BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA KINERJA FASILITAS PELABUHAN AMAHAI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) PULAU SERAM

Evaluasi Kinerja Operasional Pelabuhan Manado

EVALUASI KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN BITUNG

ANALISIS KINERJA PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Arif Mulyasyah NRP Dosen Pembimbing Ir. Sudiyono Kromodihardjo Msc. PhD

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ribuan pulau, maka untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut

Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran pelabuhan dalam suatu sistem transportasi mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VI ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN MUTIARA ALAM REGENCY KABUPATEN TULUNGAGUNG NASKAH TERPUBLIKASI

RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN BUKU 2017 CABANG SIBOLGA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS HUBUNGAN FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN DENGAN DAYA LALU (THROUGHPUT), STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA.

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. diprediksi kebutuhan Lapangan penumpukan Peti Kemas pada tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

2 METODOLOGI PENELITIAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

I-1 BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS KINERJA PELAYANAN OPERASIONAL PETI KEMAS DI PELABUHAN PANGKALBALAM KOTA PANGKALPINANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. Pelabuhan L. Say Maumere, merupakan simpul utama perekonomian dan

PENILAIAN KELAYAKAN INVESTASI ALAT BERAT PELABUHAN PETI KEMAS TANJUNG EMAS SEMARANG

RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN BUKU 2017

Analisis Kinerja Terminal Nilam Dalam Melayani Komoditi Curah Cair Di Pelabuhan Tanjung Perak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Direktorat Jenderal Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pemasaran DKP Dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Utara, 2003.

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN BUKU 2017 CABANG TERMINAL PETIKEMAS DOMESTIK BELAWAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERENCANAAN LAYOUT DAN TIPE DERMAGA PELABUHAN PETI KEMAS TANJUNG SAUH, BATAM

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Studi dan Kajian Ekonomis Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Rembang Propinsi Jawa Tengah

Pesawat Polonia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS PENGEMBALIAN INVESTASI PADA INDUSTRI MEUBEL CV. MARADDA KECAMATAN MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan biaya rendah merupakan keungggulannya. selayaknya memiliki keunggulan di sektor maritim. Salah satu bagian penting

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PELABUHAN LAUT LEMBAR BERDASARKAN KRITERIA KINERJA PELABUHAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. barang dari angkutan darat ke angkutan laut atau sebaliknya, dibutuhkan satu

ANALISA KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL ASPHALT MIXING PLANT (Studi Kasus PT. Karya Maju Utama Barabai (HST))

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Tingkat aksesibilitas dapat dikategorikan sebagai aksesibilitas tinggi, karena dari hasil pengolahan data diperoleh :

Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik

6 PORT PERFORMANCE INDICATORS PELABUHAN TANJUNG PRIOK DAN PELABUHAN SINGAPURA

KEPUTUSAN DIREKSI (Persero) PELABUHAN INDONESIA II NOMOR HK.56/2/25/PI.II-02 TANGGAL 28 JUNI 2002

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA)

Henriette Dorothy Titaley 1

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DAN PERALATAN TERHADAP SISTEM BONGKAR MUAT DI PELABUHAN PANTOLOAN

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

3 Kondisi Fisik Lokasi Studi

STUDI POTENSI PEMISAHAN PELABUHAN BARANG DI PADANG BAI

PENGEMBANGAN MODEL PRODUKTIVITAS KEGIATAN BONGKAR MUAT PETI KEMAS (Studi Kasus Pelabuhan Peti Kemas Balikpapan)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS BERTH OCCUPANCY RATIO (BOR) UNTUK MEMENUHI STANDATR ULTILITAS DIRJEN PERHUBUNGAN LAUT PADA DERMAGA B CURAH CAIR PELABUHAN DUMAI

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja (manusia) yang diatur dalam urutan fungsi-fungsinya, agar efektif dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 8 TAHUN 2009 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar yang ditargetkan, mempertahankan eksistensi perusahaan, dan lain lain.

