BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan jasa penunjang bandara di kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. lainnya (Peraturan Menteri Nomor: PM.66 Tahun 2015). (kini bernama Bandara Internasional Jakarta Soekarno Hatta) dan Bandara

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA

ANALISIS KINERJA GATE PADA TERMINAL KEBERANGKATAN DOMESTIK DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 19,45 km dari kota Jakarta yang memiliki koordinat 06 o Lintang

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) E-12

BAB III METODOLOGI. Sumber: UPT Bandar Udara H.AS. Hanandjoeddin, 2014

ANALISIS KELAYAKAN TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dosen Konsultasi : Ir. Hera Widiastuti, MT. Ayu Aprilischa ( )

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) E-1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-4 1

Evaluasi dan Perencanaan Posisi Parkir Pesawat pada Apron Bandara Husein Sastranegara Bandung

BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI

BAB III LANDASAN TEORI

Analisis Kapasitas Terminal Penumpang Di Bandar Udara SMB II Palembang

BAB III PERFORMANSI PUBLIC ADDRESS SYSTEM

BAB 2 STUDI PUSTAKA. Sastranegara Bandung, data fasilitas sisi darat (landside) berupa detail gedung

BAB IV ANALISA DAN HASIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE EVALUASI. Metode evaluasi adalah tahapan-tahapan yang penjabarannya secara rinci

BAB I PENDAHULUAN. Hairul Azhar, 2014 kajian kapasitas terminal penumpang dan apron bandar udara h.as. hanandjoeddintanjungpandan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

EVALUASI PELAYANAN LAHAN PARKIR KENDARAAN RODA EMPAT DI TERMINAL 1 BANDAR UDARA SOEKARNO HATTA TANGERANG BANTEN*

STUDI EVALUASI RUANG TUNGGU KEBERANGKATAN DAN KEDATANGAN DOMESTIK BANDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Evaluasi Desain Terminal Penumpang Bandara New Yogyakarta International Airport

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Terbentuknya Provinsi Gorontalo berdasarkan Undang-Undang No. 38 tahun 2000 maka

Evaluasi Kinerja Gate Assignment pada Terminal 1 Keberangkatan Domestik Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

TUGAS AKHIR OPTIMALISASI KAPASITAS APRON TERMINAL 2 BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA AKIBAT PERPINDAHAN PESAWAT INTERNASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Adisutjipto telah mencapai 5,8 juta penumpang atau lima kali lipat

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Terminal penumpang bandar udara

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Berangkat Transit Total % Pertumbuhan

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

ANALISIS PARKIR MOBIL DI GEDUNG ISTANA PLAZA UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang ada yaitu pada tahun 2028 perkiraan jumlah penumpang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Penataan

PERENCANAAN PERLUASAN RUANG TUNGGU TERMINAL DOMESTIK BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG

Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan runway baru yang lokasinya paralel runway eksisting

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang

PERENCANAAN SISTEM PENANGANAN BAGASI PADA TERMINAL 1B DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan keselamatan penerbangan merupakan hal yang menjadi

KAJIAN KARAKTERISTIK RUANG PARKIR SEPEDA MOTOR RODA DUA UNISKA MAB BANJARMASIN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. ini telah menjadi pendorong pada integrasi kota-kota besar di Indonesia, dan juga di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROYEKSI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN TERMINAL BUILDING BANDAR UDARA (STUDI KASUS: BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU)

BAB III METODE PENELITIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Analisis Permintaan Pelayanan Taksi Argometer di Bandar Udara Juanda Surabaya ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN ANGKUTAN DI BANDARA JUANDA. Tabel 5.1.

KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PERMASALAHAN PERUMUSAN MASALAH STUDI LITERATURE PENGUMPULAN DATA PENGOLAHAN DATA - VOLUME PARKIR - DURASI PARKIR

BAB III LANDASAN TEORI

PERHITUNGAN DAYA TAMPUNG KAWASAN PARKIR BANK SUMSEL BABEL JAKABARING DI KOTA PALEMBANG

Bandara Radin Inten II, Bandar Lampung. Address : Kota Bandar Lampung, Lampung, - Telephone : - Fax : - Telex : - -

Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO

TUGAS AKHIR ANALISA KAPASITAS APRON DAN OPTIMALISASI PARKING STAND DI TERMINAL KARGO BANDAR UDARA SOEKARNO - HATTA

OPTIMASI KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI OPTIMASI KAPASITAS LANDASAN PACU (RUNWAY) PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Kemayoran bertugas mengelola Pelabuhan Udara Kemayoran.

