BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan data atau pun informasi untuk. syair lagu Insya Allah (Maherzain Feat Fadly).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan paradigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. membahas konsep teoritik berbagai kelebihan dan kelemahannya. 19 Dan jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. cerita yang penuh arti dan bermanfaat bagi audience yang melihatnya. Begitu juga

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series,

ALFIAN NUR ANALISIS SEMIOTIKA FOTO HEADLINE PADA HARIAN PAGI RADAR BANDUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendukung sehingga akan terlihat dengan jelas makna dari iklan tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah. 55 Sedangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

!$ 3.2 Sifat dan Jenis Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika dari Char

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. gerakan antara dua atau lebih pembicaraan yang tidak dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. latar dan individual secara holistic yang disebut denga kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Semiotika, Tanda dan Makna

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Guna mengungkap realita sosial yang ada dalam usaha untuk

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. & Knipe, 2006 ) menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan longgar dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai representasi materialisme pada program Take Me Out

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi menjadi canggih akan tetapi juga pola hidup manusia sekarang ini

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Jadi,

BAB III METODELOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Cocacola Versi Live Positively disini peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. konsep, atau proposisi yang secara logis dipakai peneliti 1. Paradigma (paradigm)

BAB III METODE PENELITIAN. kategoris dari data itu sendiri dan bukannya teknik-teknik yang telah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma Konstruktivisme (constructivism).

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah tertentu sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Atas dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui bagaimana film Perempuan Punya Cerita mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat Interpretatif dengan menggunakan pendekatan

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

BAB III. Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bagaimana peneliti bagaimana melihat realita (world views), bagaimana mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah makhluk yang berbahasa, manusia dengan perantaraan

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda.

PEMALSUAN TANDA SEBAGAI FENOMENA SEMIOTIKA BUDAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digali sedalam-dalamnya serta tidak mengutamakan jumlah populasi atau sampling.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menunjukan pada mereka apa yang penting, absah dan masuk akal. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan peneliti berusaha menguraikan makna teks dan gambar dalam

BAB III. Metode Penelitian. Universitas Frankfurt Jerman yang digawangi oleh kalangan neo-marxis Jerman.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam persaingan saat ini, produsen dengan segala cara berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,

BAB III METODE PENELITIAN. menilai, dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang visi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. makna asal dari bahasa inggris. Metode sendiri berasal dari kata methode,

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan semiotik lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah tersebut

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal

Pesan, Tanda, dan Makna dalam Studi Komunikasi. Alimuddin A. Djawad STKIP PGRI Banjarmasin Jl. Sultan Adam, Komp. H.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti yaitu berbicara. mengenai makna apa yang mengandung pesan dakwah anak dalam

Transkripsi:

51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dan metode Analisis Semiotik dengan paradigma konstruktivitis. Yang merupakan suatu bentuk penelitian untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktifitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena yang lainnya. 50 Pada analisis kualitatif, tanda-tanda yang diteliti tidak, atau hampir tidak dapat diukur secara sistematis. Analisis semacam ini sering menyerang masalah yang berkaitan dengan arti atau tambahan arti dan istilah yang digunakan Metodologi kualitatif tidak mengandalkan bukti berdasarkan logika matematis, prinsip angka, atau metode statistik. 51 Penulis memahami bahwa metodologi penelitian kualitatif tidak mengandalkan bukti berdasarkan logika matematis, prinsip angka, atau metode statistik karena tanda-tanda yang diteliti tidak dapat diukur secara sistematis. Alex Sobur menambahkan, semiotik jarang bersifat kuantitatif dan bahkan kerap menolak pendekatan kuantitatif. 52 50 Sukmadinata. (2006:72).Metode Penelitian dalam Pendidikan. Bandung : Rosdakarya. 51 Dedy Mulyana,2002,hal 147-150 52 Alex Sobur,2006,hal 145 51

