Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Tanjungpinang, Kepulauan Riau, 29124

dokumen-dokumen yang mirip
* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN, PERSONAL HIGIENE DENGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli PADA DAMIU DI KAWASAN UNIVERSITAS DIPONEGOROTEMBALANG

HIGIENE SANITASI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO TAHUN

HIGIENE SANITASI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KOTA TOMOHON TAHUN 2015

HIGIENE SANITASI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO TAHUN

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk

*Fakultas Kesehatan Masyarat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulamgi Manado

KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG PADA TINGKAT PRODUSEN DI KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

Total Coliform Dalam Air Bersih Dan Escherichia coli Dalam Air Minum Pada Depot Air Minum Isi Ulang

KAJIAN KUALITAS AIR MINUM YANG DIPRODUKSI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KABUPATEN BANJARNEGARA BERDASARKAN PERSYARATAN MIKROBIOLOGIS TAHUN 2014

Mahasiswa Program Magister Ilmu Lingkungan, UNDIP 2. Dosen Program Magister Kesehatan Lingkungan, UNDIP 3. Dosen Program Doktor Ilmu Lingkungan, UNDIP

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air.

Sanitation and Drinking Water Quality on Drinking Water Station. Sanitasi dan Kualitas Air Minum pada Depot Air Minum (DAM)

Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kontaminasi Mikroorganisme pada Jamu Gendong Di Kota Semarang

KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. kimia fisika dan radio aktif (Menteri Kesehatan RI, 2010). Air di dalam tubuh

KESMAS, Vol.10, No.2, September 2016, pp. ~ ISSN:

KAJIAN SANITASI PERALATAN TERHADAP JUMLAH COLIFORM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KOTA BANJAR. Tirana Nugraha 1)

HUBUNGAN ANTARA AIR BAKU, PROSES PENGOLAHAN DAN HIGIENE SANITASI DEPOT DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS PADA DEPOT AIR MINUM DI KOTA MANADO.

Kualitas Air Minum Isi Ulang Pada Depot di Wilayah Kerja Puskesmas Dahlia Kota Makassar

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

RISIKO KONTAMINASI BAKTERIOLOGIS PADA SARANA AIR BERSIH DI DESA BARUH TABING KECAMATAN BANJANG

GAMBARAN KARAKTERISTIK SUMUR WARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Univesitas Sam Ratulangi

KAJIAN KELAYAKANKUALITAS AIR MINUM ISI ULANG BERASALDARI AIR TANAH DI KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Unnes Journal of Public Health

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS MIKROBIOLOGI PADA DEPOT AIR MINUM DI PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN TAHUN 2016

INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI ESCHERICIA COLI PADA ES TEH YANG DIJUAL DI SEPANJANG JALAN TARAKAN KOTA BANAJARMASIN

KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT TAHUN 2012

HIGIENE SANITASI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KECAMATAN SARIO KOTA MANADO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo.

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air. Air juga digunakan untuk

GAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI

GAMBARAN KUALITAS AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KELURAHAN MALALAYANG II

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri E. Coli, Air Minum Isi Ulang

GAMBARAN MIKROBIOLOGI AIR MINUM DARI DEPOT ISI ULANG DI KECAMATAN RANOYAPO

RENCANA TINDAK LANJUT

Unnes Journal of Public Health

HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN TANJUNG REDEP KABUPATEN BERAU KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

GAMBARAN KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SERTA KONDISI FISIK SUMUR GALI DI DESA TATELI WERU KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup. Dengan demikian menyediakan air

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)

UJI BAKTERIOLOGIS SUSU KEDELAI PRODUK RUMAH TANGGA YANG DI JUAL DIPASARAN. Oleh: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR BAKTERIOLOGIS PADA AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN KRAMAT KABUPATEN TEGAL TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. manusia, air diperlukan untuk menunjang kehidupan, antara lain dalam kondisi yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

ASPEK KUALITAS AIR DAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KECAMATAN KOTA UTARA KOTA GORONTALO TAHUN 2012

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

GAMBARAN JUMLAH ANGKA KUMAN DAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA PIRING DI RUMAH MAKAN PASAR SERASI KOTA KOTAMOBAGU TAHUN 2015 Cindy Stevani Sape

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PUBLICATION MANUSCRIPT NASKAH PUBLIKASI

Kualitas Air Minum Yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan Bungus Padang Berdasarkan Persyaratan Mikrobiologi