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan para pemangku kepentingan perusahaan. penyelenggaraan diklat serta Pengelolaan pusat pelatihan.

ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SENTANI JAYAPURA

ANALISIS PENINGKATAN KAPASITAS TERMINAL BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA DENGAN VARIASI SISTEM PEMROSESAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE STUDI

PENGEMBANGAN TERMINAL 3 SOEKARNO-HATTA INTERNATIONAL AIRPORT (SHIA)

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SENTANI JAYAPURA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PERENCANAAN BANGUNAN TERMINAL DI BANDARA JAPURA RENGAT

DESAIN KEBERANGKATAN AREAL CURBSIDE PADA BANDAR UDARA SULTAN HASANUDDIN

[[PERANCANGAN INTERIOR BANDARA INTERNASIONAL KERTAJATI MAJALENGKA]] BAB I PENDAHULUAN

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fung

Tingkat Pelayanan Check-In Counter Lion Air Di Bandara Internasional Husein Sastranegara Kota Bandung Menggunakan Metode Antrian

2015, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah. operator pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA

MODEL PEMILIHAN MODA KERETA REL LISTRIK DENGAN JALAN TOL JAKARTA BANDARA SOEKARNO-HATTA

tanggal dan waktu pengamatan. Data yang diolah berupa data primer dan data sekunder,

PENANGANAN PENUMPANG WCHR (WHEEL CHAIR) DI PT. GAPURA ANGKASA BANDARA SOEKARNO-HATTA CENGKARENG JAKARTA. Vidyana Mandrawaty STTKD Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun 2015 ini," ujar Andi G Wirson. Hal tersebut menandakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Pengembangan Usaha. di kawasan barat indonesia sejak tahun 1984.

Pada tahap ini disebut sebagai studi awal mengenai permasalahan yang diangkat dalam studi ini. Tahap ini meliputi :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street parking menjadi Off-street parking (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Instasi Terkait 4.1.1 Angkasa Pura II PT. Angkasa Pura II merupakan perusahaan pengelola jasa kebandar udaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktifitas pelayanan jasa penerbangan dan jasa penunjang bandara di kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984. Pada awal berdirinya yang pada tanggal 13 Agustus 1984, PT. Angkasa Pura II bernama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng (kini bernama Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta) dan Bandara Halim Perdanakusuma. Tanggal 19 Mei 1998 berubah nama menjadi Persero sesuai Akta Notasi Muhani Salim, SH No. 3 tahun 1993 menjadi PT (Persero) Angkasa Pura II. 4.2 Gambaran Umum Bandar Udara Halim Perdanakusuma Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma terletak di wilayah administrasi Kelurahan Khusus Halim Perdanakusuma, serta sebagian berada di wilayah Kecamatan Makasar, Kotamadya Jakarta Timur, Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta dan jarak sekitar 13 km dari pusat kota Jakarta. Letak Geografis Bandar Udara Halim Perdanakusuma pada koordinat 6ᴼ16 07 LS dan antara 106ᴼ53 30 BT dengan elevasi 79-84 feet di atas permukaan laut rata-rata (Mean Sea Level). Wilayah yang berbatasan langsung dengan Bandara meliputi : Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Maksar, Kabupaten/Kota Jakarta Timur IV-1

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondok Gede, Kabupaten/Kota Bekasi Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Maksar, Kabupaten/Kota Jakarta Timur Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Maksar, Kabupaten/Kota Jakarta Timur Bandar Udara Halim Perdanakusuma memiliki luas tanah 170 Ha. Kapasitas pada Bandara Halim Perdanakusuma sesuai dengan kesepakatan antara pihak Angkatan Udara dan Angkasa Pura II adalah 20% untuk penerbangan militer dan 80% untuk penerbangan komersial. Penerbangan militer yang beroperasi setiap harinya di Bandara Halim Perdanakusuma memiliki presentase 20% dari kapasitas terminal yang ada, namun penerbangan militer ini juga bersifat fluktiatif sesuai dengan acara-acara kemiliteran yang diadakan Angkatan Udara pada momen tertentu seperti HUT TNI AU IV-2

4.3 Kapasitas Apron Normal Konfigurasi dengan Marka Designator tetap, terdapat 16 Parking Stand (Designator A.1 s/d B.13) A1 A2 A3 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 Max span 36 m Max span 27m Keterangan : - Parking stand A1 s/d B12 max span 36 m - Parking stand B13 max span 27 m - IV-3