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR. Final Report

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi

RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN 2017 PELABUHAN TANJUNGPINANG

Studi Penanganan Tumpahan pada Kegiatan Bongkar Muat Curah Kering ( Studi kasus : Terminal BJTI dan Pelabuhan Khusus Petrokimia Gresik )

DAFTAR ISTILAH. Kapal peti kemas (containership) : kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti kemas yang standar.

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI DWELLING TIME 2016

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 12 TAHUN 2009 T E N T A N G

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN PERUSAHAAN TRAVEL ABC DI KEBOBANG KAB. MALANG

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2001 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi

SISTEM ANTRIAN VEHICLE CARGO DALAM KEGIATAN LOADING DAN DISCHARGING

: Kapal Pandu 2 Unit Kapal Tunda, Kepil, kapal Cepat 1 unit Tenaga Pandu 8 (delapan) orang.

ALTERNATIF INVESTASI BERDASARKAN RATE OF RETURN PADA LAHAN EX-BIOSKOP PANALA KOTA PALANGKARAYA

PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil evaluasi dan analisa pilihan alternatif jenis pengembangan Pelabuhan Wani serta dengan menggunakan model Sensitivitas Analisis, maka diperoleh model pengambilan keputusan pengembangan pelabuhan di dalam menentukan pemilihan alternatif jenis pengembangan Pelabuhan Wani sebagai berikut : Tabel 5.1. Model Pengambilan Keputusan Pengembangan Pelabuhan Wani. Parameter Teknis Panjang Dermaga (L berth) 149 M WTG = WT + PT + AT Kpl Pnp 1 Jam Lebar Tambatan (B berth) 11 M Kpl Brg 3,5 Jam BT = NOT + BWT Terminal Penumpang (A1) 250 M² Kpl Pnp 3 Jam Kpl Brg 14,5 Jam Kantin (A2) 12,5 M² TRT = WTG + BT Kpl Pnp 4 Jam Ruang Administrasi (A3) 37,5 M² Kpl Brg 18 Jam Waktu Pelayanan Barang Mushollah, Ruang Mesin, Toilet, dll (A4) 75 M² Qn kpl 158 ton/call Parkir Pengantar & Penjemput (A5) 54 M² T/G/J 20 T/G/J Total Kebutuhan Ruangan (A) 125,0 M² Σ Bongkar muat @kpl 158 ton/call Jumlah Fender (Nf) 37 Buah TSHP=Σ Bongkar muat @kpl / TRT 8,8 Ton/Jam Jumlah Mooring Dolphin (Nmd) 15 Buah TSHB=Σ Bongkar muat @kpl / BWT 13,2 Ton/Jam Penambahan luas gudang 291 M² Utilitas Fasilitas dan Peralatan BTP 1097,3 Ton/M/Tahun Penambahan lapangan penumpukan 2566 M² STP 545,0 Ton/M/Tahun Input Parameter Aspek Teknis ET= BOR 38 % Kpl Pnp 2 Jam Kpl Brg 6 Jam SOR/YOR 50 % IT Aspek Ekonomi Kpl Pnp 0,5 Jam Pendapatan Pelabuhan 1.979.132.181 Rp Kpl Brg 6 Jam Biaya Operasional Pelabuhan 820.603.089 Rp NOT Aspek Sosial Kpl Pnp 0,5 Jam Biaya Pembebasan Lahan 120.000.000,00 Rp Kpl Brg 2,5 Jam Biaya Pembebasan Bangunan 59.130.000,00 Rp WT Total Biaya Pembebasan lahan dan Bangunan 60.870.000,00 Rp Kpl Pnp 0,5 Jam Aspek Finansial Kpl Brg 2 Jam Nilai Investasi 6.588.802.841 Rp PT NPV 231.653.848 Rp Kpl Pnp 0 Jam IRR 6% % Kpl Brg 0 Jam BEP 315.751.480 Rp AT Kpl Pnp 0,5 Jam Kpl Brg 1,5 Jam Alternatif Jenis Pelabuhan : Konvensional Hasil Perhitungan BWT = ET + IT Kpl Pnp 2,5 Jam Peralatan bongkar muat : Kpl Brg 12 Jam Forklift : 2 unit Mobile crane : - unit Catatan : ET Merupakan Variabel Bebas Sumber : Hasil Pengolahan Data 195

