeholders Menuju Kebun Sawit Berkelanjutan (Roundtable on Sustainable Palm Oil atau RSPO) Pertemuan RSPO di Singapura bulan November 2005 telah disepakati bahwa perusahaan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan harus menerapkan prinsip dan kriteria RSPO yang mengandung 8 prinsip dan 39 kriteria. Pada prinsip 5 dan 7 terdapat kriteria perlindungan terhadap NKT (Nilai Konservasi Tinggi). (RSPO, 2016)

3 Disamping prinsip dan kriteria RSPO, Undang-Undang Republik Indonesia No. 18, 2004, Pasal 2 mengharuskan pembangunan perkebunan diselenggarakan berdasarkan atas asas manfaat dan berkelanjutan, keterpaduan, kebersamaan, keterbukaan, serta berkeadilan. Sifat dari kegiatan Sertifikasi RSPO bersifat Participatory sehingga tidak mewajibkan Industri perkebunan kelapa sawit untuk mengikuti/menjadi anggota. Berbagai perusahaan perkebunan kelapa sawit berbeda dalam merespon/menanggapi adanya sertifikasi ini. Sebagian perusahaaan melihat hal tersebut adalah peluang untuk meningkatkan nilai penjualannya dan dapat menembus pasar yang lebih besar yaitu pasar ekspor dengan kebutuhan produk sudah bersertifikasi RSPO, namun ada juga juga indusri yang belum merespon sertifikasi ini, Sebagai contoh perusahaan perkebunan besar yang tidak tergabung dengan anggota RSPO adalah Astra Agro Lestari, tbk. Berikut daftar perusahan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terdaftar di Bursa Efek Indoneisa dengan status keanggotaan RSPO Tabel 1.2 Daftar Emiten/Perusahaan Perkebunan anggota RSPO No Perusahaan Tanggal IPO Tanggal menjadi Anggota RSPO 1 Austindo Nusantara Jaya (ANJT) 10 Mei 2013 26 Februari 2007 2 Eagle High Plantation (BWPT) 17 Oktober 2009 21 Maret 2008 3 Darma Satya Nusantara (DSNG) 14 Juni 2013 1 Desember 2005 4 PP London Sumatera (LSIP) 5 Juli 1996 5 November 2004 5 Sampoerna Agro (SGRO) 18 Juni 2007 10 Januari 2007 6 Salim Ivomas Pratama (SIMP) 9 Juni 2011 24 September 2007 7 Sinarmas Agro Resources (SMAR) 20 November 1992 30 Januari 2005 8 Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) 12 Desember 13 18 April 2007 9 Tunas Baru Lampung (TBLA) 14 Februari 2000 24 Juli 2006 10 Bakri Sumatera Plantation (UNSP) 3 Juni 1990 22 Mei 2007 Sumber data : RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) & Bursas Efek Indonesia

