PENGARUH PERENCANAAN PAJAK TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK BIAYA PEGAWAI PADA PT XYZ UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA PERUSAHAAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaan negara yang terbesar dan paling dominan sampai saat ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia

ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING ATAS BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PADA PT GORONTALO CEMERLANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pajak memberikan kontribusi sebesar 80% (delapan puluh persen) dari

MANAJEMEN PERPAJAKAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan Negara dari perpajakan dalam APBN selalu meningkat, misalkan dalam

1 BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu komponen dari perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap rakyat sebagai bentuk peran serta dalam pembangunan di negaranya.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Erly Suandy (2008), dari segi ekonomi, pajak merupakan

pajak. Data dari Departemen Keuangan Republik Indonesia juga menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dimana persaingan menjadi semakin ketat dan bersifat global,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. KARYA NATAL

MANAJEMEN PERPAJAKAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Banyak perusahaan yang mengidentikkan membayar pajak sebagai beban sehingga perusahaan akan berusaha meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar

EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT. RKA

PERENCANAAN PAJAK DALAM OPTIMALISASI PAJAK TERUTANG PADA PT. LIANG YI DEVELOPING INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang (long term return) kepada para pemegang saham yang telah

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI TETAP DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA TAHUN 2014

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA

IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN (Studi Pada Koperasi Wanita Serba Usaha Setia Budi Wanita Jawa Timur)

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan Negara. Dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara harus melakukan kegiatan pembangunan demi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang digunakan untuk

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

BAB I PENDAHULUAN. pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meminimalkan beban pajak perusahaan. Perusahaan melakukan

Diasumsikan perusahaan melakukan pembayaran denda kurang bayar pada Januari 2016 dan harus membayar Rp

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPh 21 SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT Z)

BAB I PENDAHULUAN. Peran penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PADA PT JOGJA TUGU TRANS. Monika Innercentia Ken Sukatno. Erly Suandy. Intisari

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan perekonomian dewasa ini, pajak merupakan suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pajak memiliki peranan yang sangat penting. Pajak merupakan sumber

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BABl PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan kepentingan antara Wajib Pajak

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemerintah dalam mencapai tujuan yang bermanfaat untuk mendorong

ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES PADA PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI)

ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. ZANUR LINAS MANDIRI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK PENERAPAN PPh BADAN PADA PT. MEKAR KARYA PRATAMA TAHUN E-Journal. Disusun oleh : Yeni Syamsiardi

BAB I PENDAHULUAN. Bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus

Evaluasi Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT CRS

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap orang tidak dapat menghindarkan dirinya dari pajak. Pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan sejalan dengan sikap sosial dari masyarakat tersebut. Menurut Warren (2008:2),

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DAN PASAL 21 PADA PT. PRAMBANAN METALINDO. Oleh: Mutammam

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara. Penerimaan ini

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP ) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

Riyanto Utomo, Nur Rahmi Zuliyanti ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 6 Tahun 1983

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT

EVALUASI PENERAPAN PPH PASAL 23 PADA PT. BIN (PERSERO) DI TAHUN 2012

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB I PENDAHULUAN. utama yaitu penerimaan (revenue) dan pengeluaran (expenditure).

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 PADA KARYAWAN PT. BPR PRIMAESA SEJAHTERA MANADO

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan hal yang sangat penting dalam setiap negara yaitu

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

DAFTAR PUSTAKA. Anastasia Diana dan Lilis Setiawati Perpajakan Indonesia, Andi, Yogyakarta.

Nama : Farah Fadhilah NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Prijanto, SE., MM

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS KARYAWAN PADA PT. BUMI SRIWIJAYA ABADI

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaannya diatur dalam undang-undang dan peraturan-peraturan. untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan negara.