52 Penjelasan lain mengenai semiotika diungkapkan oleh Alex Sobur dengan mengatakan, Metodologi penelitian yang digunakan dalam analisis semiotik adalah interpretatif. Secara metodologis, kritisme yang terkandung dalam teoriteori interpretatif kritis dengan persoalan lambang atau simbol yang dipakai 53 Berdasarkan penjelasan tersebut, semiotika bersifat interpretatif yang menekankan kepada persoalan lambang atau tanda yang dipakai. Secara singkat kita dapat menyatakan bahwa analisis semiotik (semiotic analysis) merupakan cara atau metode untuk menganalisis dan memberikan makna-makna terhadap lambang-lambang yang terdapat suatu paket lambanglambang pesan atau teks. 54 Penulis memahami bahwa semiotik menganalisis dan memberikan makna terhadap lambang yang terdapat pada suatu paket lambang lambang pesan atau teks. Ada tiga pandangan mengenai lambang-lambang pesan atau teks, menurut Eriyanto, yakni 55 : Pandangan pertama diwakili oleh kaum positivisme-empiris. Oleh penganut aliran ini bahasa dilihat sebagai jembatan antara manusia dengan objek di luar dirinya. Pengalaman-pengalaman manusia dianggap dapat secara langsung diekspresikan melalui penggunaan bahasa tanpa ada kendala atau distorsi, sejauh ia dinyatakan dengan memakai pernyataan-pernyataan yang logis, sintaksis, dan 53 Alex Sobur,2004,hal 147 54 Pawito,2007,hal 155 55 Eriyanto,2001,hal 4-6

53 memiliki hubungan dengan pengalaman empiris. Salah satu ciri dari pemikiran ini adalah pemisahan antara pemikiran dan realitas. Pandangan kedua, disebut sebagai konstruktivisme. Pandangan ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran fenomenologi. Aliran ini menolak pandangan empirisme atau positivisme Konstruktivisme justru menganggap subjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan wacana serta hubungan-hubungan sosialnya Pandangan ketiga disebut sebagai pandangan kritis. Pandangan ini ingin mengoreksi pandangan konstruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun institusional. Paradigma ini menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna. Individu tidak dianggap sebagai subjek yang netral yang bisa menafsirkan secara bebas sesuai dengan pikirannya, karena sangat berhubungan dan dipengaruhi oleh kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat. Selanjutnya Eriyanto mengutip pendapat Deddy Nur Hidayat menambahkan untuk kepentingan mempermudah bahasan tentang implikasi metodologi dari suatu paradigma maka cukup dikelompokkan menjadi tiga paradigma yakni classical paradigm, critical paradigm, dan constructivism paradigm. 56 Penelitian ini, pada dasarnya dirancang untuk memperoleh informasi atau gambaran tentang status suatu gejala atau fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara teratur, ketat dan dilakukan secara cermat saat penelitian 56 Ibid

54 dilakukan, sehingga tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan terhadap objek penelitian yang bersangkutan. 57 Dari tipe penelitian inilah maka, penulis akan mengeksplorasi dan mengklarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan mendeskripsikan sesuatu yang berkenaan dengan masalah yang akan diteliti khususnya mengenai analisis semiotika logo Global TV tahun 2006 dan logo Global TV tahun 2008. Ada beberapa alasan utama mengapa pendekatan kualitatif dianggap lebih tepat digunakan untuk mencapai tujuan penelitian ini. Pertama, penelitian ini dimaksudkan untuk memahami permasalahan distribusi kerja dalam setting alamiahnya, dan menginterpretasikan fenomena tersebut berdasarkan pemaknaan yang diberikan informan. Kedua, realita bersifat multidimensi dan merupakan akibat dari kompleksitas situasi yang beragam. Oleh karena itu, kajian terhadap sebuah fenomena harus dilakukan dengan menganalisa konteks yang mengitarinya, dan ini hanya mungkin dilakukan dengan pendekatan kualitatif. 58 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Analisis Semiotika Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian yang berhubungan dengan Analisis Semiotika Logo Pada Stasiun Televisi Global TV adalah metode semiotika. Sebab dengan menggunakan metode semiotika peneliti dapat mengetahui tanda dan lambang yang ada pada logo Global TV tahun 2006 dan logo Global TV tahun 2008. 57 Fuchan, A. (2004:447). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 58 Fuchan, A. (2004:447). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

