DAMPAK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN DAN KOMPOSISI KARKAS ITIK LOKAL JANTAN SKRIPSI ARIF WAHYUDIN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
RINGKASAN ARIF WAHYUDIN. D14202006. 2006. Dampak Penggunaan Tepung Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dalam Pakan Terhadap Penampilan dan Komposisi Karkas Itik Lokal Jantan. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Ir. Rukmiasih, MS Pembimbing Anggota : Prof. Emeritus Peni S. Hardjosworo, MSc. Itik merupakan salah satu ternak unggas air (waterfowl) yang memiliki potensi sebagai penghasil telur dan daging. Selama ini tujuan utama dalam budidaya itik adalah sebagai sumber telur, sedangkan sebagai sumber daging biasanya digunakan itik jantan atau dengan memotong itik betina yang tidak produktif lagi. Salah satu kelemahan daging itik yaitu memiliki bau yang lebih amis dibandingkan dengan daging unggas lainnya. Hal inilah yang menyebabkan konsumsi daging itik masih terbatas, sehingga permintaannya ikut terbatas. Upaya yang telah dilakukan dalam rangka mengurangi bau amis tersebut, diantaranya dengan memanipulasi pakan melalui penambahan bahan tertentu sehingga dapat mengurangi bau amis pada daging itik setelah pemotongan. Beluntas (Pluchea indica L.) merupakan sejenis tanaman perdu yang banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai tanaman pagar dan sebagai obat tradisional. Sejak lama tanaman beluntas dipercaya dapat mengurangi bau badan dengan cara mengkonsumsinya. Sejalan dengan tujuan mengurangi bau amis pada daging itik, maka digunakan daun beluntas yang dijadikan tepung dan dicampurkan ke dalam pakan itik. Namun penambahannya dalam pakan diduga akan memberikan efek samping mengingat beluntas mengandung serat kasar dan juga senyawa antinutrisi berupa tanin. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penggunaan tepung daun beluntas dalam pakan itik lokal jantan terhadap penampilan dan komposisi karkasnya. Penelitian dilakukan di Laboratorium Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor mulai akhir Juli hingga Oktober 2005. Itik yang digunakan adalah itik lokal jantan umur satu hari (DOD) sebanyak 90 ekor, yang dipelihara selama 10 minggu kemudian dipotong. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan tiga taraf perlakuan penambahan tepung daun beluntas (0%; 1% dan 2%) dalam pakan. Masing-masing perlakuan terdiri dari enam ulangan dan masing-masing ulangan terdiri dari lima ekor itik. Peubah yang diukur berupa konsumsi ransum, bobot badan akhir, pertambahan bobot badan, konversi ransum, persentase karkas, persentase bagian karkas (dada, paha, sayap dan punggung), serta persentase daging dan tulang bagian dada dan paha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung daun beluntas dalam pakan sebesar 1% dan 2% tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap penampilan itik lokal jantan, persentase karkas dan bagian-bagiannya (dada, paha, sayap dan punggung) serta tidak pula memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase daging dan tulang bagian dada dan paha. Kata-kata kunci : itik jantan, beluntas, penampilan, komposisi karkas
ABSTRACT Effect of Beluntas Leaf Powder in Fed Diet on Performance and Carcass Composition of Domectic Male Ducks Wahyudin, A., Rukmiasih, and Peni S. Hardjosworo Duck meat has an unlike odor. An effort that is used to reduce it, is by adding beluntas leaf powder in fed diet. However, there is side effect that need to be studied. Therefore, the purpose of this research is to evaluate the effect of adding beluntas leaf powder in fed diet to performance and carcass composition of domestic male ducks. This research was conducted in Faculty of Animal Science, Bogor Agricultural University from July until October 2005. Ninety Day Old Ducks (DOD) were raised and given additional beluntas leaf powder to their fed in their 5-10 weeks of age, before being killed. Completely randomize design was used with three beluntas leaf mill concentration adding treatment (0%; 1% and 2%). Each treatment consisted of six replication and each of it contained five ducks. The result showed that this adding treatment has not significant effect on domestic male ducks performance, carcass and it s parts (breast, tight, wing, and back) percentage and also meat and bone percentage of breast and tight. Keywords : male duck, beluntas, performance, carcass composition
DAMPAK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN DAN KOMPOSISI KARKAS ITIK LOKAL JANTAN ARIF WAHYUDIN D14202006 Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
DAMPAK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN DAN KOMPOSISI KARKAS ITIK LOKAL JANTAN Oleh ARIF WAHYUDIN D14202006 Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujuan Lisan pada tanggal 11 Agustus 2006 Pembimbing Utama Pembimbing Anggota Ir. Rukmiasih, MS NIP. 131 284 605 Prof. Emer. Peni S. Hardjosworo, MSc. Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Ronny Rachman Noor, MRur.Sc. NIP. 131 624 188
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 19 Maret 1983 di Jakarta, merupakan anak ketiga dari lima bersaudara pasangan Bapak Ayub dan Ibu Rosyati. Sejak lahir penulis tinggal di kota Ciledug Kabupaten Tangerang yang berbatasan langsung dengan Jakarta Selatan. Pendidikan formal dialami semenjak memasuki bangku sekolah dasar pada tahun 1990 di SDN Sudimara Timur I sampai dengan tahun 1996. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 11 Tangerang. Setelah lulus penulis melanjutkan pendidikan ke SMUN 63 Jakarta. Tiga tahun berselang penulis dinyatakan lulus dari sekolah tersebut dan pada tahun 2002 penulis diterima di Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI pada Program Studi Teknologi Hasil Ternak. Selama tahun pertama mengikuti pendidikan kampus, penulis aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (BEM-TPB) dan menjabat sebagai ketua. Pada tahun-tahun selanjutnya, penulis berkecimpung di dunia Himpunan Mahasiswa Ilmu Produksi Ternak (Himaproter) Fakultas Peternakan dengan jabatan sebagai ketua Departemen Penelitian dan Pengembangan. Pada tahun ketiga penulis diamanahkan menjabat sebagai Badan Pengawas Himaproter. Selain itu penulis juga pernah menjadi asisten dosen Mata Kuliah Dasar-dasar Mikrobiologi Hasil Ternak pada tahun 2004-2005. Beberapa pelatihan dan magang pernah diikuti oleh penulis, diantaranya Pelatihan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) 2005 dan magang liburan di Silado Corp. Purwokerto serta Internship Programme di PT. Cheil Jedang Superfeed, Serang.