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

KATA KUNCI : Analisis Kuantitatif, Bakteri Coliform, Air Minum Isi Ulang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Air

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan materi essensial di dalam kehidupan. Tidak ada satu pun

UKDW. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

PENILAIAN TEHADAP HIGIENE SANITASI DAN KEBERADAAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI

ANALISIS LETAK SUMBER AIR RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIJEN, SEMARANG TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan bagi setiap orang agar tewujud derajat kesehatan yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia

BAB 1 : PENDAHULUAN. Keadaan higiene dan sanitasi rumah makan yang memenuhi syarat adalah merupakan faktor

ANALISIS KEPADATAN TOTAL BAKTERI DAN Escherichia coli PADA AIR MINUM ISI ULANG YANG DIPEROLEH DARI DEPO PENGISIAN DI KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya ketersediaan air

ANALISIS KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR BERSIH PADA SISTEM AIR BERSIH DI DESA LANSA KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA KEBERADAAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DALAM PRODUK AIR MINUM DARI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG ABSTRAK

Oleh: Joni Martin, SH, MH Peneliti Pertama Bidang Kepakaran Kebijakan Publik Tenaga Ahli Dr. Ahmad Subhan. SIP, M.Si

SISTEM STERILISASI AIR MINUM ISI ULANG PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KOTA DAN KABUPATEN PEKALONGAN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu di Desa Boludawa. Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango.

PENGARUH KONSTRUKSI SUMUR TERHADAP KANDUNGAN BAKTERI ESCHERCIA COLI PADA AIR SUMUR GALI DI DESA DOPALAK KECAMATAN PALELEH KABUPATEN BUOL

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum

BAB I PENDAHULUAN. Air tidak pernah lepas dari segala aspek kehidupan manusia, mulai dari hal

GAMBARAN KUALITAS AIR MINUM DARI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KELURAHAN RANOTANA-WERU DAN KELURAHAN KAROMBASAN SELATAN MENURUTPARAMETER MIKROBIOLOGI.

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

Transkripsi:

Ar kel Peneli an FAKTOR HIGIENE SANITASI YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGI AIR MINUM ISI ULANG DI KOTA TANJUNGPINANG Diterima 16 November 2016 Disetujui 10 Februari 2017 Dipublikasikan 1 Maret 2017 JKMA Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas diterbitkan oleh: Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas p-issn 1978-3833 e-issn 2442-6725 11(1) 33-38 @2017 JKMA h p://jurnal. m.unand.ac.id/index.php/jkma/ Weni Enjelina 1, M. Syahnan Purba 1, Zulya Erda 1 1 Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Tanjungpinang, Kepulauan Riau, 29124 Abstrak Kualitas air minum pada depot air minum isi ulang (DAMIU) masih rendah. Berdasarkan hasil pengujian bakteriologi yang dilaksanakan oleh Puskesmas di Kota Tanjungpinang Tahun 2015, diketahui bahwa lima sampel air minum isi ulang (AMIU) mengandung bakteri coliform. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas bakteriologi AMIU, dan faktor higiene sanitasi yang berhubungan dengan kualitas bakteriologi AMIU di Kota Tanjungpinang. Desain penelitian ini merupakan penelitian Cross sectional. Sampel sebanyak 30 DAMIU di Kota Tanjungpinang. Pemilihan sampel dilakukan secara proporsional random sampling. Data dianalisis menggunakan uji Chi square. Hasil penelitian menunjukkan 20% AMIU di Kota Tanjungpinang ditemukan keberadaan total kuman, akan tetapi tidak ditemukan keberadaan E.coli. Sanitasi bangunan, sanitasi alat pengolahan dan sanitasi wadah sebagian besar depot sudah memenuhi syarat dan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan total kuman, hanya higiene operator yang sebagian besarnya tidak memenuhi syarat yaitu sebesar 53% dan berhubungan dengan total kuman (p value 0,017). Kesimpulan dari penelitian ini adalah Terdapat 20% AMIU yang ditemukan keberadaan total kuman. Faktor hygiene sanitasi yang berhubungan adalah faktor higiene operator, sehingga untuk mencegah keberadaan kuman pada air minum isi ulang operator hendaknya menerapkan prilaku higiene yang meliputi prilaku hidup bersih dan memiliki sertifikat seminar dan pelatihan tentang higiene dan sanitasi pengolahan DAMIU. Kata Kunci: kualitas bakteriologi, AMIU, DAMIU THE FACTORS OF SANITARY HYGIENE ASSOCIATED WITH THE BACTERIOLOGI CAL QUALITY OF REFILL WATER IN TANJUNGPINANG Abstract The quality of drinking water in the drinking water refill depot (DAMIU) is still low. Based on the results of bacteriological testing conducted by Puskesmas in Tanjungpinang 2015, it is known that 5 samples drinking water refill (AMIU) containing coliform bacteria. This study aims to know bacteriological quality in drinking water refill and determine Factors of Hygiene sanitasion DAMIU that associated with AMIU s bacteriological quality in Tanjungpinang city. The study design was a cross sectional study with sample of 30 DAMIU in Tanjungpinang. Sample selection is done by proportional random sampling. Data were analyzed using Chi square test. The results showed that 20% AMIU containing germs total, but for E.coli, 100% not containing. Building sanitation, processing tools sanitation and galon sanitation most of drinking water refill already eligible and not related with germs total number, only Operator hygiene that 53% eligible and related with germs total number (p value 0,017). The study conclude that 20% AMIU containing germs total. Operator hygiene factor related with germs total. To prevent the presence of germs in drinking water refill, the operator should apply hygiene behaviour and have certificate of seminar and training about hygiene and sanitary processing of DAMIU Keywords : bacteriological quality, hygiene and sanitation, drinking water refill Korespondensi Penulis: Jurusan kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang, Jl.Arief Rahman Hakim No.1, Tanjungpinang, Kepulauan Riau Email: wenienjelina@yahoo.com Telepon/HP: 0771-20387/ 08117034488 33

Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Oktober 2016 - Maret 2017 Vol. 11, No. 1, Hal. 33-38 Pendahuluan Pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat merupakan tanggung jawab negara yang dibunyikan dalam Millennium Goal Development (MDG) pada tujuan ketujuh target nomor sepuluh bahwa pada tahun 2015, negara akan mengurangi separuh proporsi penduduk yang tidak dapat atau tidak mampu memperoleh sumber air minum yang sehat. (1) Sumber air minum masyarakat Indonesia berdasarkan jenisnya terdiri atas air minum kemasan, air isi ulang, air ledeng, air ledeng eceran (membeli), sumur bor/pompa, sumur gali terlindung, sumur gali tak terlindung, mata air terlindung, mata air tak terlindung, penampungan air hujan dan air sungai/danau/ irigasi. Air minum isi ulang (AMIU) merupakan sumber air minum kedua tertinggi (21%) setelah sumur gali terlindung (22,5%). (2) Air minum yang sehat harus memenuhi persyaratan kesehatan sesuai dengan Permenkes No.492 Tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum yaitu nol JPT dalam setiap 100 ml sampel. Kualitas bakteriologi air minum juga diukur dari jumlah cemaran mikroba (total kuman) pada total total plate count (TPC) yaitu maksimal 1,0 x 10 2 koloni/ml saat di Pabrik dan 1,0 x 10 5 setelah di pasaran. (3) Air minum yang tidak memenuhi persyaratan kualitas bakteriologi merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap 88 persen kematian anak akibat diare di seluruh dunia. (4) Masyarakat Provinsi Kepulauan Riau, menjadikan AMIU sebagai prioritas utama sumber air minum yaitu sebanyak 65,9%, begitu juga di Kota Tanjungpinang sebanyak 54,9% masyarakat mengkonsumsi AMIU. (2) Depot air minum isi ulang (DAMIU) merupakan badan usa ha atau industri yang mengelola AMIU. (5) Jumlah DAMIU di Kota Tanjungpinang berdasarkan data dari Dinas Kesehatan yaitu berjumlah 126 DAMIU. (6) Kualitas bakteriologi AMIU di Kota Tanjungpinang masih rendah. Hasil uji petik bakteriologi yang didapatkan bahwa 5 sampel AMIU masih teridentifikasi bakteri Coliform, dan belum ada data untuk total kuman dan E.coli. (7) Belum diketahui faktor higiene sanitasi yang berhubungan dengan kualitas bakteriologi AMIU. (7) Berdasarkan data dan rumusan tersebut, maka peneliti ingin meneliti lebih lanjut bagaimana kandungan bakteriologi air minum isi ulang dan higiene sanitasi apa saja yang berhubungan dengan kualitas tersebut pada DAMIU di Kota Tanjungpinang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui total kuman dan E.coli air minum isi ulang, higiene sanitasi DAMIU, serta faktor higiene sanitasi yang berhubungan dengan kualitas bakteriologi AMIU di Kota Tanjungpinang Tahun 2015. Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Kota Tanjungpinang pada bulan Mei-September 2015. Populasi sebanyak 126 DAMIU yang dibagi berdasarkan enam wilayah kerja Puskesmas di Kota Tanjungpinang. Sampel penelitian sebanyak tiga puluh sampel berdasarkan jumlah sampel minimal untuk penelitian korelasi. Teknik sampling dilakukan dengan metode proporsional random sampling. Variabel independen yaitu faktor higiene sanitasi yang terdiri dari subvariabel jenis sumber air baku, higiene operator, sanitasi bangunan, sanitasi alat pengolahan dan sanitasi wadah. (8) Variabel dependen adalah kualitas bakteriologi yang terdiri dari subvariabel kandungan total kuman dan E.coli pada air minum isi ulang. (9) Faktor higiene sanitasi diukur menggunakan kuisioner pemeriksaan fisik DAMIU (jenis sumber air baku, higiene operator, sanitasi bangunan, sanitasi alat pengolahan dan sanitasi wadah) yang diadopsi dari pedoman pelaksanaan penyelenggaraan higiene sanitasi depot air minum. (8) Cara penilaian untuk jenis sumber air baku menggunakan skala nominal yang dibedakan menjadi sumur bor, sumur gali, air gunung lengkuas dan PDAM. Cara penilaian untuk higiene operator, sanitasi bangunan, sanitasi alat pengolahan dan sanitasi wadah menggunakan skala ukur ordinal yang dibedakan dalam memenuhi syarat jika total skor besar atau sama dengan 70% dan tidak memenuhi syarat jika total skor kurang dari 70%. Pengamatan higiene sanitasi dilakukan di DA- MIU Kota Tanjungpinang. 34