2. Tingkat kelayakan dari masing-masing alternatif jenis pengembangan Pelabuhan Wani berdasarkan hasil analisa kelayakan investasi dengan menggunakan metode kriteria evaluasi adalah sebagai berikut : a. Alternatif jenis pengembangan pelabuhan Konvensional, dimana nilai investasi dengan jumlah pembiayaan investasi untuk rencana pengembangan Pelabuhan Wani adalah sebesar Rp 6.588.802.850,- (enam milyar lima ratus delapan puluh delapan juta delapan ratus dua ribu delapan ratus lima puluh rupiah), estimasi skema pendanaan investasi 100% dan jangka waktu investasi selama 10 tahun (2006 2015) ternyata nilai NPV menunjukkan indikasi positif dengan nilai sebesar Rp. 214.255.522,- da n IRR 17% serta nilai BEP sebesar Rp. 475.445.983,- terjadi di tahun ke 8 (tahun 2013), hal ini menunjukan bahwa investasi bermanfaat dan layak dilanjutkan. b. Alternatif jenis pengembangan pelabuhan Multi Purpose, dimana nilai investasi dengan jumlah pembiayaan investasi untuk rencana pengembangan Pelabuhan Wani adalah sebesar Rp 7.525.322.850,- (tujuh milyar lima ratus dua pulih lima juta tiga ratus dua puluh dua ribu delapan ratus lima puluh rupiah), estimasi skema pendanaan investasi 100% dan jangka waktu investasi selama 10 tahun (2006 2015) ternyata nilai NPV menunjukkan indikasi positif dengan nilai sebesar Rp. 1.644.257.829,- dan IRR 32% serta nilai BEP sebesar Rp. 402.059.075,- terjadi di tahun ke 4 (tahun 2009), hal ini menunjukan bahwa investasi bermanfaat dan layak dilanjutkan. c. Alternatif jenis pengembangan pelabuhan Spesialisasi, dimana nilai investasi dengan jumlah pembiayaan investasi untuk rencana pengembangan Pelabuhan Wani adalah sebesar Rp 8.461.842.850,- (delapan milyar empat ratus enam puluh satu juta delapan ratus empat puluh dua ribu delapan ratus lima puluh rupiah), estimasi skema pendanaan investasi 100% dan jangka waktu investasi selama 10 tahun (2006 2015) ternyata nilai 196

NPV menunjukkan indikasi positif dengan nilai sebesar Rp. 3.074.260.136,- dan IRR 50% serta nilai BEP sebesar Rp. 175.726.024,- terjadi di tahun ke 3 (tahun 2008), hal ini menunjukan bahwa investasi bermanfaat dan layak dilanjutkan. Untuk lebih jelasnya hasil analisa tingkat kelayakan dari masing-masing alternatif jenis pengembangan Pelabuhan Wani berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau dapat dilihat pada Tabel 5.2 dibawah ini. 197

Tabel 5.2 Hasil Analisa Masing-Masing Alternatif Jenis Pengembangan Pelabuhan Wani. No. VARIABEL-VARIABEL SIMBOL SATUAN JENIS PELABUHAN PEL. TRADISIONAL PEL. KONVENSIONAL PEL. MULTI PURPOSE PEL. SPESIALISASI 1 2 3 4 5 6 7 8 I. ASPEK TEKNIS I.1. Peralatan Bongkar Muat a. Forklif Fk Unit - 2 3 4 b. Mobil Crane Mc Unit - - 1 2 I.2. Kinerja Operasional Pelabuhan Waktu Pelayanan Kapal Saat Kapal di Perairan Pelabuhan a. WTGKapal Penumpang Barang WTG Jam 4 3 2 1 b. WTGKapal Barang WTG Jam 4,5 3,5 2,5 1,5 Saat Kapal di Tambatan (Sandar) a ETKapal Barang ET Jam 8,0 5,3 2,8 0,5 b. BTKapal Penumpang Barang BT Jam 8,0 4,5 3,0 1,5 c. BTKapal Barang BT Jam 13,5 9,8 6,3 3,0 Total Waktu Kapal Berada di Pelabuhan a. TRTKapal Penumpang Barang TRT Jam 12,0 7,5 5,0 2,5 b. TRTKapal Barang TRT Jam 18,0 13,3 8,8 4,5 Waktu Pelayanan Barang Produktivitas Kerja Gang Buruh a. Kapasitas Muatan Kapal Tiap Tahun QnKapal Ton/Call 126 158 158 158 b. Produktivitas Kerja Gang Buruh T/G/J T/G/J 15,7 19,8 19,8 19,8 Kecepatan Bongkar Muat per Kapal a. Kecepatan Bongkar Muat di Pelabuhan TSHP Ton/Jam 7,0 11,9 18,0 35,0 b. Kecepatan Bongkar Muat di Dermaga TSHB Ton/Jam 12,0 21,8 36,7 103,6 Utilitas Fasilitas dan Peralatan Daya Lalu Dermaga dan Gudang a. Daya lalu Dermaga BTP Ton/M/Tahun 2.140,8 1.097,3 1.097,3 1.097,3 b. Daya Lalu Gudang / Lapangan Penumpukan STP Ton/M/Tahun 328,3 545,0 545,0 545,0 Tingkat Pemakaian Dermaga dan Gudang a. Tingkat Pemakaian Dermaga (BOR) BOR % 86 38 25 12 b. Tingkat Pemakaian Gudang (SOR/YOR) SOR % 20 50 50 50 II. ASPEK EKONOMI II.1. Pendapatan Pelabuhan Rp 337.356.441 1.979.132.181 4.529.563.675 7.079.995.170 II.2. Biaya Operasional Pelabuhan Rp 549.710.092 820.603.089 1.471.550.309 2.122.497.529 II.3. Net Cash Flows = (EAT) Rp (191.118.285) 1.042.676.183 2.752.212.030 4.461.747.876 III. ASPEK SOSIAL III.1. Opportunity Cost Biaya Pembebasan Lahan Rp 0 120.000.000 120.000.000 120.000.000 Biaya Pembebasan Bangunan Rp 0 59.130.000 59.130.000 59.130.000 Total Biaya Pembebasan lahan dan Bangunan Rp 0 179.130.000 179.130.000 179.130.000 IV. ASPEK FINANSIAL IV.1. Kelayakan Investasi - Nilai Investasi Rp 0 6.588.802.841 7.525.322.841 8.461.842.841 - NPV Rp 0 231.653.848 1.645.146.235 3.075.148.542 - IRR % 0 6% 32% 50% - BEP Rp 0 315.751.480 405.020.428 177.700.259 Sumber : Hasil Pengolahan Data 192

5.2. Saran Adapun saran yang dapat diberikan untuk rencana pengembangan Pelabuhan Wani adalah sebagai berikut : 1. Untuk menghasilkan kinerja operasional Pelabuhan Wani yang lebih baik, maka perlu pengadaan peralatan bongkar muat seperti forklift atau crane darat untuk menunjang waktu pelayanan bongkar / muat barang sesuai dengan alternatif jenis pengembangan pelabuhan. 2. Perlu dilakukan pembinaan kepada TKBM agar menjadi lebih profesional lagi dalam melaksanakan kegiatan bongkar / muat barang. 3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam lagi menyangkut dampak eksternalitas yang ditimbulkan dengan adanya pengembangan pelabuhan tersebut baik itu dampak terhadap masyarakat maupun lingkungan disekitar pelabuhan. 4. Perlu adanya pelebaran jalan baik itu jalan dari atau ke sentra-sentra industri dan jalan yang berada di lokasi Pelabuhan Wani. 193

DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim. (1992), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1992, tentang Pelayaran. 2. Anonim. (2001), Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2001, tentang Kepelabuhanan. 3. Anonim. (2000), Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2000, tentang Jenis-jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Barlaku pada Departemen Perhubungan. 4. Anonim. (2002), Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2002, tentang Tatanan Kepelabuhanan Nasional. 5. Button, J., Kenneth. (1994), Transport Economics, Second Edition, Printed in Great Britain at the University Press, Cambridge. 6. Fauzi, Akhmad, Ph.D. (2004), Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 7. Ferlin, Akhmatul. (2002), Analisis Rencana Pengembangan Pelabuhan Pantoloan Berbasiskan Kebutuhan Jasa Transportasi di Sulawesi Tengah, Proposal Tesis, PPSTK-ITS, Surabaya. 8. Grant, E.L., Ireson, W.G., Leavenworth. R.S. (2001), Dasar-dasar Ekonomi Teknik, Jilid 1, Bina Aksara, Jakarta. 9. Gray, Clive. (2002), Pengantar Evaluasi Proyek, Edisi Kedua, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 10. Husnan, Suad. (2005), Studi Kelayakan Proyek, Edisi Keempat, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. 11. Kramadibrata., Sudjono. (2000), Perencanaan Pelabuhan, Penerbit Ganeca Exact Bandung, ITB. 12. Makridakis. (2000), Metode dan Aplikasi Peramalan, Edisi Revisi, Interaksa, Jakarta. 13. Miro F., SE. MSTr. (2005), Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta. 14. Morlok Edward K. (1978), Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta. 195

15. Nasution, H. M. N. (1996), Manajemen Transportasi, Ghalia Indonesia, Jakarta. 16. Nor, Achdian. (2006), Studi Pemodelan untuk Investasi Galangan Kapal, Tesis, PPSTK-ITS, Surabaya. 17. Pudjosumarto, Mulyadi., Drs. (1998), Evaluasi Proyek (Uraian Singkat dan Soal Jawab), Penerbit Liberty, Yogyakarta. 18. Rachman, Arief. (2004), Analisis Pengaruh Peningkatan Kinerja Pelabuhan Balikpapan Terhadap Sistem Transportasi di Kalimantan Timur, Tesis, PPSTK-ITS, Surabaya. 19. Rangkuti, Freddy (2005), Analisa SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep Perencanaan Strategi untuk Menghadapi Abad 21, Cetakan Kedua Belas, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 20. Roy, B. (1991), Theory and Decision, The Outranking Approach and The Foundation, Universite Paris- Dauphine. 21. Saaty, W. Rozann. (2003), Decision Making In Complex Environments, Creative Decision Foundation, Pittsburgh. 22. Saaty, W. Rozann. (2003), Multi Criteria Decision Making (MCDM), Creative Decision Foundation, Pittsburgh. 23. Salim, H. A. Abbas. (1995), Manajemen Pelayaran Niaga dan Pelabuhan, Cetakan Pertama, PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta. 24. Salim, H. A. Abbas. (2006), Manajemen Transportasi, Edisi Pertama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 25. Setijoprajudo, MSE. (2002), Ekonomi Teknik, Materi Kuliah PPSTK- ITS, Surabaya. 26. Setijoprajudo, MSE. (2004), Manajemen Pelabuhan, Materi Kuliah, PPSTK- ITS, Surabaya. 27. Setijoprajudo, MSE. (2003), Riset Operasi dan Permodelan, Materi Kuliah PPSTK-ITS, Surabaya. 28. Suharto, Imam. (1999), Manajemen Proyek, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta. 29. Suparmoko, M., Drs, Ph.D, M.A. (2002), Ekonomi Publik untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah, Edisi Pertama, Penerbit ANDI, Yogyakarta. 196

30. Suratman, Drs, M.Si. (2002), Studi Kelayakan Proyek, Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi, Jakarta. 31. Sutojo, Siswanto., Drs. (1982), Studi Kelayakan Proyek (Konsep dan Teknik), Penerbit PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. 32. Tamin, O. Z. (2000), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Edisi Kedua, ITB, Bandung. 33. Tim Pelindo. (1999), Rumusan Kinerja Operasional Pelabuhan Cabang Tanjung Perak, PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III Cabang tanjung Perak, Surabaya. 34. Triatmodjo, B., Prof., Dr., CES., DEA.(2003), Pelabuhan, Beta Offset Perum FT-UGM, Yogyakarta. 197