55 Semiotika adalah ilmu yang mengkaji tanda dalam kehidupan manusia. Artinya, semua yang hadir dalam kehidupan kita dilihat sebagai tanda, yakni sesuatu yang harus kita beri makna. 59 Yang menjadi perhatian penting penelitian ini adalah tanda. Dan bagaimana tanda itu menghasilkan makna. Sebagai homo culturalis, yakni sebagai makhluk yang selalu ingin memahami makna dari apa yang diketemukannya (meaning-seeking creature) 60, metode semiotika menjadi sebuah cabang keilmuan yang memberikan pengaruh penting. Tidak saja sebagai metode kajian (decoding), akan tetapi juga sebagai metode penciptaan (encoding). Semiotika telah berkembang menjadi sebuah model atau paradigma bagi berbagai bidang keilmuan yang sangat luas, yang menciptakan cabang-cabang semiotika khusus, di antaranya adalah semiotika binatang, semiotika kedokteran, semiotika arsitektur, dan lain-lain. 61 Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari kata Yunani semion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat mewakili sesuatu yang lain. Secara terminologis, semiotika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. 62 Menurut Preminger mendefinisikan mengenai semiotik, semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau 59 Benny H,Hoed. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. (Depok:2008) Hal.3 60 Ibid. Hal.5 61 Yasraf Amiri Piliang. Hipersemiotika. Tafsir Cultural Studies atas Matinya Makna.(Yogyakarta:2003) Hal. 255. 62 Alex Sobur. Analisis Teks Media. (Bandung:2001) Hal. 95

56 masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik itu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. 63 Dari pendapat tersebut, penulis memahami bahwa semiotik merupakan berasal dari bahasa Yunani Semeion yang berarti tanda, atau dengan kata lain semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda yang memungkinkan memiliki arti. 3.2.2. Semiologi Charles Sander Peirce Semiotika dan semiologi sesungguhnya mempunyai arti yang sama. Namun pemakaian salah satu istilah ini biasanya didasarkan pada pemikiran pemakainya: mereka yang bergabung dengan Peirce menggunakan kata semiotika, dan mereka yang bergabung dengan Saussure menggunakaan kata semiologi. 64 Namun istilah semiologi makin lama makin ditinggalkan. Ada kecenderungan orang-orang lebih memilih kata semiotika dari pada semiologi. Sehingga kata semiotika lebih populer dari pada semiologi. Menurut Preminger, meskipun refleksi tentang tanda itu mempunyai sejarah filsafat yang patut dihargai, namun semiotika dan semiologi dalam arti modern berangkat dari seorang ahli bahasa Swiss, Ferdinand de Saussure (1857-1913), yang mengemukakan pandangan bahwa linguistik hendaknya menjadi bagian suatu ilmu pengetahuan umum tentang tanda, yang disebut semiologi. Orang sezaman dengannya adalah seorang filsuf Amerika, Charles Sander Peirce (1839-1914), secara mandiri telah mengerjakan sebuah tipologi tentang tanda- 63 Alex Sobur. Analisis Teks Media. (Bandung:2001) Hal. 96 64 Alex Sobur. Alex Sobur. Analisis Teks Media. (Bandung:2001) Hal.12

57 tanda yang maju dan sebuah meta bahasa untuk membicarakannya, tetapi semiotikanya dipahami sebagai perluasan logika dan karena sebagian kerjanya dalam semiotika linguistik melebihi kecanggihan logika sebagai model, Saussure telah menjadi tokoh yang sangat berpengaruh. 65 Berkaitan dengan pokok permasalahan dalam penelitian penulis, maka penulis perlu untuk meneliti suatu perlambangan dalam bentuk tanda atau simbol melalui logo Global TV tahun 2006 dan logo Global TV tahun 2008 yang memiliki arti atau makna yang disajikan media massa khususnya media televisi kepada khayalak umum. Berkaitan dengan tanda, Saussure mengatakan, persepsi dan pandangan kita tentang realitas, dikonstruksikan oleh kata-kata dan tanda-tanda lain yang digunakan dalam konteks sosial yakni : Charles Sanders Peirce salah seorang ahli semiotika menjelaskan teorinya, Dalam teori segitiga makna (triangle meaning) Menurut Peirce, salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. Yang dikupas teori segitiga makna adalah persoalan bagaimana 65 Ibid. Hal.96