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dalam

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang

Daftar Kuesioner. Peranan Perencanaan Pajak. ( Variabel X ) Menerapkan Peraturan Perpajakan. Dengan Benar

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang saling memiliki

Transkripsi:

PENGARUH PERENCANAAN PAJAK TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT MUSTIKA RATU Tbk Feriyana ABSTRAK FERIYANA. 022110037. Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Laba Perusahaan Pada PT Mustika Ratu Tbk. Dibawah Bimbingan: I WAYAN SUDIARSA dan RETNO MARTANTI. 2017. Sebagai perusahaan yang berorientasi laba maka manajemen akan berupaya untuk mendapatkan laba yang optimal dengan cara meminimalkan biaya-biaya yang ada, dan sebagai subjek pajak perusahaan harus memenuhi berbagai kewajiban salah satunya beban pajak penghasilan badan, oleh karena itu perusahaan melakukan manajemen pajak melalui perencanaan pajak (tax planning). Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui (1) pelaksanaan perencanaan pajak terhadap laba perusahaan pada PT Mustika Ratu Tbk (2) perolehan laba perusahaan pada PT Mustika Ratu Tbk (3) pengaruh pelaksanaan perencanaan pajak terhadap laba perusahaan pada PT Mustika Ratu Tbk. Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskriptif (eksploratif) dengan metode penelitian studi kasus dan teknik penelitian kuantitatif (non statistik). Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan maka penulis melakukan penelitian dengan unit analisis organisasi pada PT Mustika Ratu Tbk, yaitu dengan sumber data dan informasi yang diperoleh dari bagian akuntansi dan perpajakan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa dalam melaksanakan perencanaan pajaknya PT Mustika Ratu Tbk meminimalkan beban pajak dengan beberapa hal seperti, menganalisis biaya komersial yang disinkronisasikan dengan analisis perhitungan fiskal serta mengontrol dan memonitering pelaksanaan perencanaan pajak setiap periodenya.terlihat dari analisis data yang dilakukan bahwa laba perusahaan didasarkan pada metode dan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku, dimana terdapat perbedaan yang signifikan antara laba sebelum pajak dengan laba setelah pajak pada saat penerapan sebelum tax planning dan sesudah tax planning. Berdasarkan data yang telah diolah maka penulis dapat menyampaikan saran yang mungkin berguna bagi perusahaan yaitu agar PT Mustika Ratu Tbk meningkatkan segala fasilitasnya dan memiliki terobosan-terobosan baru untuk bisa bersaing dengan perusahaan lainnya yang sejenis dan yang paling utama adalah mengutamakan pelayanan kepada konsumen Kata kunci: Perencanaan Pajak, Laba, dan Beban Pajak Penghasilan Badan. Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan sumber utama penerimaan Negara.Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara tidak dapat untuk dilaksanakan. Penggunaan uang pajak meliputi pembayaran gaji Pegawai Negeri Sipil sampai dengan pembiayaan proyek pembangunan, pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit, puskesmas, kantor polisi, dan pembiayaan lainnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sumber pendapatan terbanyak di dapat dari sektor perpajakan, maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pajak telah memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara dan penerimaan pajak merupakan sumber utama pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan 1

Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dan pemerintah memerlukan sumber penerimaan yang cukup besar untuk dapat membiayai pengeluaran negara baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan yang berada di pusat ataupun berada di daerah.salah satu penerimaan negara yang terbesar dan yang paling dominan sampai saat ini adalah berasal dari sektor perpajakan. Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber danatersebut akan mempengaruhi daya beli (purchasing power) atau kemampuan belanja (speending power) dari sektor privat (Suandy, 2006:1). Pajak merupakan biaya bagi perusahaan karena beban pajak akan mengurangi laba perusahaan, oleh sebab itu meminimalkan beban pajak adalah salah satu fungsi manajemen keuangan melalui fungsi perencanaannya. Dari fenomena ini maka perusahaan, dalam hal ini manajemennya, berusaha agar bagaimana caranya melakukan penghematan atau pengurangan pajak secara lawfull dan sensible. Agar tidak terjadi gangguan terhadap jalannya perusahaan, maka pemenuhan kewajiban perpajakan harus dikelola dengan baik dan benar. Dalam melakukan pengelolaan pajak, perusahaan harus melakukan upaya-upaya agar beban yang ditimbulkan dari pajak dapat ditekan sekecil mungkin untuk memperoleh peningkatan laba bersih setelah pajak. Perusahaan tidak mungkin dapat menghindari pajak karena pajak dapat dikenakan secara langsung maupun tidak langsung kepada dirinya. Pajak dikenakan melalui pemotongan maupun pemungutan oleh pihak lain ketika perusahaan itu melakukan pembelian, bahkan juga dimungkinkan pengenaan pajak itu dilakukan ketika perusahaan itu menjual produk barang maupun jasa. Menyiasati perpajakan berkaitan erat dengan kegiatan pengusaha yang harus dengan jeli mengamati ketentuan perpajakan yang berlaku serta mengikuti perubahan yang terjadi pada ketentuan tersebut agar dapat memanfaatkan berbagai peluang yang ada, dengan tujuan akhir agar perusahaan dapat membayar pajak dengan benar dan dapat diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kelangsungan perusahaan, terutama yang berkaitan dengan likuiditas dan juga sehemat mungkin. Pemenuhan kewajiban perpajakan dengan benar dan tidak mengganggu kelangsungan perusahaan merupakan tujuan utama perusahaan dalam tax planning atau dalam menyiasati peraturan perpajakan. Selain berkaitan dengan efisiensi pembayaran pajak dengan benar, tax planning juga berkaitan dengan pemanfaatan peluang kegiatan usaha. Dengan memanfaatkan berbagai fasilitas perpajakan, pengusaha dapat menentukan arah, macam, bentuk, maupun tempat kegiatan usaha. Dengan menyiasati peraturan perpajakan maka pengusaha dapat memanfaatkan perhitungan harga jual produk agar dapat bersaing dengan pasar lokal maupun di luar negeri. Tax planning sama sekali tidak bertujuan untuk melakukan kewajiban perpajakan dengan tidak benar, tetapi berusaha untuk memanfaatkan peluang berkaitan peraturan perpajakan yang menguntungkan perusahaan dan tidak merugikan pemerintah dan dengan cara yang legal. Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan 2