Pengelompokkan Parking Stand Max Wing Span Overall Length Jumlah Stand Designator Remark <15m <15m 0 - <27m <30m 1 B.13 <36m <40m 15 A.1 s/d A.3 dan B.1 s/d B.12 <60m <65m 0 - Remarks : 1. Untuk pesawat dengan wingspan < 27m dapat di parkir di semua parking stand yang ada 2. Untuk pesawat VIP/VVIP atau pesawat lainnya dengan wingspan > 36m parkir dengan formasi yang akan di tentukan selanjutnya oleh petugas AM IV-4

4.4 Fasilitas Terminal Tabel 4.1 Fasilitas Terminal dan Luas Jenis Fasilitas Luas 1. Terminal A. Terminal Penumpang Luas total terminal Luas Lantai 1 Luas Lantai 2 TERMINAL R. TUNGGU GATE 22.725 m2 11.568 m2 8.325 m2 2.832 m2 1 S/D 7 + Ex lounge Susi Air B. Luas Area Curbside C. Luas Area Check in D. Luas Lobby Dep E. Luas Lobby arrival 2250 m2 1174,2 m2 382,4 m2 881,6 m2 F. Luas Area Kedatangan Domestik Jumlah Conveyor Internasional 1110,1m2 2 Unit -m2 G. Luas ruang tunggu Domestik/Citilink Domestik/batik 2. Parkir Kendaraan A. Luas Parkiran 701,3 m2 (483 Kursi) 1091,63 m2 (787 Kursi) 26.626 m2 IV-5

B. Kapasitas Parkiran Mobil Motor 700 Unit 1.225 Unit 3. Toilet A. Area Curbside/Public Area Pria Wanita 20 m2 (2 Unit) 20 m2 (2 unit) B. Area Check in Pria Wanita 12 m2 (1 unit) 12,5 m2 (1 unit) C. Ruang Tunggu Domestik /Citilink Pria Wanita Disabilitas D. Ruang Tunggu Domestik /Batik Pria Wanita E. Arrival Hall/Lobby Keberangkatan Pria Wanita F. Kedatangan Domestik Pria Wanita 30 m2 (2 unit) 20 m2 (2 unit) 4 m2 (1 unit) 12 m2 (1 unit) 12 m2 (1 unit) 20 m2 (1 unit) 25 m2 (1 unit) 26 m2 (1 unit) 25 m2 (1 unit) IV-6

Disabilitas 4 m2 (1 unit) G. Airside Pria Wanita 20 m2 (2 unit) 20 m2 (2 unit) H. Area Parkir Pria Wanita 10 m2 (1 unit) 10 m2 (1 Unit) I. Area Perkantoran Terminal Pria Wanita 4. Smoking Area A. Term Domestik B. Term Internasional 5. Musholla A. Publik Area B. Departure Hall C. Ruang tunggu Gate 5,6,7 D. Ruang tunggu Batik E. Area parkir terminal (Masjid) 6. Check-in Counter Domestik 7. Nursery Room A. Ruang tunggu citilink 60 m2 (3 unit) 60 m2 (3 unit) 3 m2 60 m2 28 m2 (1 unit) 12 m2 (1 unit) 12 m2 (1 unit) 10 m2 (1 unit) 110 m2 (1 unit) 21 unit 8 m2 (1 unit) IV-7

B. Arrival Hall 10 m2 (1 unit) 8. Kids Zone A. Domestik (Gate 8) 1 unit Fasilitas yang terdapat pada terminal penumpang Bandar Udara Halim Perdanakusuma merupakan bangunan yang disediakan untuk melayani seluruh kegiatan yang dilakukan oleh penumpang dari mulai keberangkatan hingga kedatangan. Aspek yang diperhatikan dalam penilaian kinerja operasional adalah jumlah dan kondisi fasilitas tersebut. Didalam terminal penumpang terbagi menjadi tiga bagian yang meliputi keberangkatan dan kedatangan, serta peralatan penunjang bandar udara. a. Luas Hall Keberangkatan Hall keberangkatan harus cukup luas untuk menampung penumpang yang datang pada waktu sibuk dans ebelum penumpang masuk menuju check-in area. Dari data survei yang dilakukan pada terminal keberangkatan, diperoleh perhitungan sebagai berikut : A = 0,75 { 31165 ( 1 + 2 ) + 0 } + 0,1 A = 0,75*(934951,1) A = 70.122 m2 Melihat dari kondisi existing dari data yang didapat luas Hall Bnadara Halim Perdanakusuma adalah sebesar 12.844 m2 sedangkan yang dibutuhkan adalah seluas 70.122. Akibat dari kekurangan ini mengakibatkan terjadinya penumpukan penumpang pada jam sibuk dan pengantrian untuk masuk ke check-in area. b. Kebutuhan Luas Check-in Area IV-8