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan kesempatan yang diberikan oleh-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Dampak Penggunaan Tepung Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dalam Pakan Terhadap Penampilan dan Komposisi Karkas Itik Lokal Jantan dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, pembawa cahaya ke dalam dunia ini. Berawal dari sebuah pemikiran untuk mampu mengembangkan potensi ternak itik di Indonesia, penulis bersama dengan rekan-rekan dan dosen di Fakultas Peternakan Istitut Pertanian Bogor mencoba melakukan serangkaian penelitian untuk mengurangi sifat bau amis yang dimiliki oleh daging itik. Penggunaan tepung daun beluntas (Pluchea indica L.) yang ditambahkan dalam pakan telah dilakukan sebagai upaya dalam mengurangi bau amis pada daging itik tersebut. Mengingat terdapat berbagai kandungan bahan aktif dalam tanaman beluntas, penulis menduga akan adanya efek samping yang diberikan sehingga berpengaruh langsung terhadap produktivitas itik sebagai sumber daging. Hal inilah yang penulis kaji lebih dalam, sehingga penelitian bertujuan untuk mengetahui dampak pemberian tepung daun beluntas dalam pakan terhadap penampilan dan komposisi karkas itik lokal jantan. Penelitian mengalami beberapa kendala terutama dalam hal mortalitas selama pemeliharaan. Namun secara umum beberapa kendala yang ada telah mampu penulis dan tim hadapi sehingga penelitian yang dilakukan dapat diselesaikan dengan baik. Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Penulis sadar bahwa tiada kesempurnaan abadi yang pernah dicapai. Oleh karena itu, saran dan kritik demi perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Semoga amal dan niat baik kita diterima oleh-nya. Amin. Bogor, Agustus 2006 Penulis
DAFTAR ISI RINGKASAN... ABSTRACT... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 1 Manfaat... 2 TINJAUAN PUSTAKA... 3 Beluntas (Pluchea Indica L.)... 3 Itik Lokal... 5 Konsumsi Ransum... 6 Bobot Badan dan Pertambahan Bobot Badan... 7 Konversi Ransum... 9 Persentase Karkas... 10 Persentase Bagian-bagian Karkas... 12 MATERI METODE PENELITIAN... 13 Lokasi dan Waktu... 13 Materi... 13 Rancangan... 14 Perlakuan... 14 Model... 14 Peubah yang Diamati... 15 Analisis Data... 16 Prosedur... 16 Pembuatan Tepung Daun Beluntas... 16 Persiapan Kandang dan Peralatan... 16 Pembentukan Unit Perlakuan... 16 Pemeliharaan dan Pengambilan Data... 17 HASIL DAN PEMBAHASAN... 18 Konsumsi Ransum... 18 Bobot Badan Akhir... 19 Pertambahan Bobot Badan... 19 ii iii vi vii viii x xi xii
Konversi Ransum... 20 Persentase Karkas dan Bagian-bagiannya... 20 Persentase Daging dan Tulang Bagian Dada dan Paha... 22 KESIMPULAN... 25 UCAPAN TERIMA KASIH... 26 DAFTAR PUSTAKA... 27 LAMPIRAN... 30
DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Komposisi Nutrisi Pakan Perlakuan... 13 2. Penampilan Itik Lokal Jantan Selama Enam Minggu Perlakuan... 18 3. Rataan Persentase Karkas dan Bagian-bagiannya pada Itik Umur 10 Minggu... 21 4. Rataan Persentase Daging dan Tulang Bagian Dada dan Paha Itik pada Umur 10 Minggu... 23