Tax planning perlu dilakukan oleh perusahaan sehubungan dengan berbagai pengakuan metode akuntansi, seperti pengakuan biaya maupun penghasilan, cara pembayaran pajak, penempatan modal, pengakuan rugi, pemilihan cara pengakuan selisih kurs, permintaan restitusi hingga permintaan imbalan bunga. Salah satu sasaran penting bagi perusahaan adalah laba. Pendapatan atau laba bisa dijadikan tolak ukur kesuksesan bagi suatu perusahaan, walaupun tidak semua perusahaan menjadikan laba sebagai tujuan utamanya, tetapi dalam perusahaan pasti memerlukan yang namanya pendapatan atau laba. Dimana laba merupakan keuntungan bagi perusahaan, karena perusahaan telah berkorban untuk kepentingan pihak lain. Dalam melakukan perhitungan pendapatan atau laba, perusahaan bisa melakukan kapan saja, tapi biasanya demi tujuan praktis, dalam melakukan perhitungan laba, umumnya perusahaan mengadakan perhitungan laba pada akhir periode akuntansi yang kemudian dituangkan dalam suatu bentuk laporan yang berupa laporan keuangan. Pajak merupakan pungutan berdasarkan Undang-undang oleh pemerintah, yang dipakai untuk menyediakan barang atau jasa publik, secara administratif pungutan pajak di bagi dalam dua bagian yaitu pajak langsung (direct tax) dan pajak tidak langsung (indirect tax). Bagi badan usaha pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang di terima atau di peroleh dapat dianggap sebagai beban atau biaya (expense) dalam menjalankan usaha atau melakukan kegiatan maupun distribusi laba kepada pemerintah. Sehingga pajak akan menurunkan jumlah laba yang akan diterima oleh badan tersebut. Upaya untuk menekan beban pajak sekecil mungkin adalah dengan menggunakan perencanaan pajak (tax planning). Perencanaan pajak adalah salah satu fungsi dari manajemen pajak yang digunakan untuk mengestimasi jumlah pajak yang akan dibayar dan hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghindari pajak. Perencanaan pajak merupakan langkah awal dalam manajemen pajak. Sedangkan definisi dari manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Dalam perencanaan pajak dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis penghematan pajak yang akan dilakukan (Suandy, 2006:7). Perencanaan pajak (tax planning) dapat dilakukan dengan menggunakan cara penggelapan pajak (tax evasion) dan penghindaran pajak (tax avoidance). Sepintas kedua cara tersebut memiliki konotasi yang sama sebagai tindakan yang melanggar hukum, tetapi ada beberapa hal yang membedakan keduanya. Penggelapan pajak merupakan pengurangan pajak yang dilakukan dengan jalan melanggar peraturan perpajakan, seperti memberikan data keuangan yang palsu atau menyembunyikan data. Sedangkan penghindaraan pajak merupakan usaha untuk mengurangi pajak yang terutang, Namun tetap memenuhi ketentuan-ketentuan peraturan perpajakan, seperti memanfaatkan perkecualian-perkecualian ataupun potonganpotongan yang di perkenankan maupun Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan 3