Sebagai area yang dibutuhkan untuk menampung check-in counter, luasnya dipengaruhi oleh jumlah penumpang waktu sibuk yang dilayani bandar udara tersebut, seperti yang telah diatur pada Peraturan Jenderal Perhubungan Udara Nomor : Skep/77/VI/2005 bahwa kebutuhan luas check-in area per penumpang adalah 1,44 m2. Dari data survei diperoleh data secara terinci adalah sebagai berikut : Jumlah penumpang tersibuk/hari : 31165 A = 0,25 ( a + b ) + 10 % A=0,25 (31165+0)+10% A=7.791,27 m2 Pada keadaan sekarang bahwa data luas check-in pada terminal tersebut seluas 1.955,267 m2. Artinya masih ada kekurangan luas dari area tersebut. c. Ruang Tunggu Keberangkatan Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/77/VI/2005 bahwa ruang tunggu keberangkatan harus cukup untuk menampung penumpang waktu sibuk selama penumpang menunggu saat boarding setelah check-in. Pada ruang tunggu dapat disediakan fasilitas komersial bagi penumpang untuk belanja selama waktu menunggu. A = C { (u.i + v.k) / 30} + 10 % A=31165 (60 x 0,6)+(20 x 0,4) / 30 + 0,1 A= 31165 (44)/30+0,1 = 4.570,2 m2 Luas ruang tunggu keberangkatan saat ini adalah seluas 2.160 m2. Akibat kekurangan tersebut menyebabkan banyak penumpang yang tertampung diruangan tersebut. IV-9

d. Jumlah Check-in Counter Jumlah check-in counter dipengaruhi oleh jumlah penumpang waktu sibuk yang dilayani oleh suatu bandar udara. Jumlah penumpang transit pada jam sibuk 1/100 x 31165 =312 N = { 31165 + 0 } x 2 + 0,1 60 = 1038,9+0,1 = 1039 counter desk Jumlah desk check-in pada terminal saat ini dilapangan adalah 100 counter. Ini menyebabkan penumpukan penumpang pada desk yang melayani penumpang. e. Tempat duduk ruang tunggu Menurut Peraturan Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/77/VI/2005 bahwa kebutuhan tempat duduk diperkirakan sebesar 1/3 penumpang pada waktu sibuk jika terminal penumpang dilengkapi dengan fasilitas transit dan area komersial. N = 1 x31165 = 10.400 kursi 3 Dari perhitungan kebutuhan tempat duduk pada ruang tunggu diketahui bahwa jumlah tempat duduk sesuai data adalah 3425 kursi penumpang. Jumlah ini juga masih kurang dalam menampung penumpang pada jam sibuk. f. Kebutuhan Toilet Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/77/VI/2005 bahwa untuk toilet diasumsikan bahwa 20 % dari penumpang waktu sibuk menggunakan fasilitas toilet (kebutuhan ruang per orang 1 m2). Ruang tunggu, hall keberangkatan, dan hall kedatangan harus dilengkapi dengan toilet. A = 31165 0,2 + 10 % IV-10

A= 6233 +10% A = 6233,1 m2 Dari data yang didapat, luas total untuk semua toilet adalah sebesar 483 m2 ini tidak cukup dalam melayani jumlah penumpang dihari tersibuk. 4.5 Pengumpulan Data Lalu hal yang dilakukan untuk melaksanakan penelitian ini adalah mengumpulkan data. Terdapat beberapa data yang dibutuhkan untuk melakukan pengolahan data, antara lain : Data total jumlah penumpang domestik dan internasional Data jumlah penumpang ini merupakan data yang digunakan untuk melakukan peramalan 5 tahun ke depan. Berikut adalah data jumlah penumpang domestik dan internasional. IV-11