4 Tabel 1.3 Daftar Emiten/Perusahaan Perkebunan belum menjadi anggota RSPO No Perusahaan Tanggal IPO 1 Astra Agro Lestari (AALI) 9 Desember 1997 2 Golden Plantation (GOLL) 23 Desember 2014 3 Gozco Plantation (GZCO) 15 Mei 2008 4 Jaya Agra Wattie (JAWA) 30 Mei 2011 5 Multi Agro Gemilang Plantation (MAGP) 16 Januari 2013 6 Providen Agro (PALM) 18 Oktober 2012 Sumber data : Bursas Efek Indonesia Industri perkebunan kelapa sawit yang masuk menjadi anggota RSPO diwajibkan untuk melakukan sertifiksi RSPO, kegiatan sertifikasi ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesiapan dari anggota RSPO. Manfaat langsung yang dapat diperoleh Perusahaan yang sudah menerapkan sertifikasi RSPO diantanya berupa nilai premi dari penjualan CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Kernel oil). Dari penjualan CPO perusahaan akan mendapatkan nilai premi sebesar 10 US$ per ton dan dari penjualan PKO akan mendapatkan nilai premi sebesar 5 US$ per ton. (Febriani,. et al. 2015) Kegiatan ekspor minyak yang terus meningkat bersamaan dengan peningkatan produksi kelapa sawit dan semakin tinggi menjadikan komoditas kelapa sawit yang dapat diandalkan baik bagi perusahaan dan industrinya maupun bagi devisa negara. Kebijakan sertifikasi untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor dan industri industri yang memiliki kriteria bahan baku minyak yang bersertifikasi menjadikan komoditi ini memiliki nilai tambah ekonomis dan berkelanjutan. Peningkatan nilai produk dan perluasan pasar tersebut yang diharapkan oleh perusahaan perusahaan yang bergerak dalam industri ini, sehingga menjalankan prinsip sertifikasi RSPO menjadi harapan Perusahaan untuk dapat meningkatkan nilai dari produknya dan berdampak positif bagi pendapatan perusahaan serta kinerja keuangannya. Dari perspektif ekonomi yang lain, Sertifikasi RSPO yang dilakukan dapat meningkatkan nilai perusahaan, khususnya perusahaan Publik dan yang memiliki orientasi pasar ekspor. Perusahaan akan memperoleh Legitimacy dari Multi

5 stakeholder serta dapat meningkatkan kekuatan keuangan dengan tambahan nilai produknya dalam jangka panjang dan berkelanjutan. Salah satu cara berinvestasi yang dapat digunakan oleh investor yaitu dengan membeli saham. Saham merupakan bentuk kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan yang di investasikan. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:5) yang dimaksud dengan saham adalah: Sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseorangan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Investasi di pasar modal khususnya sektor Perkebunan (Plantation) memberi daya tarik tersendiri, kebutuhan minyak dunia sebagai potensi pasar yang besar, banyaknya perusahaan yang masuk dalam Industri tersebut dan sudah menjadi perusahaan publik, sehingga dapat memberikan banyaknya pilihan dan peluang berinvestasi. Kegiatan sertifikasi RSPO menunjukan performa perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan dan kegiatan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan di publikasikan secara umum sehingga menjadi informasi baik bagi Stakeholders maupun bagi investor. Informasi tersebut merupakan sinyal positif dan diharapkan memperoleh respons serta meningkatkan nilai perusahaan, memberi keyakinan akan keberlanjutan perusahaan, dan nilai tambah bagi perusahaan. Dalam Pelaksanaannya, industri perkebunan melalukan reaksi yang berbeda terhadap kegiatan Sertifikasi RSPO, hal ini ditunjukan dari perbedaan partisipasi perusahaan di dalam industri baik berupa keanggotaan maupun performa sertifikasinya. Menurut Hartono (2011), Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor (Signal Theory) dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan volume

6 perdagangan saham. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham. 1.2. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Adanya respon yang berbeda dari perusahaan terhadap RSPO, dari 16 (enam belas) Perusahaan yang masuk dalam Industri Perkebunan di Bursa Efek Indonesia, hanya 10 (sepuluh) perusahaan yang sudah tergabung dalam RSPO dan 6 (enam) perusahaan lainnya belum menjadi anggota RSPO. Di dalam 10 anggota RSPO tersebut baru 9 perusahaan yang sudah melakukan sertifikasi. 2. Adanya perbedaan kinerja keuangan dan kinerja saham perusahaan perkebunan yang menjadi anggota RSPO dan yang belum menjadi anggota, serta memungkinkan adanya pengaruh sertifikasi terhadap kinerja keuangan dan pertumbuhan nilai saham perusahaan. 1.3. Perumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, permasalahan yang didapat antara lain : 1. Apakah ada perbedaan signifikan dari kinerja keuangan dan kinerja saham perusahaan yang Menjadi anggota RSPO dan melakukan sertifikasi, dengan kinerja keuangan dan kinerja saham perusahaan yang tidak menjadi anggota RSPO? 2. Apakah ada pengaruh dari penerapan sertifikasi RSPO dengan kinerja keuangan Perusahaan Perkebunan?