58 makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi. 66 3.3. Subyek Penelitian Subyek dari penelitian ini adalah bentuk logo, tipografi, warna yang ada pada logo Global TV tahun 2006 dan logo Global TV tahun 2008. 3.4. Unit Analisis Unit analisis penelitian ini adalah sebuah logo global TV tahun 2006 dan logo global TV tahun 2008. Penulis akan menganalisa bentuk, tipografi dan warna yang ada pada keseluruhan logo Global TV tersebut, dianalisis secara terpisah agar dapat ditemukan keseluruhan makna yang muncul dalam logo Global TV tahun 2006 dan logo Global TV tahun 2008. Alasan penulis hanya untuk menganalisa logo Global TV didasari oleh pendapat bahwa, penelitian semiotika merupakan penelitian kualitatif yang tidak bertumpu pada prinsip generalisasi. Dimana kebenaran yang dicari tidak terletak pada berapa jumlah sample dan frekuensi gejala tapi lebih kepada aspek kualitas yang menekankan pada penjelasan atau deskripsi lengkap dan mendalam tentang gejala-gejala penandaan sebagai fenomena sosial. 67 Pemaknaan setiap tanda atau gambar pada logo Global TV tahun 2006 dan logo Global TV tahun 2008 didasarkan pada pengetahuan penulis dan didukung oleh informasi yang didapatkan dari sumber-sumber lain. 66 Ibid. Hal.114 67 Indiwan. Op.cit, Hal.202

59 3.5. Teknik Pengumpulan Data 3.5.1. Data Primer Teknik pengumpulan data yang dipakai penulis adalah teknik pengamatan non partisipasi tak berstruktur. Menurut Lexy J Maleong, pengamatan non partisipasi ini adalah pengamatan yang hanya melakukan satu fungsi yakni mengamati, tidak melakukan hal lain yang mungkin mempengaruhi keadaan yang diamati-tidak menganggu struktur unit analisis dalam hal ini teks dan gambar. Dimana pengamat tidak melakukan manipulasi ataupun campur tangan peneliti pada latar penelitian atau dapat dikatakan bahwa disini peneliti tidak sama sekali terlibat dalam membuat latar, semua ada secara alamiah saja. 68 Di dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan oleh manusia, yakni peneliti sendiri. Di sini peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitian. 69 Maka bisa ditarik kesimpulan bahwa di penelitian ini, manusia adalah instrumen penelitiannya atau alat penelitian. Penulis menganalisis logo Global TV tahun 2006 dan logo Global TV tahun 2008 menggunakan segi tiga makna Charles Sander Peirce. Hasil dari keseluruhan analisis yang penulis lakukan akan digunakan untuk menjawab masalah pokok penelitian. 3.5.2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari data-data yang sudah tersedia sebagai pelengkap untuk melancarkan penelitian. 68 Lexy J Maleong. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung:2000) Hal.4 69 Ibid, Hal.12

60 Dokumen-dokumen Perusahaan seperti Company Profile Global TV, logo lama tahun 2006 dan logo baru tahun 2008 Global TV, serta bahan lainnya sebagai bahan referensi. Studi kepustakaan yaitu penelitian dengan cara mempelajari bukubuku yang sifatnya ilmiah dan buku lain yang berkaitan dengan materi penelitian. 3.6. Definisi Konsep dan Fokus Penelitian 3.6.1. Definisi Konsep Analisa Logo Pandangan merupakan bagian dari pendapat yang didasarkan pada asumsi atau cara pikir seseorang terhadap suatu objek atau peristiwa tertentu. Dalam hal ini pandangan yang dimaksud ialah keseluruhan pendapat tentang analisa perubahan logo. Perubahan Logo Pada dasarnya terdapat kandungan nilai-nilai dalam logo sebagai stereotype yang berkembang di masyarakat. Nilai disini lebih mengarah kepada sejumlah konseptual yang terbentuk dari visi dan misi perusahaan, arti logo disepakati bersama oleh masyarakat sebagai identitas suatu perusahaan. Masyarakat menilai suatu perusahaan dari logo perusahaan tersebut dan citra positif perusahaan muncul pada logo perusahaan.