Tabel 4.2 Historical Jumlah Penerbangan Pesawat Domestik Penerbangan Domestik No Bulan 2014 2015 2016 Datang Berangkat Total Datang Berangkat Total Datang Berangkat Total 1 Januari 30865 31510 62375 83850 78449 162299 207217 195046 402263 2 Februari 34009 35394 69403 80583 79481 160064 199420 249692 449112 3 Maret 39823 40617 80440 96926 94143 191069 209838 202301 412139 4 April 43417 41851 85268 95210 94776 189986 194406 189487 383893 5 Mei 44819 44703 89522 112480 111504 223984 260367 256728 517095 6 Juni 68679 68920 137599 108879 108226 217105 208660 223207 431867 7 Juli 63631 76994 140625 133881 141983 275864 274574 270588 545162 8 Agustus 97148 84514 181662 143345 138514 281859 261991 249710 511701 9 September 90507 84442 174949 142485 141085 283570 246913 240697 487610 10 Oktober 88130 86882 175012 166920 165240 332160 240567 237284 477851 11 Nopember 81647 81126 162773 184837 182160 366997 237046 228006 465052 12 Desember 92775 93391 186166 215600 215108 430708 284374 294651 579025 Jumlah 775450 770344 1545794 1564996 1550669 3115665 2825373 2837397 5662770 (sumber: Angkasa Pura II) Data diatas merupakan data jumlah penumpang selama 3. Dari tahun 2014 sampai tahun 2016. Data tersebut bersifat asli karena diambil langsung dari pihak bandara yang terkait IV-12

Tabel 4.3 Historical Jumlah Penerbangan Pesawat Internasional No Bulan Penerbangan Internasional 2014 2015 2016 Datang Berangkat total Datang Berangkat total Datang Berangkat total 1 Januari 512 413 925 376 391 767 319 226 545 2 Februari 520 575 1095 335 916 1251 245 162 407 3 Maret 937 1030 1967 75 157 232 475 772 1247 4 April 741 731 1472 734 574 1308 857 743 1600 5 Mei 982 877 1859 314 336 650 193 260 453 6 Juni 635 467 1102 242 305 547 80 173 253 7 Juli 460 662 1122 538 447 985 329 123 452 8 Agustus 515 466 981 415 19400 19815 443 358 801 9 September 446 48773 49219 88 29631 29719 143 135 278 10 Oktober 30046 853 30899 96529 703 97232 194 241 435 11 Nopember 9712 313 10025 238 316 554 193 379 572 12 Desember 1560 2063 3623 1161 1454 2615 243 1679 1922 Jumlah 47066 57223 104289 101045 54630 155675 3714 5251 8965 (sumber: Angkasa Pura II) Jadwal penerbangan setiap bulan dari tahun 2014 sampai tahun 2016. Dari data jadwal penerbangan setiap bulan ini digunakan untuk mencari presentase peak month, peak day, dan peak hour. 4.6 Penentuan Presentase Waktu Puncak Penentuan presentase waktu puncak ini bertujuan untuk mencari tahu komposisi volume jumlah keberangkatan dan kedatangan penumpang. Dari angka tahunan menjadi waktu puncak. Volume waktu puncak (peak hour) adalah volume kepadatan lalu lintas pada waktu puncak dengan menggunakan pendekatan, jalur, atau sekelompok jalur yang bersangkutan selama waktu pada suatu hari yang sedang diamati memiliki tingkat kepadatan tertinggi. Penentuan jumlah penumpang pada waktu puncak bertujuan untuk menentukan jumlah maksimal dari landasan, bangunan terminal, serta fasilitas lainnya di bandar udara. IV-13

Bandara komersial yang besar secara rutin menganalisis karakteristik pada waktu puncak karena kebutuhan untuk memastikan landasan dan fasilitas lainnya sudah memadai. Bandara kecil umumnya bergantung lebih kepada asumsi perencanaan sederhana. Teori pada umumnya menguraikan data tahunan menjadi bulan puncak, hari puncak, dan kemudian jam puncak menggunakan perencanaan yang standar dan dapat diterima. 4.6.1 Penentuan Bulan Puncak (Peak Month) Seperti penjelasan sebelumnya, bahwa penentuan waktu puncak dengan tahunan terlebih dahulu perlu diketahui bulan puncaknya. Hal ini dikarenakan untuk mengkerucutkan fokus penelitian dari data awal yang hasil akhirnya digunakan untuk mengetahui presentase bulan puncak. Lalu hal ini dikaitkan nanti dengan perhitungan untuk kebutuhan forecasting selama lima tahun ke depan dengan menggunkan metode regresi linier, maka dari itu untuk mendapatkan angka bulan puncak dibutuhkan data jumlah pergerakan penumpang. Tabel 4.4 berikut adalah tabel jumlah pergerakan penumpang tiap bulan dari tahun 2014 sampai 2016. IV-14

