Buku Putih Sanitasi 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana

BAB 5 INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB 5: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 5.1 AREA BERESIKO SANITASI. Hal 5-1

BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai

5.1. Area Beresiko Sanitasi

BAB 5 AREA BERESIKO SANITASI INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB V Area Beresiko Sanitasi

BAB 5. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014

Bab 5: 5.1 AREA BERESIKO SANITASI

BAB 5 BUKU PUTIH SANITASI 2013

Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi

berdasarkan data primer, dalam hal ini hasil studi EHRA.

5.1 AREA BERESIKO SANITASI

BAB 5 BUKU PUTIH SANITASI KOTA TERNATE BAB 5

BAB V AREA BERESIKO SANITASI

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB V AREA BERESIKO SANITASI

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

RISALAH RAPAT Menindaklanjuti Hasil Rapat POKJA Sanitasi

Tabel Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2014Kota Padangsidimpuan. Kecamatan Kluster. PSP.Tenggara 3. PSP.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Bab 5: Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2014 Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2014

LAMPIRAN 2 ANALISA SWOT AIR LIMBAH KABUPATEN ACEH TENGGARA

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... 1 HALAMAN PENGESAHAN... II PERNYATAAN... III ABSTRACT... IV INTISARI... V KATA PENGANTAR... VI DAFTAR ISI...

Tabel Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2012 Kota Yogyakarta. Sumber: Laporan Studi EHRA Kota Yogyakarta, 2012

Gali/Penampungan Air Hujan); jumlah jamban; jumlah RT & RW, jumlah populasi atau

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

LAPORAN STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN WAY KANAN

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG. Pendahuluan 1

BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI (POKJA SANITASI 2013) BAB I PENDAHULUAN

Buku Strategi Sanitasi Kabupaten Bangka Selatan 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB V AREA BERESIKO SANITASI. Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI

: Wiyarsanto 30. Anggota Tim Panel I : Mengetahui, 1. Coki Rosada, SE 2. Joko Tri Hartanto, BSc

LAMPIRAN I DOKUMEN PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN TANAH DATAR 2015

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

LAMPIRAN 5Deskripsi Program dan Kegiatan

BAB KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

STARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI

BAB 5. INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA SABANG. Kelompok Kerja Sanitasi Kota Sabang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

SEKILAS BUKU PUTIH BEBERAPA PERTANYAAN YANG SERING MUNCUL

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan.

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Buku Putih Sanitasi 2013

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Arah Pengembangan Sanitasi

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1 Latar Belakang. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman I-1

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG

BAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang

BAB V. Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Landasan Gerak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Buku Putih Sanitasi 2013

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI KABUPATEN ACEH SINGKIL

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMETAAN SISTEM SANITASI KRITERIA PEMILIHAN LOKASI

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Srategi Sanitasi Kabupaten Karanganyar 2012 I LATAR BELAKANG

POKJA PPSP KABUPATEN SAROLANGUN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI Pengelolaan sanitasi meliputi antara lain pengelolaan air bersih, sampah, limbah dan drainase lingkungan yang berkaitan langsung dengan kualitas lingkungan hidup dan kualitas kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, mengelola sanitasi secara baik sama dengan menjaga kelestrasian lingkungan hidup, dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat 5.1 Area Beresiko Sanitasi Resiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitaasi dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Area beresiko dideskripsikan dengan mengklasifikasi dan memetakan area-area yang berada dalam lingkup kabupaten/ kota berdasarkan tingkat/ derajat resiko sanitasi. Dalam hal ini unit area digunakan adalah desa/ kelurahan. Pendekatan area beresiko dilakukan dengan 3 metode, yaitu : a. Study EHRA Untuk mengetahui dan memahami kondisi fasilitasi sanitasi dan perilaku-perilaku yang mempunyai resiko pada kesehatan masyarakat maka dilakukan sebuah studi singkat tentang Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan atau disebut dengan EHRA (Environmental Health Risk Assessment). Dalam hal ini yang diteliti dalam studi sanitasi mencakup : 1. Kondisi kesehatan, meliputi : sistem penyediaan air, layanan pembuangan sampah, ketersediaan jamban dan saluran pembungan limbah; 2. Perilaku dengan higienitas dan sanitasi, meliputi : cuci tangan pakai sabun, buang air besar, pembungan kotoran anak dan pembuangan sampah. Studi EHRA ini dilakukan di 20 desa dari 172 desa dari 9 kecamatan sesuai dengan klastering hasil kesepakatan anggota pokja yang tidak lepas dari kriteria dan sumber data primer serta sekunder seperti : a) Kepadatan penduduk; b) Angka kemiskinan; c) Jamban keluarga; d) SR dan HU air bersih; e) IR penyakit diare. b. Data Sekunder Merupakan pendekatan resiko sanitasi dengan menggunakan data, dokumen, catatan yang terekam dalam buku, file atau modul untuk kemudian dianalisis menjadi area beresiko. Indikator yang digunakan dalam data sekunder ini adalah : 1. Kepadatan penduduk; 2. Tingkat kemiskinan; Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi V -138-

3. Tingkat layanan air minum; 4. Kepemilikan jamban; dan 5. Jika tersedia luas genangan banjir. c. Persepsi SKPK Pendekatan ini merupakan pendapat subjektif SKPK yang menjadi anggota Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya termasuk di dalamnya telah mempertimbangkan fungsi tata ruang di masa mendatang dengan mendasarkan pada persepsi, keahlian profesi, dan pengetahuan praktis. Dari gabungan pendapat SKPK ini didapat konklusi mengenai tingkat resiko masing-masing area desa/ gampong. Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi V -139-