61 3.6.2. Fokus Penilitian Sesuai dengan sifat dan metode penelitian yang telah penulis tetapkan fokus yang akan diamati dalam penelitian mengenai Analisis semiotika logo pada stasiun televisi Global TV tahun 2006 dan 2008 adalah menjawab bahwa perubahan apa saja yang ada pada logo Global TV yang lama dengan logo Global TV yang baru serta unsur apa saja yang mempengaruhi perubahan tersebut. 3.7. Teknik Analisa Data Mengenai analisis data Prawito mengatakan, Analisis data dalam penelitian komunikasi kualitatif pada dasarnya dikembangkan dengan maksud hendak memberikan makna (making sense of) terhadap data, menafsirkan (interpreting), atau mentransformasikan (transforming) data ke dalam bentuk-bentuk narasi yang kemudian mengarah pada temuan yang bernuansakan proposisi-proposisi ilmiah (thesis) yang akhirnya sampai pada kesimpulan-kesimpulan final. 70 Penulis memahami bahwa analisis data diperlukan dalam sebuah penelitian kualitatif. Analisis data dimaksudkan memberikan makna terhadap data serta penafsiran, kemudian menekankan penjelasan yang berupa narasi pada kesimpulan-kesimpulan yang akan ditemukan pada akhirnya. Untuk menjawab pokok permasalahan pada penelitian, penulis melakukan analisis dengan menggunakan metode Charles Sander Peirce dengan model triadik, dimana antara tanda, objek, dan interpretasi memiliki hubungan yang 70 Prawito,2007,hal 101

62 saling memenuhi kekuatan dan kelebihan. Penulis memilih model ini karena semiotika Charles Sander Peirce terletak pada interpretasi peneliti atas data yang diperoleh. Penulis melihat bahwa bagi Peirce, makna tidak dapat diartikan secara tetap, namun dapat diartikan secara beragam sesuai bagaimana batasan-batasan yang diberlakukan penggunanya, dengan kata lain setiap makna yang diresepsi oleh pembacanya tidaklah selalu sama. Sedangkan perangkat yang ada adalah sebagai berikut : SIGN - Qualisign - Sinsign - Legisign INTERPRETANT OBJECT - Rheme - Icon - Decisign - Indeks - Argument - Simbol Gamb. 3.1 Elemen Makna Peirce Menurut Peirce mengenai tanda ialah, salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.

63 Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. 71 Bagi Peirce, makna tidak dapat diartikan secara tetap, namun dapat diartikan secara beragam sesuai bagaimana batasan-batasan yang diberlakukan penggunanya. Penulis memahami, fungsi tanda pertama-tama adalah alat untuk membagkitkan makna. Itu karena tanda selalu dapat dipersepsi oleh perasaan (sense) dan pikiran (reason). Dengan menggunakan seperangkat peralatan rohaniah (akal, budi dan pikiran), seseorang biasanya menghubungkan sebuah tanda pada rujukannya (reference) untuk menemukan makna di balik tanda itu. Hubungan antara tanda, rujukan, pikiran sehingga menimbulkan makna lazim diilustrasiakn dalam teori segitiga makna. Peirce juga menambahkan : Sesuatu yang digunakan agar tanda dapat berfungsi disebut sebagai ground, tanda yang dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi qualisign, sinsign, dan legisign, Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda, Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda. 72 Berdasarkan objeknya, peirce membagi tanda atas icon (ikon), indeks, dan simbol. Ikon adalah tanda yang hubungan antara penandanya bersifat kesamaan bentuk alamiah. Dengan kata lain ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan, Indeks adalah tanda yang menunjukan adanya 71 Alex sobur,2006,hal 115 72 Alex Sobur,2004,Hal 41-42

