BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis, kehadirannya tidak bersifat independen. Dilihat secara tekstual, tari dapat dipahami dari bentuk dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan koreografi) atau teknik penarinya (analisis cara melakukan atau keterampilan). (Y. Sumandiyo Hadi, 2005:13). Lebih lanjut menyebutkan bahwa kehadiran atau keberadaan tari salah satu fungsinya yaitu sebagai kesenangan. Kesenangan terletak pada hubungan yang terdapat antara obyek dengan manusianya. Sehubungan dengan itu, biasanya orang merasa senang karena obyek keindahan dapat ditangkap memenuhi seleranya. Tangkapan ini lebih difahami sebagai suatu pengungkapan perasaan senang (Y. Sumandiyo Hadi, 2005:16). Berdasarkan pemaparan di atas penulis mengartikan tari adalah sesuatu yang menimbulkan kesenangan baik bagi jiwa, akal dan raga. Sesuatu yang memberikan pengalaman estetik, kenyamanan serta kepuasan. Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung Jurusan Tari memiliki tiga minat utama yaitu Penciptaan Tari, Penyajian Tari dan Penulisan. Minat utama kepenataan yaitu para mahasiswa diharuskan membuat karya-karya yang di dalamnya terdapat konsep dan isi yang
2 jelas. Minat utama Penyajian Tari yaitu menyajikan tarian yang sudah ada, hanya saja tarian yang dibawakannya lebih dikembangkan lagi. Sedangkan minat utama kepenulisan adalah meneliti sebuah kesenian tari ataupun kesenian lainnya dan mendeskripsikannya ke dalam bentuk tulisan. Penulis sendiri mengambil minat utama kepenataan karena ingin membuat sebuah karya yang berisi pesan moral serta ungkapan hati. Selain itu, senang mengeksplorasi gerak untuk sebuah karya tari. Pada awalnya penulis memilih minat utama pembawaan, namun selama menjalani perkuliahan, merasa tidak nyaman, akhirnya memutuskan untuk pindah dan memilih minat utama kepenataan. Pada mulanya, penulis memiliki kekhawatiran karena merasa tidak mampu membuat karya yang berbentuk tradisi, sementara basic penulis adalah dari tari modern. Setelah berdiskusi dengan beberapa dosen, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak harus selalu mengambil konsep dan gerak tradisi, tetapi dapat memilih sesuai dengan kemampuan kita. Akhirnya penulis merasa percaya diri dan memutuskan berpindah minat utama kepenataan, dengan menggarap karya non tradisi. Menurut Alma M Hawkins fase dari proses kreativitas yaitu dengan merasakan, menghayati, mengkhayalkan, mengejawantahkan kemudian memberi bentuk, pola dari fase-fase tersebut untuk menyelesaikan garapan tari ini. Penulis menggarap pengalaman pribadi yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat modern, salah satunya adalah pergaulan remaja. Remaja adalah masa yang paling indah, menggembirakan untuk dikenang serta masa pencarian
3 identitas diri. Di dalam pergaulan remaja terdapat hal positif dan negatif. Bergaul dengan sesama merupakan bentuk sosialisasi untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tetapi sulit untuk menentukan hal tersebut akan berdampak positif atau negatif terhadap para remaja, karena biasanya lebih mengarah ke halhal negatif untuk penyesuaian dengan lingkungan sekitar, baik lingkungan dengan teman teman di sekolah maupun lingkungan pada saat di rumah. Sifat dasar remaja yaitu selalu ingin tahu dan mencoba, suka memberontak, dan mementingkan diri sendiri. Biasanya, mereka melakukan hal negatif karena mereka mau diterima. Karena remaja mempunyai emosi yang labil, dan mereka mempunyai kontrol diri yang lemah. Hal-hal yang bersifat negatif tersebut sering kita sebut dengan kenakalan remaja. Kenakalan remaja itu sendiri merupakan perbuatan pelanggaran normanorma baik norma hukum maupun norma sosial. Penulis sendiri mengambil pembahasan dari akibat atau dampak buruk dari pergaulan remaja. Salah satu contoh pergaulan remaja yang negatif saat ini adalah gank motor, clubbing, narkoba, homo sexual dan free sex. Banyak remaja sekarang yang terpengaruhi karena beberapa faktor misalnya pengaruh sosial, kurangnya kehangatan dan kasih sayang dari orang tua, kontrol dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di rumah, perceraian dan perpisahan orang tua. Terpengaruhi atau tidaknya kembali lagi kepada diri kita masingmasing. Penulis menceritakan pengalaman pribadi yang tidak terpengaruhi dengan