Enjelina, Purba, Erda Hygine Sanitasi Dan Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Cara pemeriksaan sampel total kuman menggunakan Total Plate Count. (10) Identifikasi E.coli menggunakan metode Ridacount. Hasil pengukuran untuk total kuman dibedakan dalam memenuhi syarat jika jumlah kuman kecil dari 1 x 10 2 CFU/ml, dan tidak memenuhi syarat, jika besar dari 1 x 10 2 CFU/ml. Hasil pengukuran E.coli memenuhi syarat jika jumlah E.coli nol JPT/ml dan tidak memenuhi syarat jika besar dari nol JPT/ml. Pengukuran kandungan total kuman dan E.coli dilakukan di Laboratorium Unit Pelayanan Teknis Daerah Pusat Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Kabupaten Bintan. Data yang dianalisis adalah hubungan antara faktor higiene sanitasi yaitu jenis sumber air baku, higiene operator, sanitasi bangunan, sanitasi alat pengolahan dan sanitasi wadah dengan total kuman dan E.coli menggunakan uji Chi square dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil Hasil penelitian yang diperoleh adalah berupa variabel dependen yaitu data kualitas bakteriologi (total kuman dan E.coli) AMIU dan variabel independen yaitu higiene sanitasi DAMIU (jenis sumber air baku, higiene operator, sanitasi bangunan, sanitasi alat pengolahan dan sanitasi wadah). Dari tabel 1 didapatkan informasi tentang kualitas bakteriologi air minum isi ulang yaitu sebagian besar (80%) AMIU mengandung kuman total kecil dari 1 x 10 2 CFU/ml, sehingga masih tergolong aman dan memenuhi syarat sebagai air minum. Sebanyak 20% air minum isi ulang mengandung kuman total besar atau sama dengan 1 x 10 2 CFU/ml, sehingga tergolong tidak aman dan tidak memenuhi syarat sebagai air minum, sedangkan untuk kualitas bakteriologi E.coli seluruhnya tidak ditemukan keberadaan E.coli, yaitu berjumlah 0 JPT/ml. (9) Variabel independen disajikan dalam tabel 2 yang menginformasikan bahwa Jenis sumber air baku DAMIU di Kota Tanjungpinang dikelompokkan menjadi empat, yaitu sumur bor, sumur gali, air gunung lengkuas (beli) dan PDAM, Sumur gali merupakan sumber air yang paling banyak digunakan yaitu sebanyak 63%. Faktor higiene dan sanitasi yang dilihat yaitu subvariabel sanitasi bangunan, sanitasi alat pengolahan dan sanitasi wadah sebagian besar depot sudah memenuhi syarat, hanya higiene operator yang sebagian besarnya tidak memenuhi syarat yaitu sebesar 53%. Hubungan kemaknaan antara higiene sanitasi dan kualitas bakteriologi dianalisis menggunakan chi square. Tabel 3 menginformasikan bahwa faktor higiene sanitasi DAMIU yaitu sumber air baku, sanitasi bangunan, sanitasi alat pengolahan dan sanitasi wadah tidak memiliki hubungan kemaknaan dengan kualitas bakteriologi AMIU. Faktor yang memiliki hubungan yang bermakna adalah higiene operator dengan nilai p value 0,017. Pembahasan Total kuman masih ditemukan keberadaannya pada air minum isi ulang di Kota Tanjungpinang yaitu sejumlah 20% dari 30 sampel AMIU. Sumber air baku, tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kualitas bakteriologi AMIU di Kota Tanjungpinang. Air baku DAMIU di Kota Tanjungpinang sebagian besar bersumber dari sumur gali. Secara fisik, lokasi dan konstruksi sumur sudah cukup memenuhi persyaratan, yaitu berjarak lebih dari 15 meter dari sumber pencemar dan sudah terbuat dari bahan yang kokoh, sehingga mengurangi resiko masuknya bakteri dari sumber pencemar. Air sumur dialirkan ke tendon penempungan dengan menggunakan pompa listrik. Penggunaan pompa listrik lebih dapat memperkecil resiko kontaminasi mikroba dibandingkan penggunaan timba. (11) Sebagian besar DAMIU sudah memiliki bangunan yang terpisah dari tempat tinggal dan sudah memenuhi persyaratan, yaitu memiliki dinding dan langit-langit yang kokoh, pencahayaan yang baik dan terhindar dari tikus, lalat dan kecoa, hanya saja lokasi beberapa DAMIU masih dekat dengan jalan raya, sehingga memungkinkan terjadinya pencemaran, akan tetapi resiko kontaminasi tersebut dicegah dengan membuat lemari tertutup sebagai tempat pengisian air galon untuk menghindari masuknya debu dan asap kendaraan dari jalan raya. Alat pengolahan sudah meliputi proses pengolahan secara fisik, kimia dan bakte- 35

Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Oktober 2016 - Maret 2017 Vol. 11, No. 1, Hal. 33-38 Tabel 1.Hasil Kualitas Total Kuman Dan E.Coli Air Minum Isi Ulang Kualitas Bakteriologi Jumlah % Total Kuman Memenuhi Syarat 24 80 Tidak Memenuhi Syarat 6 20 Eschericia coli Memenuhi Syarat 30 100 Tidak Memenuhi Syarat 0 0 riologi, yaitu ada filter bertingkat dan lampu UV yang berfungsi sebagai alat sterilisasi. Wadah atau galon sebelum diisi terlebih dulu dicuci dan dibilas, memang tidak ada ruangan khusus sebagai tempat sterilisasi galon, akan tetapi fasilitas yang digunakan sering dibersihkan dan terdapat tutup galon yang bersih dan baru serta tisu steril yang digunakan untuk membersihkan mulut dan leher botol untuk menghindari kontaminasi. Sumber air baku yang digunakan, alat pengo lahan dan wadah yang digunakan sudah memenuhi syarat sanitasi, akan tetapi tetap ditemukan adanya kuman pada AMIU. Pada penelitian ini diketahui bahwa faktor higiene sanitasi yang berhubungan dengan kandungan total kuman ini adalah higiene operator. Hygiene operator pada DAMIU menurut Ditjen PP-PL Kemenkes Tahun 2010 diukur berdasarkan perilaku hidup bersih dan kepemilikan operator terhadap sertifikat seminar atau pelatihan tentang hygiene sanitasi DAMIU. Data personal higiene yang 53% tidak memenuhi syarat menggambarkan bahwa sebagian besar operator DAMIU tidak menerapkan perilaku hidup bersih dalam pekerjaannya seperti mencuci tangan sebelum pengisian air, tidak merokok, dan menggunakan pakaian yang bersih. Perilaku-perilaku yang tidak bersih tersebut dapat menjadi penyebab kontaminasi mikroba, sehingga memungkinkan air minum isi ulang terkontaminasi pada saat proses pengolahannya. Mencuci tangan termasuk salah satu cara untuk menghindarkan kontaminasi atau pencemaran mikroba pada alat dan bahan. (11) Kebersihan priba di merupakan faktor penting yang mempengaruhi penyebaran mikroba pada makanan dan minuman. (12) Tabel 2. Hasil Pengamatan Higiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang Sumber Air Baku Higiene Sanitasi Jumlah % Sumur Bor 6 20 Sumur Gali 19 63 Air Gunung Lengkuas (Beli) 4 14 PDAM 1 3 Higiene Operator Memenuhi syarat 14 47 Tidak Memenuhi Syarat 16 53 Sanitasi Bangunan Memenuhi syarat 25 83 Tidak Memenuhi Syarat 5 17 Sanitasi Alat Pengolahan Memenuhi syarat 27 90 Tidak Memenuhi Syarat 3 10 Sanitasi Wadah Memenuhi syarat 26 87 Tidak Memenuhi Syarat 4 13 Penerapan higiene menurut Ditjen PP-PL Kemenkes Tahun 2010 juga diukur berdasarkan kepemilikan operator terhadap sertifikat seminar atau pelatihan tentang hygiene sanitasi DAMIU. Keikutsertaan operator pada seminar dan pelatihan tentang higiene sanitasi penting untuk diperhatikan karena akan meningkatkan pengetahuan operator, sehingga memungkinkan penerapan prilaku hidup bersih oleh operator DAMIU. (14) Higiene operator memang menjadi masalah yang sering tidak diperhatikan pada DAMIU. Penelitian yang pernah dilakukan pada air minum isi ulang di Kecamatan Bungus Padang oleh Wandrivel dkk pada tahun 2012 mengasumsikan bahwa keberadaan E.coli air minum isi ulang disebabkan oleh pengetahuan operator yang kurang tentang higiene dan sanitasi DAMIU. (14) Mirza pada tahun 2012 juga membuktikan bahwa ada hubungan antara higiene operator dengan kualitas bakteriologi air minum isi ulang di Kabupaten Demak. (15) Pengawasan higiene operator merupakan tugas dan tanggung jawab pengelola DAMIU. 36