Tabel 4.4 Jumlah Pergerakan Penumpang pada Bulan Puncak (Domestik) Penerbangan Domestik No Bulan 2014 2015 2016 Datang Berangkat Total Datang Berangkat Total Datang Berangkat Total 1 Januari 30865 31510 62375 83850 78449 162299 207217 195046 402263 2 Februari 34009 35394 69403 80583 79481 160064 199420 249692 449112 3 Maret 39823 40617 80440 96926 94143 191069 209838 202301 412139 4 April 43417 41851 85268 95210 94776 189986 194406 189487 383893 5 Mei 44819 44703 89522 112480 111504 223984 260367 256728 517095 6 Juni 68679 68920 137599 108879 108226 217105 208660 223207 431867 7 Juli 63631 76994 140625 133881 141983 275864 274574 270588 545162 8 Agustus 97148 84514 181662 143345 138514 281859 261991 249710 511701 9 September 90507 84442 174949 142485 141085 283570 246913 240697 487610 10 Oktober 88130 86882 175012 166920 165240 332160 240567 237284 477851 11 Nopember 81647 81126 162773 184837 182160 366997 237046 228006 465052 12 Desember 92775 93391 186166 215600 215108 430708 284374 294651 579025 Jumlah 775450 770344 1545794 1564996 1550669 3115665 2825373 2837397 5662770 (sumber: Angkasa Pura II) Tabel diatas menunjukan posisi di bulan mana kepadatan terjadi di Bandara Halim Perdanakusuma untuk penerbangan domestik. Untuk tiga tahun terakhir kepadatan puncak semua berada di bulan Desember. IV-15

Tabel 4.5 Jumlah Pergerakan Penumpang pada Bulan Puncak (Internasional) Penerbangan Internasional No Bulan 2014 2015 2016 Datang Berangkat total Datang Berangkat total Datang Berangkat total 1 Januari 512 413 925 376 391 767 319 226 545 2 Februari 520 575 1095 335 916 1251 245 162 407 3 Maret 937 1030 1967 75 157 232 475 772 1247 4 April 741 731 1472 734 574 1308 857 743 1600 5 Mei 982 877 1859 314 336 650 193 260 453 6 Juni 635 467 1102 242 305 547 80 173 253 7 Juli 460 662 1122 538 447 985 329 123 452 8 Agustus 515 466 981 415 19400 19815 443 358 801 9 September 446 48773 49219 88 29631 29719 143 135 278 10 Oktober 30046 853 30899 96529 703 97232 194 241 435 11 Nopember 9712 313 10025 238 316 554 193 379 572 12 Desember 1560 2063 3623 1161 1454 2615 243 1679 1922 Jumlah 47066 57223 104289 101045 54630 155675 3714 5251 8965 (sumber: Angkasa Pura II) Tabel diatas menunjukan posisi di bulan mana kepadatan terjadi di Bandara Halim Perdanakusuma untuk penerbangan Internasional. Untuk tiga tahun terakhir kepadatan puncak berada di bulan September untuk tahun 2014, Oktober ditahun 2015, dan Desember di tahun 2016. Penentuan presentase bulan peak didapatkan dengan cara mencari jumlah pergerakan penumpang yang paling tinggi dan nilai rata-rata pada tahun tersebut. Setelah itu hitung presentasenya dengan rumus. Dengan menggunakan rumus yang telah dibahas di bab 3 didapatkan hasil : IV-16

Tabel 4.6 Presentase Pergerakan Penumpang pada Bulan Puncak Tahun Nilai Maksimal Nilai Rata-rata Presentase 2014 186166 128816,1667 12% 2015 430708 259638,75 14% 2016 579025 471897,5 10% Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai maksimal dari presentase bulan puncak didapatkan sebesar 14%. Pemilihan nilai presentase menggunakan nilai yang terbesar dikarenakan untuk menggambarkan kondisi paling padat penumpang yaitu pada bulan Desember 2015. 4.6.2 Penentuan Hari Puncak (Peak Day) Setelah didapatkan bulan puncak, langkah berikutnya adalah menentukan hari puncak. Hal ini dikarenakan, untuk mengkerucutkan fokus penelitian dari data awal yang hasil akhirnya digunakan untuk menggambarkan kondisi paling padat pada suatu waktu. Adapun perhitungan presentase hari puncak didapatkan dengan rumus yang di bahas di bab 3. Penentuan presentase hari peak didapatkan dengan cara mencari jumlah pergerakan paling tinggi. Untuk hasilnya dapat dilihat di tabel 4.7 berikut ini. IV-17

Tabel 4.7 Presentase Pergerakan Penumpang pada Hari Puncak Tanggal Hari Total Penumpang Perhari Presentase 1 Selasa 11294 3% 2 Rabu 9870 2% 3 Kamis 7783 2% 4 Jumat 13479 3% 5 Sabtu 13948 3% 6 Minggu 11654 3% 7 Senin 9643 2% 8 Selasa 11765 3% 9 Rabu 11509 3% 10 Kamis 8652 2% 11 Jumat 8210 2% 12 Sabtu 8804 2% 13 Minggu 10028 2% 14 Senin 4623 1% 15 Selasa 7911 2% 16 Rabu 5289 1% 17 Kamis 5621 1% 18 Jumat 9180 2% 19 Sabtu 8732 2% 20 Minggu 4204 1% 21 Senin 11221 3% 22 Selasa 24521 6% 23 Rabu 25684 6% 24 Kamis 28101 7% 25 Jumat 20789 5% 26 Sabtu 11693 3% 27 Minggu 22673 5% 28 Senin 31165 7% 29 Selasa 26651 6% 30 Rabu 22899 5% 31 Kamis 23112 5% Total 430708 100% Total Penumpang Per Minggu 68028 68611 45560 144682 103827 IV-18

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai maksimal dari presentase hari puncak didapatkan dari minggu puncak yaitu minggu terakhir dengan total pergerakan penumpang sebesar 534.535, sehingga hari puncak berada pada minggu puncak yaitu hari senin pada tanggal 28 Desember 2015 sebesar 7%. Pemilihan nilai presentase menggunakan nilai yang terbesar dikarenakan untuk menggambarkan kondisi paling padat di bulan tersebut. Selain itu, dari tabel tersebut dapat dilihat pula hari puncak berada pada hari Senin. Untuk kapasitas penumpang maksimal, jumlahnya adalah 600 orang per hari. Jadi saya perhitungkan dalam setahun adalah sebagai berikut : Tabel 4.8 Jumlah kapasitas maksimal terminal Kapasitas terminal Bandara Halim 600 per jam 14400 per hari 432000 perbulan 5184000 pertahun Dari tabel diatas, ditahun 2016 kemarin sebenarnya terminal Bandara Halim Perdanakusuma telah mengalami overload penumpang. Tapi saat ini, pihak Bandara Halim Perdanakusuma telah melakukan serangkaian renovasi terhadap bangunan terminal guna menunjang fasilitas penerbangan sesuai dengan standar. 4.7 Peramalan Jumlah Penumpang 5 Tahun Ke Depan Untuk mengetahui pola dari data historikal jumlah pergerakan penumpang dan trend 5 tahun kedepan, maka digunakan regresi linear. Dengan menggunakan metode regresi linear ini dilakukan peramalan data dari historikal jumlah pergerakan penumpang IV-19

domestik dan internasional, yaitu kedatangan dan keberangkatan dari tahun 2011 sampai tahun 2016. Tabel 4.9 Historikal Penerbangan Pesawat Domestik Tahun Penumpang Keberangkatan Kedatangan Persen Pertumbuhan 2014 77034 775450 2015 1550669 1564996 102% 2016 2825373 2837397 82% Rata Rata 92% (Sumber :Angkasa Pura II 2017) Tabel 4.10 Historikal Data Penerbangan Pesawat Internasional Tahun Penumpang Persen Pertumbuhan Keberangkatan Kedatangan 2014 57223 47066 2015 54630 101045 49% 2016 5251 3714-94% Rata-rata -22% (Sumber : Angkasa Pura II) Tabel 4.11 Historikal Data Pergerakan Penumpang Total Tahun (x) Keberangkatan Kedatangan Jumlah Penumpang Persen pertumbuhan 2014 134257 822516 956773 2015 1605299 1666041 3271340 242% 2016 2830624 2841111 5671735 73% Rata rata 158% IV-20