memanfaatkan hal-hal yang belum diatur dalam undang-undang perpajakan yang berlaku (lawfull dan sensible). Perencanaan pajak disamakan dengan tax avoidance. Karena secara hakikat ekonomis dari pembayar pajak dan pembuat Undang-undang berusaha memaksimalkan penghasilan setelah pajak, karena pajak merupakan unsur pengurangan laba yang tersedia untuk dibagikan kepada pemegang saham maupun untuk di investasikan kembali. Dalam memperoleh keuntungan yang maksimal, PT. Mustika Ratu Tbk melakukan perencanaan pajak. Dengan adanya perencanaan pajak (tax planning) di harapkan beban pajak (tax expense) akan menurun. Dengan menurunnya beban pajak yang di tanggung di harapkan penghasilan atau laba setelah pajak dapat meningkat. Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut sebagai topik dalam penyusunan skripsi dengan judul Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Laba Perusahaan Pada PT Mustika Ratu Tbk. Identifikasi Masalah dan Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merumuskan masalah pada PT Mustika Ratu Tbk yaitu dengan adanya pelaksanaan perencanaan pajak di PT. Mustika Ratu Tbk diharapkan tidak terjadi gangguan terhadap jalannya perusahaan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya yang harus dikelola dengan baik dan benar. Agar beban yang ditimbulkan dari pajak dapat ditekan sekecil mungkin untuk memperoleh peningkatan laba bersih setelah pajak. Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis membuat identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Pelaksanaan Perencanaan Pajak di PT. Mustika Ratu Tbk. 2. Bagaimana Perolehan Laba Perusahaan Pada PT. Mustika Ratu Tbk. 3. Sejauh Mana Pengaruh Pelaksanaan Perencanaan Pajak Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Mustika Ratu Tbk. Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Perencanaan Pajak Pada PT Mustika Ratu Tbk. 2. Untuk Mengetahui Perolehan Laba Perusahaan Pada PT Mustika Ratu Tbk. 3. Untuk Mengetahui Pengaruh Pelaksanaan Perencanaan Pajak Terhadap Laba Perusahaan Pada PT Mustika Ratu Tbk. Metodologi Penelitian Metode yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah Deskriptif kuantitatif (non statistik), yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan di analisis untuk diambil kesimpulannya. Dengan metode ini, penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti hingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Jenis penelitian atau bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif, yang digunakan untuk menjelaskan fenomena atau permasalahan tertentu dan mendapatkan informasi baru untuk melakukan penelitian serta pengujian hipotesis yang berkaitan dengan pengaruh perencanaan pajak terhadap laba perusahaan pada PT Mustika Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan 4

Ratu Tbk. Data yang diperoleh penulis yaitu data primer dan data sekunder. Teknik penelitian yang digunakan adalah kuantitatif (non statistik) yaitu teknik yang sifatnya dapat diukur dan dapat dihitung atau data yang menunjukkan banyaknya sesuatu. Dalam penelitian ini penulis tidak menggunakan metode penarikan sampel. Hal ini disesuaikan dengan jenis dan metode penelitian yang digunakan, jenis penelitian yang digunakan deskriptif dengan metode studi kasus. Namun untuk kepentingan pembahasan penulis mengumpulkan data mengenai laporan keuangan PT Mustika Ratu Tbk periode 2008 sampai dengan 2012 dengan melakukan wawancara dengan pihak terkait diantaranya dengan bagian Akuntansi dan bagian Keuangan dalam perusahaan. Oleh karena itu penulis dapat meyakini bahwa data serta informasi yang diperoleh adalah benar. Pembahasan Pelaksanaan Perencanaan Pajak Pada PT Mustika Ratu Tbk Karena pajak dianggap sebagai beban, maka suatu badan usaha akan berusaha mengurangi jumlah beban pajak yang akan dibayar, cara mengurangi beban pajak adalah dengan melaksanakan perencanaan pajak. Perencanaan pajak dalam aspek formal yaitu dengan kepatuhan dalam peraturan perpajakan, dimana Indonesia menganut paham self assesment system dalam pelaksanaan perpajakannya seperti: a. Kewajiban Memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) PT Mustika Ratu Tbk sendiri sudah memiliki NPWP, dengan didirikannya perusahaan berdasarkan akta No. 35 pada tanggal 14 Maret 1978 oleh Notaris G.H.S. Loemban Tobing, S.H. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/188/15 tanggal 22 Desember 1978 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 8 tanggal 25 Januari 1980.tambahan No. 45. PT Mustika Ratu Tbk merupakan wajib pajak badan karena memperoleh penghasilan yang besarnya melebihi penghasilan tidak kena pajak. Untuk itu setiap tahunnya perusahaan membayar laba usaha yang dikenakan pajak dengan No. NPWP 01.002.915.5-054.000 a/n PT Mustika Ratu, Tbk. b. Menyelenggarakan Pembukuan yang Memenuhi Syarat Perpajakan PT Mustika Ratu Tbk sendiri telah melaksanakan kewajibannya sebagai perusahaan yang mematuhi peraturan perpajakan dengan melakukan pembukuan, seperti membuat secara rinci informasi keuangan perusahaan dalam laporan keuangan agar dapat dinilai kinerjanya. c. Menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan telah disampaikan pada Kantor Pajak sampai dengan tahun fiskal 2007. SPT Pajak Penghasilan tahun fiskal 2008, 2009, 2010, 2011, dan 2012 Grup akan dilaporkan sesuai dengan taksiran penghasilan kena pajak yang diungkapkan dalam laporan keuangan. Semua utang pajak dan pendapatan kena pajak atau laba fiskal telah dihitung dengan baik dan dilaporkan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan 5

