BAB I PENDAHULUAN. informasi yang telah berkembang dan menerapkannya dalam pelayanan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Sebagaimana tujuan dari negara Indonesia juga dapat sama-sama kita

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara. Pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain dari pada harga pokoknya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pajak merupakan sumber penerimaan yang paling potensial di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) untuk menjembatani antara dunia pendidikan dengan dunia kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Dalam hal ini peran masyarakat Indonesia,

kesadaran masyarakatnya dalam mematuhi aturan-aturan yang ditentukan oleh pelayanan dan fasilitas umum maupun penyediaan biaya bagi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) langsung dapat membimbing kita kedalam dunia kerja nyata guna memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. juga di Indonesia. Dengan berkembangnya teknologi dan informasi, segala hal dapat. memanfaatkan internet dalam melakukan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Guna

PENDAHULUAN BAB I. terus berupaya dalam memaksimalkan potensi pajak untuk memenuhi APBN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) PKLM adalah suatu kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tugas Akhir. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling potensial. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup. cukup dalam membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup

BAB I PENDAHULUAN. negara yaitu baik dari segi pembangunan masyarakat, kesejahteraan, keamanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

BAB I PENDAHULUAN. kepada negara, maka negara menetapkan perpajakan sebagai salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan dan pembangunan di negara kita ini, tentu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. rakyat pada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan)

BAB I PENDAHULUAN. Peranan penerimaan dalam negeri sangatlah penting dalam mensukseskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) untuk mewujudkannya. Untuk menanggulangi dana yang cukup besar itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Untuk menyukseskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. berbagai faktor pendukung terutama stabilitas ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. anggaran dana yang besar. Dana tersebut diperoleh dari penerimaan dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dari sektor perpajakan merupakan sumber utama. untuk pembangunan nasional dan penyelenggaraaan pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan (daya pikul) masing-masing yang dapat dipaksakan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang masih terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) kehidupan masyarakat khususnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran. ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Utara, oleh sebab itu mahasiswa/i diwajibkan untuk melakukan riset dan

BAB I PENDAHULUAN. politik,perlu disadari pula bahwa mutu pendidikan bagi pelajar harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan, disebutkan bahwa: WajibPajak adalah orang pribadi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Berdasarkan UU No 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun diubah/disempurnakan dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, pajak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Negara pada dasarnya adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Politik Universitas Sumatera Utara. Karena sifatnya untuk memberikan dan belajar keahlian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tengah menggalakkan pembangunan disegala aspek kehidupan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) (APBN) terbesar. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) kita arah dan cara yang lebih baik dalam melakukan pekerjaan PKLM adalah

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya. Dari berbagai alasan pengenaan pajak, kebijakan pajak di Indonesia akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) Pembangun Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengatur keseimbangan kehidupan perekonomian dan pemanfaatan dana

BAB I PENDAHULUAN. oleh Wajib Pajak akan masuk ke kas negara, kemudian melalui Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) memberikan pengalaman yang sesungguhnya, memberikan pengetahuan

BAB III HASIL PENELITAN. pajak untuk mempermudah administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pengalaman praktis di lapangan yang secara langsung. berhubungan dengan teori teori keahlian yang diterima di bangku

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan pemerintahan diperlukan sarana dan prasarana yang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. disebabkan masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. baik di tahun kedepannya. Dengan keyakinan tersebut, pemerintah membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Pelaksanaan praktek kerja lapangan mandiri ( PKLM ) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. suatu usaha yang telah disusun dengan kurikulum dengan syarat-syarat untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan dan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan terhadap Wajib Pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. Dimana setiap warga negara yang memenuhi syarat secara hukum, wajib untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. selalu melakukan pembangunan guna kemajuan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Negara dalam menjalankan tugas rutin dan pembangunan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya rencana penerimaan negara yang berasal dari pajak sebagai sumber utama