Peta 5.1 Peta area beresiko sanitasi Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi V -140-

Peta area beresiko Kabupaten Aceh Jaya dapat diklasifikasikan berdasarkan nilai skoring grade 1-4 dengan rincian sebagai-berikut : Skor 4 : Resiko Sangat Tinggi berwarna merah. Skor 3 : Resiko Tinggi berwarna kuning. Skor 2 : Resiko Sedang berwarna biru. Skor 1 : Kurang Beresiko berwarna hijau. Hasil akhir penilaian terhadap area beresiko untuk Kabupaten Aceh Jaya telah ditetapkan oleh kelompok kerja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya berdasarkan skor penilaian terhadap data sekunder, data EHRA, dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) terkait Sektor AMPL serta melakukan serangkaian observasi dan kunjungan lapangan pada desa yang menjadi sampel survey study EHRA. Tabel 5.1 Area beresiko sanitasi dan penyebab utamanya No Area beresiko*) Wilayah Prioritas Penyebab utama resiko 1 Resiko sangat tinggi Seumantok Buntha Cot Dulang Alue krueng Mon Mata 2 Resiko Tinggi Ligan Alue Ambang 3 Resiko Tinggi Meunasah Weh Genagan Air dan PHBS Paya Santeut Genagan Air dan PHBS Tanoh Anou Genagan Air dan PHBS Gampong Baro Genagan Air dan PHBS Paya Laot Genagan Air dan PHBS Tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa beberapa wilayah di Kabupaten Aceh Jaya masih mempunyai risiko sanitasi yang tinggi dan sangat tinggi. Penyebab utama risiko sanitasi tersebut adalah adanya genangan air dan rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Perhatian harus difokuskan kepada lima wilayah dengan risiko sanitasi yang sangat tinggi akibat genangan air, yaitu Seumantok, Buntha, Cot Dulang, Alue Krueng, dan Mon Mata. Sedangkan tujuh wilayah lainnya yang juga perlu diprioritaskan dalam konteks pengurangan risiko santitasi akibat adanya genangan air dan PHBS yang masih rendah adalah Ligan, Alue Ambang, Meunasah Weh, Paya Santeut, Tanoh Anou, Gampong Baro, dan Paya Laot. Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi V -141-

5.2 Posisi pengelolaan sanitasi saat ini Gambar 5.1 Posisi pengelolaan sanitasi saat ini komponen air limbah domestik 3,0 Kuadran 3: Mendukung strategi Stabilisation (Stabil) PELUANG 2,5 2,0 1,5 Kuadran 1: Mendukung strategi Growth (Pertumbuhan) 1,0 0,5 KELEMAHAN -2,5-2,0-1,5-1,0-0,5-0,2 0,2 1,0 2,0 0,5 1,5 2,5 KEKUATAN Kuadran 4: Mendukung strategi Survive (Bertahan -0,5-1,0 Kuadran 2: Mendukung strategi Diversification (Pertukaran Usaha) ANCAMAN -1,5-2,0-2,5-3,0 X = 0,200 Y = - 1,500 Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi V -142-

Gambar 5.2 Posisi pengelolaan sanitasi saat ini komponen Persampahan 3,0 Kuadran 3: Mendukung strategi Stabilisation (Stabil) PELUANG 2,5 2,0 1,5 Kuadran 1: Mendukung strategi Growth (Pertumbuhan) 1,0 0,5 KELEMAHAN -2,5-2,0-1,5-1,0-0,5-0,2 KEKUATAN 0,2 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5-0,5 Kuadran 4: Mendukung strategi Survive (Bertahan -1,0 Kuadran 2: Mendukung strategi Diversification (Pertukaran Usaha) ANCAMAN -1,5-2,0-2,5-3,0 X = 0,950 Y = - 1,450 Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi V -143-

Gambar 5.3 Posisi pengelolaan sanitasi saat ini komponen drainase lingkungan 3,0 Kuadran 3: Mendukung strategi Stabilisation (Stabil) PELUANG 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 Kuadran 1: Mendukung strategi Growth (Pertumbuhan) KELEMAHAN -0,6-0,5-0,4-0,3-0,2-0,1 0,1 0,3 0,5 0,2 0,4 0,6 KEKUATAN Kuadran 4: Mendukung strategi Survive (Bertahan -0,5-1,0-1,5 Kuadran 2: Mendukung strategi Diversification (Pertukaran Usaha) -2,0 ANCAMAN -2,5-3,0 X = 0,050 Y = - 1,650 Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi V -144-

Gambar 5.4 Posisi pengelolaan sanitasi saat ini komponen promosi hygiene sanitasi (prohisan) tatanan rumah tangga 0,30 Kuadran 3: Mendukung strategi Stabilisation (Stabil) PELUANG 0,25 0,20 0,15 Kuadran 1: Mendukung strategi Growth (Pertumbuhan) 0,10 0,05 KELEMAHAN -0,6-0,5-0,4-0,3-0,2-0,1 0,1 0,3 0,5 0,2 0,4 0,6 KEKUATAN Kuadran 4: Mendukung strategi Survive (Bertahan X = -0,300 Y = - 0,150 ANCAMAN -0,05-0,10-0,15-0,20-0,25-0,30 Kuadran 2: Mendukung strategi Diversification (Pertukaran Usaha) Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi V -145-