4 pergaulan negatif. Hidup adalah pilihan, bentuk pergaulan seperti apa merupakan pilihan kita. Beberapa konflik yang biasa terjadi antara remaja dengan orang tua hanya berkisar masalah kehidupan sehari-hari seperti jam pulang ke rumah, cara berpakaian, merapikan kamar tidur. Konflik-konflik seperti ini jarang menimbulkan dilema utama dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan terlarang maupun kenakalan remaja lainnya. Para remaja sekarang senang bergaul, berkumpul dengan teman-teman serta melakukan hal-hal yang mereka sukai. Sebagai remaja yang ingin mengetahui banyak hal-hal misalnya, gaya berbusana, gaya bahasa gaul, musik yang sedang trend dan banyak hal lain. Kehidupan pergaulan sendiri menjadi inspirasi untuk menciptakan garapan ini. Penulis sudah lama berkecimpung di dunia tari modern, bahkan sering mengisi acara-acara dengan menari. Seperti terbentuk suatu komunitas para penari modern yang dalam berpenampilan selalu atau harus cantik dan sexy sehingga pergaulannya juga menjadi luas dan dianggap dekat dengan hal-hal negatif, karena tidak jarang acara tersebut dilakukan di diskotik yang mendekatkan kepada hal-hal seperti narkoba, miras, free sex, tetapi penulis bersyukur mampu menghindari hal-hal negatif tersebut, meskipun pengaruh dan godaannya sangat kuat. Begitu sulit menjadi remaja sekarang yang mau tidak mau akan dihadapkan dengan dilematis cara bergaul yang dianggap gaul jika melakukan hal-hal yang negatif, seperti merokok, miras, narkoba, free sex. Tetapi kita tetap bisa bergaul dengan sehat, kita tahu mana yang benar dan mana yang salah sehingga kita berhak memilih apa yang terbaik untuk diri kita sendiri. Meskipun
5 pilihan itu sulit untuk dihindari tapi dengan segala keteguhan dan memiliki prinsip maka kita harus mampu memilih apa yang menjadi keinginan kita untuk menempuh jalan kehidupan. Karena jika salah dalam memilih maka yang hancur adalah masa depan kita sendiri. B. Pembatasan Topik Permasalahan Dalam garapan ini penulis mengambil tipe dramatik karena mendramatisir suasana hati yang diluapkan dalam gerak yang menjadi karya tari. Dalam konsep garapan ini, tema besarnya adalah problematika kehidupan remaja saat ini yang selalu dihadapkan pada hal-hal negatif. Pergaulan remaja yang cenderung merusak diri sendiri, merusak fisik, mental serta masa depannya sendiri. Oleh karena itu dengan pernyataan di atas penulis mendapatkan inspirasi untuk mengambil judul Choice dalam karya yang akan digarap ini. Choice merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris yang artinya adalah pilihan, yaitu pilihan setiap pribadi untuk menentukan apa yang menjadi jalan hidupnya dan pilihan yang mengarah ke hal yang baik. Karena hidup merupakan pilihan dan yang mengetahui dan memiliki hak untuk menentukan dan memilih adalah diri kita sendiri.
6 C. Tujuan Penggarapan tarian ini selain sebagai penyelesaian studi program S-1 Jurusan Tari Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung, tetapi juga bertujuan untuk mengasah daya ungkap penulis melalui media tari dengan proses kreatif yang dilatarbelakangi oleh pengalaman pribadi. Tujuan lain yaitu memberikan apresiasi karya tari melalui gaya garap yang lain yaitu modern dance. Penulis mengambil orientasi lepas karena konsep garap ini tentang kehidupan sekitar masyarakat yang modern. Disesuaikan juga dengan sifat remaja yang bebas dan lepas karena penulis ingin menceritakan seorang remaja yang serba ingin tahu dalam berbagai macam pergaulan. Karena pada umumnya karya-karya yang ditampilkan biasanya bersifat tradisi maupun kontemporer, dalam hal ini ingin memberikan nuansa dan visualisasi yang berbeda yang sesuai dengan basic dan kemampuan. Para penonton juga diharapkan mampu menangkap pesan atau makna dari garapan ini.