Kantor Pajak sesuai dengan laporan keuangan auditan Grup. Sedangkan dalam aspek materilnya yaitu dengan adanya penerapan hukum pajak seperti: a. Kewajiban Pajak Dalam PT Mustika Ratu Tbk, perubahan atas kewajiban pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima atau hasil dari keberatan ditetapkan dalam hal pengajuan keberatan oleh perusahaan dan/ anak perusahaan. b. Denda Pajak, Hukuman/ Sanksi Dalam pajak penghasilan badan, terdapat penghematan beban pajak penghasilan badan perusahaan seperti: pemberian tunjangan berupa uang untuk biaya makan dan minum serta biaya pengobatan. Dan juga membuat daftar nominatif untuk biaya jamuan dan representasi dan biaya perjalanan dinas. Dan perbedaan yang terjadi pada laporan keuangan komersil dengan laporan keuangan pajak membuat wajib pajak harus melakukan penyesuaian agar didapat laba fiskal dengan cara merekonsiliasinya. Wajib pajak badan juga memiliki berbagai fasilitas yang diberikan dengan ketentuan dan ktiteria tertentu agar memudahkan wajib pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya. Perolehan Laba Perusahaan pada PT Mustika Ratu Tbk Untuk dapat menghitung PPh, terlebih dahulu harus diketahui dasar pengenaan pajaknya. Untuk Wajib Pajak dalam negeri dan BUT yang menjadi dasar pengenaan pajaknya adalah Penghasilan Kena Pajak (PKP). Jika PKP untuk Wajib Pajak Orang Pribadi adalah sebesar penghasilan netto dikurangi dengan PTKP maka lain halnya dengan perhitungan PKP Wajib Pajak Badan, besarnya PKP untuk WP Badan dihitung sebesar penghasilan netto nya. PKP WP Badan = Penghasilan Netto Pada pasal 17ayat 1 huruf (b) UU Nomor 36 Tahun 2008 disebutkan b. wajib pajak badan dalam negeri dan badan usaha tetap adalah sebesar 28% (dua puluh delapan persen). Pada pasal 17 ayat 2 huruf (a) UU Nomor 36 Tahun 2008 disebutkan a. tarif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf (b) menjadi 25% (dua puluh lima persen) yang mulai berlaku sejak tahun 2010. Pada Pasal 31E wajib pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp. 50.000.000.000 (lima puluh miliyar rupiah) mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1b) dan ayat (2a) yang dikenakan atas penghasilan kena pajak sampai dengan Rp. 4.800.000.000 (empat milyar delapan ratus juta rupiah). Tabel 1. Perbandingan Perhitungan Laba Setelah Pajak PT Mustika Ratu Tbk Tahun 2008 Keterangan Sebelum Tax Planning Sesudah Tax Planning Tax saving (selisih) Laba sebelum pajak 31,841,901,395 15,245,707,818 16,596,193,577 PPh terutang 8,790,859,316 4,209,009,724 4,581,849,592 Laba setelah pajak 23,051,042,079 11,036,698,094 12,014,343,985 (Sumber: data yang diolah penulis) Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan 6