64 hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan, Simbol adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat arbiter atau semena, hubungan berdasarkan konvensu (perjanjian) masyarakat. Berdasarkan interpretan, tanda dibagi atas rheme, dicisign dan argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan, decisign adalah tanda yang sesuai dengan kenyataan, Argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu. Dari pendapat tersebut, maka penulis menyimpulkan terdapat klasifikasi tanda dalam segitiga makna Peirce, yakni : 1. Hubungan penalaran dengan jenis penandanya atau Sign terdiri dari: penanda yang bertalian dengan kualitas (Qualisigns), penanda yang bertalian dengan kenyataan (Sinsigns) dan penanda yang bertalian dengan kaidah (Legisign). 2. Hubungan kenyataan dengan jenis dasarnya atau Objek yang terdiri dari hubungan antara tanda dan petandanya bersifat kemiripan (Ikon), tanda yang berhubungan kausal dengan petandanya (indeks) dan hubungan penanda dengan petanda yang berdasarkan konvensi (simbol). 3. Hubungan pikiran dengan jenis petandanya atau Interpretant terdiri dari tafsiran orang mengenai tanda berdasarkan pilihan (Rheme), tanda yang ditafsirkan sesuai kenyataan (Dicisign), dan tanda yang langsung menyatakan alasan tentang sesuatu (Argument).

65 3.8. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Sehubungan dengan konsep permasalahan yang ingin diteliti, penulis dalam hal ini melakukan teknik metodologis melalui strategi penelitian yang sering disebut dengan Trianggulasi. Spesifiknya melalui trianggulasi teknik pengumpulan data dan trianggulasi sumber data dengan menggunakan standar 45 kredibilitas atau tingkat kepercayaan yang tinggi yang diperoleh dari narasumber atau subyek yang kompeten. 73 Trianggulasi lebih menggunakan metode dalam level mikro, seperti bagaimana menggunakan beberapa metode pengumpulan data dan analisis data sekaligus dalam sebuah penelitian, termasuk menggunakan informan sebagai alat uji keabsahan dan analisis hasil penelitian. 74 Selain itu, teknik trianggulasi juga lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang diinginkan. Oleh karenanya, penulis mencoba untuk menguji apakah proses dan hasil metode yang digunakan sudah berjalan dengan baik misalnya melalui pengujian terhadap hasil konfirmasi dengan informasi yang sebelumnya karena bisa jadi hasil konfirmasi itu bertentangan dengan informasiinformasi yang telah dihimpun sebelumnya dari informan atau dari sumbersumber lainnya. 75 73 Brannen, Julia., Memadu Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar 1997 ) hlm. 20. Dalam Burhan, Bungin: Analisis Data Penelitian Kualitatatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. 74 Burhan, Bungin. Metodologi Penelitian Sosial, Format-format Kualitatif dan Kuantitatif, Surabaya : Universitas Airlangga Press, 2001. 75 Bodgan, Robert dan Taylor Steven J., Introduction to Qualitative Research Methods, Ohio, 1975. Dalam Burhan, Bungin. Analisis Data Penelitian Kualitataif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis kea rah Penguasaan Model Aplikasi.

66 Apabila terdapat suatu perbedaan, maka harus dilakukan penelusuran terhadap perbedaan-perbedaan tersebut sampai ditemukannya sumber perbedaan dan materi perbedaannya, kemudian dilakukan konfirmasi ulang dengan informan dan sumber-sumber lainnya. Trianggulasi juga dapat dilakukan dengan menguji pemahaman informan tentang hal-hal yang diinformasikan informan kepada peneliti. Hal ini perlu dilakukan mengingat dalam penelitian kualitatif, persoalan pemahaman makna suatu hal bisa jadi berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya, termasuk juga kemungkinan perbedaan pemahaman makna antara informan dan peneliti. 76 Proses trianggulasi tersebut diatas dilakukan terus-menerus sepanjang proses pengumpulan data dan analisis data, sampai suatu saat penulis atau peneliti yakin bahwa sudah tidak ada lagi perbedaan-perbedaan serta tidak ada lagi yang perlu dikonfirmasikan kepada informan. 76 Mason, Jennifer., Qualitative Researching, London : Sage Publication, 2002. Dalam Burhan, Bungin. Analisis Data Penelitian Kualitataif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis kea rah Penguasaan Model Aplikasi.