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang luas dan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pembangunan Nasional. Untuk itu perlu adanya peningkatan kesadaran dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang diberikan pemerintah terhadap warganya atas pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dimiliki Indonesia. Hasil dari kekayaan alam dan potensi lainnya itulah yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerimaan negara dari sektor pajak merupakan peran penting terhadap kelangsungan sistem pemerintahan di suatu negara. Pajak merupakan kontribusi wajib dari masyarakat yang bersifat memaksa dan tidak mendapatkan imbalan secara langsung yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Pajak yang di pungut pemerintah digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup negara dan sumber pembiayaan belanja negara guna untuk menjalankan roda pemerintahaan. Dengan rangka meningkatkan penerimaan negara dari sektor perpajakan, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) memanfaatkan dari adanya kemajuan teknologi informasi yang telah berkembang dan menerapkannya dalam pelayanan perpajakan kepada Wajib Pajak (WP). Perubahan mendasar yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang dimulai pada tahun 2005 yaitu menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) menggukan elektronik atau yang disebut dengan Electronic Filing System (e-filing) dengan artian pelaporan atau penyampaian Surat Pemeberitahuan (SPT) dilakukan secara elektronik melalu sistem online. Fasilitas e-filing ini merupakan terobosan yang dilakukan DJP untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada Wajib Pajak dalam hal melaporkan SPT. Penyampaian SPT secara online ini atau e-filing merupakan cara efektif untuk menghemat waktu WP sehingga WP tidak harus menunggu lama untuk merekam data SPT di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) selain itu dapat

menghemat kertas dan bila terjadi suatu hal yang tidak diinginkan WP masih memiliki bukti pelaporan atau backup data. Dalam keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-88/PJ/2004 tentang penyampaian SPT secara elektronik dilakukan melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider) yang dirunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak. Untuk pengaturannya lebih lanjut maka dikeluarkan peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-05/PJ/2005 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan secara Elektronik (e-filing) melalui Perusahan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP).Mulai tahun 2013 untuk WP Orang Pribadi (OP) terdapat kemudahan untuk menyampaikan SPT Tahunan formulir 1770S dan 1770SS karena dapat menyampaikan SPT kapan saja, dimana saja asalkan terhubung dengan internet dan hal ini gratis hanya melalui Website Direktorat Jendral Pajak. Hal ini di atur dalam PER-48/PJ/2011 tentang perubahan kedua yang sebelumnya PER-19/PJ/2009 Tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengelolaan Surat Pemberitahuan Tahunan tanggal 30 Desember 2011. Yang kemudian dicabut dan diganti dengan PER -26/PJ/2012 tanggal 5 Desember 2012.tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengelolaan Surat Pemberitahuan Tahunan yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2013 dan kemudian berganti menjadi PER -01/PJ/2016 yang mulai berlaku 18 Januari 2016 tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengelolaan Surat Pemberitahuan Tahunan. e-filing adalah sistem pelaporan pajak tahunan (SPT Tahunan) yang dilakukan secara online. Jika sebelumnya wajib pajak setiap tahun melapor ke KPP dan mengisi formulir isian SPT Tahunan, dengan sistem e-filing, wajib pajak bisa melakukannya melalui sistem online tanpa perlu datang ke KPP lagi.

Hanya saja wajib pajak mesti memiliki EFIN agar bisa melakukan e-filing. Dengan demikian sudah menjadi salah satu tugas pokok Direktorat Jendral Pajak melakukan pengawasan terhadap wajib pajak dengan tujuan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan penerimaan pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Dari pembahasan tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil judul Tata Cara Pengajuan Electronic-Filing Identificaton Number (E-FIN) dikantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota. B. Tujuan Dan Manfaat 1. Tujuan Adapun yang menjadi tujuan dari Tugas Akhir ini adalah : 1.1 Mengetahui proses pengajuan Electronic-Filing Identification Number. 1.2 Mengetahui kendala yang di hadapi dalam proses pengajuan Electronic-Filling Identification Number 1.3 Kegunaan menggunakan Eliectrinic-Filing Identification Number 2. Manfaat Tugas Akhir ini tentunya sangat bermanfaat bagi beberapa pihak diantaranya adalah : 2.1 Bagi Mahasiswa a) Menambah wawasan tentang proses permohonna E-Fin terhdap tingkat kepatuhan wajib pajak b) Menambah pengetahuan di bidang perpajakan 2.2 Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota

a) Dapat menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan instansi tersebut. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga pendidikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. b) Dapat dijadikan sebagai masukan dalam hal pengajuan Electronic- Filing Identification Number 2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan a) Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan instansi pemerintah yang bersangkutan dalam memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima b) Mendapat masukan dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan kurikulum yang berlaku di program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. c) Mempromosikan sumber daya manusia yang ahli sesuai dalam bidangnya masing-masing. C. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak Beberapa ahli perpajakan banyak mengemukakan pengertian berbeda tentang pajak, tetapi pada dasarnya beberapa pengertian tersebut mempunyai maksud yang sama. Diantaranya pengertian pajak yang di kemukakan oleh: 1.1 Soemitro, dalam buku (Perpajakan) (2011:1) menyatakan: Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat di paksakan dengan tidak

mendapat jasa timbal yang langsung dapat di tunjukkan dan yang di gunakan untuk membayar pengeluaran umum. 1.2 Djajadiningrat, dalam buku (Perpajakan) (2011:1) menyatakan: Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum. Sedangkan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 yang merupakan perubahan keempat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan atau dikenal dengan istilah UU KUP. Menurut UU tersebut, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Pajak dipungut berdasarkan Undang Undang 2. Sifatnya dapat dipaksakan 3. Tidak ada kontraprestasi secara langsung yang dirasakan pembayar pajak 4. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah 5. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran pengeluaran pemerintah (rutin dan pembangunan) bagi kepentingan masyarakat umum

2. Fungsi Pajak 1. Fungsi Budgetair, pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. 2. Fungsi Regulerend, pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. 3. Jenis Pajak Terdapat berbagai jenis pajak, yang dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu pengelompokan menurut golongan, menurut sifat, dan menurut lembaga pemungutnya. 3.1 Menurut golongan pajak dikelompokan menjadi dua, yaitu: a. Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain. b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa, atau perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak 3.2 Menurut sifat pajak dikelopokan menjadi dua, yaitu: a. Pajak subjektif adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan keadaan pribadiwajib Pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan subjeknya. b. Pajak objektif adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang

mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memerhatikan keadaan pribadi Subjek Pajak. 3.3 Menurut Lembaga Pemungut pajak dikelompokan menjadi dua,yaitu: a. Pajak negara (pajak pusat) adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya. b. Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat I (pajak provinsi) maupun daerah tingkat II (pajak kabupaten/kota) dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing. 4.Electronic-Filling Identification Number (E-Fin) Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER 39/PJ/2009 menyatakan bawha berdasarkan pertimbangan dimaksud pada huruf a dan dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 14 peraturan Menteri Keuangan Nomor: 181/PMK/03/2007 tentang bentuk dan isi Surat Pemberitahuan, serta Tata Cara pengambilan, pengisian, penandatanganan dan penyampaian surat pemberitahuan sebagaimana telah diubah dengan peraturan Mentri Keuangan Nomor 152/PMK.03/2009 dan berubah lagi menjadi Peraturan Mentri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2014, perlu menetapkan peraturan Direktur Jendral Pajak tentang Tata Cara penyampaian surat pemberitahuan tahunan bagi wajib pajak orang pribadi yang menggunakan formulir 1770S atau 1770SS secara e-filing melalui website Direktorat Jendral Pajak. Adapun tujuan utama layanan pelaporan pajak secara e-filing ini adalah :