Tabel 2. Perbandingan Perhitungan Laba Setelah Pajak PT Mustika Ratu Tbk Tahun 2009 Keterangan Sebelum Tax Planning Sesudah Tax Planning Tax saving (selisih) Laba sebelum 28,869,090,957 12,332,408,764 16,536,682,193 pajak PPh terutang 7,983,919,447 3,410,601,265 4,573,318,182 Laba setelah 20,885,171,510 8,921,807,499 11,963,364,011 pajak (Sumber: data yang diolah penulis) Dengan adanya perencanaan pajak pada tahun 2008 sampai dengan 2009 maka ada hal yang mempengaruhi pph badan yang terutang. Pajak terutang jauh lebih kecil dari yang sebelumnya senilai Rp 8,790,859,316 ( tahun 2008 sebelum perencanaan pajak), Rp 7,983,919,447 (tahun 2009 sebelum perencanaan pajak) dan dianalisis lebih kecil sebesar Rp 4,209,009,724 (tahun 2008 sesudah perencanaan pajak) dan Rp 3,410,601,265 (tahun 2009 sesudah perencanaan pajak). Penghematan PPh badan tersebut diperoleh karena biaya-biaya komersil dapat dimaksimalkan untuk dikoreksi fiskal sehingga jumlah PPh badan terutang dapat diminimalkan. Dan tax saving (penghematan pph terutang) perusahaan pada tahun 2008 sebesar Rp 4,581,849,592 dan Rp 4,573,318,182 untuk tahun 2009. Hal ini mempengaruhi laba bersih setelah pajak dan menjadi menurun dari Rp 23,051,042,079 menjadi Rp 11,036,698,094 (untuk tahun 2008) dan Rp 20,885,171,510 menjadi Rp 8,921,807,499 (untuk tahun 2009). Tabel 3. Perhitungan PPh Terutang PT Mustika Ratu Tbk Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2012 (dalam jutaan rupiah) Tahun Keterangan Sebelum Tax Planning Sesudah Tax Planning 2010 Laba sebelum pajak 32,954,138,917 11,859,536,206 PPh Terutang 8,145,413,651 2,930,399,012 Laba setelah pajak 24,808,725,266 8,929,137,194 2011 Laba sebelum pajak 36,719,868,781 15,498,438,771 PPh Terutang 9,083,128,052 3,883,736,573 Laba setelah pajak 27,636,740,729 11,614,702,198 2012 Laba sebelum pajak 42,552,203,238 21,159,193,013 PPh Terutang 10,538,748,855 5,240,420,098 Laba setelah pajak 32,013,454,383 15,918,772,915 (Sumber: data yang diolah penulis) Dengan adanya perencanaan pajak pada tahun 2010 sampai dengan 2012 maka banyak hal yang mempengaruhi pph badan yang terutang. Pajak terutang jauh lebih kecil dari yang sebelumnya senilai Rp 8,145,413,651 ( tahun 2010 sebelum perencanaan pajak) Rp 9,083,128,052 (tahun 2011 sebelum perencanaan pajak) dan Rp 10,538,748,855 (tahun 2012 sebelum perencanaan pajak) dan dianalisis lebih kecil sebesar Rp 2,930,399,012 (tahun 2010 sesudah perencanaan pajak), Rp 3,883,736,573 (tahun 2011 sesudah perencanaan pajak) dan Rp 5,240,420,098 (untuk tahun 2012 setelah perencanaan pajak). Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan 7

Penghematan PPh badan tersebut diperoleh karena biaya-biaya komersil dapat dimaksimalkan untuk dikoreksi fiskal sehingga jumlah PPh badan terutang dapat diminimalkan. Hal ini mempengaruhi laba bersih setelah pajak dan menjadi menurun dari Rp 24,808,725,266 menjadi Rp 8,929,137,194 (untuk tahun 2010), Rp 27,636,740,729 menjadi Rp 11,614,702,198 (untuk tahun 2011), dan Rp 32,013,454,383 menjadi Rp 15,918,772,915 (untuk tahun 2012). Laba merupakan antara selisih total pendapatan dikurangi dengan biaya, dimana pendapatan mengukur aliran masuk aktiva bersih setelah dikurangi dengan hutang dari penjualan barang/jasa. Penetapan laba perusahaan didasarkan pada metode dan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Untuk dapat menyusun laporan keuangan fiskal dari data keuangan komersil terlebih dahulu dibuat semacam rekonsiliasi data sesuai perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Umumnya urutan dari penyusunan rekonsiliasi perusahaan menggunakan langkahlangkah sebagai berikut, diantaranya: 1. Membuat terlebih dahulu daftar penyusutan sesuai dengan ketentuan perundangundangan perpajakan. 2. Penyusunan fiskal tersebut kemudian dialokasikan sesuai dengan data akuntansi komersial. 3. Membuat rekonsiliasi harga pokok produksi. 4. Membuat rekonsiliasi pendapatan atau beban lain-lain. 5. Membuat rekonsiliasi laba/rugi, biaya operasi dan pendapatan atau beban lain-lain dipindahkan ke rekonsiliasi laba rugi. Selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, PT Mustika Ratu Tbk sudah melakukan perencanaan pajak terhadap akun beban, baik beban operasional (usaha) maupun beban lainlain, biaya-biaya ini yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto menurut peraturan perundang-undangan perpajakan adalah: 1. Biaya perjalanan, yang dapat dikurangi dari penghasilan bruto adalah biaya perjalanan pegawai perusahaan untuk kepentingan kegiatan perusahaan yang dilengkapi dengan bukti-bukti yang sah misal surat tugas, tiket, kuitansi hotel. Uang saku dalam perjalanan dinas merupakan objek PPh pasal 21. 2. Biaya pemeliharaan kendaraan, tidak dapat dikurangkan karena didalamnya termasuk juga biaya pemeliharaan kendaraan untuk pribadi. 3. Biaya rapat dan jamuan, tidak dapat dikurangkan karena tidak disertai dengan normatif. 4. Biaya promosi, yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah biaya promosi yang didukung bukti pemasangan atau pembuatan iklan. Dapat dilihat dari perhitungan pajak tersebut (Tabel diatas) sesudah adanya penghematan pajak, pengeluaran yang sebelumnya merupakan biaya yang tidak dapat dikurangkan (Non Deductible Expense) menjadi biaya yang dapat dikurangkan (Deductible Expense). Penghematan pajak menyebabkan biaya yang dapat dikurangkan dengan penghasilan bruto menjadi maksimal,yang berakibat penghasilan kena pajak menjadi berkurang begitupun dengan pajak terhutang. Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan 8

Tabel 4. Perbandingan Perhitungan Laba Sesudah Pajak PT Mustika Ratu Tbk Pada Tahun 2010 Keterangan Sebelum Perencanaan Pajak Sesudah Perencanaan Pajak Tax Saving (selisih) Laba sebelum Pajak Rp 32,954,138,917 Rp 11,859,536,206 Rp 21,094,602,711 PPh Terutang Rp 8,145,413,651 Rp 2,930,399,012 Rp 5,215,014,639 Laba setelah pajak Rp 24,808,725,266 Rp 8,929,137,194 Rp 15,879,588,072 (Sumber: Data yang diolah penulis) Tabel 5. Perbandingan Perhitungan Laba Sesudah Pajak PT Mustika Ratu Tbk Pada Tahun 2011 Keterangan Sebelum Perencanaan Pajak Sesudah Perencanaan Pajak Tax Saving (selisih) Laba sebelum Pajak 36,719,868,781 15,498,438,771 Rp 21,221,430,010 PPh Terutang 9,083,128,052 3,883,736,573 Rp 5,199,391,479 Laba setelah pajak 27,636,740,729 11,614,702,198 Rp 16,022,038,531 (Sumber: Data yang diolah penulis) Tabel 6. Perbandingan Perhitungan Laba Sesudah Pajak PT Mustika Ratu Tbk Pada Tahun 2012 Keterangan Sebelum Perencanaan Pajak Sesudah Perencanaan Pajak Tax Saving (selisih) Laba sebelum Pajak 42,552,203,238 21,159,193,013 Rp 21,393,010,225 PPh Terutang 10,538,748,855 5,240,420,098 Rp 5,298,328,757 Laba setelah pajak 32,013,454,383 15,918,772,915 Rp 16,094,681,468 (Sumber: Data yang diolah penulis) Begitu pula pada perbandingan laba setelah pajak, meskipun laba sebelum pajak minim dari sebelumnya, akan tetapi pihak perusahaan memperhitungkan bahwa mereka telah mampu menghemat pengeluaran kewajiban pajak sebesar Rp 5,215,014,639 (tahun 2010) Rp5,199,391,479 (tahun 2011) dan Rp 5,298,328,757 (tahun 2012). Dan mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada dalam peraturan perpajakan untuk meminimalkan beban pajaknya. Simpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Dalam melaksanakan perencanaan pajaknya, PT Mustika Ratu Tbk meminimalkan beban pajak dengan beberapa hal seperti, menganalisis biaya komersial yang disinkronisasikan dengan analisis perhitungan fiskal serta mengontrol dan memonitering pelaksanaan perencanaan pajak setiap periodenya. 2. Terlihat dari analisis data yang dilakukan bahwa laba perusahaan didasarkan pada metode dan Standar Akuntansi Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan 9