Enjelina, Purba, Erda Hygine Sanitasi Dan Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tabel 3. Hubungan Higiene Sanitasi Dengan Total Kuman Sumber Air Baku Subvariabel Penelitian Tidak Memenuhi syarat Total Kuman (TPC) memenuhi syarat Total p-value Sumur Bor 1 5 6 Sumur Gali 4 15 19 Air Gunung Lengkuas (Beli) 1 3 4 PDAM 0 1 1 Higiene Operator Tidak Memenuhi Syarat 6 11 17 Memenuhi Syarat 0 13 13 Sanitasi Bangunan Tidak Memenuhi Syarat 1 4 5 Memenuhi Syarat 5 20 25 Sanitasi Alat Pengolahan Tidak Memenuhi Syarat 0 3 27 Memenuhi Syarat 6 21 3 Sanitasi Wadah Tidak Memenuhi Syarat 0 4 26 Memenuhi Syarat 6 20 4 0,947 0,017* 1,00 0,361 0,283 Penga wasan internal DAMIU di Kota Tanjungpinang perlu ditingkatkan agar kualitas air minum yang dihasilkan dapat terjamin. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa pengawasan kualitas air diharapkan dapat melindungi masyarakat dari penyakit yang berasal dari air minum atau air bersih. Pengelola benar-benar memiliki kematangan pribadi dan kematangan wawasan terhadap pekerjaan yang dia wasi. (16) Selain merupakan tanggung jawab pengelola atau pemilik DAMIU, pengawasan dan pembinaan higiene operator juga membutuhkan dukungan dan kerja sama dari pemerintah dan dinas kesehatan setempat. Salah satu kerja sama yang bisa dilakukan oleh pemerintah dan dinas kesehatan dalam upaya mengubah prilaku hidup yang kurang bersih pada operator adalah dengan memfasilitasi seminar atau pelatihan tentang higiene sanitasi kepada pemilik, pengelola dan operator depot air minum isi ulang yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan penerapan prilaku hidup bersih pada operator DAMIU. (8) Pengetahuan operator yang baik serta penerapan perilaku hidup bersih oleh operator akan mengurangi risiko berpindahnya kuman dari operator ke AMIU yang diproduksi. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat 20% AMIU yang ditemukan keberadaan total kuman. Faktor higiene sanitasi yang memiliki hubungan yang bermakna dengan kandungan total kuman adalah higiene operator, sehingga untuk mencegah keberadaan kuman pada air minum isi ulang operator disarankan untuk menerapkan prilaku higiene yang meliputi prilaku hidup bersih dan memiliki sertifikat seminar dan pelatihan tentang higiene dan sanitasi pengolahan DAMIU yang diperoleh dengan mengikuti seminar dan pelatihan terkait materi tersebut. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktur Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang, 37

Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Oktober 2016 - Maret 2017 Vol. 11, No. 1, Hal. 33-38 Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan atas izin dan kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian. Mahasiswa yang telah bersedia menjadi tim teknis/pembantu peneliti dalam pengambilan data depot air minum dan pemilik depot air minum isi ulang di Kota Tanjungpinang, atas izinnya sebagai sampel penelitian. Daftar Pustaka 1. World Health Organization. MDG 7: ensure environmental sustainability. WHO [seri di internet] September 2013 [20 April 2015]: dapat diakses di www.who.int/topics/millenium_development_goals/mdg7/en/ 2. Saikhu A, Zulhadi, Zainul I, Yusup, Tri W, Albar H, Rosda CY, dan Fanie IM. Riset kesehatan dasar dalam angka; Riskesdas 2013, Provinsi Kepulauan Riau; Buku 2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: 2013. 3. Badan Standarisasi Nasional. Air minum dalam kemasan; SNI 01-3553-2006. Jakarta: BSN: 2006. 4. Unicef Indonesia. Ringkasan kajian air bersih sanitasi dan kebersihan. Jakarta: Unicef Indonesia: 2012 5. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 651/ MPP/kep/10/2004 tentang persyaratan teknis depot air minum dan perdagangannya, Pasal 1. Jakarta: Kementerian Perindustrian dan perdagangan Republik Indonesia: 2004. 6. Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang. Daftar depot air minum di Kota Tanjungpinang Tahun 2014; Laporan Tahunan: Tanjungpinang: Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang: 2014. 7. Puskesmas Mekar Baru. Hasil uji petik bakteriologi air minum isi ulang. Laporan bulanan Puskesmas Mekar Baru Tahun. Tanjungpinang: Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang: 2015. 8. Direktorat Penyehatan Lingkungan; Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan. Pedoman pelaksanaan penyelenggaraan higiene sanitasi depot air minum. Jakarta: Ditjen PP-PL: 2010. 9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan kualitas air minum, Pasal 3. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: 2010. 10. Badan Standarisasi Nasional. Metode pengujian cemaran mikroba dalam daging, telur dan susu, serta hasil olahannya; SNI 2897: 2008. Jakarta: BSN: 2008. 11. HR Hasdianah. Panduan laboratorium mikrobiologi dan rumah sakit. Yogyakarta: Nuha Medika; 2012 12. Irianto K. Mikrobiologi menguak dunia mikroorganisme. Jilid 2. Bandung: CV.Yrama Widya; 2007 13. Purnawijayanti HA. Sanitasi higiene dan keselamatan kerja dalam pengolahan makanan. Yogyakarta: Kanisius; 2001 14. Wandrivel R, Netty S, Yuniar L. Kualitas air minum yang diproduksi depot air minum isi ulang di Kecamatan Bungus Padang berdasarkan persyaratan mikrobiologi. Jurnal Kesehatan Andalas[seri di internet]. 2012 [disitasi 20 April 2015]; 1(3): [129-33] 15. Mirza NM. Hubungan antara higiene sanitasi dengan jumlah coliform air minum pada depot air minum isi ulang (damiu) di kabupaten demak tahun 2012. UJPH 2012; 3 (2) 16. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. higiene Sanitasi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Depkes RI : 2003 38