BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Mahkamah Agung sebagai salah satu lembaga tinggi negara yang membawahi empat badan peradilan memiliki peranan yang penting di masyarakat. Dengan banyaknya permasalahan hukum yang dihadapi oleh masyarakat dan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik yang diberikan membuat semua aparat badan peradilan diharuskan untuk bekerja secara profesional. Untuk mencapai hal ini maka harus didukung oleh sumber daya manusia yang handal, berkualitas dan memiliki profesionalisme yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia memiliki posisi strategis dalam organisasi, yang artinya manusia memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas untuk pencapaian tujuan. Untuk itulah maka eksistensi sumber daya manusia dalam organisasi sangat kuat. Sumber daya manusia sangat penting bagi kehidupan organisasi dan organisasi menempatkan upaya mereka untuk mencapai output tertentu. Ketika mereka bekerja bersama untuk mencapai beberapa tugas, mereka kemudian bekerja dalam sebuah grup. Masing-masing anggota grup dipengaruhi oleh anggota yang lainnya. Ketika hal ini terjadi, maka peran kepemimpinan menjadi berkembang, baik secara informal maupun formal. Dalam organisasi yang formal, pemimpin terstruktur 1
untuk mengorganisasi kegiatan, memotivasi anggota, menyusun tugas dan mencapai target (Islam et.al., 2012). Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu organisasi, karena keberhasilan maupun kegagalan organisasi ditentukan oleh proses kepemimpinan.sebagaimana yang diusulkan oleh Black, kepemimpinan merupakan kemampuan untuk meyakinkan dan menggerakkan orang lain untuk bekerjasama sebagai sebuah tim dibawah kepemimpinannya untuk mencapai tujuan tertentu (Marno et.al, 2008:187 dalam Sundi, 2013). Burns (1978) juga menyatakan bahwa, pemimpin merupakan faktor kunci yang mengarahkan seluruh komponen organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif, dan untuk mencapainya dibutuhkan interaksi di antara seluruh anggota organisasi. Pemimpin membuat tujuan dan memimpin pengikutnya untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut Mansur (2014), ada empat hal yang penting yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin sehingga apabila keempat hal ini dimiliki, maka pemimpin akan mendapat kekuatan dari dalam diri untuk menjadi agen perubahan serta akan mendapat dukungan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan tugas yang diembannya. Ke empat hal tersebut antara lain: 1. Pemimpin mampu menjadi penggerak sekaligus pendorong pemecahan masalah yang dihadapi. 2. Pemimpin senantiasa memberikan keteladanan bagi staf atau bawahan. 3. Pemimpin dengan sepenuh hati bekerja lebih keras dari pada staf atau bawahan. 2
4. Pemimpin memiliki orientasi pada perubahan dan senantiasa konsisten melakukan semua hal yang baik. Pola mutasi dan promosi yang ada di Mahkamah Agung menyebabkan sering terjadi pergantian kepemimpinan. Pergantian kepemimpinan ini secara tidak langsung akan berdampak terhadap organisasi karena adanya perbedaan gaya dan metode yang digunakan dalam memimpin organisasi. Masing- masing pemimpin akan memiliki gaya kepemimpinannya sendiri, yang terbukti berhubungan dengan kinerja organisasi. Gaya kepemimpinan yang efektif akan mempengaruhi produktivitas organisasi (Chaudhry et al., 2012). Gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional diusulkan terkait dengan motivasi dan komitmen bawahan atas kualitas pekerjaan, kekuatan untuk memberdayakan norma ditingkat subunit, dan produktivitas organisasi (Masi et al., 2000). Seorang pemi mpin dapat dikatakan berhasil apabila mampu meningkatkan motivasi, antusiasme, dan kepatuhan dalam melaksanakan suatu pekerjaan sesuai yang di inginkan oleh pemimpin (Alabduljader, 2012). House et al. (2004), dalam Kappen (2010), menyatakan bahwa motivasi merupakan komponen penting dalam kepemimpinan karena tanpa bisa memotivasi pengikut atau bawahan tidak mungkin seorang pemimpin dapat berhasil. Karyawan yang tidak termotivasi cenderung akan memberikan sedikit upaya dalam melaksanakan pekerjaan mereka, meninggalkan organisasi apabila ada kesempatan, menghindari tempat kerja sebanyak mungkin dan menghasilkan karya yang berkualitas rendah (Amabile, 1993 dalam Kappen, 2010). 3