yang berlaku, dimana terdapat perbedaan yang signifikan antara laba sebelum pajak dengan laba setelah pajak pada saat penerapan sebelum tax planning dan sesudah tax planning. 3. Perencanaan pajak yang efektif dapat dihasilkan melalui analisis terhadap laporan keuangan seperti dengan penyesuaian biayabiaya komersil yang dapat dimaksimalkan dengan koreksi fiskal dengan mengikuti peraturan yang ditetapkan pemerintah. DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno dan Estralita Trisnawati (2010), Akuntansi Perpajakan Edisi 2 Revisi, Jakarta, Salemba Empat. Agus Yulianto, Dwiarso Utomo, dan Yulita Setiawanta (2011). Tentang Subjek Pajak, Jakarta. Aliyal Azmi (2007), Definisi Laba, Jakarta. Arles Ompusunggu (2011), Cara Legal Siasati Pajak, Jakarta, Puspa Swara. Diana, Lilis, dan Setiawati Anastasia (2009), Definisi Penyusutan, Yogyakarta. Hery (2012), Metode Penyusutan, Jakarta, Bumi Aksara. Herry Purwono (2010), Dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak, Jakarta, Erlangga. Http://ashfaqsolution.blogspot.co.id/2012/10/tentangpajak-penghasilan-badan-non.html Http://info.blogspot.co.id/2015/09/pengertianpen gertian-dan-jenis-jenis-laba-menuruthtml. Ikatan Akuntan Indonesia (2009), PSAK Nomor 16 Penyusutan, Jakarta, Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia (2009), PSAK Nomor 25 Kebijakan Akuntansi Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan, Jakarta, Salemba Empat. Kadir (2010), Statistika Edisi Terapan Kedua, Jakarta. Mardiasmo (2009), Perpajakan Edisi revisi, Yogyakarta, Andi. Pardiat (2009), Tax Planning, Jakarta, Penerbit Mitra Wacana Media. Soemarso (2008), Akuntansi Suatu Pengantar Edisi 5, Yogyakarta, Salemba Empat. Stice, E Kay, James D Stice, K Fred Skousen (2009), Definisi Laba, Jakarta, Diterjemahkan Oleh Tim Penterjemah Salemba Empat. Suandy Erly (2006), Perencanaan Pajak, Jakarta, Salemba Empat. Suandy Erly (2011), Perencanaan Pajak Edisi 5, Jakarta, Salemba Empat. Subramanyan (2007), Analisis Keuangan Menurut Para Ahli (online), Jakarta. Sugiyono (2010), Statistika Untuk Penelitian, Bandung, CV. Alfabeta. Suwardjono (2008). Definisi Laba. Jakarta Thomas Sumarsan (2010), Perpajakan Indonesia, Jakarta, PT Indeks Permata Puri Media. Tulis S. Melia dan Francisaca Widianti Oetomo (2010), Metode Penyusutan, Jakarta. Undang-undang Nomor 28 (2007), Tentang Pengertian Pajak. Undang-undang Nomor 28 (2007). Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 3. Undang-undang Nomor 36 (2008), Tentang Pajak Penghasilan. Waluyo (2010). Akuntansi Pajak Edisi 3, Jakarta, Salemba Empat. www.pajak.go.id Zain Mohammad (2007), Manajemen Perpajakan, Jakarta, Salemba Empat. Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan 10