a. Membantu wajjb pajak untuk menyediakan fasilitas pelaporan SPT secara elektronik (via internet) kepada wajib pajak, sehingga wajib pajak orang pribadi dapat melakukan dari rumah atau tempatnya bekerja, sedangkan wajib pajak badan dapat melakukan dari lokasi kantor atau usahannya. b. Dengan cepat dan mudahnya pelaporan pajak ini berati juga akan memberikan dukungan kepada kantor pajak dalam hal percepatan penerimaan laporan SPT dan perampingan kegiatan administrasi, pendataan, distribusi dan pengarsipan laporan SPT. D. Ruang Lingkup Adapun yang menjadi ruang lingkup Tugas Akhir yang akan di laksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota, antara lain: 1. Proses pengajuan permohanan penerbitan Electronic-Filing Identification Number. 2. Kendala yang di hadapi dalam pembuatan E-Fin. 3. Kegunaan menggunakan E-Fin E. Metode Penelitian Dalam pelaksanaan penulisan maka penulis menggunakan metode sebagai berikut : 1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. 1.1 Data Primer Yaitu data yang diperoleh dari sumber penelitian, dengan cara wawancara yang berkompeten. 1.2 Data Sekunder Yaitu data yang bersumber dari buku-buku tentang perpajakan, undang-undang perpajakan. 2. Sumber Data Penulis mengumpulkan data-data yang menyangkut masalah yang akan di bahas melalui buku-buku, peraturan perundang-undangan perpajakan, artikel ilmiah, catatan-catatan dan bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan objek pembahasan. 3.Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam Tugas Akhir ini maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: 3.1. Wawancara (Interview) Dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak pihak KPP atau kepada pihak yang dianggap mampu memberikan informasi dan data yang berhubungan dengan laporan ini. 3.2.Observasi (Observation) Penulis terjun langsung ke lapangan dengan melihat, mendengarkan, dan meneliti secara langsung untuk memperoleh data yang di perlukan. 3.3. Daftar Dokumentasi (Optional Guide)

Pengumpulan data dengan mengumpulkan semua dokumen-dokumen mengenai E-Fin 4. Alat Pengumpulan Data Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dengan instrument berupa pedoman wawancara, lembar pengamatan, panduan penamatan, panduan observasi dan daftar check list 5. Analisis Data dan Informasi Dalam hal ini, penulis mengumpulkan seluruh data-data yang diperoleh sesuai dengan fakta-fakta yang ada secara aktual dan cermat kemudian menganalisisnya dan mngevaluasi kembali sehingga mendapat kesimpulan dari pengumpulan data ini. G. Sistematika Penulisan Laporan Dalam laporan pelaksanaan Proposal Tugas Akhir ini penulis menguraikan penulisan tersusun secara sistematika. Adapun sistematika yang akan dilakukan dalam penulisan laporan Proposal Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini diberikan gambaran mengenai keseluruhan isi laporan ini. Bab ini terdiri dari latar belakang, tujuan dan manfaat, Uraian Teoritis, ruang lingkup, metode penulisan, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan. BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI

Pada bab ini penulis akan menjelaskan sejarah singkat. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota Struktur Organisasi, tugas dan fungsi pegawai di instansi tersebut serta gambaran lain jika dibutuhkan. BAB III : HASIL PENELITIAN Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian yang dilakukan di KPP Pratama Medan kota mengenai cara pengajuan E-Fin, kendala E-Fin dan kegunaan dari E-Fin. BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI Dalam bab ini Penulis akan menganalisa data yang diperoleh, kemudian mengadakan evaluasi terhadap data-data yang berhubungan dengan judul laporan. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan kesimpulan dari uraian-uraian dalam bab-bab sebelumnya serta saran-saran dari penulis yang merupakan sumbangan pemikiran yang diharapkan dapat memberikan manfaat dan tujuan dari Proposal Tugas Akhir DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN