BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. serius, karena terdapat perbedaan yang signifikan dengan bahasa. ibu pembelajar yang didasari oleh berbagai hal.

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, manusia akan melakukan sebuah komunikasi. Saat berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut.

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin beragam dan kreatif. Keanekaragaman penggunaan bahasa di masyarakat

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan mitra tutur saat melakukan tuturan. Maka pada saat

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 31

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut...

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab 5 ini akan disajikan simpulan dan saran berdasarkan hasil temuan

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

Bab 1. Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan melalui bahasa. Di dunia terdapat bermacam-macam bahasa

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Silakan lihat lampiran 1.

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas dan sebagainya. mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TUTURAN PERANGKAT DESA PECUK KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah (1) sistem lambang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

BAB I PENDAHULUAN. lambang tertentu ada yang dilambangkan maka yang dilambangkan adalah sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

BAB I PENDAHULUAN. dari kelompok bermain (0-4 tahun) dan Taman Kanak-kanak (4-6 tahun).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pertamanya untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB I PEDAHULUAN. ujar (speech situations) yang meliputi unsur-unsur penyapa dan yang disapa,

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki gaya bahasa yang spesifik dan unik sesuai

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan yang menjadi konteks dan tempat tuturan itu tejadi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah media komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam berhubungan dengan dunia di luar dirinya. Hal itu berarti bahwa fungsi utama bahasa adalah sumber daya untuk berkomunikasi. Sebagai media komunikasi, bahasa tidak dapat dipisahkan dari masyarakat pemakainya. Bahasa itu muncul karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial. Melalui bahasa, manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi), saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Dalam komunikasi, dapat diasumsikan bahwa seorang penutur mengartikulasi tuturan dengan maksud untuk menginformasikan sesuatu kepada mitra tuturnya dan mengharapkan mitra tuturnya (pendengar) dapat memahami apa yang hendak dikomunikasikan. Untuk itu, penutur harus selalu berusaha agar tuturannya mematuhi prinsip kerja sama, kesantunan, etika, maupun estetika. Menurut Suparno dan Oka (1994:1), bahasa juga menjadi unsur kelengkapan hidup manusia, seperti kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Keunikan manusia sebenarnya tidak terletak pada kemampuan berfikirnya, tetapi terletak pada kemampuan dalam berbahasa (Suriasumantri, 1993:171). Manusia menggunakan bahasa untuk mengekpresikan semua yang ada dalam pikirannya. Hal tersebut dapat dilihat pada seorang sastrawan yang mengekspresikan perasaannya melalui tulisan, seorang dosen yang menjelaskan 1

materi di depan kelas, atau dua orang manusia yang saling berkomunikasi untuk membicarakan sesuatu. Percakapan atau tuturan tersebut disebut dengan tindak tutur. Pada dasarnya, tindak tutur yang dihasilkan bergantung pada tujuan atau arah tuturan. Untuk mencapai tujuan, tindak tutur harus disesuaikan dengan situasi tuturan. Situasi tuturan tersebut merupakan situasi sosial yang aktual karena terjadi dalam lingkungan masyarakat yang luas dan berbeda. Artinya, situasi tutur mempengaruhi tercapainya tujuan tuturan. Tindak tutur (speech act) adalah gejala individu yang bersifat psikologis dan ditentukan oleh kemampuan bahasa penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Chaer (2003:16) menyatakan bahwa Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis, dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa dalam peristiwa tutur (speech event) terdapat interaksi antara penutur dalam situasi dan tempat tertentu meskipun tindak tutur (speech acts) lebih cenderung sebagai gejala individual. Meksipun bersifat individual, aspek-aspek pemakaian bahasa memberikan sumbangan kepada makna ujaran. Hal ini dinyatakan Kridalaksana (1993:33) sebagai berikut: Pragmatik diartikan sebagai syarat-syarat yang mengakibatkan serasitidaknya pemakaian bahasa dalam komunikasi. Aspek-aspek pemakaian bahasa atau konteks luar bahasa memberikan sumbangan kepada makna ujaran. Hal ini menunjukkan bahwa tuturan yang dikeluarkan oleh seorang individu pada dasarnya dipengaruhi oleh situasi yang berada di sekitarnya. 2

Tuturan marah misalnya, dipengarui oleh adanya kejadian atau peristiwa yang menyebebakan emosi seseorang dalam situasi tutur tersebut menjadi meningkat. Begitu juga dengan tuturan yang menyenangkan. Tutuan tersebut cenderung keluar karena ada situasi tutur yang menyebabkan emosi seseorang dalam peristiwa tutur tersebut menyenangkan. Dengan memperhatikan situasi tutur dalam komunikasi, Searle (1969:30) menyatakan bahwa tindak tutur memiliki fungsi komunikatif tersendiri. Dia membagi fungsi tindak tutur menjadi lima, yaitu tindak tutur deklaratif, tindak tutur representatif, tindak tutur ekspresif, tindak tutur direktif, dan tindak tutur komisif. Menurut Searle (1969:30), tindak tutur deklaratif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan hal atau mengubah keadaan lewat ujaran. Penutur memiliki kewenangan untuk mengeluarkan ujaran tertentu dalam konteks yang sesuai. Contohnya, terdapat dalam proses pengumuman, perkawinan, penjatuhan vonis, dan lain sebagainya. Dari tuturan yang dikeluarkan pada situasi tersebut, terjadi perubahan signikan pada penuturnya. Searle (1969:31) juga menyatakan bahwa tindak tutur memiliki fungsi representatif. Tindak tutur ini sering juga disebut bersifat asertif, yaitu tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran (yakin) atas apa yang diujarkannya. Yang termasuk ke dalam tindak tutur ini biasanya pernyataan fakta, kesimpulan, dan deskripsi mengenai suatu hal. Selanjutnya, Searle (1969:31) juga menyatakan bahwa fungsi tindak tutur juga bersifat ekspresif. Tindak tutur ekspresif dimaksudkan penutur agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan dalam tuturan itu. Tindak tutur ini merupakan pengungkapan perasaan 3

(ekspresi) apa yang dirasakan penutur, baik berupa pernyataan psikologis, permintaan maaf, maupun ungkapan terima kasih. Searle (1969:32) juga menyatakan bahwa tindak tutur memiliki fungsi direktif. Tindak tutur direktif merupakan tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan tersebut yang diinginkan oleh si penutur, seperti melakukan perintah, permintaan, atau saran yang bersifat negatif maupun positif. Selain itu, Searle (1969:32) juga menyatakan bahwa tindak tutur juga memiliki fungsi komisif. Tindak tutur komisif merupakan tindak tutur yang menerangkan komitmen seorang penutur untuk melakukan sesuatu hal yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan dalam tuturan. Contohnya, terdapat pada sikap penutur yang akan melakukan sebuah perjanjian, penolakan, dan perundingan. Dalam penelitian ini, dikaji tindak tutur ekspresif oleh penutur bahasa Jepang dalam film Taiyou No Uta. Sebagaimana yang dinyatakan Searle (1969:31), tindak tutur ekspresif merupakan bentuk tindak tutur yang menyatakan apa yang dirasakan oleh penutur. Dengan tindak tutur ini, penutur mengekpresikan keadaan-keadaan psikologis tentang rasa senang, rasa tidak senang, perasaan sedih, perasaan luka, perasaan gembira, perasaan duka, ucapan terima kasih, ucapan selamat, dan ucapan belasungkawa. Dalam film Taiyou no Uta, diceritakan gadis muda bernama Kaoru Amane (Yui) yang menderita XP (Xeroderma Pigmentosum). Penyakit XP membuat penderitanya tidak boleh terkena sinar matahari karena dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada kulit yang dapat mengancam nyawanya. Ia hanya bisa melakukan aktivitas pada malam hari sebagai seniman jalanan. Setiap hari, 4

Kaoru menyaksikan kehidupan di luar dari balik jendela. Dari banyak aktivitas yang diperhatikannya, ia sangat suka mengamati seorang anak laki-laki bernama Fujishirou Kouji (Takashi Tsukamoto) yang biasa menunggu bus di halte untuk pergi ke sekolah. Lalu, Kaoru juga suka melakukan ativitas pada malam hari dengan pergi ke taman untuk bermain gitar. Lebih lanjut, film ini menceritakan kisah percintaan antara Kaoru dengan Kouji. Kisah percintaan yang berhasil membawa Kaoru ke dapur rekaman. Kaoru menjadi terkenal. Namun, kejadian itu terjadi ketika Kaoru telah meninggal. Pada waktu itu, tubuh Kaoru yang tak bernyawa dibaringkan dalam sebuah peti yang diselimuti oleh bunga-bunga matahari. Lagu Kaoru diputarkan di stasiun radio. Kouji, orang tua Kaoru, beserta teman-temannya mendengarkan lagu yang sudah dirilis yang berjudul Goodbye Days tersebut. Lagu tersebut membuat pendengarnya terhanyut. Melalui lagu tersebut, impian Kaoru dan Kouji terwujud. Ungkapan rasa bahagia ketika impian Kaoru tersebut terwujud adalah contoh dari tindak tutur ekspresif dari Film Taiyou no Uta yang dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. Selain ungkapan bahagia, ada banyak tindak tutur ekspresif yang diungkapkan oleh Kaoru dalam film ini. Salah satunya adalah tuturan yang disampaikan oleh Kaoru ketika bertemu Kaoji. Kaoru menyampaikan identitas dirinya dengan perasaan senang karena bertemu dengan seorang laki-laki. あまねかおるです じゅうろくさいです かれしはいません Amane Kaoru desu. Juu roku sai desu. Kareshi wa imasen. Saya Amane Kaoru. Umur saya 16 tahun, tetapi belum memiliki kekasih. 5

Kalimat pada tuturan tersebut merupakan kalimat deklaratif dengan jenis tindak tutur langsung. Jika dilihat dari isi, kalimatnya hanya meminta pendengar untuk mendengarkan kalimat tersebut karena penutur hanya bermaksud untuk memberitahukan saja. Akan tetapi, tuturan di atas merupakan tindak tutur ekspresif, yaitu tuturan yang mengungkapkan rasa senang dan haru. Hal itu tampak dari ekspresi Kaoru ketika memberitahukan umurnya yang masih 16 tahun, tetapi ia mengatakan dengan perasaan senang karena ia mengatakan belum mempunyai kekasih. Dalam kalimat tersebut, ia bahagia bertemu dengan Kaoji. Tindak tutur ekspresif tersebut menjadi kajian dalam penelitiann ini. 1.2 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi pada tindak tutur ekspresif meskipun Searle (1969) menyatakan bahwa ada lima fungsi tinda tutrur, yaitu representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklarasi. Tindak tutur dalam Film Taiyou no Uta yang dianalisis hanya yang berkaitan dengan tindak tutur ekspresif. Dalam analisis tindak tutur ekspresif, difokuskan pada modus kalimat dalam tindak tutur ekspresif, tipe-tipe tindak tutur ekspresif, dan fungsi dari tindak tutur ekspresif yang dituturkan oleh penutur dalam Film Taiyou No Uta, khususnya pemakaian bahasa lisan dalam Film Taiyou No Uta. 1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah berupa pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya didapatkan melalui analisis hasil penelitian. Berdasarkan uraian yang telah 6

dikemukakan pada latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Modus kalimat apa saja yang digunakan untuk tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam Film Taiyou No Uta? 2) Tipe-tipe tindak tutur ekspresif apa saja yang ditemukan dalam Film Taiyou No Uta? 3) Fungsi tindak tutur ekspresif apa saja yang terdapat dalam Film Taiyou No Uta? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil atau sesuatu yang diperoleh setelah penelitian selesai atau sesuatu yang dicapai dalam sebuah penelitian. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan modus kalimat yang digunakan untuk tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam Film Taiyou No Uta. 2) Menjelaskan tipe-tipe tindak tutur ekspresif dalam Film Taiyou No Uta. 3) Memaparkan fungsi tindak tutur ekspresif dalam Film Taiyou No Uta. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan dampak pencapaian dari tujuan penelitian. Manfaat penelitian ini dibagi atas dua, yakni manfaat penelitian secara teoretis dan manfaat penelitian secara praktis. Secara teoretis, manfaat penelitian ini adalah (1) meningkatkan ilmu kebahasaan (linguistik), khususnya pada kajian pragmatik bahasa Jepang; dan (2) memberikan informasi dan pengetahuan yang 7

lengkap dan mendalam, khususnya oleh pembelajar bahasa, budaya, dan sastra Jepang di Indonesia dalam memahami pola pikir bangsa Jepang. Sementara itu, manfaat praktis dari penelitian ini adalah (1) memberi kontribusi pemahaman terhadap pemakaian bahasa dalam film Jepang, terutama dalam memahami tindak tutur ekspresif; dan (2) memberi informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi pencinta film Jepang. 1.6 Sistematika Penulisan Penyajian hasil penelitian ini disusun sebagai berikut: Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, batasan dan ruang lingkup masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II merupakan Kajian Pustaka dan Landasan Teoretis. Bab III merupakan Metode Penelitian. Bab IV merupakan penelitian Tindak Tutur Ekspresif dalam Film Taiyou No Uta yang berisi hasil analisis data berupa (1) tindak tutur ekspresif dalam film Taiyou No Uta yang dikemukakan melalui empat jenis kalimat, yaitu kalimat deklaratif, kalimat interogatif, kalimat imperatif, dan kalimat ekslamatif; (2) Tipe-tipe tindak tutur dalam film Taiyou No Uta yang terdiri atas tindak tutur langsung literal, tindak tutur tidak langsung literal, tindak tutur langsung literal, tindak tutur langsung tidak literal, dan tindak tutur tidak langsung tidak literal; serta (3) fungsi tuturan ekspresif dalam film Taiyou No Uta yang terdiri atas mengucapkan terima kasih, bersimpati atau belasungkawa, memuji, meminta maaf, mengkritik, mengeluh, menyalahkan, dan mengancam. Bab V merupakan penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran. 8