7 3. Apakah sertifikasi RSPO mempengaruhi return saham perusahaan perkebunan di Bursa Efek Indonesia? 1.4. Tujuan Penelitian Dengan adanya beberapa pemasalahan tersebut tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisa perbedaan dari kinerja keuangan dan kinerja saham perusahaan yang menjadi anggota RSPO dan melakukan sertifikasi, dengan saham dan kinerja keuangan perusahaan yang tidak menjadi anggota RSPO dengan melihat rasio Net Profit margin (NPM), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Return Saham. 2. Untuk menganalisa pengaruh kinerja sertifikasi RSPO perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan berupa Profitabilitas yang di tunjukan dari nilai Net Profit margin. Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE). 3. Untuk menganalisa pengaruh kinerja sertifikasi terhadap return saham perusahaan perusahaan perkebunan yang melakukan sertifikasi RSPO di Bursa Efek Indonesia 1.5. Batasan Masalah Sertifikasi RSPO diterapkan pada industri-industri yang menghasilkan/mengolah produk dari bahan baku Minyak nabati Kelapa sawit atau berupa Industri perkebunan, Batasan Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Penelitian dilakukan untuk perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), saat ini jumlah emiten Sub Sektor Perkebunan terdiri dari 16 Perusahaan. 2) Dari perusahaan yang terdaftar tersebut terdapat 10 perusahaan yang menjadi anggota RSPO. Dengan kondisi 4 Perusahaan yang lebih dahulu menjadi anggota RSPO sebelum IPO dan 10 perusahaan lain yang lebih dahulu terdaftar di BEI, kegiatan sertifikasi yang dilakukan umumnya dimulai tahun 2012.

8 Sehingga Untuk melihat pengaruh kinerja keuangan dan return saham perusahaan setelah dilakukan kegiatan sertifikasi hanya dapat dilakukan untuk 6 perusahaan. 3) Secara umum dapat melihat dan membandingkan kinerja keuangan perusahaan dan pertumbuhan nilai saham antara anggota RSPO dan yang tidak menjadi anggota di dalam Sub Sektor Industri perkebunan 4) Periode penelitian dilakukan dari tahun 2008 hingga tahun 2015, agar memungkinkan terdapat periode analisa kinerja keuangan dan saham perusahaan sebelum dan sesudah adanya kegiatan sertifikasi. 1.6. Manfaat dan Kegunaan Penelitian 1.6.1. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas maka diharapkan penelitian ini dapat bermafaat bagi Perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan untuk melakukan identifikasi kebijakan yang diambil terkait keanggotaan RSPO dan kegiatan sertifikasinya dinilai dari kinerja keuangan perusahaan berupa rasio Profitabilitas perusahaan Net Profit margin, Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), serta keputusan Investor yang melakukan investasi di pasar modal khususnya di bidang perkebunan 1.6.2. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan selain dapat berguna untuk bidang keilmuan berupa penelitan Tesis serta pembuktian beberapa teori terkait, juga dalam kegiatan aplikasi di manajemen/pengelolaan perusahaan perkebunan, maupun kegiatan investasi di pasar modal. a. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat melihat seberapa besar pengaruh adanya Environment Improvement atau Environmental Performance melulu Sertifikasi

9 RSPO yang dipublikasikan sebagai wujud dari Legitimacy perusahaan, serta bagaimana informasi tersebut berpengaruh terhadap kinerja keuangan (Financial Performance) serta menjadi sinyal (Signal Theory) sehingga berdampak pada Nilai dan pertumbuhan saham (Stock Price) perusahaan. b. Kegunaan Praktis Kegunaan hasil penelitian yang dapat diterapkan diantaranya : 1. Sebagai pertimbangan perusahaan (perkebunan) dalam menerapkan sertifikasi lingkungan khusunya sertifikasi RSPO. 2. Sebagai pertimbangan Para investor saham di pasar modal industri perkebunan dalam mengelola saham saham perkebunan yang berdampak dari kegiatan sertifikasi RSPO.