Tabel 4.9 sampai 4.11 merupakan informasi pertumbuhan penumpang dalam bentuk persentase. Setalah itu dibuatlah grafik. Berikut grafik yang menggambarkan kondisi existing Bandara Halim Perdanakusuma dalam menampung penumpang saat ini Dapat dilihat dari grafik diatas, jumlah penumpang di tahun 2016 sudah melebihi kapasitas maksimum terminal Bandara Halim Perdanakusuma. Persen pertumbuhan jumlah penumpang di Bandara Halim Perdanakusuma rata-rata pertahun dari tahun 2014-2016 adalah 92%. Jadi hasil perhitungan untuk ditahun 2017 : Tabel 4.12 Perkiraan Penumpang ditahun 2017 Total Penumpang perkiraan 2017 domestik Internasional 5.053.807 14951 Total 5.068.758 2017 diperkirakan penumpang datang di Bandara Halim Perdanakusuma sebesar 2.574.257 orang sedangkan yang berangkat diperkirakan berjumlah 2.479.550 orang. Berarti total penumpang berjumlah 5.053.807 orang setahun, menurun dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 5.662.770 orang penumpang. 4.7.1 Peramalan untuk Penumpang Bandara Halim Perdanakusuma Periode 2018-2022 Faktor penyebab dilambangkan x atau disebut juga dengan independent variable (variabel yang mempengaruhinya) yaitu tahun dari data penerbangan domestik, sedangkan variabel akibat dilambangkan dengan y atau disebut juga dengan Dependent variable (Variabel yang dicari) yaitu jumlah penumpang penerbangan domestik. IV-21

Dengan rumus (Y = a + bx) a dan b adalah parameter yang harus dicari maka didapatkan : b=2405143 a= -4843152839 sehingga didapat persamaan y= - 483152839 + 2405143 x. Hasil dari peramalan menggunakan regresi linear tersebut ditunjukan pada table berikut : Tabel 4.13 Peramalan Regresi Linear Pertumbuhan Penumpang 5 Tahun ke Depan Tahun( x) Forecast 2018 10425735 2019 12830878 2020 15236021 2021 17641164 2022 20046307 Dari tabel diatas, dapat kita lihat bahwa pertumbuhan penumpang yang akan terjadi di Bandara Halim Perdanakusuma mengalami peningkatan yang pesat. Dari tabel diatas dapat dibuat dalam bentuk grafik sebagai berikut : IV-22

Gambar 4.1 Grafik Jumlah Penumpang Periode 2018-2022 Dari hasil perhitungan peramalan pertumbuhan penumpang pesawat menggunakan metode regresi linear, jumlah pergerakan penumpang pada Bandara Halim Perdanakusumaakan mencapai 20.046.307 orang pada tahun 2022. Hasil peramalan total jumlah penumpang hingga 5 tahun ke depan tersebut merupakan hasil perkiraan pada rentang waktu satu tahun 2018-2022. Dari hasil analisis diatas, dapat ditentukan kalau jumlah penumpang yang ditampung Bandara Halim Perdanakusuma sekarang sudah over kapasitas. Dalam jangka dekat ini untuk meminimalisir terjadinya desakan, diperlukannya perbaikan sistem pengaturan penumpang. Dan untuk jangka panjang, dapat dilakukan renovasi/ penambahan perluasan terminal yang tentunya juga akan berpengaruh terhadap perluasan parkir, dan perluasan drop off serta pelebaran jalan. IV-23

Dari hasil analisis juga didapatkan bahwa Bandara Halim Perdanakusuma telah mencapai kapasitas maksimalnya ditahun 2016 kemarin. Tentunya sekarang pihak bandara telah melakukan berbagai cara agar supaya Bandara Halim Perdanakusuma dapat memberi pelayanan yang tetap maksimal terhadap penumpang. Dalam perhitungan waktu puncak, itu terjadi pada musim haji yang artinya perlu diadakan rekayasa pergerakan penumpang dalam menghadapi musim haji. Karena dalam beberapa hari saat musim haji jumlah penumpang naik signifikan. Dari hasil analisis juga, untuk forecast selama lima tahun kedepan ditahu 2018 diperkirakan jumlah penumpang mencapai 10 juta lebih, yaitu mencapai dua kali lipat dari kapasitas maksimum yang dapat ditampung bandara. Hal ini menyebabkan pihak bandara sekarang telah melakukan sejumlah renovasi/pengembangan di beberapa titik di terminal. IV-24