Seorang pemimpin transformasional memberikan motivasi dengan melakukan penekanan pada hubungan sosial terhadap karyawan untuk mencapai kinerja yang baik. Rival (2004) dalam Sundi (2013) meny atakan bahwa pemimpin yang selalu melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan, menempatkan bawahan sebagai mitra serta mengembangkan rasa sosial akan menumbuhkan sikap positif dari bawahan. Menurut Yukl (2007) dalam Sundi (2013), penerapan gaya kepemimpinan transformasional dapat meningkatkan kinerja karena seorang pemimpin yang transformasional selalu ingin mengembangkan pengetahuan dan potensi karyawan. Pemimpin dengan kepemimpinan transformasional memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada bawahannya untuk melaksanakan tugas sesuai dengan pola pikirnya untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan gaya kepemimpinan transaksional merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang menekankan pada transaksi atau pertukaran antara pemimpin dan bawahan. Kepemimpinan transaksional memotivasi dan mempengaruhi bawahan dengan memberikan penghargaan terhadap pencapaian kinerja yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Bass (1990), seorang pemimpin transaksional dapat meningkatkan kinerja bawahan dengan berbagai cara, antara lain dengan menjelaskan mengenai apa yang diharapkan dari pegawai khususnya mengenai maksud dan tujuan kinerja mereka, menjelaskan bagaimana memenuhi harapan tersebut, memberikan kriteria untuk mengevaluasi kinerja, memberikan umpan balik atas kinerja yang telah dilaksanakan dan memberikan imbalan ketika bawahan berhasil mencapai kinerja yang ditetapkan. 4
Terdapat banyak penelitian mengenai pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional terhadap kinerja, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Mari (2008) dalam Alabduljader (2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional terhadap kinerja sumber daya manusia pada pabrik obat Yordania. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh secara positif terhadap perilaku kreatif individu, ketepatan dan kualitas prestasi kerja, ketekunan pada pekerjaan dan hubungan yang baik antara pemimpin dan bawahan. Sedangkan gaya kepemimpinan transaksional menunjukkan bahwa, penghargaan situasional (contingent reward) dan active management by exception berpengaruh secara positif terhadap sumber daya manusia dengan berbagai dimensi, akan tetapi tidak ada hubungan yang secara statistik signifikan muncul antara static management by exception dan kinerja sumber daya manusia. Judge dan Picolo (2004) dalam Chaudhry et al., (2012) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara motivasi pengikut, kepemimpinan transformasional dan contingent reward. Sedangkan Barbuto (2005) menunjukkan kepemimpinan transformasional dan komponen- komponennya memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap motivasi intrinsik serta memiliki hubungan negatif dengan kepentingan individual. Sementara itu, gaya kepemimpinan transaksional memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap motivasi intrinsik. 5
Dengan meningkatnya tantangan yang dihadapi oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan dibawahnya untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat maka, peranan pemimpin untuk meningkatkan kinerja bawahan dan organisasi secara keseluruhan semakin penting. Pemimpin diharapkan mampu melakukan perubahan dalam organisasinya dengan melakukan berbagai inovasi yang dapat mendukung peningkatan kualitas pelayanan publik. Untuk melakukan berbagai perubahan dan inovasi ini maka diperlukan kerjasama dari seluruh anggota organisasi. Untuk mencapai hal ini maka pemimpin harus mampu menjadi sosok yang mampu memberikan teladan bagi seluruh anggota organisasi dan mampu memotivasi seluruh anggota organisasi untuk berperan serta secara aktif untuk mencapai tujuan organisasi. Dari berbagai uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin memiliki peranan yang sangat penting dalam memotivasi anggota atau bawahannya sehingga bersedia memberikan upayanya yang terbaik bagi organisasi. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional terhadap kinerja pegawai Pengadilan Negeri sewilayah hukum Pengadilan Tinggi Yogyakarta dengan motivasi sebagai variabel pemediasi. B. Rumusan Masalah Mahkamah Agung senantiasa berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerja organisasinya sehingga mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi 6
masyarakat. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik baik di Mahkamah Agung maupun badan-badan peradilan di bawahnya. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik, maka setiap badan peradilan harus mampu meningkatkkan kinerja individu maupun kinerja organisasinya. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan kinerja organisasi. Dubrin (2004) dalam Yeh (2012) menyatakan bahwa kepemimpinan dapat memotivasi setiap anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan akan mempengaruhi hubungan antara atasan dan bawahan serta memiliki hubungan yang signifikan terhadap motivasi, sikap dan kinerja bawahan (Dale & Fox, 2008 dalam Yeh, 2012). Winardi (2011) menyatakan bahwa kinerja bawahan selain dipengaruhi oleh sifat-sifat individu dan organisasi, juga dipengaruhi oleh upaya kerja yang dilakukannya. Seorang pemimpin memiliki peranan yang penting untuk memotivasi bawahan sehingga mau memberikan upaya kerja yang terbaik bagi organisasi. Berbagai studi menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional memiliki pengaruh terhadap motivasi dan kinerja bawahan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian dan analisis pengaruh positif mengenai gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional pada kinerja pegawai Pengadilan Negeri se-wilayah hukum Pengadilan Tinggi Yogyakarta sebagai dasar untuk pengambilan kebijakan dalam rangka meningkatkan kinerja bawahan dan organisasi. 7
C. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian sebagaimana telah tersebut diatas maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif pada kinerja pegawai Pengadilan Negeri se-wilayah hukum Pengadilan Tinggi Yogyakarta? 2. Apakah gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh positif pada kinerja pegawai Pengadilan Negeri se-wilayah hukum Pengadilan Tinggi Yogyakarta? 3. Apakah motivasi memediasi pengaruh gaya kepemimpinan transformasional pada kinerja pegawai Pengadilan Negeri se-wilayah hukum Pengadilan Tinggi Yogyakarta? 4. Apakah motivasi memediasi pengaruh gaya kepemimpinan transaksional pada kinerja pegawai Pengadilan Negeri se-wilayah Pengadilan Tinggi Yogyakarta? D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menguji dan menganalisis pengaruh positif gaya kepemimpinan transformasional pada kinerja pegawai Pengadilan Negeri se-wilayah hukum Pengadilan Tinggi Yogyakarta. 8
2. Menguji dan menganalisis pengaruh positif gaya kepemimpinan transaksional pada kinerja pegawai Pengadilan Negeri se-wilayah hukum Pengadilan Tinggi Yogyakarta. 3. Menguji dan menganalisis pengaruh pemediasian motivasi terhadap gaya kepemimpinan transformasional pada kinerja pegawai Pengadilan Negeri se-wilayah hukum Pengadilan Tinggi Yogyakarta. 4. Menguji dan menganalisis pengaruh pemediasian motivasi terhadap gaya kepemimpinan transaksional pada kinerja pegawai Pengadilan Negeri se-wilayah hukum Pengadilan Tinggi Yogyakarta. E. Manfaat Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan mengembangkan manajemen sumber daya manusia. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan bagi pimpinan dalam untuk meningkatkan kinerja karyawan dan organisasi. 9
F. Ruang Lingkup atau Batasan Penelitian Kepemimpinan memiliki perspektif yang luas, sebagai bagian dari model kepemimpinan yang integratif, gaya transformasional (versus transaksional) merupakan gaya yang diusulkan berkaitan dengan motivasi bawahan dan komitmen terhadap kualitas, kekuatan memberdayakan norma-norma di tingkat subunit, dan produktivitas organisasi. Gaya transformasional dan transaksional juga yang diusulkan untuk berhubungan dengan citra diri pemimpin (Masi et al., 2000).Oleh karena itu penelitian ini membatasi pada model gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional yang diduga memiliki pengaruh terhadap kinerja dengan motivasi sebagai pemediasi dengan lokasi penelitian di Pengadilan Negeri se-wilayah Pengadilan Tinggi Yogyakarta. G. Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini akan terbagi dalam beberapa bagian, yaitu : 1. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan. 2. Landasan Teori Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan judul penelitian, yaitu antara lain teori kepemimpinan, teori motivasi, teori 10
kinerja, serta teori mengenai pengaruh antar variabel dan hipotesis awal penelitian. 3. Metode Penelitian Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan tesis. Adapun sistematikanya terdiri dari desain penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional dan pengukuran uji instrument penelitian, serta metode analisis data. 4. Hasil penelitian dan Pembahasan Pada bab ini akan diuaraikan dan dijelaskan mengenai data yang diperoleh dari penelitian yang diakukan dan pembahasan mengenai permasalahan yang di teliti. 5. Kesimpulan dan Saran Pada bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan pembahasan penelitian dan saran yang peneliti ajukan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis. 11
12